• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TAHUNAN PT ARTHAVEST Tbk. BIDANG USAHA Perusahaan Investasi. Berkedudukan di Jakarta, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN TAHUNAN PT ARTHAVEST Tbk. BIDANG USAHA Perusahaan Investasi. Berkedudukan di Jakarta, Indonesia"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

LAPORAN TAHUNAN

2008

PT ARTHAVEST Tbk

BIDANG USAHA

Perusahaan Investasi

Berkedudukan di Jakarta, Indonesia

Kantor:

Artha Building, Mangga Dua Square Blok F No. 40 Jalan Gunung Sahari Raya, Jakarta 14430 Indonesia Telepon: (021) 6231 2626, Faksimili: (021) 6231 2525

e-mail: cs@arthasecirities.com web: www.arthasecurities.com

(4)

Melakukan penyertaan saham pada

perusahaan - perusahaan baik di dalam

maupun di luar negeri.

Beraliansi dengan perusahaan - perusahaan

lain melalui Aliansi Strategis baik secara

langsung maupun melalui anak perusahaaan.

Meningkatkan sumber daya manusia secara

berkesinambungan untuk menciptakan

tenaga-tenaga yang kompeten, berkulitas,

Menjadi suatu perusahaan investasi yang

bertaraf dan memiliki jaringan Internasional

serta memahami globalisasi pasar.

(5)

DAFTAR ISI

4

Sambutan Komisaris Utama

5

Laporan Direksi

‹

¥ÇÄIJÁ¥©–Çɽ¶ËºÈÉ©·À



¥ÇÄIJÁ–öÀ¥ºÇÊȶ½¶¶Ã‚¥©–Çɽ¶¨º¸ÊǾɾºÈžÃ¹ÄúȾ¶

13

Analisis dan Pembahasan Manajemen

18

Good Corporate Governance

24

Laporan Komite Audit

25

Ikhtisar Keuangan dan Saham Perseroan

ˆ†

¥ÇÄIJÁ¥ºÃ¼ÊÇÊÈ¥ºÇȺÇĶÃ

32

Informasi Perseroan

33

Persetujuan Laporan Tahunan

(6)

SAMBUTAN KOMISARIS UTAMA

Atas nama Dewan Komisaris

PT ARTHAVEST Tbk,

Para Pemegang Saham yang terhormat,

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME, semoga kita semua tetap dalam lindunganNya. Atas nama Dewan Komisaris saya mengucapkan terima kasih kepada semua stakeholder atas segala dukungan dan kepercayaannya.

Dewan Komisaris menerima Laporan Direksi beserta Analisa dan Pembahasan Manajemen yang diberikan oleh Direksi terhadap Aktivitas Perseroan pada tahun buku 2008. Berdasarkan pemaparan dan penjelasan yang diberikan oleh Direksi, Dewan Komisaris menilai kinerja Direksi Perseroan di tahun 2008 sangat memuaskan. Laba bersih konsolidasian Perseroan di tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 45.28% atau Rp2.479.223.013 dibandingkan dengan Laba Bersih tahun 2007, yaitu dari Rp Rp5.475.458.388 menjadi Rp7.954.681.401 pada tahun 2008.

Ekonomi Indonesia pada tahun 2008 tercatat tumbuh sebesar 6,1%, sedikit lebih rendah bila dibandingkan dengan pertumbuhan perekonomian di tahun 2007 yang mencapai sebesar 6,3%. Tingkat inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) tahunan untuk tahun 2008 tercatat sebesar 11,06%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu yang tercatat 6,59%. Sementara itu pada akhir tahun 2008 tingkat suku bunga SBI tercatat sebesar 9,25%, menunjukan kenaikan bila dibandingkan dengan akhir tahun 2007 dimana tingkat bunga SBI tercatat 8,00%. Walaupun demikian, pada 4 Maret 2009 suku bunga SBI kembali turun menjadi 7,75% bahkan lebih rendah bila dibandingkan bunga SBI pada akhir tahun 2007. Sementara itu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia juga mengalami penurunan dari level 2.745,82 pada akhir tahun 2007 menjadi 1.355,41 pada akhir tahun 2008.

Melesunya perekonomian dunia di tahun 2008 yang berawal di Amerika Serikat dan diperkirakan terus berlanjut selama tahun 2009 memiliki dampak negatif terhadap perekonomian Indonesia dan pada akhirnya turut mempengaruhi pertumbuhan Perseroan di tahun yang akan datang. Berdasarkan asumsi APBN 2009 diprediksikan bahwa pertumbuhan ekonomi tahun 2009 hanya sebesar 6,00%, atau sedikit lebih rendah apabila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2008. Sementara IHSG yang terus menerus mengalami penurunan sejak awal tahun 2009 pun seakan mendukung perkiraan tersebut. Pada 27 Februari 2009 IHSG ditutup pada level 1.285,48 atau sedikit lebih rendah dibanding penutupan akhir tahun 2008.

Walaupun demikian, melalui kerjasama yang solid antara Manajemen dengan karyawan dan hubungan yang sangat baik dengan para nasabah sebagai aset Perseroan, Komisaris merasa yakin dengan fundamental Perseroan yang sudah cukup kokoh mampu menghadapi segala rintangan dan mengantisipasi segala tantangan yang mungkin muncul di tahun-tahun yang akan datang.

Dalam melaksanakan tugasnya Dewan Komisaris di bantu oleh Komite Audit. Sesuai dengan peraturan yang berlaku bagi Perusahaan Publik, Komite Audit terdiri dari 3 (tiga) anggota dimana merangkap sebagai Ketua Komite Audit adalah salah satu Komisaris Independen Perseroan. Adapun dua anggota Komite Audit lainnya berasal dari pihak independen di luar Perseroan.

Akhir kata, mewakili Pemegang Saham, Dewan Komisaris menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan, kerjasama yang baik dari jajaran Direksi, Manager, Karyawan dan para stakeholder PT Arthavest Tbk dan Anak Perusahaan.

(7)

LAPORAN DIREKSI

Para Pemegang Saham yang terhormat,

Dengan mengucap syukur kepada Tuan YME perkenankan saya, atas nama Direksi, menyampaikan laporan hasil-hasil yang telah dicapai Perseroan pada tahun 2008.

Perseroan telah merampungkan restrukturisasi Perseroan yang mencakup perubahan kegiatan usaha Perseroan dari bidang Perusahaan Efek menjadi bidang Investasi sekaligus mengalihkan kegiatan usaha di bidang Perusahaan Efek kepada PT Artha Securities Indonesia, anak perusahaan Perseroan (“Anak Perusahaan”), pada akhir tahun 2006. Dengan demikian semenjak tahun 2007 Perseroan hanya menjalankan kegiatan usaha di bidang investasi, sedangkan kegiatan usaha di bidang Perusahaan Efek dijalankan oleh Anak Perusahaan.

Pada tahun 2008 terjadi tren penurunan nilai dan volume transaksi perdagangan saham di bursa yang juga berpengaruh terhadap menurunnya nilai dan volume perdagangan saham melalui Anak Perusahaan. Sebagai perbandingan, pada tahun 2007 total nilai dan volume transaksi saham mencapai Rp 9.067.290.897.234 dan 16.022.771.544 lembar saham, sementara pada tahun 2008 mencapai Rp 8.916.089.314.250 dan 9.299.294.095 lembar saham. Yang artinya walaupun berdasarkan nilai transaksi tidak terjadi perubahan yang signifikan yaitu hanya Rp 151.201.582.984 berdasarkan nilai tetapi terjadi penurunan yang signifikan dari sisi volume transaksi, yaitu turun 6.723.477.449 lembar saham atau 41.96% dari volume transaksi tahun 2007. Untungnya hal ini tidak menyebabkan menurunnya pendapatan Perseroan secara signifikan karena pendapatan dari komisi perdagangan efek yang merupakan sumber pendapatan utama Perseroan dihitung berdasarkan nilai transaksi dan bukan volume transaksi.

Pada tahun 2008 pendapatan usaha Perseroan mengalami sedikit penurunan dari Rp 20.219.605.267 pada tahun 2007 menjadi Rp 18.870.348.361 pada tahun 2008, menurun sebesar Rp 1.349.256.906 atau sebesar 6,67% dari total pendapatan usaha pada tahun 2007. Penurunan pendapatan usaha antara lain disebabkan oleh kerugian dari perdagangan efek, penurunan Komisi Perdagangan Efek serta menurunnya Pendapatan Jasa Investment Banking dan pendapatan dari pendapatan tetap. Di lain pihak beban usaha turut mengalami peningkatan, dari Rp 14.291.929.103 di tahun 2007 menjadi Rp 16.128.681.446 pada tahun 2008 atau mengalami kenaikan sebesar Rp 1.836.752.343 atau 12,85% dari beban usaha tahun 2007. Hal ini menyebabkan laba usaha pada tahun 2008 mengalami sedikit penurunan sebesar Rp 3.186.009.249 dari laba usaha sebesar Rp 5.927.676.164 di tahun 2007 menjadi Rp 2.741.666.915 di tahun 2008. Walaupun demikian laba bersih tahun 2008 hanya mengalami sedikit penurunan bila dibanding laba bersih tahun 2007, yaitu menjadi Rp 4.941.377.841 atau menurun sebesar Rp 534.080.547 atau hanya 9,75% dibanding laba bersih tahun 2007 yang sebesar Rp 5.475.458.388.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan posisi yang sangat lemah di akhir tahun 2008 bila dibandingkan dengan penutupan pada tahun 2007. Pada tahun 2007 IHSG ditutup pada level 2.745,83 sementara pada akhir tahun 2008 ditutup pada level 1.355,40. Meskipun tahun 2008 ditandai dengan melesunya perekonomian global dan tahun 2009 diawali dengan tanda-tanda akan berlanjutnya kondisi tersebut yang tentu saja berpengaruh terhadap perekonomian indonesia, namun dengan menekankan prinsip kehati-hatian (prudence), konsultasi dan komunikasi yang terjalin baik dengan Dewan Komisaris maka Direksi optimis bahwa Perseroan dapat mengatasi tantangan yang akan muncul di tahun 2009.

Sebagai perusahaan publik yang telah mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek Indonesia, Direksi beserta para karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan memahami dan melaksanakan Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance) secara benar dengan prinsip-prinsip keterbukaan. Pelaksanaan Good Corporate Governance diwujudkan antara lain dengan menunjukkan Komisaris Independen Perseroan dan pembentukan Komite Audit yang terdiri dari pihak-pihak yang independen. Penjelasan lebih lanjut dan komprehensif mengenai penerapan Good Corporate Governance dapat anda simak pada pambahasan khusus mengenai Good Corporate Governance pada bagian lain dari Laporan Tahunan ini.

Akhirnya Direksi menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh jajaran Manajemen dan karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan, nasabah dan para pemegang saham atas dukungan dan kepercayaannya kepada kami. Semoga PT Arthavest Tbk akan terus tumbuh di masa yang akan datang.

Atas nama Direksi

(8)

PROFIL PERSEROAN

PT ARTHAVEST Tbk

Perseroan didirikan di Jakarta pada Juni 1990 dengan nama PT Arthasecurities Prima, sebagai sebuah perusahaan efek swasta nasional yang bergerak pada jasa Perantara Pedagang Efek dan Penjamin Emisi Efek. Dalam kegiatan usahanya, Perseroan memberikan jasa layanan perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta kepada nasabah-nasabahnya. Pada tahun 2000, Perseroan telah menambahkan layanan kepada nasabah-nasabahnya dengan menjadi anggota Bursa Efek Surabaya.

Pada tahun 2002, Perseroan mengubah status Perseroan dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka serta mengubah namanya menjadi PT Artha Securities Tbk. Seiring dengan pengubahan status tersebut, pada tanggal 5 November 2002, Perseroan melakukan penawaran umum saham perdana dan mencatatkan saham Perseroan pada Bursa Efek Jakarta.

Pada tahun 2002, kegiatan usaha Perseroan tidak lagi hanya sebagai Perantara Pedagang Efek tetapi mulai merambah ke kegiatan usaha lainnya seperti pendapatan tetap dan investment banking. Sehubungan dengan pengembangan kegiatan usaha tersebut, Perseroan telah menawarkan berbagai jasa layanan kepada nasabah-nasabahnya. Jasa layanan Perseroan dilakukan melalui 4 (empat) divisi yang terpadu dan terintegrasi penuh. Keempat divisi tersebut adalah Divisi Perdagangan, Divisi Investment Banking, Divisi Operasi dan Divisi Keuangan.

Pada tahun 2005 setelah mendapat persetujuan RUPSLB Perseroan melakukan restrukturisasi antara lain adalah :

mengganti nama dari PT Artha Securities Tbk menjadi PT Arthavest Tbk. •

mengubah bidang usaha Perseroan dari perusahaan Perantara Pedagang Efek dan Penjamin •

Emisi efek menjadi perusahaan yang bergerak dalam bidang investasi. Dengan melakukan perubahan kegiatan usaha sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang investasi, Perseroan akan berkonsentrasi pada investasi dengan dapat mengantisipasi kesempatan-kesempatan usaha dimasa yang akan datang yang timbul akibat dari perubahan iklim investasi di Indonesia. Melalui bidang usaha investasi ini Perseroan dapat melakukan diversifikasi usaha, sehingga dapat mengurangi resiko berusaha dan meningkatkan kinerja Perseroan dalam usaha mencapai tujuan untuk meningkatkan nilai pemegang saham.

bersamaan dengan perubahan bidang usaha Perseroan, Perseroan juga akan membentuk/ •

mendirikan anak perusahaan dengan nama PT Artha Securities Indonesia (“Anak Perusahaan”) yang bergerak sebagai perusahaan efek meliputi jasa Perantara Pedagang Efek dan Penjamin Emisi efek. Dalam menjalankan usahanya sebagai perusahaan efek, Perseroan telah memiliki kekuatan bisnis (strength point) baik dari segi nasabah retail yang terdiversifikasi dan bersifat setia, team work management yang solid, serta keahlian masing-masing sumber daya manusia yang mendukung team work tersebut, semua itu merupakan “Aset Perseroan” yang dapat diandalkan didalam mengelola Perusahaan Efek. Dengan membentuk anak perusahaan tersendiri yang menangani kegiatan Perantara Pedagang efek dan Penjamin Emisi Efek, maka kegiatan usaha tersebut dapat dijalankan secara lebih terfokus.

Setelah dilakukan pengalihan penyertaan saham di PT Bursa Efek Jakarta maupun penyertaan saham di PT Bursa Efek Surabaya kepada Anak Perusahaan, maka Perseroan tidak lagi menjadi anggota Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Perseroan menerima surat pencabutan Surat Persetujuan Anggota Bursa dari Bursa Efek Jakarta pada tanggal 24 November 2006 dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 19 Desember 2006. Perseroan pada tanggal 19 Januari 2007 mengembalikan semua izin usaha sebagai perusahaan efek yang diperoleh dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“Bapepam-LK”) antara lain izin usaha Perusahaan Efek sebagai Perantara Pedagang Efek dan Penjamin Emisi Efek. Dengan dikembalikannya izin-izin tersebut maka Perseroan bukan lagi sebagai Perusahaan Efek, melainkan sesuai dengan tujuan restrukturisasi yaitu menjadi perusahaan yang bergerak di bidang investasi.

(9)

Tahun 2008 Jumlah Saham Jumlah Nilai

Nominal (Rp) Persentase (%) A. Modal Dasar 850.000.000 170.000.000.000 100,00 B. Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:

1. PT. Artha Perdana Investama 239.250.000 47.850.000.000 53,56 2. Masyarakat lain-lain (<5%) 207.424.175 41.484.835.000 46,44 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 446.674.175 89.334.835.000 100,00 C. Jumlah Saham dalam Portepel 403.325.825 80.665.165.000

Tahun 2007 Jumlah Saham Jumlah Nilai

Nominal (Rp) Persentase (%) A. Modal Dasar 850.000.000 170.000.000.000 100,00 B. Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:

1. PT. Artha Perdana Investama 239.250.000 47.850.000.000 53,59 2. Masyarakat lain-lain (<5%) 207.214.000 41.442.800.000 46,41 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 446.464.000 89.292.800.000 100,00 C. Jumlah Saham dalam Portepel 403.536.000 80.707.200.000

Sampai dengan di cetaknya Laporan Tahunan ini tidak ada Anggota Komisaris ataupun Direksi Perseroan yang memiliki saham Perseroan.

Sehubungan dengan kegiatan usaha yang baru ini, Perseroan menjalankan kegiatannya melalui 3 divisi, yaitu Divisi Operasi, Divisi Personalia & Administrasi dan Divisi Keuangan & Pembukuan. Divisi Operasi bertanggung jawab untuk mengelola aset-aset hasil investasi Perseroan serta memberikan saranan dan usulan mengenai investasi baru. Divisi Personalia & Administrasi melaksanakan fungsi administrasi dan human resource development. Terakhir tanggung jawab mencatat, mengarsip serta melapor aktifitas keuangan Perseroan dipegang Divisi Keuangan & Pembukuan.

Struktur permodalan Perseroan dan susunan pemegang saham Perseroan per tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 berdasarkan Daftar Pemegang Saham Perseroan yang dibuat oleh PT Adimitra Transferindo selaku Biro Administrasi Efek adalah sebagai berikut:

(10)

PROFIL ANAK PERUSAHAAN

PT ARTHA SECURITIES INDONESIA

PT Artha Securities Indonesia (“Anak Perusahaan”) didirikan di Jakarta pada September 2005 melalui Akta Pendirian Perseroan Terbatas No. 02 tanggal 5 September 2005 dihadapan Notaris Leolin Jayayanti SH, Notaris di Jakarta. Anak Perusahaan adalah sebuah perusahaan efek swasta nasional bergerak dalam bidang Pasar Modal. Dalam kegiatan usahanya, Anak Perusahaan dapat memberikan jasa layanan Perantara Pedagang Efek, Manajer atau Penasehat Investasi dan Penjamin Emisi Efek kepada nasabah-nasabahnya. Anak Perusahaan memperoleh izin usaha sebagai Penjamin Emisi Efek sesuai dengan surat Keputusan dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“Bapepam-LK”) KEP-01/ BL/PEE/2006 tanggal 26 Juli 2006 dan terdaftar sebagai anggota Bursa Efek Jakarta (“BEJ”) sesuai dengan Surat Persetujuan Izin Anggota Bursa No. SPAB 243/JATS/BEJ.ANG/11-2006 tanggal 27 November 2006 dan terdaftar sebagai anggota Bursa Efek Surabaya (“BES”) sesuai dengan Surat Persetujuan Izin Anggota Bursa No. SPAB-160/MBS/BES/XII/2006 tanggal 19 Desember 2006. Anak Perusahaan secara efektif memulai kegiatan usahanya pada tanggal 27 November 2006.

Dalam menjalankan usahanya sebagai perusahaan efek, Perseroan telah memiliki kekuatan bisnis (strength point) baik dari segi nasabah retail yang terdiversifikasi dan bersifat setia, team work management yang solid, serta keahlian masing-masing sumber daya manusia yang mendukung team work tersebut, semua itu merupakan ”Aset Perseroan” yang dapat diandalkan didalam mengelola Perusahaan Efek. Dengan didirikannya Anak Perusahaan maka kegiatan usaha tersebut diatas dapat dilaksanakan secara lebih terfokus.

Sehubungan dengan restrukturisasi dan pengalihan kegiatan usaha, Anak Perusahaan melakukan kegiatan usahanya melalui 4 (empat) divisi yang terpadu dan terintegrasi penuh sebagaimana sebelumnya di jalankan oleh Perseroan. Keempat divisi tersebut adalah Divisi Perdagangan, Divisi Investment Banking, Divisi Operasi dan Divisi Keuangan.

Divisi Perdagangan

Divisi Perdagangan menyediakan jasa pelayanan transaksi jual-beli baik efek saham maupun efek hutang pada pasar perdana dan juga pasar sekunder. Divisi ini mempunyai 2 (dua) sub-divisi yang melayani Perdagangan Efek Saham dan Perdagangan Efek Hutang.

Sub-divisi Perdagangan Efek Saham memberikan layanan yang cepat, efisien dan terpadu, mulai dari pembukaan rekening nasabah, mengevaluasi hubungan dengan nasabah, pendataan latar belakang nasabah, memelihara hubungan baik dengan nasabah dan perusahaan pialang lainnya, menyampaikan informasi dan rekomendasi untuk investasi, melaksanakan pesanan nasabah berdasarkan prioritas waktu, menyampaikan konfirmasi transaksi kepada nasabah sampai dengan melakukan penagihan pembayaran dari nasabah. Untuk mendukung pelayanan tersebut, sub-divisi ini terbagi kepada dua bagian, yaitu Bagian Pemasaran dan Bagian Pesanan & Perdagangan. Bagian Pemasaran bertanggung jawab untuk setiap hubungan dengan nasabah antara lain termasuk pengurusan pembukaan rekening baru, penyampaian informasi dan data, penerimaan pesanan nasabah dan penyampaian konfirmasi. Bagian Pesanan & Perdagangan pula bertanggung jawab untuk penerimaan pesanan nasabah dari Bagian Pemasaran dan pelaksanaan pesanan tersebut ke Bursa Efek. Selain dari itu, Bagian ini juga bertanggungjawab untuk pencetakan dan penyampaian konfirmasi tertulis kepada nasabah dan pengecekan batas transaksi setiap nasabah pada setiap waktu.

Sub-divisi Perdagangan Efek Hutang melayani nasabah dalam pasar efek berupa surat hutang seperti Obligasi Pemerintah dan Swasta, Promissory Notes, Negotiable Certificate of Deposit, Medium Term Notes, Floating Rate Notes dan Commercial Papers. Selain surat hutang, sub-divisi ini juga memperdagangkan instrumen-instrumen finansial lainnya seperti Sertifikat Bank Indonesia, Deposito Berjangka, Deposito On Call dan lain-lain.

(11)

Divisi Investment Banking

Divisi Investment Banking bertugas memberikan jasa pengurusan emisi efek (IPO), penjaminan emisi efek dan penasehat keuangan untuk restrukturisasi, penggabungan dan akuisisi. Divisi ini juga memberikan jasa restrukturisasi hutang korporat dan akuisisi perusahaan. Dalam rangka restrukturisasi hutang, Divisi ini juga berupaya untuk membantu dalam penerbitan Certificate of Deposit, Commercial Papers dan lain-lain. Selama tahun 2008, proyek-proyek yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut :

Arranger dan placement agent untuk penerbitan Promissory Note seri II PT Pancaran Dian Kasih 1.

sebesar Rp 3 miliar.

Arranger dan placement agent untuk penerbitan Promissory Note seri III PT Pancaran Dian Kasih 2.

sebesar Rp 3 miliar.

Arranger dan placement agent untuk penerbitan Promissory Note seri IV PT Pancaran Dian Kasih 3.

sebesar Rp 3 miliar.

Divisi Operasi

Sebagai perusahaan efek yang memberikan jasa layanan terpadu kepada nasabah-nasabahnya, Perseroan memiliki Divisi Operasi yang menunjang dan menjembatani segala kegiatan divisi-divisi lain dan Perseroan. Divisi ini mencakup subdivisi-subdivisi sebagai berikut:

Sub-divisi Teknologi Informasi •

Berkembangnya arus informasi seiring perkembangan bursa membutuhkan satu unit kerja yang khusus menangani bidang teknologi informasi. Unit kerja atau sub-divisi ini bertanggung jawab terhadap kelancaran informasi melalui komputer, baik komputer internal yaitu antar terminal dan antara divisi, serta dengan pihak eksternal. Sub-divisi teknologi informasi juga bertanggung jawab terhadap keamanan informasi tersebut, termasuk pengadaan back-up system untuk dokumen- dokumen dalam file system komputer Perseroan. Semua perangkat lunak (software) yang digunakan dalam pengoperasian Perseroan juga dikembangkan dan dipantau oleh unit kerja ini.

Sub-divisi ini juga bertanggung jawab untuk perawatan dan pemeriksaan atas semua perangkat keras (hardware) dan peralatan komunikasi lainnya. Tanggung jawab ini dilaksanakan dengan pemeriksaan berkala dan perawatan rutin yang dijalankan sesuai jadwal yang ditetapkan. Pemeriksaan dan perawatan ini menjaga agar kondisi perangkat keras dan peralatan komunikasi Perseroan senantiasa dalam keadaan sempurna dan berfungsi dengan baik.

Sub-divisi ini juga bertanggung jawab atas pelaksanaan dan perawatan sistem Remote Trading yang dimiliki oleh Perseroan.

Sub-divisi Margin •

Perseroan menyediakan pelayanan transaksi margin (Margin Trading) bagi nasabah-nasabahnya secara selektif. Jasa ini dilaksanakan dengan tingkat prudensi yang tinggi, sehingga membutuhkan kesiapan khusus. Untuk mendukung pelayanan transaksi margin tersebut, Perseroan menyiapkan sub-divisi tersendiri agar pelayanan jasa ini bisa lebih optimal. Sistem perangkat lunak (software) juga dikembangkan khusus untuk sub-divisi ini guna pengamanan transaksi nasabah serta menjaga agar kemungkinan terjadinya kerugian dapat diminimalisasi. Proses seleksi nasabah untuk fasilitas ini juga sangat diperhatikan sehingga harus melewati beberapa tahap penyaringan dengan keputusan terakhir diambil oleh Komite Resiko Kredit dengan persetujuan Komisaris.

Sub-divisi Personalia dan Administrasi •

Sub-divisi Personalia dan Administrasi membidangi sumber daya manusia, bertugas menetapkan dan melakukan control terhadap struktur organisasi Perseroan, mengupayakan kemajuan wawasan dan ketrampilan bagi karyawan melalui program-program pelatihan, menciptakan dan menjaga hubungan antar karyawan dan divisi serta melakukan upaya penyelesaian atas keluhan karyawan. Sub-divisi ini juga melaksanakan administrasi kepegawaian, yaitu antara lain absensi, remunerasi, hak cuti dan hal-hal lainnya yang masih terkait. Sub-divisi ini juga mengelola kursus-kursus dan pelatihan, baik pelatihan awal maupun pelatihan ulang (refresher course) untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan karyawan Perseroan.

(12)

Divisi Keuangan

Divisi Keuangan bertugas melaksanakan dan mengontrol kegiatan yang berhubungan dengan arus kas dan arus efek masuk dan keluar, baik yang menyangkut operasional Perseroan maupun yang berhubungan dengan transaksi efek, termasuk pencatatan akuntansinya. Untuk mendukung kegiatannya, divisi ini dibagi menjadi dua sub-divisi sebagai berikut:

Sub-divisi Pembukuan dan Keuangan •

Sub-divisi ini menjalankan fungsi Akuntansi, yaitu menyajikan pembukuan keuangan secara sistematis, yang meliputi setiap kegiatan operasional, investasi dan kegiatan pendanaan Perseroan, serta transaksi efek milik nasabah. Laporan tagihan kepada nasabah atas transaksi efek disiapkan oleh sub-divisi ini dan disampaikan ke bagian Pemasaran untuk diinformasikan kepada nasabah.

Sub-divisi Kustodian •

Sub-divisi ini lebih bertugas sebagai Bagian Penyelesaian atas transaksi dan Penyimpanan efek, dengan menjalankan fungsi administrasi sehubungan dengan transaksi jual dan beli efek baik saham maupun efek hutang, efek yang dapat dikonversikan dengan saham serta hak-hak yang timbul berkaitan dengan transaksi efek tersebut. Termasuk tugas sub-divisi ini juga bertanggung jawab untuk mengadministrasikan segala aktifitas korporat (corporate action) yang dilakukan oleh emiten termasuk penyampaian informasi aktifitas korporat ini ke divisi Perdagangan dan melaksanakan aktifitas korporat tersebut sesuai instruksi dari nasabah.

(13)

SUMBER DAYA MANUSIA

Jenjang Manajemen Jumlah 2008 Persen (%) Jumlah 2007 Persen (%)

Direksi 2 100 2 100

Manajer 0 0 0 0

Staf 0 0 0 0

Tenaga Pelaksana 0 0 0 0

Total 2 100 2 100

Jenjang Pendidikan Jumlah 2008 Persen (%) Jumlah 2007 Persen (%)

S-2 atau S-3 0 0 0 0 Sarjana 2 100 2 100 Sarjana Muda 0 0 0 0 SLTP, SLTA atau sederajat 0 0 0 0 Total 2 100 2 100

Jenjang Usia Jumlah 2008 Persen (%) Jumlah 2007 Persen (%)

21 -30 1 50 1 50

31 - 40 1 50 1 50

41 - 50 0 0 0 0

> 51 0 0 0 0

Perseroan menyadari akan pentingnya peranan karyawan sebagai salah satu faktor pendukung keberhasilan kegiatan usaha Perseroan. Dalam upaya meningkatkan mutu tenaga kerja, Perseroan memberikan kesempatan bagi karyawannya dan juga karyawan Anak Perusahaan untuk berpartisipasi dalam berbagai program pelatihan baik yang diselenggarakan oleh Perseroan maupun oleh pihak luar Perseroan.

Perseroan telah membayar upah minimum di atas ketentuan yang ditetapkan oleh Departemen Tenaga Kerja. Kesejahteraan karyawan tidak terlepas dari perhatian Perseroan. Hal ini dilakukan dengan memberikan tunjangan transportasi dan makan, tunjangan hari raya, asuransi kesehatan dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek).

Tabel-tabel berikut ini menyajikan perkembangan jumlah karyawan serta komposisi karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2008 dan 31 Desember 2007 yang dikelompokkan sesuai dengan bidang pembagian masing-masing.

Perseroan

Komposisi karyawan Perseroan berdasarkan jenjang manajemen adalah sebagai berikut:

Komposisi Karyawan Perseroan menurut Jenjang Pendidikan adalah sebagai berikut:

(14)

Anak Perusahaan

Komposisi karyawan Anak Perusahaan berdasarkan jenjang manajemen adalah sebagai berikut:

Jenjang Manajemen Jumlah 2008 Persen (%) Jumlah 2007 Persen (%)

Direksi 3 4 3 4

Manajer 16 20 16 19

Staf 46 56 48 58

Tenaga Pelaksana 16 20 16 19

Total 81 100 83 100

Komposisi Karyawan Anak Perusahaan menurut Jenjang Pendidikan adalah sebagai berikut:

Jenjang Pendidikan 2008 2007

Jumlah Persen (%) Jumlah Persen (%)

S-2 atau S-3 2 2 3 4 Sarjana 26 32 27 32 Sarjana Muda 17 21 19 23 SLTP, SLTA atau sederajat 36 45 34 41 Total 81 100 83 100

Komposisi Karyawan Anak Perusahaan menurut Jenjang Usia adalah sebagai berikut:

Jenjang Usia 2008 2007

Jumlah Persen (%) Jumlah Persen (%)

21 -30 20 25 20 24 31 - 40 41 51 43 52 41 - 50 19 23 18 22 > 51 1 1 2 2 Total 81 100 83 100

Program Pelatihan

Selama tahun 2008, karyawan Perseroan telah mengikuti berbagai pelatihan yang diadakan oleh berbagai pihak seperti Departemen Keuangan, Bursa Efek Indonesia (BEI), dan Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) yang antara lain adalah sebagai berikut:

Sosialisasi Peraturan PP No. 81 Tahun 2007 tentang Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Bagi Wajib •

Pajak Badan Dalam Negeri Berbentuk Perseroan Terbatas yang diadakan oleh Asoasiasi Emiten Indonesia (AEI)

Pelatihan IDXnet – Sistem Pelaporan Elektronik yang diadakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) •

(15)

ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN

Analisis dan Laporan Manajemen di bawah memuat uraian singkat yang membahas dan

menganalisa Laporan Keuangan dan informasi lain dengan menekankan pada perubahan-perubahan material yang terjadi dalam periode Laporan Keuangan yang berakhir pada 31 Desember 2008 dan 31 Desember 2007.

Tinjauan Segmen Usaha

Pendapatan Usaha Perseroan di tinjau dari jenis pendapatan terdiri dari:

Segmen Usaha 2008 2007

Komisi Perdagangan Efek 12.171.832.139 12.590.515.208

Pendapatan Bunga 6.707.397.880 5.743.812.039

Jasa Investment Banking 341.278.000 963.012.511

Pendapatan dari Pendapatan Tetap 121.200.000 267.391.901

Keuntungan (Kerugian) Perdagangan Efek (471.359.658) 654.873608

Total Pendapatan Usaha 18.870.348.361 20.219.605.267

Komisi Perdagangan Efek; Pendapatan Komisi Perdagangan Efek tidak mengalami

perubahan yang signifikan bila dibandingkan dengan tahun 2007 dikarenakan tidak adanya peningkatan aktivitas perdagangan nasabah sebagaimana terjadi pada tahun sebelumnya. Bahkan Pendapatan Komisi Perdagangan Efek tahun 2008 sebesar Rp 12.171.832.139 mengalami sedikit penurunan sebesar Rp 418.683.069 atau 3,33% bila dibandingkan dengan tahun 2007 yang sebesar Rp 12.590.515.208.

Pendapatan Bunga; Kenaikan Pendapatan Bunga dari Rp 5.743.812.039 di tahun 2007 menjadi

Rp 6.707.397.880 di tahun 2008 antara lain disebabkan oleh kenaikan Pendapatan Marjin sebesar Rp2.679.802.068. Namun penurunan Pendapatan Reverse Repo sebesar Rp 1.718.716.227 di tahun 2008 menyebabkan kenaikan Pendapatan Bunga hanya sebesar Rp 963.585.841 atau 16,78% dari tahun 2007.

Jasa Investment Banking; Pendapatan Jasa Investment Banking pada tahun 2008

mengalami penurunan yang signifikan yaitu sebesar Rp 621.734.511 atau sebesar 64,56% dari Rp 963.012.511 di tahun 2007 menjadi Rp 341.278.000 di 2008. Penurunan disebabkan oleh kurangnya aksi korporasi di tahun 2008.

Pendapatan dari Pendapatan Tetap; Pendapatan dari pendapatan tetap yang diperoleh

Perseroan berasal dari keuntungan pembelian dan penjualan portofolio obligasi dan dari pendapatan bunga obligasi untuk tahun 2008 dan 2007 Anak Perusahaan. Menurunnya Pendapatan dari Pendapatan Tetap sebesar Rp 146.191.901 atau 54.67% antara lain disebabkan oleh menurunnya nilai portofolio obligasi yang dimiliki Anak Perusahaan selama tahun 2008 bila dibandingkan selama tahun 2007.

Keuntungan (Kerugian) Perdagangan Efek; Keuntungan Perdagangan Efek pada tahun 2008

mengalami penurunan yang sangat signifikan yaitu dari untung sebesar Rp 654.873.608 di tahun 2007 menjadi rugi sebesar Rp 471.359.658 di tahun 2008 atau turun sebesar Rp 1.126.233.266. Kerugian terutama berasal dari cadangan kenaikan portofolio milik anak perusahaan yang mengalami penurunan nilai sebesar Rp 1.920.000.000.

(16)

Uraian 2008 2007

Aktiva Lancar 166.442.697.324 246.195.414.700

Aktiva Tidak Lancar 13.195.626.788 14.059.388.660

Total Aktiva 179.638.324.112 260.254.803.360

Total Kewajiban 51.914.872.991 137.519.456.259

Pendapatan Usaha 18.870.348.361 20.219.605.267

(Beban Usaha) (16.128.681.446) (14.291.929.103)

Laba Usaha 2.741.666.915 5.927.676.164

Laba Bersih setelah Pajak 4.941.377.841 5.475.458.388

Analisis Kinerja Keuangan

Analisis Kinerja Keuangan berikut mencakup perbandingan antara kinerja keuangan Perseroan untuk 31 Desember 2008 dan 31 Desember 2007:

Aktiva Lancar; Aktiva Lancar Perseroan per 31 Desember 2008 mengalami penurunan sebesar Rp 79.752.717.376 atau 32,39% bila dibandingkan dengan saldo Aktiva Lancar per 31 Desember 2007. Penurunan Aktiva Lancar antara lain disebabkan oleh penurunan Piutang Lembaga Kliring dan Penjaminan sebesar Rp 41.446.855.000, penurunan Piutang Marjin sebesar Rp 18.545.036.486 dan penurunan Piutang Nasabah sebesar Rp 19.600.200.054. Pada tahun 2008 terjadi tren penurunan nilai dan volume transaksi perdagangan saham di bursa yang juga berpengaruh terhadap menurunnya nilai dan volume perdagangan saham melalui Anak Perusahaan. Sebagai perbandingan, pada bulan Desember 2007 total nilai dan volume transaksi saham mencapai Rp 815.244.742.500 dan 857.600.660 lembar saham, sementara pada bulan Desember 2008 hanya mencapai Rp 437.602.023.500 dan 583.657.595 lembar saham. Yang artinya terjadi penurunan sebesar Rp 377.642.719.000 atau 46,32% berdasarkan nilai dan 273.943.065 lembar saham atau 31.94% berdasarkan volume transaksi.

Aktiva Tidak Lancar; aktiva tidak lancar tidak mengalami perubahan yang berarti, dibandingkan dengan saldo per 31 Desember 2007 saldo aktiva tidak lancar per 31 Desember 2008 hanya mengalami penurunan sebesar Rp 863.761.872. Penurunan di sebabkan oleh penyusutan aktiva tetap yang lebih besar dibanding penambahan aktiva tetap.

Kewajiban; Kewajiban Perseroan per 31 Desember 2008 mengalami penurunan yang sangat signifikan yaitu sebesar Rp 85.604.583.268 atau 62,25% dari saldo per 31 Desember 2007. Penurunan tersebut antara lain disebabkan oleh penurunan Hutang Lembaga Kliring dan Penjaminan, Hutang Nasabah dan Hutang Marjin masing-masing sebesar Rp 30.136.183.500, Rp 32.562.125.640 dan Rp 22.421.638.822. Pada tahun 2008 terjadi tren penurunan nilai dan volume transaksi perdagangan saham di bursa yang juga berpengaruh terhadap menurunnya nilai dan volume perdagangan saham melalui Anak Perusahaan. Sebagai perbandingan, pada bulan Desember 2007 total nilai dan volume transaksi saham mencapai Rp 815.244.742.500 dan 857.600.660 lembar saham, sementara pada bulan Desember 2008 hanya mencapai Rp 437.602.023.500 dan 583.657.595 lembar saham. Yang artinya terjadi penurunan sebesar Rp 377.642.719.000 atau 46,32% berdasarkan nilai dan 273.943.065 lembar saham atau 31.94% berdasarkan volume transaksi.

Pendapatan Usaha; Pendapatan Usaha mengalami penurunan sebesar Rp 1.349.256.906 atau 6,67% dari Rp 20.219.605.267 pada tahun 2007 menjadi Rp 18.870.348.361 pada tahun 2008. Penurunan terutama disebabkan oleh turunnya Keuntungan dari perdagangan efek bersih yang pada tahun 2008 mengalami penurunan sebesar Rp 1.126.233.266 dari sebelumnya untung sebesar Rp 654.873.608 menjadi rugi sebesar Rp 471.359.658 serta penurunan Komisi Perdagangan Efek, Jasa Investment Banking, dan Pendapatan dari Pendapatan Tetap.

(17)

Uraian 2008 2007

Pendapatan Bunga Deposito dan Jasa Giro 3.010.319.949 1.275.861.928

Beban keungan (186.318.923) (199.943.113)

Pendapatan Lain-Lain 489.789.635 327.299.631

Total 3.313.790.661 1.403.218.446

Laba Usaha; Penurunan Laba Usaha merupakan konsekuensi dari penurunan Pendapatan Usaha dan kenaikan Beban Usaha.

Laba Bersih setelah Pajak; Penurunan Laba Bersih yang lebih kecil bila dibandingkan penurunan laba usaha disebabkan oleh kenaikan signifikan Penghasilan Bunga bersih sebesar Rp1.734.458.021 atau sebesar 135,94% dibanding penghasilan bunga bersih di tahun 2007. Selain itu Beban Pajak secara signifikan mengalami penurunan di tahun 2008 bila dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar Rp741.163.004 atau 39,96% dari Rp1.854.755.058 di tahun 2007 menjadi Rp1.113.592.054 di tahun 2008.

Kemampuan Membayar Hutang dan Kolektibilitas

Kemampuan Perseroan dalam membayar hutangnya dapat di lihat melalui Rasio Aktiva Lancar terhadap Kewajiban Lancar dimana pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 mencapai 3,21 dan 1,79 kali.

Ikatan Material untuk Barang Modal

Sampai dengan 31 Desember 2008 Perseroan tidak memiliki ikatan apapun untuk pembelian barang modal dalam bentuk apapun yang dapat menimbulkan kewajiban material di tahun 2009.

Kejadian Luar Biasa dan Jarang Terjadi

Selama tahun 2008 tidak ada kejadian yang dapat di kategorikan sebagai kejadian luar biasa maupun jarang terjadi.

Komponen Pendapatan dan Beban Lainnya

Pembahasan berikut mencakup penjabaran dari Pendapatan dan Beban Lain-lain Perseroan untuk tahun 2008 dan 2007:

Pendapatan bunga deposito dan jasa giro; Terdiri dari pendapatan jasa giro, bunga deposito milik Perseroan yang ditempatkan di bank-bank dalam negeri yang terdiri dari PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Danamon Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk dan PT Bank Artha Graha Internasional Tbk untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 dan PT Bank CIMB Niaga Tbk dan PT Bank Artha Graha Internasional Tbk untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2007.

Beban Keuangan; Beban keuangan merupakan biaya bank yang terdiri dari beban biaya provisi kredit dan biaya administrasi bank.

Pendapatan Lain-lain; Pendapatan lain-lain ini terdiri dari pendapatan denda atas keterlambatan pembayaran, beban rumah tangga, seragam dan laba penjualan aktiva tetap.

(18)

Uraian 2008 2007

Aktiva

Portfolio Efek 36.813.400.000 38.373.400.000

Ekuitas

Keuntungan Portfolio Efek dan Investasi Efek

Belum terealisir 3.026.993.841 3.026.993.841

Pendapatan

Keuntungan (Kerugian) Perdagangan Efek (471.359.658) 654.873.608

Nilai dari Portofolio Efek mencerminkan nilai pasar dari efek yang dimiliki Perseroan sedangkan Keuntungan Portofolio efek dan investasi efek mencerminkan laba atas kenaikan harga pasar dari efek yang belum di realisasikan oleh Perseroan. Laba akan direalisasi dan dicatat sebagai laba tahun berjalan pada saat efek di jual. Sedangkan Keuntungan (kerugian) Perdagangan Efek mencerminkan Laba atau Rugi yang telah direalisasikan pada tahun berjalan.

Informasi Material setelah Tanggal Laporan Akuntan

Tidak ada transaksi material yang terjadi setelah tanggal Laporan Akuntan sampai dengan di cetaknya Laporan Tahunan ini.

Prospek Usaha Sehubungan dengan Industri dan Ekonomi Secara Umum

Merebaknya krisis ekonomi global di akhir tahun 2008 yang di picu oleh krisis Subprime Mortgage di Amerika Serikat semakin memperparah kondisi perekonomian dunia yang memang sudah mulai mengalami perlambatan. Sebagai perekonomian terbesar di dunia maka krisis di Amerika Serikat turut mempengaruhi kondisi perekonomian mitra dagangnya di seluruh dunia dan menyebabkan krisis ekonomi menyebar secara merata ke seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia.

Walaupun demikian besarnya peran pasar domestik terhadap perekonomian Indonesia dibandingkan ekspor menyebabkan dampak krisis terhadap Indonesia menjadi lebih kecil bila dibandingkan negara-negara lain di dunia. Ditambah dukungan pemerintah terhadap industri dalam negeri melalui dorongan pemakaian produk dalam negeri untuk pegawai negeri sipil dan aturan impor yang lebih ketat seakan memberikan angin segar dan peluang bagi industri dalam

Relevansi Pendapatan Usaha Perseroan dengan Jumlah Unit Produksi atau

Produk Baru

Sebagaimana telah di bahas di atas bahwa Pendapatan Usaha dan Laba Bersih Perseroan di tahun 2008 mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan tahun 2007. Adapun penurunan Pendapatan Usaha lebih disebabkan oleh timbulnya kerugian yang berasal dari perdagangan portofolio daripada menurunnya Pendapatan dari Komisi Perdagangan Efek sebagai akibat dari penurunan aktifitas nasabah dalam melakukan transaksi.

Dampak Harga terhadap Pendapatan

Sebagai Perusahaan yang bergerak di bidang investasi maka Pendapatan Perseroan turut terpengaruh dengan harga pasar efek tersebut terutama efek saham sebagaimana diperdagangkan dalam Bursa Efek Indonesia. Seiring dengan tren menurunnya IHSG di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008, maka nilai pasar dari Portofolio yang dimiliki Peseroan mengalami penurunan.

(19)

Oleh karena itu Perseroan tetap yakin bidang usaha Pasar Modal terutama yang bersifat fee based income seperti pendapatan komisi perdagangan efek dan jasa penasehat keuangan memiliki prospek untuk menjadi andalan Perseroan dikarenakan keduanya memiliki tingkat resiko yang lebih rendah terhadap dampak perekonomian Indonesia.

Dengan menerapkan prinsip kehati-hatian, Perseroan juga tetap menjajaki peluang-peluang investasi di bidang usaha lain pada sektor perekonomian yang menjanjikan pendapatan di luar pasar modal. Melalui diversifikasi bidang usaha diharapkan Perseroan dapat mengurangi resiko berusaha dan meningkatkan kinerja Perseroan dalam usaha mencapai tujuan untuk meningkatkan nilai pemegang saham.

Strategi Pemasaran dan Pangsa Pasar

Sebagai perusahaan yang telah lama bergerak di bidang Pasar Modal maka Anak Perusahaan telah memiliki nasabah yang loyal. Seterusnya Perseroan melalui Anak Perusahaan memiliki komitmen untuk selalu meningkatkan dan mempertahankan pelayanan baik yang selama ini telah dirasakan oleh para nasabah Anak Perusahaan.

Kebijakan Dividen

Pada tahun 2004 Perseroan telah melakukan pembagian dividen tunai sebesar Rp580.000.000 atau 16,57% dari laba bersih Perseroan pada tahun 2003. Pada tahun 2005 sampai dengan 2008 Perseroan tidak melakukan pembagian Dividen. Sejak tahun 2003 Perseroan setiap tahunnya menyisihkan sebagian Labanya menjadi Dana Cadangan. Jumlah besarnya Laba yang di cadangkan di tentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. Saldo Dana Cadangan Perseroan sampai dengan 31 Desember 2008 adalah Rp350.000.000.

Perubahan Peraturan yang Berpengaruh Secara Signifikan

Selama tahun 2008 tidak ada peraturan baik dari Pemerintah pusat maupun lokal, regulator pasar modal atapun Bursa Efek Indonesia yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kegiatan usaha maupun Laporan Keuangan Perseroan.

Perubahan Kebijakan Akuntansi

Selama tahun 2008 tidak ada perubahan atas kebijakan Akuntansi Perusahaan. Kebijakan Akuntansi Perusahaan secara di bahas lebih lanjut pada Laporan Keuangan, yaitu pada Catatan atas Laporan Keuangan.

Reklasifikasi Akun dan Penyajian Kembali

Akun hutang pajak kepada BEI atas pajak transaksi penjualan nasabah dalam laporan keuangan konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2007 telah direklasifikasi menjadi hutang lain-lain agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008.

(20)

GOOD CORPORATE GOVRNANCE

1. Dewan komisaris dan Direksi Perseroan adalah merupakan para profesional yang ditunjuk

dalam Rapat Umum Pemegang Saham.

2. Pelaksanaan RUPS Tahunan untuk menilai hasil kinerja Direksi dan Komisaris Perseroan

dalam laporan tahunan yang disampaikannya dalam RUPS terserbut.

3. Penyelenggaraan public expose, untuk menyampaikan hasil yang telah dicapai oleh

Perseroan kepada stake holder.

4. Pengangkatan Komisaris Independen dan pembentukan Komite Audit.

Good Corporate Governance merupakan proses dan struktur dalam mengelola perusahaan secara baik dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan bagi seluruh pihak yang berkepentingan terutama pemegang saham melalui upaya berkesinambungan untuk meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya dan kesetaraan.

Manajemen Perseroan memahami pentingnya good corporate governance untuk dilakukan didalam menjalankan operasi perusahaan guna meningkatkan nilai bagi para pemegang saham.

Berdasarkan konsep tersebut dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di bidang pasar modal Indonesia, Perseroan melakukan berbagai upaya dan kegiatan untuk memenuhi prinsip-prinsip yang dipersyaratkan dalam penyelenggaraan good corporate governance sesuai dengan karakteristik usaha Perseroan.

Adapun bentuk implementasi yang telah dilakukan oleh Perseroan sebagai bukti keseriusan dalam penerapan good corporate governance diantaranya adalah:

Dewan Komisaris dan Direksi

Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan merupakan Professional yang ditunjuk melalui Rapat Umum Pemegang Saham untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan setelah itu dapat ditunjuk kembali. Dewan Komisaris terdiri dari 2 (dua) orang anggota dimana salah satunya menjabat sebagai Komisaris Utama dan keduanya merupakan anggota Komisaris Independen. Dengan penunjukkan 2(dua) orang anggota Komisaris Independen Perseroan telah memenuhi peraturan BAPPEPAM NO. IX.1.5 mengenai konflik kepentingan dan Surat Edaran Ketua BAPEPAM No. SE-03/PM/2000 tanggal 5 Mei 2000 dan Peraturan Bursa Efek Jakarta No I-A tanggal 19 Juli 2004 yang mensyaratkan bahwa jumlah Komisaris Independen sekurang-kurangnya 30% dari jumlah total Komisaris. Sedangkan Direksi terdiri dari 2 (dua) orang Direktur dimana salah satunya merupakan Direktur Utama.

Perseroan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) pada tanggal 9 Nopember 2007 dengan agenda antara lain penggantian Pengurus Perseroan dengan memberhentikan Pengurus lama dan mengangkat Pengurus baru. Berdasarkan Akta No. 06 tertanggal 9 Nopember 2007, yang dibuat dihadapan Ny Leolin Jayayanti, SH, Notaris di Jakarta susunan Pengurus baru yang telah disetujui oleh RUPS-LB adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris

Alex Wilando Komisaris Utama / Komisaris Independen

Franciscus Costan Komisaris Independen

Direksi

Tjandraskah Direktur Utama

(21)

Renumerasi anggota Dewan Komisaris dan Direksi ditentukan melalui Rapat Dewan Komisaris bersama Direksi. Dewan Komisaris dan Direksi melakukan penilaian sendiri atas kinerja dan hasil yang telah di capai beserta perbaikan-perbaikan yang dibutuhkan.

Renumerasi Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan

Pengurus Perseroan 2008 2007 2006

Dewan Komisaris dan Direksi 157 157 1.960

(dalam jutaan Rupiah)

Dewan Komisaris bertanggung jawab dalam pengawasan kebijakan dan aktifitas yang dilakukan oleh Direksi dalam pengelolaan Perseroan, dan memberikan masukan pada direksi dalam hal-hal yang berhubungan dengan perkembangan perseroan, rencana bisnis serta Anggaran Dasar Perseroan. Dewan Komisaris juga berwenang menyetujui Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan Perseroan yang disiapkan oleh Direksi dan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan praktik-praktik Good Corporate Governance. Dalam melaksanakan tugasnya Dewan Komisaris di bantu oleh Komite Audit yang tugas dan tanggung jawabnya akan diuraikan di bawah ini.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan Rapat Dewan Komisaris dapat dilakukan berdasarkan Panggilan Komisaris Utama maupun anggota Dewan Komisaris lainnya atau atas permintaan Direksi. Rapat Komisaris dianggap sah apabila memenuhi kuorum sebesar ½ dari jumlah anggota Komisaris. Keputusan Rapat Komisaris diambil secara mufakat atau apabila tidak di capai kata mufakat melalui voting dengan ketentuan suara yang di keluarkan dalam Rapat Komisaris menenuhi ½ dari jumlah suara yang sah dalam rapat tersebut. Keputusan Rapat Komisaris di tandatangani oleh Komisaris Utama atau oleh anggota Komisaris lainnya apabila rapat dipimpin oleh anggota Komisaris lainnya kecuali jika akta rapat di buat oleh notaris.

Kehadiran rapat Komisaris

Nama Anggota Komisaris Posisi Tingkat Kehadiran

Alex Wilando Komisaris Utama / Independen 100%

Franciscus Costan Komisaris Independen 20%

Direksi bertanggung jawab atas pengurusan Perseroan, serta mewakili Perseroan baik di dalam maupun diluar pengadilan. Direksi bertanggung jawab dalam menetapkan kebijakan Perseroan dalam rangka mencapai tujuan Perseroan, melaksanakan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan, melaksanakan keputusan RUPS dan RUPSLB Perseroan dan mematuhi ketentuan perundang-undangan. Direksi Perseroan juga bertugas untuk menerapkan praktik-praktik Good Corporate Governance.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan Rapat Direksi dapat dilakukan berdasarkan Panggilan Direktur Utama maupun anggota Direksi lainnya. Rapat Direksi dianggap sah apabila memenuhi kuorum sebesar ½ dari jumlah anggota Direksi. Keputusan Rapat Direksi diambil secara mufakat atau apabila tidak di capai kata mufakat melalui voting dengan ketentuan suara yang di keluarkan dalam Rapat Direksi menenuhi ½ dari jumlah suara yang sah dalam rapat tersebut. Keputusan Rapat Direksi di tandatangani oleh Direktur Utama atau oleh anggota Direksi lainnya apabila rapat dipimpin oleh anggota Direksi lainnya kecuali jika akta rapat di buat oleh notaris

Kehadiran rapat Direksi

Nama Anggota Direksi Posisi Tingkat Kehadiran

Tjandraskah Direktur Utama 100%

(22)

Selama tahun 2008 anggota Direksi berpartisipasi dalam berbagai program pelatihan dan seminar dalam rangka meningkatkan kompetensi sesuai dengan posisi yang di jabat. Antara lain;

Sosialisasi Peraturan PP No. 81 Tahun 2007 tentang Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Bagi 1.

Wajib Pajak Badan Dalam Negeri Berbentuk Perseroan Terbatas yang diadakan oleh Asoasiasi Emiten Indonesia (AEI)

Pelatihan IDXnet – Sistem Pelaporan Elektronik yang diadakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) 2.

Sosialisasi Dampak Implementasi UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Terhadap 3.

Perubahan Anggaran Dasar Emiten

Workshop Implementasi Peraturan BAPEPAM-LK No. X.K.2 tentang Laporan keuangan & No. X.K.6 4.

Tentang Laporan Tahunan yang diadakan oleh Asosiasi Emiten Indonesia (AEI)

Di masa depan para anggota Direksi akan di ikut sertakan dalam berbagai program pelatihan, workshop maupun seminar yang dapat menunjang kompetensi Direksi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab yang diembannya.

Komite Audit

Untuk mendorong efektifitas fungsi Dewan Komisaris, maka Dewan Komisaris Perseroan telah membentuk Komite Audit. Komite Audit beranggotakan tiga orang yang seorang diantaranya merupakan Komisaris Independen yang sekaligus merangkap sebagai Ketua Komite Audit. Anggota Komite Audit saat ini berdasarkan Surat Keputusan Komisaris No. 009/AV/III/2007-KOM tertanggal 8 Maret 2007. Ketua Komite Audit adalah Komisaris Independen merangkap Komisaris Utama Perseroan, Bapak Alex Wilando. Adapun 2 (dua) anggota lainnya yaitu Meilly Parengkuan dan Myrnalia dipilih dari pihak eksternal perusahaan yang independen. Pemilihan anggota tersebut ditetapkan berdasarkan ketentuan yang berlaku di pasar modal Indonesia.

Anggota Komite Audit

Nama Anggota Posisi Masa Jabatan

Alex Wilando Ketua / Komisaris Independen 2007 – sekarang

Meilly V. Parengkuan Anggota 2007 - sekarang

Myrnalia Anggota 2007 - sekarang

Tugas Komite Audit adalah untuk membantu Dewan Komisaris Perseroan dalam memonitor kegiatan manajemen Perseroan dengan cara memberi pendapat profesional yang independen kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris serta mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris.

Kehadiran rapat Komite Audit

Nama Anggota Posisi Tingkat Kehadiran

Alex Wilando Ketua / Komisaris Independen 100%

Meilly V. Parengkuan Anggota 100%

Myrnalia Anggota 100%

Detail mengenai pelaksanaan tugas komite Audit dan pendapat Komite Audit terhadap jalannya kepengurusan Direksi dalam memimpin Perseroan dapat dilihat lebih lengkap pada Laporan Komite Audit.

(23)

Corporate Secretary

Corporate Secretary Perseroan mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu:

Fungsi yang pertama adalah sebagai Compliance Officer Perseroan yang mempunyai tanggung jawab •

untuk memonitor peraturan dan juga bertanggung jawab atas pengiriman laporan-laporan kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan juga kepada Bursa Efek Indonesia.

Fungsi kedua menyangkut PR (humas) Perseroan dan Investor Relations, dalam memberikan layanan •

semua informasi yang dibutuhkan kepada masyarakat dan investor.

Fungsi ketiga adalah Media Relations dimana Corporate Secretary harus peka terhadap semua •

masalah baik positif maupun negatif mengenai Perseroan yang bertujuan untuk mempertahankan citra positif Perseroan.

Mengingat arti penting dan strategis dari fungsi yang di jalankan oleh Corporate Secretary Perseroan yaitu sebagai penghubung antara Perseroan dengan Otoritas Pasar Modal, Pemegang Saham, media massa dan masyarakat umum maka jabatan Corporate Secretary Perseroan di rangkap oleh salah seorang Direktur Perseroan atau seorang pejabat yang ditunjuk oleh dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi. Pada bulan Februari 2007 Perseroan menunjuk Bapak Ary Raditya Rucita selaku Corporate Secretary Perseroan dan selanjutnya yang bersangkutan juga menjabat sebagai Direktur Perseroan. Profil Bapak Ary Raditya Rucita dapat di lihat pada bagian profil Direksi Perseroan.

Sistem Pengendalian Internal

Sebagaimana halnya dengan kegiatan usaha yang dijalankan oleh perusahaan-perusahaan lain, Perseroan tidak terlepas dari beberapa risiko.

Perseroan telah menerapkan suatu Sistem Pengendalian Internal yang di rancang agar dapat memenuhi kebutuhan Perseroan yang disusun berdasarkan alur bisnis yang spesifik yang dimiliki oleh Perseroan. Dengan memiliki suatu Sistem Pengendalian Internal yang sesuai di harapkan Perseroan mampu menciptakan suatu sistem pelaporan dan evaluasi yang sistematis dan efisien. Sehingga dapat meningkatkan efektifitas pengendalian, pengelolaan resiko dan mendukung proses pengambilan keputusan sesuai dengan lingkungan bisnis dan operasional Perseroan dan Anak Perusahaan.

Detail mengenai pelaksanaan tugas Komite Audit dan pendapat Komite Audit terhadap jalannya kepengurusan Direksi dalam memimpin Perseroan dapat di lihat lebih lengkap pada Laporan Komite Audit.

Profil Anggota Komite Audit Nama Anggota

Alex Wilando Warga Negara Indonesia, lahir pada tahun 1964 di Jakarta. Menyelesaikan pendidikan terakhirnya di Fakultas Tehnik Sipil, Universitas Tarumanegara. Menjabat sebagai Ketua Komite Audit sejak bulan Maret 2007 dan merangkap sebagai Komisaris Utama dan Komisaris Independen Perseroan.

Meilly V. Parengkuan Warga Negara Indonesia, lahir pada tahun 1982 di Sorong, Provinsi Papua. Menyelesaikan pendidikan terakhirnya di bidang Manajemen Keuangan, Universitas Kristen Duta Wacana

Yogyakarta, tahun 2005. Menjabat sebagai Anggota Komite Audit sejak bulan Maret 2007.

Myrnalia Warga Negara Indonesia, lahir pada tahun 1979 di Jakarta. Menyelesaikan pendidikan terakhirnya di bidang Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, tahun 2001. Menjabat sebagai Anggota Komite Audit sejak bulan Maret 2007.

(24)

Risiko Usaha

Sebagaimana halnya dengan kegiatan usaha yang dijalankan oleh perusahaan-perusahaan lain, Perseroan tidak terlepas dari beberapa risiko. Berikut ini adalah risiko-risiko yang disajikan menurut tingkat risiko yang paling mempengaruhi usaha Perseroan :

A. Risiko Perekonomian

Keadaan ekonomi makro sangat berpengaruh terhadap kegiatan usaha pada umumnya. Pertumbuhan ekonomi yang ditandai dengan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) dan PDB per kapita serta depresiasi nilai tukar rupiah yang terkendali yang terjadi sebelum krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997, telah mendorong aktivitas pasar modal, perbankan serta sektor riil pada tingkat pertumbuhan yang tinggi. Namun kondisi krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 telah menyebabkan kegiatan usaha para pelaku bisnis menjadi terhambat. Apabila kelesuan ekonomi ini tidak segera membaik pada tahun-tahun mendatang, dapat mengakibatkan kegiatan bisnis dan tingkat penghasilan Perseroan menjadi berkurang. Untuk mengantisipasi kondisi perekonomian yang kurang mendukung Manajemen Perseroan menerapkan prinsip manajemen risiko dimana Manajemen mempertimbangkan kondisi perekonomian nasional dan industri yang berpengaruh terhadap portofolio investasi Perseroan. Diharapkan dampak dari kurang mendukungnya kondisi perekonomian secara makro dapat di hindarkan.

B. Risiko Persaingan Usaha

Pasar modal adalah industri yang akan terus berkembang pada masa mendatang mengingat pasar modal akan menjadi pilihan tempat berinvestasi bagi masyarakat. Dengan adanya prospek yang baik tersebut, maka usaha dalam bidang perusahaan efek ini sangat kompetitif dengan banyaknya perusahaan-perusahaan sejenis, baik lokal maupun asing, yang memperoleh izin dari Bapepam dan/ atau sebagai anggota bursa efek. Apabila Perseroan tidak dapat mengantisipasi kondisi tersebut, dapat mengakibatkan menurunnya tingkat penghasilan Perseroan. Dalam menjalankan kegiatan usaha Perantara Pedagang Efek, Manajemen Perseroan melalui Anak Perusahaan selalu berusaha meningkatkan pelayanan terhadap nasabah, baik dalam bentuk kemudahan dalam ber transaksi sampai dengan menciptakan suasana yang menyenangkan bagi nasabah. Diharapkan melalui peningkatan pelayanan terhadap nasabah maka nasabah Perseroan yang lama menjadi loyal dan dapat juga menjaring nasabah baru.

C. Risiko Teknologi

Perkembangan bisnis perusahaan efek sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Dengan semakin ketatnya persaingan antar perusahaan efek, teknologi merupakan salah satu basis keunggulan persaingan suatu perusahaan efek. Ketidakmampuan Perseroan dalam mengantisipasi perkembangan teknologi dapat menyebabkan hilangnya kesempatan menarik nasabah yang potensial serta dapat mengakibatkan berpindahnya nasabah-nasabah yang sudah ada ke perusahaan efek lainnya. Hal ini dapat berpengaruh pada tingkat penghasilan dan profitabilitas Perseroan. Perseroan melalui Sub-divisi Teknologi Informasi selalu memastikan bahwa Perseroan selalu menggunakan sistem informasi yang terkini dalam mendukung kegiatan usaha Perseroan terutama Anak Perusahaan. Dengan pengembangan sistem informasi sebagai pendukung transaksi di harapkan dapat memudahkan transaksi dan membuat kegiatan usaha menjadi lancar dan efisien.

(25)

Perkara Yang Dihadapi Perseroan

Sampai dengan Laporan Tahunan ini diterbitkan, Perseroan tidak sedang terlibat suatu sengketa atau perselisihan baik dalam perkara perdata maupun pidana yang terdaftar di Pengadilan Negeri, Perselisihan Hubungan Industrial maupun Pemutusan Hubungan Kerja yang terdaftar di Panitia Perselisihan Perburuhan Daerah (P4D) dan Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Pusat (P4P), sengketa Perpajakan di Pengadilan Pajak, Perselisihan Arbitrase yang diselesaikan melalui Badan Arbitrase Nasional (BANI) serta tidak terdaftar sebagai termohon maupun pemohon dalam perkara kepailitan dan atau sebagai pemohon dalam Penundaan Kewajiban Pembayaran hutang di Pengadilan Niaga.

Perseroan terus berupaya untuk meningkatkan penyelenggaraan Good Corporate Governance sehingga tercapai tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan secara berkesinambungan bagi seluruh pihak yang berkepentingan terutama pemegang saham sebagai langkah strategis menghadapi kompetisi bisnis saat ini dan di masa mendatang.

(26)

LAPORAN KOMITE AUDIT

Alex Wilando

Ketua Meilly ParengkuanAnggota MyrnaliaAnggota

Komite Audit dibentuk oleh Dewan Komisaris Perseroan untuk mengimplementasikan operasi Perseroan berlandaskan prinsip-prinsip good corporate governance.

Pemantauan internal terhadap Perseroan sudah dilaksanakan dengan efektif dan laporan keuangan tahun 2008 sudah dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia.

Komite Audit sudah menjalankan beberapa kegiatan, termasuk:

Melakukan penelaahan atas laporan keuangan perusahaan yang berakhir pada 31 Desember 2008 1.

dengan memonitor dan menilai pelaksanaan audit untuk memperoleh keyakinan bahwa auditor independen telah melaksanakan tugasnya dan laporan keuangan telah disusun berdasarkan Prinsip Akuntansi yang berlaku umum di Indonesia;

Tinjauan independensi dan objektifitas Akuntan Publik yang melakukan Audit atas Laporan 2.

keuangan Perseroan serta memonitor proses penunjukkan Akuntan Publik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Melakukan penelaahan atas efektifitas sistem pengendalian internal perusahaan dalam rangka 3.

memastikan bahwa mekanisme pengendalian yang digunakan sudah efektif.

Menelaah kepatuhan perusahaan terhadap aturan dan regulasi pasar modal serta aturan dan regulasi 4.

lainnya yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, Komite Audit berpendapat bahwa:

Laporan keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2008 sudah 1.

diungkapkan berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Penunjukan Kantor Akuntan Publik Anwar dan Rekan telah dilakukan oleh Direksi sesuai dengan 2.

wewenang yang telah diberikan oleh pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham tahun 2007.

Akuntan Publik telah melakukan audit Laporan Keuangan yang terdiri atas neraca, laporan laba 3.

rugi, laporan perubahan ekuitas, dan arus kas untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2008 secara objektif dan independen.

Kegiatan Perseroan dijalankan dengan pengendalian internal yang cukup efektif dan secara terus 4.

menerus ditingkatkan sesuai dengan kebijakan Direksi di bawah pengawasan Dewan Komisaris. Manajemen Perseroan dalam menjalankan kegiatan usaha senantiasa taat kepada aturan dan regulasi 5.

pasar modal maupun aturan dan regulasi lainnya yang berkaitan dengan bidang usaha Perseroan. Menurut pandangan Komite Audit, tidak ada hal yang dianggap signifikan yang perlu dilaporkan dalam Laporan Tahunan 2008 PT Arthavest Tbk.

Komite Audit PT ARTHAVEST Tbk

(27)

IKHTISAR KEUANGAN DAN SAHAM PERSEROAN

Data Keuangan

(dalan ribuan rupiah, kecuali laba usaha per saham dan laba bersih per saham)

Uraian 2008 2007 2006 2005 2004 Pendapatan Usaha 18.870.348 20.219.605 11.457.269 28.163.619 10.897.360 Laba Usaha 2.741.667 5.927.676 (283.855) 15.500.736 1.717.236 Laba Bersih 4.941.378 5.475.458 1.365.406 15.106.451 1.935.848 Jumlah Aktiva 179.638.324 260.254.803 173.931.801 150.953.406 149.915.300 Jumlah Investasi 656.435 656.435 656.435 235.000 235.000 Jumlah Kewajiban 51.914.873 137.519.456 38.455.662 24.041.359 74.063.708 Jumlah Ekuitas 127.762.294 122.724.678 135.466.518 126.902.162 75.851.591

Modal Disetor dan Ditempatkan

Penuh 89.334.835 89.292.800 87.000.000 87.000.000 58.000.000

Modal Kerja Bersih Disesuaikan 57.589.596 50.826.612 51.014.491 53.043.809 34.516.362

Jumlah rata-rata tertimbang

saham beredar (dalam lembar) 446.564.191 445.484.222 435.000.000 435.000.000 290.000.000

Laba Usaha per saham 6,14 13,31 (0,65) 46,68 9,41

Laba Bersih per saham 11,07 12,29 3,14 43,26 6,68

Uraian 2008 2007 2006 2005 2004 Rasio Pertumbuhan (%) Pendapatan Bersih (6.67) 76.48 (59.32) 158.44 (17.05) Beban Usaha 12.85 21.73 (7.28) 37.94 6.40 Laba Usaha (53.75) (2.188,28) (101.83) 802.66 (61.92) Laba Bersih (9.75) 301.01 (90.96) 680.35 44.68 Jumlah Aktiva (30.98) 49.63 15.22 0.69 27.50 Jumlah Ekuitas 4.10 (9.41) 6.75 67.30 15.16 Rasio Usaha (%)

Laba Usaha terhadap

Pendapatan Bersih 14.53 29.32 (2.48) 56.27 22.91

Laba Bersih terhadap

Pendapatan Bersih 26.19 27.08 11.92 52.16 16.26

Laba Bersih terhadap rata-rata

Ekuitas 3.95 4.24 1.04 14.90 2.55

Laba Bersih rata-rata Aktiva 2.25 2.52 0.84 10.04 1.29

Rasio Keungan (%)

Aktiva Lancar terhadap

Kewajiban Lancar 320.61 179.03 413.85 561.45 194.76

Kewajiban terhadap Ekuitas 39.71 112.06 28.39 18.94 97.64

(28)

Volume Transaksi Perdagangan Saham dengan Kode ARTA

di Bursa Efek Indonesia

pada tahun 2008 dan 2007

Volume Transaksi Perdagangan Waran dengan Kode ARTA-W

di Bursa Efek Indonesia

pada tahun 2008 dan 2007

No. Periode TertinggiHarga (Rp) Harga Terendah (Rp) Harga Penutupan (Rp) Volume Perdagangan Saham 2008 1 Kuartai Pertama 485 475 480 274.000 2 Kuartai Kedua 495 480 490 405.050 3 Kuartai Ketiga 495 420 425 2.682.500 4 Kuartai Keempat 0 0 425 21.574.000* 2007 1 Kuartai Pertama 435 430 435 10.924.500 2 Kuartai Kedua 465 435 465 84.088.000 3 Kuartai Ketiga 480 465 480 60.500 4 Kuartai Keempat 485 480 480 123.500

No. Periode TertinggiHarga (Rp) Harga Terendah (Rp) Harga Penutupan (Rp) Volume Perdagangan Saham 2008 1 Kuartai Pertama 0 0 0 0 2 Kuartai Kedua 0 0 0 0 3 Kuartai Ketiga 0 0 0 0

4 Kuartai Keempat N/A N/A N/A N/A

2007

1 Kuartai Pertama 0 0 0 0

2 Kuartai Kedua 0 0 0 0

3 Kuartai Ketiga 0 0 0 0

4 Kuartai Keempat 0 0 0 0

*Perdagangan saham hanya terjadi di pasar negosiasi

Catatan:

• Penerbitan Waran dilakukan sebagai bagian dari Penawaran Umum Terbatas I yang efektif berdasarkan RUPS-LB tanggal 29 Juni 2006 dan mulai diperdagangkan pada tanggal 13 Juli 2005.

• Masa perdagangan Waran Seri I berakhir pada tanggal 10 Juli 2008. • Masa pelaksanaan Waran Seri I berakhir pada tanggal 11 Juli 2008.

(29)

Kronologis Pencatatan Saham

Kronologis Pencatatan Waran

Berikut dibawah ini adalah Kronologis Pencatatan Saham Perseroan sejak Perseroan melakukan Penawaran Umum Saham:

Pencatatan Saham Jumlah Saham Tercatat di Bursa Harga (Rp)

1. Pencatatan Perdana 70.000.000 05 Nov 2002 225 2. Company Listing 220.000.000 05 Nov 2002

3. Penawaran Umum Terbatas 1 145.000.000 27 Jul 2005 200 4. Konversi Waran Seri I 11.449.000 12 Feb 2007 220 5. Konversi Waran Seri I 15.000 12 Jun 2007 220 6. Konversi Waran Seri I 210.000 17 Jul 2008 220 7. Konversi Waran Seri I 175 17 Jul 2008 220

Total Saham Tercatat 446.474.175

Pencatatan Saham Jumlah Saham Tercatat di Bursa

1. Pencatatan Perdana 101.500.000 27 Jul 2005 2. Konversi waran menjadi saham (11.449.000) 31 Jan 2007 3. Konversi waran menjadi saham (15.000) 7 Jun 2007 4. Konversi waran menjadi saham (210.000) 9 Jul 2008 5. Konversi waran menjadi saham (175) 11 Jul 2008 6. Pencabutan pencatatan (89.825.825) 11 Jul 2008

Total Waran Tercatat 0

Berikut dibawah ini adalah Kronologis Pencatatan Waran Perseroan sejak Perseroan melakukan Penerbitan Waran Seri I:

Catatan:

• Setiap 10 (sepuluh) saham baru yang diterbitkan pada Penawaran Umum 1 melekat 7 (tujuh) Waran Seri I yang menyertai saham baru yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif.

• Masa perdagangan Waran Seri I berakhir pada tanggal 10 Juli 2008. • Masa pelaksanaan Waran Seri I berakhir pada tanggal 11 Juli 2008.

(30)

STRUKTUR

K

EPEMILIKAN

A

TAS

SAHAM PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN

PT

AR

THA

PERDANA

INVEST

AMA

PT

ARTHA

VEST Tbk

PT

AR

THA

SECURITIES

INDONESIA

PUBLIK (<5%)

53.56% 99.99% 00.01% 46.44%

(31)

STRUKTUR

ORGANISASI PERSEROAN

PT ARTHA

VEST

Tbk

RUPS

DIREKSI

DEW

AN KOMISARIS

OPERASI

PERSONALIA

&

ADMINISTRASI

PEMBUKUAN & KEUANGAN

KOMITE

(32)

STRUKTUR ORGANISASI ANAK PERUSAHAAN

(33)

DEWAN KOMISARIS

DIREKSI

Tjandraskah, Direktur Utama

Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Medan, pada tahun 1969. Di sela kesibukannya sebagai pengusaha, beliau tetap mengutamakan pendidikan dan pada tahun 2007 berhasil memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi Pelita Bangsa. Sejak November 2007 menjabat sebagai Direktur Utama PT Arthavest Tbk. Sebelum bergabung dengan Perseroan, beliau mendapat pengalaman di pasar berjangka selama 6 tahun sebagai Chief Business Officer di PT Solid Gold Berjangka.

Ary Raditya Rucita, Direktur

Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Jakarta, pada tahun 1980. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 2002. Bergabung dengan Perseroan sejak tahun 2006 sebagai Manajer Corporate Affairs, kemudian diangkat sebagai Corporate Secretary sebelum diangkat menjadi Direktur Utama pada tahun 2007 dan kemudian sebagai Direktur per November 2007. Sebelum bergabung dengan Perseroan, pernah berkarir di Kantor Akuntan Publik Haryanto Sahari dan Rekan (“PricewaterhouseCoopers”) Alex Wilando, Komisaris Utama / Komisaris Independen

Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Jakarta, pada tahun 1964. Memperoleh gelar Sarjana Tehnik Sipil dari Fakultas Tehnik Sipil Universitas Tarumanegara. Pernah menjabat sebagai Marketing Executive Ray White - Pluit, Jakarta tahun 1999 s/d 2000, Direktur Marketing Ray White - Mangga Dua, Jakarta sejak tahun 2000, Direktur Marketing Developer PT Rizki Lancar, Jakarta sejak tahun 2002, Principal Ray White – Pluit, Jakarta sejak tahun 2007. Menjadi Komisaris Utama Perseroan sejak Februari 2007 menggantikan Bapak Jake Pison Hawila.

Franciscus Costan, Komisaris Independen

Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Medan, Sumatra Utara pada tahun 1966. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Trisakti pada 1993. Pernah menjabat sebagai Supervisor Akunting PT Sadang Mas, tahun 1989 s/d 1992, Manajer Akunting PT Smart Corporation Tbk, pada tahun 1993 s/d 1997, karirernya terus berkembang hingga pada tahun 1999 diangkat menjadi Vice President Finance & Accounting sampai sekarang. Sejak tahun 2000 sampai sekarang menjabat sebagai direktur pada beberapa perusahaan antara lain pada PT Sawit Mas Sejahtera, PT Bumi Sawit Permai, PT Sumber Indah Perkasa, PT Forestalestari Dwikarya, PT Juanda Sawit Lestari. Menjadi Komisaris Perseroan sejak April 2003 s/d

sekarang.

 

Ary Raditya Rucita, Direktur

Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Jakarta, pada tahun 1980. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 2002. Bergabung dengan Perseroan sejak tahun 2006 sebagai Manajer Corporate Affairs, kemudian diangkat sebagai Corporate Secretary sebelum diangkat menjadi Direktur Utama pada tahun 2007 dan kemudian sebagai Direktur per November 2007. Sebelum bergabung dengan Perseroan, pernah berkarir di Kantor Akuntan Publik Haryanto Sahari dan Rekan (“PricewaterhouseCoopers”)

Referensi

Dokumen terkait

KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain). PT TRIKOMSEL OKE Tbk

Perusahaan menyajikan kembali laporan keuangan konsolidasi pada tanggal 31 Desember 2010 serta tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, untuk mencerminkan

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2010 (Diaudit) serta untuk Periode Enam Bulan.. 35 PERJANJIAN

Untuk tujuan perbandingan, beberapa akun dalam laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 telah direklasifikasi agar sesuai

Menerima baik dan menyetujui serta mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 yang telah diaudit oleh Kantor

Menerima dan menyetujui Laporan Tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir tanggal 31 Desember 2012, termasuk Laporan Tahunan dan Laporan Pengawasan Dewan Komisaris

Atas Surat Ketetapan Pajak tersebut Perusahaan telah melakukan pencatatan pada laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tangg 31 Desember 2007 dengan mengkompensasikan

Atas Surat Tagihan Pajak (STP) tersebut Perusahaan (PT. BNP) telah melakukan pencatatan dengan membebankan pada laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember