• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dan Laporan Auditor Independen (Mata Uang Indonesia)

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 64.372.569.166 53.211.606.409

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi disusun sesuai dengan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, khususnya PSAK No. 42 tentang “Akuntansi Perusahaan Efek” dan Peraturan VIII.G.7 yang merupakan Lampiran dari Keputusan Ketua BAPEPAM No.Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 mengenai ”Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” yang kemudian diperbaharui dengan Surat Edaran dari Ketua BAPEPAM No. SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 tentang ”Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik”.

Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi adalah dasar akrual (accrual basis). Laporan keuangan konsolidasi disajikan berdasarkan nilai historis (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun yang bersangkutan.

PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 Dan 2007

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi (lanjutan)

Sesuai dengan PSAK No. 42, neraca konsolidasi disajikan dengan metode tidak dikelompokkan (unclassified) sehingga aset dan kewajiban tidak dikelompokkan menjadi elemen lancar dan tidak lancar.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah Rupiah.

b. Prinsip-prinsip Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan di mana Perusahaan memiliki persentase kepemilikan, baik langsung maupun tidak langsung, di atas 50%.

Seluruh saldo akun dan transaksi yang material antara Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi.

Bagian proporsional dari pemegang saham minoritas atas ekuitas pada Anak Perusahaan disajikan sebagai akun “Hak Pemegang Saham Minoritas atas Aset Bersih Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan“ pada neraca konsolidasi.

Sesuai dengan PSAK No. 40 mengenai “Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak

Perusahaan/Perusahaan Asosiasi”, selisih yang timbul atas perubahan ekuitas pada Anak Perusahaan yang bukan berasal dari transaksi antar Perusahaan dan Anak Perusahaan disajikan sebagai bagian dari akun “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan” pada neraca konsolidasi.

c. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak tertentu yang mempunyai hubungan istimewa, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 7 mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa“.

Seluruh transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa telah diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi.

d. Kas dan Setara kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan tidak dipergunakan sebagai jaminan atas pinjaman serta tidak dibatasi penggunaannya.

PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 Dan 2007

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

e. Portofolio Efek

Investasi pada efek hutang dan ekuitas terdiri dari surat-surat berharga seperti obligasi, saham dan waran yang terdaftar pada bursa efek, reksadana dan promes. Investasi pada efek hutang dan ekuitas yang dimiliki oleh Perusahaan dan Anak Perusahaan dicatat berdasarkan biaya perolehan dan diklasifikasikan sesuai dengan tujuan perolehannya serta dinilai sebagai berikut:

1) Efek hutang dan ekuitas untuk diperdagangkan (trading) dinyatakan berdasarkan harga pasar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan harga pasar dilaporkan dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Perdagangan dalam hal ini menceminkan pembelian dan penjualan yang aktif dan sering dengan tujuan memperoleh keuntungan atas perbedaan jangka pendek.

2) Efek hutang untuk dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity) terbatas pada efek hutang dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan bunga dan baru dicairkan pada saat jatuh tempo. Efek hutang tersebut dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi atau ditambah dengan amortisasi premi atau diskonto. Penurunan nilai secara permanen dilaporkan dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan.

3) Efek hutang dan ekuitas yang tersedia untuk dijual (available for sale) dinyatakan berdasarkan harga pasar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan harga pasar tidak diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan, melainkan disajikan secara terpisah sebagai komponen ekuitas. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dilaporkan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada saat realisasi. Efek hutang yang masuk dalam klasifikasi ini adalah efek yang dimiliki untuk waktu yang tidak ditentukan.

Apabila efek yang diperdagangkan di bursa tidak likuid atau harga pasar yang tersedia tidak dapat diandalkan atau harga pasar tidak tersedia, maka efek tersebut dinilai berdasarkan nilai wajar yang ditentukan oleh manajemen. Apabila harga pasar efek yang tercatat di bursa tidak tersedia, maka efek tersebut dinilai berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan atau nilai wajar.

f. Transaksi Efek

Transaksi pembelian dan penjualan efek baik untuk nasabah (transaksi perantara pedagang efek) maupun untuk kepentingan portofolio Perusahaan dan Anak Perusahaan diakui pada saat timbulnya perikatan atas transaksi tersebut.

Pembelian efek untuk nasabah reguler maupun nasabah marjin dicatat sebagai piutang nasabah atau piutang marjin dan hutang Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP), sedangkan penjualan efek dicatat sebagai hutang nasabah atau hutang marjin dan piutang LKP.

Pembelian efek untuk kepentingan Perusahaan dan Anak Perusahaan dicatat sebagai persediaan portofolio efek dan hutang, sedangkan penjualan efek dicatat sebagai piutang dan mengurangi jumlah tercatat portofolio efek serta mengakui keuntungan atau kerugian atas penjualan efek tersebut.

Pada tanggal penyelesaian, kegagalan untuk menyelesaikan transaksi pembelian efek dicatat sebagai gagal terima dan disajikan di neraca konsolidasi sebagai kewajiban, sedangkan kegagalan untuk menyelesaikan transaksi penjualan efek dicatat sebagai gagal serah dan disajikan sebagai aset.

Penerimaan dana dari nasabah pemilik rekening dalam rangka pembelian efek, pembayaran dan penerimaan atas transaksi pembelian dan penjualan efek untuk nasabah pemilik rekening dicatat

PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 Dan 2007

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

g. Penyisihan Piutang Ragu-ragu

Perusahaan dan Anak Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan hasil penelahaan terhadap keadaan masing-masing akun piutang pada akhir tahun.

h. Transaksi Repo/Reverse Repo

Efek yang dijual dengan janji untuk dibeli kembali (repo) diakui sebagai kewajiban repo sebesar harga pembelian kembali yang disepakati dikurangi beban bunga yang belum direalisasi. Beban bunga yang belum direalisasi yang merupakan selisih antara harga jual dan harga pembelian kembali yang disepakati, diakui sebagai beban sesuai dengan jangka waktu sejak efek dijual hingga dibeli kembali. Efek yang diserahkan tetap diakui sebagai portofolio efek.

Sedangkan efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) diakui sebagai piutang reverse

repo sebesar harga penjualan kembali yang disepakati dikurangi pendapatan bunga yang belum

direalisasi. Pendapatan bunga yang belum direalisasi yang merupakan selisih antara harga beli dan harga penjualan kembali yang disepakati, diakui sebagai pendapatan sesuai dengan jangka waktu sejak efek dibeli hingga dijual kembali. Efek yang diterima tidak diakui sebagai portofolio efek. i. Penyertaan Saham

Penyertaan saham dengan kepemilikan kurang dari 20% yang nilai wajarnya tidak tersedia serta dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan sebesar biaya perolehan (cost

method) dikurangi penyisihan atas penurunan nilai yang bersifat permanen, jika ada, yang

didasarkan pada perkiraan manajemen. j. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method).

k. Aset Tetap

Efektif 1 Januari 2008, Perusahaan dan Anak Perusahaan telah menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007) tentang “Aset Tetap” yang menggantikan PSAK No. 16 (1994) tentang “Aset Tetap dan Aset Lain-lain” serta PSAK No. 17 (1994) tentang “Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan PSAK ini, perusahaan harus memilih antara model biaya atau model revaluasi sebagai kebijakan akuntansi atas aset tetap.

Perusahaan dan Anak Perusahaan telah memilih model biaya sebagai kebijakan akuntansi untuk pengukuran aset tetapnya. Penerapan PSAK ini tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan Anak Perusahaan.

PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 Dan 2007

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

k. Aset Tetap (lanjutan)

Aset tetap, kecuali untuk tanah yang tidak disusutkan, dinyatakan sebesar biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap yang bersangkutan dengan rincian sebagai berikut:

Tahun

Bangunan 20

Peralatan dan perabot kantor 4 – 8

Kendaraan 4 – 8

Nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan aset tetap ditelaah dan dilakukan penyesuaian secara prospektif, jika perlu, pada setiap akhir periode laporan keuangan konsolidasi.

Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya; pemugaran dan penambahan dalam jumlah besar serta kemungkinan besar menambah manfaat ekonomis di masa depan, dikapitalisasi. Aset tetap yang dijual, biaya perolehan serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan.

l. Penurunan Nilai Aset

Sesuai dengan PSAK No. 48, “Penurunan Nilai Aset“, Perusahaan dan Anak Perusahaan menelaah aset untuk menentukan kemungkinan penurunan nilai aset apabila terdapat kejadian atau perubahan kondisi yang mengindikasikan nilai tercatat aset mungkin tidak dapat diperoleh kembali. Jika nilai tercatat aset melebihi nilai taksiran yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount), kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual neto atau nilai pakai aset.

m. Kewajiban Diestimasi atas Imbalan Kerja Karyawan

Sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004) tentang “Imbalan Kerja”, perusahaan-perusahaan diwajibkan untuk mengakui seluruh imbalan kerja yang diberikan melalui program atau perjanjian formal dan informal, peraturan perundang-undangan atau peraturan industri, yang mencakup imbalan pasca-kerja, imbalan kerja jangka pendek dan jangka panjang lainnya, pesangon pemutusan hubungan kerja dan imbalan berbasis ekuitas. Berdasarkan PSAK ini, perhitungan estimasi kewajiban untuk imbalan kerja karyawan berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 ditentukan dengan menggunakan metode aktuarial “Projected Unit Credit”.

PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 Dan 2007

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

n. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan

Pendapatan dari jasa manajemen investasi dan jasa penasehat keuangan diakui pada saat jasa diberikan sesuai dengan ketentuan dalam kontrak.

Keuntungan (kerugian) dari perdagangan efek meliputi keuntungan (kerugian) yang timbul dari penjualan efek dan keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikan (penurunan) nilai wajar dari portofolio efek dalam kelompok untuk diperdagangkan (trading).

Jasa penjaminan emisi dan penjualan efek diakui pada saat aktivitas penjaminan emisi secara substansial telah selesai dan jumlah pendapatan telah dapat ditentukan.

Pendapatan komisi pedagang perantara efek dan jasa lainnya diakui pada saat tanggal transaksi. Pendapatan dividen dari portofolio efek diakui pada saat emiten mengumumkan pembayaran dividen (ex-dividen date).

Pendapatan bunga diakui atas dasar waktu, jumlah pokok dan tingkat bunga/kupon yang berlaku. Beban

Beban yang timbul sehubungan dengan proses penjaminan emisi diakumulasi dan dibebankan pada saat pendapatan penjaminan emisi diakui. Dalam hal kegiatan penjaminan emisi tidak diselesaikan dan emisi efek dibatalkan, maka beban penjaminan emisi tersebut dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan.

Beban yang terjadi sehubungan dengan kegiatan manajemen investasi dan penasehat investasi serta beban lainnya dibebankan pada saat terjadinya (basis akrual).

o. Pajak Penghasilan

Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan metode penangguhan pajak (deferred tax method) untuk menentukan taksiran pajak penghasilan sesuai dengan PSAK No. 46 mengenai “Akuntansi Pajak Penghasilan“ yang mensyaratkan pengakuan aset dan kewajiban pajak tangguhan atas pengaruh pajak di masa mendatang yang berasal dari perbedaan temporer (beda waktu) antara dasar pajak dan dasar pelaporan komersial dari aset dan kewajiban serta atas akumulasi rugi fiskal. Pengaruh pajak dari beda waktu dan akumulasi rugi fiskal, yang dapat berupa aset ataupun kewajiban, disajikan dalam jumlah bersih.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan harus diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku pada saat aset dipulihkan atau kewajiban dilunasi, berdasarkan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang berlaku atau yang secara substantif telah berlaku pada tanggal neraca konsolidasi.

p. Tambahan Modal Disetor - Bersih

Tambahan modal disetor yang berupa agio saham dihitung dari selisih antara jumlah dana yang diterima dari hasil Penawaran Umum saham Perusahaan kepada masyarakat (lihat Catatan 1b) dengan nilai nominal saham sebagaimana yang tercantum dalam Anggaran Dasar. Agio saham tersebut disajikan dalam jumlah bersih yaitu setelah dikurangi dengan biaya emisi saham yang terjadi sehubungan dengan Penawaran Umum tersebut.

PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 Dan 2007

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

q. Laba Bersih per Saham

Sesuai dengan PSAK No. 56 tentang “Laba per Saham”, laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih tahun berjalan dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

Sedangkan laba bersih per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih tahun berjalan dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan ditambah dengan rata-rata tertimbang jumlah saham berpotensi dilusi yang timbul dari pelaksanaan Waran Seri I.

r. Informasi Segmen

Sesuai dengan PSAK No. 5 tentang “Pelaporan Segmen”, bentuk primer pelaporan informasi segmen Perusahaan dan Anak Perusahaan adalah segmen usaha dan bentuk sekundernya adalah segmen geografis.

Sebuah segmen usaha adalah kelompok aset dan operasi yang menyediakan barang atau jasa yang memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen usaha lainnya. Sedangkan segmen geografis menyediakan jasa di dalam lingkungan ekonomi tertentu yang memiliki risiko serta pengembalian yang berbeda dengan segmen operasi lainnya yang berada di dalam lingkungan ekonomi lain.

s. Penggunaan Estimasi

Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasi serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dari jumlah yang diestimasi.

3. KAS DAN SETARA KAS

Dokumen terkait