• Tidak ada hasil yang ditemukan

Artikel Debat Mk (Erika, Mahruf, Sutrisno)(2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Artikel Debat Mk (Erika, Mahruf, Sutrisno)(2)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENCABUTAN HAK POLITIK KORUPTOR DALAM

PENCABUTAN HAK POLITIK KORUPTOR DALAM PERSPEKTIF KEPASTIANPERSPEKTIF KEPASTIAN HUKUM, KEADILAN DAN

HUKUM, KEADILAN DAN KEMANFAATANKEMANFAATAN

Erika Erika Sutrisno Sutrisno Mahruf Mahruf

Kompetesi Debat Konstitusi Mahasiswa Kompetesi Debat Konstitusi Mahasiswa

Antar Perguruan Tinggi se-Indonesia Tahun 2017 Antar Perguruan Tinggi se-Indonesia Tahun 2017

Universitas Bangka Belitung Universitas Bangka Belitung

Balunijuk Balunijuk

Mei,2017 Mei,2017

(2)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI Halaman Judul Halaman Judul ….……….….………. ii Daftar Isi Daftar Isi……….………. iiii Lembar Orisinalitas

Lembar Orisinalitas….………..….………..   iiiiii A. Pendahuluan

A. Pendahuluan ….……….….………. 11 B.

B. PembahasPembahasanan ……… 33 1.

1. Kelebihan Pencabutan Kelebihan Pencabutan Hak Memilih dHak Memilih dan Dipilih Terpan Dipilih Terpidana Korupsiidana Korupsi ……… 33 2.

2. Kekurangan Pencabutan Kekurangan Pencabutan Hak Memilih dan Hak Memilih dan Dipilih Terpidana KorupsiDipilih Terpidana Korupsi ……….………. 66 C. Penutup C. Penutup ………..……….. 99 1. Simpulan 1. Simpulan ………..……….. 99 2. Saran 2. Saran ……….………. 1010 Daftar Pustaka Daftar Pustaka ……… 1111

(3)

LEMBAR ORISINALITAS ARTIKEL ILMIAH LEMBAR ORISINALITAS ARTIKEL ILMIAH KOMPETISI DEBAT KOSTITUSI

KOMPETISI DEBAT KOSTITUSI MAHASISWMAHASISWAA ANTAR PERGURUAN TINGGI SE

ANTAR PERGURUAN TINGGI SE-INDONESIA-INDONESIA TAHUN 2017

TAHUN 2017

Kami yang bertanda tangan di bawah ini: Kami yang bertanda tangan di bawah ini:

 Nama

 Nama ::

 NIM

 NIM ::

Asal

Asal Universitas Universitas : : Universitas Universitas Bangka Bangka BelitungBelitung

Alamat :

Alamat :

Judul

Judul : : Pencabutan Pencabutan Hak Hak Politik Politik Koruptor Koruptor dalam dalam Perspektif Perspektif KepastianKepastian Hukum, Keadilan dan Kemanfaatan

Hukum, Keadilan dan Kemanfaatan

Menyatakan bahwa artikel ilmiah yang kami sertakan dalam kegiatan Kompetisi Debat Menyatakan bahwa artikel ilmiah yang kami sertakan dalam kegiatan Kompetisi Debat Konstitusi Mahasiswa Antar Perguruan Tinggi se-Indonesia Tahun 2017 yang Konstitusi Mahasiswa Antar Perguruan Tinggi se-Indonesia Tahun 2017 yang diselenggarakan oleh Mahkamah Konstitusi adalah hasil karya kami sendiri, bukan jiplakan diselenggarakan oleh Mahkamah Konstitusi adalah hasil karya kami sendiri, bukan jiplakan (plagiat) dari hasil karya orang lain dan belum pernah diikutkan dalam segala bentuk (plagiat) dari hasil karya orang lain dan belum pernah diikutkan dalam segala bentuk  perlombaan serta belum pernah dipublikasikan dimanapu

 perlombaan serta belum pernah dipublikasikan dimanapun.n.

Apabila di kemudian hari terbukti bahwa artikel ilmiah kami tidak sesuai dengan Apabila di kemudian hari terbukti bahwa artikel ilmiah kami tidak sesuai dengan  pernyataan kami, maka secara otomatis karya ilmiah kami dianggap gugu

 pernyataan kami, maka secara otomatis karya ilmiah kami dianggap gugur.r.

Demikian pernyataan ini kami

Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya.buat dengan sebenarnya.

Balunijuk, 26 Mei 2017 Balunijuk, 26 Mei 2017

Ketua Tim Debat Ketua Tim Debat

Ttd/materai Ttd/materai (Nama) (Nama)  NIM  NIM Mengetahui Mengetahui Ttd, cap basah Ttd, cap basah

(Rektor/Pimpinan institusi Pendidikan) (Rektor/Pimpinan institusi Pendidikan)  NIP.

(4)

A.

A. PENDAHULUANPENDAHULUAN  Negara

 Negara Indonesia Indonesia adalah adalah negara negara demokrasi. demokrasi. Dalam Dalam negara negara demokrasi, demokrasi, pemilihanpemilihan umum (pemilu) merupakan mekanisme utama yang harus ada dalam tahapan umum (pemilu) merupakan mekanisme utama yang harus ada dalam tahapan  penyelenggaraan

 penyelenggaraan negara negara dan dan pembentukan pembentukan pemerintahan. pemerintahan. Pemilu Pemilu dipandang dipandang sebagaisebagai  bentuk yang paling nyata

 bentuk yang paling nyata dari kedaulatan dari kedaulatan yang berada di yang berada di tangan rakyat, tangan rakyat, serta wujud serta wujud yangyang  paling konkret

 paling konkret terhadap terhadap partisipasi partisipasi rakyat dalarakyat dalam penyelenggaraan m penyelenggaraan negara. negara. Selain Selain pemilu,pemilu, wakil jug

wakil juga dapat a dapat dipilih dipilih melalui pengangkmelalui pengangkatan.atan.

Di dalam demokrasi modern, pemilu selalu dikaitkan dengan konsep demokrasi Di dalam demokrasi modern, pemilu selalu dikaitkan dengan konsep demokrasi  perwakilan

 perwakilan yang yang berarti berarti keikutsertaan keikutsertaan rakyat rakyat untuk untuk memilih memilih wakil-wakilnya wakil-wakilnya di di dalamdalam  pemerintahan.

 pemerintahan. Pada Pada perkembangannya perkembangannya pemilu pemilu di di Indonesia Indonesia bukan bukan hanya hanya untuk untuk memilihmemilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),Dewan Perwakilan Daerah(DPD), dan Dewan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),Dewan Perwakilan Daerah(DPD), dan Dewan Perwakilan Raky

Perwakilan Rakyat Daerah(DPRD, at Daerah(DPRD, tetapi juga dilakukan tetapi juga dilakukan untuk pemuntuk pemilihan presiden danilihan presiden dan wakil presiden, bupati dan gubernur, untuk seleksi hakim agung juga sangat berhubungan wakil presiden, bupati dan gubernur, untuk seleksi hakim agung juga sangat berhubungan dengan pemilu karena seleksi hakim agung dilakukan melalui

dengan pemilu karena seleksi hakim agung dilakukan melalui  fit  fit and and proper proper test test   yang  yang dilakukan oleh DPR dimana anggota DPR dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilu. dilakukan oleh DPR dimana anggota DPR dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilu. Melalui wakil-wakil rakyat itulah tujuan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, Melalui wakil-wakil rakyat itulah tujuan negara Indonesia yang merdeka, bersatu,  berdaulat

 berdaulat adil adil dan dan makmur makmur akan akan tercapai. tercapai. Akan Akan tetapi, tetapi, wakil-wakil wakil-wakil rakyat rakyat yangyang menduduki jabatannya di dalam pemerintahan seringkali mencederai amanat rakyat, salah menduduki jabatannya di dalam pemerintahan seringkali mencederai amanat rakyat, salah satunya tindak pidana korupsi di berbagai struktur pemerintahan yang biasanya disebut satunya tindak pidana korupsi di berbagai struktur pemerintahan yang biasanya disebut korupsi politik.Merilis data laporan Komisi Pemberantasan Korupsi dari tahun korupsi politik.Merilis data laporan Komisi Pemberantasan Korupsi dari tahun 2014-2016

201611, Perkara tindak pidana korupsi berdasarkan jabatan mengalami peningkatan yang, Perkara tindak pidana korupsi berdasarkan jabatan mengalami peningkatan yang tajam yaitu 54 perkara tahun 2014, 63 perkara tahun 2015 dan 99 perkara tahun tajam yaitu 54 perkara tahun 2014, 63 perkara tahun 2015 dan 99 perkara tahun 2016.Selain itu, perkara tindak pidana penyuapan juga mengalami hal yang sama yaitu 20 2016.Selain itu, perkara tindak pidana penyuapan juga mengalami hal yang sama yaitu 20  perkara tahun 2014, 3

 perkara tahun 2014, 38 perkara tahun 2015 dan 8 perkara tahun 2015 dan 79 perkara tahun 2016.79 perkara tahun 2016. Dari kajian korupsi politik yang terjadi di beberapa negara modern

Dari kajian korupsi politik yang terjadi di beberapa negara modern22, terlihat bahwa, terlihat bahwa korupsi politik memiliki dampak lebih luas dibandingkan dengan korupsi yang dilakukan korupsi politik memiliki dampak lebih luas dibandingkan dengan korupsi yang dilakukan oleh orang yang tidak memiliki posisi politik. Entitas korupsi politik melekat dengan oleh orang yang tidak memiliki posisi politik. Entitas korupsi politik melekat dengan kekuasaan.

kekuasaan.

1

1 Laporan Tahunan Komisi Pemberantasan Korupsi , diakses dari Laporan Tahunan Komisi Pemberantasan Korupsi , diakses dari https://www.kpk.go.id/splash/https://www.kpk.go.id/splash/,, pada tanggal pada tanggal 15 Mei 2017, pukul 18.25 WIB.

15 Mei 2017, pukul 18.25 WIB.

2 2

Artidjo Alkostar,

Artidjo Alkostar, Korelasi  Korelasi Korupsi Korupsi Politik Politik dengan dengan Hukum Hukum dan dan Pemerintahan Pemerintahan di di Negara Negara ModernModern, Vol.16,, Vol.16, 2009.hlm.155.

(5)

Korupsi politik lebih berada dalam stadium untuk mempertahankan dan memperluas Korupsi politik lebih berada dalam stadium untuk mempertahankan dan memperluas kekuasaan. Dari konstelasi penyalahgunaan kekuasaan dan kebutuhan ketertiban kekuasaan. Dari konstelasi penyalahgunaan kekuasaan dan kebutuhan ketertiban sosio- politik,

 politik, menuntut menuntut adanya adanya peran peran kontrol kontrol yang yang sepadan sepadan terhadap terhadap pelaksanaan pelaksanaan kekuasaan.kekuasaan. Kekuasaan pemerintahan diberi mandat untuk mengatur dan mendistribusikan kekayaan Kekuasaan pemerintahan diberi mandat untuk mengatur dan mendistribusikan kekayaan negara, sehingga dalam proses pendistribusian tersebut selalu berpotensi adanya negara, sehingga dalam proses pendistribusian tersebut selalu berpotensi adanya  penyimpangan yang dilakukan o

 penyimpangan yang dilakukan oleh yang berwenang, yaitu pemegang kekuasaan. Adapunleh yang berwenang, yaitu pemegang kekuasaan. Adapun  bahaya

 bahaya dari dari kasus kasus sistemik sistemik itu itu adalah adalah dapat dapat mengancam mengancam dan dan membahayakan membahayakan tatanantatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara karena tindak pidana korupsi tidak kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara karena tindak pidana korupsi tidak hanya merugikan perekonomian negara, tetapi juga merupakan pelanggaran t

hanya merugikan perekonomian negara, tetapi juga merupakan pelanggaran t erhadap hak-erhadap hak-hak sosial dan

hak sosial dan ekonomi masyarakat ekonomi masyarakat secara meluas. Sudah banyak secara meluas. Sudah banyak upaya yang dupaya yang dilakukanilakukan aparat penegak hukum sebagai upaya untuk memberantas tindak pidana korupsi, akan aparat penegak hukum sebagai upaya untuk memberantas tindak pidana korupsi, akan tetapi upaya itu tidak serta merta membuat perkara korupsi menjadi berkurang.

tetapi upaya itu tidak serta merta membuat perkara korupsi menjadi berkurang.

Aparat penegak

Aparat penegak hukum jughukum juga sudah a sudah berusaha mengeluarkan berusaha mengeluarkan terobosan terobosan baru ybaru yangang dipandang mampu mencegah dilakukannya tindak pidana korupsi, salah satunya dipandang mampu mencegah dilakukannya tindak pidana korupsi, salah satunya  penjatuhan hukuman tambahan berupa pencab

 penjatuhan hukuman tambahan berupa pencabutan hak memilih dan dipilih dalam jabatanutan hak memilih dan dipilih dalam jabatan  publik.

 publik. Pencabutan Pencabutan hak hak politik politik tersebut tersebut dimaksudkan dimaksudkan untuk untuk melindungi melindungi negara negara agaragar  bersih dari

 bersih dari para pemangku kekuasaan para pemangku kekuasaan yang memilikiyang memiliki track record track record  yang buruk khususnya yang buruk khususnya tindak pidana korupsi. Namun hal itu

tindak pidana korupsi. Namun hal itu menuai pro-kontra dalam implementasinya.menuai pro-kontra dalam implementasinya.

Beberapa pihak berpendapat bahwa pencabutan hak politik melanggar hak Beberapa pihak berpendapat bahwa pencabutan hak politik melanggar hak konstitusional warga negara yang tercantum dalam Pasal 27 Ayat (1) Undang-Undang konstitusional warga negara yang tercantum dalam Pasal 27 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945)

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945)  segala  segala warga warga negaranegara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya

hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya dan Pasal 28D ayat (3)dan Pasal 28D ayat (3) setiap setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.. Perlindungan hak konstitusional warga negara merupakan wujud dari nilai keadilan yang Perlindungan hak konstitusional warga negara merupakan wujud dari nilai keadilan yang serta merta menjamin kebahagian masyarakat atas penerapan kepastian hukum dalam serta merta menjamin kebahagian masyarakat atas penerapan kepastian hukum dalam  peraturan

 peraturan perundangan-undangan.Hperundangan-undangan.Hal al ini ini sejalan sejalan dengan dengan tiga tiga nilai nilai dasar dasar hukum hukum menurutmenurut Gustaf Radbruch

Gustaf Radbruch 33yaitu keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum. Dengan demikian,yaitu keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum. Dengan demikian,  permasalahan

 permasalahan yang yang akan akan dibahas dibahas ialah ialah apakah apakah pencabutan pencabutan hak hak politik politik koruptor koruptor telahtelah memenuhi tiga nilai dasar hukum yaitu kepastian hukum, keadilan dan kemanfaatan memenuhi tiga nilai dasar hukum yaitu kepastian hukum, keadilan dan kemanfaatan dalam penerapannya?

dalam penerapannya?

3

(6)

B.

B. PEMBAHASANPEMBAHASAN 1.

1. Kelebihan Pencabutan Hak Politik Bagi Kelebihan Pencabutan Hak Politik Bagi KoruptorKoruptor  Negara

 Negara Indonesia Indonesia adalah adalah negara negara hukum hukum yang yang menganut menganut sistem sistem hukum hukum EropaEropa Kontinental. Salah satu ciri negara hukum dengan sistem tersebut ialah sangat Kontinental. Salah satu ciri negara hukum dengan sistem tersebut ialah sangat menjunjung tinggi asas legalitas dalam penegakan hukumnya. Hal ini sejalan dengan menjunjung tinggi asas legalitas dalam penegakan hukumnya. Hal ini sejalan dengan salah satu tujuan hukum menurut Soedjono Dirdjosisworo yakni kepastian hukum salah satu tujuan hukum menurut Soedjono Dirdjosisworo yakni kepastian hukum44.. Dikaitkan dengan kontruksi hukum pidana Indonesia, maka pencabutan hak memilih Dikaitkan dengan kontruksi hukum pidana Indonesia, maka pencabutan hak memilih dan dipilih terpidana korupsi telah memenuhi asas legalitas.

dan dipilih terpidana korupsi telah memenuhi asas legalitas.

Pasal 10 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) menyebutkan bahwa Pasal 10 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) menyebutkan bahwa  pidana pokok terdiri

 pidana pokok terdiri dari pidana dari pidana mati, pidana mati, pidana penjara, pidana penjara, pidana kurungan, pidana denda,kurungan, pidana denda,  pidana

 pidana tutupan tutupan dan dan untuk untuk pidana pidana tambahan tambahan yaitu yaitu pencabutan pencabutan hak-hak hak-hak tertentu,tertentu,  perampasan

 perampasan barang-barang barang-barang tertentu tertentu dan dan pengumuman pengumuman putusan putusan hakim. hakim. Salah Salah satusatu  pencabutan

 pencabutan hak-hak hak-hak tertentu tertentu terdapat terdapat pada pada Pasal Pasal 35 35 KUHP KUHP Ayat Ayat (1) (1) Angka Angka (3)(3) hakhak memilih dan dipilih dalam pemilihan yang diadakan berdasarkan aturan-aturan memilih dan dipilih dalam pemilihan yang diadakan berdasarkan aturan-aturan umum

umum. Kemudian Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas. Kemudian Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juga menegaskan pada Pasal 18 Ayat (1) Huruf (d

Korupsi juga menegaskan pada Pasal 18 Ayat (1) Huruf (d )  ) pencabutan selpencabutan seluruh atauuruh atau  sebagian

 sebagian hak-hak hak-hak tertentu tertentu atau atau penghapusan penghapusan seluruh seluruh atau atau sebagian sebagian keuntungankeuntungan tertentu, yang telah atau dapat diberikan oleh

tertentu, yang telah atau dapat diberikan oleh pemerintah kepada terpidanapemerintah kepada terpidana..

Secara filosofis, sesungguhnya penjatuhan hukuman tambahan merupakan Secara filosofis, sesungguhnya penjatuhan hukuman tambahan merupakan manifestasi dari upaya penegak hukum dalam mewujudkan cita-cita luhur dari manifestasi dari upaya penegak hukum dalam mewujudkan cita-cita luhur dari  pemidanaan,

 pemidanaan, yaitu yaitu keadilan. keadilan. Aristoteles Aristoteles dalam dalam teori teori keadilan keadilan distributif distributif (( justitia justitia distributiva

distributiva), mengatakan bahwa setiap orang mendapat apa yang menjadi hak atau), mengatakan bahwa setiap orang mendapat apa yang menjadi hak atau  jatahnya

 jatahnya55. Sementara itu, dalam teori keadilan vindikatif atau korektif yang merupakan. Sementara itu, dalam teori keadilan vindikatif atau korektif yang merupakan keadilan yang berorientasi pada kepentingan hukum masyarakat, mensyaratkan keadilan yang berorientasi pada kepentingan hukum masyarakat, mensyaratkan terjaminnya ketertiban dan keamanan. Prinsip keadilan korektif menggunakan terjaminnya ketertiban dan keamanan. Prinsip keadilan korektif menggunakan instrumen pidana atau hukuman sehingga nilai keadilan sangat tergantung dari instrumen pidana atau hukuman sehingga nilai keadilan sangat tergantung dari  penjatuhan

 penjatuhan pidana pidana atau atau hukuman hukuman yang yang tepat tepat yang yang dikenal dikenal pula pula dengan dengan istilahistilah  penjatuhan hukuman yang setimpal dengan perbuatan.

 penjatuhan hukuman yang setimpal dengan perbuatan.66 Penjatuhan hukuman tambahan Penjatuhan hukuman tambahan tersebut erat kaitannya dengan perlindungan hak-hak konstitusional warga negara yang tersebut erat kaitannya dengan perlindungan hak-hak konstitusional warga negara yang terkandung di dalam UUD NRI 1945.

terkandung di dalam UUD NRI 1945.

4

4 Said Sampara,dkk, Said Sampara,dkk,Buku Ajar Pengantar Ilmu HukumBuku Ajar Pengantar Ilmu Hukum, Total Media, Yogyakarta,2011, hlm.42., Total Media, Yogyakarta,2011, hlm.42. 5

5 Ibid, hlm. 45. Ibid, hlm. 45.

6

(7)

Secara konstitusional, pencabutan hak politik tidak bertentangan dengan konstitusi Secara konstitusional, pencabutan hak politik tidak bertentangan dengan konstitusi termasuk dengan Hak Asasi Manusia (HAM), di dalam pasal 28 J Ayat (2) UUD NRI termasuk dengan Hak Asasi Manusia (HAM), di dalam pasal 28 J Ayat (2) UUD NRI Tahun 1945 dan

Tahun 1945 dan Pasal 70 UU Nomor 39 TahuPasal 70 UU Nomor 39 Tahun 1999 Tentang HAM n 1999 Tentang HAM sudah ditegaskansudah ditegaskan  bahwa

 bahwa dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepadadalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada  pembatasan yang

 pembatasan yang ditetapkan oleh ditetapkan oleh undang-undanundang-undang g dengan maksud dengan maksud semata-mata semata-mata untukuntuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis agama, keamanan dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.. Mengingat perbuatan korupsi merupakan perbuatan yang tidak bermoral, melanggar Mengingat perbuatan korupsi merupakan perbuatan yang tidak bermoral, melanggar nilai-nilai agama dan juga melanggar hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat, maka nilai-nilai agama dan juga melanggar hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat, maka terpidana korupsi sekalipun wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan oleh terpidana korupsi sekalipun wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan oleh Undang-undang.

Undang-undang.

Dalam Pasal 43 Ayat (1) UU Nomor 39 Tahun 1999 Tentang HAM menegaskan Dalam Pasal 43 Ayat (1) UU Nomor 39 Tahun 1999 Tentang HAM menegaskan  bahwa

 bahwa hak hak memilih memilih dan dan dipilih dipilih dalam dalam pemilihan pemilihan umum umum termasuk termasuk dalam dalam kategorikategori

derogable rights,

derogable rights, yakni hak yang bisa dilanggar oleh penegak hukum, hal ini sejalan yakni hak yang bisa dilanggar oleh penegak hukum, hal ini sejalan dengan Konvenan Internasional Hak-hak Sipil dan Politik yang telah diratifikasi dengan Konvenan Internasional Hak-hak Sipil dan Politik yang telah diratifikasi Indonesia ke dalam UU Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan Konvenan Indonesia ke dalam UU Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan Konvenan Internasional Hak-Hak Sipil dan Politik, pada Pasal 25 Point (b) jo Pasal 4 Ayat (1) Internasional Hak-Hak Sipil dan Politik, pada Pasal 25 Point (b) jo Pasal 4 Ayat (1) menegaskan bahwa hak memilih dan dipilih dalam pemilihan umum ialah bersifat menegaskan bahwa hak memilih dan dipilih dalam pemilihan umum ialah bersifat

derogable rights

derogable rights, karena saat ini Indonesia dalam keadaan darurat korupsi sehingga, karena saat ini Indonesia dalam keadaan darurat korupsi sehingga hak memilih dan dipilih tersebut bisa dibatasi.

hak memilih dan dipilih tersebut bisa dibatasi.

Apabila ditinjau melalui prinsip-prinsip Pancasila, maka prinsip

Apabila ditinjau melalui prinsip-prinsip Pancasila, maka prinsip  Keadilan  Keadilan sosialsosial bagi seluruh rakyat Indonesia

bagi seluruh rakyat Indonesia, haruslah dijadikan satu-satunya parameter pencapaian, haruslah dijadikan satu-satunya parameter pencapaian keadilan dalam penegakan hukum tindak pidana korupsi, hal ini bukan berarti bahwa keadilan dalam penegakan hukum tindak pidana korupsi, hal ini bukan berarti bahwa keadilan sosial terpidana korupsi yang menjadi prioritas utama dalam perlindungan keadilan sosial terpidana korupsi yang menjadi prioritas utama dalam perlindungan hak-hak asasi manusia melainkan keadilan sosial bagi masyarakat Indonesia secara hak-hak asasi manusia melainkan keadilan sosial bagi masyarakat Indonesia secara menyeluruh. Pernyataan ini ditegaskan kembali dalam konstitusi yakni Pasal 1 Ayat menyeluruh. Pernyataan ini ditegaskan kembali dalam konstitusi yakni Pasal 1 Ayat (2) UUD NRI 1945 yang menegaskan bahwa

(2) UUD NRI 1945 yang menegaskan bahwa kedaulatan tertinggi berada ditangankedaulatan tertinggi berada ditangan rakyat

rakyat yang berarti pula kedaulatan bagi seluruh rakyat bukan hanya individu. Denganyang berarti pula kedaulatan bagi seluruh rakyat bukan hanya individu. Dengan demikian, perlindungan hak asasi manusia dalam penegakan hukum tindak pidana demikian, perlindungan hak asasi manusia dalam penegakan hukum tindak pidana korupsi, bukanlah berdasarkan pada pandangan barat yang menjamin demokrasi korupsi, bukanlah berdasarkan pada pandangan barat yang menjamin demokrasi dengan kebebasan individu tanpa batas, tetapi berdasarkan kepada keserasian, dengan kebebasan individu tanpa batas, tetapi berdasarkan kepada keserasian, keselarasan, dan keseimbangan dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa keselarasan, dan keseimbangan dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

(8)

Dari aspek kemanfaatan, penerapan hukuman tambahan berpengaruh baik bagi Dari aspek kemanfaatan, penerapan hukuman tambahan berpengaruh baik bagi masyarakat pada umumnya dan pejabat publik pada khususnya. Hal ini sejalan dengan masyarakat pada umumnya dan pejabat publik pada khususnya. Hal ini sejalan dengan teori relative dalam hukum pidana Indonesia yang tidak menekankan pembalasan akan teori relative dalam hukum pidana Indonesia yang tidak menekankan pembalasan akan tetapi lebih kepada ketertiban didalam masyarakat. Sebagaimana yang dikemukakan tetapi lebih kepada ketertiban didalam masyarakat. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Koeswadji bahwa tujuan pokok dari pemidanaan yaitu untuk mempertahankan oleh Koeswadji bahwa tujuan pokok dari pemidanaan yaitu untuk mempertahankan ketertiban masyarakat (

ketertiban masyarakat (dehandhaving van de maatschappelijke ordedehandhaving van de maatschappelijke orde), untuk), untuk memperbaiki kerugian yang diderita oleh masyarakat sebagai akibat dari terjadinya memperbaiki kerugian yang diderita oleh masyarakat sebagai akibat dari terjadinya kejahatan (

kejahatan (het herstel van het doer de misdaad onstanemaatschappelijke nadeel het herstel van het doer de misdaad onstanemaatschappelijke nadeel ),), untuk memperbaiki si penjahat (

untuk memperbaiki si penjahat (verbetering vande dader verbetering vande dader ), untuk membinasakan si), untuk membinasakan si  penjahat

 penjahat ((onschadelijk maken van de misdadiger onschadelijk maken van de misdadiger ), dan untuk mencegah kejahatan), dan untuk mencegah kejahatan ((tervoorkonning van de misdaad tervoorkonning van de misdaad ).).77Menurut Menurut Koeswadji, Koeswadji, pencabutan pencabutan hak mhak memilih danemilih dan dipilih bagi terpidana korupsi ialah sebagai langkah preventif bukan langkah represif dipilih bagi terpidana korupsi ialah sebagai langkah preventif bukan langkah represif karena seharusnya yang menjadi prioritas tujuan pemberantasan tindak pidana korupsi karena seharusnya yang menjadi prioritas tujuan pemberantasan tindak pidana korupsi adalah penyebab yang melatarbelakangi dilakukannya korupsi bukan memberikan efek adalah penyebab yang melatarbelakangi dilakukannya korupsi bukan memberikan efek  jera semata.

 jera semata.

Hal ini dapat dijelaskan melalui Teori GONE

Hal ini dapat dijelaskan melalui Teori GONE88  yang terdiri dari  yang terdiri dari Greed,Greed, Opportunity, Neccessity, dan Exposure.

Opportunity, Neccessity, dan Exposure. Greed Greed   yang berarti keserakahan dari pelaku  yang berarti keserakahan dari pelaku korupsi yang ingin melanggengkan kekuasaan,

korupsi yang ingin melanggengkan kekuasaan, OpportunityOpportunity berarti kesempatan dimana berarti kesempatan dimana sistem yang menyebabkan seseorang atau sekelompok orang melakukan korupsi, sistem yang menyebabkan seseorang atau sekelompok orang melakukan korupsi,

 Neccessity

 Neccessity yang berarti kebutuhan yang tak kunjung ada batasnnya dan yang berarti kebutuhan yang tak kunjung ada batasnnya dan Exposure Exposure yang yang  berarti

 berarti pengungkapan pengungkapan dimana dimana pengungkapan pengungkapan kasus kasus korupsi korupsi terutama terutama di di IndonesiaIndonesia sangat kecil. Berdasarkan teori tersebut diatas maka pencabutan hak politik terpidana sangat kecil. Berdasarkan teori tersebut diatas maka pencabutan hak politik terpidana korupsi tentu bisa memberantas akar permasalahan yang selama ini terjadi. Hukuman korupsi tentu bisa memberantas akar permasalahan yang selama ini terjadi. Hukuman tambahan meminimalisir manajemen struktur pemerintahan yang rawan korupsi tambahan meminimalisir manajemen struktur pemerintahan yang rawan korupsi dengan cara mencegah mantan koruptor untuk tidak bisa lagi menjabat sebagai pejabat dengan cara mencegah mantan koruptor untuk tidak bisa lagi menjabat sebagai pejabat  publik.

 publik. Berdasarkan Berdasarkan hasil hasil surveisurvei  Transparancy Internasional Indeks  Transparancy Internasional Indeks, pencabutan hak, pencabutan hak  politik 

 politik menjadi salah satu parameter keberhasilan dalam upaya pemberantasan korupsi.menjadi salah satu parameter keberhasilan dalam upaya pemberantasan korupsi. Hasil survei

Hasil survei tersebut menyatakan tersebut menyatakan bahwa kasubahwa kasus tindak s tindak pidana kpidana korupsi di Iorupsi di Indonesiandonesia mengalami penurunan.

mengalami penurunan.

7

7 Koeswadji, Koeswadji, Perkembangan Macam-macam Pidana Dalam Rangka Pembangunan Hukum  Perkembangan Macam-macam Pidana Dalam Rangka Pembangunan Hukum PidanaPidana, Citra Aditya, Citra Aditya Bhakti, Bandung,1995, hlm. 12.

Bhakti, Bandung,1995, hlm. 12. 8

8  I Ketut Mertha,  I Ketut Mertha, Efek  Efek Jera Jera Pemiskinan Pemiskinan Koruptor Koruptor dan dan Sanksi Sanksi PidanaPidana, Udayana University Press, Denpasar,, Udayana University Press, Denpasar, 2014, hlm. 98.

(9)

Dalam

Dalam Corruption Perception IndexCorruption Perception Index99, Indonesia mengalami peningkatan skor dari, Indonesia mengalami peningkatan skor dari 34, 36

34, 36, dan , dan 37 y37 yang terhitung ang terhitung dari tahun dari tahun 2014-2016 2014-2016 dengan skala dengan skala 0-100 (0 0-100 (0 berartiberarti sangat

sangat korup korup dan dan 100 100 berarti berarti sangat sangat bersih) bersih) sehingga sehingga negara negara Indonesia Indonesia mengalamimengalami  penurunan peringkat sebagai negara terkorup yaitu yang awalnya peringkat ke 107 dari  penurunan peringkat sebagai negara terkorup yaitu yang awalnya peringkat ke 107 dari

175 negara pada

175 negara pada tahun 2014 kemudian tahun 2014 kemudian pada tahun 2016 pada tahun 2016 menduduki peringkmenduduki peringkat ke 90at ke 90 dari 175 negara. Berdasarkan fakta tersebut maka pencabutan hak memilih dan dipilih dari 175 negara. Berdasarkan fakta tersebut maka pencabutan hak memilih dan dipilih  bagi terpidana korupsi merupakan langk

 bagi terpidana korupsi merupakan langkah yang paling tepat.ah yang paling tepat.

2. Kekurangan Pencabutan Hak Politik Koruptor 2. Kekurangan Pencabutan Hak Politik Koruptor

Pasal 1 Ayat (2) UUD NRI 1945 telah menegaskan bahwa

Pasal 1 Ayat (2) UUD NRI 1945 telah menegaskan bahwa kedaulatan tertinggikedaulatan tertinggi berada di tangan rakyat,

berada di tangan rakyat, sekaligus menegaskan bahwa negara Indonesia ialah negarasekaligus menegaskan bahwa negara Indonesia ialah negara demokrasi. Salah satu ciri negara demokrasi adalah dilaksanakannya pemilu dalam demokrasi. Salah satu ciri negara demokrasi adalah dilaksanakannya pemilu dalam waktu-waktu tertentu. Pemilu pada hakikatnya merupakan pengakuan dan perwujudan waktu-waktu tertentu. Pemilu pada hakikatnya merupakan pengakuan dan perwujudan hak-hak politik

hak-hak politik rakyat dan rakyat dan sekaligus merupakan pendelegsekaligus merupakan pendelegasian hak tersebut oleh rakyatasian hak tersebut oleh rakyat kepada wakil-wakilnya untuk menjalankan pemerintahan.

kepada wakil-wakilnya untuk menjalankan pemerintahan.1010 Negara yang berkedaulatan Negara yang berkedaulatan rakyat sangat menjunjung tinggi supremasi hukum dan hak-hak asasi manusia dalam rakyat sangat menjunjung tinggi supremasi hukum dan hak-hak asasi manusia dalam konstitusinya. Sebaliknya, negara yang tidak menjunjung tinggi supremasi hukum dan konstitusinya. Sebaliknya, negara yang tidak menjunjung tinggi supremasi hukum dan hak-hak asasi manusia ialah negara yang mendasarkan atas kekuasaan dan hak-hak asasi manusia ialah negara yang mendasarkan atas kekuasaan dan kesewenangan belaka.

kesewenangan belaka.

Sampai saat ini,paling tidak ada beberapa kasus besar yang terdakwanya pernah Sampai saat ini,paling tidak ada beberapa kasus besar yang terdakwanya pernah dijatuhi hukuman tambahan berupa pencabutan hak politik, yakni mantan Kepala Korps dijatuhi hukuman tambahan berupa pencabutan hak politik, yakni mantan Kepala Korps Lalu Lintas Irjen Pol.Djoko Susilo yang terlibat kasus korupsi dalam proyek simulator Lalu Lintas Irjen Pol.Djoko Susilo yang terlibat kasus korupsi dalam proyek simulator Surat Izin Mengemudi (SIM) dan eks Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Surat Izin Mengemudi (SIM) dan eks Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaq yang terlibat kasus pengadaan daging sapi impor. Irjen Pol. Djoko Susilo Hasan Ishaq yang terlibat kasus pengadaan daging sapi impor. Irjen Pol. Djoko Susilo yang dijatuhkan pencabutan hak memilih dan dipilihnya berdasarkan Putusan yang dijatuhkan pencabutan hak memilih dan dipilihnya berdasarkan Putusan Mahkamah Agung (MA) Nomor 573K/Pid.Sus./2014,

Mahkamah Agung (MA) Nomor 573K/Pid.Sus./2014,1111  sedangkan Luthfi Hasan Ishaq  sedangkan Luthfi Hasan Ishaq dijatuhkan pencabutan hak dipilihnya berdasarkan putusan MA Nomor dijatuhkan pencabutan hak dipilihnya berdasarkan putusan MA Nomor 1195K/Pid.Sus/2014.

1195K/Pid.Sus/2014.1212

9

9 Hasil Survei Hasil SurveiTransparancy InternationalTransparancy International , diakses dari, diakses dari https://www.transparency.org/research/cpi/overviewhttps://www.transparency.org/research/cpi/overview,, pada tanggal 18 Mei 2017, pukul 20.15 WIB.

pada tanggal 18 Mei 2017, pukul 20.15 WIB. 10

10 Titik Triwulan Tutik, Titik Triwulan Tutik,Pokok-Pokok Hukum Tata NegaraPokok-Pokok Hukum Tata Negara, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2006,hlm. 248., Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2006,hlm. 248.

11

11Putusan Mahkamah AgungPutusan Mahkamah Agung Nomor 573K/Pid.Sus./2014, diakses dariNomor 573K/Pid.Sus./2014, diakses dari http://putusan.mahkamahagung.go.id/http://putusan.mahkamahagung.go.id/,,

pada tanggal 17 mei 2017, pukul 20.35 WIB. pada tanggal 17 mei 2017, pukul 20.35 WIB. 12

12 Putusan Mahkamah Agung Nomor 1195K/Pid.Sus./2014, diakses dari Putusan Mahkamah Agung Nomor 1195K/Pid.Sus./2014, diakses dari http://putusan.mahkamahagung.go.idhttp://putusan.mahkamahagung.go.id,, pada tanggal 18 Mei 2017, pukul 18.35 WIB.

(10)

Dalam konsep legalitas, sebuah peraturan perundang-undangan harus dapat Dalam konsep legalitas, sebuah peraturan perundang-undangan harus dapat diterapkan tanpa ada pertentangan antara peraturan yang satu dengan yang lain. diterapkan tanpa ada pertentangan antara peraturan yang satu dengan yang lain. Penjatuhan hukuman tambahan berupa pencabutan hak memilih dan dipilih bagi Penjatuhan hukuman tambahan berupa pencabutan hak memilih dan dipilih bagi terpidana korupsi menimbulkan berbagai kontroversi, karena terjadi tumpang tindih terpidana korupsi menimbulkan berbagai kontroversi, karena terjadi tumpang tindih  peraturan

 peraturan dimana dimana dalam dalam putusan putusan Makhamah Makhamah Agung Agung (MA) (MA) Nomor Nomor 573K/Pid.Sus./2014573K/Pid.Sus./2014 terhadap terpidana korupsi Djoko Susilo dalam kasus korupsi proyek simulator (SIM) terhadap terpidana korupsi Djoko Susilo dalam kasus korupsi proyek simulator (SIM) dan Putusan MA Nomor 1195K/Pid.Sus/2014 terhadap Luthfi Hasan Ishaaq dalam kasus dan Putusan MA Nomor 1195K/Pid.Sus/2014 terhadap Luthfi Hasan Ishaaq dalam kasus  pengadaan daging

 pengadaan daging sapi sapi impor impor yang tidak yang tidak mecantumkan mecantumkan legitimasi legitimasi masa masa pencabutan hakpencabutan hak tersebut. Sudah jelas pada Pasal 38 Ayat (1) KUHP menegaskan bahwa pencabutan hak tersebut. Sudah jelas pada Pasal 38 Ayat (1) KUHP menegaskan bahwa pencabutan hak tertentu paling sedikit 2 (dua) tahun dan paling banyak 5 (lima) tahun lebih lama dari tertentu paling sedikit 2 (dua) tahun dan paling banyak 5 (lima) tahun lebih lama dari  pidana pokoknya. Hal

 pidana pokoknya. Hal ini sejini sejalan dengan alan dengan Putusan Mahkamah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor Konstitusi Nomor 4/PUU- 4/PUU-VII/2009

VII/20091313  yang menetapkan bahwa pencabutan hak tertentu hanya berlaku sampai 5  yang menetapkan bahwa pencabutan hak tertentu hanya berlaku sampai 5 (lima) tahun sejak terpidana selesai menjalani hukumannya. Sementara dalam (lima) tahun sejak terpidana selesai menjalani hukumannya. Sementara dalam  pemberlakuannya

 pemberlakuannya tidak tidak ada ada legitimasi legitimasi masa masa pencabutan pencabutan hak hak politik.Tidak politik.Tidak adanyaadanya legitimasi masa pencabutan hak politik di dalam penerapannya menjadi salah satu alasan legitimasi masa pencabutan hak politik di dalam penerapannya menjadi salah satu alasan  pencabutan

 pencabutan hak hak politik politik tidak tidak bisa bisa diterapkan diterapkan karena karena sudah sudah tidak tidak sesuai sesuai dengan dengan aturanaturan dasarnya yaitu KUHP. Selain itu hal ini juga menunjukkan bahwasanya hakim agung dasarnya yaitu KUHP. Selain itu hal ini juga menunjukkan bahwasanya hakim agung tidak memiliki integritas, adil dan professional dalam menjalankan tugasnya, tidak memiliki integritas, adil dan professional dalam menjalankan tugasnya, sebagaimana yang tercantum didalam Pasal 24A Ayat (2) UUD NRI 1945

sebagaimana yang tercantum didalam Pasal 24A Ayat (2) UUD NRI 1945 hakim agunghakim agung harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, professional, dan harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, professional, dan berpengalaman di bidang hukum

berpengalaman di bidang hukum..

Sebagai lembaga tinggi negara yang menjamin agar konstitusi sebagai hukum Sebagai lembaga tinggi negara yang menjamin agar konstitusi sebagai hukum tertinggi dapat ditegakkan, MK mengemban fungsi sebagai pengawal konstitusi ( tertinggi dapat ditegakkan, MK mengemban fungsi sebagai pengawal konstitusi (thethe  guardian

 guardian of of the the constitusion)constitusion)1414. Hal tersebut membawa konsekuensi MK sebagai. Hal tersebut membawa konsekuensi MK sebagai  penafsir

 penafsir konstitusi konstitusi ((the sole interpreter of the constitutionthe sole interpreter of the constitution). Konstitusi sebagai hukum). Konstitusi sebagai hukum tertinggi mengatur penyelenggaraan negara berdasarkan prinsip demokrasi dan salah tertinggi mengatur penyelenggaraan negara berdasarkan prinsip demokrasi dan salah satu fungsi konstitusi adalah melindungi HAM. Oleh karena itu MK juga berfungsi satu fungsi konstitusi adalah melindungi HAM. Oleh karena itu MK juga berfungsi sebagai pengawal demokrasi (

sebagai pengawal demokrasi (the guardian of the democracythe guardian of the democracy), pelindung hak), pelindung hak konstitusional warga negara (

konstitusional warga negara (the protector of thethe protector of the citizen’scitizen’s  constitutional rights  constitutional rights) dan) dan  pelindung HAM (

 pelindung HAM (the protector of human rightsthe protector of human rights).).

13

13 Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 4/PUU- VII/2009, diakses dari Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 4/PUU- VII/2009, diakses dari

http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/

http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/,, pada tanggal 18 Mei 2017, pukul 15.30 WIB. pada tanggal 18 Mei 2017, pukul 15.30 WIB.

14

14 Janedjri M.Gaffar, Janedjri M.Gaffar,Peran Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Perlindungan Hak Asasi Manusia terkaitPeran Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Perlindungan Hak Asasi Manusia terkait Penyelenggaraan Pemilu

(11)

Sejalan dengan asas

Sejalan dengan asas ius curia novitius curia novit yang berarti hakim dianggap tahu,yang berarti hakim dianggap tahu,1515  maka  maka  putusan

 putusan MK MK seharusnya seharusnya dijadikan dijadikan pedoman pedoman putusan putusan hakim hakim agung agung beserta beserta hakimhakim  peradilan di bawahnya. Apalagi, putusan hakim konstitusi berlandaskan UUD NRI 1945,  peradilan di bawahnya. Apalagi, putusan hakim konstitusi berlandaskan UUD NRI 1945, sementara putusan hakim agung beserta hakim lainnya hanya berlandaskan sementara putusan hakim agung beserta hakim lainnya hanya berlandaskan Undang-undang (UU).Disamping itu tidak bisa dipungkiri bahwa banyak terdapat kasus korupsi undang (UU).Disamping itu tidak bisa dipungkiri bahwa banyak terdapat kasus korupsi yang tidak menerapkan hukuman tambahan tersebut terhitung dari tahun 2014. Sebagai yang tidak menerapkan hukuman tambahan tersebut terhitung dari tahun 2014. Sebagai contoh kasus korupsi proyek pembangunan pusat pendidikan Hambalang terhadap contoh kasus korupsi proyek pembangunan pusat pendidikan Hambalang terhadap terdakwa Andi Alfian Mallarangeng.

terdakwa Andi Alfian Mallarangeng.1616  Dari pernyataan itu juga dapat disimpulkan  Dari pernyataan itu juga dapat disimpulkan  bahwa

 bahwa terdapat terdapat indikasi indikasi perbedaan perbedaan perlakuan perlakuan terhadap terhadap terpidana terpidana korupsi korupsi di di hadapanhadapan hukum yang mana sangat bertentangan dengan asas

hukum yang mana sangat bertentangan dengan asas equality before the lawequality before the law..

Dalam Pasal 28I Ayat (1) UUD NRI 1945, hak kemerdekaan pikiran dan hati Dalam Pasal 28I Ayat (1) UUD NRI 1945, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani ialah bersifat

nurani ialah bersifat non derogable rightsnon derogable rights. Hak tersebut merupakan bagian dari prinsip. Hak tersebut merupakan bagian dari prinsip negara demokrasi yang berarti setiap orang berhak atas kebebasan pribadi untuk berpikir negara demokrasi yang berarti setiap orang berhak atas kebebasan pribadi untuk berpikir sesuai hati nurani dalam menentukan suatu pilihan sesuai keyakinan politiknya dan sesuai hati nurani dalam menentukan suatu pilihan sesuai keyakinan politiknya dan dalam mencalonkan diri sebagai pejabat publik dengan tujuan untuk memajukan dirinya dalam mencalonkan diri sebagai pejabat publik dengan tujuan untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 28C Ayat (2) UUD NRI 1945. dan negaranya sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 28C Ayat (2) UUD NRI 1945. Pasal 28D Ayat (3)

Pasal 28D Ayat (3)  setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama  setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan

dalam pemerintahan. Sementara dengan adanya pencabutan hak politik maka mantan. Sementara dengan adanya pencabutan hak politik maka mantan terpidana kasus tindak pidana korupsi yang merupakan warga negara Indonesia tidak terpidana kasus tindak pidana korupsi yang merupakan warga negara Indonesia tidak  bisa

 bisa mendapatkan mendapatkan haknya haknya dan dan menutup menutup kesempatannya kesempatannya untuk untuk memperbaikimemperbaiki diri.Perbedaan mendasar antara warga negara dengan orang asing adalah hanya warga diri.Perbedaan mendasar antara warga negara dengan orang asing adalah hanya warga negara yang mempunyai hak memilih dan dipilih

negara yang mempunyai hak memilih dan dipilih 1717sehingga mantan koruptor yang tidaksehingga mantan koruptor yang tidak mempunyai hak tersebut ialah sama saja orang asing. Hak-hak yang diatur dalam UUD mempunyai hak tersebut ialah sama saja orang asing. Hak-hak yang diatur dalam UUD  NRI 1945 juga

 NRI 1945 juga di atur di atur dalam atdalam aturan khususnya yakni uran khususnya yakni Pasal 4 Pasal 4 Ayat (1) Ayat (1) UU HAM UU HAM sepertiseperti hak kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani serta Pasal 43 Ayat (1) hak memilih dan hak kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani serta Pasal 43 Ayat (1) hak memilih dan dipilih dalam pemilihan umum yang pada hakikatnya mengacu pada ketentuan Pasal 74 dipilih dalam pemilihan umum yang pada hakikatnya mengacu pada ketentuan Pasal 74 UU

UU HAM HAM yaitu,yaitu, tidak satu ketentuan pun dalam Undang-undang ini boleh diartikantidak satu ketentuan pun dalam Undang-undang ini boleh diartikan bahwa pemerintah, partai, golongan atau pihak manapun dibenarkan mengurangi, bahwa pemerintah, partai, golongan atau pihak manapun dibenarkan mengurangi,

15

15 Said  Said Sampara Sampara dkk, ,dkk, ,Buku Ajar Pengantar Ilmu HukumBuku Ajar Pengantar Ilmu Hukum, Total Media, Yogyakarta,2011, hlm. 84., Total Media, Yogyakarta,2011, hlm. 84. 16

16 Fathiyah Wardah, Fathiyah Wardah, Andi Mallarangeng Divonis 4 Tahun Penjara Andi Mallarangeng Divonis 4 Tahun Penjara, diakses dari, diakses dari

http://www.voaindonesia.com/a/andi-mallarangeng-divonis-4-tahun-penjara-/1960514.html

http://www.voaindonesia.com/a/andi-mallarangeng-divonis-4-tahun-penjara-/1960514.html,, pada tanggal 18 pada tanggal 18 Mei 2017, pukul 18.30 WIB.

Mei 2017, pukul 18.30 WIB.

17

(12)

merusak, atau menghapuskan hak asasi manusia atau kebebasan dasar yang diatur merusak, atau menghapuskan hak asasi manusia atau kebebasan dasar yang diatur dalam undang-undang ini.

dalam undang-undang ini. Oleh karena itu, pencabuOleh karena itu, pencabutan hak tan hak politik politik terpidana kterpidana korupsiorupsi yang tidak memberikan legitimasi masa pencabutan, sama saja menghapuskan hak asasi yang tidak memberikan legitimasi masa pencabutan, sama saja menghapuskan hak asasi manusia yang mana tidak boleh di kurangi apalagi menghapuskanya.Menurut Franz manusia yang mana tidak boleh di kurangi apalagi menghapuskanya.Menurut Franz Magnis Suseno, ada empat alasan agar negara diselenggarakan dan menjalankan Magnis Suseno, ada empat alasan agar negara diselenggarakan dan menjalankan tugasnya berdasarkan hukum yakni : kepastian hukum, tuntutan perlakuan yang sama, tugasnya berdasarkan hukum yakni : kepastian hukum, tuntutan perlakuan yang sama, legitimasi demokrasi, tuntutan budi akal

legitimasi demokrasi, tuntutan budi akal1818. Dalam konteks berhukum penjatuhan. Dalam konteks berhukum penjatuhan hukuman tambahan tidak menjunjung tinggi kepastian hukum yang adil, karena didalam hukuman tambahan tidak menjunjung tinggi kepastian hukum yang adil, karena didalam KUHP tidak ada ketentuan berapa tahun pidana pokok yang jatuhkan baru bisa KUHP tidak ada ketentuan berapa tahun pidana pokok yang jatuhkan baru bisa ditambahkan dengan hukuman tambahan.

ditambahkan dengan hukuman tambahan.

Selanjutnya, jika tujuan hakim dalam pemidanaan ialah agar proses peradilan Selanjutnya, jika tujuan hakim dalam pemidanaan ialah agar proses peradilan mampu memberikan efek penjeraan dengan menjatuhkan pidana yang setimpal mampu memberikan efek penjeraan dengan menjatuhkan pidana yang setimpal sebagaimana yang terdapat dalam Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 12 sebagaimana yang terdapat dalam Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Penjatuhan Pidana yang Berat dan Setimpal dalam Tindak Pidana Tahun 2010 Tentang Penjatuhan Pidana yang Berat dan Setimpal dalam Tindak Pidana Korupsi

Korupsi maka itu merupakan hal yang keliru karena pmaka itu merupakan hal yang keliru karena pidana dijatuhkan bukan “idana dijatuhkan bukan “quiaquia  peccatum est 

 peccatum est ” (karena orang membuat kejahatan) melainkan “” (karena orang membuat kejahatan) melainkan “nepeccetur nepeccetur ”” (supaya orang(supaya orang  jangan melakukan

 jangan melakukan kejahatan) kejahatan) yang mana yang mana hal ihal ini sni sesuai esuai dengan sistdengan sistem em pemidanaan yangpemidanaan yang dianut Indonesia saat ini yaitu sistem pemasyarakatan. Pasal 2 Undang-undang Nomor dianut Indonesia saat ini yaitu sistem pemasyarakatan. Pasal 2 Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan menegaskan tujuan pemidanaan bahwa

12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan menegaskan tujuan pemidanaan bahwa sistem sistem

 pemasyarakatan

 pemasyarakatan yang yang diselenggarakan diselenggarakan dalam dalam rangka rangka membentuk membentuk warga warga binaanbinaan  permasyarakatan agar

 permasyarakatan agar menjadi manusia menjadi manusia seutuhnya, menyadari seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaikikesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan dan dapat hidup lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan dan dapat hidup  secara

 secara wajar wajar sebagai sebagai warga warga yang yang baik baik dan dan bertanggung bertanggung jawabjawab. Dengan demikian,. Dengan demikian,  pencabutan

 pencabutan hak hak memilih memilih dan dan dipilih dipilih tersebut tersebut tentunya tentunya akan akan menghambat menghambat tujuantujuan  pemidanaan.  pemidanaan. C. C. PENUTUPPENUTUP 1. 1. SimpulanSimpulan

Penjatuhan pidana tambahan berupa pencabutan hak memilih dan dipilih terpidana Penjatuhan pidana tambahan berupa pencabutan hak memilih dan dipilih terpidana korupsi

korupsi tersebut sangat efektif untersebut sangat efektif untuk mencegah koruptuk mencegah korupsi yang bsi yang berkelanjutan baik bagierkelanjutan baik bagi  pelaku

 pelaku ataupun ataupun masyarakat. masyarakat. Hanya Hanya saja, saja, dalam dalam pelaksanaannya pelaksanaannya haruslah haruslah berlandaskanberlandaskan

18

(13)

kepastian hukum, keadilan dan kemanfaatan yakni dengan memberikan legitimasi kepastian hukum, keadilan dan kemanfaatan yakni dengan memberikan legitimasi  pencabutan

 pencabutan hak hak memilih memilih dan dan dipilih dipilih bagi bagi terpidana terpidana korupsi korupsi sehingga sehingga tidak tidak cenderungcenderung diskriminasi. Disisi lain, penerapan pencabutan hak politik yang selama ini diterapkan diskriminasi. Disisi lain, penerapan pencabutan hak politik yang selama ini diterapkan di Indonesia masih tidak jelas dalam penerapannya karena tidak diterapkan dalam di Indonesia masih tidak jelas dalam penerapannya karena tidak diterapkan dalam semua kasus tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh pejabat publik sehingga sangat semua kasus tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh pejabat publik sehingga sangat  bertentangan

 bertentangan dengan dengan asasasas equality before the lawequality before the law  yang dianut dalam hukum  yang dianut dalam hukum  pemidanaan di Indonesia.

 pemidanaan di Indonesia.

2.

2. SaranSaran

Dalam memberantas tindak pidana korupsi, ada baiknya mengetahui terlebih Dalam memberantas tindak pidana korupsi, ada baiknya mengetahui terlebih dahulu penyebab timbulnya korupsi yaitu tentunya sistem hukum yang kurang baik dan dahulu penyebab timbulnya korupsi yaitu tentunya sistem hukum yang kurang baik dan sikap pemerintah yang tidak tegas. Oleh karena itu, gagasan yang kami tawarkan dalam sikap pemerintah yang tidak tegas. Oleh karena itu, gagasan yang kami tawarkan dalam meminimalisir terjadinya tindak pidana korupsi yaitu sebagai berikut:

meminimalisir terjadinya tindak pidana korupsi yaitu sebagai berikut: 1.

1. Memperbaiki sistem hukum yang telah ada dengan merevisi undang-undang yangMemperbaiki sistem hukum yang telah ada dengan merevisi undang-undang yang mengatur syarat-syarat untuk menjadi pejabat publik atau diangkat menjadi pejabat mengatur syarat-syarat untuk menjadi pejabat publik atau diangkat menjadi pejabat  publik,

 publik, dengan dengan memberikan memberikan ketentuan ketentuan bahwa bahwa seseorang seseorang yang yang pernah pernah menjadimenjadi  pelaku

 pelaku tindak tindak pidana pidana korupsi korupsi dengan dengan menyalahgunakan menyalahgunakan wewenangnya wewenangnya tidak tidak bisabisa mencalonkan diri sebagai pejabat publik atau diangkat menjadi pejabat publik, mencalonkan diri sebagai pejabat publik atau diangkat menjadi pejabat publik, sehingga siapapun yang pernah melakukan tindak pidana korupsi tidak bisa menjadi sehingga siapapun yang pernah melakukan tindak pidana korupsi tidak bisa menjadi  pejabat publik walaupun pidanany

 pejabat publik walaupun pidananya hanya beberapa tahun.a hanya beberapa tahun. 2.

2. Ditambahkan ketentuan didalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)Ditambahkan ketentuan didalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang mengatur tentang berapa lama pidana pokok yang dijatuhkan kepada pelaku yang mengatur tentang berapa lama pidana pokok yang dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana korupsi yang bisa ditambah dengan pidana tambahan berupa tindak pidana korupsi yang bisa ditambah dengan pidana tambahan berupa  pencabutan hak politik yaitu hak m

 pencabutan hak politik yaitu hak memilih dan dipilih dalam pemilihan umum.emilih dan dipilih dalam pemilihan umum. 3.

3. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (UU No. 8 tahun 1981) menyediakanKitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (UU No. 8 tahun 1981) menyediakan mekanismenya yang sejalan dengan ketentuan Pasal 35

mekanismenya yang sejalan dengan ketentuan Pasal 35 United Nations ConventionUnited Nations Convention  Against

 Against CorruptionCorruption / Konvensi PBB Anti Korupsi yang mewajibkan kepada setiap / Konvensi PBB Anti Korupsi yang mewajibkan kepada setiap negara memberikan jalan bagi pihak-pihak (badan hukum atau pribadi) yang negara memberikan jalan bagi pihak-pihak (badan hukum atau pribadi) yang dirugikan untuk menuntut para terdakwa korupsi agar bertanggung jawab atas dirugikan untuk menuntut para terdakwa korupsi agar bertanggung jawab atas kerugian y

kerugian yang diakibatkan ang diakibatkan perbuatan korupperbuatan korupsinya, sinya, yang yang mana mekanisme tersebutmana mekanisme tersebut tercantum pada Pasal

tercantum pada Pasal 98-100 KUHAP yang mengatur penggabungan perkara pidana98-100 KUHAP yang mengatur penggabungan perkara pidana dan perdata. Dengan demikian, mekanisme ini bisa digunakan untuk menuntut dan perdata. Dengan demikian, mekanisme ini bisa digunakan untuk menuntut  pidana

 pidana terdakwa terdakwa korupsi korupsi bersama-sama bersama-sama tuntutan tuntutan perdata perdata yakni yakni membayar membayar uanguang ganti rugi dengan sistem gugatan

(14)

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA A.

A. Buku-BukuBuku-Buku

Mertha, I Ketut. 2014.

Mertha, I Ketut. 2014. Efek Jera Pemiskinan Koruptor dan Sanksi P Efek Jera Pemiskinan Koruptor dan Sanksi Pidanaidana.. Denpasar:Udayana University Press.

Denpasar:Udayana University Press. Widodo, J. Pajar.2013.

Widodo, J. Pajar.2013. Menjadi Hakim Progresif  Menjadi Hakim Progresif . Bandar Lampung: Indepth Publishing.. Bandar Lampung: Indepth Publishing. Koeswadji.1995.

Koeswadji.1995. Perkembangan Macam-macam P Perkembangan Macam-macam Pidana Dalam Rangidana Dalam Rangka Pembangunanka Pembangunan  Hukum Pidana

 Hukum Pidana. Bandung:Citra Aditya Bhakti.. Bandung:Citra Aditya Bhakti. Sampara, Said, dkk.2011.

Sampara, Said, dkk.2011. Buku Ajar Pengantar Ilmu H Buku Ajar Pengantar Ilmu Hukumukum.Yogyakarta: Total Media..Yogyakarta: Total Media.

Huda,

Huda, Ni’matul. Ni’matul. 20152015.. Ilmu Negara Ilmu Negara,.Jakarta: Rajawali Pers.,.Jakarta: Rajawali Pers.

Tutik, Titik Triwulan. 2006.

Tutik, Titik Triwulan. 2006. Pokok-Pokok Hukum Tata Nega Pokok-Pokok Hukum Tata Negarara. Jakarta:Prestasi Pustaka. Jakarta:Prestasi Pustaka Publisher.

Publisher.

B.

B. Internet dan JurnalInternet dan Jurnal

Putusan Mahkamah

Putusan Mahkamah Agung Agung Nomor 573K/PidNomor 573K/Pid.Sus./2014.diakses dari.Sus./2014.diakses dari http://putusan.mahkamahagung.go.id/

http://putusan.mahkamahagung.go.id/.. (pada tanggal 17  (pada tanggal 17 mei 2017, pukul 20.35 WIB)mei 2017, pukul 20.35 WIB)

Putusan Mahkamah Agung Nomor 1195K/Pid.Sus./2014.Diakses dari

Putusan Mahkamah Agung Nomor 1195K/Pid.Sus./2014.Diakses dari

http://www.putusan.mahkamahagung.go.id/

http://www.putusan.mahkamahagung.go.id/.. (pada tanggal 18 Mei  (pada tanggal 18 Mei 2017, pukul 18.35 WIB)2017, pukul 18.35 WIB)

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 4/PUU- VII/2009. Diakses dari

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 4/PUU- VII/2009. Diakses dari

http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/

http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/..(pada tanggal 18 Mei 2017, pukul 15.30 WIB)(pada tanggal 18 Mei 2017, pukul 15.30 WIB)

Hasil survei

Hasil survei Transparancy Transparancy International International . . Diakses Diakses dari dari .. https://www.transparency.org/research/cpi/overview

https://www.transparency.org/research/cpi/overview..( ( pada pada tanggal tanggal 18 18 Mei Mei 2017, 2017, pukulpukul 20.15 WIB)

20.15 WIB) Laporan Tah

Laporan Tahunan unan Komisi Pemberantasan Komisi Pemberantasan Korupsi. Diakses Korupsi. Diakses daridari https://www.kpk.go.id/splash/

https://www.kpk.go.id/splash/..(pada tanggal 15 Mei 2017, pukul 18.25 WIB(pada tanggal 15 Mei 2017, pukul 18.25 WIB))

Wardah, Fathiyah.2014.

Wardah, Fathiyah.2014.  Andi  Andi Mallarangeng Mallarangeng Divonis Divonis 4 4 Tahun Tahun PenjaraPenjara.(Online).Tersedia:.(Online).Tersedia: http://www.voaindonesia.com/a/andi-mallarangeng-divonis-4-tahun-penjara-/1960514.html

http://www.voaindonesia.com/a/andi-mallarangeng-divonis-4-tahun-penjara-/1960514.html.. (diakses pada tanggal 18

(diakses pada tanggal 18 Mei 2017, pukul 18.30 WIB)Mei 2017, pukul 18.30 WIB)

M.Gaffar,Janedjri.

M.Gaffar,Janedjri.  Peran  Peran Putusan Putusan Mahkamah Mahkamah Konstitusi Konstitusi dalam dalam Perlindungan Perlindungan Hak Hak AsasiAsasi  Manusia terkait Penyelenggaraan Pemilu

(15)

Alkostar,Artidjo.

Alkostar,Artidjo. Korelasi  Korelasi Korupsi Korupsi Politik Politik dengan dengan Hukum Hukum dan dan Pemerintahan Pemerintahan di di NegaraNegara  Modern

 Modern.Vol.16. 2009..Vol.16. 2009.

C.

C. Peraturan Perundang-UndanganPeraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang-undang NomorUndang-undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia Undang-undang Nomor 12 Tahun 2005 Tentang Pengesahan Konvenan

Undang-undang Nomor 12 Tahun 2005 Tentang Pengesahan Konvenan InternasionalInternasional Hak-Hak Sipil dan Politik

Hak-Hak Sipil dan Politik

Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan.

D.

D. Surat Edaran Mahkamah AgungSurat Edaran Mahkamah Agung

Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Penjatuhan Pidana Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Penjatuhan Pidana yangyang Berat dan Setimpal dalam Tindak Pidana Korupsi

Referensi

Dokumen terkait

Pengecualian yang ada berkaitan dengan kepemilikan atas wilayah akibat terbentuknya Negara baru ternyata terbentuknya Negara baru tersebut tidak berpengaruh terhadap

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keragaman tumbuhan dari tingkat semai ke tingkat pohon, di hutan primer ditemukan 95 jenis yang tercakup dalam 43 suku, di hutan primer

Hasil analisis butir dari sampel mineral berat yang diambil dari aluvial daerah Bencah menunjukkan bahwa secara umum mineral-mineralnya sama dengan yang terdapat pada

Glositis atrofi atau hunter glossitis adalah suatu kondisi yang ditandai oleh lidah mengkilap halus dan nyeri yang disebabkan oleh atrofi dari papila lingual (depapillation)..

Hasil uji T menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada panjang gigi radiograf periapikal sampai dengan perubahan sudut vertikal sebesar 20° (p>0,05),

Selanjutnya menghitung nilai arus hubung singkat pada tempat tersebut dan menghitung parameter-parameter yang diperlukan dalam koordinasi rele (Birjandi, 2011).

Banyaknya galian yang cukup dalam di pemukiman yang cukup ramai, tidak diberi rambu lalu-lintas, pengaman ataupun Papan Peringatan / Garis Batas sehingga membahayakan pengguna

Co Donut & Coffee tidak mahal, mewah, mudah didapat, memiliki manfaat yang banyak atau bagus, tahan lama, dikerjakan atau dibuat dengan rapi dan teliti, memiliki kualitas