MEKANISME KOORDINASI PUSAT-DAERAH
DALAM RANGKA PENGEMBANGAN SISTEM
INOVASI DAERAH
Prof. Dr.rer.pol.ir..H.DIDIK NOTOSUDJONO MSC
ASDEP KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN SATANDARISASI IPTEK KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI
DISAMPAIKAN PADA WORKSHOP DRN-DRD
LATAR BELAKANG MENGAPA
KOORDINASI
PUSAT-DAERAH DALAM RANGKA
PENGEMBANGAN SISTEM INOVASI DAERAH
PENTING
A. DAYA SAING BANGSA RENDAH :
Ekonomi masih berbasis Sumber Daya Alam (SDA),
eksport SDA, akan menggerus kekayaan alam, ekonomi
tidak berkelanjutan, merusak lingkungan hidup, nilai
tambah rendah, potensi tenaga kerja/jam kerja tidak
dimanfaatkan.
Impor barang/jasa dengan nilai tambah luar negeri,
berarti Memberikan jam kerja kepada bangsa lain, dan
kita kehilangan jam kerja.
Indonesia dibanjiri barang/jasa produk asing, yang
berbasis SDA domestik namun dengan nilai tambah
asing jam kerja domestik tidak bertambah; kita menjadi
bangsa kuli hanya memetik dari alam; tidak pernah ada
pemerataan dan kesejahteraan karena kehilangan jam
kerja.
LANJUTAN:
Dua puluh dua (22) komoditas utama MP3EI yang berbasis
SDA perlu ditunjang oleh pilar SDM dan Iptek agar pertumbuhan/manfaat ekonomi yang dihasilkan dapat berkelanjutan dengan nilai tambah tinggi dan tidak tergantung teknologi impor. Perlu penguasaan teknologi kunci dari 22 komoditas utama tersebut, serta pengembangan teknologi produk, agar diperoleh diferensiasi produk yang inovatif secara kontinyu.
B. Kemandirian Bangsa:
Produk Teknologi 58% adalah berasal import dari luar
negeri, Bila nilai tambah dalam negeri tidak dikembangkan, maka kita akan terus bergantung pada produk/ barang-jasa luar negeri bernilai tambah, apalagi untuk bidang-bidang yang strategis seperti hankam, energi, pangan, air. Secara nasional tanpa kemandirian pada aspek ini dapat menjadi ancaman nasional
TUGAS POKOK DAN FUNGSI KEMENRISTEK
TUGAS
Kementerian Riset dan Teknologi mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan di bidang riset, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan negara
FUNGSI
1. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang riset dan teknologi;
2. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang riset
dan teknologi;
3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi
tanggung jawab Kementerian Riset dan Teknologi; dan
4. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian
Riset dan Teknologi.
Perpres No.47/2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara
Perpres No. 24/2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara.
Menata kembali NKRI (2005-‐2009) Memantabkan penataan kembali (2010-‐2014) Memantabkan Bangnas (2015-‐2019)
Wujud masyarakat mandiri, maju adil-‐makmur (2020-‐2024) RP JP N Tahap AWAL (Komitmen Politik) Tahap PENGUATAN (Penguatan SINas) Tahap AKSELERASI
(Optimalisasi SINas) Tahap BERKELANJUTAN (Pengokohan SINas) KRT Industri bebasis Iptek Iptek sbg basis pembangunan Meningkatnya Pengembangan Iptek IP
TEK Meningkatnya Kemampuan Iptek
POKOK MASALAH:
I. ARN diduga belum merupakan representasi prioritisasi tema riset nasional,
yang karenanya tidak diacu oleh LPNK/LPK/Lemlitbang dalam riset-riset mereka.
II. Ditandai terjadi duplikasi, tumpang-tindih riset. Pelaku riset tidak sesuai
kompetensi.
III. Dana riset belum efisien dan efektif, sedangkan anggaran Riset 0,08 %
GDP
IV. Instrumen koordinasi/pembinaan KRT ke LPNK/LPK/Daerah belum
berkembang.
V. Ketergantungan Produk Teknologi dari luar negeri 58% sedangkan produk
dalam negeri sendiri 31%, sedangkan sisanya campuran antara keduannya.
VI. Produk Indonesia berada pada tingkat persaingan yang mengkawatirkan,
dengan tingginya tingkat persaingan dari produk asing
VII. Konsumen Indonesia cenderung konsumerisme untuk pembelian produk
luar negeri yg lebih murah.
VIII. Kekuatan posisi tawar menawar Indonesia di dunia internasional sangat
UNIVERSITAS SWASTA MARKET /PUBLIK Demand Supply Inovasi KNOWLEDGE BASE Kebijakan-1 Kebijakan-2 Kebijakan-3 Kebijakan-4 Kebijakan-5 Kebijakan-6 PEMERINTAH POLITIK DAN EKONOMI
LINGKUNGAN, BUDAYA, TRADISI, KARAKTER BANGSA Level-1 Level-2 Level-3 Level-4 Level-5 1. Jak Ekonomi 2. Bang infrastuktur sosial 3. Jak pendidikan 4. Jakburuh
5. Jak pajak dan keu 6. Jak Iptek LEMLITBANG 1. INDUSTRI 2. YAN-MAS 3. NAT SEC S Barang & Jasa
OPERA SISTEM INOVASI NASIONAL DAN SISTEM INOVASI DAERAH:
PROGRAM PENGUATAN SISTEM INOVASI NASIONAL:
MODEL SINas AKTOR SINas KOLABORASI aktor SINas EKOSISTEM SINas 101. Perumusan, simulasi dan pembakuan
MODEL SINas. (B,C) 2. Penguatan AKTOR dan
3. KOLABORASI antar aktor SINas
(lembaga, sumber daya, jaringan/ kolaborasi).(A,B,C)
4. Penguatan EKOSISTEM SINas. (A,B)
A. Melalui policy ac)vi)es/management
B. Melalui koordinasi dan sinkronisasi
pelaksanaan kebijakan/debotlenecking. C. Melalui insenMf langsung.
B A B C C A B 1 2 3 4
1. Perumusan, simulasi dan pembakuan MODEL SINas/SIDa.
Dilaksanakan terutama melalui insentif langsung, serta koordinasi dan sinkronisasi.
2. Penguatan AKTOR SINas (dalam aspek kelembagaan, sumber
daya, jaringan). Dilaksanakan pada tataran makro dan meso melalui policy activities/management; koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan/debotlenecking; serta insentif langsung.
3. Penguatan KOLABORASI antar aktor SINas (dalam aspek
kelembagaan, sumber daya, jaringan). Dilaksanakan pada
tataran makro dan meso melalui policy activities/management;
koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan/ debotlenecking; serta insentif langsung.
4. Penguatan EKOSISTEM SINas. Dilaksanakan terutama dalam
tataran makro melalui policy activities/management; serta koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan/
debotlenecking.
PROGRAM: PENINGKATAN KEMAMPUAN IPTEK UNTUK PENGUATAN SISTEM INOVASI NASIONAL.
Refokusing: Dimaksudkan dengan upaya untuk memfokuskan
kembali program/kegiatan KRT kepada program/fokus utama KRT, yakni penguatan SINas/SIDa (melalui penguatan unsur-unsurnya, yakni: Model, Aktor, Kolaborasi, dan Ekosistem SINas/ SIDa) dengan mengkombinasikannya dengan pendekatan teritorial (locus).
Regrouping: Dimaksudkan dengan upaya untuk
mengelompokkan kembali program/kegiatan KRT dalam aspek perencanaan, anggaran, dan manajemen
pelaksanaan program kepada program/fokus utama KRT, yakni penguatan SINas/SIDa.
12
Manajemen Kegiatan
Focus
: pada 7 Bidang Fokus yang
dikelompokkan kedalam 3 klaster pengguna,
yakni: layanan masyarakat (public services);
daya saing ekonomi (industry) dan
kemandirian bangsa (national security).
Locus
: Nasional di Puspiptek Serpong. Lokal di
6 KE.
Modus
: kegiatan dilaksanakan melalui
penguatan unsur-unsur SINas, yakni:
pembakuan Model serta penguatan Aktor,
Kolaborasi, dan Ekosistem SINas/SIDa).
No
. Aktor Tugas Level
1 KRT dan
kementerian terkait
1. Merumuskan kebijakan dalam rangka membangun
panggung inovasi.
2. Koordinasi dan sinkronisasi, agar implementasi kebijakan
sinergi, koheren, dan konvergen.
3. Membangun model dan Memberikan stimulasi, fasilitasi, dan
dinamisasi melalui berbagai skema insentif dan program penunjang, sehingga SISTEM ini tumbuh, hidup, berkembang dan produktif (menjadi aligment, engagement and enabler) menghasilkan inovasi yang handal.
Makro Meso Meso
2 Daerah (DRD,
Balitbangda) 1. Merumuskan kebijakan dalam rangka membangun panggung inovasi level daerah. 2. Koordinasi dan sinkronisasi, agar implementasi kebijakan
sinergi, koheren, dan konvergen.
3. Memberikan stimulasi, fasilitasi, dan dinamisasi melalui
berbagai skema insentif dan program penunjang, sehingga SISTEM ini tumbuh, hidup, berkembang dan produktif
(menjadi aligment, engagement and enabler) menghasilkan inovasi yang handal.
Meso Meso Meso 3 Lemlitbang (LPNK, LPK, PT, swasta)
Core of science system bertugas melaksanakan riset dan
invensi. Mikro
4 Lembaga
penunjang ( Menciptakan iklim terjadinya yg kondusif (lihat UU 18/2002) Badan Usaha Aktor utama pelaksana inovasi menghasilkan barang/jasa
newer, faster, cheaper, better. Mikro
RUANG LINGKUP KERJA:
No. Aspek Cakupan Keterangan
1 Tupoksi Perumusan/penetapan kebijakan; koordinasi
dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan riset dan teknologi.
• Perpres No.24/2010
• Inpres No.4/2003
2 Subtansi Riset dan teknologi (mencakup ilmu sosial?) Perpres No.24/2010 3 Perangkat Sistem Iptek (Kelembagaan, Sumber Daya dan
Jaringan Iptek) UU No. 18/2002 4 Tahapan Lit-bang-rap (penelitian, pengembangan dan
penerapan Iptek) UU No. 18/2002 RPJMN 2010-2014 5 Kluster/stake
holder National security (pemerintah), public services (masyarakat), industrial competitiveness (industri).
Renstra KRT 2010-2014 6 Fokus 7-BF: Pangan dan pertanian; TIK; transportasi;
kesehatan dan obat; Energi, Hankam, Material maju. Dan arahan baru Energi,Air dan Pangan
RPJPN 2005-2025
7 Teritori Nasional: pusat dan daerah. Dan melibatkan
Balitbangda untuk Sinergi Inovasi didaerah •• UU No. 18/2002 Perber No 3 & 36
2012 8 Lembaga Litbang pemerintah (LPK, LPNK), Litbang PT,
Litbang Badan Usaha/swasta, lembaga penunjang.
UU No. 18/2002
9 SDM Peneliti, perekayasa UU No. 18/2002
BEBERAPA PROGRAM KEMENRISTEK UNTUK
MENDUKUNG AKTIVITAS SINERGI PENELITIAN DAN IPTEK Pengembangan Pusat Unggulan Iptek
Insentif Riset Sistim Inovasi Nasional (SINas) Pengembangan dan Penguatan Sentra HKI Intermediasi Teknologi
Pengembangan Sumber Daya Manusia-Iptek
1
2
3
4
TEMA RISET:
Perlu dirumuskan kategori tema-tema riset yang
dapat diteliti secara
mandatori
oleh lembaga
riset tertentu. Berarti pendanaanya bersifat
mandatori.
Kategori tema-tema riset yang akan mesti diteliti
secara
kolaborasi
oleh beberapa lembaga riset.
Berarti pendanaanya bersifat kolaboratif .
Kategori tema-tema riset yang akan
dikompetisikan
di antara lembaga-lembaga riset.
Lanjutan
:
Tema litbang yang merupakan kekhususan
lembaga/ kompetensi utama lembaga/mandat
lembaga/tak ada lembaga lain dengan kompetensi sejenis. Tak memerlukan kontribusi lembaga lain,
maka tema litbang ini bersifat mandatori untuk lembaga tertentu.
Bila tema litbang perlu bantuan.dukungan lembaga
litbang lain, secara komplementatif sinergi, maka perlu dibangun kolaborasi riset dalam konsorsium tema itu.
Bila tema litbang tertentu menjadi kompetensi
beberapa lembaga, maka perlu dilakukan
kompetisi untuk memperoleh dana riset untuk tema
Lanjutan:
Agar tumbuh iklim kompetisi, maka biaya riset
yang berbasis kompetisi, kolaborasi dan
mandatori dikelompokan sbb.
Riset Mandatori Riset Kolaborasi
Riset Kompetisi Riset Dasar (LPNK/PT)
Riset Terapan (LPK/LPNK/PT)
Bangtek (LPK/ LPNK)
PERAN PEMERINTAH:
Komitmen pendanaan riset dan alokasi untuk
masing-masing stake holder selama 5 tahun
termuat dalam Jakstranas (diolah KRT bersama
Bappenas) dan mendapat persetujuan Presiden.
Perumusan sistem koordinasi pendanaan riset
(tema riset). Ristek dan Bappenas
USULAN:
1.
REVITALISASI PUSPIPTEK:
Rehabilitasi gedung dan infrastruktur
Puspiptek.
Perbaikan peralatan (di masing-masing
LPNK)
Pelatihan SDM
Intermediasi industri.
Waktu 5 tahun multiyears.
Monitoring oleh Kemenristek dan
Bappenas.
2.
RISET UNGGULAN INOVASI NASIONAL:
Kolaborasi/konsorsium.
Industri lead dan siap untuk menerapkan.
Tahapan difusi teknologi/peningkatan kapasitas
industri (bangtek).
Analisis pasar (demand driven)
Waktu 5 tahun multiyears.
Prioritas tema dan seleksi oleh DRN, tim
dibentuk Menristek.
Monitoring oleh Kemenristek dan Bappenas.
Big few diturunkan dari 7 bidang fokus: 7 produk
3.
PUSAT UNGGULAN INOVASI NASIONAL:
Berbasis komoditas unggulan nasional di
masing-masing KE.
Insentif 5 tahun multiyears. (minimal 30 pusat
Unggulan M)
Mendukung peningkatan/teknologi proses
atau produk komoditas unggulan nasional di masing-masing KE.
Insentif kelembagaan, program, riset, SDM, dll.
(komprehensif).
Keterlibatan industri.
Prioritas dan seleksi Kemenristek/Bappenas.
Indikator sukses/kriteria ditetapkan.
4.
KLASTER INOVASI UNGGULAN DAERAH/
NASIONAL (SIDa/STP):
Berbasis komoditas unggulan daerah.
Insentif 5 tahun multiyears. (untuk 33 daerah )
Membentuk sistem inovasi daerah berbasis
produk unggulan daerah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pemerataan
daerah.
Insentif kelembagaan, program, riset, SDM, dll.
(komprehensif).
Indikator sukses/kriteria ditetapkan.
Prioritas dan seleksi Kemenristek/DRN/DRD/
5.
PUSAT DATA BASE INOVASI NASIONAL:
Langganan Jurnal ilmiah digital dan penguatan
jaringan perpustakaan dijital.
Survei indikator Iptek dan penyusunan analisis/
Buku indikator Iptek nasional.
Penyusunan data base indikator Iptek nasional.
Program 5 tahun dukungan anggaran tiap
6. Pengembangan Sumber Daya Genitik dan
Pengetahuan Tradional di daerah:
Survei Sumber Daya Genitik dan Pengetahuan Tradional di daerah di 33 Provinsi
Inventarisasi Sumber Daya Genitik dan
Pengetahuan Tradional di daerah.
Penyusunan data base Sumber Daya Genitik
dan Pengetahuan Tradional di daerah.
Teknologi berbasis HKI dengan fokus SDGPT
(Sumber Daya Genitik dan Pengetahuan Tradisional)
Program 5 tahun dukungan anggaran tiap