• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Perbandingan Ekstrak Albedo Kulit Durian dengan Sari Buah Markisa Terhadap Mutu Jelly Agar Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Perbandingan Ekstrak Albedo Kulit Durian dengan Sari Buah Markisa Terhadap Mutu Jelly Agar Chapter III V"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 di Laboratorium Teknologi Pangan Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Bahan Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan adalah albedo kulit durian yang diperoleh dari pemasok durian di Medan, buah markisa ungu yang telah matang morfologis yang masih dalam keadaan segar, yang diperoleh dari pasar tradisional, Padang Bulan, Medan.

Reagensia

Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah larutan pati 1%, larutan phenolptahlein 1%, larutan iodin 0,01 N, NaOH 0,1 N, dan akuades.

Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pisaustainless steel, pipet tetes, blender buah, biuret, beaker glass, erlenmeyer, mortal dan alu, gelas ukur, hand refraktometer, timbangan analitik, dan cetakan.

Metode Penelitian

(2)

17 Faktor I : Perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa

(K)

K1 = 90% : 10% K2 = 80% : 20% K3 = 70% : 30% K4 = 60% : 40% Faktor II : Lama pemasakan (L)

L1 = 15 menit L2 = 20 menit L3 = 25 menit L4 = 30 menit

Banyaknya kombinasi perlakuan atau Treatment Combination(Tc) adalah 4x4 = 16, maka jumlah ulangan (n) minimum adalah sebagai berikut:

Tc (n–1) ≥ 15 16 (n–1)≥ 15 16 n - 16≥ 15 16 n≥ 16 + 15 16 n≥31 n≥1,9375

Jadi, untuk ketelitian dalam penelitian ini dilakukan ulangan sebanyak 2 kali.

Model Rancangan

Penelitian ini dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan model :

(3)

Ŷijk : Hasil pengamatan dari faktor K pada taraf ke-i dan faktor L pada taraf ke-j dengan ulangan ke-k

µ : Efek nilai tengah

αi : Efek dari faktor K pada taraf ke-i

βj : Efek dari faktor L pada taraf ke-j

(αβ)ij: Efek interaksi faktor K pada taraf ke-i dan faktor L pada taraf ke-j

εijk : Efek galat dari faktor K pada taraf ke-i dan faktor L pada taraf ke-j dalam ulangan ke-k

Apabila diperoleh hasil yang berbeda nyata atau sangat nyata maka dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test).

Pelaksanaan Penelitian

Pembuatan ekstrak albedo kulit durian

Albedo kulit durian dipisahkan dari kulit kasar yang berduri dengan menggunakan pisau stainless steel. Albedo kulit durian yang sudah diperoleh dicuci dengan air bersih, kemudian disikat agar semua kotoran lepas. Albedo kulit durian diblansing pada suhu 80oC selama 15 menit, selanjutnya albedo bersih diiris tipis dan kecil. Irisan albedo kemudian diblender dengan perbandingan albedo durian dan air adalah 1:2. Selanjutnya disaring dengan menggunakan kain saring untuk mendapatkan ekstrak albedo kulit durian. Skema pembuatan ekstrak albedo kulit durian dapat dilihat pada Gambar 4.

Pembuatan sari buah markisa

(4)

19 dengan penambahan buah markisa dan air 1 : 2. Setelah itu bubur buah disaring dengan menggunakan kain saring untuk mendapatkan sari buahnya. Skema pembuatan sari buah markisa dapat dilihat pada Gambar 5.

Pembuatanjellyagar

Ekstrak albedo kulit durian dan sari buah markisa dimasak dengan perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa sebesar 90% : 10%, 80% : 20%, 70% : 30%, dan 60% : 40%. Kemudian ditambahkan gula sebanyak 50%, gelatin sebanyak 8%, dan gum arab 1%. Setelah semua bahan larut dilakukan pengadukan selama pemanasan sesuai dengan pemasakan 15 menit, 20 menit, 25 menit, dan 30 menit pada suhu 80oC. Kemudian dicetak dan didinginkan pada lemari pendingin. Dilakukan uji terhadap kadar air, kadar abu, kadar vitamin C, total asam, total padatan terlarut dan uji organoleptik terhadap warna, aroma, rasa, dan tekstur. Skema pembuatan jelly agar dapat dilihat pada Gambar 6.

Pengamatan dan Pengukuran Data

Pengamatan dan pengukuran data dilakukan dengan cara analisis terhadap parameter sebagai berikut :

Kadar air

(5)

kembali di dalam oven selama 30 menit, kemudian didinginkan kembali dengan desikator selama 15 menit lalu ditimbang. Perlakuan ini diulangi sampai diperoleh berat yang konstan (Modifikasi AOAC, 1984).

Berat awal–Berat akhir

Kadar air (%) = x 100%

Berat awal

Kadar abu

Sampel dipotong kecil dan ditimbang sebanyak 5 g dan dimasukkan ke dalam cawan porselin yang telah diketahui beratnya (cawan porselin dibakar terlebih dahulu pada suhu 100oC selama satu jam, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang beratnya). Cawan porselin yang berisi sampel dibakar sampai menjadi arang, kemudian dimasukkan ke dalam tanur dengan suhu awal 100oC selama 1 jam dan dinaikkan suhunya menjadi 300oC selama 2 jam dan terakhir 600oC selama 2 jam. Kemudian dimatikan tanur, cawan yang berisi abu didinginkan dalam desikator sampai mencapai suhu kamar dan selanjutnya ditimbang beratnya (SNI-01-3451-1994). Kadar abu dihitung dengan formula sebagai berikut :

Berat abu (gram)

Kadar abu (%) = x 100% Berat sampel (gram)

Kadar vitamin C

(6)

21 menggunakan pipet skala lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan 2-3 tetes larutan pati 1% lalu dititrasi dengan menggunakan larutan iodin 0,01 N hingga terjadi perubahan warna biru sambil dicatat berapa ml iodin yang terpakai (Sudarmadji, dkk., 1989). Dihitung kadar vitamin C dengan rumus :

ml Iodin 0,01 N x 0,88 x FP x 100 Kadar vitamin C (mg/100 g bahan) =

Berat sampel (gram) Keterangan : FP = Faktor pengencer = 10

Total asam

Sampel yang telah dihancurkan ditimbang sebanyak 10 gram, dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan ditambahkan akuades sampai tanda tera. Campuran diaduk hingga merata dan disaring dengan kertas saring. Filtrat diambil sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer lalu ditambahkan phenolphtalein 2-3 tetes kemudian dititrasi dengan menggunakan NaOH 0,01 N. Titrasi dihentikan setelah timbul warna merah jambu yang stabil (Ranganna, 1978). Total asam dihitung dengan rumus :

ml NaOH x N NaOH x BM asam dominan x FP x 100% Total asam (%) =

Berat sampel (gram) x 1000 x valensi Keterangan :

BM = Berat molekul

(7)

Total padatan terlarut

Sampel yang telah dihaluskan diambil sebanyak 5 gram dan dimasukkan ke dalam beaker glass. Ditambahkan akuades 15 ml kemudian diaduk hingga merata. Kemudian satu tetes larutan diambil dan diteteskan dalam handrefractometer lalu dilihat angka di titik terang dan gelapnya (Sudarmadji, dkk., 1989). Total padatan terlarut dihitung dengan rumus :

Total padatan terlarut (oBrix) = angkahandrefractometerx FP Keterangan : FP = Faktor pengencer = 10

Uji organoleptik warna

Organoleptik terhadap warna ditentukan dengan uji hedonik warna. Caranya contoh yang telah diberi kode diuji secara acak oleh 30 panelis. Pengujian dilakukan secara inderawi (organoleptik) yang ditentukan berdasarkan skala numerik (Soekarto, 1985). Untuk skala hedonik warna adalah seperti Tabel 4.

Tabel 4. Skala hedonik warna

Skala warna Skala numerik

Sangat suka Suka Tidak suka Sangat tidak suka

4 3 2 1

Uji organoleptik aroma

(8)

23 Tabel 5. Skala hedonik aroma

Skala hedonik aroma Skala numerik

Sangat suka

Penentuan nilai organoleptik terhadap rasa dilakukan dengan uji skala hedonik rasa. Caranya contoh yang telah diberi kode diuji secara acak oleh 30 panelis. Pengujian dilakukan secara inderawi (organoleptik) yang ditentukan berdasarkan skala numerik (Soekarto, 1985). Untuk skala hedonik rasa adalah seperti Tabel 6.

Tabel 6. Skala hedonik rasa

Skala hedonik rasa Skala numerik

Sangat suka

Penentuan nilai organoleptik terhadap tekstur dilakukan dengan uji hedonik kekenyalan. Caranya contoh yang telah diberi kode diuji secara acak oleh 30 panelis. Pengujian dilakukan secara inderawi yang ditentukan berdasarkan skala numerik (Soekarto, 1985). Untuk skala skor tekstur adalah seperti Tabel 7. Tabel 7. Skala skor tekstur

(9)

Gambar 4. Skema pembuatan ekstrak albedo kulit durian. Albedo kulit durian disortasi

dari kulit kasar

Albedo disikat dan dicuci dengan air bersih

Albedo diiris tipis dan kecil

Albedo diblender dengan perbandingan albedo dan air 1:2

Ekstrak albedo kulit durian

Albedo diblansing dengan suhu 80oC selama 15 menit

Disaring dengan kain saring

Analisis kimia : - Total padatan

terlarut(oBrix) - Kadar pektin

(10)

25

Gambar 5. Skema pembuatan sari buah markisa. Buah markisa

matang

Dicuci dan dikerok

Blansing pada suhu 80oC selama 5 menit

Diblender dengan perbandingan buah markisa dan air 1: 2

Disaring dengan kain saring

Sari buah markisa Analisis kimia :

- Kadar vitamin C (%) - Total asam (%) - Total padatan

(11)

Gambar 6. Skema pembuatanjellyagar Ditambahkan gula 50% , gelatin

8%, dan gum arab 1% dari berat bahan Ekstrak albedo kulit durian

(12)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Secara umum, hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan adanya pengaruh terhadap parameter yang diamati. Pengaruh perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa dan lama pemasakan terhadap parameter yang diamati dapat dijelaskan di bawah ini.

Pengaruh Perbandingan Ekstrak Albedo Kulit Durian dengan Sari Buah Markisa terhadap Parameter yang Diamati

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa memberikan pengaruh terhadap kadar air (%), kadar abu (%), kadar vitamin C (mg/100 g), total asam (%), total padatan terlarut (Brix), nilai hedonik warna, aroma dan rasa, nilai skor tekstur seperti pada Tabel 8.

Tabel 8. Pengaruh perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa terhadap parameter yang diamati

Parameter

Perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa (K)

Kadar air (%) 58,4452 59,9599 61,2592 62,4743

Kadar abu (%) 0,0132 0,0122 0,0111 0,0106

Kadar vitamin C

(mg/100g) 13,4101 14,4005 15,8278 16,7086

Total asam (%) 0,0951 0,1063 0,1119 0,1183

Total padatan

terlarut (°Brix) 39,2822 38,0152 36,6036 35,7756

Nilai hedonik

Warna (numerik) 2,75 2,76 2,88 3,05

Aroma (numerik) 2,68 2,68 2,74 2,85

Rasa (numerik) 2,86 2,90 2,97 3,13

Nilai skor

(13)

Dari Tabel 8, dapat dilihat bahwa kadar air tertinggi terdapat pada perlakuan K4 yaitu sebesar 62,4743% dan kadar air terendah terdapat pada perlakuan K1 yaitu sebesar 58,4452%. Kadar abu tertinggi terdapat pada perlakuan K1 yaitu sebesar 0,0132% dan kadar abu terendah terdapat pada perlakuan K4 yaitu sebesar 0.0106%. Kadar vitamin C tertinggi terdapat pada perlakuan K4 yaitu sebesar 16,7086 mg/100 g dan kadar vitamin C terendah terdapat pada perlakuan K1yaitu sebesar 13,4101 mg/100 g. Total asam tertinggi terdapat pada perlakuan K4 yaitu sebesar 0,1183% dan total asam terendah terdapat pada perlakuan K1yaitu sebesar 0,0951%. Total padatan terlarut tertinggi terdapat pada perlakuan K1yaitu sebesar 39,2822°Brix dan total padatan terlarut terendah terdapat pada perlakuan K4yaitu sebesar 35,7756°Brix.

Nilai hedonik warna tertinggi terdapat pada perlakuan K4 yaitu sebesar 3,05 (suka-sangat suka) dan nilai hedonik warna terendah terdapat pada perlakuan K1 yaitu sebesar 2,75 (tidak suka-suka). Nilai hedonik aroma tertinggi terdapat pada perlakuan K4 yaitu sebesar 2,85 (tidak suka-suka) dan nilai hedonik aroma terendah terdapat pada perlakuan K1 yaitu sebesar 2,68 (tidak suka-suka). Nilai hedonik rasa tertinggi terdapat pada perlakuan K4yaitu sebesar 3,13 (suka-sangat suka) dan nilai hedonik rasa terendah terdapat pada perlakuan K1 yaitu sebesar 2,86 (tidak suka-suka). Nilai skor tekstur tertinggi terdapat pada perlakuan K4 yaitu sebesar 3,10 (agak kenyal-kenyal) dan nilai skor tekstur terendah terdapat pada K2yaitu sebesar 3,04 (agak kenyal-kenyal).

Pengaruh Lama Pemasakan terhadap Parameter yang Diamati

(14)

29 vitamin C (mg/100 g), total asam (%), total padatan terlarut (Brix), nilai hedonik warna, aroma dan rasa, nilai skor tekstur seperti pada Tabel 9.

Tabel 9. Pengaruh lama pemasakan terhadap parameter yang diamati Parameter

Kadar air (%) 62,9895 60,7722 59,6022 58,7748

Kadar abu (%) 0,0123 0,0122 0,0113 0,0112

Kadar vitamin C

(mg/100g) 15,7239 15,0603 14,9507 14,6122

Total asam (%) 0,1183 0,1095 0,1064 0,0975

Total padatan terlarut

(°Brix) 37,9970 37,4662 37,2066 37,0069

Nilai hedonik

Warna (numerik) 2,78 2,86 2,88 2,92

Aroma (numerik) 2,75 2,74 2,73 2,73

Rasa (numerik) 2,95 2,95 2,97 2,99

Nilai skor

Tekstur (numerik) 3,13 3,08 3,03 3,03

(15)

Nilai hedonik warna tertinggi terdapat pada perlakuan L4yaitu sebesar 2,92 (tidak suka-suka) dan nilai hedonik warna terendah terdapat pada perlakuan L1 yaitu sebesar 2,78 (tidak suka-suka). Nilai hedonik aroma tertinggi terdapat pada perlakuan L1 yaitu sebesar 2,75 (tidak suka-suka) dan nilai hedonik aroma terendah terdapat pada perlakuan L4 yaitu sebesar 2,73 (tidak suka-suka). Nilai hedonik rasa tertinggi terdapat pada perlakuan K4 yaitu sebesar 2,99 (tidak suka-suka) dan nilai hedonik rasa terendah terdapat pada perlakuan L1 yaitu sebesar 2,95 (tidak suka-suka). Nilai skor tekstur tertinggi terdapat pada perlakuan L1 yaitu sebesar 3,13 (agak kenyal-kenyal) dan nilai skor tekstur terendah terdapat pada L4yaitu sebesar 3,03 (agak kenyal-kenyal).

Kadar Air (%)

Pengaruh perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa terhadap kadar airjellyagar (%)

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 2) diketahui bahwa perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa memberi pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar air jelly agar yang dihasilkan. Hasil uji DMRT pengaruh perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa terhadap kadar airjellyagar (%) dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Uji DMRT efek utama pengaruh perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa terhadap kadar airjellyagar

(16)

31 Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa pengaruh perlakuan K1 berbeda tidak nyata dengan K2, berbeda sangat nyata dengan K3,dan K4. Pengaruh perlakuan K2 berbeda tidak nyata dengan K3,berbeda nyata dengan K4. Pengaruh perlakuan K3 berbeda tidak nyata dengan K4. Kadar air tertinggi diperoleh pada perlakuan K4 yaitu 62,4743% dan terendah pada K1yaitu 58,4452%.

Berdasarkan Tabel 10 diketahui juga bahwa peningkatan konsentrasi sari buah markisa lebih dari 20%, dapat meningkatkan kadar air jelly agar secara nyata. Hal ini disebabkan kadar air albedo kulit durian lebih sedikit dibandingkan kadar air markisa. Berdasarkan Dewati, dkk (2011), diketahui bahwa kadar air albedo kulit durian adalah 57,60% sedangkan berdasarkan USDA (2012), diketahui bahwa kadar air markisa adalah 72,93%. Hal ini sesuai dengan Wirakusuma (2007), yang menyatakan bahwa buah markisa memiliki kandungan kadar air yang sangat tinggi.

Gambar 7. Hubungan perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa terhadap kadar airjellyagar (%)

58,4452 59,9959 61,2592 62,4743

(17)

Hubungan perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa terhadap kadar air (%)jellyagar dapat dilihat pada Gambar 7.

Pengaruh lama pemasakan terhadap kadar airjellyagar (%)

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 2) dapat dilihat bahwa lama pemasakan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar air jellyagar yang dihasilkan. Hasil uji DMRT pengaruh lama pemasakan terhadap kadar air jellyagar (%) dapat dilihat pada Tabel 11.

Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa pengaruh perlakuan L1 berbeda tidak nyata dengan L2, berbeda sangat nyata dengan L3dan L4. Pengaruh perlakuan L2 berbeda tidak nyata dengan L3, berbeda nyata dengan L4. Pengaruh perlakuan L3 berbeda tidak nyata dengan L4. Kadar air tertinggi diperoleh pada perlakuan L1 yaitu 62,9895% dan terendah pada L4yaitu 58,7748%.

Tabel 11. Uji DMRT efek utama pengaruh lama pemasakan terhadap kadar air

Keterangan : Notasi huruf berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

(18)

33 sehingga kadar air akan mengalami penurunan. Warintek (2000) juga menyatakan bahwa pemasakan yang terlalu lama akan menyebabkan terjadinya pengentalan yang diakibatkan oleh banyaknya air yang menguap.

Hubungan lama pemasakan terhadap kadar airjellyagar dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Hubungan lama pemasakan terhadap kadar airjellyagar (%)

Pengaruh interaksi antara perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa dan lama pemasakan terhadap kadar airjellyagar (%)

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 2) dapat dilihat bahwa perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa dan lama pemasakan memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar air jelly agar yang dihasilkan sehingga uji DMRT tidak dilanjutkan.

(19)

Kadar Abu (%)

Pengaruh perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa terhadap kadar abujellyagar (%)

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 3) dapat dilihat bahwa perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar abu jelly agar yang dihasilkan. Hasil uji DMRT pengaruh perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa terhadap kadar abujellyagar (%) dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Uji DMRT efek utama pengaruh perbandingan ekstrak albedo kulit

durian dengan sari buah markisa terhadap kadar abu jellyagar Jarak

The minimum

critical difference Perbandingan ekstrakalbedo kulit durian dengan sari buah markisa

Keterangan : Notasi huruf berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

Dari Tabel 12, dapat dilihat bahwa pengaruh perlakuan K1 berbeda nyata dengan K2, berbeda sangat nyata dengan K3, dan K4. Pengaruh perlakuan K2 berbeda nyata dengan K3, berbeda sangat nyata dengan K4. Pengaruh perlakuan K3berbeda tidak nyata dengan K4. Kadar abu tertinggi diperoleh pada perlakuan K1yaitu 0,0132% dan terendah pada K4yaitu 0,0106%.

(20)

35 kulit durian adalah 7% sedangkan berdasarkan USDA (2012), diketahui bahwa kadar abu markisa adalah 0,80%.

Hubungan perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa terhadap kadar abujellyagar (%) dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Hubungan perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa terhadap kadar abujellyagar (%)

Pengaruh lama pemasakan terhadap kadar abujellyagar (%)

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 3) dapat dilihat bahwa lama pemasakan memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar abu jellyagar yang dihasilkan sehigga uji DMRT tidak dilanjutkan.

0,0132

(21)

Pengaruh interaksi antara perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa dan lama pemasakan terhadap kadar abujellyagar (%)

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 3) dapat dilihat bahwa perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa dan lama pemasakan memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar abu jellyagar yang dihasilkan sehingga uji DMRT tidak dilanjutkan.

Kadar Vitamin C (mg/100 g bahan)

Pengaruh perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa terhadap kadar vitamin Cjellyagar (mg/100 g)

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 4) dapat dilihat bahwa perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar vitamin C jelly agar yang dihasilkan. Hasil uji DMRT pengaruh perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa terhadap kadar vitamin C jelly agar (mg /100 g) dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Uji DMRT efek utama pengaruh perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa terhadap kadar vitamin C jelly agar (mg /100 g) 0,05 0,01 dengan sari buah

markisa 0,05 0,01

- - - K1= 90% : 10% 13,4101 d D

2 0,439 0,607 K2= 80% : 20% 14,4005 c C

3 0,460 0,633 K3= 70% : 30% 15,8278 b B

4 0,473 0,650 K4= 60% : 40% 16,7086 a A

Keterangan : Notasi huruf berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

(22)

37 nyata dengan perlakuan K3 dan K4. Pengaruh perlakuan K3berbeda sangat nyata dengan perlakuan K4. Kadar vitamin C tertinggi diperoleh pada perlakuan K4yaitu 16,7086 mg/100 g dan terendah pada perlakuan K1yaitu 13,4101 mg/100 g.

Berdasarkan Tabel 13 dapat dilihat juga bahwa semakin banyak sari buah markisa yang ditambahkan maka kadar vitamin C jelly agar akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan kadar vitamin C markisa yang tinggi sedangkan ekstrak albedo kulit durian tidak memiliki kadar vitamin C. Berdasarkan Lampiran 1, diketahui bahwa kadar vitamin C sari buah markisa adalah 26,3986 mg/100 g. USDA (2012) juga menyatakan bahwa kadar vitamin C buah markisa adalah 30,00 mg/100 g. Hal ini sesuai dengan pernyataan Karsinah (2010) yang menyatakan bahwa buah markisa yang telah masak banyak mengandung vitamin C. Penurunan kandungan vitamin C padajellyagar juga disebabkan adanya proses pengolahan pada pembuatan jelly agar seperti pemanasan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Winarno (2002) yang menyatakan bahwa vitamin C merupakan vitamin yang paling mudah mengalami kerusakan, di samping sangat larut dalam air, vitamin C mudah teroksidasi oleh panas, sinar, alkali, enzim, dan oksidator lainnya.

(23)

Gambar 10. Kadar vitamin C jelly agar pada berbagai perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa (mg/100 g)

Pengaruh lama pemasakan terhadap kadar vitamin Cjellyagar (mg/100 g)

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 4) dapat dilihat bahwa lama pemasakan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar vitamin C jelly agar yang dihasilkan. Hasil uji DMRT pengaruh lama pemasakan terhadap kadar vitamin Cjellyagar (mg /100 g) dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Uji DMRT efek utama pengaruh lama pemasakan terhadap kadar vitamin Cjellyagar (mg /100 g)

Jarak The minimum critical

Keterangan : Notasi huruf berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

13,4101 14,4005

(24)

39 Dari Tabel 14 dapat dilihat bahwa pengaruh perlakuan L1berbeda sangat nyata dengan perlakuan L2, L3dan L4. Pengaruh perlakuan L2berbeda tidak nyata dengan perlakuan L3dan L4. Pengaruh perlakuan L3berbeda tidak nyata dengan perlakuan L4. Kadar vitamin C tertinggi diperoleh pada perlakuan L1 yaitu 15,7239 mg/100 g dan terendah pada perlakuan L4yaitu 14,6122 mg/100 g.

Berdasarkan Tabel 14 dapat dilihat juga bahwa peningkatan lama pemasakan lebih dari 20 menit dapat menurunkan kadar vitamin C jelly agar secara tidak nyata. Hal ini disebabkan kadar vitamin C pada jelly agar akan mengalami penurunan akibat kerusakan karena pemanasan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Almatsier (2009) yang menyatakan bahwa vitamin C adalah vitamin larut air yang mudah mengalami kerusakan jika dalam keadaan larut, bersentuhan dengan udara, terutama bila terkena panas. Winarno (2002) juga menyatakan bahwa vitamin C merupakan vitamin yang paling mudah mengalami kerusakan, di samping sangat larut dalam air, vitamin C mudah teroksidasi oleh panas, sinar, alkali, enzim, dan oksidator lainnya.

(25)

Gambar 11. Hubungan lama pemasakan terhadap kadar vitamin Cjellyagar (mg/100 g)

Pengaruh interaksi antara perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa dan lama pemasakan terhadap kadar vitamin Cjellyagar (mg/100 g)

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 4) dapat dilihat bahwa perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa dan lama pemasakan memberikan pengaruh berbeda nyata (0,05<P<0,01) terhadap kadar vitamin C jellyagar yang dihasilkan. Hasil uji DMRT pengaruh perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa terhadap kadar vitamin Cjellyagar (mg/100 g) dapat dilihat pada Tabel 15.

Dari Tabel 15 dapat dilihat bahwa kadar vitamin C tertinggi diperoleh pada perlakuan K4L1yaitu 17,5897 (mg/100 g) dan terendah pada perlakuan K1L4 yaitu 12,3014 (mg/100 g). Hubungan interaksi perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa dan lama pemasakan terhadap kadar vitamin C jellyagar dapat dilihat pada Gambar 12.

(26)

41

Tabel 15. Uji DMRT pengaruh interaksi perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa dan lama pemasakan terhadap kadar vitamin Cjellyagar (mg/100 g)

Keterangan : Notasi huruf berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

Semakin besar perbandingan sari buah markisa yang digunakan dan semakin sedikit waktu pemasakan yang digunakan maka kadar vitamin C jelly agar semakin meningkat Hal ini disebabkan sari buah markisa memiliki kadar vitamin C yang tinggi (Lampiran 1). Menurut Almatsier (2009), mekanisme penurunan kadar vitamin C karena lama waktu pemasakan yaitu bahwa semakin lama waktu pemasakan yang digunakan, maka kadar vitamin C akan mengalami penurunan, di mana vitamin C merupakan vitamin larut air yang mudah mengalami kerusakan jika dalam keadaan larut, bersentuhan dengan udara,

Jarak

The minimum

critical difference Perlakuan Rataan Notasi

0,05 0,01 (%) 0,05 0,01

- - - K1L1 14,0787 d CD

2 0,8774 1,2130 K1L2 13,6320 d D

3 0,9199 1,2651 K1L3 13,6283 d D

4 0,9461 1,2992 K1L4 12,3014 d D

5 0,9642 1,3236 K2L1 15,3969 c BC

6 0,9770 1,3420 K2L2 14,0713 d CD

7 0,9866 1,3565 K2L3 14,0687 d D

8 0,9936 1,3682 K2L4 14,0650 d D

9 0,9991 1,3778 K3L1 15,8303 bc B

10 1,0032 1,3856 K3L2 16,2719 bc AB

11 1,0064 1,3923 K3L3 15,8275 bc B

12 1,0087 1,3982 K3L4 15,3817 c BCD

13 1,0104 1,4031 K4L1 17,5897 a A

14 1,0119 1,4072 K4L2 16,2659 bc AB

15 1,0125 1,4107 K4L3 16,2781 bc AB

(27)

Gambar 12. Hubungan interaksi perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa dan lama pemasakan dengan kadar vitamin Cjelly agar (mg/100 g)

Total Asam (%)

Pengaruh perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa terhadap total asamjellyagar (%)

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 5) dapat dilihat bahwa perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap total asam (%) yang dihasilkan. Hasil uji DMRT pengaruh perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa terhadap total asam (%)jellyagar dapat dilihat pada Tabel 16.

Dari Tabel 16 dapat dilihat bahwa pengaruh perlakuan perlakuan K1 berbeda sangat nyata dengan K2, K3, dan K4. Pengaruh perlakuan K2 berbeda nyata dengan K3, berbeda sangat nyata dengan K4. Pengaruh perlakuan K3 berbeda nyata dengan K4. Nilai total asam tertinggi diperoleh pada perlakuan K4 yaitu sebesar 0,1183% dan terendah pada perlakuan K1yaitu sebesar 0,0951%.

(28)

43 Tabel 16. Uji DMRT efek utama pengaruh perbandingan ekstrak albedo kulit

durian dengan sari buah markisa terhadap total asamjellyagar Jarak The minimum

critical difference

Perbandingan ekstrak albedo kulit durian

dengan sari buah markisa

Rataan (%)

Notasi

0,05 0,01 0,05 0,01

- - - K1= 90 % : 10% 0,0951 d C

2 0,0048 0,0067 K2= 80% : 20% 0,1063 c B

3 0,0051 0,0070 K3= 70% : 30% 0,1119 b AB

4 0,0052 0,0072 K4= 60% : 40% 0,1183 a A

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

Berdasarkan Tabel 16 dapat dilihat juga bahwa semakin banyak sari buah markisa yang ditambahkan maka total asam jelly agar akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan kandungan asam sitrat markisa yang tinggi. Berdasarkan pengujian kadar bahan baku (Lampiran 1), total asam sari buah markisa yaitu 1,6382%. Menurut Bangun (2009), kandungan asam sitrat pada buah markisa berkisar antara 2,4%-4,8% sehingga dengan peningkatan konsentrasi sari buah markisa menyebabkan kandungan asam sitrat sebagai asam dominan juga ikut meningkat sehingga total asam padajellyagar juga ikut mengalami peningkatan.

(29)

Gambar 13. Hubungan perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa terhadap total asamjellyagar (%)

Pengaruh lama pemasakan terhadap total asamjellyagar (%)

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 5) dapat dilihat bahwa lama pemasakan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap total asam produk jelly agar yang dihasilkan. Hasil uji DMRT pengaruh lama pemasakan terhadap total asamjellyagar (%) dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Uji DMRT efek utama pengaruh lama pemasakan terhadap total asam

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

0,0951

(30)

45 Dari Tabel 17 dapat diketahui bahwa pengaruh perlakuan L1 berbeda sangat nyata dengan L2, L3 dan L4. Pengaruh perlakuan L2 berbeda tidak nyata dengan L3, berbeda sangat nyata dengan L4. Pengaruh perlakuan L3 berbeda sangat nyata dengan L4. Nilai total asam tertinggi diperoleh pada perlakuan L1 yaitu sebesar 0,1183% dan terendah pada perlakuan L4yaitu sebesar 0,0975%.

Berdasarkan Tabel 17 dapat dilihat juga bahwa peningkatan lama pemasakan lebih dari 25 menit dapat menurunkan total asam jelly agar secara nyata. Hal ini disebabkan pemasakan dalam waktu yang lama akan menyebabkan asam-asam dalam sari buah markisa menguap sehingga total asam menurun. Menurut Budiyati dan Kristinah (2004), lama pemasakan berpengaruh terhadap resistensi asam. Resistensi asam-asam ini berkurang dengan bertambahnya lama pemasakan sehingga merusakkan sebagian asam-asamnya.

Hubungan lama pemasakan dengan total asam jellyagar (%) dapat dilihat pada Gambar 14.

(31)

Pengaruh interaksi antara perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa dan lama pemasakan terhadap total asamjellyagar (%)

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 5) dapat dilihat bahwa perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa dan lama pemasakan memberikan pengaruh berbeda nyata (0,05<P<0,01) terhadap total asamjellyagar yang dihasilkan.

Hasil uji DMRT pengaruh perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa terhadap total asam jely agar (%) dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Uji DMRT pengaruh interaksi perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa dan lama pemasakan terhadap total asamjelly agar

Jarak

The minimum

critical difference Perlakuan Rataan(%) Notasi

0,05 0,01 0,05 0,01

- - - K1L1 0,1055 cd CD

2 0,0097 0,0134 K1L2 0,0990 de CDE

3 0,0102 0,0140 K1L3 0,0896 e E

4 0,0104 0,0143 K1L4 0,0863 e E

5 0,0106 0,0146 K2L1 0,1183 abc ABC

6 0,0108 0,0148 K2L2 0,1120 bc BC

7 0,0109 0,0150 K2L3 0,1024 cd CDE

8 0,0110 0,0151 K2L4 0,0925 e DE

9 0,0110 0,0152 K3L1 0,1216 ab AB

10 0,0111 0,0153 K3L2 0,1055 cd CD

11 0,0111 0,0154 K3L3 0,1120 bc BC

12 0,0111 0,0154 K3L4 0,1087 cd BC

13 0,0112 0,0155 K4L1 0,1279 a A

14 0,0112 0,0155 K4L2 0,1215 ab AB

15 0,0112 0,0156 K4L3 0,1215 ab AB

16 0,0112 0,0156 K4L4 0,1024 cd CDE

Keterangan : Notasi huruf berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5%

(32)

47 Dari Tabel 18 dapat dilihat bahwa total asam tertinggi pada perlakuan K4L1yaitu 0,1279% dan terendah adalah perlakuan K1L4yaitu 0,0863%. Semakin besar perbandingan sari buah markisa yang digunakan dan semakin sedikit waktu pemasakan yang digunakan maka total asamjellyagar semakin meningkat Hal ini disebabkan sari buah markisa memiliki total asam yang sangat tinggi (Lampiran 1). Menurut Budiyati dan Kristinah (2004), mekanisme penurunan total asam akibat lama pemasakan. Lama pemasakan berpengaruh terhadap resistensi asam-asam pada buah. Resistensi asam-asam-asam-asam ini berkurang dengan bertambahnya lama pemasakan sehingga merusakkan sebagian asam-asamnya.

Hubungan interaksi perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa dan lama pemasakan terhadap total asam jelly agar dapat dilihat pada Gambar 15.

(33)

Total Padatan Terlarut (oBrix)

Pengaruh perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa terhadap total padatan terlarut (oBrix)

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 6) dapat dilihat bahwa perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap total padatan terlarut jelly agar yang dihasilkan. Hasil uji DMRT pengaruh perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa terhadap total padatan terlarut jelly agar (oBrix) dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Uji DMRT efek utama pengaruh perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa terhadap total padatan terlarut jelly agar (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

Dari Tabel 19 dapat dilihat bahwa pengaruh perlakuan K1berbeda sangat nyata dengan K2, K3,dan K4. Pengaruh perlakuan K2berbeda sangat nyata dengan K3 dan K4.Pengaruh perlakuan K3 berbeda tidak nyata dengan K4.Total padatan terlarut tertinggi diperoleh pada perlakuan K1 yaitu 39,2822oBrix dan terendah pada K4yaitu 35,7756oBrix.

(34)

49 albedo kulit durian dan sari buah markisa adalah 68,9873oBrix dan 56,9831oBrix. Hal ini sesuai dengan Sharma dan Ramana (2013), yang menyatakan bahwa kadar air mempengaruhi jumlah padatan yang terdapat dalam bahan pangan, karena bahan pangan terdiri dari total padatan dan air. Apabila jumlah air dalam bahan pangan sedikit, makan total padatan dalam bahan pangan besar.

Total padatan terlarut jelly agar pada berbagai perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa (oBrix) dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 16. Hubungan perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa terhadap total padatan terlarutjellyagar (oBrix)

Pengaruh lama pemasakan terhadap total padatan terlarutjellyagar (oBrix

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 6) dapat dilihat bahwa lama pemasakan memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap total padatan terlarut jellyagar yang dihasilkan sehingga uji DMRT tidak dilanjutkan.

39,2822

(35)

Pengaruh interaksi antara perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa dan lama pemasakan terhadap total padatan terlarut (%)

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 6) dapat dilihat bahwa perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa dan lama pemasakan memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap total padatan terlarut jellyagar yang dihasilkan sehingga uji DMRT tidak dilanjutkan.

Nilai Hedonik Warna

Pengaruh perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa terhadap nilai hedonik warnajellyagar

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 7) dapat dilihat bahwa perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai hedonik warna jelly agar yang dihasilkan.

(36)

51 Dari Tabel 20 dapat dilihat bahwa pengaruh perlakuan K1berbeda tidak nyata dengan K2, K3, berbeda sangat nyata dengan K4. Pengaruh perlakuan K2 berbeda nyata dengan K3, berbeda sangat nyata dengan K4. Pengaruh perlakuan K3berbeda sangat nyata dengan K4. Nilai hedonik warna tertinggi diperoleh pada perlakuan K4yaitu 3,05 (suka-sangat suka) dan terendah pada K1yaitu 2,75 (tidak suka-suka).

Berdasarkan Tabel 20 dapat dilihat juga bahwa penambahan sari buah markisa lebih dari 20% dapat meningkatkan nilai hedonik warna jellyagar secara nyata. Menurut Barus (2008) hal ini dikarenakan sari markisa memiliki warna kuning sehingga semakin banyak sari markisa yang ditambahkan maka semakin kuning warna produk yang dihasilkan.

Hubungan perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa terhadap nilai hedonik warnajellyagar dapat dilihat pada Gambar 17.

Gambar 17. Hubungan perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah

2,75 2,76 2,88

(37)

Pengaruh lama pemasakan terhadap nilai hedonik warnajellyagar

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 7) dapat dilihat bahwa lama pemasakan memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai hedonik warna jellyagar yang dihasilkan sehingga uji DMRT tidak dilanjutkan.

Pengaruh interaksi antara perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa dan lama pemasakan terhadap nilai hedonik warna jelly agar

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 7) dapat dilihat bahwa perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa dan lama pemasakan memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai hedonik warna jellyagar yang dihasilkan sehingga uji DMRT tidak dilanjutkan.

Nilai Hedonik Aroma

Pengaruh perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa terhadap nilai hedonik aromajellyagar

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 8) dapat dilihat bahwa perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai hedonik aroma jelly agar yang dihasilkan sehingga uji DMRT tidak dilanjutkan.

Pengaruh lama pemasakan terhadap nilai hedonik aromajellyagar

(38)

53 Pengaruh interaksi antara perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa dan lama pemasakan terhadap nilai hedonik aroma jelly agar

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 8) dapat dilihat bahwa perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa dan lama pemasakan memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai hedonik aroma jellyagar yang dihasilkan sehingga uji DMRT tidak dilanjutkan.

Nilai Hedonik Rasa

Pengaruh perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa terhadap nilai hedonik rasajellyagar

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 9) dapat dilihat bahwa perbandingan konsentrasi ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa memberikan pengaruh berbeda nyata (P<0,05) terhadap nilai hedonik rasa jelly agar yang dihasilkan. Hasil uji DMRT pengaruh perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa terhadap nilai hedonik rasajellyagar dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Uji DMRT efek utama pengaruh perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa terhadap nilai hedonik rasajellyagar

Jarak

Keterangan : Notasi huruf berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

(39)

berbeda tidak nyata dengan K3, berbeda sangat nyata dengan K4. Pengaruh perlakuan K3 berbeda nyata dengan K4. Nilai hedonik rasa tertinggi diperoleh pada perlakuan K4yaitu 3,13 dan terendah pada K1yaitu 2,86.

Berdasarkan Tabel 21 dapat dilihat juga bahwa penambahan sari buah markisa lebih dari 30% dapat meningkatkan nilai hedonik rasa jelly agar secara nyata. Hal ini dikarenakan adanya kandungan asam sitrat di dalam buah markisa yang menjadi faktor terbentuknya citarasa asam. Hal ini sesuai dengan Wirakusuma (2007) yang menyatakan bahwa sari markisa memiliki rasa asam yang menyegarkan sehingga disukai oleh panelis. Fachrudin (2003) juga menyatakan bahwa asam sitrat termasuk golongan flavor enhancer atau bahan pemacu rasa. Bahan pemacu rasa merupakan bahan tambahan yang diberikan pada suatu produk pangan untuk memberikan nilai lebih pada rasa, sesuai dengan karakteristik produk pangan yang dihasilkan.

Gambar 18. Hubungan perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa terhadap nilai hedonik rasajellyagar

2,86 2,90 2,97

(40)

55 Nilai hedonik rasa jelly agar pada berbagai perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa dapat dilihat pada Gambar 18.

Pengaruh lama pemasakan terhadap nilai hedonik rasajellyagar

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 9) dapat dilihat bahwa lama pemasakan memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai hedonik rasa jellyagar yang dihasilkan sehingga uji DMRT tidak dilanjutkan.

Pengaruh interaksi antara perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa dan lama pemasakan terhadap nilai hedonik rasa jelly agar

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 9) dapat dilihat bahwa perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa dan lama pemasakan memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai hedonik rasa jellyagar yang dihasilkan sehingga uji DMRT tidak dilanjutkan.

Nilai Skor Tekstur

Pengaruh perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa terhadap nilai skor teksturjellyagar

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 10) dapat dilihat bahwa perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai skor teksturjellyagar yang dihasilkan sehingga uji DMRT tidak dilanjutkan.

Pengaruh lama pemasakan terhadap nilai skor teksturjellyagar

(41)

Pengaruh interaksi antara perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa dan lama pemasakan terhadap nilai skor teksturjellyagar

(42)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian pengaruh perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa dan lama pemasakan terhadap parameter yang diamati dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar air (%), kadar abu (%), kadar vitamin c (mg/100 g bahan), total asam (%), total padatan terlarut (°Brix), nilai hedonik warna, nilai hedonik rasa dan memberikan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap nilai hedonik aroma dan nilai skor tekstur. 2. Lama pemasakan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar

air (%), kadar vitamin C (mg/100 g bahan), total asam (%) dan memberikan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap kadar abu (%), total padatan terlarut (°Brix), nilai hedonik warna, nilai hedonik aroma, nilai hedonik rasa dan nilai skor tekstur.

3. Interaksi antara perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa dan lama pemasakan memberikan pengaruh berbeda nyata dengan kadar vitamin C (mg/100 g bahan) dan total asam (%), dan memberikan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap kadar air (%), kadar abu (%), total padatan telarut (°Brix), nilai hedonik warna, nilai hedonik aroma, nilai hedonik rasa dan nilai skor tekstur.

(43)

5. dengan sari buah markisa 60%:40% dan lama pemasakan 15 menit. Hal ini dikarenakan pada perlakuan tersebut menghasilkan nilai kadar vitamin C yang paling tinggi, tekstur yang kenyal, dan rasa yang lebih disukai oleh panelis.

6. Jika dilihat dari syarat mutu jelly agar menurut SNI No. 01-3552-1994, perlakuan K4L1telah memenuhi syarat dari segi bentuk, aroma, warna, rasa dan tekstur.

Saran

1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan kajian tentang jenis kemasan dan cara pengemasan serta lama penyimpanan dari produk jelly agar.

Gambar

Tabel 6. Skala hedonik rasa
Gambar 4. Skema pembuatan ekstrak albedo kulit durian.
Gambar 5. Skema pembuatan sari buah markisa.
Gambar 6. Skema pembuatan jelly agar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sadar untuk menggunakan teknik statistik yang tepat guna dan menyajikan data statistik yang diperlukan konsumen secara tepat waktu dan mudah dipahami..

Now, despite the efforts by NGO and NCC organizations in Iran, 1:25,000 maps cover the country with an independent data model has been produced that can be used as the basis

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLII-2/W5, 2017 26th International CIPA Symposium 2017, 28

Waktu yang tepat membaca kalimat tayyibah Hauqalah yaitu pada saat ….. Keutamaan dalam kalimat tayyibah Hauqalah

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLII-2/W5, 2017 26th International CIPA Symposium 2017, 28

Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik 500a. Lainnya

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLII-2/W5, 2017 26th International CIPA Symposium 2017, 28

PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN SETELAH PAJAK PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL. PENGHASILAN