• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 Analisis Hasil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 Analisis Hasil"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4

Analisis Hasil

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah gay dewasa muda yang berusia 20-40 tahun, mengidentifikasikan diri sebagai penyuka sesama jenis serta berdomisili di wilayah DKI Jakarta. Berdasarkan kriteria subjek penelitian tersebut diperoleh 40 orang yang menjadi partisipan. Berikut ini akan dijabarkan gambaran umum subjek penelitian berdasarkan domisili, usia, suku bangsa, tempat tinggal, tingkat pendidikan terakhir, status hubungan serta keikutsertaan dalam komunitas.

4.1.1 Gambaran responden berdasarkan domisili

Gambar 4.1 Responden Berdasarkan Domisili

Berdasarkan gambar tersebut, dapat dilihat bahwa responden berasal dari berbagai wilayah di Jakarta. Gambar tersebut menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini paling banyak berdomisili di wilayah Jakarta Selatan dengan komposisi 15 responden (37,5 %), disusul dengan 12 responden (30 %) yang berdomisili di Jakarta Barat, 10 responden (25%) di Jakarta Pusat, 2 responden (5%) berdomisili di Jakarta Timur serta 1 responden (2,5%) yang berdomisili di Jakarta utara.

(2)

4.1.2 Gambaran responden berdasarkan usia

Gambar 4.2 Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan diagram tersebut, dapat dilihat bahwa komposisi responden terdiri dari 18 responden (45 %) berusia 20-25 tahun, 10 responden (25%) berusia 26-30 tahun, 7 responden (17,5%) berusia 31-35 tahun dan 5 responden (12,5%) yang berusia antara 36-40 tahun.

4.1.3. Gambaran responden berdasarkan suku bangsa

Gambar 4.3 Responden Berdasarkan Suku Bangsa

Berdasarkan diagram tersebut, dapat dilihat bahwa responden paling banyak berasal dari suku bangsa Jawa, yaitu 15 responden (37,5%), 13 responden (32,5%) dengan suku bangsa Tionghoa, 5 responden (12,5%) suku bangsa Sunda, 2 responden (5%) suku bangsa betawi, 1 responden (2,5%) suku bangsa Aceh, 1 responden (2,5%) suku bangsa Batak, , 1 responden (2,5%) suku bangsa Flores, 1 responden (2,5%) suku bangsa Melayu dan 1 responden (2,5%) suku bangsa Minang.

(3)

4.1.4 Gambaran responden berdasarkan tempat tinggal

Gambar 4.4 Responden Berdasarkan Tempat Tinggal

Berdasarkan diagram tersebut, dapat dilihat bahwa komposisi reponden terdiri dari 18 responden (45%) bertempat tinggal serumah dengan orang tua, 12 responden (30%) bertempat tinggal di kost, 8 responden (20%) yang bertempat tinggal di rumah kontrakan, serta 2 responden (5%) telah memiliki rumah atau kediaman pribadi.

4.1.5 Gambaran responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir

Gambar 4.5 Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir

Berdasarkan diagram tersebut, dapat dilihat bahwa rentang tingkat pendidikan pada responden berkisar dari SMP hingga S2 dengan komposisi 21 responden (52,5%) dengan latar belakang pendidikan SMA, 13 responden (32,5%) dengan latar pendidikan S1, 3 responden (7,5%) dengan latar belakang pendidikan S2, 2 responden (5%) dengan latar belakang pendidikan SMP, dan terdapat 1 responden (2,5%) dengan latar belakang pendidikan D3.

(4)

4.1.6 Gambaran responden berdasarkan status hubungan

Gambar 4.6 Responden Berdasarkan Status Hubungan

Berdasarkan diagram tersebut, dapat dilihat bahwa komposisi responden yang sedang memiliki status hubungan dengan sesama jenis atau In a relationship adalah sejumlah 24 responden (60%) dan 16 responden (40%) lainnya sedang menyandang status single.

4.1.7 Gambaran responden berdasarkan keikutsertaan dalam komunitas

Gambat 4.7 Responden Berdasarkan Keikutsertaan dalam Komunitas

Berdasarkan diagram tersebut, dapat terlihat bahwa terdapat 32 responden (80%) yang ikut serta atau bergabung dalam komunitas, sedangkan 8 responden lainnya (20%) tidak ikut serta atau bergabung dalam komunitas.

(5)

4.2 Hasil Pengolahan Data 4.2.1 Uji normalitas

Dalam sebuah penelitian kuantitatif, uji normalitas dibutuhkan untuk melihat persebaran distribusi data dari alat ukur yang digunakan. Menurut Priyatno (2013), uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk melihat tingkat kenormalan sebuah data, apakah berdistribusi normal atau tidak. Menurut Priyatno (2013), kriteria pengujian metode kolmogrov-smirnov adalah apabila nilai signifikansi p > 0,05 , maka data berdistribusi normal. Namun, apabila nilai signifikansi p < 0,05, maka sebaran data tidak berdistribusi normal.

Tabel 4.1 Uji Normalitas

Sumber : Hasil Olah Data SPSS

Berdasarkan tabel tersebut, hasil analisa uji normalitas menunjukkan bahwa nilai self acceptance (SA) adalah 0,162. Sedangkan, nilai perceived social support (PSS-number) adalah 0,200 dan nilai perceived social support (PSS-satisfaction) adalah 0,074. Keseluruhan data menunjukkan bahwa (p) > 0,05. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, skor signifikansi yang menunjukkan lebih dari 0,05 dapat diartikan bahwa distribusi persebaran data adalah normal.

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

SA ,119 40 ,162

PSS (Number) ,098 40 ,200*

PSS (Satisfaction) ,133 40 ,074

*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction

(6)

4.2.2 Uji hipotesis

Setelah dilakukannya uji normalitas, dapat diketahui bahwa data berdistribusi normal. Dengan demikian, analisa korelasi yang digunakan adalah analisa korelasi Pearson Product-Moment Correlation. Hasil dari perhitungan korelasi melalui SPSS versi 21 menunjukkan data sebagai berikut :

Tabel 4.2

Korelasi Pearson PSS (Number) dan SA Correlation

SA PSS (Number) Pearson Correlation .287

Sig. (2-tailed) .072 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber : Hasil Olah Data SPSS

Berdasarkan hasil analisa korelasi dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa Perceived Social Support (number) dan Self Acceptance tidak memiliki korelasi yang signifikan (r = 0,287 dan p > 0,05). Dengan demikian hipotesis nol (Ho1) diterima dan hipotesis alternatif (Ha1) ditolak, yang artinya tidak ada hubungan antara perceived social support (number) dan self acceptance pada gay dewasa muda.

Tabel 4.3

Korelasi Pearson PSS (Satisfaction) dan SA Correlation

SA PSS (Satisfaction) Pearson Correlation .577**

Sig. (2-tailed) .000 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : Hasil Olah Data SPSS

Disamping itu, perceived social support (satisfaction) dan self acceptance memiliki korelasi yang signifikan (r = 0,577 dan p < 0,05). Dengan demikian hipotesis nol (Ho1) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha1) diterima, yang artinya terdapat hubungan antara perceived social support (satisfaction) dan self acceptance pada gay dewasa muda. Sugiyono (2010) menyatakan bahwa interpretasi hasil koefisien korelasi dapat dikategorisasikan sebagai berikut :

(7)

Tabel 4.4

Rentang Nilai Koefisien Korelasi

Skor Keterangan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 - 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber : Data Olahan Peneliti

Dari perhitungan data yang diperoleh, maka perceived social support (satisfaction) dan self acceptance memiliki korelasi yang signifikan (r = 0,577 dan p < 0,05). Dengan indeks koefisien korelasi sebesar 0,577 maka dapat dikatakan bahwa hubungan di antara keduanya termasuk ke dalam kategori korelasi sedang, yaitu dengan skor 0,577. Arah hubungan di antara keduanya positif yang berarti Semakin tinggi perceived social support (satisfaction) maka semakin tinggi pula self acceptance. Begitu pula sebaliknya, dimana semakin tinggi self acceptance maka semakin tinggi pula perceived social support (satisfaction).

(8)

4.2.3 Norma self acceptance

Kuesioner variabel self acceptance menggunakan skala Likert 1-4, dimana skor minimum yang dapat diperoleh oleh responden adalah 32 (skor 1 dikalikan dengan 32 butir) dan skor maksimum yang dapat diperoleh adalah 128 (skor 4 dikalikan dengan 32 butir). Hasil yang diperoleh dari 40 responden adalah jumlah skor 65 sebagai nilai paling rendah dan jumlah skor 116 sebagai skor paling tinggi. Norma diperoleh berdasarkan mean skor total dari 40 subjek sebesar 96.43

Tabel 4.5

Mean Skor Self Acceptance

Mean Std. Deviation Min Max

96.43 12.191 65 116

Sumber: Data Olahan Peneliti

Responden memiliki rata-rata skor 96,43 untuk variabel self acceptance.

Penghitungan nilai rata-rata akan digunakan untuk membagi responden pada norma berikut ini :

Tabel 4.6

Norma Self Acceptance

Nilai Kategori Self Acceptance N

32-96 Rendah 16

97-128 Tinggi 24

Sumber: Data Olahan Peneliti

Dari tabel diatas, dapat dilihat rentang perolehan skor responden. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari total 40 responden didapatkan 16 responden (40 %) termasuk dalam kategori self acceptance rendah dan 24 responden (60%) termasuk dalam kategori self acceptance tinggi.

(9)

4.3 Analisa Tambahan

4.3.1 Analisa korelasi antara PSS (number) dan PSS (satisfaction)

Tabel 4.7

Korelasi antara PSS (Number) dan PSS (Satisfaction) Correlation

PSS (Satisfaction) PSS (Number) Pearson Correlation .549**

Sig. (2-tailed) .000

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber: Hasil Olah Data SPSS

Ditemukan juga analisa tambahan bahwa perceived social support (number) dan perceived social support (satisfaction) memiliki korelasi yang signifikan (r = 0,549 dan p < 0,05). Dengan indeks koefisien korelasi sebesar 0,549 maka dapat dikatakan bahwa hubungan di antara keduanya termasuk ke dalam kategori korelasi sedang, yaitu dengan skor 0,549. Hal ini berarti semakin tinggi perceived social support (number) responden maka semakin tinggi pula perceived social support (satisfaction) responden.

(10)

4.3.2. Analisa penyedia dukungan berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.8

Penyedia Dukungan Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber: Data Olahan Peneliti

Berdasarkan data yang telah diperoleh, peneliti ingin mengetahui mengenai penyedia social support bagi responden ditinjau dari jenis kelamin. Oleh karena itu, peneliti melakukan penghitungan terhadap kuantitas penyedia dukungan yang ditinjau dari alat ukur untuk perceived social support-number (SSQN). Dari hasil analisa data, dapat diketahui bahwa penyedia social support terhadap 40 responden terdiri dari jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Dengan komposisi penyedia dukungan yang terdiri dari 173 laki-laki (51,34%) dan 164 perempuan (48,66%).

4.3.3 Analisa penyedia dukungan berdasarkan kategori hubungan

Ketika peneliti mengidentifikasi penyedia social support bagi 40 responden penelitian, peneliti menemukan bahwa dari keseluruhan total 27 item alat ukur untuk perceived social support-number (SSQN), terdapat 20 jenis hubungan yang ditulis oleh responden untuk menjabarkan penyedia social support yang dipersepsikan oleh responden. 20 jenis hubungan terdiri dari ayah/papa, ibu/mama, tante/bibi, paman/om, adik, kakak, sepupu, ipar, teman kerja/teman kantor, atasan, supervisor, teman kuliah, teman lama, teman dekat, sahabat, teman sekolah, teman SMP, teman komunitas, teman organisasi dan pacar/kekasih/pasangan.

Berdasarkan data yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa responden menuliskan list penyedia dukungan berasal dari anggota keluarga, pasangan, teman maupun rekan kerja. Oleh karena itu, peneliti mengelompokkan ragam penyedia dukungan bagi responden ke dalam empat kategori, yaitu kategori keluarga, rekan kerja, teman dan pasangan. Kategori keluarga yang dimaksud dalam data penelitian ini termasuk dukungan dari pihak ayah/papa, ibu/mama , tante/bibi, paman/om, adik,

Statistics

Laki-laki Perempuan

Sum 173 164

(11)

kakak, sepupu serta saudara ipar dari responden. Kategori rekan kerja termasuk rekan kerja responden (teman kantor/teman kerja), supervisor serta atasan dari responden. Selanjutnya, untuk kategori teman merupakan list keseluruhan teman yang dapat ditulis oleh responden sebagai teman kuliah, teman lama, teman dekat, sahabat, teman sekolah, teman SMP, teman komunitas, teman organisasi. Untuk kategori pasangan merupakan list pasangan responden yang dapat ditulis sebagai kekasih, pasangan atau pacar.

Setelah mengelompokkan penyedia social support berdasarkan hubungan dengan responden dalam 4 kategori, peneliti melakukan analisa data untuk mengetahui jumlah keseluruhan penyedia dukungan dari masing-masing kategori sebagai berikut ini : Tabel 4.9

Penyedia Dukungan Berdasarkan Kategori Hubungan

Sumber: Data Olahan Peneliti

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat perbedaaan jumlah persentase dari keempat kategori penyedia dukungan berdasarkan hubungan dengan responden. Dengan melihat hasil persentase dari masing-masing kategori dapat diketahui bahwa jumlah persentase tertinggi adalah pada kategori teman dengan persentase sebesar 53,12% (179 orang). Selanjutnya disusul dengan kategori keluarga dengan persentase sebesar 34,42% (116 orang), kategori pasangan dengan persentase sebesar 7,12% (24 orang) dan kategori rekan kerja dengan persentase sebesar 5,34% (18 orang).

Statistics

Keluarga Rekan Kerja Teman Pasangan

Sum 116 18 179 24

(12)

4.3.4. Analisa korelasi antara SSQ family score dan self acceptance

Tabel 4.10

Korelasi antara SSQ Family Score dan Self Acceptance Correlation Self Acceptance SSQ Family Score Pearson Correlation ,444** 004 Sig. (2-tailed)

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **. P < 0.01 level.

Sumber: Data Olahan Peneliti

Meninjau dari alat ukur social support questionnaire yang digunakan untuk melihat perceived social support (number) dan perceived social support (satisfaction), Sarason, et.al. (1983) mengemukakan bahwa peneliti juga dapat mendapatkan data tambahan, yaitu social support questionnaire-family score dengan cara menjumlahkan setiap penyedia dukungan yang merupakan anggota keluarga. Berdasarkan hasil analisa korelasi dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa social support suestionnaire- family score dan self acceptance memiliki korelasi yang signifikan (r = 0,444 dan p < 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara SSQ family score dengan self acceptance. Hal ini berarti semakin tinggi SSQ family score pada responden maka semakin tinggi pula self acceptance pada responden.

(13)

Tabel 4.11

Crosstab Self Acceptance dan Status Hubungan

Status Hubungan Total In a Relationship Single Self Acceptance Tinggi Count 14 10 24 % of Total 35.0% 25.0% 60.0% Rendah Count 10 6 16 % of Total 25.0% 15.0% 40.0% Total Count 24 16 40 % of Total 60.0% 40.0% 100.0% Sumber: Hasil Olah Data SPSS

Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa individu yang memiliki self acceptance yang tinggi terdiri dari 24 responden dan individu yang memiliki self acceptance yang rendah terdiri dari 16 responden. 24 responden dengan self acceptance yang tinggi terdiri dari 14 responden (35,0%) yang sedang menjalani status in relationship dan 10 responden (25,0%) yang sedang menjalani status single. Selanjutnya, 16 responden dengan self acceptance yang rendah terdiri dari 10 responden (25,0%) yang sedang menjalani status in relationship dan 6 responden (15,0%) yang sedang menjalani status single.

(14)

4.3.6 Crosstab antara self acceptance dengan keikutsertaan dalam komunitas

Tabel 4.12

Crosstab Self Acceptance dan Keikutsertaan dalam Komunitas

Keikutsertaan Dalam Komunitas Total Ya Tidak Self Acceptance Tinggi Count 22 2 24 % of Total 55.0% 5.0% 60.0% Rendah Count 10 6 16 % of Total 25.0% 15.0% 40.0% Total Count 32 8 40 % of Total 80.0% 20.0% 100.0 % Sumber: Hasil Olah Data SPSS

Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa individu yang memiliki self acceptance yang tinggi terdiri dari 24 responden dan individu yang memiliki self acceptance yang rendah terdiri dari 16 responden. 24 responden dengan self acceptance yang tinggi terdiri dari 22 responden (55,0%) yang ikut serta dalam komunitas dan 2 responden (5,0%) yang tidak ikut serta dalam komunitas. Selanjutnya, 16 responden dengan self acceptance yang rendah terdiri dari 10 responden (25,0%) yang ikut serta dalam komunitas dan enam responden (15,0%) yang tidak ikut serta dalam komunitas.

Referensi

Dokumen terkait

dan server terhubung dengan Switch.Dimana database dan system terdapat pada server tersbut.Server juga dihubungan dengan sebuah modem yang kemudian digunakan

Selama ini SMP Negeri 2 Brangsong belum memprogramkan layanan bimbingan kelompok dan belum melaksanakan layanan untuk mengurangi kecemasan berbicara di depan kelas siswa; (2)

Hasil analisa sidik ragam perhitungan jumlah semut yang dihasilkan dapat diketahui jumlah semut tertinggi terdapat pada perlakuan dengan pakan instar I Ratu 0,67

Objek Penelitian adalah seluruh informasi yang berkaitan dengan rehabilitasi sebagai upaya perlindungan hukum terhadap pengguna narkotika. Objek penelitian meliputi

DUWLQ\D WHUMDGL NHFHQGHUXQJDQ SHQLQJNDWDQ NLQHUMD NHWXD WLP NHSHUDZDWDQ \DQJ FXNXS EHUPDNQD SDGD NHORPSRN HNVSHULPHQ \DLWX VHEHVDU 1LODL WHUVHEXW PHQXQMXNNDQ EDKZD SHODWLKDQ

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar matematika yang diajarkan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two

1) Mengingat.. Item no 1 diarahkan pada pertanyaan thaharah mengajarakan kepada kita agar selalu hidup ?. hasil jawabannya menunjukan 28 orang siswa menjawab benar dan 4 orang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial pada PT DANLIRIS adalah variabel perbaikan sistem secara