• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gadar Keracunan Alkohol

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gadar Keracunan Alkohol"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN

KERACUNAN ALKOHOL

KERACUNAN ALKOHOL

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat

Dosen Mata Ajar : Septiana Fathonah, S.Kep., Ns., M.Kep. Dosen Mata Ajar : Septiana Fathonah, S.Kep., Ns., M.Kep.

KELAS 3A KELAS 3A Kelompok IX: Kelompok IX: Eni

Eni Ernawati Ernawati (2520142435)(2520142435)  Ni Kadek Fitria Sundari

 Ni Kadek Fitria Sundari (2520142449)(2520142449) Tatang

Tatang Hendra Hendra Kurniawan Kurniawan (2520142462)(2520142462)

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO

YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2016

2016

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertolongan terhadap keracunan yang ditimbulkan oleh zat apapun haruslah dipersiapkan dengan sebaik-baikanya. Pertolongan yang keliru atau secara berlebihan justru mendatangkan bahaya baru. Identifikasi racun merupakan usaha untuk mengetahui bahan, zat, atau obat yang diduga sebagai  penyebab terjadi keracunan, sehingga tindakan penganggulangannya dapat dilakukan dengan tepat, cepat dan akurat. Dalam menghadapi peristiwa keracunan, kita berhadapan dengan keadaan darurat yang dapat terjadi dimana dan kapan saja serta memerlukan kecepatan untuk bertindak dengan segera dan  juga mengamati efek dan gejala keracunan yang timbul.

Kasus keracunan telah merupakan masalah masyarakat modern dan kejadiannya terus meningkat dari tahun ke tahun, sehingga sering disebut sebagai epidemicmodern. Keracunan adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan fungsi organ tubuh karena kontak dengan bahan kimia. Berdasarkan gejala klinis yang timbul, keracunan dibedakan atas keracunan akut, keracunan subklinis dan keracunan samar, yang secara proporsional digambarkan sebagai  pyramid dengan keracunan akut (KA) sebagai puncaknya.

WHO menyebutkan, penyalahgunaan alkohol merupakan salah satu  pembunuh utama kaum muda India. Penelitian yang dilakukan oleh pemerintah India pada tahun 2004 didapatkan bahwa 62,5 juta orang bergantung pada minuman keras. Pada Juli 2009, 43 orang meninggal akibat miras lokal Gujarat India Barat. Pada Mei 2008 lebih dari 168 orang meninggal di dua bagian India Selatan, Karnataka dan Tamil Nadu, karena kasus serupa. Di Amerika Serikat  pada tahun 2012 terjadi 1612 kasus keracunan methanol. Kejadian keracunan alkohol oplosan ini pun telah terjadi di kalangan masyarakat Indonesia, diantaranya terdapat kejadian luar biasa miras oplosan hingga Desember 2014 di Sumedang Jawa Barat mencapai 127 orang. Sementara di Garut terdapat korban meninggal mencapai 16 orang. Pada Agustus 2013 di Cicalengka,

(3)

Bandung terdapat 33 kasus keracunan miras yang 12 diantaranya meninggal. Di Yogyakarta antara Januari 2013-2014 terdapat sedikitnya 19 korban jiwa akibat minuman keras oplosan, di Mojokerto pada Desember 2013 terdapat 17 orang meninggal. Dari hasil uji laboraturium terungkap semua miras yang diminum mengandung methanol dengan kadar 38-84% (Suaramerdeka, 2014). Di Bali sendiri telah terjadi kasus keracunan di beberapa kabupaten yang diantaranya Kabupaten Buleleng dan Bangli. Di Buleleng pada awal Januari 2014 telah terjadi kasus keracunan arak methanol sebanyak 55 orang yang 3 orang diantaranya meninggal dunia. Di Kabupaten Bangli sendiri, menurut informasi yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Bali pada bulan September 2012 terdapat 41 kasus keracunan dan belum lagi kasus

 – 

 kasus yang belum terekspos (Pemerintah Provinsi Bali, 2012).

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Keracunan Alkohol? 2. Apa saja gejala Keracunan Alkohol? 3. Apa saja pengaruh Alkohol dalam tubuh?

4. Apa efek yang dirimbulkan dari pengggunaan Alkohol? C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian, gejala, pengaruh Alkohol dalam tubuh, efek yang Ditimbulkan dari Penggunaan Alkohol

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Managemen Kasus Kegawatdaruratan A. Pengertian

Alkohol adalah golongan senyawa kimia alifatik yang mempunyai 1 gugusan OH. Keracunan alkohol dapat mengakibatkan gangguan sistim saraf  pusat yang berat, gangguan abdomen dan ginjal bahkan kematian.Golongan alcohol banyak digunakan sebagai pelarut dan yang paling sering kita jumpai adalah methanol, etanol, dan esopropanol. Senyawa yang sering kita kenal sebagai alcohol adalah etanol. Sedangkan glikol atau etilen glikol adalah senyawa etan dengan 2 gugusan

 – 

OH.

Alkohol merupakan obat yang dapat menekan sistem syaraf pusat. Bila diminum secara terus- menerus atau berlebihan, minuman beralkohol seperti bir, arak, anggur akan menyebabkan kemampuan mental dan fisik terganggu. Keracunan alkohol sangat berbahaya karena dapat melumpuhkan alat-alat  pernafasan sehingga kematian dan kebutaan.

Alkohol adalah salah satu dari zat yang sering disalah gunakan, karena konsumsi alkohol untuk orang dewasa tidak dilarang undan-undang. Konflik akan terjadi jika peminum alkohol minum dalam jumlah yang berlebihan. Sehingga terjadi gangguan kepribadian pada orang tersebut yang dapat membahayakan bagi orang lain, misalnya menyebabkan kecelakaan lalu lintas,  penganiayaan, pemerkosaan, dan tindakan melanggar hukum lainnya.

B. Etiologi

Alkohol merupakan istilah umum untuk etanol, dimana sebagian besar alcohol diproduksi melalui fermentasi dari beberapa bahan makanan, yang  paling sering barley, hops dan anggur. Beberapa tipe alcohol lain yang sering dijumpai seperti methanol (pembersih kaca), isopropyl alcohol ( rubbing alcohol) dan etilen glikol (automobile antifreeze solution), yang mempunyai tingkat racun yang tinggi apabila tertelan walaupun dengan jumlah kecil.

(5)

Ada beberapa jenis alcohol yang dapat menyebabkan keracunan, yaitu etanol yang sering menyebabkan asidosis alkoholik, intoksikasi methanol, etilen glikol, dietilen glikol, propilen glikol dan ispropanol.

C. Gejala

Ciri-ciri gejala keracunan etanol sangat bervariasi dari yang sifatnya ringan yaitu ataksia (sempoyongan) sampai berat yaitu koma (tidak sadarkan diri). Pada intoksikasi yang berat, penderita menunjukkan gejala stuppor  (tidak  bereaksi) atau menjadi koma (Damono, 2005).

Orang yang keracunan alkohol biasanya nafasnya akan berbau alkohol dan mengalami muntah-muntah. Jika korban pingsan, denyut nadinya semkain cepat, tetapi lemah. Matanya kemerah-merahan dengan biji mata tampak melotot atau terbelalak, sedangkan muka penderita tampak bengkak dan kering.

D. Patofisiologi

Metanol, isopropanol dan propilen glikol diabsorbsi melalui kulit normal, sebaliknya etilen glikol dan dietilen glikol di absorbsi hanya sejumlah kecil setelah menembus kulit. Inhalasi methanol atau absorbs topical dari etilen glikol,  propilen glikol, isopropanol dan etilen glikol dapat menyebabkan intoksikasi, tetapi kebanyakan intoksikasi terjadi setelah meminum atau menelan secara oral, atau pada kasus propilen glikol setelah pemberian intravena.

E. Efek yang Ditimbulkan dari Penggunaan Alkohol

1. Hangover

Rasa nyeri yang biasanya menyerang setelah mengkonsumsi alkohol  berlebihan. Gejala hangover umumnya muncul sekitar 4 sampai 6 jam setelah meminum alkohol dan hilang sekitar 48 sampai 72 jam setelah meminum minuman yang terakhir. Gejala-gejala yang berhubungan dengan hangover adalah sakit kepala, kelelahan, sakit perut, mudah marah, penilaian lemah, dan sensitif terhadap cahaya.

(6)

2. Jackpot (muntah)

lni terjadi akibat kadar asam lambung berlebih di dalam perut yang dipicu oleh alkohol. Lewat muntah, alkohol dan racun yang ada di dalam perut akan  berkurang dan dikeluarkan. Tapi terlalu banyak muntah juga dapat

menyebabkan lambung teriritasi oleh asam sehingga timbul nyeri di perut. 3. Sakit Kepala

Alkohol menyebabkan terjadinya dehidrasi atau hilangnya cairan tubuh, sehingga tubuh mencoba mengganti air yang hilang dengan mengambil air termasuk dari otak. Akibatnya volume otak menjadi menciut dan menyebabkan rasa sakit kepala.

4. Sering berkemih

Dehidrasi setelah minum alkohol salah satunya terjadi karena peminum menjadi lebih sering berkemih atau buang air kecil. Dengan minum alkohol maka tubuh akan membuang cairan tubuh empat kali lebih banyak dibanding kondisi normal. Selain itu, akibat dehidrasi mulut dan tenggorokan pun terasa kering.

5. Kanker

Alkohol dapat meningkatkan risiko kanker di beberapa bagian tubuh tertentu, melalui berbagai mekanisme. Salah satunya, alkohol mengaktifkan enzim-enzim tertentu yang mampu memproduksi senyawa penyebab kanker. Selain di saluran pencernaan, kanker juga dapat terjadi pada hati, paru, dan tenggorokan.

6. Gangguan Reproduksi

Alkohol dapat mengganggu keseimbangan hormon yang membawa pada gangguan siklus menstruasi dan ketidaksuburan. Penting sekali diingat.  bahwa konsumsi alkohol pada kehamilan sangatlah berbahaya. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya keguguran, atau bisa juga terjadi sindrom alkohol  pada bayi yang dilahirkan seperti pertumbuhan yang lamban, kecacatan,

(7)

F. Langkah-langkah penanganan intoksikasi alkohol: 1. Deteksi dini dan tegakkan diagnosis dengan segera.

2. Lakukan anamnesis dan pemeriksaan dengan segera dan dalam waktu singkat.

3. Pemeriksaan fisik dan laboratorium

a. Gejala utama : Waspada berlebihan, kegelisahan, agitasi psikomotor, mondar-mandir, banyak bicara dan tekanan pada pembicaraan, rasa nyaman dan elasi. Sering kali agresif, perilaku kekerasan dan daya nilai terganggu, takikardi, hipertensi, dilatasi pupil, mengigil dan diaforesis, anoreksia, mual dan muntah dan insomnia

b.  Breath analyzer 4. Terapi

a. Bilas lambung, induksi muntah, atau gunakan karbon aktif untuk mengeluarkan alkohol dari saluran cerna (gastrointestinal) jika pasien datang kurang dari 60 menit setelah minum alkohol

 b. Pemberian etanol atau fomepizole untuk memperlambat atau mencegah terbentuknya metabolit toksik

c. Dialisis (hemodialysis, peritoneal dialysis) berguna untuk mengeluarkan alkohol dan metabolit toksik yang mungkin terbentuk dan pemberi an basa  pada pasien untuk mengatasi metabolik asidosis

d. Kondisi Koma:

1) Posisi miring untuk mencegah aspirasi 2) Observasi ketat tanda vital setiap 15 menit

e. Injeksi Thiamine 100 mg iv untuk profilaksis terjadinya Wernicke Encephalopathy

G. Golongan Alkohol 1. Metanol

Metanol atau metal alcohol banyak digunakan sebagai pelarut, dan digunakan juga dalam bahan antifreeze, de-icing, penghapus cat, dan dalam sintesa senyawa kimia. Untuk bahan antifreeze, dapat digunakan etanol,

(8)

isopropanol atau etilen glikol. Sedangkan yang disebut spiritus adalah etanol yang dicampur dengan methanol 5%.

Metabolit methanol berupa senyawa formaldehid dan formiat yang menjadikan methanol bersifat toksik. Peningkatan kadar format disertai akumulasi ion hydrogen yang menimbulkan asidosis metabolic. Keracunan methanol dapat terjadi melalui mulut atau inhalasi dan dosis fatal methanol 60-250ml. Batas paparan methanol 200 ppm. Akibat keracunan methanol, terutama gangguan penglihatan dan asidosis.

a. Gejala Klinis 1) Mual 2) Muntah 3) Sakit perut 4) Takipnea 5) Koma

 b. Komplikasi: Komplikasi yang dapat terjadi : asidosis, depresi pernapasan dan mata buta.

c. Tindakan Pencegahan:

Semua barang yang mengandung methanol, supaya diberi tanda racun. Jika bekerja menggunakan methanol, sebaiknya dilakukan di tempat yang mempunyai ventilasi cukup.

d. Tindakan Gawat Darurat:

Dalam waktu 2 jam setelah keracunan, dapat diberi sirup ipeca supaya muntah. Lakukan pengurasan lambung dengan 2-4 liter air, ditambah natrium bikarbonat 20 g/liter.

2. Etanol

Etanol atau etil alcohol digunakan sebagai pelarut, antiseptika, dalam campuran obat batuk, anggur obat, dalam minuman keras dan minuman lain yang mengandung alcohol.

Akibat keracunan etanol antara lain depresi pernapasan, pneumonitis aspirasi, hipoglikemia yang menyebabkan kejang-kejang, asidosis laktat,

(9)

hipotermia, koma dan kematian karena gagal pernapasan. Pada penggunaan yang terus-meneus dapat menyebabkan, antara lain ketergantungan (dengan gejala hipertensi, takikardia halusinasi, tremor dan konvulsi), sirosis hati, varises esophagus, pancreatitis, malnutrisi, koma hepatic, gangguan darah dan hematoma subdural kronik karena trauma kepala berulang-ulang karena mabuk.

a. Gejala Klinis:

1) Efek depresan dari etanol pada system saraf pusat tergantung pada kadar etanol dalam darah.

2) Etanol merupakan vasodilator perifer yang menyebabkan terjadi hypothermia dan hipotensi pada penderita yang koma.

3) Hipoglikemia merupakan komplikasi yang terjadi, terutama pada anak-anak atau jika keracunan etanol terjadi setelah puasa, olah raga atau malnutrisi kronik.

4) Asidosis laktat merupakan komplikasi yang tidak biasa terjadi pada keracunan etanol akut, tapi dapat terjadi pada penderita penyakit hati  parah, pancreatitis atau sepsis, dan penderita diabetes yang

menggunakan obat golongan biguanida. Selain itu dapat terjadi hipovolemia yang sering menyetai keracunan parah dan mempermudah terjadinya asidosis laktat.

5) Dapat terjadi ketoasidosis alkoholik pada penderita kecanduan alcohol, yang disebabkan oleh efek kombinasi dari dehidrasi, glukopenia,  peningkatan lipolisis dan ketogenesis.

 b. Tindakan Pencegahan: perlu untuk diketahui bahaya penggunaan dan keracuan etanol termasuk minuman keras.

c. Tindakan Penanggulangan: 1) Keracunan akut:

Tindakan gawat darurat: Usahakan muntah atau lakukan pengurasan lambung dengan air.

(10)

a) Usahakan penderita mendapat udara yang cukup dan jika perlu  berikan pernapasan buatan.

 b) Usahakan suhu badan tetap normal

c) Berikan 2 g natrium bikarbonat tiap 2 jam agar urin netral atau sedikit. Hindari pemberian cairan yang berlebihan dan obat anti depresan.

d) Jika terjadi hipoglikemia, berikan larutan glukosa 5-10% secara IV ditambah 100 mg vitamin B-1 secara IM.

e) Jika kadar etanol darah diatas 5mg/ml, disarankan untuk dilakukan hemodialisa.

2) Keracunan kronik

Tindakan gawat darurat:

a) Pada etanol akut, mula-mula diberi 10 mg diazepam secara IV  perlahan-lahan, kemudian 5mg secara IV setiap 5-10 menit sampai gejala maniak dapat dikendalikan. Selanjutnya jika perlu berikan 5-10 mg/jam

 b) Hindari pengekangan fisik dan usahakan agar suasana tenang Tindakan Umum:

a) Jika penderita pernah mengalami serangan kejang-kejang, berikan fenixin 500 mg dan diulangi 4-6 jam kemudian. Selanjutnya sehari 300 mg

 b) Berikan diet dengan protein dan vitamin tinggi, ditambah vitamin B -1 sehari 3 kali -100mg, vitamin B-6 -100mg/hari, asam folat sehari 3 kali 5mg dan vitamin C sehari 2 kali 500mg.

c) Berikan cairan per oral sampai 4 liter sehari. Jika tidak mungkin per oral, berikan 1-2 liter infuse dekstrosa 5% dalam larutan garam normal.

(11)

3. Isopropanol

Isopropanol atau isopropyl alcohol digunakan sebagai desinfektan dapat sampai 70%, terjadi dalam after shave lotion, cairan pembersih dan juga anti freeze. Selain itu juga digunakan dalam sponge alcohol dan lain-lain. Isopropanol 2 kali lebih toksik dibandingkan dengan etanol.

Keracunan isopropanol dapat terjadi melalui mulut, inhalasi dan absorpsi melalui kulit. Akibat keracunan isopropanol, antara lain trakesbronkitis, bronkopneumonia dan pendarahan edema paru. Kerusakan  paru terjadi karena pengeluaran isopropanol melalui paru.

a. Gejala Klinis:

Gejala keracunan yang timbul seperti pada keracunan etanol, terutama mual, muntah, depresi pernapasan, oliguria diikuti dieresis. Komplikasi yang dapat terjadi selain koma juga hipotensi, syok, hipothermi, napas terhambat, pneumonia, aspirasi dan ketosis.

 b. Tindakan penanggulangan. Keracunan akut:

1) Jika terjadi depresi pernapasan, berikan pernapasan buatan dengan oksigen. Jangan dirangsang untuk muntah

2) Berikan karbon aktif. Pengurasan lambung dengan saluran arus udara yang dilindungi akan berguna, meskipun terlambat.

3) Tekanan darah perlu mendapat perhatian

4) Berikan larutan glukosa secara IV dan atasi dehidrasi serta ketidakseimbangan elektrolit.

(12)

BAB III PENUTUP

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Damono. 2005. Toksikologi Narkoba Dan Alkohol Pengaruh Neurotoksisitasnya  Pada Saraf Pusat . Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).

Referensi

Dokumen terkait

Nilai yang konstan pada drying rate dikarenakan moisture content yang tersisa pada batubara hanya sedikit sehingga massa uap air yang berpindah ke udara juga

Model yang dapat membangkitkan kreatifitas siswa dalam memecahkan masalah matematis adalah model Creative Problem Solving (CPS) yang merupakan suatu model

Aunurrahman (2009: 37) mengartikan bahwa “hasil belajar” adalahperubahan tingkah laku walaupun tidak semua perubahan tingkah laku merupakanhasil belajar, akan

3 Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), 130-134.. Dinamika Pendidikan Islam Pasca Orde Baru Salah satu bentuk pembinaan yang konkret dan sangat

[r]

Iodoform (CHI 3 ) adalah senyawa yang dibentuk dari reaksi antara iodin dalam suasana basa dengan senyawa organik yang memiliki gugus metil keton (CH 3 -CO-), seperti

Berbeda dengan multikulturlaisme di Barat yang menggunakan isu minoritas sebagai jalan untuk politik pengakuan yang menghasilkan kebijakan akomodasi, pengalaman

Dengan kata lain ROA tidak berpengaruh signifikan pada financial. disress.Selain itu pada penelitian Kun Ismawati BOPO memiliki