• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

B U P A T I K A P U A S H U L U

PROVINSI KALIMANTAN B A R A T

PERATURAN BUPATI KAPUAS HULU NOMOR 55 TAHUN 2018

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA K E R J A SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

KABUPATEN KAPUAS HULU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA E S A BUPATI KAPUAS HULU,

Menimbang : bahwa dalam rangka optimalisasi penyelenggaraan tugas dan fungsi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kapuas Hulu sehubungan dengan telah dibentuknya Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kapuas Hulu melalui Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, maka perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Nomor 65 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kapuas Hulu;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820);

(2)

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali dan yang terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

5. Peraturan Daerah Kabupaten Kapuas Hulu Nomor 6 Tahun 2016 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu;

6. Peraturan Daerah Kabupaten Kapuas Hulu Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan S u s u n a n Perangkat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kapuas Hulu Nomor 8 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan S u s u n a n Perangkat Daerah;

(3)

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, S E R T A TATA K E R J A SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KAPUAS HULU.

Ketentuan dalam Peraturan Bupati Kapuas Hulu Nomor 65 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kapuas Hulu (Berita Daerah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2016 Nomor 67) diubah sebagai berikut:

1. Ketentuan Pasal 5 ayat (1) huruf d diubah, sehingga Pasal 5 berbunyi sebagai berikut:

(1) Susunan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja terdiri dari:

a. Kepala Satuan; b. Sekretariat;

c. Bidang Penegakan dan Operasi; d. Bidang Perlindungan Masyarakat; e. Bidang Peningkatan Kapasitas Personil; f. Unit Pelaksana Teknis (UPT); dan

g. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Struktur Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja sebagaimana tercantum pada Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal I

Pasal 5

(4)

Ketentuan Pasal 6 diubah, sehingga Pasal 6 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 6

Kepala Satuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf a, mempunyai tugas memimpin kegiatan pelayanan umum dan teknis Satuan Polisi Pamong Praja sesuai dengan kewenangan di bidang penegakkan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah, ketertiban umum dan ketenteraman serta pelindungan masyarakat.

Ketentuan Pasal 7 huruf c dan huruf e diubah, sehingga Pasal 7 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 7

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Kepala Satuan melaksanakan fungsi sebagai berikut: a. penetapan rencana strategis Satuan Polisi Pamong Praja; b. pengkoordinasian seluruh kegiatan Satuan Polisi Pamong

Praja dengan instansi lainnya;

c. penyusunan kebijakan teknis penyelenggaraan di bidang penegakkan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah, ketertiban umum dan ketenteraman serta pelindungan masyarakat;

d. pemberian petunjuk penyelenggaraan pelayanan umum dan teknis sesuai dengan program kerja dan kebijakan yang telah ditetapkan;

e. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan dibidang penegakkan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah, ketertiban umum dan ketenteraman serta pelindungan masyarakat;

f. pemantauan, pengawasan dan perkembangan pelaksanaan kegiatan Satuan Polisi Pamong Praja secara periodik; dan g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai

dengan bidang tugasnya.

(5)

Ketentuan Bagian Kelima dan Pasal 21 diubah, sehingga Bagian Kelima dan Pasal 21 berbunyi sebagai berikut:

Bagian Kelima

Bidang Perlindungan Masyarakat Pasal 21

Bidang Perlindungan Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf d, dipimpin oleh seorang Kepala Bidang berada di bawah serta bertanggung jawab kepada Kepala Satuan melalui Sekretaris.

Ketentuan Pasal 22 ayat (1) dan ayat (2) huruf a, huruf b, huruf c, huruf e, huruf f, huruf g diubah dan pada ayat (2) huruf d dihapus, sehingga Pasal 22 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 22

(1) Bidang Perlindungan Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 1 , mempunyai tugas membantu Kepala Satuan dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang perlindungan masyarakat.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Perlindungan Masyarakat melaksanakan fungsi sebagai berikut:

a. penyusunan program kerja Bidang Perlindungan Masyarakat;

b. penyiapan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan Bidang Perlindungan Masyarakat;

c. pelaksanaan perlindungan masyarakat dan bina potensi masyarakat;

d. dihapus;

e. pemantauan dan pengawasan pelaksanaan tugas bidang perlindungan masyarakat;

f. pengevaluasian pelaksanaan tugas seksi-seksi pada Bidang Perlindungan Masyarakat secara periodik;

g. pelaporan perkembangan pelaksanaan tugas Bidang Perlindungan Masyarakat secara periodik; dan

h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Satuan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

(6)

6. Ketentuan Pasal 23 ayat (1), ayat (2) diubah, dan ayat (1) huruf b dihapus dan ayat (1) ditambahkan 1 (satu) huruf yaitu huruf c, sehingga Pasal 23 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 23

(1) Bidang Perlindungan Masyarakat terdiri dari: a. Seksi Perlindungan Masyarakat;

b. dihapus; dan

c. Seksi Bina Potensi Masyarakat.

(2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat.

7. Ketentuan Pasal 24 ayat (2) huruf d dan huruf e diubah, sehingga Pasal 24 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 24

(1) Seksi Perlindungan Masyarakat mempunyai tugas membantu Bidang Perlindungan Masyarakat dalam pelaksanaan perlindungan masyarakat.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Perlindungan Masyarakat melaksanakan fungsi sebagai berikut:

a. penyusunan rencana kegiatan Seksi Perlindungan Masyarakat;

b. penyiapan bahan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan pelaksanaan perlindungan masyarakat;

c. penyiapan bahan pelaksanaan perlindungan Masyarakat;

d. pemberdayaan, pengendalian dan pengerahan teknis operasional Satuan Perlindungan Masyarakat terhadap pelaksanaan keamanan lingkungan, bantuan pengamanan penyeleggaraan pemilihan umum, bantuan penanganan bencana dan kebakaran, bantuan pengamanan kegiatan sosial kemasyarakatan dan bantuan pengamanan kegiatan lainnya yang

6

(7)

berhubungan dengan pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat;

e. penyusunan rencana dan peningkatan kapasitas kelembagaan satuan perlindungan masyarakat;

f. pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas Seksi Perlindungan Masyarakat; dan

g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Ketentuan Pasal 25 dihapus.

Di antara Pasal 25 dan Pasal 26 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 25A sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 25A

(1) Seksi Bina Potensi Masyarakat tugas membantu Bidang Perlindungan Masyarakat dalam pelaksanaan fasilitasi, koordinasi, pembinaan dan optimalisasi potensi masyarakat terkait dengan aspek perlindungan masyarakat.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi B i n a Potensi Masyarakat melaksanakan fungsi sebagai berikut:

a. penyusunan rencana kegiatan Seksi Bina Potensi Masyarakat;

b. penyiapan bahan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan fasilitasi, koordinasi, pembinaan dan optimalisasi potensi masyarakat terkait dengan aspek perlindungan masyarakat;

c. pelaksanaan fasilitasi, koordinasi, pembinaan dan optimalisasi potensi masyarakat terkait dengan aspek perlindungan masyarakat;

d. pelaksanaan penyuluhan di bidang perlindungan masyarakat;

e. pelaksanaan penyuluhan dan pembinaan potensi masyarakat dalam rangka peningkatan kapasitas anggota satuan perlindungan masyarakat;

(8)

f. pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas Seksi Bina Potensi Masyarakat; dan

g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat sesuai dengan tugas dan fungsinya.

10. Ketentuan Pasal 29 ayat (1), ayat (2) huruf b, huruf c dan huruf d diubah, sehingga Pasal 29 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 29

(1) Seksi Peningkatan Kapasitas Personil Perlindungan Masyarakat mempunyai tugas membantu Bidang Peningkatan Kapasitas Personil dalam pelaksanaan peningkatan kapasitas anggota perlindungan masyarakat. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), Seksi Peningkatan Kapasitas Personil Perlindungan Masyarakat melaksanakan fungsi sebagai berikut:

a. penyusunan rencana kegiatan Seksi Peningkatan Kapasitas Personil Perlindungan Masyarakat;

b. penyiapan bahan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan peningkatan kapasitas personil perlindungan masyarakat;

c. penyusunan rencana pelaksanaan pelatihan anggota perlindungan masyarakat;

d. pelaksanaan pelatihan bagi anggota perlindungan masyarakat;

e. pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas Seksi Peningkatan Kapasitas Personil Perlindungan Masyarakat; dan

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Peningkatan Kapasitas Personil sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(9)

11. Di antara Pasal 43 dan Pasal 44 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 43A sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 43A

Pegawai Negeri Sipil yang melaksanakan tugas pada Satuan Polisi Pamong Praja sepanjang belum ada penugasan yang baru dari Pejabat Pembina Kepegawaian tetap melaksanakan tugas sesuai dengan bidang tugas dan diberikan hak atas keuangan sebagai pejabat sampai dengan adanya penetapan, pelantikan dan/atau pengukuhan oleh Bupati.

Pasal II

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan, pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kapuas Hulu.

Ditetapkan di Putussibau

padjManggj§j 22 Gc+cfoSr 2oi8

Diundangkan di Putussibau

pada tanggal 23 Cfe*ober

SEKRETARXS-DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU,

MALUM 7/5^v

BERITA DA!

NOMOR 55

KABUPATEN KAPUAS HULU TAHUN 2018

9

(10)

L A M P I R A N P E R A T U R A N B U P A T I K A P U A S H U L U N O M O R T A H U N 2 0 1 8 T E N T A N G P E R U B A H A N A T A S P E R A T U R A N B U P A T I N O M O R 6 5 T A H U N 2 0 1 6 T E N T A N G K E D U D U K A N , S U S U N A N O R G A N I S A S I , T U G A S DAN F U N G S I , S E R T A T A T A K E R J A S A T U A N P O L I S I P A M O N G P R A J A K A B U P A T E N K A P U A S H U L U . K E P A L A S A T U A N I J A B A 1 < E L O M l 3\N Fur =GK ^ G S I O N A L B I D A N G P E N E G A K A N D A N O P E R A S I S E K S I P E N E G A K A N D A N P E N Y E L I D I K A N S E K S I P E N G E N D A L I A N O P E R A S I S E K R E T A R I A T S U B B A G I A N P R O G R A M S U B B A G I A N K E U A N G A N S U B B A G I A N U M U M D A N A P A R A T U R B I D A N G P E R L I N D U N G A N M A S Y A R A K A T S E K S I P E R I L I N D U N G A N M A S Y A R A K A T B I D A N G P E N I N G K A T A N K A P A S I T A S P E R S O N I L I ~ — S E K S I B I N A P O T E N S I M A S Y A R A K A T S E K S I P E N I N G K A T A N K A P A S I T A S P E R S O N I L P E R L I N D U N G A N M A S Y A R A K A T S E K S I P E N I N G K A T A N K A P A S I T A S P E R S O N I L S A T P O L P P UPT

t

Referensi

Dokumen terkait

(1) Kepala Satuan polisi pamong praja mempunyai tugas pokok memimpin, merumuskan kebijakan teknis operasional, mengkoordinasikan, melaksanakan kerja sama dan mengendalikan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif signifikan pelayanan publik terhadap kepuasan masyarakat, ada pengaruh positif signifikan e-services quality terhadap

Berdasarkan data Tabel 1, menunjukkan bahwa penggunaan tenaga kerja pada kegiatan usahatani kentang dan kubis yang dilakukan oleh petani binaan lebih

Adapun instrumen yang digunakan adalah silabus IPA kurikulum 2013, buku teks siswa IPA kurikulum 2013 pada materi sistem pencernaan Kelas VIII semester 1

(1) Kepala Satuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a mempunyai tugas memimpin, mengoordinasikan, merumuskan sasaran, membina, mengarahkan,

Tahap Refleksi (Reflecting).. Guru dan siswa sudah melaksanakan pembelajaran pada siklus I dengan baik. Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil observasi