• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN MATA PENCARIAN NELAYAN MENJADI JASA ANGKUTAN WISATA PADA OBJEK WISATA PANTAI CAROCOK PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERUBAHAN MATA PENCARIAN NELAYAN MENJADI JASA ANGKUTAN WISATA PADA OBJEK WISATA PANTAI CAROCOK PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN ABSTRACT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERUBAHAN MATA PENCARIAN NELAYAN MENJADI JASA ANGKUTAN WISATA PADA OBJEK WISATA PANTAI CAROCOK PAINAN KABUPATEN

PESISIR SELATAN

Sri Febriani 1, Isnaini 2, Ikhsan Muharma Putra2 1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat febrianisri2@gmail.com

ABSTRACT

This research is motivated by the development of Pantai Carocok Painan, these developments have a positive impact on people's lives, one of the impact is about changing livelihoods of fisherman to be a tourist transport service in Carocok Beach Painan. This study aims to describe factors causing changes in livelihoods in Carocok Painan and describe the process of changing livelihoods to be a tourist transport service in carocok painan. The theory used is social change by Neil Smelser this research using qualitative research approach with descriptive type. The informant of this research is fisherman who turns the livelihood into tourist and community transportation service around Carocok Beach Painan. Selection of informants in this study using purposive techniques. The type of data used is primary data and secondary data. Methods of data collection are done in two ways: (1) In-depth interview, (2) Document study. The unit of analysis is an individual fisherman who turns a livelihood into a freight service. Data analysis was used with interactive data analysis model (Miles and Huberman) covering in four stages: (1) data collection stage, (2) data reduction stage, (3) data presentation stage, (4) conclusion stage. The training was conducted from January to February 2017 and interviews were conducted with 20 resource persons. The result of this research is change of livelihood of fisherman to tourism transportation service caused by several factors and process that are: (1) internal factor, existence of fisherman desire to change their life pattern towards better like change in fulfillment of life necessity that is in economy, (2) external factors, the opportunity obtained from the increasing number of visitors of Carocok Beach Painan to Cingkuak Island, (3) the existence of structure that influence by providing facilities And infrastructure that resulted in the boma of Pantai Carocok Painan Pesisir Selatan Regency. As well as the process of changing the livelihood of the search into transportation services is with the opportunity due to the development of Carocok Beach Painan.

Keyword: Livelihood Change

PENDAHULUAN

Perubahan merupakan suatu kondisi yang tidak berdiri sendiri, di dalamnya ada banyak faktor yang terlibat. Faktor tersebut meliputi faktor yang bersifat alamiah maupun sosial. Bencana alam serta perubahan jumlah penduduk

merupakan faktor alamiah, sedangkan perkembangan teknologi, terjadinya konflik, ideologi yang dianut masyarakat merupakan beberapa faktor sosial yang turut mempengaruhi perubahan sosial.

Event atau peristiwa merupakan suatu kejadian dalam masyarakat yang mampu

(2)

menyebabkan terjadinya perubahan. Peristiwa tersebut dapat merupakan peristiwa yang kecil maupun besar. Aspek demografis atau kependudukan meliputi kelahiran, kematian maupun perpindahan penduduk. Selain itu, perubahan komposisi penduduk juga turut menjadi faktor yang menyebabkan perubahan sosial (Martono, 2011:24).

Perubahan sosial adakalanya hanya terjadi pada sebagian ruang lingkup, tanpa menimbulkan akibat besar terhadap unsur lain dari sistem tersebut. Namun, perubahan mungkin juga mencakup keselurahan (atau sekurang-kurangnya mencakup inti) aspek sistem, dan menghasilkan perubahan secara menyeluruh dan menciptakan sistem yang secara mendasar berbeda dari sistem yang lama (Martono, 2011:4). Menurut Kingsley Davis perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi dalam masyrakat. Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi didalam masyarakat mencakup sistem sosial, maka adanya perbedaan antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu yang berlainan (Martono, 2011:5).

Perubahan sosial dalam kehidupan manusia tidak bisa dilihat dari satu sisi, melainkan banyak faktor dan sektor yang menyebabkan manusia melakukan

perubahan. Perubahan sosial yang terjadi dalam diri manusia maupun kehidupan masyarakat merupakan salah satu gejala perubahan sosial dari sistem nilai maupun norma, juga termasuk perubahan sikap (attitude) dan pola perilaku (Irwan, 2015: 3). Mengenai hal tersebut perubahan sosial menyangkut kepada perubahan terhadap struktur sosial, pola perilaku dan interaksi sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.

Perubahan juga terjadi pada kondisi sosial mayarakat yang ada di sekitar Pantai Carocok Painan atau orang-orang yang berperan pada objek wisata tersebut. Salah satu perubahan yang terjadi adalah di daerah perkampungan nelayan yang ada di sekitar Pantai Carocok Painan. Dengan adanya perkembangan Pantai Carocok Painan memberikan peluang untuk nelayan memberikan pelayanan jasa transportasi laut (jasa wisata) untuk para wisata yang ingin berkunjung ke Pulau Cingkuak. Pada mulanya kapal angkut ini adalah kapal nelayan yang di gunakan untuk menangkap ikan. Sekarang kapal nelayan tersebut telah dimodivikasi tempat duduknya dan ada juga yang menambahkannya dengan audio sistem. Jumlah nelayan yang ada di kawasan Pantai Carocok Painan adalah 120, dan yang berubah menjadi jasa angkutan wisata sebanyak 96, sedangkan pengemudi

(3)

baru sebanyak 24 kapal (Data Primer 2016).

Seiring dengan berkembangnya Objek Wisata Pantai Carocok pada saat ini mata pencarian nelayan berubah menjadi jasa angkutan wisata di Pantai Carocok Painan Selatan. Dengan adanya perkembangan wisata pantai Carocok bisa mengubah keadaan ekonomi. Jumlah kapal angkutan wisata adalah sebanyak 96 kapal , sedangkan nelayan yang berubah mata pencaharian nya menjadi jasa angkutan adalah sebanyak 63 orang dari jumlah yang ada (Data Primer 2016).

Dari penjelasan yang telah penulis uraikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian sehingga penulis dapat mengetahui lebih lanjut, mengenai bagaimana perubahan mata pencarian nelayan menjadi jasa angkutan semenjak berkembangnya Pantai Carocok Painan. Berdasarkan pernyataan di atas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai “Perubahan Mata Pencaharian Nelayan Menjadi Jasa Angkutan wisata Pada Objek Wisata Pantai Carocok Painan Kabupaten Pesisir Selatan”.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.Bagaimanakah proses perubahan mata pencarian nelayan menjadi jasa angkutan wisata di Carocok Painan Selatan?

2.Apa faktor yang mendorong nelayan merubah mata pencarian menjadi jasa angkutan wisata di Carocok Painan Selatan?

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.Mendeskripsikan proses perubahan mata pencarian nelayan menjadi jasa angkutan wisata di Carocok Painan Selatan.

2. Mendeskripsikan faktor pendorong perubahan mata pencarian nelayan menjadi jasa angkutan wisata di Carocok Painan Selatan.

METODELOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di Pantai Carocok Painan Selatan. Teknik pemilihan informan dilakukan dengan cara

purposive. Peneliti melakukan penelitian dengan cara melakukan wawancara mendalam dengan beberapa informan yang sudah dipilih sampai penelitian terjawab. Penulis menetapkan kriterian informan sebagai berikut:

1.Nelayan yang tergabung dalam kelompok jasa angkutan yang sebelumnya bekerja sebagai nelayan.

2.Masyarakat yang ada di sekitar Pantai Carocok Painan.

(4)

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dan studi dokumen sedangkan analisis data yang digunakan yaitu model analisis data interaktif (Miles dan Huberman, 1992:15-19) yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data. penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Gambaran Perubahan Masyarakat di Carocok Painan

Pantai Carocok Painan dahulunya merupakan daerah pemukiman penduduk. Bahkan penduduk setempat tidak jarang menyebut Pantai Carocok dengan sebutan “ kandang jawi” atau dalam bahasa Indonesianya disebut “kandang sapi”. Hal ini disebabkan karena kawasan Pantai Carocok dijadikan oleh penduduk sebagai tempat menempatkan sapinya. Namun sejak tahun 80-an kawasan Pantai Carocok mulai dikunjungi oleh masyarakat, terutama masyarakat Painan dan daerah-daerah disekitar Painan. Masyarakat merasa tertarik untuk datang ke Pantai Carocok karena pantai ini memiliki pemandangan yang indah, apalagi dikala senja datang, penduduk dapat dengan nyaman dan jelas melihat matahari terbenam di Ufuk Barat. Kawasan dalam Pantai Carocok Painan merupakan pusat

obyek wisata yang berisikan pantai yang indah dengan latar Teluk Painan. Selain menikmati laut lepas, kawasan ini dilengkapi dengan gazebo atau tempat bersantai, jembatan apung yang dibangun diatas laut. ( Profil Nagari Painan Selatan ) Kawasan dalam Pantai Carocok Painan adalah tempat rekreasi pantai yang cukup lengkap. Pantai Carocok sangat cocok untuk kegiatan berenang, tempat bermain anak-anak, bersantai dan rekreasi keluarga. Pantai Carocok terletak lebih kurang 1 km dari Kota Painan. Berbagai cara dapat ditempuh untuk dapat sampai ke obyek wisata ini. Dapat ditempuh dengan kendaraan maupun berjalan kaki menyusuri bibir pantai.

Pantai Carocok juga dekat dengan dua Pulau, Pulau Batu kareta dan Pulau Cingkuak. Pulau Batu Kareta langsung dapat ditempuh tanpa menyebrang laut, hanya tinggal meniti jembatan yang melintas laut, kira-kira 100 meter dari bibir pantai. Di pulau Batu Kareta ditawar kan nuansa keindahan batu-batu laut dan karang laut. Selain itu pulau Batu Kareta merupakan tempat yang nyaman untuk bersantai.

Sementara 400 meter dari obyek wisata pantai, terdapat Pulau Cingkuak dengan luas 4,5 Ha. Menyimpan berbagai bukti peninggalan sejarah kolonial di Pesisir Selatan yang pada zaman itu merupakan pusat perekonomian dan

(5)

pelabuhan Pantai Barat Sumatera. Di Pulau Cingkuak dapat ditemukan Benteng Portugis dan Prasasti Madam Van Kempen. Pulau ini sangat ramai dikunjungi wisatawan terutama remaja yang melakukan kegiatan alam seperti

hiking dan camping.

Setelah terjadinya perkembangan objek wisata Pantai Carocok Painan sekitar tahun 2011 di tandai dengan peningkatan fasilitas wisata. Fasilitas wisata yang ada di Pantai Carocok Painan seperti area parkir yang diperluas dengan menimbun pinggir pantai. Sebagian area parkir di depan nama Pantai Carocok Painan di beri aspal untuk arena permainan anak. Di pinggir pantai diberi batu-batu besar digunakan untuk tempat duduk pengunjung wisata. Jembatan-jembatan sekitar Pantai Carocok Painan telah direnovasi dengan beton agar jembatan tersebut lebih kokoh dari pada jembatan kayu yang lama. Di Pantai Carocok Painan juga ada jembatan apung yang terletak di Pulau Cingkuak. Jembatan apung ini berguna untuk penyebrangan menuju kapal angkutan wisata Pulau Cingkuak ke Pantai Carocok Painan. Perkembangan di atas merupakan kebijakan dari Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan.

Masyarakat yang bermata pencarian sebagai nelayan di Pantai Carocok Painan pada saat ini merasakan kesulitan mendapatkan ikan karena adanya

aturan dari pemerintah yang melarang nelayan untuk tidak menangkap ikan-ikan kecil dan harus ada izin dari pemerintah untuk menangkap ikan. Dari kesulitan ini masyarakat memanfaatkan perkembangan Pantai Carocok Painan yang semakin maju.

Perkembangan objek wisata Pantai Carocok Painan tersebut membutuhkan sarana dan prasara yang pendukung. Salah satu sarana yang tersedia adalah kapal penyebrangan wisata untuk menuju Pulau Cingkuak. Pada tahun 2012 objek wisata Pantai Carocok Painan mulai banyak dikunjungi wisata wan sehingga bumingnya wisata laut, salah satunya area permainan laut terletak di Pulau Cingkuak. Banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Pulau Cingkuak mengakibatkan peningkatan sarana transportasi untuk penyebrangan ke Pulau Cingkuak yaitu kapal angkutan wisata.

Banyak nya kapal penyebrangan yang ada maka para pengemudi kapal wisata tersebut membuat perkumpulan dengan membagi 2 kelompok yaitu Camar Laut dan Batu Kareta. Mereka membuat kelompok tersebut agar penbagian gaji atau pendapatan seimbang atau sama rata setiap orangnya. Untuk memperkuat organisasi mereka membuat aturan. Aturan yang mereka buat adalah apabila pada hari itu mereka mengambil absen untuk antrian membawa penumpang, maka hanya

(6)

pengemudi yang terdata saja mendapatkan bayaran. Bayaran tersebut dibagi sama rata dengan jumlah pengemudi yang ada. Pendapatan para pengemudi jasa angkutan wisata lebih besar dari pada mereka menangkap ikan di laut. Pendapatan yang besar tersebut membuat nelayan tertarik untuk merubah mata pencarian mereka menjadi penyedia jasa angkutan wisata ke Pulau Cingkuak Pantai Carocok Painan. 2. Proses Perubahan Mata Pencarian Nelayan Menjadi JasaAngkutan Wisata Setiap kehidupan masyarakat senantiasa mengalami suatu perubahan. Perubahan pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial yang wajar, oleh karena itu setiap masyarakat mempunyai kepentingan yang tidak terbatas. Perubahan-perubahan akan nampak setelah tatanan sosial dan kehidupan masyarakat yang lama dapat dibandingkan dengan tatanan kehidupan masyarakat yang baru (Soekanto, 2001: 259).

Pada tahun 2011 terjadilah perkembangan pada Pantai Carocok Painan. Perkembangan Pantai Carocok Painan memberikan dampak positif terhadap masyarakat dan membuat perubahan yang cukup besar dan sangat berarti bagi masyarakat yang berada di sekitar Pantai Carocok Painan. Perkembanagan tersebut memberikan

peluang yang besar bagai masyarakat. Peluang tersebut terjadi karena adanya banyak pengunjung wisata yang berdatangan ke objek wisata Pantai Carocok Painan. Hal ini terlihat bahwa perubahan mata pencarian masyarakat yang terjadi di sekitar Pantai Carocok Painan akibat adanya perkembangan Pantai Carocok Painan. Seperti perubahan mata pencarian yang dulunya hanya ibu rumah tangga sekarang memiliki Ampera, penjual baju serta pernak-pernik khas laut dan dari nelayan menjadi jasa angkutan wisata.

Salah satu perubahan yang peneliti kaji adalah perubahan mata pencarian nelayan menjadi jasa angkutan wisata di Pantai Carocok Painan. Perubahan ini dikarenakan pendapatan nelayan belum bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarga dengan hasil nelayan yang mereka lakukan. Hal itu dilakukan nelayan karena adanya peluang. Peluang tersebut ada disebabkan oleh wisatawan yang banyak yang ingin pergi ke Pulau Cingkuak. Sedangkan kalua pergi menagkap ikan ke laut membutuhkan biaya yang besar seperti untuk membeli bahan bakar untuk jarak jauh. Karena untuk pergi nenagkap ikan tidak bisa berpergian dengan jarak yang dekat. Sedangkan untuk mengangkut wisatawan tidak butuh bahan bakar yang banyak.

(7)

Hal ini sesuai dengan teori Smelser bahwa ada beberapa faktor yang menentukan perubahan perubahan sosial. Dimana sesuai dengan pernyataan di atas bahwa masyarakat yang dulunya nelayan sekarang menjadi penyedia jasa angkutan wisata, semua itu dikarenakan kaadaan struktur untuk berubah. Maksud keadaan struktur untuk berubah tersebut dilihat dari pergeseran posisi seseorang didalam masyarakat.

3. Faktor Penyebab Perubahan Mata Pencarian Nelaya Menjadi Jasa Angkutan Wisata

Perubahan sosial bukanlah sebuah proses yang terjadi dengan sendirinya. Pada umumnya, ada beberapa faktor yang berkontribusi dalam memunculkan perubahan sosial. Faktor tersebut dapat digolongkan pada faktor dari dalam (internal) dan dari luar (eksternal) masyarakat (Martono, 2011: 16).

Faktor perubahan sosial yang berasal dari dalam adalah sebagai berikut: 1.Bertambah dan berkurangnya penduduk, pertambahan jumlah penduduk akan menyebabkan perubahan jumlah dan persebaran wilayah pemukiman. Wilayah pemukiman yang semula berpusat pada satu wilayah kekerabatan (Desa) akan berubah atau terpencar karena faktor pekerjaan.

2.Penemuan-penemuan baru, penemuan baru yang merupakan teknologi dapat

mengurangi jumlah kebutuhan tenaga kerja di sektor industri karena tenaga manusia telah digantikan oleh mesin yang menyebabkan proses produksi semakin efektif dan efisien.

3.Pertentang atau konflik, proses perubahan sosial dapat terjadi sebagai akibat adanya konflik sosial dalam masyarakat. Konflik terjadi adanya perbedaan kepentingan atau terjadinya ketimpangan sosial.

4.Terjadinya pemberontakan atau revolusi, faktor ini berkaitan erat dengan faktor sebelumnya, konflik sosial. Terjadinya pemberontakan tentu saja akan melahirkan berbagai perubahan.

Faktor perubahan sosial yang berasal dari luar adalah sebagai berikut:

1.Terjadinya bencana alam atau lingkunagan fisik, kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu daerah mengungsi meninggalkan tanah kelahirannya. Apabila masyarakt tersebut mendiami tempat tinggal yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan lingkungan yang baru tersebut.

2.Perperangan, peristiwa perperangan baik perang saudara maupun perang antar negara dapat menyebabkan perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan kebudayaan pada pihak yang kalah.

(8)

3.Adanya pengaruh kebudayaan lain, adanya intraksi antara ke dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan perubahan (Nanang, 2011:16-17).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, faktor pendorong perubahan sosial yang datang dari dalam (internal) adalah sebagai berikut:

1.Adanya keinginan nelayan untuk merubah hidup mereka kearah yang lebih baik seperti perubahan dalam pememenuhan kebutuhan hidup yaitu dalam bidang ekonomi. Perubahan pendapatan atau ekonomi disebabkan oleh meningkatnya jumlah pengunjung pada objek wisata Pantai Carocok Painan. Keadaan tersebut memberikan peluang pada masyarakat untuk meningkatkan jumlah pendapatan mereka.

2.Pemilikan skil sebagai pengemudi kapal wisata. Pemilikan skil dalam mengemudi kapal wisata tidak terlepas dari adanya control dari pihak pemerintah yang memberika para pengemudi kapal jasa angkutan wisata surat izin untuk mengemudikan kapal.

3.Adanya kepemilikan kapal untuk digunakan sebagai jasa angkutan wisata Pantai Carocok Painan. Kepemilikan kapal yang dimiliki oleh pengemudi kapal wisata dikarenakan adanya dorongan masyarakat untuk merubah hidup mereka kea rah yang lebih baik.

KESIMPULAN

Setelah melakukan penelitian dan menganalisis masalah yang telah dituliskan pada bab-bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan bahwa:

Setelah terjadinya perubahan yang besar pada Pantai Carocok Painan, memberikan peluang kepada masyarakat untuk merubah lapangan pekerjaan. Salah satu peluang tersebut adalah perubahan mata pencarian nelayan menjadi jasa angkutan wisata di Pantai Carocok Painan. Perubahan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor penyebab yaitu sebagai berikut:

1. Keadaan struktur untuk berubah, dalam penelitian ini Pantai Carocok Painan berkembang dengan pesat karena Pantai Carocok Painan difasilitasi dan dikelola oleh pemerintah daerah. Pihak pemerintah menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung seperti area parkir yang diperluas, jembatan penyeberangan yang sudah permanen atau beton, permainan laut, musholla, MCK, pos keamanan, dan pos kesehatan. Adanya peran perintah daerah dalam perkembangan pantai carocok yang memberikan fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung memberikan dampak

(9)

dan peluang positif bagi masyarakat.

2. Dorongan untuk berubah, adanya keinginan nelayan untuk merubah hidup kearah yang lebih baik seperti perubahan dalam pemenuhan kebutuhan hidup dalam bidang ekonomi.

3. Mobilitas untuk berubah, masyarakat yang bekerja sebagai nelayan merubah mata pencarian mereka menjadi penyedia jasa angkutan wisata. Menjadi penyedia jasa angkutan wisata lebih memberikan peluang pendapatan yang lebih baik dari pada bekerja sebagai nelayan.

4. Kontrol sosial, pihak pemerintah daerah berperan dalam perkembangan pantai carocok, perkembangan tersebut ditandai dengan adanya penyedian sarana dan prasara pendukung yang diberikan oleh pemerintah daerah.

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal. 2008. Pengantar Penelitian Kualitatif. Laboratorium Sosiologi FISIP UNAND. Padang. Jakarta:PT Gramedia.

Afrizal.2014. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Badud. 1994. Kamus Umum Bahasa

Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Bungin, Burhan. 2011. Penelitian

Kualitatif Komunikasi, Kebijakan

Publik, dan Ilmu Sosial. Jakarta: Kencana.

Daljoeni. 1987. Geografi Kota Desa. Bandung: PT Alumni.: Rineka Cipta.

Irwan. 2015. Dinamika dan Perubahan Sosial Pada Komunitas Lokal. Yogyakarta: Deepublish.

Jhiang, M.J. 2010. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: Rajawali Pers

Koenjaraningrat. 1996. Pengantar Antropologi. Jakarta.

Lauer, H. Robert. 1993. Perspektif Tentang Perubahan Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

(10)

Lufri. 2007. Kiat Memahami dan Melakukan Penelitian. Padang: UNP Press.

Martono, Nanang. 2011.Metodologi Penelitian Kuantitatif, Nanalisis Isi dan Analisis Data Sekunder. Jakarta: Rajawali Press.

Matthew B. Miles A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI.Press.

Moleong & J, Lexy.2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja .Rosdakaarya.

Martono, Nanang .2011. Sosiologi Perubahan Sosial persepektif Klasik, Modern,Posmodern dan Poskolonial. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Shadily, Hasan. 1993. Sosiologi Untuk

Masyarakat Indonesia. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sherraden, Michael. 2006. Aset Untuk

Orang Miskin. Jakarta: PT Raja

Grafindo.

Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

 Impeller : untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinu, sehingga cairan pada sisi isap secara

Kinerja guru IPS bersertifikasi profesi dalam penguasaan kompetensi sosial sesudah sertifikasi di Kabupaten Lombok Utara berdasarkan penila- ian kepala sekolah berada

customs, folk drama, folk song, folk music, folk dance, ballads, folk cults, folk gods and goddesses, rituals, festivals, magic, witchcraft, folk art and craft, and variety of

Sampel alga merah yang diambil pada perairan Tongkaina diambil bagian batang, daun dan akarnya kemudian dibilas dengan menggunakan air laut steril yang sudah

Kondisi lingkungan PAUD Bunga Bangsa berdasarkan pengamatan yang kami lakukan adalah dalam tingkat kebersihannya sangat bersih karena mempunyai tukang kebun. Hal

Peserta wajib mengikuti seluruh rangkaian acara kegiatan Kompetisi Inovasi Teknologi Bidang Pertanian Tahun 2017 di Politeknik Negeri Jember sesuai dengan jadwal

Maka keputusan investasi yang dilakukan oleh manajemen dalam menggunakan dana perusahaan yang ada pada sebuah aset yang diharapkan akan memberikan keuntungan dimasa

Berdasarkan penjelasan tersebut, beberapa hal yang melatarbelakangi perlu dikembangkan sarana teknologi informasi diantaranya adalah adanya sistem aplikasi yang dapat