• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. akuntabel sebagai wujud dari terbangunnya "good gavemance" (tata kelola

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. akuntabel sebagai wujud dari terbangunnya "good gavemance" (tata kelola"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

uji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas

berkat rahmat dan hidayah-Nya, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara dapat menyelesaikan tugas dan fungsinya dalam tahun 2016 sebagaimana

yang

disepakati dalam Perjanjian Kinerja

Tahun

2016

antara Kepala

Perwakilan

BPKP

dan

Kepala

BPKP. Laporan Kinerja

(LKj) Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 disusun berdasarkan PP Nomor 53 Tahun 2A14 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja lnstansi Pemerintah, serta surat dari Biro Perencanaan

dan

Pengawasan Nomor S-586/SU011212016 tangga 13 Desember 2016 tentang Petunjuk Penyusunan Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2016.

Hasil penilaian kinerja tahun

2016

menunjukkan, bahwa sebagian besar

sasaran program Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara

telah

tercapai. Keberhasilan pencapaian/pemenuhan sasaran program tersebut, diukur dari capaian 11 (sebelas) lndikator Kinerja Program (outcome) yang tentunya tidak terlepas dari keberhasilan memanfaatkan sumber dana, sarana, dan prasarana serta sumber daya manusia yang dimiliki organisasi.

Kami menyadari bahwa LKj Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara

Tahun 2016 ini belum

sepenuhnya memenuhi kebutuhan informasi dari para pemangku kepentingan. Namun, hal itu justru menjadi pemicu kami untuk senantiasa membangun

dan

mengembangkan

sub-sub sistem yang mendukung

Sistem Akuntabilitas Kinerja lnstansi Pemerintah (SAKIP) secara keseluruhan, khususnya dalam sistem pengumpulan data kinerja.

Akhir kata, semoga LKj yang merupakan bagian dari Sistem Akuntabilitas

Kinerja lnstansi

Pemerintah

ini dapat bermanfaat sebagai umpan balik

bagi peningkatan

kinerja yang

berbasis

pada prinsip

transparansi,

partisipatif

dan

akuntabel

sebagai wujud dari terbangunnya

"good

gavemance" (tata kelola pemerintahan yang baik), sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kredibilitas Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara di mata para pemangku kepentingan (stakeholders).

dari , 12 Januari 2A17

/

$oenarsih

(3)

Halaman Kata Pengantar ... i Daftar Isi ... ii Daftar Gambar ... iv Daftar Tabel ... iv Daftar Lampiran ... v Ringkasan Eksekutif ... vi Bab I Pendahuluan ... 1

A. Tugas, Fungsi, dan Kewenangan Organisasi ... 1

B. Aspek Strategis Organisasi ... 4

C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi ... 6

D. Struktur Organisasi ... 10

E. Sistematika Penyajian ... 13

Bab II Perencanaan Kinerja ... 14

A. Rencana Strategis 2015-2019 ... 14

1. Pernyataan Visi ... 14

2. Pernyataan Misi ... 14

3. Tujuan Strategis ... 15

4. Indikator Kinerja Program ... 15

5. Program dan Kegiatan ... 16

B. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 ... 16

Bab III Akuntabilitas Kinerja ... 19

A. Capaian Kinerja Organisasi ... 19

Sasaran Program Pengawasan 1 ... 20

Indikator Kinerja Program Pengawasan 1.1 ... 21

Indikator Kinerja Program Pengawasan 1.2 ... 23

Indikator Kinerja Program Pengawasan 1.3 ... 24

Sasaran Program Pengawasan 2 ... 26

Indikator Kinerja Program Pengawasan 2.1 ... 27

Indikator Kinerja Program Pengawasan 2.2 ... 27

Indikator Kinerja Program Pengawasan 2.3 ... 28

Sasaran Program Pengawasan 3 ... 28

Indikator Kinerja Program Pengawasan 3.1 ... 29

Indikator Kinerja Program Pengawasan 3.2 ... 31

Indikator Kinerja Program Pengawasan 3.3 ... 31

Indikator Kinerja Program Pengawasan 3.4 ... 31

Sasaran Program Dukungan Pengawasan 4 ... 32

B. Realisasi Keuangan ... 33

(4)
(5)

Halaman

Gambar 1. Struktur Organiasasi ... 10

Gambar 2. Sertifikat Penghargaan Pengelolaan Data Hasil Pengawasan Dan Pemanfaatan Teknologi Informasi ... 35

Gambar 3. Sertifikat Penghargaan Peningkatan Akuntabilitas Keuangan Desa ... 35

Gambar 4.Plakat Penghargaan Keaktifan Pemanfaatan Portal Layanan... 35

Gambar 5. Sertifikat PenghargaanUnit Kerja Perwakilan BPKP Berkinerja Terbaik II 36

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1 Komposisi SDM Tahun 2016 ... 12

Tabel 2 Komposisi Pejabat Fungsional Auditor Tahun 2016 ... 12

Tabel 3 Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program Tahun 2016 ... 15

Tabel 4 Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 ... 17

Tabel 5 Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Program Tahun 2016 ... 19

Tabel 6 Capaian KinerjaOutcomeSasaran Program Pengawasan 1 ... 21

Tabel 7 Capaian Kinerja IKK (output) Pendukung IKP (outcome) 1.1 ... 22

Tabel 8 Capaian Kinerja IKK (output) Pendukung IKP (outcome) 1.2 ... 23

Tabel 9 Realisasi Capaian IKP (outcome) 1.3 ... 24

Tabel 10 Capaian KinerjaOutcomeSasaran Program Pengawasan 2 ... 27

Tabel 11 Capaian KinerjaOutcomeSasaran Program Pengawasan 3 ... 29

(6)

Lampiran 1 Hasil Penilaian Level Maturitas SPIP Pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota di Wilayah Sulawesi Tenggara Lampiran 2 Hasil Evaluasi Kinerja BLUD Tahun 2016

Lampiran 3 Capaian Level Kapabilitas APIP di Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Lampiran 4 Capaian KinerjaOutputTahun 2016 Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara

(7)

ertanggungjawaban suatu instansi pemerintah kepada pemberi amanah, pada prinsipnya merupakan kewajiban instansi pemerintah untuk menjelaskan kinerja pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada masyarakat dan para pemangku kepentingan. Pertanggungjawaban tersebut mencakup keberhasilan maupun kegagalan organisasi dalam mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan.

Sesuai tugas dan fungsinya, BPKP telah menyusun rencana strategis, yang berorientasi pada hasil, yang ingin dicapai selama kurun waktu lima tahun sebagaimana dituangkan dalam Renstra BPKP tahun 2015-2019. Visi yang ingin diwujudkan BPKP adalah menjadi “Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional”.

Seiring dengan perubahan visi tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara, telah melakukan perubahan terhadap misi yang ada menjadi tiga misi, sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif;

2. Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif; dan

3. Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten.

Untuk mendukung pencapaian visi dan misi di atas, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara telah menyusun dokumen Perjanjian Kinerja (Perkin) Tahun 2016. Perkin tersebut memuat sasaran program dengan indikator kinerja program (outcome) dan indikator kinerja kegiatan (output) serta anggaran dana yang dibutuhkan dalam pencapaian sasaran program.

Laporan Kinerja (LKj) ini merupakan salah satu media yang menunjukkan kesiapan BPKP dalam menjawab pertanyaan atas pencapaian kinerja tahun 2016. LKj ini juga sebagai alat kendali dan alat pengukuran kinerja menuju terwujudnya akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas.

Hasil penilaian pelaksanaan kinerja tahun 2016 menunjukkan bahwa sebagian besar sasaran program Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara telah tercapai. Pencapaian/pemenuhan tiga sasaran program yang diukur dengan 11 (sebelas) indikator kinerja program (outcome) dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

(8)

Sasaran Program Pengawasan 1

Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara

1 Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Program Nasional

% 45 58 130

2 Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi

% 80 97 122

3 Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian Kepada Aparat Penegak Hukum

% 80 75 94

Sasaran Program Pengawasan 2

Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda/Korporasi

1 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

% 100 0 0

2 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)

% 10 0 0

3 Presentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina

% 50 50 100

Sasaran Program Pengawasan 3

Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda

1 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)

% 12 0 0

2 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2)

% 100 100 100

3 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2)

% 40 40 100

4 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)

% 48 59 75

No Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target Realisasi Capaian (%)

B. Program Dukungan Pengawasan

Sasaran Program Dukungan Pengawasan Meningkatnya Kualitas Pelayanan Dukungan Teknis dalam Pengawasan BPKP

1 Persepsi Kepuasan Layanan Kesesmaan

Skala 7 7 100

Pencapaian kinerja di atas direalisasikan dengan penyerapan anggaran sebesar Rp16.693.581.353,00 atau 90,35% dibandingkan dengan total anggaran setelah self blocking sebesar Rp18.477.497.000,00. Jika dibandingkan dengan anggaran sebelum self blocking sebesar Rp18.648.418.000,00, maka persentase penyerapan anggaran menjadi 89,52%. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2016, realisasi capaian kinerja keuangan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara telah memenuhi target.

(9)

1. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota level 3 yang tidak hanya dapat dicapai melalui pemenuhan syarat indikator maturitas SPIP saja, tetapi perlu memperhatikan nilai capaian LKPPD, EPPD, LAKIP, hasil temuan BPK terkait SPIP dan ada tidaknya kasus hukum di lingkungan organisasi Pemerintah Daerah, yang sifatnya uncontrolable bagi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara;

2. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota level 3 belum dapat dicapai antara lain disebabkan oleh:

a. Anggaran untuk kegiatan PK APIP terbatas;

b. Rendahnya komitmen inspektorat dalam menyiapkan infrastruktur yang diperlukan bagi peningkatan kapabilitas APIP, antara lain belum ada monitoring rencana tindak peningkatan kapabilitas APIP dan belum ada laporan kepada kepala daerah/Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara, belum lengkapnya data pendukung pernyataan self assesment yang telah dilakukan oleh inspektorat, serta belum berjalannya infrastruktur yang telah dibangun oleh inspektorat.

c. Untuk mencapai Kapabilitas APIP pada level 3, tidak hanya dapat dicapai melalui pemenuhan infrastruktur kapabilitas APIP, tetapi perlu juga penerapan dari seluruh infrastruktur yang telah dibuat dalam kegiatan organisasi. Selain itu, adanya kasus hukum di lingkungan Pemerintah Daerah dapat mempengaruhi capaian level Kapabilitas APIP;

d. Sumber daya manusia di lingkungan APIP terbatas, sehingga satuan tugas peningkatan kapabilitas APIP yang dibentuk juga harus menjalankan penugasan pengawasan, sehingga penyiapan infrastruktur peningkatan kapabilitas APIP harus dilakukan secara paralel.

Langkah yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara dalam rangka meningkatkan kinerja di masa mendatang adalah:

1. Memberikan atensi kepada Kepala Daerah untuk meningkatkan tata kelola keuangan daerah, antara lain dalam penggunaan alokasi dana desa (APBD), dana desa (APBN), bansos, hibah, dan pengadaan barang/jasa. Selain itu, mengingatkan pentingnya peran inspektorat sebagai APIP dalam mengawal akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah (Three Line of Defense);

2. Kekurangan anggaran kegiatan peningkatan kapabilitas APIP, diatasi dengan menggunakan sisa anggaran dari bidang pengawasan lain;

3. Membangun komunikasi yang lebih efektif dan proaktif kepada seluruh Inspektorat se-Provinsi Sulawesi Tenggara guna memonitor pembangunan infrastruktur yang diperlukan dengan membentuk tim pemangku masing-masing Inspektorat se-Provinsi Sulawesi Tenggara;

(10)

stakeholders lainnya sehingga dapat lebih efektif mengarahkan perumusan rekomendasi yang relevan dan strategis;

5. Terus meningkatkan kompetensi pegawai secara berkelanjutan terutama dalam rangka mengisi peran BPKP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008, antara lain dengan mengikutsertakan pegawai dalam diklat teknis substansi, meningkatkan kuantitas dan kualitas PPM, menyelenggarakan atau mengikuti forum-forum diskusi, seminar, workshop, dan berbagai metode peningkatan kompetensi lainnya;

6. Memperbaiki komposisi pegawai dengan penambahan tenaga Auditor Muda untuk memenuhi kebutuhan tenaga Ketua Tim serta Fungsional Umum untuk memperkuat kegiatan dukungan manajemen di Bidang Ketatausahaan;

7. Meningkatkan kualitas pelaksanaan tugas, antara lain dengan menyempurnakan secara terus-menerus berbagai pedoman dan SOP yang dibutuhkan, meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas satgas yang telah ada, meningkatkan kualitas pemanfaatan formulir-formulir kendali mutu, mengefektifkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, meningkatkan kualitas kertas kerja dan hasil pengawasan, serta melakukan pembenahan administrasi;

8. Meningkatkan komitmen seluruh jajaran Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara untuk bekerja secara profesional, berintegritas dan berdedikasi tinggi, mematuhi aturan perilaku dan etika profesi, serta meningkatkan kualitas budaya kerja dalam rangka mewujudkan visi dan misi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara;

9. Meningkatkan pelaksanaan fungsi kehumasan serta menjalin dan menjaga kerja sama yang baik denganstakeholderssecara profesional;

10. Meningkatkan penerapan sistem pengendalian intern dan good governance di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara serta berupaya menjadi contoh bagi para pemangku kepentingan;

11. Pelaksanaan penugasan difokuskan lebih pada pemerintah daerah yang diproyeksikan memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian dalam LKPD;

12. Mendorong peningkatan kapasitas SDM pemerintah daerah dalam rangka upaya sinergi pengawalan target capaian opini Wajar Tanpa Pengecualian;

13. Sinergi dengan APIP untuk penuntasan tindak lanjut atas temuan hasil pengawasan;

14. Percepatan waktu penyelesaian pertanggungjawaban keuangan melalui penerapan SMSGateway;

15. Pemutakhiran data kepegawaian secarareal time melalui aplikasi SISPEDAP; 16. Peningkatan pengelolaan layanan kearsipan melalui penggunaan aplikasi DMS;

(11)
(12)

BAB I

PENDAHULUAN

adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) merupakan Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK) dengan tugas utama membantu Presiden mengawasi pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara dan pembangunan agar sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku sekaligus memberikan masukan bagi penyusunan kebijakan terkait.

BPKP Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara berkedudukan di Jalan Balai Kota No.15 Kendari, dengan wilayah pengawasan sebanyak 18 (delapan belas) Pemda dengan rincian, sebagai berikut:

1. Provinsi Sulawesi Tenggara; 2. Kabupaten Buton; 3. Kabupaten Konawe; 4. Kabupaten Kolaka; 5. Kabupaten Muna; 6. Kota Kendari; 7. Kota Baubau; 8. Kabupaten Bombana;

9. Kabupaten Konawe Selatan; 10. Kabupaten Wakatobi;

11. Kabupaten Kolaka Utara; 12. Kabupaten Konawe Utara; 13. Kabupaten Buton Utara; 14. Kabupaten Kolaka Timur;

15. Kabupaten Konawe Kepulauan; 16. Kabupaten Buton Selatan; 17. Kabupaten Buton Tengah; dan 18. Kabupaten Muna Barat.

A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi

Tugas, fungsi, dan wewenang BPKP, aspek strategis organisasi, kegiatan dan layanan produk organisasi, struktur organisasi, komposisi pegawai, serta sistematika penyajian Laporan Kinerja Tahun 2016 lebih lanjut diuraikan sebagai berikut:

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dan sesuai Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir

B

(13)

dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor 13 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPKP, Perwakilan BPKP bertugas:

1. Melaksanakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara dan/atau daerah atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral;

2. Melaksanakan kegiatan pengawasan kebendaharaan umum negara;

3. Melaksanakan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden dan/atau permintaan Kepala Daerah;

4. Melaksanakan pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada wilayah kerjanya; dan

5. Menyelenggarakan penyelenggaraan dan pelaksanaan fungsi lain di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara menyelenggarakan fungsi:

1. Penyiapan rencana dan program;

2. Pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan SPIP;

3. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja daerah dan pengurusan barang milik/kekayaan pemerintah daerah atas permintaan daerah;

4. Pengawasan atas penyelenggaraan tugas pemerintahan yang bersifat strategis dan/atau lintas kementerian/lembaga/wilayah;

5. Pengawasan terhadap kegiatan kebendaharaan umum negara di wilayah kerjanya;

6. Pemberian asistensi penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah;

7. Pemberian asistensi penyusunan laporan keuangan daerah;

8. Pemberian asistensi terhadap pengelolaan keuangan negara/daerah, BUMN/ BUMD, dan kinerja instansi Pemerintah Pusat/Daerah/BUMN/BUMD;

9. Pengawasan terhadap badan usaha milik negara/daerah, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah dan badan usaha milik daerah atas permintaan pemangku kepentingan, serta kontrak bagi hasil dan kontrak kerja sama, dan pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima pemerintah pusat, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 10. Evaluasi terhadap pelaksanaan good corporate governance dan laporan

akuntabilitas kinerja pada badan usaha milik negara, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah dan badan usaha milik daerah atas permintaan pemangku kepentingan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

11. Audit investigasi terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan keuangan negara, badan usaha milik negara, dan badan-badan lain yang di dalamnya

(14)

terdapat kepentingan pemerintah, pengawasan terhadap hambatan kelancaran pembangunan, dan pemberian bantuan audit dalam rangka penghitungan kerugian keuangan negara serta pemberian keterangan ahli kepada instansi penyidik dan instansi pemerintah lainnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

12. Pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta pengendalian mutu pengawasan; dan

13. Pelaksanaan administrasi Perwakilan BPKP.

Dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi tersebut, BPKP mempunyai kewenangan sebagai berikut:

1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan;

2. Perumusan kebijakan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan untuk mendukung pembangunan secara makro;

3. Penetapan sistem informasi di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan;

4. Pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah yang meliputi pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan dan supervisi di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan;

5. Penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi tenaga profesional/ahli serta persyaratan jabatan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan; dan

6. Kewenangan lain yang melekat dan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu:

1) Memasuki semua kantor, bengkel, gudang, bangunan, tempat-tempat penimbunan dan sebagainya;

2) Meneliti semua catatan, data elektronik, dokumen, buku penghitungan, surat-surat bukti, notulen rapat direksi/komisaris/panitia dan sejenisnya, hasil survey laporan pengelolaan, dan surat-surat lainnya yang di perlukan dalam pengawasan;

3) Melakukan pengawasan kas, surat-surat berharga, gudang persediaan, dan lainnya;

4) Meminta keterangan tentang tindak lanjut hasil pengawasan baik hasil pengawasan BPKP sendiri, maupun hasil pengawasan lembaga pengawasan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(15)

B. Aspek Strategis Organisasi

BPKP sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang dibentuk dengan Keputusan Presiden RI Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden RI Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, telah mendapat mandat sejak diterbitkannya Peraturan Pemerintah RI Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) tersebut, BPKP melakukan:

1. Pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan negara dalam kegiatan yang bersifat lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara dan kegiatan berdasarkan penugasan oleh Presiden; dan

2. Pembinaan penyelenggaraan SPIP. Sesuai dengan kondisi umum penyelenggaraan pemerintahan, sejauh ini pelaksanaan tugas BPKP terfokus pada akuntabilitas pelaporan keuangan baik dari sudut pengawasan intern maupun dalam pembinaan SPIP untuk peningkatan kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan negara.

Melalui Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014, BPKP mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPKP menyelenggarakan dua fungsi utama yaitu fungsi pengarahan dan pengoordinasian pengawasan intern serta fungsi pengawasan intern.

1. Fungsi pengarahan dan pengoordinasian pengawasan intern meliputi:

a. Fungsi perumusan kebijakan nasional pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional berupa kegiatan yang bersifat lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, dan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden; b. Fungsi pengoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern

terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional bersama-sama dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya.

2. Fungsi pengawasan intern yang terdiri dari:

a. Pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban akuntabilitas penerimaan negara/daerah dan akuntabilitas pengeluaran keuangan negara/daerah serta pembangunan nasional dan/atau kegiatan lain yang seluruh atau sebagian keuangannya

(16)

dibiayai oleh anggaran negara/daerah dan/atau subsidi termasuk badan usaha dan badan lainnya yang di dalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah, serta akuntabilitas pembiayaan keuangan negara/daerah;

b. Pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan aset negara/daerah;

c. Pemberian konsultansi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian intern, dan tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan program/kebijakan pemerintah yang strategis;

d. Pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau kegiatan yang dapat menghambat kelancaran pembangunan, audit penyesuaian harga, audit klaim, audit investigatif terhadap kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah, audit penghitungan kerugian keuangan negara/daerah, pemberian keterangan ahli dan upaya pencegahan korupsi;

e. Pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan kinerja pemerintah pusat; dan

f. Pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi penyelenggaraan sistem pengendalian intern kepada instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan badan lainnya.

Adapun strategi penguatan (reposisi) BPKP ke depan adalah: 1. Diferensiasi Produk

Sebagaimana dinyatakan dalam PP Nomor 60 Tahun 2008 Pasal 49, maka penugasan-penugasan BPKP sebagai Auditor Presiden akan bersifat spesifik yaitu melakukan pengawasan atas pengelolaan keuangan negara agar tercapai tujuan akuntabilitas Presiden yang menjalankan amanah rakyat, bersifat strategis, makro, nasional (lintas sektoral).

2. Diferensiasi Pasar

BPKP perlu mengenali dengan baik siapa market-nya, hal ini dimaksudkan agar produk BPKP menjadi bernilai, memiliki pasar pengawasan yang jelas bagi shareholders dan stakeholders entitas birokrasi baik eksekutif, legislatif, yudikatif, organisasi pendidikan dan organisasi profesi di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara.

3. Diferensiasi Metode

Pengembangan metodologi pengawasan yang kontemporer, spesifik, dan membawa manfaat misalnya program evaluations, policy analysis, forensic audit, performance audit, internal control review perlu dikembangkan sejalan dengan paradigma baru BPKP.

(17)

Berdasarkan strategi di atas, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara diharapkan mampu memberikan rekomendasi strategis (strategic recommendation) dan nilai (value) bagi peningkatan kebijakan pemerintah pusat yang berpihak kepada kepentingan masyarakat banyak melalui evaluasi keberhasilan program-program pemerintah pusat yang ada di daerah. Rekomendasi strategis dan nilai tersebut hanya dapat dihasilkan oleh suatu organisasi yang terus belajar (learning organization), yang menjadikan aspek profesionalisme sebagai salah satu fondasi utama organisasi. Dalam mengimplementasikan strategi ini, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan manajemen pemerintah dan pengelolaan keuangan di daerah, khususnya dalam mengawal pemerintah daerah menuju terselenggaranya sistem otonomi daerah yang transparan dan akuntabel.

Dengan semakin luasnya cakupan penugasan BPKP sebagaimana amanat dari PP Nomor 60 Tahun 2008 dan Perpres 192 Tahun 2014 serta Inpres 9 Tahun 2014, yang meliputi pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan SPIP, serta paradigma baru BPKP yang lebih mengedepankan aspek pencegahan, dengan lebih menekankan pada membangun sistem yang mampu mencegah kecurangan/ penyimpangan atau memudahkan mendeteksi adanya kecurangan/penyimpangan, telah mendorong dilakukannya perubahan visi BPKP. Dua peran utama yang dapat dilakukan BPKP adalah peranassurancedanconsulting.

C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi

Dalam menjalankan tugas dan fungsi sesuai dengan mandat sebagaimana termuat dalam PP Nomor 60 Tahun 2008 dan Perpres 192 Tahun 2014 serta Inpres 9 Tahun 2014, yang meliputi pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan SPIP, serta paradigma baru BPKP yang lebih mengedepankan aspek pencegahan, dengan lebih menekankan pada pembangunan sistem yang mampu mencegah kecurangan/ penyimpangan atau memudahkan mendeteksi adanya kecurangan/penyimpangan, kegiatan dan layanan produk yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 dikelompokkan ke dalam 4 (empat) fokus pengawasan, yaitu:

I. Pengawalan Akuntabilitas Pembangunan Nasional

Kegiatan pengawasan dan layanan dalam rangka Pengawalan Akuntabilitas Pembangunan Nasional antara lain:

1. Monitoring DAK;

2. Pengawasan Lintas Sektor atas Program Pengendalian Penyakit Masyarakat; 3. Pengawasan Lintas Sektoral Pembangunan Daerah atas Pengelolaan

Pinjaman;

4. Pengawasan Lintas Sektoral Pembangunan Daerah Bidang Ekonomi (Program Penguatan Ekonomi Lokal);

5. Audit Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah Bidang Pendidikan, Kesehatan, dan Kemaritiman;

(18)

6. Quality Assuranceatas KegiatanProbityAudit;

7. Evaluasi atas Pengembangan dan Pengelolaan Daerah Tujuan Wisata; 8. Evaluasi atas Pengembangan Perikanan Tangkap dan Budidaya; 9. AssesmentGCG PDAM;

10. Bimbingan teknis SPI BUMD; 11. Evaluasi Kinerja PDAM;

12. Pemantauan Transmisi Gardu Induk pada PT PLN (Persero);

13. Reviu Tata Kelola Proyek Strategis Nasional (PSN) pada Proyek Pembangunan PLTU Kendari Unit 3 (1x10 MW);

14. Evaluasi Kinerja BLUD;

15. Audit Operasional Program Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilyah (PISEW); 16. Pendampingan/Reviu Penyusunan Laporan Keuangan Pengelolaaan Dana

Hibah Pilkada Serentak;

17.Join AuditDana Siap Pakai (DSP) dan Rehabilitasi Rekonstruksi (RR) BNPB; 18. Pendampingan Pengelolaan Dana Siap Pakai (DSP) dalam rangka

Penanganan Siaga Darurat Bencana Kekeringan;

19. Reviu Pengelolaan Dana Siap Pakai (DSP) Siaga Darurat Bencana Banjir; 20. Monitoring dan Evaluasi Program Pencegahan dan Pemberantasan

Peredaran Gelap Narkoba;

21. Monitoring dan Evaluasi Program dan Kegiatan Prioritas Nasional serta Data Lokasi Kegiatan;

22. Monitoring dan Evaluasi Program Prioritas Pantauan Kantor Staf Presiden (KSP) pada Kementerian Perhubungan;

23. Monitoring dan Evaluasi Program Prioritas Pantauan Kantor Staf Presiden (KSP) pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, dan Kementerian Sosial;

24. Pengawasan Peningkatan Produk dalam Negeri (P3DN);

25. Verifikasi Program Hibah Sanitasi Tahun 2016 pada Ditjen Cipta Karya Kementerian PU-PR;

26. Audit Kinerja atas Aksesibilitas dan Mutu Pelayanan Kesehatan di DTPK Tahun 2015;

27. Audit Kinerja Program JKN untuk Fasilitas Kesehatan Rujukan (RS); 28. Audit Kinerja Program JKN untuk FKTP;

29. Audit Kinerja Kelompok Usaha Bersama Ekonomi (KUBE) pada Kementerian Sosial;

30. Verifikasi Tunggakan Tunjangan Profesi Guru (TPG) PNS dan Non PNS pada Kantor Kementerian Agama;

31. Pemetaan Dana Alokasi Khusus /Tunjangan Profesi Guru/Tambahan Penghasilan Guru (Tamsil);

(19)

33. Evaluasi Lintas Sektoral Bidang Pariwisata;

34. Pemantauan Pelaksanaan Ujian Nasional SMP/MTs/SMPLB;

35. Evaluasi atas Aksesibilitas Pendidikan Tinggi Pada Kemenristek Dikti; 36. Pengawasan Program Ketahanan Energi;

37. Audit Kinerja atas Program Keluarga Berencana (KB) di Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN);

38. Pengawasan Program Ketahanan Pangan; dan

39. Pengawasan Program Pembangunan Sektor Kelautan dan Perikanan (Kemaritiman).

II. Peningkatan Kontribusi Ruang Fiskal

Kegiatan pengawasan dan layanan dalam rangka Peningkatan Kontribusi Ruang Fiskal yaitu, Optimalisasi Pendapatan Daerah (OPAD).

III. Pengamanan Aset Negara

Kegiatan pengawasan dan layanan dalam rangka Pengamanan Aset Negara antara lain:

1. Audit Klaim; 2. Audit Investigatif;

3. Pemberian Keterangan Ahli;

4. Evaluasi Hasil Pengawasan Bansos;

5. Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan;

6. Inventarisasi/Clearance Assetpada Perum BULOG; dan 7. Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN). IV. Peningkatan Sistem Tata Kelola

Kegiatan pengawasan dan layanan dalam rangka Peningkatan Sistem Tata Kelola antara lain:

1. Forum Investigasi; 2. Korsupgah KPK-BPKP; 3. Evaluasi Maturitas SPIP; 4. SosialisasiFraud Control Plan; 5. Bimbingan Teknis Reviu RKA; 6. Sosialisasi Program Anti Korupsi; 7. Pengawasan TerhadapCurrent Issue; 8. Evaluasi Penyerapan Anggaran Pemda; 9. Bimbingan Teknis Manajemen Aset PDAM; 10. Bimbingan Teknis Implementasi SIA BLUD; 11. Bimbingan Teknis RBA BLUD;

12. Bimbingan Teknis RSB BLUD;

13. Bimbingan Teknis Penyusunan laporan keuangan BLUD; 14. Evaluasi Penyusunan dan Penetapan APBD;

15. Bimbingan dan Konsultasi Penyusunan RPJMD; 16. Asistensi SIMDA dan Implementasi Aplikasi SIMDA;

(20)

17. Monitoring Penyaluran dan Penggunaan Dana Desa; 18. Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah; 19. Bimbingan dan Konsultasi Reviu LKPD Berbasis Akrual; 20. Bimbingan Teknis SIA danBilling SystemPDAM;

21. Bimbingan dan Konsultasi Penyusunan Rencana Aksi atas Hasil Audit BPK; 22. Bimbingan dan Konsultasi Penyusunan Rencana Tindak Pengendalian SAKIP; 23. Bimbingan Teknis GCG Perusahaan Daerah dan PDAM;

24. Pengembangan Tata Kelola BLUD (Good Agency Governance);

25. Evaluasi atas Pengembangan Infrastruktur Jalan dan Jembatan pada Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara;

26. Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan Tahun 2015 pada Badan Pengawas Pemilu Provinsi Sulawesi Tenggara;

27. Bimbingan Teknis Penyusunan Laporan Keuangan Tahun 2015 pada Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Wilayah (UAPPA/B-W Mahkamah Agung RI di Provinsi Sulawesi Tenggara;

28. Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan TA. 2015 pada satuan kerja di Lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Sulawesi Tenggara;

29. Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan Tahun 2015 pada satuan kerja di Lingkungan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Provinsi Sulawesi Tenggara;

30. Bimbingan Teknis Peningkatan Kapabilitas APIP; dan 31.Quality Assurance(QA) Kapabilitas APIP.

(21)

D. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor 14 Tahun 2014, tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Sulawesi Tenggara, Struktur Organisasi BPKP Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai berikut:

Gambar 1. Struktur Organisasi

1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu:

1) Kepala Perwakilan

Kepala Perwakilan BPKP mempunyai tugas memimpin Perwakilan BPKP dalam melaksanakan pengawasan keuangan dan pembangunan serta penyelenggaraan akuntabilitas di daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2) Bagian Tata Usaha

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, persuratan, urusan dalam, perlengkapan, rumah tangga, pengelolaan perpustakaan dan pelaporan hasil pengawasan.

3) Koordinator Pengawasan (Korwas) Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat

Korwas Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat mempunyai tugas memimpin, mengkordinasikan dan mengelola kegiatan pengawasan serta mengendalikan mutu hasil pengawasan pada Instansi Pusat di daerah dan

(22)

Pemerintah Daerah yang sumber dananya berasal dari APBN, Dekon, Tugas Perbantuan dan Pinjaman/Bantuan Hibah Luar Negeri.

4) Koordinator Pengawasan (Korwas) Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang Pengawasan Akuntabilitas Pemerintah Daerah

Korwas Bidang Pengawasan Akuntabilitas Pemerintah Daerah mempunyai tugas memimpin, mengkordinasikan dan mengelola kegiatan pengawasan serta mengendalikan mutu hasil pengawasan pada Pemerintah Daerah.

5) Koordinator Pengawasan (Korwas) Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang Pengawasan Akuntan Negara

Korwas Bidang Akuntan Negara mempunyai tugas memimpin, mengkordinasikan dan mengelola kegiatan pengawasan serta mengendalikan mutu hasil pengawasan pada BUMN/BUMD, BLU/BLUD dan badan usaha lainnya.

6) Koordinator Pengawasan (Korwas) Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang Investigasi

Korwas Bidang Investigasi mempunyai tugas memimpin, mengkordinasikan dan mengelola kegiatan pengawasan serta mengendalikan mutu hasil audit investigatif terhadap kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara, kegiatan pemberian bantuan audit penghitungan kerugian negara dan audit atas hambatan kelancaran pembangunan pada Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah, BUMN, BUMD dan badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah.

7) Koordinator Pengawasan (Korwas) Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang Program dan Pelaporan serta Pembinaan Aparat

Pengawasan Intern Pemerintah

Korwas Bidang Program dan Pelaporan serta Pembinaan APIP mempunyai tugas memimpin, mengkordinasikan dan mengelola penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kegiatan pengawasan, penyiapan bahan laporan realisasi kegiatan, penyusunan laporan berkala atas hasil-hasil pengawasan serta program pembinaan APIP (termasuk pembinaan JFA di lingkungan perwakilan dan APIP daerah).

(23)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara didukung oleh SDM sebanyak 102 orang per 31 Desember 2016, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 1. Komposisi SDM Tahun 2016

Jabatan Jumlah (Orang) Persentase

Pejabat Struktural 5 5%

Pejabat Fungsional Auditor 60 59%

Pejabat Fungsional Arsiparis 2 2%

Analisis Kepegawaian 1 1%

Pranata Komputer 1 1%

Fungsional Umum 12 12%

Tenaga Harian Lepas 21 20%

Jumlah 102 100%

Tabel 2. Komposisi Pejabat Fungsional Auditor Tahun 2016

Jabatan Jumlah (Orang) Persentase

Auditor Madya 10 17%

Auditor Muda 7 12%

Auditor Pertama 29 48%

Auditor Penyelia 6 10%

Auditor Pelaksana Lanjutan 2 3%

Auditor Pelaksana 6 10%

(24)

E. Sistematika Penyajian

Laporan Kinerja ini memberikan penjelasan mengenai kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara selama tahun 2016. Capaian kinerja (performance result) tahun 2016 tersebut dibandingkan dengan Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai tolak ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasinya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa mendatang.

Sistematika penyajian Laporan Kinerja (LKj) Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai berikut:

Bab I: Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas tugas, fungsi, dan wewenang organisasi BPKP, aspek strategis organisasi, kegiatan dan produk organisasi, struktur organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara serta sistematika penyajian laporan.

Bab II: Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan secara ringkas dokumen perencanaan yang menjadi dasar pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 meliputi Rencana Strategis Tahun 2015-2019, dan Perjanjian Kinerja Tahun 2016.

Bab III: Akuntabilitas Kinerja Tahun 2016, menjelaskan capaian kinerja dan realisasi keuangan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 sebagai hasil implementasi keseluruhan program dan kegiatan dalam periode tersebut.

Bab IV: Penutup, menjelaskan simpulan umum dari Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 dan uraian rencana tindak dan langkah-langkah yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa mendatang.

(25)

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. Rencana Strategis Tahun 2015-2019

1. Pernyataan Visi

Reposisi dan revitalisasi peran BPKP yang lebih luas sebagaimana diatur dalam Pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, menjadikan BPKP bertanggung jawab langsung kepada Presiden dalam melaksanakan tugas pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Terkait dengan mandat tersebut, dalam upaya untuk mempercepat tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara, mendorong keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan, BPKP memiliki visi “Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional”.

2. Pernyataan Misi

Misi organisasi ditetapkan sebagai pedoman bagi organisasi dalam merancang dan menetapkan program-program serta kegiatan-kegiatan. Rumusan misi organisasi tentunya mesti mengacu kepada visi dari organisasi tersebut. Perubahan atas visi organisasi dengan sendirinya mengharuskan organisasi tersebut merumuskan ulang misi organisasi. Sebagaimana disebutkan dalam penjelasan visi, terdapat perubahan kewenangan dan mandat BPKP sebagai akibat terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP. Rumusan misi BPKP yang dipengaruhi rumusan visi BPKP yaitu:

1) Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif

Misi diatas mengandung makna, bahwa dalam rangka memperkuat dan menunjang efektivitas penyelenggaraan SPIP, BPKP Perwakilan akan melakukan pengawasan intern, yang bersifat lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara, dan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.

(26)

2) Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif

Penyelenggaraan SPIP pada tingkat organisasi dan kegiatan bertujuan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas operasi organisasi, laporan yang andal, pengamanan aset, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sesuai mandat yang ditetapkan dalam PP Nomor 60 Tahun 2008 pasal 49, BPKP melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP melalui aktivitas penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP, sosialisasi SPIP, pendidikan dan pelatihan SPIP, dan pembimbingan/konsultansi SPIP.

3) Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten

Perwakilan BPKP sesuai dengan perannya sebagai pembina APIP, berupaya lebih meningkatkan peran Inspektorat Provinsi dan Inspektorat Kabupaten/ Kota, khususnya dalam melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD Provinsi/ Kabupaten/Kota. Peningkatan kapabilitas APIP diarahkan pada peningkatan kapasitas organisasi APIP serta kompetensi auditornya.

3. Tujuan Strategis

Seiring dengan visi dan misi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara, rumusan tujuan strategis dari masing-masing misi dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif;

2) Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah; dan

3) Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten.

4. Indikator Kinerja Program

Unit Kerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki 4 (empat) sasaran program dengan 11 (sebelas) indikator kinerja program sebagai alat ukur pencapaian sasaran program. Uraian indikator kinerja program (outcome) untuk masing-masing sasaran program terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program Tahun 2016

No Indikator Kinerja Program (Outcome)

A. Program Pengawasan Sasaran Program Pengawasan 1

Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara

1 Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Program Nasional

(27)

A. Program Pengawasan

3 Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian Kepada Aparat Penegak Hukum

Sasaran Program Pengawasan 2

Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda/Korporasi

1 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

2 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)

3 Presentase BLUD yang Kinerjanya Minimal Baik dari BLUD yang Dibina

Sasaran Program Pengawasan 3

Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda

1 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) 2 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2)

3 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2) 4 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)

B. Program Dukungan Pengawasan

Sasaran Program Dukungan Pengawasan Meningkatnya Kualitas Pelayanan Dukungan Teknis dalam Pengawasan BPKP

1 Persepsi Kepuasan Layanan Kesesmaan

5. Program dan Kegiatan

Program yang dilaksanakan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara untuk mencapai sasaran program tersebut di atas yaitu:

1) Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, dengan anggaran sebesar Rp3.124.132.000,00. Kegiatan yang dilakukan adalah Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara, Pembinaan Penyelenggaraan SPIP, dan Pembinaan Peningkatan Kapabilitas APIP;

2) Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya, dengan anggaran sebesar Rp15.524.286.000,00. Kegiatan yang dilakukan yaitu:

a. Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Perlengkapan serta Pembayaran Gaji/Tunjangan;

b. Fasilitas Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP; dan c. Pengadaan dan Penyaluran Sarana dan Prasarana.

B. Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 merupakan pernyataan komitmen Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara yang berisi indikator kinerja yang berada pada perspektif manfaat bagi stakeholdersdan berfungsinyaoutput yang menunjukkan peran utama Perwakilan

(28)

BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara dalam pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP.

Perjanjian kinerja ini dibuat dengan tujuan untuk:

1. Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah, serta sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi;

2. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur dan sebagai dasar pemberianrewardatau penghargaan dan sanksi.

Tabel 4. Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

No Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target

Sasaran Program Pengawasan 1

Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara

1 Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Program Nasional

% 45

2 Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi

% 80

3 Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian Kepada Aparat Penegak Hukum

% 80

Sasaran Program Pengawasan 2

Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda/Korporasi

1 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3) % 100 2 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) % 10 3 Presentase BLUD yang Kinerjanya Minimal Baik dari BLUD yang

Dibina

% 50

Sasaran Program Pengawasan 3

Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda

1 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) % 12 2 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) % 100 3 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2) % 40 4 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1) % 48

Sasaran Program Dukungan Pengawasan

Meningkatnya Kualitas Pelayanan Dukungan Teknis dalam Pengawasan BPKP

1 Persepsi Kepuasan Layanan Kesesmaan Skala 7

No Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target

Sasaran Kegaiatan Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan pada Perwakilan BPKP

1 Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP Rekomendasi 94 2 Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP Nawacita Rekomendasi 29 3 Rekomendasi Pengawasan Regional Bidang Otonomi Daerah

Nawacita

(29)

No Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target

Sasaran Kegaiatan Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan pada Perwakilan BPKP

4 Rekomendasi Perbaikan Penyelenggaraan SPIP Rekomendasi 30 5 Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda Rekomendasi 4

Tersedianya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya dalam Mencapai Kepuasan Layanan

1 Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Laporan 80

Termanfaatkannya Aset secara Optimal

1 Terlaksananya Rehabilitasi Berat Rumah Negara Perwakilan BPKP Unit 5 Anggaran yang tersedia untuk mencapai kinerja di atas sesuai dengan revisi DIPA ke-3 Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara adalah sebesar Rp18.648.418.000,00 dengan rincian sebagai berikut:

1. Anggaran Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah sebesar Rp3.124.132.000,00. Adanya self blocking sebesar Rp170.921.000,00 menyebabkan anggaran yang tersedia menjadi sebesar Rp2.953.211.000,00. 2. Anggaran Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya sebesar Rp15.524.286.000,00.

Perjanjian Kinerja tersebut selanjutnya dijabarkan dalam Program Kerja Pengawasan dan Pembinaan Tahunan (PKP2T) dan Program Kerja Administrasi Umum (PKAU) Tahun 2016 per bidang dan bagian.

(30)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Organisasi

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 menyajikan capaian kinerja atas empat sasaran program sebagaimana telah dijelaskan pada Bab Perjanjian Kinerja. Pada bab ini, disajikan akuntabilitas capaian kinerja atas seluruh capaian indikator kinerja program (outcome) dan indikator kinerja kegiatan (output) tahun 2016. Skor capaian kinerja diperoleh dengan membandingkan realisasi dan target dalam Perjanjian Kinerja BPKP Tahun 2016. Rumus yang digunakan untuk memperoleh skor capaian kinerja adalah sebagai berikut:

a. Maximize

Rumus ini digunakan untuk mengukur Indikator Kinerja Program (IKP) selain Kapabilitas APIP Level 1.

b. Minimize

Rumus ini digunakan untuk mengukur Indikator Kinerja Program (IKP) Kapabilitas APIP Level 1.

Penilaian skor capaian kinerja dilakukan sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014. Capaian atas Indikator Kinerja Program (IKP) secara ringkas disajikan menurut tujuan dan sasaran program adalah sebagai berikut.

Tabel 5. Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Program Tahun 2016

No Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target Realisasi Capaian (%)

A. Program Pengawasan Sasaran Program Pengawasan 1

Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara

1 Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Program Nasional

(31)

No Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target Realisasi Capaian (%)

A. Program Pengawasan

Sasaran Program Pengawasan 1

Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara

2 Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi

% 80 97 122

3 Penyerahan Hasil Pengawasan

Keinvestigasian Kepada Aparat Penegak Hukum

% 80 75 94

Sasaran Program Pengawasan 2

Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda/Korporasi

1 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

% 100 0 0

2 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/ Kota (Level 3)

% 10 0 0

3 Presentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina

% 50 50 100

Sasaran Program Pengawasan 3

Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda

1 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)

% 12 0 0

2 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2)

% 100 100 100

3 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2)

% 40 40 100

4 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)

% 48 59 75

B. Program Dukungan Pengawasan

Sasaran Program Dukungan Pengawasan Meningkatnya Kualitas Pelayanan Dukungan Teknis dalam Pengawasan BPKP

1 Persepsi Kepuasan Layanan Kesesmaan

Skala 7 7 100

Sasaran ke-1: Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara

Sasaran program pengawasan 1 “Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional Dan Pengelolaan Keuangan Negara” didukung oleh tiga IKP (outcome), yaitu:

1. Perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan program nasional (IKP Pengawasan 1.1);

2. Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan korporasi (IKP Pengawasan 1.2); dan

3. Penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian kepada aparat penegak hukum (IKP Pengawasan 1.3).

(32)

Capaian kinerja masing-masing IKP (outcome) diukur dengan menggunakan rumus IKP (outcome) yang menunjukkan ekspektasi arah pencapaian indikator kinerja lebih tinggi dari target yang ditetapkan. Realisasi dan capaian masing-masing IKP (outcome) secara ringkas disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 6. Capaian Kinerja Outcome Sasaran Program Pengawasan 1

No Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target Realisasi Capaian (%)

Sasaran Program Pengawasan 1

Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara

1 Perbaikan Tatakelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Program Nasional

% 45 58 130

2 Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi

% 80 97 122

3 Penyerahan Hasil Pengawasan

Keinvestigasian Kepada Aparat Penegak Hukum

% 80 75 94

Rata-Rata Capaian Sasaran Program Pengawasan 1 115

Rata-rata capaian realisasi ketiga Indikator Sasaran Program Pengawasan 1 sebesar 115% menunjukkan bahwa sasaran program telah memenuhi target Perjanjian Kinerja Tahun 2016. Pencapaian target sasaran tersebut direalisasikan dengan dana sebesar Rp2.301.193.401,00 atau 91% dari anggaran dana sebesar Rp2.531.953.000,00 dan dukungan SDM sebanyak 10.147 OH atau 99% dari rencana sebanyak 10.198 OH. Tingginya rata-rata persentase capaian realisasi kinerja sasaran program 1 dibandingkan persentase penggunaan dana dan OH menunjukkan bahwa kinerja sasaran program 1 sudah efisien.

Rincian realisasi dan capaian IKP (outcome) pendukung sasaran program pengawasan “Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara” dijabarkan pada bagian di bawah ini.

Indikator Kinerja Program (IKP) Pengawasan 1.1:

Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Program Nasional

Pencapaian IKP (outcome) “Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Program Nasional” didukung oleh capaian kinerja tiga IKK (output) yang diukur dengan menghitung persentase tindak lanjut atas rekomendasi hasil pengawasan. Realisasi kinerja IKP (outcome) ini didukung oleh capaian kinerja tiga IKK (output), sebagai berikut:

(33)

2. Persentase tindak lanjut rekomendasi pengawasan Perwakilan BPKP (Nawa Cita) bidang IPP dan APD;

3. Persentase tindak lanjut rekomendasi pengawasan regional bidang otonomi daerah (Nawa Cita) bidang APD;

Rincian capaian kinerja tiga IKK (output) pendukung IKP (outcome) “Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, Dan Pengendalian Intern Pengelolaan Program Nasional” dijelaskan secara rinci pada tabel berikut.

Tabel 7. Capaian Kinerja IKK (output) Pendukung IKP (outcome) 1.1

No Indikator Kinerja Kegiatan (Output) Rekomendasi Tindak Lanjut Capaian (%)

Indikator Kinerja Program (Outcome) 1.1

Perbaikan Tatakelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Program Nasional

1 Rekomendasi pengawasan oleh Perwakilan BPKP bidang IPP dan APD

46 43 93

2 Rekomendasi pengawasan Perwakilan BPKP (Nawa Cita) bidang IPP dan APD

27 22 81

3 Rekomendasi pengawasan regional bidang otonomi daerah (Nawa Cita) bidang APD

4 0 0

Rata-Rata Capaian IKP (outcome) 1.1 58

Rata-rata capaian realisasi IKP (outcome) 1.1 hanya sebesar 58% disebabkan rekomendasi pengawasan regional bidang otonomi daerah belum sepenuhnya ditindaklanjuti oleh pihak terkait karena kegiatan penugasan pengawasan yang baru dilaksanakan di akhir tahun. Jika dibandingkan dengan target tahun 2016 sebesar 45%, maka capaian IKP (outcome) 1.1 adalah sebesar 130%. Hal ini menunjukkan bahwa capaian IKP (outcome) 1.1 telah memenuhi target Perjanjian Kinerja Tahun 2016.

Pencapaian IKP (outcome) 1.1 direalisasikan dengan dana sebesar Rp1.200.701.260,00 atau 88,61% dari anggaran dana sebesar Rp1.355.010.000,00 dan dukungan SDM sebanyak 6.803 OH atau 104% dari rencana sebanyak 7.086 OH. Tingginya persentase capaian IKP (outcome) 1.1 dibandingkan persentase penggunaan dana dan OH menunjukkan bahwa realisasi IKP (outcome) 1.1 sudah efisien.

(34)

Indikator Kinerja Program (IKP) Pengawasan 1.2:

Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi

Pencapaian IKP (outcome) “Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi” didukung oleh capaian kinerja tiga IKK (output). Capaian kinerja masing-masing IKK (output) diukur dengan menghitung persentase tindak lanjut atas rekomendasi hasil pengawasan. Realisasi kinerja IKP (outcome) ini didukung oleh capaian kinerja tiga IKK (output), sebagai berikut:

1. Persentase tindak lanjut rekomendasi pengawasan BPKP bidang Akuntan Negara;

2. Persentase tindak lanjut rekomendasi pengawasan nawacita BPKP bidang Akuntan Negara; dan

3. Persentase tindak lanjut rekomendasi perbaikan penyelenggaran SPIP bidang Akuntan Negara.

Rincian capaian kinerja tiga IKK (output) pendukung IKP (outcome) “Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Tata Kelola, Manajemen Risiko, Dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi” dijelaskan secara rinci pada tabel berikut.

Tabel 8. Capaian Kinerja IKK (output) Pendukung IKP (outcome) 1.2

No Indikator Kinerja Kegiatan (Output) Rekomendasi Tindak

Lanjut Capaian (%) Indikator Kinerja Program (Outcome) 1.2

Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi

1 Rekomendasi Pengawasan oleh Perwakilan BPKP Bidang AN

15 15 100

2 Rekomendasi pengawasan Perwakilan BPKP (Nawa Cita) Bidang AN

5 5 100

3 Rekomendasi Perbaikan Penyelenggaran SPIP Bidang AN

12 11 92

Rata-Rata Capaian IKP (outcome) 1.2 97

Rata-rata capaian realisasi IKP (outcome) 1.2 sebesar 97% disebabkan rekomendasi perbaikan penyelenggaran SPIP belum sepenuhnya ditindaklanjuti oleh pihak terkait. Jika dibandingkan dengan target tahun 2016 sebesar 80%, maka capaian IKP (outcome) 1.2 adalah sebesar 122%. Hal ini menunjukkan bahwa capaian IKP (outcome) 1.2 telah memenuhi target Perjanjian Kinerja Tahun 2016.

Pencapaian IKP (outcome) 1.2 direalisasikan dengan dana sebesar Rp577.449.676,00 atau 96,23% dari anggaran dana sebesar Rp600.061.000,00 dan

(35)

Tingginya persentase capaian IKP (outcome) 1.2 dibandingkan persentase penggunaan dana dan OH menunjukkan bahwa realisasi IKP (outcome) 1.2 sudah efisien.

Indikator Kinerja Program (IKP) Pengawasan 1.3:

Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian Kepada Aparat Penegak Hukum

Pencapaian IKP (outcome) “Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian Kepada Aparat Penegak Hukum” didukung oleh capaian kinerja dua IKK (output) penugasan keinvestigasian yaitu, penugasan audit invetigatif (AI) dan penugasan penghitungan kerugian keuangan negara (PKKN). Capaian kinerja masing-masing IKK (output) diukur dengan menghitung perbandingan jumlah laporan yang diserahkan kepada Aparat Penegak Hukum (APH) dengan jumlah permintaan penugasan. Perbandingan jumlah laporan yang diserahkan kepada APH dengan jumlah permintaan disajikan pada tabel berikut.

Tabel 9. Realisasi Capaian IKP (outcome) 1.3

No

Indikator Kinerja Program (Outcome) 1.3 Penyerahan Hasil Pengawasan

Keinvestigasian Kepada Aparat Penegak Hukum

Permintaan Diserahkan Capaian (%)

1 Audit Investigasi 2 1 50

2 Audit PKKN 13 13 100

Rata-Rata Capaian IKP (outcome) 1.3 75

Rata-rata capaian realisasi IKP (outcome) 1.3 sebesar 75% disebabkan satu laporan audit investigasi yaitu, Laporan Audit Investigatif Dugaan Tindak Pidana Korupsi Penyalahgunaan Pendapatan Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan Pada UPTD Pelabuhan Penyebrangan Waara – Baubau TA 2012 sampai dengan 2014 belum diserahkan kepada APH karena masih dalam proses Quality Assurance dari rendal. Jika dibandingkan dengan target tahun 2016 sebesar 80%, maka capaian IKP (outcome) 1.3 adalah sebesar 94%. Hal ini menunjukkan bahwa capaian IKP (outcome) 1.3 telah mengarah pada pemenuhan target Perjanjian Kinerja Tahun 2016.

Pencapaian IKP (outcome) 1.3 berupa AI dan PKKN serta penugasan keinvestigasian lainnya yaitu, Pemberian Keterangan Ahli (PKA), Audit Klaim, Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan, Evaluasi Hasil Pengawasan Bansos, Forum Investigasi, Fraud Control Plan, dan Sosialisasi Program Anti Korupsi direalisasikan dengan dana sebesar Rp522.042.465,00 atau 90% dari anggaran dana sebesar Rp576.882.000,00 dan dukungan SDM sebanyak 1.372 OH atau 112% dari rencana sebanyak 1.221 OH. Tingginya persentase capaian IKP

(36)

(outcome) 1.3 dibandingkan persentase penggunaan dana menunjukkan bahwa dari sisi penggunan dana, realisasi IKP (outcome) 1.3 sudah efisien.

Rincian penugasan keinvestigasian yang laporannya telah diserahkan kepada APH pada tahun 2016 adalah sebagai berikut:

1. Audit Investigatif

Hasil Audit Investigatif Penyalahgunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Program Penanaman Bibit Mangrove Pada Dinas Kehutanan Kabupaten Konawe Selatan.

2. Penghitungan Kerugian Keuangan Negara

a. Hasil Audit Dalam Rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara Dugaan Tindak Pidana Korupsi Pembangunan Fisik Pasar Sampara Kabupaten Konawe Pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Konawe Tahun Anggaran 2015;

b. Hasil Audit Dalam Rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara Dugaan Tindak Pidana Korupsi Penyalahgunaan Dana Pekerjaan Pengaspalan Jalan Hotmix/ATB Tersebar Dalam Kota Baubau pada Dinas Pekerjaan Umum dan Prasarana Wilayah Kota Baubau Tahun Anggaran 2005;

c. Hasil Audit Dalam Rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara Atas Dugaan Tindak Pidana Korupsi Pengelolaan Uang Retribusi Jasa Cold Storage Pada Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Wameo Pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Baubau Tahun 2014;

d. Hasil Audit Dalam Rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara Atas Dugaan Tindak Pidana Korupsi Penyalahgunaan Dana Bantuan Sosial Kegiatan Perluasan Sawah Mendukung Tanaman Pangan Pada Satuan Kerja Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun Anggaran 2014 di Desa Kamaru Kecamatan Lasalimu Kabupaten Buton;

e. Hasil Audit Dalam Rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara Atas Dugaan Tindak Pidana Korupsi Pengelolaan Dana Bantuan program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) Pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Baubau Tahun Anggaran 2014;

f. Hasil Audit Dalam Rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara Atas Dugaan Tindak Pidana Korupsi Penyalahgunaan Dana PSC Bandara Haluoleo pada UPTD Bandara Sultra Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun Anggaran 2013;

g. Hasi Audit Dalam Rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara Atas Dugaan Tindak Pidana Korupsi Penyimpangan dalam Proyek Pembangunan Pagar Kampus Lama Universitas Sembilan Belas November (USN) Kolaka Tahun Anggaran 2015;

(37)

h. Hasil Audit Dalam Rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara Dugaan Tindak Pidana Korupsi Penyalahgunaan Dana Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) pada Dinas Kehutanan Kabupaten Konawe Utara Tahun Anggaran 2015;

i. Hasil Audit Dalam Rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara Atas Dugaan Tindak Pidana Korupsi Penjarangan Hutan Tanaman Pinus Merkusii di Desa Asinua Jaya, Kecamatan Abuki, Kabupaten Konawe Tahun 2006;

j. Hasil Audit Dalam Rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara Atas Dugaan Tindak Pidana Korupsi Dana Operasional Dinas Kesehatan, Sosial dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Buton Selatan Tahun Anggaran 2015;

k. Hasil Audit Dalam Rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara Atas Dugaan Tindak Pidana Korupsi Anggaran Dana Desa Tahun Anggaran 2015 di Desa Warinta dalam Kegiatan Pembuatan Jalan Lingkungan Dusun Banauwe 2 Desa Warinta Kec.Pasarwajo, Kab. Buton;

l. Hasil Audit Dalam Rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara Atas Kegiatan Pengelolaan Dana Hibah Tahun 2015 sehubungan Biaya Sewa Kendaraan sebanyak 6 unit pada Kantor KPU Kab.Konawe Selatan;

m. Hasil Audit Dalam Rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara atas Dugaan Tindak Pidana Korupsi Pengelolaan Dana Desa dan Alokasi Dana Desa pada Desa Mola Bahari, Kec.Wangi-wangi Selatan, Kab.Wakatobi TA 2015.

Sasaran ke-2: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda/Korporasi

Sasaran program pengawasan 2 “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda/Korporasi”, didukung oleh tiga IKP (outcome), yaitu sebagai berikut:

1. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3) (IKP Pengawasan 2.1);

2. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) (IKP Pengawasan 2.2); dan

3. Persentase BLUD yang Kinerjanya Minimal Berpredikat Baik dari BLUD yang Dibina (IKP Pengawasan 2.3).

Capaian kinerja masing-masing IKP (outcome) diukur dengan menggunakan rumus IKP (outcome) yang menunjukkan ekspektasi arah pencapaian indikator kinerja lebih tinggi dari target yang ditetapkan. Realisasi dan capaian masing-masing IKP (outcome) secara ringkas disajikan dalam tabel berikut.

(38)

Tabel 10. Capaian Kinerja (Outcome) Sasaran Program Pengawasan 2

No Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan Target Realisasi Capaian (%)

Sasaran Program Pengawasan 2

Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda/Korporasi

1 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3) % 100 0 0 2 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota

(Level 3)

% 10 0 0

3 Presentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina

% 50 50 100

Rata-Rata Capaian Sasaran Program Pengawasan 2 33

Rata-rata capaian realisasi ketiga Indikator Sasaran Program Pengawasan 2 sebesar 33% menunjukkan bahwa sasaran program belum memenuhi target Perjanjian Kinerja Tahun 2016. Pencapaian target Sasaran Program Pengawasan 2 direalisasikan dengan dana sebesar Rp564.201.886,00 atau 96,13% dari anggaran dana sebesar Rp586.929.000,00 dan dukungan SDM sebanyak 1.384 OH atau 61% dari rencana sebanyak 2.279 OH.

Rincian realisasi dan capaian IKP (outcome) pendukung sasaran program pengawasan “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda/Korporasi” dijabarkan pada bagian di bawah ini.

Indikator Kinerja Program (IKP) Pengawasan 2.1: Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

Pencapaian IKP (outcome) “Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3)” diukur dengan menghitung persentase hasil penilaian SPIP Pemerintah Provinsi dalam mencapai Level 3. Kondisi maturitas SPIP Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2016 masih belum mencapai level maturitas 3. Namun demikian, pencapaian IKP (outcome) 2.1 tahun 2016 dibandingkan tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 0,79 poin dari 1,74 menjadi 2,53. Rincian nilai level maturitas SPIP Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada Lampiran 1.

Indikator Kinerja Program (IKP) Pengawasan 2.2: Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)

Pencapaian IKP (outcome) “Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)” diukur dengan menghitung persentase jumlah Pemerintah Kabupaten/Kota dengan hasil penilaian SPIP mencapai Level 3 dibandingkan dengan total Pemerintah Kabupaten/Kota se-wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara.

(39)

level maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada Lampiran 1.

Realisasi pencapaian IKP (outcome) 2.1 dan 2.2 yang tidak memenuhi target Perjanjian Kinerja Tahun 2016 disebabkan tingkat maturitas SPIP level 3 tidak hanya melalui pemenuhan syarat indikator maturitas SPIP saja tetapi perlu memperhatikan nilai capaian LKPPD, EPPD, LAKIP, hasil temuan BPK terkait SPIP dan ada tidaknya kasus hukum di lingkungan organisasi Pemerintah Daerah, yang sifatnyauncontrolablebagi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara.

Langkah yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara dalam rangka meningkatkan capaian maturitas SPIP di lingkungan Pemerintah daerah adalah dengan memberikan atensi kepada Kepala Daerah untuk meningkatkan tata kelola keuangan daerah, antara lain dalam penggunaan alokasi dana desa (APBD), dana desa (APBN), bansos, hibah, dan pengadaan barang/jasa. Selain itu, mengingatkan pentingnya peran inspektorat sebagai APIP dalam mengawal akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah (Three Line of Defense). Indikator Kinerja Program (IKP) Pengawasan 2.3:

Presentase BLUD yang Kinerjanya Minimal Baik dari BLUD yang Dibina

Pencapaian IKP (outcome) “Persentase BLUD yang Kinerjanya Minimal Berpredikat Baik dari BLUD yang Dibina” diukur dengan menghitung persentase BLUD dengan hasil evaluasi kinerja berpredikat baik dibandingkan dengan jumlah BLUD yang dibina di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara. Kinerja yang dievaluasi merupakan kinerja BLUD pada tahun sebelumnya, sehingga evaluasi kinerja yang dilaksanakan pada tahun 2016 adalah evaluasi atas kinerja pada tahun 2015.

Evaluasi kinerja terhadap BLUD pada tahun 2016 dilaksanakan pada dua BLUD. Satu dari dua BLUD yang dievaluasi, memiliki kinerja Baik, sementara satu BLUD kinerjanya berpredikat Sedang (Lampiran 2), sehingga realisasi IKP (outcome) 2.3 pada tahun 2016 adalah sebesar 50%. Jika dibandingkan dengan target tahun 2016 sebesar 50%, maka capaian IKP (outcome) 2.3 adalah sebesar 100%.

Sasaran ke-3: Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda

Pencapaian kinerja sasaran program “Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda”, didukung oleh empat IKP (outcome), yaitu sebagai berikut:

1. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) (IKP Pengawasan 3.1);

Gambar

Gambar 1. Struktur Organisasi
Tabel 2. Komposisi Pejabat Fungsional Auditor Tahun 2016
Tabel 4. Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel 6. Capaian Kinerja Outcome Sasaran Program Pengawasan 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tampak bahwa play dan exit tulisannya terlalu besar, pilih FontComicSans yang merupakan child objek dari SpriteButton di folder prefabs, lihat pada property Scale, ubah nilai X

Pelaksanaan UNBK harus terus dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pencapaian hasil belajar siswa yang jujur dan mandiri, serta latar belakang pendidikan

Satu hal yang perlu kita sadari adalah bahwa meskipun terjadi konflik dan "ribut" di antara "diri" yang berselisih pendapat namun tujuan tertinggi dari

Skripsi ini berjudul Isolasi dan Seleksi Mikrob Tanah yang Menguntungkan serta Pengaruhnya terhadap Tanaman Kangkung (Ipomoea reptans Poir). Penulis menyadari dalam

 Analisis yang dilakukan pada sektor bidang usaha yang paling sesuai dengan nama jenis perusahaan yaitu sektor bongkar muat atau stevedoring..  Kegiatan operasional hanya

Pada bagian ini akan diperlihatkan bahwa hampir sebagian besar negara-negara yang terlibat dalam sengketa teritorial dalam mengklaim Laut Tiongkok Selatan sebagai

Dia sama sekali tidak terganggu dengan kegaduhan yang ada, pandangannya lurus kedepan sementara bibirnya yang sebenarnya lebih cocok dimiliki seorang wanita tengah