• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PROGRAMMING PROGRAM RERUN DI TRANSTV DALAM MENINGKATKAN RATING DAN SHARE (STUDI KASUS: PROGRAM PEPPY THE EXPLORER )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PROGRAMMING PROGRAM RERUN DI TRANSTV DALAM MENINGKATKAN RATING DAN SHARE (STUDI KASUS: PROGRAM PEPPY THE EXPLORER )"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PROGRAMMING PROGRAM RERUN

DI TRANSTV DALAM MENINGKATKAN RATING

DAN SHARE (STUDI KASUS: PROGRAM “PEPPY

THE EXPLORER”)

Ikwawan Hidayat Putra

Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 - Kebon Jeruk Jakarta Barat, 0215345830/ 5300244 jeppyarsana@gmail.com

ABSTRACT

Purpose of Research is to determine the programming strategy were applied by programming division of rerun program. The use of programming strategy is to increase the rating and share of rerun program of Peppy the Explorer.

Method of Research is qualitative research which is implemented by collecting primary and secondary data technique to get the answer of problem that has been formulated.

Result Achieved is programming strategy which are implemented by programming division of rerun program of Peppy the Explorer on increasing rating and share are by determining the exact showtime and by selecting the best episode of the existing episode.

Conclusion is unfolding programming strategy of rerun program of Peppy the Explorer on increasing rating and share, and a slight of difference between the theory that have been used and the fact that found, where the programming concept including promotion step, while the fact on the ground that found is that the promotion step is not implemented by programming division.(IHP)

Keywords:

(2)

ABSTRAK

Tujuan Penelitian, ialah untuk mengetahui strategi programming yang digunakan divisi programming program

rerun Peppy the Explorer di TransTV dalam meningkatkan rating dan share

Metode Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif, dimana penelitian ini dilakukan dengan teknik

pengumpulan data primer dan data sekunder untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan yang dirumuskan.

Hasil yang Dicapai adalah diketahui bahwa strategi programming yang dilakukan divisi programming program

rerun Peppy the Explorer dalam meningkatkan rating dan share yakni dengam menentukan jam tayang yang tepat dan memilih episode terbaik dari episode yang sudah ada.

Simpulan yang terbentuk adalah terungkapnya strategi programming program rerun Peppy the Explorer dalam

meningkatkan rating dan share, serta ditemukannya sedikit perbedaan antara teori yang digunakan dengan fakta yang ada di lapangan dimana konsep programming menyertakan tahapan promosi, sedangkan dilapangan tahapan promosi tidak dilakukan oleh divisi programming(IHP)

Kata Kunci

Strategi, Programming, Peppy the Explorer, Rating dan Share

PENDAHULUAN

Industri televisi berkembang sangat pesat dalam sepuluh tahun terakhir. Banyak stasiun – stasiun televisi swasta baru yang mulai bermunculan untuk merebut pangsa pasar televisi Indonesia yang juga semakin berkembang. Dengan berkembangnya industri televisi ini, permintaan masyarakat akan informasi juga semakin meningkat. Selain informasi, masyarakat Indonesia juga membutuhkan hiburan karena tingkat stress penduduk Indonesia masih tergolong tinggi. Program-program hiburan dibutuhkan untuk mengurangi tingkat stress masyarakat Indonesia khususnya yang berada di kota-kota besar.

Dengan adanya permintaan akan informasi dan hiburan dari masyarakat, stasiun televisi saling bersaing untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan memproduksi berbagai macam program informasi dan hiburan. Stasiun televisi harus semakin kritis dalam memproduksi program-programnya karena program-program ini yang nantinya akan digunakan sebagai tayangan yang dapat menarik masyarakat untuk menonton stasiun televisi tersebut.

Untuk meningkatkan jumlah audiens yang menonton sebuah tayangan program, dibutuhkan banyak pertimbangan yang nantinya harus direalisasikan. Disamping tahapan produksi, yakni pra produksi, produksi, dan paska produksi, terdapat pula elemen-elemen programming yang juga harus dipikirkan secara matang. Elemen-elemen programming ini yang nantinya dapat menjadi sebuah strategi dalam menarik minat audiens untuk menonton sebuah tayangan program.

Banyaknya jumlah audiens yang menonton program-prgoram pada sebuah stasiun televisi akan berpengaruh terhadap perolehan rating dan share. Minat dan keinginan audiens dapat direpresentasikan melalui rating dan share. Rating adalah presentase penonton program TV tertentu terhadap suatu populasi pada saat tertentu. Rating tidak mengukur kualitas melainkan kuantitas penonton dalam unit waktu tertentu. Sedangkan share adalah presentase penonton program TV tertentu terhadap keseluruhan penonton yang sedang menonton televisi dalam unit waktu tertentu. Rating dan share merupakan harga mati yang harus dipertahankan stasiun televisi melalui program-programnya agar dapat terus mempertahankan eksistensinya.

Ada berbagai jenis tayangan yang disajikan stasiun televisi untuk menarik minat penonton setianya di masyarakat. Jenis-jenis program tersebut antara lain seperti tayangan olahraga, kuis, berita, musik, sinetron, talk show, variety show, dan game show. Tayangan – tayangan tersebut memiliki tujuannya masing-masing seperti sinetron yang bertujuan untuk menghibur dan berita yang bertujuan untuk menginformasikan.

Bagi sebagian masyarakat Indonesia, acara hiburan merupakan suatu acara yang banyak diminati. Tingkat stres masyarakat Indonesia, khusunya Jakarta masih terbilang tinggi sehingga masyarakat Indonesia membutuhkan tayangan hiburan yang dapat mengurangi kepenatan mereka. Ada banyak stasiun televisi swasta di Indonesia yang menyajikan hiburan bagi penontonnya, salah satunya adalah TransTV.

(3)

TransTV yang memiliki nama resmi PT. Televisi Transformasi Indonesia merupakan perusahaan yang dimiliki oleh TRANS CORPORATION yang juga merupakan pemilik dari Trans 7. Visi TransTV adalah untuk menjadi televisi terbaik di Indonesia maupun ASEAN, memberikan hasil usaha yang positif bagi stakeholder, menyampaikan program-program yang berkualitas, berperilaku berdasarkan moral budaya kerja yang dapat diterima oleh stakeholders maupun mitra kerja, dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraaan serta kecerdasan masyarakat. Sedangkan Misi TransTV merupakan sebagai wadah gagasan dan aspirasi masyarakat untuk mencerdaskan serta mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan nilai-nilai demokrasi. TransTV memiliki banyak program-program bergaya anak muda yang fun namun tidak mengurangi esensi dari sebuah tayangan program. TransTV memiliki tayangan yang seru mulai dari box office, music, game show, dan olahraga.

Salah satu tayangan yang menarik bagi masyarakat adalah Peppy the Explorer. Peppy the Explorer adalah suatu tayangan hiburan televisi yang memparodikan tayangan petualangan. Dalam program ini, sang host, Peppy, akan melakukan banyak interaksi dengan tempat-tempat baru yang belum pernah ditemuinya dari mulai dari situs-situs alam hingga kota-kota besar. Penekanan acara ini terletak pada keseruan dan kekocakan host dalam menghadapi hal-hal baru yang ditemuinya. Hal menarik pada program ini adalah adanya gimmick yang selalu ditampilkan host dan campers yang selalu iseng terhadap satu dengan yang lainnya dan dalam setiap episode selalu saling bertentangan dalam hampir segala hal. Di setiap episodenya program ini juga selalu memberikan tips-tips namun dengan gaya yang ngawur untuk semakin melengkapi pembawaan Peppy sang host yang memang cenderung agak ngawur. Sebelum tayangan program rerun Peppy the Explorer mulai disiarkan, sebelumnya sudah terdapat program dengan tema yang sama dengan nama yang hampir sama yakni Peppy the Explorer. Dengan melihat karakter program Peppy the Explorer yang ‘cair’, dalam arti program ini dapat masuk pada jam tayang manapun, pihak PCM (Program Committee Meeting) TransTV memutuskan untuk menyangkan rerun dari program ini untuk mengisi kekosongan slot program. Pada saat proses rerun ditayangkan ternyata rating dan share program ini mengalami peningkatan.

METODE PENELITIAN

Pendekatan Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap segala permasalahan (Subagyo, 2006). Untuk menemukan pemecahan masalah pada penelitian ini, maka metodolodi yang sesuai adalah metodologi penelitian kualitatif.

Metode penelitian kualitatif merupakan sebuah metode yang dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang mencoba untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai kompleksitas yang ada dalam interaksi manusia (Sarwono, 2006).

Metode penelitian kualitatif tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling, bahkan sampling dalam penelitian ini sangat terbatas. Jika data yang sudah terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu lagi mencari sampling lainnya (Kriyantono, 2006). Hal ini berarti pada penelitian kualitatif tidak perlu mencari sampling yang sudah ditentukan terlebih dahulu jumlahnya seperti pada penelitian kuantitatif. Selama dalam masa penelitian kualitatif sudah mendapat jawaban mengenai masalah yang ditemui, maka penelitian sudah dapat dihentikan.

Dengan mempertimbangakan judul yang akan dikaji, maka penulis berpendapat bahwa akan lebih baik jika penelitian ini dipaparkan dengan bahasa lisan (tidak menggunakan angka) yang bertujuan agar pembaca lebih mudah mengerti dengan pemaparan yang disampaikan oleh penulis

Jenis Penelitian

Jenis penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Melalui kerangka konseptual (landasan teori), periset melakukan operasionalisasi konsep yang akan menghasilkan variabel serta indikatornya. Riset ini untuk mnggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antar variabel (Kriyantono, 2006).

(4)

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dimana dalam melakukan penelitian peneliti menggunakan data berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisikan kutipan-kutipan data untuk meberi gambaran mengenai laporan penelitian tersebut.

Data yang digunakan dalam penelitian deskriptif dapat berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, video tape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya. Pada penelitian deskriptif, peneliti harus meneliti berbagai sumber data tersebut secara mendalam untuk menyimpulkan jawaban dari pertanyaan penelitian.

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari sumber datanya, pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer yakni sumber data yang memberikan data secara langsung kepada pengumpul data. Sedangkan sumber sekunder adalah sumber yang tidak memberikan data secara langsung kepada pengumpul data melainkan melalui orang lain atau melalui dokumen. Dan jika dilihat dari teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara observasi, wawancara, kuisioner, dokumentasi dan / atau gabungan keempatnya, (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak dilakukan pada observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi.

Dalam teknik pengumpulan data, penelitian ini menggunakan dua sumber data yakni sumber data primer dan sumber data sekunder.

Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang beragam hingga mendapatkan data jenuh. Data jenuh merupakan data yang sama yang didapatkan dari berbagai sumber. Dengan menggali data dari sumber yang beragam tersebut menyebabkan perolehan data yang sangat beragam sehingga diperlukannya teknik menganalisis data untuk mengumpulkan jawaban dari data yang sudah terkumpul.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari data hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain, (Sugiyono, 2010)

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami diri sendiri maupun orang lain.

Proses Analisis Data

Analisis data pada penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Namun dalam penelitian kualitatif analisis data difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan proses pengumpulan data.Karena penelitian ini juga menggunakan metode studi kasus, maka peneliti juga melakukan analisis sebelum dilapangan melalui teknik studi kasus tersebut. Berikut adalah proses dalam analisis data: (Sugiyono, 2010)

Analisis Sebelum di Lapangan

Pada penelitian kualitatif, peneliti telah melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki lapangan. Analisis data sebelum memasuki lapangan dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, data sekunder, yang nantinya akan digunakan dalam menentukan fokus penelitian. Namun fokus penelitian ini masih bersifat sementara yang masih dapat berkembang seiring berjalannya penelitian.

(5)

Analisis Data di Lapangan

Pada penelitian kualitatif, analisis data juga dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung atau pada saat peneliti berada di lapangan. Pada saat melakukan wawancara, peneliti sudah dapat melakukan analisis terhadap data yang diperoleh dari narasumber. Jika jawaban yang didapat dari narasumber dirasa belum memuaskan, maka peneliti dapat terus mengajukan pertanyaan hingga jawaban atau data yang didapat dianggap sudah kredibel.

Analisis Data Setelah di Lapangan

Pada penelitian kualitatif, analisis data dilakukan setelah melakukan penelitian di lapangan. Data yang diperoleh atau jawaban-jawaban yang didapat dari narasumber pada proses wawancara dianalisa sehingga mendapatkan suatu data atau jawaban yang kredibel.

Filling System

Disamping menggunakan teknik analis data di lapangan, penelitian ini juga menggunakan teknik analisis filling system. Teknik analisis filling system adalah teknik menganalisa data hasil observasi dengan membuat kategori-kategori tertentu atau domain-domain tertentu, (Kriyantono, 2006).

Dengan menggunakan teknik analisis data filling system akan memudahkan peneliti dalam menganalisa data hasil observasi karena data tersebut telah dikelompokkan berdasarkan domain-domain tertentu.

Keabsahan Penelitian

Validitas adalah derajat ketepatan antara apa yang terjadi pada objek yang diteliti dengan data yang dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang sesuai antara data yang dilaporkan oleh pebeliti dan kejadian sebenarnya yang terjadi di lapangan.

Uji keabsahan data pada penelitian ini meliputi: (Sugiyono, 2010)

Credibility

Credibility atau kredibilitas penelitian kualitatif terletak pada keberhasilannya mencapai maksud dalam meneliti masalah atau mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks. Deskripsi mendalam yang menjelaskan kompleksitas dari aspek-aspek yang terkait dalam proses penelitian menjadi salah satu ukuran kredibilitas penelitian kualitatif. Salah satu cara dalam mencapai data yang kredibel adalah triangulasi data. Triangulasi data adalah pengecekan data dari berbagi sumber dengan berbagai cara dan berbagai sumber, dan berbagai waktu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa triangulasi terdiri dari:

Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh dari berbagai sumber untuk menguji kredibiltas data. Data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga mendapatkan suatu kesimpulan selajutnya diminta kesepakatan (member check) dari narasumber.

Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada narasumber dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan melakukan wawancara dengan narasumber, lalu kemudian dilakukan cek kredibilitas data tersebut dengan observasi dan dokumentasi. Bila dalam pengecekan data dengan menggunakan teknik yang berbeda ini menghasilkan jawaban yang berbeda-beda pula maka peneliti kembali melakukan wawancara tau pengecekan kepada narasumber untuk memastikan jawaban mana yang dianggap benar. Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan melakukan wawancara dengan narasumber atau mencarai data pendukung (foto, dokumen, dsb) di waktu yang berbeda. Bagaimanapun waktu dapat mempengaruhi kredibilitas data yang diperoleh peneliti. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi, dokumen, atau teknik lain di waktu dan situasi yang berbeda. Bila data yang didapat berbeda-beda maka peneliti wajib terus melakukan penelitian hingga ditemukan hasil data yang kredibel.

Transferability

Transferability adalah pernyataan apakah hasil penelitian dapat digunakan untuk penelitian lain yang situasinya mirip. Transferability juga berkenaan dengan pernyataan hingga mana penelitian ini dapat diterapkan atau digunakan pada situasi atau penelitian lain. Untuk dapat digunakan pada penelitian lain yang serupa, maka peneliti wajib mennyediakan data yang akurat dan kredibel sehingga nantinya dapat digunakan dalam penelitian kedepan yang serupa.

(6)

Bila pembaca laporan penelitian memperoleh gambaran yang sedemikian jelas, “semacam apa” suatu hasil penelitian dapat diberlakukan (transferability), maka penelitian tersebut memenuhi standar transferabilitas.

Dependability

Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Uji dependability dilakukan oleh auditor yang independen atau oleh pembimbing untuk mengaudit keseluruhan proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Uji dependability dilakukan mulai dari bagaimana peneliti menentukan identifikasi masalah, memasuki lapangan untuk melakukan penelitian, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan.

Conformability

Uji conformability dalam penelitian kualitatif mirip dengan uij dependability sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Pengujian conformability berarti menguji hasil penelitian dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan jawaban dari proses penelitian, maka penelitian dianggap memenuhi standar conformability dan dianggap kredibel.

HASIL DAN BAHASAN

Selecting

Selecting merupakan salah satu strategi divisi programming dalam memilih konten program yang akan ditayangkan. Dalam memilihih konten program khususnya program Peppy the Explorer, ada banyak pertimbangan yang harus diperhitungkan, antara lain kesesuaian dengan jam tayang, kesesuaian dengan penonton, serta relevansi dengan tren-tren yang sedang digandrungi di masyarakat.

Disamping itu konten program sendiri juga menjadi pertimbangan, karena jika walaupun jam tayang serta penonton telah sesuai namun jika konten akhir yang disajikan tidak cukup baik maka program tersebut tidak akan berhasil. Menilik dari informasi yang didapat dari informan bahwa hal yang menyebabkan perolehan rating dan share Peppy the Explorer mengalami peningkatan karena pada tayangan rerun, program ini telah memiliki banyak pilhan episode untuk dipilih. Berbeda dengan pada saat ditayangkan secara reguler dimana program ini dapat dikatakan sebagai program kejar tayang karena dituntut oleh waktu dan deadline acara.

Pada saat ditayangkan kembali sebagai tayangan rerun, episode yang telah terkumpul dari tayangan reguler dipilih kembali yang paling bagus dan menghasilkan perolehan rating dan share yang tinggi pada saat ditayangkan secara reguler. Dengan adanya kesempatan memilih mana episode yang terbaik inilah yang menyebabkan program Peppy the Explorer mengalami peningkatan perolehan rating dan share.

Strategi programming dalam tahapan selecting yang dilakukan oleh divisi programming dalam meningkatkan rating dan share program rerun Peppy the Explorer adalah dengan memilih episode terbaik dari episode-episode yang telah ada sebelumnya untuk ditayangkan pada saat rerun. Dengan memilih episode-episode-episode-episode terbaik ini tentu akan mempengaruhi rating dan share program rerun Peppy the Explorer.

Scheduling

Dalam usaha untuk meningkatkan rating dan share, peran scheduling tidak dapat diabaikan karena acara yang baik harus ditayangkan pada jam yang sesuai pula. Jika acara tersebut secara konten dapat dikatakan baik, namun jika ditayangkan pada jam yang tidak sesuai maka acara tersebut tidak akan dapat memperoleh rating dan share yang tinggi.

Scheduling atau penjadwalan waktu tayang harus diperhitungkan karena menyangkut dengan kepemirsaan. Data kepemirsaan adalah data-data yang berisi tentang data penonton yang sedang menyaksikan televisi pada suatu waktu tertentu. Data ini berisi data demografis seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, serta pekerjaan audiens dan data geografis berupa tempat tinggal penonton. Data kepemirsaan ini yang kemudian dicocokkan, data kepemirsaan mana yang sedang menonton televisi pada suatu waktu tayang tertentu.

Mengacu pada informasi yang didapat dari informan, terdapat keunikan jam tayang pada program rerun Peppy the Explorer. Program rerun Peppy the Explorer memiliki jam tayang yang berbeda-beda namun masih tetap sama dalam kurun waktu tertentu. Hal ini dimaksudkan karena program rerun bertujuan untuk mengisi slot-slot tayang yang kosong atau menggantikan program lama yang membutuhkan refreshment program.

(7)

Jadi ketika terdapat slot kosong atau terdapat program yang butuh pertolongan, maka dilihat terlebih dahulu seperti apa data kepemirsaan pada slot tersebut. Setelah diketahui data kepemitsaan pada jam tesebut maka dipilihlah program yang sesuai untuk mengisi slot kosong tersebut. Program Peppy the Explorer sering dipilih untuk mengisi slot yang kosong karena program ini merupakan program yang ringan namun tetap menarik serta relevan bagi berbagai kalangan masyarakat.

Strategi programming yang dilakukan divisi programming dalam meningkatkan rating dan share program rerun Peppy the Explorer adalah dengan menerapkan jam tayang yang tidak terikat. Dengan menerapkan jam tayang yang tidak terikat ini maka divisi programming khususnya departemen planning and scheduling dapat meneliti terlebih dahulu berdasarkan laporan dari A.G.B Nielsen, karakter audiens seperti apa yang terdapat pada jam tayang tersebut. Jika karakter audiens dan jam tayang tersebut cocok dengan program Peppy the Explorer maka program ini akan ditayangkan pada slot tersebut. Dengan memiliki waktu yang lebih leluasa dalam meneliti seperti apa jenis karakter audiens maka akan mempengaruhi rating dan share program rerun Peppy the Explorer.

Promotion

Untuk memperkenalkan sebuah program kepada masyarakat dibutuhkan berbagai cara salah satunya adalah promosi. Promosi pada TransTV bukan merupakan bagian dari divisi programming melainkan berdiri sebagai divisi promosi sendiri. Tugas dari divisi promosi adalah untuk mempromosikan, memperkenalkan, serta mengingatkan masyarakat akan sebuah tayangan program.

Ada berbagai jenis kegiatan promosi diantaranya adalah running text, yakni berupa tulisan berjalan yang terletak di bagian bawah layar televisi. Tulisan tersebut dibuat oleh tim produksi sebuah program yang nantinya diberikan kepada divisi promo. Kemudian divisi promo yang akan menyiarkan tulisan tersebut di televisi. Selain itu terdapat pula super impose yakni tulisan atau gambar yang terletak di pojok layar televisi.

Ada beberapa jenis promo yang dilakukan untuk mempromosikan program Peppy the Explorer di TransTV, diantaranya adalah promo reguler, running text, dan super impose. Tahapan yang dilakukan adalah pihak produksi memberikan footage atau text yang akan dipromosikan ke bagian promo dan kemudia pihak promo yang akan menyiarkannya.

Khusus untuk program rerun Peppy the Explorer itu sendiri tidak ada promo khusus yang dilakukan. Promo program rerun dilakukan dengan cara yang sama ketika promo program reguler dilakukan. Hanya saja perbedaan terdapat pada penyebutan jam tayang yang memang disebabkan oleh jam tayang program rerun Peppy the Explorer yang berubah-ubah. Hal ini tidak menimbulkan perbedaan perolehan rating dan share yang signifikan dikarenakan tidak banyak yang berubah pada tahapan promotion pada program reguler dan program rerun Peppy the Explorer.

Evaluation

Evaluation merupakan tahap dimana segala pekerjaan yang telah dikerjakan di evaluasi untuk menemukan kesalahan. Evaluasi ini berguna untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam pekerjaan yang akan datang. Pada divisi programming, evaluasi dilaksanakan secara internal sesuai dengan departemen-departemen yang ada dibawah divisi programming. Namun jika diperlukan meeting koordinasi untuk membahas masalah yang saling berkaitan, barulah diadakan meeting secara keseluruhan untuk membahas segala aspek pekerjaan yang saling berkaitan.

Selain di dalam divisi programming sendiri, evaluasi juga dilakukan bersama dengan divisi produksi. Evaluasi bersama ini dilaksanakan dalam bentuk meeting yakni meeting PCM (Program Committee Meeting) dimana peserta meeting ini terdiri dari level direktur ke bawah, serta meeting BOD (Board of Director) dimana peserta meeting ini terdiri dari level kepala divisi ke atas.

Yang dibahas dalam meeting tersebut antara lain perolehan rating dan share program yang telah berjalan, masalah apa yang ditemui ketika proses syuting dan proses penyiaran, serta bagaimana solusi untuk mengatasi masalah tersebut agar tidak terulang pada episode program yang akan datang.

Pembahasan Hasil Penelitian

Dengan melihat dari dokumen yang ada, terdapat perbedaan perolehan hasil rating dan share program reguler Peppy the Explorer dan program rerun Peppy the Explorer dimana hasil perolehan rating dan share program rerun peppy the Explorer lebih tinggi dibandingkan dengan program reguler Peppy the Explorer. Dengan melihat

(8)

perbedaan hasil perolehan rating dan share ini, peneliti meneliti strategi programming apa yang digunakan oleh divisi programming TransTV dalam meningkatkan rating dan share program rerun Peppy the Explorer.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa strategi programming yang dilakukan divisi programming TransTV dalam meningkatkan rating dan share program rerun Peppy the Explorer adalah dimana terdapat perbedaan penentuan jam tayang, dimana program reguler Peppy the Explorer memiliki jam tayang yang tetap, sedangkan program rerun Peppy the Explorer memiliki jam tayang yang berbeda selama beberapa episode. Karena tujuan program rerun adalah untuk mengisi slot program yang kosong, maka sebelum program tersebut ditayangkan, divisi programming khususnya departemen planning and scheduling melakukan riset terlebih dahulu untuk meneliti program apa yang cocok ditayangkan pada slot tersebut.

Dengan meneliti karakter audiens sebelum sebuah program ditayangkan, maka pemilihan program akan lebih tepat sasaran, yang mengakibatkan meningkatnya perolehan rating dan share program tersebut. Hal ini menjadi salah satu penyebab meningkatnya perolehan rating dan share suatu program rerun Peppy the Explorer.

Disamping itu, strategi programming yang diterapkan dalam meningkatkan rating dan share program rerun Peppy the Explorer terletak pada pemilihan episode. Berbeda dengan tayangan reguler dimana tidak ada episode yang bisa dipilih untuk ditayangkan, program rerun Peppy the Explorer memiliki banyak pilihan episode yang akan ditayangkan.

Sama dengan yang dilakukan pada pemilihan jam tayang, pada program rerun Peppy the Explorer, divisi programming meneliti karakter audiens terlebih dahulu. Setelah diketahui seperti apa karakter audiens pada slot yang akan diisi dengan tayangan program rerun, selanjutnya dilakukan pemilihan episode yang sesuai dengan karakter audiens tersebut. Dengan memilih episode yang terbaik dan sesuai dengan karakter audiens dan kondisi jam tayang slot tersebut, maka akan menarik lebih banyak audiens yang akan meningkatkan rating dan share program rerun Peppy the Explorer.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Pada faktanya, konsep programming yang diterapkan pada TransTV berbeda dengan konsep programming yang dijelaskan Susan Tyler Eastman dimana pada konsep programming terdiri dari selecting, scheduling, promotion, dan evaluation. Sedangkan di TransTV, divisi programming hanya melakukan tahap selecting, scheduling, dan evaluation dimana tahap promotion dilakukan oleh divisi yang berbeda, yakni divisi promo. Namun kedua divisi ini saling bekerjasama dalam menangani sebuah program.

2. Peningkatan perolehan rating dan share program rerun Peppy the Explorer disebabkan oleh bebasnya penentuan jam tayang program rerun, dimana divisi programming meneliti terlebih dahulu karakter audiens sehingga jam tayang slot yang akan diisi oleh program rerun Peppy the Explorer memiliki kesesuaian dengan karakter audiens.

3. Peningkatan perolehan rating dan share program rerun Peppy the Explorer disebabkan oleh banyaknya pilihan episode yang akan ditayangkan. Berbeda dengan program reguler yang cenderung kejar tayang, program rerun Peppy the Explorer memiliki banyak pilihan episode sehingga terdapat kesempatan untuk memilih episode terbaik yang sesuai dengan karakter audiens dan situasi pada saat program rerun Peppy the Explorer ditayangkan.

Saran

Saran Akademis

1. Riset ini dapat menjadi dasar untuk meneliti lebih jauh lagi sebuah strategi programming khususnya program rerun.

2. Riset ini dapat menjadi dasar dalam penelitian selanjutnya untuk mengukur efektifitas strategi programming dengan melibatkan khalayak melalui penelitian kuantitatif.

(9)

Saran Praktis

1. Lebih memperanyak jenis promo program rerun untuk lebih menarik awareness audiens 2. Lebih ditingkatkannya koordinasi antara divisi programming, divisi promo, dan divisi produksi.

REFERENSI

Buku

Agee, W, K., Ault, P.H., & Emery, E (2001). Introduction to Mass Communication. New York: Longman.

Ardianto, E., Komala, L., & Karlinah, S. (2007). Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Effendy, O.U. (2003). Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Kriyantono, R. (2012). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Moleong, L (2005). Metodologi Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Morissan, M. (2008). Manajemen Radio Penyiaran. Jakarta: Kencana.

Nurudin. (2007). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Rakhmat, J (2011). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sarwono, J (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Subagyo, J. (2006). Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Bandung: Rineka Cipta.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Eastman, S. T., Ferguson, D, A. (2009) Media Programming: Strategies and Practices. Belmont, CA: Wadsworth Vera, N.(2010). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Renata Pratama Media.

Jurnal

Afdjani, H (2007). Dampak Globalisasi Media Terhadap Masyarakat dan Budaya Indonesia. Jurnal Komunikasi, vol 2, no.2, 2.

Susanto, E. H. (2009). Rating Televisi dan Masyarakat Desa. Jurnal Komunikasi,, Vol 1, No 1, 52.

RIWAYAT PENULIS

Ikwawan Hidayat Putra lafir di Denpasar pada tanggal 18 April 1991. Penulis menamatkan oendidikan S1 di

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini digunakan metode penyarian infusa karena untuk mengetahui aquadest sebagai pelarut yang bersifat sangat polar dapat mempotensiasi efek hipnotik natrium

Kebijakan yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bantaeng dalam wujud tindakan prioritas untuk mendukung strategi pemasaran jagung adalah: Memberikan jaminan harga

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Muara Enim Unit Rambang Dangku juga menerapkan prinsip-prinsip 5C terhadap calon debitur, terlihat pada saat proses analisis

Melalui dasar pemikiran tersebut, peneliti mencoba mengangkat penelitian dengan tema etika komunikasi dalam perspektif al-Qur’an dengan memperbandingkan dua tafsir

Melaksanakan kegiatan Pembinaan Kesehatan Lingkungan meliputi Pengawasan dan Pembinaan SAB, Pengawasan dan Pembinaan JAGA, Pengawasan dan Pembinaan TTU / TPM / Pestisida,

Tahap efektif atau tahap ke tiga merupakan tahap dimana komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh pengasuh dan santri terkait dengan diri pribadi yang mana pada tahap ini

Subjek penelitian adalah 30 siswa remaja di Kabupaten Sleman. 15 siswa pada sekolah pertama dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan 15 siswa pada sekolah kedua

Bahkan doktrin ulama Kufah itu agak mencerminkan ajaran resmi yang berkembang pada masa Hammad Ibn Abi Sulayman (w. 120/736), yakni seorang ahli hukum Kufah yang pertama