• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KINERJA PEMASARAN UNTUK MENCAPAI KEUNGGULAN BERSAING (STUDI PADA CENTRA INDUSTRI PAKAIAN BATIK DI PEKALONGAN)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KINERJA PEMASARAN UNTUK MENCAPAI KEUNGGULAN BERSAING (STUDI PADA CENTRA INDUSTRI PAKAIAN BATIK DI PEKALONGAN)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KINERJA PEMASARAN UNTUK MENCAPAI KEUNGGULAN BERSAING (STUDI PADA CENTRA INDUSTRI PAKAIAN BATIK DI

PEKALONGAN) Imam Gozali

Fakultas Ekonomika Dan Bisnis UNTAG Semarang Email : gozali313@gmail.com

CH Asta Nugraha

Fakultas Ekonomika Dan Bisnis UNTAG Semarang Email : steak_first@yahoo.com

Abstrak

Tinggi rendahnya kinerja pemasaran akan berpengaruh pada tinggi rendahnya keunggulan bersaing perusahaan (Diosdad 2003). Sedang kinerja pemasaran dibangun melalui tiga landasan bisnis, yaitu orientasi strategi, kreativitas dan inovasi. Orientasi strategi perusahaan berfokus pada pelanggan, pesaing, dan teknologi. Kreativitas bersumber pada proses pemikiran intelektual atas usaha-usaha kognitif,yang bukan saja menghasilkan ide-ide baru, tetapi juga menemukan jalan yang lebih baik untuk menyelesaikan masalah yang ada. Adapun inovasi mengacu pada pengembangan produk baru yang berbeda dari pesaing. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh orientasi strategi, kreativitas dan inovasi terhadap kinerja pemasaran dan keunggulan bersaing pada centra industri pakaian batik di Pekalongan. Penelitian dilakukan dengan metode survey dan menggunakan kuesioner. Pengambilan sample dilakukan dengan cara accidental sampling sebanyak 100 responden. Sedang teknik analisis data menggunakan analisis SEM (Structural Equation Model). Hasil penelitian merekomendasikan Orientasi strategi, Kreativitas dan Inovasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pemasaran.Orientasi strategi, kreativitas dan Inovasi berpengaruh terhadap keunggulan bersaing melalui kinerja pemasaran. Kinerja pemasaran berpengaruh langsung terhadap keunggulan bersaing pada Centra Industri Pakaian Batik Di Pekalongan.

Kata Kunci: kinerja pemasaran, orientasi strategi, kreativitas, inovasi, keunggulan bersaing.

Abstract

The level of marketing performance will affect the level of competitive advantage companies (Diosdad 2003). Marketing performance is being built through three business foundation, namely the orientation of strategy, creativity and innovation. The orientation of the company's strategy to focus on customers, competitors, and technology. Creativity rooted in the intellectual thought process on cognitive efforts, which not only generate new ideas, but also find a better way to solve the existing problems. The innovation refers to the development of new products different from competitors. This study aimed to examine the effect of the orientation of strategy, creativity and innovation to the marketing performance and competitive advantage in the centra industry in Pekalongan batik clothes. The research was conducted using survey and questionnaire. Sampling was done by accidental sampling of 100 respondents. Techniques are being analyzed using SEM (Structural Equation Model) The results of the study merekomendasikanOrientasi strategy, creativity and innovation significantly affect the performance of pemasaran. Orientation strategy, creativity and innovation affect the competitive advantage through performance marketing. Marketing

(2)

performance directly affect the competitive advantage on Centra Industries Apparel Batik in Pekalongan.

Keywords: performance marketing, orientation strategy, creativity, inovation, competitive advantage.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dalam dunia usaha yang penuh persaingan ini perusahaan harus memahami kebutuhan dan keinginan konsumen. Untuk itu diperlukan pengetahuan dan kreativitas perusahaan untuk memenuhi keinginan konsumen. Inovasi sebagailangkah kedua yang sangat penting bagi dunia industri selalu dikembangkan sejalan dengan meningkatnya persaingan. Sebagai langkah ketiga industri harus menggunakan strategi orientasi dalam memasarkan produk/jasanya

Mudiantono (2005) mengatakan bahwa kreativitas perusahaan selalu diarahkan untuk menghasilkan kinerja permasaranyang mampu meningkatkan pertumbuhan penjualan, pertumbuhan pelanggan dan volume penjualan. Sedangkan inovasi secara konvensional mengacu pada terobosan yang berkaitan dengan produk baru, sehingga fokus inovasi adalah pada produk. Bauran produk dapat menghasilkan porsi pasar melalui diferensiasi atau diversifikasi produk/jasa (Merry,2003)

Orientasi strategi yang memadukan unsur pelanggan dan pesaing turut berperan serta dalam meningkatkan kinerja pemasaran perusahaan. Dengan kinerja pemasaran yang baik diharapkan dapat menciptakan competitive advantage bagi perusahaan. Karena menjadi pemimpin atau pioner sangat menguntungkan bagi perusahaan. Tingginya tingkat persaingan antar perusahaan membuat para pengambil keputusan perlu melakukan kajian yang mendalam tentang budaya perusahaan atas lima elemen yang saling berkaitan seperti orientasi pasar, teknologi, lingkungan, karyawan dan orientasi biaya (Diosdad, 2003). Dari studi yang dilakukan Maun

(2002) membuktikan bahwa kemampuan inovasi yang berkelanjutan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan pelanggan. Menurut penelitian yang dilakukan Li dan Calantone (1998) dalam Khamidah (2005) bahwa untuk mengetahui keberhasilan produk baru dapat dilihat dari kinerja pasarnya. Sedangkan menurut Han, Kim dan Srivasta (1998) dalam Khamidah (2005) mengatakan bahwa kinerja pemasaran dipengaruhi oleh faktor lingkungan, inovasi, dan orientasi pasar.Atas dasar uraian diatas maka penelitian ini diberi judul: Analisis Kinerja Pemasaran Untuk Mencapai Keunggulan Bersaing (Studi Pada Centra Industri Pakaian Batik Di Pekalongan).

Perumusan Masalah

Kinerja pemasaran sangat penting bagi perusahaan dalam menciptakan keunggulan bersaing. Adapun kinerja pemasaran itu sendiri dipengaruhi oleh bagaimana ukm centra industri batik pekalongan berorientasi strategi, usaha kreatif dan melakukan inovasi. Dengan demikian, rincian rumusan masalah yang hendak dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh orientasi strategi kreativitas dan inovasi terhadap kinerja pemasaran perusahaan untuk menciptakan keunggulan bersaing. Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah:

1. Bagaimana pengaruh orientasi strategi terhadap kinerja pemasaran?

2. Bagaimana pengaruh kreativitas terhadap kinerja pemasaran?

3. Bagaimana pengaruh inovasi terhadap kinerja pemasaran?

4. Bagaimana pengaruh orientasi strategiterhadap keunggulan bersaing? 5. Bagaimana pengaruh inovasi terhadap

(3)

6. Bagaimana pengaruh kinerja pemasaran terhadap keunggulan bersaing?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui pengaruh orientasi strategi

terhadap kinerja pemasaran.

2. Mengetahui pengaruh kreativitas terhadap kinerja pemasaran.

3. Mengetahui pengaruh inovasi terhadap kinerja pemasaran.

4. Mengetahui pengaruh orientasi strategi terhadap keunggulan bersaing

5. Mengetahui pengaruh inovasi terhadap keunggulan bersaing.

6. Mengetahui pengaruh kinerja pemasaran terhadap keunggulan bersaing.

Luaran dan Kontribusi Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan luaran dan kontribusi sbb.: 1. Luaran penelitian berupa publikasi

ilmiah dalam jurnal ber ISSN dan modul bahan ajar.

2. Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi referensi manajemen pemasaran bagi centra indsutri batik pekalongan, khususnya mengenai pengaruh orientasi strategi, kreativitas dan inovasi terhadap kinerja pemasaran dan keunggulan bersaing.

TELAAH PUSTAKA Orientasi Strategi

Gatigon dan Xuereb (1997) dalam Aditya 2004 memaparkan tiga indikator utama dari orientasi strategi perusahaan yaitu pelanggan, pesaing, dan teknologi. Konsep orientasi strategi ini selaras dengan prinsip orientasi pasar yang disimpulkan oleh Narver dan Slater (1990) dalam Aditya 2004 dengan menempatkan pelanggan dan pesaing sebagai faktor utama dengan dukungan koordinasi lintas fungsi yang sinergis. Orientasi strategi berdasarkan bahwa para pemasar yang efektif tidak hanya berusaha memenuhi kebutuhan konsumen, namun juga tantangan-tantangan yang ditimbulkan

pesaing dalam pasar sasaran. Akibatnya orientasi strategi memusatkan pada orientasi pesaing. Orientasi pesaing tidak menggantikan orientasi konsumen, melainkan memperkuatnya. Kombinasi dari orientasi konsumen dan orientasi pesaing dinamakan konsep pemasaran strategi (Teddy 2001 dalam Hariyanto 2003).

Orientasi strategi menggambarkan proses, praktek dan aktivitas pengambilan keputusan dalam memasuki pasar baru. Dimensi orientasi strategi meliputi agresivitas bersaing, proaktivitas keberanian mengambil resiko dan kemauan untuk berinovasi. Masing-masing dimensi bermanfaat untuk memprediksi sifat strategi (Lumpkin dan Dess 1996 dalam Hariyanto 2003).

Kreativitas

Kreativitas merupakan sebuah proses pemikiran intelektual yang membutuhkan sebuah kesepakatan hebat atas usaha-usaha kognitif (Shalley, 1991 dalam Adipoetra: 2004). Dampak kreatifitas atas perusahaan dari sebuah perspektif pemasaran, membuktikan bermanfaat untuk mengidentifikasikan lingkup minat pada hubungan kreativitas/bisnis yang berpengaruh langsung pada kinerja pemasaran dan kesuksesan bisnis secara keseluruhan (Fillis dan McAuley, 2000 dalam Adipoetra: 2004). Kreatifitas tidak selalu tentang ide-ide baru, tetapi dapat juga mengenai menemukan jalan yang lebih baik untuk menyelesaikan masalah yang ada. Oleh sebab itu kreativitas dipandang perlu dalam proses perencanaan strategi dalam pemasaran.

Pengukuran-pengukuran yang dapat dipakai dalam mengukur kreativitas strategi menurut Menon et al (1999, dalam Adipoetra: 2004) adalah pemilihan strategi sangat berbeda dari yang lainnya yang dikembangkan di masa lampau, strategi meliputi beberapa aspek baru yang dibandingkan terhadap strategi-strategi sebelumnya, strategi yang diterapkan saat ini lebih inovatif, strategi saat ini lebih

(4)

menantang dan beresiko dibandingkan dengan strategi sebelumnya. Menurut Mardiyanto (2002)Kreativitas dapat diukur dari: Pengambilan resiko, Mampu mengendalikan situasi, tidak takut akan kegagalan

Inovasi

Inovasi merupakan hal yang sangat penting bagi dunia usaha sejalan dengan meningkatnya persaingan dan tuntutan konsumen. Inovasi digunakan untuk mengembangkan produk yang berbeda dengan para pesaing. Dalam memperkenalkan produk baru diperlukan agresivitas dan kecepatan yang lebih tinggi dari para pesaing. Untuk mencapai hal itu sebuah perusahaan harus mampu memadukan faktor internal dan eksternal perusahaan sehingga tercapai pemahaman pasar yang maksimal dengan tingkat resiko terkecil (Hariyanto 2003). Inovasi adalah proses kreasi yang menghasilkan sesuatu yang baru yang mempunyai nilai bermakna bagi individu, kelompok, organisasi, industri, dan masyarakat. Inovasi dapat diartikan sebagai proses pengembangan produk baru, produk baru itu sendiri maupun proses mengadopsi produk baru (Zaltman 1973 dalam Verbees 2004). Suatu produk hanya dapat dikatakan baru untuk waktu yang terbatas (Hariyanto, 2003). Inovasi adalah bagaimana sebuah perusahaan atau seseorang menghasilkan uang dari kreativitas. Di bidang bisnis, dengan melakukan inovasi, perusahaan dapat menghadapi bukan saja pesaing, tetapi juga tantangan. Ketika kreativitas berada pada kultur organisasi yang benar, hasilnya adalah inovasi (Higgins 1995 dalam Hariyanto 2003).

Istilah inovasi diartikan sebagai terobosan yang terkait dengan produk-produk baru. Thompson 1965 dalam Wahyono 2002, mengemukakan bahwa inovasi adalah konsep yang lebih luas yang membahas penerapan gagasan, produk, atau proses yang baru. Sedangkan Hurley dan Hult 1998 dalam Wahyono 2002 mendefinisikan inovasi sebagai sebuah

mekanisme perusahaan untuk beradaptasi dalam lingkungan yang dinamis. Inovasi yang berkelanjutan dalam suatu perusahaan merupakan kebutuhan mendasar yang pada gilirannya akan mampu menciptakan keunggulan kompetitif (Wahyono, 2002).

Inovasi produk merupakan cara meningkatkan nilai sebagai sebuah komponen kunci kesuksesan sebuah operasi bisnis yang dapat membawa perusahaan memiliki keunggulan kompetitif dan menjadi pemimpin pasar (Henard dan Szymanski 2001 dalam Aditya 2004). Dan untuk memiliki keunggulan yang kompetitif maka diperlukan produk-produk yang unggul pula. Product leadership bertumpu pada prinsip-prinsip, pertama, inovasi produk yang akhirnya dapat mengendalikan pasar (market driving). Kedua, perusahaan yang

meluncurkan produk harus

memperhitungkan resiko tidak diterima pasar. Ketiga, perusahaan harus mengerahkan sumber daya manusianya untuk menggali kreasi-kreasi baru. Keempat, perusahaan harus memahami kebutuhan dan mampu mengedukasi pasar (Trearcy dan Wiersema, 1995 dalam Aditya 2004).

Inovasi merupakan fungsi penting dari manajemen karena memiliki hubungan dengan kinerja bisnis. Inovasi juga berfungsi sebagai alat untuk menjalin kelangsungan hidup, meningkatkan pertumbuhan perusahaan.

Kinerja Pemasaran

Kinerja perusahaan merupakan suatu konstruk atau faktor yang umum digunakan untuk mengukur dampak dari sebuah strategi perusahaan. Strategi perusahaan selalu diarahkan untuk menghasilkan kinerkja baik kinerja pemasaran maupun kinerja keuangan (Ferdinand 2000 dalam Wahyono 2002). Kinerja pemasaran merupakan konsep untuk mengukur prestasi pasar suatu produk. Setiap perusahaan berkepentingan untuk mengetahui prestasi pasar dari

(5)

produk-produknya, sebagai cermin dari keberhasilan perusahaannya di dunia persaingan bisnis (Wahyono 2002). Dimensi untuk mengukur kinerja pemasaran adalah pertumbuhan penjualan, pertumbuhan pelanggan serta tingkat keuntungan. Pertumbuhan penjualan akan bergantung pada jumlah pelanggan yang telah diketahui tingkat konsumsi rata-ratanya yang bersifat tetap. Bukti empirik menyatakan bahwa bagi manajemen pemasaran tingkat pertumbuhan pelanggan lebih penting daripada sekedar jumlah pelanggan yang dimiliki (Wahyono 2002). Kinerja pemasaran didefinisikan sebagai usaha pengukuran tingkat kinerja meliputi volume penjualan, jumlah pelanggan, keuntungan dan pertumbuhan penjualan (Voss dan Voss 2000 dalam Khamidah 2005). Kinerja pemasaran juga dikatakan sebagai kemampuan organisasi mentransformasikan diri dalam menghadapi tantangan dari lingkungan dengan perspektif jangka panjang (Keats 1998 dalam Maun Khamidah 2005).

Keunggulan Bersaing

Konsep keunggulan bersaing perusahaan banyak dikembangkan dari strategi generik yang dikemukakan Porter (1985) dalam Aditya,(2004). Yang mengindikasikan variabel keunggulan bersaing adalah imitabilitas, durabilitas, dan kemudahan menyamai. Keunggulan bersaing merupakan jantung kinerja perusahaan dalam pasar bersaing. Keunggulan bersaing pada dasarnya tumbuh dari nilai atau manfaat yang dapat diciptakan perusahaan bagi para pembelinya. bila perusahaan kemudian mampu menciptakan keunggulan melalui salah satu dari ketiga strategi generik tersebut, maka akan didapatkan keunggulan bersaing (Aaker, 1989 dalam Aditya 2004).

Keunggulan bersaing dalam sebuah organisasi diperoleh dari memperhatikan nilai superior untuk pelanggan, kebudayaan, dan iklim untuk memelihara perilaku yang membawa perbaikan pada

efisiensi dan efektivitas yang mana pada gilirannya memberikan tambahan keuntungan atau harga yang rendah untuk pelanggan, sedangkan kondisi yang diperlukan untuk menciptakan keunggulan bersaing dalam sebuah organisasi adalah dengan memiliki dasar untuk meraih atau mempertahankan keunggulan bersaing dengan memberikan nilai superior bagi pelanggan, keahlian yang tak mudah ditiru dan kemampuan dalam koordinasi antar fungsi (Diosdad 2003).

Hubungan Orientasi Strategi dengan Kinerja Pemasaran

Perusahaan menyerang pesaing dengan menghancurkan peran pesaing dalam industri. Peran perusahaan sebagai value innovator akan memfokuskan pada menciptakan kesempatan dalam industri mereka dan berusaha bagaimana supaya bisa menawarkan pada pembeli nilai yang lebih tinggi yang mengakibatkan pertumbuhan yang tinggi value innovation merupakan strategi perusahaan yang menjadikan sukses dan bukan berusaha keras untuk melawan kompetisi tetapi menawarkan sesuatu yang baru secara fundamental (Kim dan Mauborgue 1997 dalam Aditya 2004). Dengan menanyakan apa benefit yang diberikan dari produknya, perusahaan dapat mengidentifikasikan value added yang diberikan dan mendefinisikan bisnisnya. Sehingga semakin tinggi tingkat orientasi strategi dipenuhi perusahaan maka semakin tinggi pula tingkat keunggulan bersaing yang bisa dicapai (Aditya 2004).

Hubungan Kreativitas Dengan Kinerja Pemasaran

Kinerja pemasaran merupakan konsep untuk mengukur prestasi perusahaan dalam pasar terhadap suatu produk. Setiap perusahaan berkepentingan untuk mengetahui prestasinya sebagai cermin dari keberhasilan usahanya dalam persaingan pasar (Mudiantono: 2005). Strategi perusahaan selalu diarahkan untuk menghasilkan kinerja pemasaran.

(6)

Ferdinand (2002 dalam Mudiantono: 2005) menyatakan bahwa kinerja pemasaran merupakan faktor yang umum digunakan untuk mengukur dampak dari strategi yang diterapkan oleh suatu perusahaan. Kreatifitas strategi perusahaan selalu diarahkan untuk menghasilkan kinerja permasaran maupun keuangan.

Hubungan Inovasi dengan Kinerja Pemasaran

Dua konsep inovasi menurut Hurley dan Hult 1998 dalam Wahyono 2002 adalah keinovatifan dan kapasitas untuk berinovasi. Keinovatifan adalah ukuran dari orientasi perusahaan terhadap inovasi. Keinovatifan mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kapasitas inovasi. Kesimpulan dari penelitian Hurley dan Hult 1998 adalah perusahaan dengan kemampuan berinovasi tinggi akan lebih berhasil dalam merespon lingkungannya dan mengembangkan kemampuan baru yang menyebabkan keunggulan kompetitif dan kinerja yang superior. Sedangkan Menon (1999) dalam Wahyono (2002) dalam studinya menemukan bahwa kultur inovatif berhubungan secara positif dengan tujuh komponen Marketing Strategy Making (MSM). MSM dalam prosesnya akan ikut menentukan market performance. Penelitian Slater dan Narver, (1994) dalam Wahyono (2002) menyimpulkan bahwa perusahaan yang berhasil mengembangkan inovasi akan mampu mendorong pasar dan meningkatkan kinerja perusahaan.

Hubungan Orientasi Strategi dengan Keunggulan Bersaing

Keunggulan kompetitif perusahaan dapat dicapai apabila perusahaan mampu memberikan nilai lebih kepada konsumen dibanding pesaingnya. Dan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan akan dapat tercipta bila dilakukan usaha-usaha yang konsisten dengan embrio orientasi strategi yang menempatkan pasar sebagai titik tolaknya (Aaker, 1989 dalam Aditya 2004).

Hubungan Inovasi dengan Keunggulan Bersaing

Definisi inovasi dalam keunggulan bersaing adalah sarana penggalian ide-ide baru secara sukses untuk menunjang pertumbuhan dari nilai bisnis (business value) yang ada (Love, 2001 dalam Aditya 2004). Keuntungan yang didapat dari peran innovator adalah adanya reputasi sebagai pionir atau pemimpin, kesempatan lebih awal dalam memperoleh posisi pasar yang menarik, biaya perubahan bagi konsumen, dan kemampuan untuk memperoleh keuntungan yang tinggi (Porter, 1985 dalam Aditya 2004). Perusahaan

menyerang pesaing dengan

menghancurkan peran pesaing dalam industri. Peran perusahaan sebagai value innovator akan memfokuskan pada menciptakan kesempatan dalam industri mereka dan berusaha bagaimana supaya bisa menawarkan kepada pembeli nilai yang lebih tinggi yang mengakibatkan pertumbuhan yang tinggi (Aditya, 2004). Perusahaan harus melihat bisnis dengan menekankan pentingnya customer dan mendorong perusahaan untuk mengidentifikasikan produk-produknya. Mendefinisikan dengan baik bagi perusahaan tergantung pada masing-masing kemampuan unik yang dimiliki perusahaan dan bagaimana perusahaan mengembangkan kemampuannya dalam memperoleh keunggulan bersaing (Aditya, 2004). Perusahaan harus selalu terlibat dalam inovasi yang berkelanjutan yang merupakan kebutuhan mendasar dalam suatu perusahaan untuk menciptakan keunggulan kompetitif (Maun 2002).

Hubungan Kinerja Pemasaran dengan Keunggulan Bersaing

Dengan memahami akan kebutuhan yang tersembunyi akan produk baru dan pelayanan pemasaran perusahaan, hal ini pasti secara langsung berpengaruh kepada keunggulan bersaing seperti suksesnya produk baru, kualitas yang baik, pelanggan yang potensial dan pertumbuhan profit (Diosdad 2003). Menurut Slater dan

(7)

Narver 1994 dalam diosdad (2003) kinerja pemasaran diukur dengan pertumbuhan keuntungan, pertumbuhan pelanggan dan ROI. Ketika sebuah sistem organisasi memberikan harapan sebuah kesempatan dalam sebuah pasar itu merupakan keahlian organisasi didalam aplikasi ganda seperti peniruan yang tak sempurna atas produk dalam lingkungan sosial organisasi sehingga sulit bagi kompetitor untuk menandingi. Keunggulan bersaing dapat diperoleh dari sebagian besar sumberdaya dan modal, sumberdaya yang dimaksud adalah kekuatan atau kelemahan kinerja pemasaran. Dengan kata lain tinggi rendahnya kinerja pemasaran akan berpengaruh pada tinggi rendahnya keunggulan bersaing perusahaan (Diosdad 2003).

Kerangka Pemikiran Teoritis

Peran perusahaan sebagai value innovator akan memfokuskan pada menciptakan kesempatan dalam industri mereka dan berusaha bagaimana supaya bisa menawarkan pada pembeli nilai yang lebih tinggi yang mengakibatkan pertumbuhan yang tinggi value innovation merupakan strategi perusahaan yang menjadikan sukses dan bukan berusaha keras untuk melawan kompetisi tetapi menawarkan sesuatu yang baru secara fundamental. Keinovatifan adalah ukuran dari orientasi perusahaan terhadap inovasi. Keinovatifan mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kapasitas inovasi. Kesimpulan dari penelitian Hurley dan Hult 1998 adalah perusahaan dengan kemampuan berinovasi tinggi akan lebih berhasil dalam merespon lingkungannya dan mengembangkan kemampuan baru yang menyebabkan keunggulan kompetitif dan kinerja yang superior.Keunggulan kompetitif perusahaan dapat dicapai apabila perusahaan mampu memberikan nilai lebih kepada konsumen dibanding pesaingnya. Dan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan akan dapat tercipta bila dilakukan usaha-usaha yang

konsisten dengan embrio orientasi strategi yang menempatkan pasar sebagai titik tolaknya (Aaker, 1989 dalam Aditya 2004). Perusahaan harus selalu terlibat dalam inovasi yang berkelanjutan yang merupakan kebutuhan mendasar dalam suatu perusahaan untuk menciptakan keunggulan kompetitif (Maun 2002). Kerangka pemikiran ini dapat digambarkan pada Gambar 1.

Hipotesis

Dari model pada Gambar 1 dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Terdapat pengaruh positif orientasi strategi terhadap kinerja pemasaran. H2 : Terdapat pengaruh positif kreativitas

terhadap kinerja pemasaran.

H3 : Terdapat pengaruh positif inovasi terhadap kinerja pemasaran.

H4 : Terdapat pengaruh positif orientasi strategi terhadap keunggulan bersaing

H5 : Terdapat pengaruh positif inovasi terhadap keunggulan bersaing. H6 : Terdapat pengaruh positif kinerja

pemasaran terhadap keunggulan bersaing.

METODE PENELITIAN

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode survey menggunakan daftar pertanyaan dengan sampel 100 responden dengan metode accidental sampling. artinya pengambilan sampel dengan jalan mengambil individu siapa saja yg dapat dijangkau atau ditemui (Husein Umar, 1999). Teknik Analisis data dengan analisis SEM (Structural Equation Modeling) yang dioperasikan melalui program AMOS (Analysis Of Moment Structure). Dengan pengukuran dan kelayakan model seperti pada Tabel 1 dan Tabel 2, sedangkan Full Model pada Gambar 2.

(8)

Gambar 1. Model Kerangka Pemikiran Teoritis Tabel 1. Model Pengukuran Dan Model Struktural

Konsep eksogen Konsep endogen

X1 = λ1 Agresivitas bersaing +e1 X13=λ13Kepuasan +e13 X2 = λ2 Proaktivitas +e2 X14=λ14 Loyalitas +e14 X3 = λ3 Keberanian mengambil resiko +e3 X15=λ15 Porsi pasar +e15 X4 = λ 4 Pengambilan resiko+ e4

X5 = λ 5 Mampu mengendalikan situasi+ e5 Konsep Endogen dan eksogen

X6 = λ 6 Tidak takut akan kegagalan+ e6 X10= λ10 Pertumbuhan penjualan +e10 X7 = λ7Membangun merek + e7 X11= λ11 Pertumbuhan pelanggan +e11 X8 = λ8 Pengelolaan merek +e8 X12= λ12 Volume penjualan +e12 X9= λ9 Differensiasi produk +e9

Keunggulan Bersaing = γ1Orientasi Strategi + γ2Kreativitas + γ3Inovasi + γ4Kinerja pemasaran + z

Gambar 2. Model SEM

orientasi strategi kreativitas innovasi kinerja pemasaran keunggulan bersaing x3 e3 1 1 x2 e2 1 x1 e1 1 x9 e9 1 1 x8 e81 x7 e71 x10 e10 1 x11 e11 x12 e12 1 x13 e13 1 1 x141 x14 x15 1e15 x6 e6 1 1 x5 e5 1 x4 e4 1 1

Gambar 7: Model SEM

Analisis kinerja pemasaran untuk mencapai keunggulan bersaing (studi pada centra industri pakaian batik di Pekalongan)

z1 z2 1 1 1 Orientasi Strategi Keunggulan Bersaing Kinerja Pemasaran H1 H3 H4 Inovasi H5 H6 Kreativitas H2

(9)

Tabel 2. Indeks Pengujian Kelayakan Model

Goodness of Fit Cut-off Value χ² (Chi-square) Diharapkan kecil Significant probability ≥0,05 RMSEA ≥0,08 GFI ≥0,90 AGFI ≥0,90 CMIN/DF ≤2,00 TLI ≥0,95 CFI ≥0,94

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Full Model SEM analisis kinerja pemasaran untuk mencapai keunggulan bersaing (studi pada centra

industri pakaian batik di Pekalongan) dapat dijelaskan pada Gambar 3.

Model persamaan struktural dalam penelitian ini pada Gambar 3 telah memenuhi criteria model fit yaitu ditunjukkan dengan nilai Chi_square χ2

=103.827 angka yang diharapkan lebih kecil dari Chi_square χ2 =129.560 (tabel) pada df=81 dengan probabilitas P=0,082 di atas kriteria yang disarankan P≥0,05. Demikian juga dengan criteria fit lainnya seperti CFI=0,982 yang nilainya ≥ 0,94 dan TLI=0,976 yang nilainya ≥ 0,95 Serta RMSEA=0,053 jauh di bawah criteria yang disyaratkan≤0,08. Rangkuman hasil analisis SEM yang telah dilakukan dapat dikemukakan indeks kelayakan model pada Tabel 3.

Gambar 3. Model SEM Hasil Penelitian Tabel 3. Indeks Pengujian Kelayakan Model

Goodness of Fit Cut-off Value Cut-off Value model ini Evaluasi model

Χ² (Chi-square) 129.560 103.827 Baik

Significant probability ≥0,05 0,082 Baik

RMSEA ≤0,08 0,053 Baik

TLI ≥0,95 0,976 Baik

CFI ≥0,94 0,982 Baik

GFI ≥0,90 0,976 Baik

AGFI ≥0,90 0,919 Baik

Sumber: Data diolah, 2013 orientasi strategi kreativitas innovasi .94 kinerja pemasaran ,70 keunggulan bersaing .74 x3 e3 .86 .73 x2 e2 .85 .73 x1 e1 .86 .48 x9 e9 .69 .51 x8 e8 .72 .69 x7 e7 .83 .60 x10 e10 .70 x11 e11 .73 x12 e12 .70 x13 e13 .84 .73 x14 e14 .85 .58 x15 e15 .76 .78 x6 e6 .88 .75 x5 e5 .86 .64 x4 e4 .80 .78.84 .86 .58 ,64 .41

Gambar 4.8: Model SEM

Analisis kinerja pemasaran untuk mencapai keunggulan bersaing (studi pada centra industri pakaian batik di Pekalongan)

,67 .91 ,83 z1 z2 ,60 ,80 Chi_square=103,827 Probability=.082 DF=81 GFI=.976 AGFI=.919 CFI=.982 T LI=.976 RMSEA=.053 .89

(10)

Berdasarkan indeks kelayakan model pada Tabel 3 dapat dijelaskan bahwa model analisis kinerja pemasaran untuk menciptakan keunggulan bersaing (studi pada centra industri pakaian batik di Pekalongan) dapat diterima.

Adapun pengaruh masing-masing variabel dapat dijelaskan pada Tabel 4, dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Orientasi strategi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pemasaran pada Centra Industri Pakaian Batik di Pekalongan sebesar 0,58 atau 58 %. Artinya meningkatnya orientasi strategi akan menyebabkan meningkatnya kinerja pemasaran. Hasil penelitian ini sependapat dengan hasil penelitian Aditya (2004) yang mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat oientasi maka semakin tinggi kinerja pemasaran yang bisa dicapai. 2. Kreativitas berpengaruh secara

signifikan terhadap kinerja pemasaran pada Centra Industri Pakaian Batik di Pekalongan sebesar 0,64 atau 64 %. Artinya meningkatnya kreativitas akan menyebabkan meningkatnya kinerja pemasaran. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mudiantono: 2005 yang mengatakan kreatifitas perusahaan selalu diarahkan untuk menghasilkan kinerja permasaran.

3. Inovasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pemasaran pada Centra Industri Pakaian Batik di Pekalongan sebesar 0,41 atau 41 %. Artinya meningkatnya inovasi akan menyebabkan meningkatnya kinerja pemasaran. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Slater dan Narver, (1994) dalam Wahyono (2002) yang menyimpulkan bahwa perusahaan yang berhasil mengembangkan inovasi akan mampu

mendorong pasar dan meningkatkan kinerja pemasaran perusahaan.

4. Inovasi berpengaruh secara signifikan terhadap keunggulan bersaing pada Centra Industri Pakaian Batik di Pekalongan sebesar 0,67 atau 67 %. Artinya meningkatnya inovasi akan menyebabkan meningkatnya keunggulan bersaing. Hasil penelitian ini senada dengan hasil penelitian Maun (2002) yang menyatakan bahwa perusahaan harus selalu terlibat dalam inovasi yang berkelanjutan yang merupakan kebutuhan mendasar dalam suatu perusahaan untuk menciptakan keunggulan kompetitif.

5. Orientasi strategi berpengaruh secara signifikan terhadap keunggulan bersaing pada Centra Industri Pakaian Batik di Pekalongan sebesar 0,80 atau 80 %. Artinya meningkatnya orientasi strategi akan menyebabkan meningkatnya keunggulan bersaing. Hasil penelitian sesuai dengan yang dilakukan (Aaker, 1989 dalam Aditya 2004) yang menyatakan bahwa keunggulan kompetitif yang berkesinambungan akan dapat tercipta bila dilakukan usaha-usaha yang konsisten orientasi strategi yang menempatkan pasar sebagai titik tolaknya.

6. Kinerja pemasaran berpengaruh secara signifikan terhadap keunggulan bersaing pada pada Centra Industri Pakaian Batik di Pekalongansebesar 0,60 atau 60 %. Artinya meningkatnya kinerja pemasaran akan menyebabkan meningkatnya keunggulan bersaing. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Diosdad (2003) yang mengatakan bahwa tinggi rendahnya kinerja pemasaran akan berpengaruh pada tinggi rendahnya keunggulan bersaing perusahaan.

(11)

Tabel 4. Pengaruh Antar Variabel

PENGARUH ANTAR VARIABEL Estimate Prob ≤0,306 Sig

kinerja_pemasaran  orientasi strategi 0.577 0.032 Sig kinerja_pemasaran kreativitas 0.640 0.097 Sig

kinerja_pemasaran  inovasi 0.414 0.009 Sig

keunggulan_bersaing  inovasi 0.669 0.012 Sig

keunggulan_bersaing  orientasi strategi 0.802 0.016 Sig keunggulan_bersaing  kinerja pemasaran 0.603 0.014 Sig Sumber: Data diolah, 2013

PENUTUP Kesimpulan

1. Orientasi strategi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pemasaran pada Centra Industri Pakaian Batik di Pekalongan.

2. Kreativitas berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pemasaran pada Centra Industri Pakaian Batik di Pekalongan.

3. Inovasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pemasaran pada Centra Industri Pakaian Batik di Pekalongan.

4. Inovasi berpengaruh secara signifikan terhadap keunggulan bersaing pada Centra Industri Pakaian Batik di Pekalongan.

5. Orientasi strategi berpengaruh secara signifikan terhadap keunggulan bersaing pada Centra Industri Pakaian Batik di Pekalongan.

6. Kinerja pemasaran berpengaruh secara signifikan terhadap keunggulan bersaing pada pada Centra Industri Pakaian Batik di Pekalongan.

DAFTAR PUSTAKA

Arnold Diosdad, SE,MM. 2003. Pengaruh Budaya Perusahaan terhadap Keunggulan Bersaing. Jurnal Sains Pemasaran Indonesia Vol. II. No 3.

Helmi Aditya. 2004. Analisis Pengaruh Merek, Orientasi Stratejik, dan Inovasi Terhadap Keunggulan Bersaing (Studi pada UKM Tanggulangin di Kota Sidoarjo). Jurnal Sains Pemasaran IndonesiaVol. III. No 3.

Hair, Jr. Joseph F, Ralph. E. Anderson, Ronald L. Tatham and William C. Black, 1995. Multivariate Date Analysis Reading, 4th Ed, Prentice Hall International, Inc.

Mardiyanto, A, 2002, “Studi Mengenai Kreatifitas Program dan Kinerja Pemasaran”, Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, Vol. 1, No. 1

Merry Hariyanto, Yoestini. 2003. Analisis Orientasi Strategi dan Kinerja Penjualan (Studi Kasus pada Industri Farmasi dan Industri Jamu di Jawa Tengah). Jurnal Sains Pemasaran IndonesiaVol. II. No 2.

Nur Khamidah. 2005. Analisis Pengaruh Faktor Lingkungan terhadap Inovasi Produk dan Kreativitas Strategi Pemasaran terhadap Kinerja Pemasaran (Studi pada Perusahaan Kerajinan Keramik di Sentra Industri Kasongan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta). Jurnal Sains Pemasaran IndonesiaVol. IV. No 3.

(12)

Nur Indiyantoro dan Bambang Supomo, 2002, Metodologi Penelitian Bisnis, Yogyakarta : BPFE

Matsuno, Ken et al. 2002. The Effects of Enterpreneurial Proclivity and Market Orientation on Business Performance.Journal of Marketing Vol 66.

Matius Ariyani Maun. 2002. Hubungan Organizational Learning, Informasi Pasar, Inovasi, dan Kinerja Pasar.Jurnal Sains Pemasaran IndonesiaVol. I. No 2

Saifudin Azwar, 1998. Seri Pengukuran Psikologi, Reliabilitas dan validitas, Yogyakarta: Liberty. Verbees, Frans J.H, Meulenberg, Matthew

T.G, 2004. Market Orientation, Innovativeness, Product Innovation, and Performance in Small Firms. Journal of Small Business Management 42.

Wahyono,2002. Orientasi Pasar dan Inovasi: Pengaruhnya terhadap Kinerja Pemasaran (Studi Kasus pada Industri Meubel di Kabupaten Jepara). Jurnal Sains Pemasaran IndonesiaVol. I. No 1.

(13)

Lampiran : BIODATA PENELITI 1. Ketua Peneliti

1.1 Nama Lengkap (dengan gelar) Drs. Imam Gozali, MM

1.2 Jenis Kelamin Laki-laki

1.3 Jabatan Fungsional Lektor/IIIc

1.4 NRP 111389

1.5 NIDN 0618036201

1.6 Tempat dan Tanggal Lahir Tegal, 18 Maret 1962

1.7 e_mail gozali313@gmail.com

1.8 No Telpon/ HP 0247620250/082133667636

1.9 Alamat Kantor Jl. Pawiyatan Luhur 1 Bendan Duwur Semarang 1.10 Nomor Telepon/Faks 0248316187/0248316193

1.11 Mata Kuliah yang diampu 1. Pengantar Bisnis 2. Manajemen strategi 3. Pemasaran Jasa 4. Strategi Pemasaran

Riwayat Pendidikan

2.1 Program: S-1 S-2

2.2 Nama PT UNTAG Semarang UNTAG Semarang

2.3 Bidang Ilmu Manajemen Manajemen

2.4 Tahun Masuk 1983 2007

2.5. Tahun Lulus 1991 2009

2.6 Judul Skripsi/ Tesis/

Pengaruh kualitas bahan baku dan pengawasan kualitas proses terhadap kualitas produk akhir pada perusahaan Tegel CV. Siwi Adi Jaya Kudus

Analisis kualitas jasa pendidikan dan pengaruhnya terhadap loyalitas mahasiswa pada Perguruan tinggi Swasta (PTS) di Kota Semarang. 2.7. Nama Pembimbing Drs. Sujanto. Drs. Suparjo, MP

PENGALAMAN PENELITIAN

No Tahun Judul PENDANAAN

Sumber/ Peran

Jumlah Surat perjanjian

1 2006

Analisis orientasi pasar dan inovasi pengaruhnya terhadap kinerja pegadaian di Jawa Tengah Dosen Muda Dikti/ Ketua 7.600.000 Dikti No: 189/SP3/PP/DP2 M/II/2006/ 01 Februari 2006 2 2010

Analisis kualitas jasa pendidikan dan pengaruhnya terhadap loyalitas mahasiswa pada PTS di Kota Semarang Dosen Muda Dikti/ Ketua 9.000.000 Dikti No: 003/O06.2/PP/SP / 2010/ 01 Maret 2010

(14)

3 2010

Analisis pengaruh orientasi strategi dan inovasi terhadap kinerja pemasaran dan keunggulan bersaing pada industri konveksi Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kab. Semarang Dosen Muda DIkti/ Anggota 8.000.000 Dikti No: 003/O06.2/PP/SP / 2010/ 01 Maret 2010 4 2013 Analisis Kinerja Pemasaran Untuk Mencapai Keunggulan Bersaing (Studi Pada Centra Industri Pakaian Batik Di Pekalongan) Dosen Pemula Dikti/ Ketua 13.000.000 Dikti No: 001/SP2H//KL/ Kopertis6/ VIII/2013/ Tanggal 27 Agustus/2013 5 2013 Penerapan Model Strategi Keunggulan Bersaing Berorientasi Lingkungan pada Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Di Kota Semarang Hibah Bersaing/ Dikti/ Anggota 45.000.000 Dikti No: 003/K6/KL/ SP/2013/16 Mei 2013 2. Anggota Peneliti 1.1 Nama Lengkap (dengan gelar) Drs. CH Asta Nugraha, MM 1.2 Jenis Kelamin Laki-laki

1.3 Jabatan Fungsional Lektor/IIIc

1.4 NRP 111377

1.5 NIDN 0615036001

1.6 Tempat dan Tanggal Lahir

Klaten, 15 Maret 1960

1.7 e_mail Steak_first@yahoo.com

1.8 No Telpon/ HP 08122757000

1.9 Alamat Kantor Jl. Pawiyatan Luhur 1 Bendan Duwur Semarang 1.10 Nomor Telepon/Faks 0248316187/0248316193

1.11 Mata Kuliah yang diampu

1. Manajemen Keuangan 2. Portofolio

3. Kepemimpinan 4. Manajemen Strategi

(15)

Riwayat Pendidikan

2.1 Program: S-1 S-2

2.2 Nama PT UGM Universitas Atma Jaya

Yogyakarta

2.3 Bidang Ilmu Manajemen Manajemen

2.4 Tahun Masuk 1980 1998 2.5. Tahun Lulus 1991 2000 2.6 Judul Skripsi/ Tesis/ Evaluasi Kinerja Portofolio Pada PT Antaboga Delta Sekuritas 2.7. Nama Pembimbing

PENGALAMAN PENELITIAN

No Tahun Judul PENDANAAN

Sumber/ Peran

Jumlah Surat perjanjian 1 2011

Evaluasi Kinerja Portofolio Pada PT Samuel Sekuritas

Fakultas/ Ketua 5.000.000 Surat Tugas Dekan No. 008/3.12/I/S. Tgs/2011 2 2012 Penentuan Portofolio Optimal Atas Portofolio Yang Direkomendasikan Oleh PT. Samuel Sekuritas Periode Januari- September 2011. Fakultas/ Ketua 5000.000 Surat Tugas Dekan Nomor : 36/3.07/I/S. Tgs/2012

Gambar

Gambar 7: Model SEM
Tabel 2. Indeks Pengujian Kelayakan  Model

Referensi

Dokumen terkait

Di samping itu, SAPSP juga turut menawarkan kepakaran dalam program bukan akademik seperti Sijil Eksekutif dalam semua bidang tersebut (psikologi gunaan, kerja sosial,

Keberagaman (Pluralisme) sistem hukum yang hidup dan berlaku di Aceh mendapat kekuatan hukum dan pengakuan dari pemerintah Indonesia dengan disahkannya Undang-Undang

Dari uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa jelas kepemimpinan Quraisy yang disebut oleh Nabi, tidaklah harus dari suku Quraisy, dan itu hanya

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tujuan pengambangan personalia adalah untuk meningkatkan keefektifan kerja para pendidik, yang pada akhirnya akan berujung

Pembelajaran secara latih tubi dan intensif adalah alternatif bagi membantu murid pemulihan jawi agar dapat menguasai kemahiran mengenal, menyebut, membaca dan menulis tulisan

Tingginya kebutuhan ruang aktifitas di Kota Makassar serta adanya kompetisi dalam pemanfaatan lahan mengakibatkan naiknya nilai ekonomis untuk lahan-lahan yang

42 Saya merasa senang dengan pergaulan bebas yang ada saat ini karena memungkinkan untuk melakukan hubungan seksual sebelum menikah. 43 Saya akan menghormati wanita yang

Sebenarnya MD Hasyim Asy’ari itu dekat dengan rumah, jadi saya tidak perlu antar jemput, tapi dinilai dari kwalitas tingkah laku siswa yang sekolah di MD Hasyim