BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2012 NOMOR 26 SERI F NOMOR 259
Menimbang
PERATURAN BUPATI SAMOSIR
NOMOR 24 TAHUN 2012
TENTANG
STRATEGI PENCAPAIAN
STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG LINGKUNGAN HIDUP
DI KABUPATEN SAMOSIR
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SAMOSIR'
.'a.bahwaberdasarkanpasal63ayat(3)hurufjUndang-Undang
Nomor32Tahun2alotentangPerlindungandanPengendalian
Lingkungan
Hidup,
dalam
perlindungan
dan
pengelolaanlingkunganhidupPemerintahKabupaten/Kotabertugasdan
berwenangmelaksanakanstandarpelayananminimal;
b.
bahwa berdasarkan pasal 6 ayat (2) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2008 tentang standar Pelayanan MinimalBidangLingkunganHidupdaerahProvinsi,dandaerah
Kabupaten/Kota,lnstansiLingkunganHidupKabupaten/Kota
diamanatkan
untuk
menyusun perencanaan pencapaian danpenerapan standar Pelayanan Minimal bidang lingkungan hidup secara bertahaP;
c.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalamhurufadanhurufb,perlumenetapkanPeraturanBupatiSamosir
tentang strategi Pencapaian standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan HiduP,
'.1'Undang-UndangNomor36Tahun2003tentangPembentukan
Kabupaten samosir dan Kabupaten serdang Bedagai
di
Provinsisumatera Utara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun
2003Nomorl5l,TambahanLembaranNegaraRepublik
lndonesia Nomor 4346);Mengingat
I I I
2. Undang-Undang Nomor
32
Tahun
2004 tentang pemerintahanDaerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2oo4 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor
4437) sebagaimana telah diubah beberapa kari terakhir dengan
Undang-Undang
Nomor
12 Tahun2008
tentangPerubahan Kedua
Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004tentang
PemerintahanDaerah
(Lembaran
Negara
Republiklndonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4844)',
Undang-Undang Nomor
33
Tahun
2004tentang
perimbanganKeuangan
Antara
PemerintahPusat
dan
pemerintah Daerah(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2oo4 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor aa3});
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang perrindungan dan
Pengelolaan Lingkungan
Hidup
(Lembaran
Negara
Republiklndonesia Tahun 2009 Ncmor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5039);
Undang-Undang Nomor
12
Tahun
2011 tentang pembentukanPeraturan
Perundang-undangan(Lembaran
Negara
Repubriklndonesia
Tahun
Nomor 82,
Tambahan Lembaran NegaraRepublik lndonesia Nomor
5%g;
Peraturan Pemerintah
Nomor
41
Tahun
lggg
tentangPengendalian Pencemaran Udara (Lembaran Negara Repubrik lndonesiaTahun 1999 Nomor
86,
Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3853);Peraturan Pemerintah l(omor 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara
Republik lndonesia Tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Republik lndonesia Negara Nomor 4161)',
Peraturan Pemerintah Nomor
65
Tahun 2005 tentang pedomanPenyusunan
dan
Penerapan
Standar
Pelayanan
Minimal (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2005 Nomor 150,Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4585);
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang pembagian
Urusan
PemerintahanAntara
Pemerintah, Pemerintah DaerahProvinsi
dan
PemerintahDaerah
Kabupaten/Kota (LembaranNegara Republik lndonesia Tahun
2007
Nomor82,
TambahanLembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4737),
Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor
22
Tahun
2007tentang
Organisasidan Tata Kerja
LembagaTeknis
Daerah Kabupaten Samosir (Lembaran Daerah Kabupaten Samosir Tahun2007 Nomor 132, Seri D Nomor 15, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Samosir Nomor 3); J. 4. 5. 6. 7. B. 9. 10.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
6
Tahun 2007 tentangPetunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal;
Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor
19
Tahun
2008tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota;
Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor
20
Tahun
2008tentang
PetunjukTeknis Standar
PelayananMinimal
Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota;l'(eputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003
tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
:
PERATURAN BUPATI TENTANG STRATEGI PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG LINGKUNGAN HIDUP.BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Bupati adalah Bupati Samosir.
2.
Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggara Urusan Pemerintahanoleh
Pemerintah Daerahdan
Dewan
PerwakilanRakyat
Daerahmenurut
Asas
Otonomidan Tugas
Pembantuandengan
PrinsipOtonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
Republik lndonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik lndonesia Tahun 1945.
3.
Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Kabupaten Samosir.4.
Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Samosir.5.
Badan Lingkungan, Peneliiian dan Pengembangan yang selanjutnyadisingkat BLHPP
adalah
Lembaga
Teknis
Daerah
yang menyelenggarakan urusan pemerintahandi
bidang lingkungan hidup daerah Kabupaten Samosir.6. Urusan
Wajib
adalah urusan pemerintahanyang
berkaitan denganhak
dan
pelayanan
dasar warga
negara
yangpenyelenggaraannya diwajibkan oleh Peraturan Perundang-undangan
kepada daerah untuk perlindungan
hak
konstirusional, kepentingannasional, kesejahteraan masyarakat serta ketentraman dan ketertiban
umum dalam rangkil menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik lndonesia.
7.
Pelayanan dasar bidang lingkungan hidup adalahjenis
pelayananpublik
yang
mendasar
dan
mutlak untuk
mendapatkan mutulingkungan hidup yang baik dan sehat secara berkelanjutan. 11.
13.
14.
13. 14.
B.
Standar
Pelayanan
Minimal Bidang
Lingkungan
Hidup
yangselanjutnya disingkat
sPM
Bidang
Lingkungan
Hidup
adalahketentuan
mengenaijenis
dan
mutu
pelayanandasar
bidang lingkungan hidup yang merupakan urusan wajib daerah yang berhakdi
peroleh setiap warga secara minimal sesuai karakteristik, kondisi dan kemampuan daerah.9. Jenis pelayanan adalah kegiatan untuk melaksanakan urusan wajib
berskala daerah
yang
pencapaiannyaditentukan
berdasarkanindikator kinerja.
10. lndikator SPM adalah tolak ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif yang
digunakan
untuk
menggambarkan besaran Sasaranyang
hendakdipenuhi
dalam
pencapaianSPM
berupa masukan proses, hasildan/atau manfaat PelaYanan.
1 1. Batas waktu pencapaian adalah batas waktu untuk mencapai target
jenis
pelayanan bidang lingkungan hidup secara bertahap sesuaidengan indikator dan nilai yang ditetapkan.
12. Target tahunan adalah
nilai
persentase pencapaian kinerja padatahun yang bersangkutan.
lnstansi lingkungan hidup adalah instansi
yang
menyelenggarakanurusan pemerintahan dibidang lingkungan hidup'
Kewenangan daerah adalah kewenangan yang diberikan pemerintah kepada daerah.
15.
Standar
teknis adalah
kualitas
dan
prosedur
pelayanan yang ditentukan oleh Pemerintah.'16. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disebut
APBN adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Negara yang
disetujui
oleh
Dewan Perwakilan Rakyatdan
ditetapkan denganUndang-Undang.
17. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disebut
APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah dan
DPRD dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
BAB II
TUJUAN, SASARAN DAN FUNGSI
Bagian Kesatu Tujuan Pasal 2
Tujuan
StrategiPencapaian
Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup adalah :a.
Tersedianya acuan pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan HiduP;b.
Agar
pencapaian standar Pelayanan Minimal bidang Lingkungan Hidup dapat dilaksanakan sesuai dengan perencanaan'i I I I I Bagian Kedua.../
Bagian Kedua Sasaran
Pasal 3
Sasaran
yang akan
dicapai dengan Strategi
Pencapaian StandarPelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup adalah :
a.
Terlaksananya pelayanan dasar bidang lingkungan hidup secaraterencana dan terukur;
b.
Terpenuhinya hak masyarakat terhadap kualitas lingkungan hidup yang baik;c.
Tersedianyaakses
yang
mudah terhadap informasi lingkunganhidup;
d.
Terlaksananya tindaklanjut pengaduan masyarakatatas
dugaanterjadinya pencemaran dan/atau perusakan lingkungan.
Bagian Ketiga Fungsi Pasal 4
Strategi Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan
Hidup berfungsi sebagai :
a.
Tolak ukur tercapainya kualitas lingkungan hidup;b.
Pengukuran
kinerja
penyelenggaraanurusan
wajib
daerah,khususnya
yang
berkaitandengan
pelayananminimal
bidanglingkungan hidup;
c.
Acuan
prioritas
perencanaan
dan
prioritasprogram/kegiatan bidang lingkungan hidup.
pembiayaan
BAB III
STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG LINGKUNGAN HIDUP
Bagian Kesatu
Jenis Pelayanan
Pasal 5
Jenis
Standar
PelayananMinimal Bidang
LingkunganHidup
di Kabupaten Samosir meliputi .a.
Pelayanan dasar pencegahan pencemaran air;b.
Pelayanan dasar tindaklanjut pengaduan masyarakat akibat adanyaBagian Kedua Target PencaPaian
Pasal 6
(1)
Target pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang LingkunganHidup untuk
masing-masingpelayanan
dasar
sebagaimanadimaksud dalam Pasal
5
dilaksanakan secara bertahap sampaidengan
tahun
2013 dengan indikator kinerjadan
batas waktupencapaian ini.
(2)
lndikator kinerja
dan
batas
waktu
pencapaian
dari
targetpencapaian
standar
PelayananMinimal
untuk
masing-masingpelayanan dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Bupati ini.
Bagian Kedua
Kriteria sasaran dari Target standar Pelayanan Minimal
Pasal 7
(1)
Sasarandari
target Standar Pelayanan Minimal untuk pelayanandasar pencegahan pencemaran
air
sebagaimana dimaksud dalampasal 5 huruf a memenuhi salah satu atau lebih dari kriteria sebagai
berikut :
a.
Usaha dan/atau
kegiatanyang
menghasilkanlimbah
dariproses
produksinyaberupa cairan dan/atau padat
yang berpotensi mencemari Perairan;b.
Usaha dan atau kegiatan yang menggunakan bahan penunjang untuk produksi yang berpotensi mencemari perairan'(2)
Sasarandari
target Standar Pelayanan Minimal untuk pelayanandasar tindaklanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup
sebagaimanadimaksud dalam Pasal 5 huruf b memenuhi salah satu atau lebih dari kriteria sebagai berikut :
a.
Usaha dan/atau kegiaianyang
lokasi
dan/atau dampaknyaberada pada suatu wilayah Kabupaten Samosir;
b. Pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup terjadi di
wilayah 4 (empat) sampai dengan 12 (dua belas) mil laut;
Usaha dan/atau kegiatan
yang
penilaian analisis mengenaidampak lingkungan hidup oleh komisi penilai analisis mengenai
dampak lingkungan hidup Kabupaten Samosir;
Usaha
dan/atau kegiatan
yang
izin
usaha
dan/atau
izin lingkungannya yang diberikan di Kabupaten Samosir'c.
d.
.."
BAB IVPENGORGANISASIAN
Pasal B
(1)
Bupati
sebagai
penanggungjawab
atas
penyerenggaraanpelayanan dibidang Lingkungan
Hidup sesuai
dengan standarPelayanan
Minimal bidang
Lingkungan
Hidup
sebagaimanadimaksud dalam pasal 5.
(2)
Penyelenggaraan
pelayanan
dibidang
Lingkungan
Hidupsebagaimana
dimaksud
pada ayal
(1)
secara
operasionaldilaksanakan oleh
sKpD
yang membidangi Lingkungan Hidup diKabupaten Samosir.
(3)
SKPD
yang
membidangi Lingkungan
Hidup dalam
rangkapenyelenggaraan
pelayanan
wajib
menyusun
perencanaanpencapaian
dan
penerapanstandar
pelayanan Minimal bidang Lingkungan Hidup sebagaimana dimaksud pada ayat(2)
secarabertahap, ses.uai petunjuk
teknis
yang
diatur dalam
peraturanMenteri Lingkungan Hidup Nomor 20 Tahun 200g tentang petunjuk
Teknis standar
pelayananMinimal bidang
LingkunganHidup Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota.
BAB V
PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN PELAPORAN Pasal 9
(1)
SKPD yang membidangi Lingkungan Hidup menyusun perencanaanpencapaian
dan
penerapanstandar
pelayanan Minimal
(spM)bidang Lingkungan Hidup sebagaimana dimaksud dalam pasal 5
secara bertahap.
(2)
SKPD yang membidangi LingkunganHidup
menyampaikan laporanhasil
pencapaian kinerja penerapanstandar
pelayanan Minimal(sPM)
Bidang Lingkungan Hidup sebagaimana dimaksud dalamPasal 5 kepada Bupati Samosir.
(3)
Berdasarkan laporansKpD
yang
membidangi Lingkungan Hidupsebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bupati menyampaikan laporan
hasil
pencapaian kinerja penerapanstandar
pelayanan Minimal(sPM)
Bidang
LingkunganHidup
daerah
Kabupaten samosir kepada Gubernur.Pasal 10
(1)
Dalam rangka menjaga kesinambungan pelayanan dasar terkaiturusan
wajib
lingkunganhidup
ini,
programdan
kegiatan ietapdiarahkan kepada pencapaian indikator Standar Pelayanan Minimal
(SPM) Bidang Lingkungan Hidup.
(2)
Programdan
Kegiatan sebagaimana dimaksudpada
ayat
(1)BAB VI PEMBIAYAAN
Pasal 11
Pembiayaan pencapaian
dan
penerapanstandar
pelayanan Minimal bidang Lingkungan Hidup dibebankan pada Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten samosir dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat.BAB VII PENUTUP
Pasal 12
Peraturan Bupati samosir ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar
setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundanganPeraturan
Bupati
ini
dengan
penempatannyadalam
Berita
DaerahKabupaten Samosir.
Ditetapkan di Pangururan
pada tanggal, 14 September 2012
BUPATI SAMOSIR,
Cap/dto
MANGINDAR SIMBOLON
Diundangkan di Pangururan pada tanggal,
l8
Seprenber 2012lr. HATORANGAN STMARMATA
PEMBINA UTAMA MUDA
NrP.1 9570622 198603 1 005
BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2012 NOMOR }bSERI F NOMOR
}qg
o
N5
c! L-3
z
EF
9
=E-
0
P3
r
g
f:5
6
.--:5
t
t, qa
E
Ejc, I
L-A1=rsF.Y=
;f,* < E
(jJE
fi
3
F=
o iiE o
=
0_l
o
=z
(,z
f
Vx2
oJ
1.otz
a< o26
4-tClN(qo
59io
ruXZEtrz=6
ntzz
>-<LlJuo2t
FUJ<<o-ritL
u<lfl
ax)m
:bHg
z
o_ Oz
uJ (Lf
F
Y
=
U)F
mz
o
t
LIJz
v
t
o
F
V
o
z
s
',1\ r(tt
aQ
.l>
=o
4z
k
fi-"
E.
g
3u
< d
-
=H
f
3
p
g3s
z<@
<
=
o'
-.rO'?g$
frF
H
#
e
3i
$to
col (Il Jel L ->'=t
cD elLc-{e
E-ES
ol 9r cL{g
c=c
G(tr(I' (s= o, ols c llc= -o ([rz o-oI
5r.!Eg;
EO([(EFY*blX;
EOJ_\z -(5sk
Y>\ $(, ct(scE
-Ckq
EH (s o) c) (Jg 6<o o-ccE
(I'G ccqb
c G c (! ct€E
(s(s=3
o) (L c o o, c f g -c o) c o) (L U' f E ft
s
O O -l XEI
:l
FI
jjl.-2
ls
.=
l=
tr lclE
l-rs (!'"ls t clrJ U tslx >r >l\ (/) Etpb
F.ilE?Et$
cg sl.li !! -l-- PIU 9iil:
H bol "p glF
E
gl€
INi
.e l-Efr.EIB
>
(s
gls
I '-e€
ls
rd ld-c ltr
d lS (/) l\ :llEl
cclEI
-t )t o ri >< $ ri N d s. B B) AC B) lt) sq L a) +J r B)x
B) AJ:
s a ,:. P (6 (s P h!a
(s oo c (! Cg th L c) p (0 6 G C6 c) (J c.) o. (0 bo cd€
6 ! cd ,-o Cg +r t< (! v, C! G bD q) o. G E c (tr c (s G o l-L (5 occc
f(tr(oHgf
EEE
(I'(,OH[E
c3Ee
js_v
h5s
Etrc,:
1S:
99,3s
(E--boE6.9E
3E=8
!o)Ec: ^(l) oo o) il-Y (U o. ,-i CJ Ree-c X'lz (5 N; (oE3;.3E
PFEB
A--or
c X(s(6(5.tF
(5-0eo=
5x€€
-! orii 6-crjz
=;
gsHi>
HXg;
biibP
ato.=t
uJo
a
t
lrJt
KATA PENGANTAR
Amanat Pemerintah untuk menjalankan urusan pemerintahan wajib
dan
urusan pilihan secara gamblang telah tertuangdi
dalam
PeraturanPemerintah
Nomor
38
Tahun 2007
tentang
Pembagian
UrusanPemerintahan
antara
Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi
danPemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Berbeda dengan urusan mutlak yang
menjadi wewenang
Pemerintah,
urusan
wajib
dan
pilihan
dapatdiselenggarakan secara bersama-sama antara Pemerintah dan pemerintah
daerah, dimana
Pemerintah berperan
sebagai regulator
sedangkan pemerintah daerah sebagai implementator.Salah
satu
urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam PeraturanPemerintah tersebut adalah urusan bidang lingkungan
hidup.
Di
dalamUndang-Undang
Nomor
32
Tahun
2009
tentang
Perlindungan danPengelolaan Lingkungan
Hidup
disebutkan
bahwa
perlindungan danpengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang
dilakukan
untuk
melestarikanfungsi
lingkunganhidup
dan
mencegahterjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan
penegakan hukum.
Untuk
melaksanakan urusan-urusan
wajib
dimaksud,
maka Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal' Kementerianteknis
ditugaskan menyusun pedomanteknis
pelaksanaanStandar
Pelayanan
Minimal,
sedangkan pemerintah
daerah
hanyamelaksanaan
pedornan
dan
ketentuan
yang telah
diterbitkan
olehPemerintah.
Dalam rangka melaksanakan ketentuan tersebut, maka pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten) dianjurkan menyusun strategi pencapaian
Standar Pelayanan Minimal
yang dapat
dituangkandalam peta
jalan(roadmap) pencapaian Standar Pelayanan Minimal. Pemerintah Kabupaten Samosir dan Pusat Kajian Kinerja Otonorni Daerah LAN telah bekerjasama untuk menyusun roadmap pencapaian Standar Pelayanan Minimal
di
limaSemoga dokumen
ini
dapat
bermanfaatbagi
Badan
LingkunganHidup,
Penelitian
dan
PengembanganKabupaten
Samosir
dalammelaksanakan tugas pokok dan fungsinya, khususnya dalam melaksanakan
tugastugas di
bidang
lingkungan
hidup,dan
pada umumnya bagi Pemerintah Kabupaten Samosir dalam upaya melaksanakan urusan wajibyang
menjadi
kewenangannyasesuai amanat
peraturan
perundang-undangan.Pangururan,
lt
Sqptember 2012BUPATI SAMOSIR
DAFTAR ISI Pengantar Daftar Tabel BAB I PENDAHULUAN
A.
l,atar BelakangB.
TujuanC.
Ruang Lingkup Strategi Pencapaian SPM Bid. Lingkungan Hidup ...,...D.
Metodo1ogi...E.
Sistematika Penulisan ... BAB II I(ONSEP DAN I(EBIIAKANA.
I(onsep Standar PelayananMinimal
7B.
I(ebijakan Standar Pelayanan Minimal Bidang LingkunganHidup....
15 PENCAPAIAN SPM BIDANG LINGKUNGAN HIDUPA.
Deskripsi Wilayah l{abupatenSamosir
31B.
Tugas Pokokdan
Fungsi Badan Lingkungan Hidup, Penelitian danPengembangan...
34C.
Perkembangan Pencapaian SPM Bidang LingkunganHidup
37D.
Permasalahan danTantangan
41,ANALISIS STRATEGI PENCAPAIAN SPM
A.
AnalisisSWOT
43B.
Roadmap Pencapaian SPM Bidang LingkunganHidup
48C.
Strategi Capaian SPM Bidang LingkunganHidup
49D.
Kebutuhan Sumber Daya Pencapaian SPM...,..
57E. Anggaran
58 BABIII
BAB V PENUTUP DAFTAR PUSTAIG t iii iv 1 4 5 5 6 BABIV 60 62Tabel 2.1 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 4.1 Tabel4.2 Tabel 4.3 f abel4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel4.7 DAFTAR TABEL
lndikator dan Target Capaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Menurut PermenLH Nomor .2012Q08.
Luas Wilayah dan Jumlah Desa di Setiap Kecamatan
lndikator dan Capaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Tahun 2008-201'1 ... ... .
lnternal Faktors Summary (IFAS).
Eksternal Faktors Analysis Summary
(EFAS).
... ... ..-.Roadmap Pencapaian SPM Bidang Lingkungan Hidup.
Program, Kegiatan, Target dan Kebutuhan Anggaran Yang Terkait Pencapaian SPM.
Program, Kegiatan, Target dan Kebutuhan Anggaran Pendukung Pencapaian SPM.
Kondisi SDM Berdasarkan Kebutuhan Kondisi Sarana Prasarana.
,18 3'1 40 43 44 4B 52 55 57
Strategi Pencapaian SPM Bidang Lingkungan Hidup Kabupaten Samosir
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar BelakangPertumbuhan
setiap sektor
baik
pertambahan
penduduk,peningkatan konsumsi manusia hingga kemajuan teknologi tidak hanya
mendatangkan perubahan kearah yang diinginkan atau dengan kata lain
mendatangkan dampak positif, tetapi juga terjadi dampak negatif terutama
terhadap
rona
wilayah
lingkungan. Peningkatan
dan
percepatanpembangunan
juga
menjadi faktor penting yang memberikan kontribusiyang akan menimbulkan keterbatasan dan perubahan potensi peruntukan
dan
tata
kelola lahan.
Dampak keseluruhan aktivitas tersebut telahmenimbulkan berbagai
efek
nyatayang dapat
kita
rasakansaat
ini,berupa pencemaran air, udara, kerusakan tanah dan lahan, kerawanan
bencana alam, penurunan jumlah habitat hewan dan kerusakan vegetasi
atau
keseluruhannyayang
secara umum disebut
degradasi kualitaslingkungan dan alam. Kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun
tersebut tentunya
akan
mengancam kelangsungan
perikehidupanmanusia
dan
makhluk
hidup
lainnya,
untuk itulah perlu
dilakukanperlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh
-
sungguhdan konsisten oleh semua pemangku kepentingan.
Berdasarkan Pasal 2BH ayat
(1)
UUD 1945 yaitu "Sefiap orangberhak
hidup
sejahtera
lahir
dan
batin,
bertempat
tinggal,
danmendapatkan
lingkunganhidup
yang baik dan
sehat serta
berhak memperoleh pelayanan kesehatan" dan Pasal33
ayat
(4)
UUD
1945"Perekonomian
nasional
diselenggarakanberdasar
a/as
demokrasiekonomi dengan
prinsip
kebersamaan,
efisiensi
berkeadilan,berkelanjutan, benuawasan lingkungan, kemandirian,
serta
denganmenjaga keseimbangan kemajuan
dan
kesatuan
ekonomi nasionaf'Pemerintah dalam hal ini
telah
mengakomodasi perlindungan konstitusi(constitutional protection) baik terhadap warga negara untuk memperoleh
Strategi Pencapaian SPM Bidang Lingkungan Hidup
lingkungan
hidup
yang
lestari
atas
dampak negatif
dari
aktivitasperekonomian
nasional.
Ketentuan inipulalah
mengandung pengertianbahwa setiap warga negara berhak dan memperoleh jaminan konstitusi
(constitutional guranteee) untuk hidup dan memperoleh lingkungan hidup yang baik dan sehat untuk tumbuh dan berkembang.
Pemerintah
melalui
Undang-UndangNomor
32
Tahun
2004,menyatakan
bahwa
masing-masingdaerah secara
terpadu
untukmelakukan strategi pengelolaan sumber
daya alam
yang
mendorongkonsep pembangunan daerah berkelanjutan dengan tata kelola wilayah
yang perspektif lingkungan.
Kemudian,
perlindungandan
pengelolaanlingkungan hidup juga diatur dalam Pasal
1
angka(2)
Undang-UndangNomor
32
Tahun
2009
tentang
Perlindungandan
PengelolaanLingkungan Hidup (UUPPLH), dimana dalam pengertiannya perlindungan
dan
pengelolaan lingkungan hidupmerupakan
upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidupyang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan,
pengawasan, dan penegakan hukum.
Selanjutnya, sesuai Pasal 13 dan 14 huruf
j
Undang-undang Nomor32
Tahun 2004 tentang
PemerintahanDaerah,
lingkungan
hidup merupakan urusan wajibdan
dalam penyelenggaraannya berpedomanpada
Standar
Pelayanan Minimal(SPM)
yang
dilaksanakan secarabertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah. Hal ini sejalan dengan Pasal B Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.Sebagai tindak lanjut
dari
Peraturan Pemerintah tersebut telahditerbitkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 19 tahun
2008
tentang Standar Pelayanan MinimalBidang
Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota. Ada empat jenis pelayananyang menjadi urusan wajib kabupaten/kota, yaitu; pelayanan pencegahan
pencemaran air; pelayanan pencegahan pencemaran udara dari sumber
tidak
bergerak; pelayanan informasi status kerusakanlahan
danlatauStrategi Pencapaian SPM Bidang Lingkungan Hidup
tanah untuk
produksi biomassa; pelayanantindak lanjut
pengaduanmasyarakat
akibat
adanya dugaan pencemarandan/atau
perusakan lingkungan hidup.\
\
i L/ FefavananrE**g.*r",*-,
penc€rl}alsn al4 Pel*vxnin rnfoffissi ,,lri*t*i &;**sakanl*h*n
I $Pil'l Bidang l-in gkun ga n l{id n p\
2) 3) Pe$aysnarr',/
P€ftcegeftsr!"./
pr*ncemarnrl udarxf'elnf inan ttncak .
lanj{"'t p€ng$rtuan j
nibsy*rakat
,
Gambar. 1.1
Ruang Lingkup Pelayanan Dasar SPM Bidang Lingkungan Hidup
Berdasarkan
gambar
1.1
dapat
diuraikanbahwa
sPM
bidang lingkungan hidup terdiri dari :1)
Pelayanan
pencegahan pencemaranair
yaitu
tindakan
secaramanajemen/administratif
dan
secara
teknik yang
dilakukan olehpenanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dalam rangka mencegah
masuknya atau dimasukkannya makluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia.
Pencemaran udara yang diartikan dengan turunnya kualitas udara sehingga udara mengalami penurunan mutu dalam penggunaannya
yang
akhirnyatidak
dapat digunakanlagi
sebagaimana mestinya sesuai dengan fungsinya.Pelayanan lnformasi Status Kerusakan Lahan
dapat
diuraikan kedalam
2
(dua) bentuk yaitu tanah sebagai salah satu sumber daya alam, wilayah hidup, media lingkungan, dan faktor produksi termasukproduksi
biomassayang
mendukungkehidupan manusia
serta makhluk hidup lainnya harus dijaga dan dipelihara kelestariannya dan biomassayaitu
tumbuhan atau bagian-bagiannya yaitu bunga, biji,buah, daun,
ranting, batang,dan
akar, termasuk tanaman yang dihasilkan oleh kegiatan pertanian, perkebunan, dan hutan tanamanStrategi Pencapaian SPM Bidang Lingkungan Hidup
4)
Pelayanantindak lanjut hasil
pengaduan masyarakat merupakandampak dari peningkatan kesadaran masyarakat untuk mendapatkan
hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.
Peraturan Pemerintah
Nomor
38
Tahun
2007
menempatkanlingkungan hidup merupakan urusan wajib ketiga setelah pendidikan dan kesehatan sehingga pencapaian pelayanan minimal
ini
menjadi sangatpenting bagi pemerintdah daerah. Pencapaian Standar Pelayanan Minimal
(SpM)
merupakanbukti
keberhasilan Kepala Daerah dalam memenuhipelayanan dasar kepada
masyarakat.
Namundemikian,
permasalahanyang
ada
dalam
penerapanStandar
PelayananMinimal (SPM)
pada pemerintah daerah adalah masih minimnya komitmen pemerintah daerah dalam pencapaian standar pelayanan minimal khususnya lingkungan hidupini yang ditunjukkan dengan belum tersedianya peraturan daerah tentang standar pelayanan minimal. Kemudian, dengan telah dikeluarkannya Surat
Edaran Menteri
Dalam
NegeriNomor
10011023/SJtentang
PercepatanPelaksanaan Penerapan
dan
Pencaparan Standar Pelayanan Minimal diDaerah.
Berdasarkanhal
tersebut,
maka
pemerintahdaerah
Samosirmenindaklanjuti hal-hal yang terkait dengan pencapaian Standar Pelayanan
Minimal (SPM) khususnya lingkungan hidup yang dituangkan dalam strategi pencapaian target standar pelayanan minimal lingkungan hidup.
B.
TujuanTujuan yang ingin dicaPai adalah :
1.
Mengetahui sejauh mana pemahaman daerah tentang pedoman dan petunjuk teknis Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Lingkungan Hidup2.
Mengetahui Perkembangan dan berbagai kendala dalam pencapaianstandar Pelayanan Minimal (sPM) di bidang lingkungan hidup
3.
Mendorong Pemerintah Kabupaten Samosir untuk menjadikan Standar Pelayanan Minimal(SPM)
yang
ditetapkan sebagai acuan dalamdokumen perencanaan dan penganggaran guna menjamin optimalisasi
penerapan dan pencapaian standar Pelayanan Minimal (sPM).
4
Mendorong Pemerintah KabupatenSamosir
membuat
LaporanTahunan Target Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor
3
Tahun 2007 tentang Laporan penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD)dan
Peraturan Menteri5
c.
Strategi Pencapaian SPM Bidang Lingkungan Hidup
Dalam Negeri Nomor 73 Tahun 2009 tentang Tata cara Evaluasi Kinerja Pemerintah Daerah;
Menyusun rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang
memuat target tahunan pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM)
dengan mensinkronkan
dan
mengitegrasikanke
dalam RPJMD danRenstra SKPD.
Ruang
Lingkup Strategi
PencapaianStandar
Pelayanan Minimal(SPM) Bidang Lingkungan Hidup
1. Pencapaian
kinerja
standar
PelayananMinimal
(sPM)
BidangLingkungan Hidup.
2. Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Bidang Lingkungan Hidup
3. Pemetaan faktor kekuatan, kelemahan, tantangan dan potensi daerah
terkait dengan percepatan penerapan Standar Pelayanan Minimal
(SPM) Bidang Lingkungan HiduP
4.
Target
Capaian
standar
Pelayanan Minimal
(sPM)
Bidang Lingkungan Hidup (Roadmap 2008-201 5).5. Strategi pencapaian (road map) Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Lingkungan Hidup Kabupaten Samosir.
D.
MetodologiMetode perumusan yang dilakukan dalam penyusunan strategi ini
yakni menggunakan data-data yang tersebar
di
SPKD, dalamhal
iniBadan Lingkungan Hidup, Penelitian
Dan
Pengembangan KabupatenSamosir, termasuk data-data yang ada
di
level kaupaten/kota. Data-datayang
digunakan
dalam
perumusanstrategi
ini
meliputi
:
RentraKabupaten,
LAKIP
Kabupaten,Rentra SKPD, LAKIP
dan
dokumenlainnya yang relevan.
Sedangkan
teknik
pengumpulandata
dalam kegiatan kajian inimencakup sejumlah kegiatan, terdiri dari. pengumpulan literatur berkaitan
dengan Standar
Pelayanan
Minimal,
pengumpulan
data
melalui kuesioner/angket, dan pengumpulan data melalui wawancara/FGD .Strategi Pencapaian SPM Bidang Lingkungan Hidup
E.
Sistematika PenulisanSistematika penulisan
dalam
penyusunanstrategi
pencapaianStandar Pelayanan Minimal
(SPM)
Bidang Lingkungan Hidup Kabupaten Samosir adalah sebagai berikut :Bab
I
Pendahuluan, memuat latar belakang, tujuan, ruang lingkupstrategi pencapaian SPM bidang Lingkungan Hidup, metode
perumusan, kerangka berpikir dan sistematika penulisan.
Bab
ll
Konsepdan
Kebijakan, berisi konsep-konsep yang berkaitandengan standar pelayanan minimal serta kebijakan-kebijakan di bidang standar pelayanan minimal bidang lingkungan hidup.
Bab
lll
PencapaianStandar
PelayananMinimal
(SPM)
BidangLingkungan Hidup, berisi perkembangan pencapaian Standar
Pelayanan
Minimal
(SPM)
Bidang
Lingkungan
Hidup,Permasalahan dan tantangan kedepan.
Bab
lV
Analisis
Strategi
PencapaianStandar
Pelayanan Minimal(SPM), memuat analisis SWOT, target pencapaian SPM bidang
lingkungan
hidup
(roadmap
2008-2015),strategi
capaianStandar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Lingkungan Hidup
dan
kebutuhan sumber daya pencapaian Standar PelayananMinimal (SPM).
Bab
V
Penutup berisi saran yang dapat digunakan sebagai strategiyang tepat dalam
percepatan pencapaiantarget
StandarPelayanan Minimal
(SPM) bidang
lingkunganhidup
padaStrategi Pencapaian SPM Bidang Lingkungan Hidup
BAB II
KONSEP DAN KEBIJAKAN
A.
Konsep Standar Pelayanan MinimalDalam
konteks
pelayanan
publik
di
daerah,
kebijakandesentralisasi dan otonomi daerah ditujukan untuk meningkatkan kualitas
penyelenggaraan pemerintahan
daerah,
kesejahteraanrakyat
danpemberdayaan
masyarakat.
Karena
itu
pemerintah
daerah
harusmenyediakan
pelayanan
publik
yang
sesuai dengan
kebutuhanmasyarakat. Sesuai dengan Pasal 10 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32
Tahun
2004,
Pemerintah
Pusat
menyelenggarakan
urusan pemerintahanan yang melipuli politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama.Pada
ayat
(5)
Undang-Undang tersebut dinyatakanpula
bahwapemerintah
juga
menyelenggarakan urusan pemerintahandi
luar enamurusan pemerintahan tersebut. Sedangkan
pada Pasal
11
Undang-Undang
ini
dinyatakan bahwa penyelenggaraan urusan pemerintahandibagi
berdasarkankriteria
eksternalitas, akuntabilitas,dan
efisiensidengan
memperhatikan keserasian
hubungan
antar
susunan pemerintahan.Eksternalitas, adalah dampak
yang timbul
sebagaiakibat
dari penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan. Penyelenggaraan urusan pemerintahan berdasarkan kriteria eksternalitas ditentukan berdasarkanluas,
besaran,
dan
jangkauan
dampak
yang
timbul
akibatpenyelenggaraan
suatu
urusan
pemerintahan. Berdasarkan kriteriaeksternalitas maka semakin langsung dampak penyelenggaraan suatu
urusan pemerintahan kepada masyarakat, maka urusan tersebut paling tepat untuk diselenggarakan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota.
Akuntabilitas,
adalah
pertanggungjawaban
pemerintah,pemerintahan daerah propinsi, dan pemerintahan daerah kabupaten/kota
dalam
penyelenggaraan
urusan
pemerintahan
tertentu
kepadamasyarakat. Penyelenggaraan urusan pemerintahan berdasarkan kriteria
akuntabilitas
ditentukan
berdasarkan
kedekatan
suatu
tingkatanStrategi Pencapaian SPM Bidang Lingkungan Hidup
ditimbulkan
oleh
penyelenggaraansuatu
urusan
pemerintahanBerdasarkan kriteria akuntabillitas maka semakin dekat pemberi layanan dan penggunanya, dan semakin banyak jumlah pengguna layanan maka layanan tersebut lebih tepat diselenggarakan oleh pemerintahan daerah
kabupaten/kota.
Efisiensi, adalah tingkat daya guna tertinggi yang dapat diperoleh
dari
penyelenggaraan Suatuurusan
pemerintahan. Penyelenggaraanurusan
pemerintahan berdasarkan
kriteria
efisiensi
ditentukanberdasarkan perbandingan tingkat daya guna
yang
paling tinggi yangdapat
diperoleh
dari
penyelenggaraansuatu urusan
pemerintahan"Berdasarkan kriteria efisiensi maka penyelenggaraan urusan lebih tepat pada tingkat pemerintahan dimana terdapat perbandingan terbaik antara
cosf
penyelenggaraanurusan
dibandingkandengan
manfaat
yang diperoleh dengan penyelenggaraan urusan. Penggunaan kriteria kriteriaeksternalitas, akuntabilitas,
dan
efisiensi
dalam
pembagian urusanpemerintahan antar tingkat pemerintahan dilaksanakan secara kumulatif sebagai satu kesatuan.
Urusan pemerintahan
yang
menjadi kewenangan pemerintahandaerah,
yang
diselenggarakanberdasarkan
kriteria
eksternalitas,akuntabilitas
dan
efisiensi terdiridari
urusan wajibdan
urusan pilihan.Urusan
wajib
didefinisikansebagai urusan daerah otonom
yangpenyelenggaraannya
diwajibkan
oleh
pemerintah.
Hal
ini
berartipemerintah menetapkan urusan mana
yang
merupakan urusan dasaryang
menjadi prioritas penyelenggaraandan
mana
yang
merupakan urusan pilihan.Urusan
wajib yang
menjadi kewenangan pemerintahan daerahpropinsi merupakan urusan dalam skala propinsi, sedangkan urusan wajib
yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota
merupakan
urusan
yang
berskala
kabupaten/kota. Penyelenggaraanurusan
pemerintahanyang
bersifatwajib, baik untuk
pemerintahanpropinsi maupun untuk pemerintahan kabupaten dan kota sebagaimana disebutkan
di
atas harus berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal(sPM)
Urusan
yang
bersifat pilihan adalah urusan-urusanyang
dapatdipilih untuk
diselenggarakanoleh
pemerintahandaerah
berdasarkan kriteria pembagian urusan pemerintahan sebagaimana disebutkan di atas.Strategi Pencapaian SPM Bidang Lingkungan Hidup
Urusan yang bersifat pilihan tersebut meliputi urusan pemerintahan yang
secara nyata
ada dan
berpotensiuntuk
meningkatkan kesejahteraanmasyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan,
dan
potensi unggulandaerah
yang
bersangkutan.Dalam
penyelenggaraanurusan
pilihantersebut,
pemerintahandaerah
provinsi
dan
pemerintahan daerahkabupatenikota dapat memilih bagian urusan pemerintahan pada
bidang-bidang tertentu seperti pertanian, kelautan, pertambangan
dan
energi,kebutanan
dan
perkebunan, perindustrian
dan
perdagangan,perkoperasian, kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan,
dan
berbagaibidang lainnya.
Adanya pembagian urusan pemerintahan memberi petunjuk bahwa terdapat urusan-urusan pemerintahan tertentu yang penyelenggaraannya
dibagi-bagi
antara
pemerintah, pemerintahandaerah
provinsi,
danpemerintaha n daerah kabupaten/kota. Dengan dem ikian penyelenggaraa n
urusan
pemerintahantersebut
melibatkan pemerintah, pemerintahandaerah propinsi
dan
pemerintahandaerah
kabupaten/kota secarabersama-sama.
Pembagian
dalam
penyelenggaraan
urusanpemerintahan tersebut merupakan pelaksanaan hubungan kewenangan
antara pemerintah dan pemerintahan daerah propinsi, kabupaten dan kota
atau
antar
pemerintahan daerahyang
salingterkait,
tergantung dansinergis sebagai satu sistem pemerintahan.
Sesuai dengan deskripsi di atas, Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004
mengamanatkan bahwa penyelenggaraanurusan
pemerintahanyang
bersifatwajib
dilaksanakan dengan berpedomanpada
StandarPelayanan Minimal
(SPM)
yang dilaksanakan secara bertahap. StandarPelayanan Minimal (SPM) dimaksud akan dijabarkan oleh masing-masing
kementrian/lembaga terkait untuk menyusun Standar Pelayanan Minimal (SPM) masing-masing.
Ketentuan tentang Standar Pelayanan Minimal
(SPM)
yang harusdipenuhi
oleh
Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupatendan
Kotadalam penyediaan pelayanan publik, adalah merupakan hal yang baru dalam sejarah pelaksanaan otonomi daerah
di
lndonesia. Sebagai halbaru, wajar
jika
pengertian Standar Pelayanan Minimal(SPM)
belumbanyak dipahami secara
luas oleh
masyarakat. Pemahaman StandarPelayanan Minimal (SPM) secara memadai bagi masyarakat merupakan
hal yang
signifikankarena
berkaitandengan
hak-hak konstitusionalStrategi Pencapaian SPM Bidang Lingkungan Hidup
perorangan maupun kelompok masyarakat yang harus mereka peroleh
dan wajib dipenuhi oleh pemerintah, berupa tersedianya pelayanan publik
(pelayanan
dasar)
yang
harus
dilaksanakan pemerintah
kepadamasyarakat
Di
lalaran birokrasi daerah sendlri, pengertian SpM, masihsering dikacaukan dengan standar/persyaratan teknis, standar kerja dan standar pelayanan prima.
Standar pelayanan minimal (SPM) didefinisikan sebagai tolok ukur
untuk
mengukur kinerja penyelenggaraan urusanwajib
daerah yang berkaitan dengan pelayanan dasar kepada masyarakat. Adanya StandarPelayanan Minimal (SPM) sangat diperlukan baik bagi Pemerintah Daerah
maupun
bagi
masyarakat, mengingat
bahwa
pemerintah
Daerahmerupakan
ujung
tombak
pemberian pelayanan kepada
wargamasyarakat. Bagi Pemerintah Daerah, Standar pelayanan Minimal (spM) dapat dijadikan tolok ukur dalam penentuan biaya yang diperlukan untuk membiayai penyediaan pelayanan tersebut. Sedangkan bagi masyarakat,
adanya
standar
PelayananMinimal
(spM)
akan
menjadi
acuanmengenai kualitas dan kuantitas suatu pelayanan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah.
standar Pelayanan Minimal
(sPM)
merupakan standar pelayananyang minimal
dan
wajib
disediakanoleh
Pemerintah Daerah kepadamasyarakatnya.
Adanya standar
Pelayanan
Minimal
(spM)
akanmenjamin
minimal
pelayanan
yang
berhak diperoleh
masyarakat.Disamping itu, Standar Pelayanan Minimal (spM) dapat mengembangkan
dan menerapkan standar kinerja untuk kewenangan daerah yang lain.
Pada
dasarnya
pusat
pelayananyang paling dekat
denganmasyarakat adalah
di
tingkat kabupaten/kota.oleh
karenaitu,
Standar Pelayanan Minimal (SPM) basis penerapannya adalah di kabupatenikota.Pemerintah melalui departemen sektoral membuat Standar pelayanan
Minimal
(sPM)
untuk masing-masing pelayanan yang menjadi bidang tugasnya.Pemerintah
provinsi
berdasarkanStandar pelayanan
Minimal(sPM)
dari
pusat dalam kapasitasnya sebagaiwakil
pusatdi
daerahbekerjasama
dengan
daerah
kabupaten/kota membahas bagaimanapencapaian
Standar
Pelayanan
Minimal
(sPM)
tersebut.
Dalampelaksanaan
standar
Pelayanan
Minimal
(spM)
bagi
daerahnya,pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota dalam wilayahnya
Strategi Pencapaian SPM Bidang Lingkungan Hidup
bekerjasama merumuskan pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) tersebut dengan mempertimbangkan kondisi objektif yang ada
di
setiapdaerah
yang
bersangkutan. Selanjutnya, pemerintah kabupaten/kotamelalui Perda masing-masing menentukan cara pelaksanaan pelayanan
tersebut berdasarkan Standar Pelayanan Minimal
(SPM) yang
telahdisepakati
pencapaiannya
dengan
pemerintah provinsi.
StandarPelayanan
Minimal (SPM)
yang
diimplementasikan
ditingkatkabupaten/kota menjadi dasar
bagi
pengawasanyang
dilakukan olehprovinsi sebagai wakil pusat di daerah.
Pelayanan-pelayanan yang berbasis Standar Pelayanan Minimal
(SPM) tersebut kemudian diakomodasikan dalam Renstra daerah dan
dilaksanakan
setiap
tahunnya melalui
APBD.
Pelaksanaan StandarPelayanan Minimal (SPM) tersebut kemudian dievaluasi untuk melihat
sejauhmana pelaksanaannya
dan
masalah-masalahapa
yang
terjadi dalam implementasi untuk dijadikan feedback bagi penyempurnaannya.Sesuai dengan Pasal 5 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005, bahwa penyusunan Standar Pelayanan Minimal (SPM) oleh masing-masing Menteri/Pimpinan LPND dilakukan melalui konsultasi yang dikoordinasi
oleh
Menteri Dalam Negeri. Konsultasi tersebut dilakukandengan
tim
konsultasi yang terdiri dari unsur-unsur Departemen DalamNegeri, Kementrian Negara Perencanaan Pembangunan Nasiclnal/Kepala
Bappenas, Departemen Keuangan, Kementrian Negara Pemberdayaan
Aparatur Negara, dengan melibatkan Menteri/Pimpinan LPND terkait,
yang dibentuk dengan Kepmendagri. Hasil konsultasi tersebut dikeluarkan
oleh masing-masing Departemen/LPND sebagai Peraturan Menteri yang
bersangkutan.
Sebelum Peraturan Pemerintah Nomor
65
Tahun 2005 tersebutdikeluarkan,
untuk
mengatasi kelangkaan
peraturan
perundanganmengenai
Standar
Pelayanan
Minimal (SPM)
sedangkan
StandarPelayanan Minimal (SPM) harus sudah dilaksanakan, maka dikeluarkan
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2002 tentang
Pelaksanaan Kewenangan
Wajib
dan
Standar
Pelayanan MinimalBerdasarkan
Surat
Fdaran Menteri Dalam Negeri tersebut, beberapadepartemen telah mengeluarkan Pedoman Standar Pelayanan Minimal
(SPM).
Pedoman tersebut digunakan
untuk
menjabarkan StandarPelayanan Minimal (SPM) ke dalam aturan yang lebih spesifik, seperti
Strategi Pencapaian SPM Bidang Lingkungan Hidup
penjabaran definisi operasional,
cara
perhitungan pencapaian kinerja, rumus indikator, sumber data, target, maupun langkah-langkah kegiatanyang harus dilakukan.
Kondisi pelayanan publik yang diberikan oleh Pemerintah Daerah di lndonesia saat ini sangat beragam dari satu daerah ke daerah lainnya,
baik
dari segi
kuantitas maupun
kualitasnya. Misalnya,dalam
halpenyediaan Puskesmas di setiap Kecamatan sebagai Standar Pelayanan
Minimal (SPM)
di
bidang kesehatan masih belum dapat dipenuhi oleh banyak Pemerintah Daerah. Demikian pula dengan dengan pelayanan dibidang lainnya, seperti pelayanan KTP, akses jalan
dari
kecamatan keibukota Kabupaten, dan sebagainya masih berada dalam kondisi di bawah
Standar Pelayanan Minimal (SPM)
yang
ditetapkanoleh
PemerintahPusat (departemen terkait).
Berkenaan dengan penyelenggaraan Standar Pelayanan Minimal (SPM) tersebut
di
atas dan sebagai turunan dari Peraturan PemerintahNomor 65 Tahun 2005, maka diterbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor
6
Tahun
2007 tentang
Petunjuk
Teknis
Penyusunan danPenetapan
Standar
Pelayanan Minimal,dimana
ruang
lingkup
dariPermendagri
tersebut meliputi.
a)
Jenis
pelayanan
dasar
yangberpedoman
pada
Standar
PelayananMinimal
(SPM),
b)
lndikatorStandar Pelayanan Minimal (SPM),
c)
nilai Standar Pelayanan Minimal(SPM),
d)
Batas waktu pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM),dan
e)
Pengorganisasian penyelenggaraan Standar Pelayanan Minimal(sPM)
Adapun penjabaran untuk masing-masing ruang lingkup tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Penentuan
jenis
pelayanan dasaryang
berpedomanpada
StandarPelayanan Minimal (SPM) mengacu pada kriteria'.
a. merupakan bagian dari pelaksanaan urusan wajib;
b. merupakan pelayanan yang sangat mendasar yang berhak diperoleh
setiap warga secara minimal sehingga dijamin ketersediaannya oleh
konstitusi, rencana
jangka
panjang nasional,
dan
konvensiinternasional
yang
sudah
diratifikasi,tanpa
memandang latarbelakang pendapatan, sosial, ekonomi, dan politik warga;
c.
didukung dengan data dan informasi terbaru yang lengkap secaranasional serta latar belakang pengetahuan
dan
ketrampilan yangStrategi Pencapaian SPM Bidang Lingkungan Hidup
dibutuhkan dalam penyelenggaraan pelayanan dasar sebagaimana
dimaksud pada huruf
b,
dengan berbagai implikasinya, termasuk implikasi kelembagaan dan pembiayaannya; dand. terutama yang tidak menghasilkan keuntungan materi.
2. Penentuan indikator standar pelayanan minimal menggambarkan hal-hal sebagai berikut.
a. tingkat atau besaran sumberdaya yang digunakan, seperti sarana
dan prasarana, dana, dan personil;
b.
tahapan yang digunakan, termasuk upaya pengukurannya, sepertiprogram
atau
kegiatan yang dilakukan, mencakup waktu, lokasi,pembiayaan, penerapan, pengelolaan
dan
keluaran,
hasil
dandampak;
c.
wujud
pencapaiankinerja, meliputi
pelayananyang
diberikan, persepsi, dan perubahan perilaku masyarakat;d.
tingkat kemanfaatan yang dirasakan sebagai nilai tambah, termasukkualitas hidup, kepuasan konsumen atau masyarakat, dunia usaha,
pemerintah dan pemerintahan daerah; dan
e.
keterkaitannya dengan keberadaan sistem informasi, pelaporan danevaluasi penyelenggaraan pemerintahan
daerah
yang
menjaminpencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) dapat dipantau dan dievaluasi oleh pemerintah secara berkelanjutan.
3. Penentuan NilaiStandar Pelayanan Minimal (SPM):
a. kualitas berdasarkan standar teknis dari jenis pelayanan dasar yang
berpedoman
pada
Standar
PelayananMinimal
(SPM)
denganmempertimbangkan standar pelayanan tertinggi yang telah dicapai
dalam bidang pelayanan dasar yang bersangkutan
di
daerah danpengalaman empiris tentang cara penyediaan pelayanan dasar yang
bersangkutan
yang
telah
terbukti
dapat
menghasilkan mutupelayanan
yang
hendak dicapai,
serta
keterkaitannya denganStandar Pelayanan Minimal (SPM) dalam suatu bidang pelayanan
yang sama dan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dalam
bidang pelayanan yang lain;
b. cakupan
jenis
pelayanan dasaryang
berpedomanpada
StandarPelayanan
Minimal
(SPM) secara
nasional
denganmempertimbangkan kemampuan keuangan nasional
dan
daerahserta kemampuan kelembagaan dan personil daerah dalam bidang
pelayanan
dasar
yang
bersangkutan,variasi kondisi
daerah,termasuk kondisi geografisnya.
Strategi Pencapaian SPM Bidang Lingkungan Hidup
4. Batas waktu pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Batas waktu pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) merupakan
kurun waktu
yang
ditentukanuntuk
mencapai Standar PelayananMinimal
(SPM) secara
nasional.Dalam
menentukanbatas
waktupencapaian
Standar
Pelayanan
Minimal
(SPM)
harusmempertimbangkan :
a.
status
jenis
pelayanandasar
yang
bersangkutanpada
saat ditetapkan;b. sasaran dan tingkat pelayanan dasar yang hendak dicapai;
c. variasi faktor komunikasi, demografi dan geografi daerah; dan
d. kemampuan, potensi, serta prioritas nasional dan daerah.
5. Pengorganisasian penyelenggaraan SPM mencakup'.
tatacara
penyusunandan
penetapanStandar
Pelayanan Minimal(SPM) serta pembinaan dan pengawasan penerapannya.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) merupakan alat untuk mengukur
kinerja pemerintahan daerah dalam penyelenggaraan pelayanan dasar. Tingkat kesejahteraan masyarakat akan sangat tergantung pada tingkat
pelayanan
publik
yang
disediakanoleh
pemerintahdaerah.
StandarPelayanan Minimal (SPM) sangat diperlukan oleh pemerintah daerah dan masyarakat sebagai konsumen pelayanan
itu
sendiri. Bagi pemerintahdaerah suatu Standar Pelayanan Minimal (SPM) dapat dijadikan sebagai
tolak ukur (benchmark) dalam penentuan biaya yang diperlukan untuk
menyediakan pelayanan tertentu. Sedangkan bagi masyarakat Standar
Pelayanan Minimal (SPM)
akan
menjadi acuandalam
menilai kinerja pelayanan publik, yakni kualitasdan
kuantitas suatu pelayanan publik yang disediakan oleh pemerintah daerah.Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) memiliki manfaat sebagai
berikut:
1.
Dengan Standar
PelayananMinimal
(SPM)
akan
lebih
terjaminpenyediaan pelayanan publik yang disediakan oleh pemerintah daerah kepada masyarakat;
2. Standar Pelayanan Minimal (SPM) akan bermanfaat untuk menentukan
Standar
Analisis
Biaya (SAB)yang
sangat dibutuhkan pemerintahdaerah untuk menentukan jumlah anggaran
yang
dibutuhkan untukmenyediakan suatu pelayanan publik;
J.
4.
5.
6.
7
Strategi Pencapaian SPM Bidang Lingkungan Hidup
Standar
Pelayanan Minimal (SPM)akan
menjadi landasan dalampenentuan perimbangan keuangan yang lebih adil dan transparan (baik Dana Alokasi Umum/DAU maupun Dana Alokasi Khusus/DAK);
Standar Pelayanan Minimal (SPM) akan dapat dijadikan dasar dalam
menentukan anggaran
kinerja
dan
membantu pemerintah daerah dalam melakukan alokasi anggaran yang lebih berimbang;Standar Pelayanan Minimal (SPM) akan dapat membantu penilaian
kinerja (LPJ) Kepala Daerah secara lebih akurat dan terukur sehingga
mengurangi kesewenang-wenangan dalam menilai kinerja pemerintah daerah;
Standar Pelayanan Minimal (SPM)
akan dapat
menjadialat
untukmeningkatkan akuntabilitas pemerintah daerah kepada masyarakat,
karena masyarakat akan dapat melihat keterkaitan antara pembiayaan dengan pelayanan publik yang dapat disediakan pemerintah daerah;
Standar Pelayanan Minimal
(SPM)
akan
menjadi argumen dalammelakukan rasionalisasai kelembagaan pemerintah daerah, kualifikasi
pegawai, serta korelasinya dengan pelayanan masyarakat.
B.
Kebijakan Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan HidupDalam penyelenggaraannya, Standar Pelayanan Minimal (SPM)
dibuat berdasarkan sejumlah peraturan perundang-undangan, yakni: (a)
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
(b)
Undang-UndangNomor
33
Tahun 2004 tentang
PerimbanganKeuangan
antara
PemerintahPusat
dan
Pemerintahan Daerah; (c)Peraturan Pemerintah
Nomor
3B
Tahun 2007 tentang
PembagianKewenangan
antara
Pemerintah, PemerintahDaerah
Provinsi
danPemerintah Daerah Kabupaten/Kota; (d) Peraturan Pemerintah Nomor 3
Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah dan lnformasi
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
dan
(e)
PeraturanPemerintah Nomor 65 Tahun 2005 mengenai Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal.
Disamping kebijakan secara nasional, telah terbit pula kebijakan
turunan di lingkungan kementerian dalam negeri yakni Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan
dan
Penetapan Standard Pelayanan Minimaldan
Keputusan MenteriStrategi Pencapaian SPM Bidang Lingkungan Hidup
Dalam Negeri Nomor 100.05-76 Tahun 2007 tentang Pembentukan Tim
Konsultasi Penyusunan Standard Pelayanan Minimal'
Sesuai dengan Pasal
5
ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 65Tahun 2005, penyusunan Standar Pelayanan Minimal (SPM) oleh
masing-masing
Menteri/PimpinanLPND
dilakukan
melalui
konsultasi yang dikoordinasioleh
Menteri Dalam Negeri. Konsultasi tersebut dilakukan dengantim
konsultasi yang terdiri dari unsur-unsur Departemen DalamNegeri, Kementrian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Departemen Keuangan, Kementrian Negara Pemberdayaan
Aparatur Negara, dengan melibatkan Menteri/Pimpinan LPND terkait,
yang dibentuk dengan Kepmendagri. Hasil konsultasi tersebut dikeluarkan
oleh masing-masing departemen/LPND sebagai Peraturan Menteri yang
bersangkutan.
Hingga
saat ini
terdapat 13 (tigabelas) kementerian terkait yangtelah
mengeluarkanacuan
Standar Pelayanan Minimal(SPM)
untukditerapkan
ke
seluruh daerah
di
lndonesia. Ketigabelas
standarPelayanan Minimal (SPM) dimaksud meliputi:
1.
Bidang
Perumahan
Rakyat
berdasarkan Peraturan
Menteri Perumahan Rakyat Nomor 22rahun 2008 tentang standar PelayananMinimal
(SPM) Bidang
PerumahanRakyat Daerah
Provinsi dandaerah KabuPaten/Kota ;
2.
Bidang pemerintahan dalam negeri berdasarkan Peraturan MenteriDalam Negeri Nomor
62
Tahun 2008 tentang Standar PelayananMinimal
(sPM)
Bidang
Pemerintahan
Dalam Negeri
di Kabupaten/Kota,3.
Bidangsosial
berdasarkan Peraturan MenteriSosial Nomor
129Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal (sPM) Bidang Sosial Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota;
4.
Bidang kesehatan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal (sPM) BidangKesehatan di KabuPaten/Kota,
5.
Bidang
perempuan
dan
anak
berdasarkan Peraturan
Menteri Pemberdayaan Perempuan Nomor1
Tahun 2009 tentang standarPelayanan Minimal
(sPM)
TerpaduBagi saksi
dan/atau KorbanTindak
Pidana Perdaganganorang dan
Penghapusan Ekploitasiseksual pada Anak dan Remaja
di
Kabupaten/Kota, dan PeraturanStrategi Pencapaian SPM Bidang Lingkungan Hidup
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 1
Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Layanan
Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan;
6.
Bidang
Lingkungan
Hidup,
berdasarkan
Peraturan
MenteriLingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal (SPM)
LingkunganHidup
Daerah
Provinsidan
Daerah Kabupaten/Kota dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 20Tahun 2008 tentang Petunjuk
Teknis
Standar Pelayanan MinimalBidang
Lingkungan
Hidup
Daerah Provinsi
dan
DaerahKabupaten/Kota.
7.
BidangKB
berdasarkan Peraturan Kepala BKKBN Nomor55/HK-010/85
Tahun
2010 tentang Standar
PelayananMinimal
(SPM)Bidang
Keluarga
Perencana
dan
Keluarga
Sejahtera
di Kabupaten/Kota;8.
Bidang
pendidikan berdasarkan Peraturan
Menteri
PendidikanNasional Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota;
9.
Bidang Nakertrans berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per 15/MEN/X12010 tentang Standar PelayananMinimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan;
10. Bidang Pekerjaan Umum
dan Tata
Ruang berdasarkan PeraturanMenteri Pekerjaan Umum Nomor 14IPRT/M12010 tentang Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Pekerjaan Umum
dan
PenataanRuang;
11. Bidang pertanian berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
65/Permentan/OT.14011212010 tentang Standar Pelayanan Minimal
(SPM) Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/ Kota;
12. Bidang kesenian berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan
Pariwisata
Nomor
PM
106/HK
501/MKP/2010tentang
StandarPelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesenian;
13.
Bidang kominfo
berdasarkan PeraturanMenteri
Komunikasi dan lnformatika Nomor 22 Tahun 2010 tentang SPM Bidang Kominfo diKabupaten/Kota
(Surat Edaran Menteri Dalam Negeri
Nomor100/676/SJ tertanggal 7 Maret 2011)
Pelayanan
dasar bidang
lingkunganhidup
merupakan jenispelayanan publik yang mendasar dan mutlak untuk mendapatkan mutu
Strategi Pencapaian SPM Bidang Lingkungan Hidup
lingkungan hidup
yang baik dan
sehat secara berkelanjutan. StandarPelayanan Minimal (SPM) bidang lingkungan hidup yang diselenggarakan
oleh Pemerintah kabupaten/kota terdiri atas:
1)
pelayanan pencegahanpencemaran
air;
2)
pelayanan pencegahan pencemaranudara
dari sumber tidak bergerak,3)
pelayanan informasi status kerusakan lahan dan/atautanah untuk
produksi biomassa,4)
pelayanantindak
lanjutpengaduan masyarakat
akibat
adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.Untuk
indikatordan target
capaian standar pelayanan minimalbidang lingkungan hidup menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Nomor 20 Tahun 2008 sebagaimana tabel dibawah ini :
Table.2.1
Indikator dan Target Capaian Standar Pelayanan Minimal
Bidang Lingkungan Hidup Menurut Permen LH No. 2012008
No: ihdikatdr SPM Tal$bt Capaiah
2009 2010 20'11 20'i-2 2013
1. Pelayanan Fencegahan Pencemaran Air
prosentase jumlah dan/atau
usaha
kegiatan
yangmentaati
persyaratanadministrasi
dan
teknispencegahan
pencemaran air20% 40o/o 60% B0% 10oo/o
2. Pelayanan Pencegahan Pen(
berqerak
)emaran Udara Jari sumber tidak
prosentase
(%)
jumlahusaha dan/atau
kegiatansumber tidak bergerak yang
memenuhi
persyaratanadministratif
dan
teknispencegahan
pencemaranudara:
20% 40% 60% 80% 100%
3. PeIaya hah infblmas,i;,,status
produksi biomassa
(etusaki
n
laha danlati u,.tana untukprosentase
("/")
luasanlahan dan/atau tanah untuk