• Tidak ada hasil yang ditemukan

-- / --.~:::.~~ =---J

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "-- / --.~:::.~~ =---J"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

--

/

-Menimbang Mengingat

,

.-~~~

--.~:::.~~

=---J

~.\

.

. - '

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

NOMOR 95 TAHUN 2009

TENTANG

FORMASI JABATAN FUNGSIONAL TEKNISI GIGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

a. bahwa untuk menunjang kelancaran penyelenggaraan urusan dibidang kesehatan, perlu menata Jabatan Fungsional Teknisi Gigi;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a

dan untuk menjamin pembinaan karir Jabatan Fungsional Bidang

Kesehatan, maka perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Formasi Jabatan Fungsional Teknisi Gigi;

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan;

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;

4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang

Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil; 7. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan

(2)

Menetapkan

8. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

Per/06/M.PAN/4/2007 tentang Jabalan Fungsional Teknisi Gigi dan

Angka Kredilnya;

9. Peraluran Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tenlang Organisasi Perangkal

Daerah;

10. Peraluran Gubernur Nomor 58 Tahun 2008 lenlang Penempalan dan

Pemindahan Penugasan Pejabal Fungsional;

11. Kepulusan Gubernur Nomor 70 Tahun 2002 lenlang Organisasi dan Tala

Kerja Sekrelarial Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukola Jakarta;

12. Kepulusan Gubernur Nomor 85 Tahun 2002 lenlang Pelunjuk

Pelaksanaan Penyusunan Pengusulan dan Penerapan Jabalan

Fungsional di Lingkungan Pemerinlah Propinsi Daerah Khusus Ibukola Jakarta;

13. Kepulusan Gubernur Nomor 5 Tahun 2004 lenlang Penelapan Jenis

Jabalan Fungsional di Lingkungan Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukola Jakarta;

MEMUTUSKAN :

PERATURAN GUBERNUR TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL TEKNISI GIGI.

BABI

KETENTUAN UMUM Pasal1

Dalam Peraluran Gubernur ini yang dimaksudkan dengan : 1. Daerah adalah Daerah Khusus Ibukola Jakarta.

2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerinlahan Daerah.

3. Gubernur adalah Gubernur Kepala Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukola Jakarta.

4. Badan Kepegawaian Daerah yang selanjulnya disingkal BKD adalah Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukola Jakarta.

5. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Khusus Ibukola Jakarta.

6. Teknisi Gigi adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, langgung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabal yang berwenang

unluk melakukan kegialan pelayanan leknik gigl.

7. Pelayanan leknik gigi adalah Serangkaian kegialan yang melipuli

perencanaan, pembualan dan penilaian polesa gigi, pesawal orthodonli lepasan dan prolesa maxilla facial.

(3)

3

8. Laboratorium teknik gigi adalah Sarana pelayanan teknik gigi yang dapat

menunjang berlangsungnya pelayanan pembualan protesa gigi, pesawat orthodonli lepasan dan prolesa maxilla facial yang berkualitas.

9. Prolesa gigi adalah Alat bantu yang dipasang di dalam mulul pasien

unluk mengembalikan fungsi estelik, fungsi pengunyahan dan fungsi bicara.

10. Pesawal orthodonti lepasan adalah Sualu alaI yang digunakan untuk

memperbaiki gigi geligi yang maloklusi atau posisinya tidak normal sehingga susunan antara gigi geligi pada rahang atas dan rahang bawah menjadi lebih baik.

11. Protesa maxillo facial adalah Suatu alat yang berkaitan dengan

rehabililasi rahang alas dan rahang bawah.

12. Formasi Jabatan Fungsional adalah JLJmlah dan susunan pangkal

Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan oleh suatu Saluan Organisasi Perangkal Daerah unluk melaksanakan tug as pokok dalam jangka waklu tertenlu yang ditelapkan oleh Gubernur.

13. Tim PeniiaiAngka Kredil adalah Tim Penilai yang membanlu Pejabal

yang berwenang dalam rangka penetapan angka kredil bagi Pejabal Fungsional Teknisi Gigi.

BAB II

JENIS DAN KEDUDUKAN Pasal2

Jabatan Teknisi Gigi termasuk dalam rumpun kesehatan.

Pasal3

Teknisi Gigi berkedudukan sebagai pelaksana teknis dibidang pelayanan teknik gigi pada laboratorium teknik gigi di Lingkungan Pemerintah Daerah

yang tugas pokoknya melipuli kegiatan perencanaan, pembuatan clan

penilaian prolesa gigi melipuli gigi tiruan penuh dan sebagian, gigi liruan cekat, serta pembualan pesawal orthodonli lepasan dan prolesa maxillO facial.

BAB III

JENJANG JABATAN DAN PANGKAT/GOLONGAN Pasal4

(1) Jenjang Jabalan Teknisi Gigi, dari yang terendah sampai dengan yang

tertinggi, adalah :

(4)

(2) Jenjang Pang1<atlGolongan Teknisi Gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan jenjang jabatannya, yaitu :

a. Teknisi Gigi Pelaksana :

1. Pengatur, Golongan Ruang II/e; dan 2. Pengatur Tingkat I, Golongan Ruang II/d. b. Teknisi Gigi Pelaksana Lanjutan :

1. Penata Muda, Golongan Ruang III/a; dan 2. Penata Muda Tingkat I, Golongan Ruang III/b. e. Teknisi Gigi Penyelia :

1. Penata, Golongan Ruang III/e; dan 2. Penata Tingkat I, Golongan Ruang III/d.

BAB IV

PENGHITUNGAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL Pasal 5

(1) Penghitungan.formasi Jabatan Fungsional dilakukan dengan eara volume masing-masing kegiatan dikalikan waktu rata-rata penyelesaian kegialan dibagi jam kerja efektif dalam satu tahun.

(2) Waktu rata-rata sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan waktu penyelesaian minimal ditambah waktu penyelesaian maksimal dibagi dlla. (3) Jam kerja efektif satu tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah

1.250 (seribu dua ratus lima puluh) jam.

(4) Rincian kegiatan sebagaimana dimakslId pada ayat (1) tereanturn dalarn Lampiran I Peraturan Gubernur ini.

BAB V

KEBUTUHAN DAN PENGISIAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL

Pasal6

(1) Kebutuhan Forrnasi Jabatan Fungsional Teknisi Gigi sesual jenjang jabatan sebagairnana tereantum dalam Lampiran II Peraturan Gubernur ini.

(2) Formasi Jabatan Fungsional Teknisi Gigi akan ditinjau ulang seliap 5 (lima) tahun atau sesuai dengan kebutuhan dan perhitungan beban tugas berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(5)

5

Pasal 7

(1) Usulan pengisian formasi Jabatan Fungsional Teknisi Gigi dari Kepala

Dinas Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3), selanjutnya dilakukan penilaian prestasi kerja oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD).

(2) Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dalam melakukan penilaian

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibantu oleh Tim Penilai yang ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

BAB VI

PERSYARATAN JABATAN FUNGSIONAL Pasal 8

(1) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam Jabatan Fungsional Teknisi

Gigi harus memenuhi persyaratan, sebagai berikut :

a. berijazah paling rendah Diploma III sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan;

b. pangkat paling rendah Pengatur, Golongan Ruang life;

c. setiap unsur penilaian prestasi kerja dan pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.

d. memenuhi jumlah angka kredit yang dilentukan untuk jabatanfpangkat yang diduduki.

e. memiliki p.engalaman dibidang kegiatan Teknisi Gigi

sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun.

f. usia setinggi-tingginya 50 (lima puluh) tahun pada saat ditetapkan

sebagai Pejabat Fungsional Teknisi Gigi.

(2) Penetapan jenjang Jabatan Fungsional Teknisi Gigi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), ditetapkan berdasarkan jumlah angka kredit yang diperoleh dari unsur utama dan unsur penunjang setelah diletapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit.

(3) Pangkat yang ditetapkan bagi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) adalah sama dengan pangkat yang dimiliki Pegawai yang bersangkulan.

BABVII

PENGANGKATAN, KENAIKAN PANGKAT DAN TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL

Pasal9

Pengangkatan dan pemberhentian Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil dalam dan dari Jabatan Fungsional Teknisi Gigi ditetapkan oleh Gubernur.

(6)

(2) Usulan kenaikan pangkat/jabatan disampaikan kepada Gubernur melcllui BKD setelah ditetapkan angka kredit dan Keputusan Jabatan Fungsional Teknisi Gigi dalam jenjang jabatan sesuai dengan angka kredit yang diperoleh.

Pasal11

Pejabat Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 diberikan tunjangan jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VIII

KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal12

Untuk kepentingan dinas dan/atau menambah pengetahuan dan pengembangan karir, Pejabat Fungsional Teknisi Gigi dapat dipindahkan ke Jabatan Struktural atau Jabatan Fungsional lainnya sepanjang memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan.

BABIX

KETENTUAN PENUTUP Pasal13

Peraturan Gubernur ini mula! berlaku pad a tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 8 Juni 2009

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUK TA JAKARTA,

Diundangkan di Jakarta

pad'ill~flnggal15 Juni 2009

SEKRETARIS DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

~~

MUHAYAT

(7)

Lampiran I Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Nomor 95 TAHUN 2009

Tanggal 8 Juni 2009

RINCIAN KEGIATAN DAN UNSUR YANG DINILAI BAGI PEJABAT FUNGSIONAL TEKNISI GIG I

A. Teknisi Gigi Pelaksana :

1. Menyiapkan peralatan dan bahan gigi tiruan dengan tingkat kesulitan I. 2. Membuat gigi tiruan.

3. Membuat gigi tiruan sebagian lepasan dengan cengkeram dengan kehilangan

gigi 1-3 elemen (horse shoe).

4. Membuat sendok cetak perorangan.

5.

Membuat gelangan gigi dengan malam.

6. Membuat single crown akrilik. 7. Membuat cantilever bridge akrilik.

8. Membuat bridge akrilik dengan jumlah elemen 3 atau lebih.

9. Membuat inlay/uplay dengan bahan akrilik.

10. Membuat model die (pindex, die lock tray system). 11. Membuat splint oklusal.

12. Membuat bionator.

13. Mereparasi gigi tiruan retak akrilik.

14. Mereparasi gigi tiruan akrilik 'patah tanpa ada bagian gigi tiruan yang hilang.

15. Mereparasi gigi tiruan akrilik patah dengan sebagian gigi tiruan yang hilang.

16. Mereparasi gigi tiruan akrilik dengan penambahan elemen gigi.

17. Mereparasi gigi tiruan dengan penyesuaian batas pinggir protesa (relining).

18. Melakukan penggantian basis gigi tiruan akrilik dengan basis gigi yang baru (rebasing) 19. Mereparasi gigi tiruan akrilik dengan penambahan cengkeram.

20. Mereparasi orthodonti lepasan. 21. Mereparasi cekat akrilik.

B. Teknisi Gigi Pelaksana Lanjutan :

1. Menyiapkan peralatan dan bahan gigi tiruan dengan tingkat kesulitan II.

2. Membuat gigi tiruan sebagian lepasan dengan cengkeram pad a kehilangan

gigi 4 - 13 elemen.

3. Membuat gigi tiruan penuh rahang atas atau bawah dengan basis akrilik. 4. Membuat gigi tiruan penuh rahang atas dan bawah dengan basis akrilik.

5. Membuat gigi tiruan kombinasi kerangka logam pada satu sisi rahang atas atau bawah

(unilateral).

6. Membuat gigi tiruan kombinasi kerangka logam pada dua sisi rahang (bilateral).

7. Membuat gigi tiruan kombinasi kerangka logam lengkap rahang atas dan bawah (full denture).

8. Membuat single crown deng,~ln bahan logam.

9. Membuat bridge dengan bahan logam.

10. Membuat inlay/onlay/uplay dengan bahan logam. 11. Membuat pasak/pin logam (post core).

12. Membuat coping metal.

13. Membuat retensi plat dengan labial bow dan retensi sirkumferensial.

14. Membuat retensi plat dengan labial bow dan cengkeram adam's atau arrow head.

15. Membuat aktivator dengan penambahan spring.

16. Membuat aktivator dengan penambahan caninen buccal retractor 1 (satu) atau 2 (dua) buah.

(8)

21. Membuat feeding plate.

22. Mereparasi gigi tiruan dengan penambahan cengkeram dan elemen gigi p8da kerangka logam.

23. Mereparasi cekat logam.

24. Mereparasi cekat logam kombinasi akrilik. 25. Mereparasi gigi tiruan kerangka logam. 26. Mereparasi cekat keramik.

27. Mereparasi prothesa maxillo facial. C. Teknisi Gigi Penyelia :

1. Menyiapkan peralatan dan bahan gigi tiruan dengan lingkat kesulitan III.

2. Membuat basis kerangka logam pad a dua sisi rahang atas atau bawah (bilateral). 3. Membuat basis kerangka logam lengkap rahang atas atau bawah (full denture). 4. Membuat basis kerangka logam pad a dua sisi rahang atas atau bawah (bilateral). 5. Membuat single crown akrilik dengan kombinasi logam.

6. Membuat bridge dengan kombinasi logam. 7. Membuat mahkota pasak.

8. Membuat single crown porcelein dengan coping logam. 9. Membuat bridge metal porcelein dengan 3 elemen. 10. Membuat inlay, onlay, dan uplay metal porcelein. 11. Membuat implant crown.

12. Membuat precission attachment unilateral. 13. Membuat precission attachment bilateral. 14. Membuat coping porcelein.

15. Membuat single crown all porcelein. 16. Membuat bridge all porcelein.

17. Membuat inlay, onlay dan uplay all porcelein.

18. Membuat crown and bridge dengan abutment implant. 19. Membuat bruxism splint.

20. Membuat prothesa mata. 21. Membuat prothesa wajah.

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUK TA JAKARTA,

(9)

Lampiran II Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Nomor 95 TAHUN 2009

Tanggal 8 Jun; 2009

KEBUTUHAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL TEKNISI GIGI

I. Jenjang Jabatan Total Waktu Penyelesaian Pekerjaan 1 tahun Jumlah Formasi

Teknisi Gigi Pelaksana 55,399.50 44

Teknisi Gigi Pelaksana Lanjutan 56,358.90 45

Teknisi Gigi Penyelia 46,923.75 36

GUBERNUR P~9JVINSI DAERAH KHUSUS

Referensi

Dokumen terkait

Kebutuhan air baku di Kabupaten Klaten, Kecamatan Jatinom, khususnya Desa Jemawan selama ini diperoleh dari air sumur dan untuk kebutuhan irigasi menggunakan pola

Gudang yang harus didaftarkan itu, sesuai dengan pendirian dan maksud tersebut diatas, adalah ruangan yang memang dipergunakan untuk menyimpan barang-barang perusahaan, dan yang

Tren pertumbuhan positif pada triwulan III tahun 2017 terjadi pada pertumbuhan produksi industri Barang galian bukan logam di Provinsi Banten dan skala Nasional yang

In all essays you must give specific points to support your argument. Sometimes a topic will be quite abstract and it is important to realise that you need to use examples

Pada rekam medis (RM) tidak terdapat data yang lengkap mengenai pemeriksaan laboratorium leukosit darah pasien pre

Setelah melalui proses Pelelangan Sederhana pengadaan barang/jasa pada paket tersebut diatas, Kelompok Kerja (Pokja) I Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kota Kotamobagu

[r]

[r]