• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGETAHUAN PERAWAT PADA PASIEN RESIKO JATUH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGETAHUAN PERAWAT PADA PASIEN RESIKO JATUH"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

“PENGETAHUAN PERAWAT PADA PASIEN RESIKO JATUH”

Idham Muchlis Purba1, Enie Novieastari2

Idham Muchlis Purba: Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Kampus FIK UI, Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Depok, Jawa Barat-16424

E-mail:idham.muchlis@ui.ac.id

Abstrak

Risiko pasien jatuh merupakan suatu hal yang menjadi fokus perhatian didalam upaya perawat meningkatkan budaya keselamatan pasien. Untuk dapat meningkatkan keselamatan pasien risiko jatuh maka perawat perlu memiliki pengetahuan yang baik. Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif sederhana. Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan perawat tentang risiko pasien jatuh di ruang Rawat inap Umum Rumah Sakit Tugu Ibu Cimanggias. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner. Sampel pada penelitian ini adalah perawat yang ada di Rumah Sakit Tugu Ibu di ruang rawat inap dan rawat jalan sebesar 82 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 82% responden termasuk kedalam kategori tingkat pengetahuan rendah. Diharapkan tingkat pengetahuan perawat tinggi tentang risiko pasien jatuh sehingga angka kejadian jatuh dapat berkurang. Pengetahuan tinggi merupakan modal dasar didalam pelayanan keperawatan dalam meningkatkan kualitas pelayanan yang baik bagi klien.

Kata kunci : Pengetahuan, Karakteristik, Risiko jatuh

Abstract

The risk of patient falls is a matter that became the focus of attention in efforts to foster a culture of patient safety nurse. To be able to improve patient safety risk falling then the nurse needs to have good knowledge. This research design using simple descriptive method. Research purposes to determine the level of nurses' knowledge about the risk of patient falls in the General Inpatient Hospital Tugu Ibu Cimanggias. The instrument used in this study is a questionnaire. The samples in this study were nurses at Tugu Ibu Hospital in inpatient and outpatient by 82 respondents. The results showed that 82% of respondents belong to the category of low-level knowledge. Expected high level of nurses' knowledge about the risk of patient falls that may decrease the incidence of falls. High knowledge of the basic capital in improving the quality of nursing care in better service to clients.

(2)

Pendahuluan

Pelayanan kesehatan dengan cara yang aman dan dalam lingkungan masyarakat yang aman merupakan hal penting untuk kesejahteraan dan ketahanan hidup. Keselamatan pasien menjadi bagian penting dalam pelayanan keperawatan. Salah satu aspek keselamatan pasien di rumah sakit adalah usaha menghindari pasien dari bahaya cedera atau terjatuh selama pasien menjalani

masa perawatan. Kecelakaan jatuh merupakan penyebab utama terjadinya kecelakaan tersebut. Jatuh merupakan suatu kejadian yang menyebabkan subjek yang sadar menjadi berada dipermukaan tanah tanpa sengaja.

Jumlah laporan insiden berdasarkan jenis Rumah sakit umum atau Rumah sakit khusus di Indonesia yaitu Rumah sakit umum 96,67% dan Rumah sakit khusus 33,3% . Sedangkan jumlah insiden berdasarkan pelapor yaitu karyawan/perawat dll 90,0%, pasien 6,67%, keluarga atau pendamping 3,33%. Sedangkan laporan insiden berdasarkan akibatnya yaitu tidak ada cedera 55,17%, cedera reversible 27,59%, kematian 10,34%, cedera ireversibel 6,9%. Sedangkan Jumlah laporan insiden berdasarkan tipe insiden adalah jatuh 12,5%, kecelakaan 4,17%, infrastruktur /

banguanan 4,17%, laboratorium 8,33%.Di Rumah sakit Tugu Ibu antara tahun 2007 – 2011 terjadi 5 insiden pasien jatuh. Merupakan jumlah yang cukup banyak dalan 5 tahun terakhir Penelitian pasien jatuh di Rumah Sakit Mitra menunjukan bahwa 55% tingkat pengetahuan perawat tentang pencegahan pasien jatuh belum kompeten. Sedangkan pada penelitian ini tingkat pengetahuan perawat juga belum tinggi tentang risiko pasien jatuh. Oleh karena itu maka penanganan masalah ini haruslah dilaksanakan secara terpadu, dimulai dari penilaian sewaktu pasien masuk melalui suatu pencegahan pasien risiko jatuh. Pasien yang dirawat harus dinilai seberapa besar risikonya untuk jatuh, dengan penilaian faktor pasien itu sendiri (intrinsik) seperti : penyakit fisik, riwayat pengobatan, masalah keseimbangan, kekuatan tubuh.

Perawat dalam menghadapi tuntutan masyarakat yang semakin tinggi terhadap mutu pelayanan keperawatan kiranya kemampauan dalam pencegahan risiko pasien jatuh perlu ditingkatkan. Rumah Sakit Tugu Ibu sedang berupaya membudayakan dan menggalakkan keselamatan pasien

(3)

dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan dirumah sakit. Oleh karena dengan tuntutan masyarakat yang semakin tinggi atas kualitas pelayanan, dan kebutuhan akan tingkat pengetahuan yang memadai bagi setiap perawat agar mampu melaksanakan pencegahan risiko pasien jatuh dirumah sakit dengan lebih baik

Metode

Populasi dalam penelitian ini adalah perawat yang ada diruang perawatan umum ruang rawat inap di Rumah Sakit Tugu Ibu sebanyak 86 orang. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh perawat yang ada diruang rawat inap Rumah Sakit Tugu Ibu berjumlah 82 responden. Instrumen yang digunakan dibuat sendiri berdasarkan buku panduan keselamatan pasien dan buku pedoman pelaporan insiden keselamatan pasien. Prosedur pengambilan data dengan meminta izin dari dekan untuk pengambilan data kerumah sakit. Setelah mendapat izin kemudian peneliti mengambil data dan mendapat izin dari pihak rumah sakit sebelumnya. Setelah data diambil dan terkumpul semuanya kemudian peneliti melakukan pengolahan data dan melakuakan uji instrument dengan uji validitas dan reabilitas dengan menggunakan program SPSS dan kemudian menganalisa data yang ada. Setelah data teruji kemudian data yang valid diambil dan data tidak valid dibuang. Alat pengumpulan yang digunakan oleh adalah dengan menggunaka kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian yaitu karakteristik perawat dan pegetahuan perawat. Pada bagian karakteristik perawat terdapat pertanyaan meliputi usia, jenis kelamin, lama bekerja, pendidikan terakhir, dan pengalaman pelatihan tentang keselamatan safety pasien jatuh. Pada bagian pengetahuan perawat terdapat 22 pertanyaan yang disertai dua alternatif jawaban yaitu benar dan salah

Hasil

Karakteristik pada penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, lama bekerja, pendidikan dan pelatihan mengenai keselamatan pasien.

5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia perawat diruang rawat inap Rumah Sakit Tugu Ibu tahun 2013

Variabel Mean Standard Deviasi

Min – Max

(4)

Umur 31,8 7,28 22 – 53

82

5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin perawat diruang rawat inap Rumah Sakit Tugu Ibu tahun 2013

Karakteristik Jumlah Persentase (%) Laki-laki Perempuan 7 75 8,5% 91,5%

5.2 Distribusi menjelaskan bahwa karakteristik responden penelitian ini didominasi jenis kelamin prempuan sebesar 92% (75 orang) sedangkan responden laki-laki 8% atau sebesar 7 orang.

5.3 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan perawat diruang rawat inap Rumah Sakit Tugu Ibu Tahun 2013

Karakteristik Jumlah Presentase (%) SPK Diploma Sarjana 9 71 2 11% 86,6% 2,4%

5.3 Menjelaskan distribusi responden penelitian berdasarkan tingkat pendidikan responden. Tabel diatas menjelaskan bahwa tingkat pendidikan perawat masih didominasi oleh pendidikan D3 keperawatan sebesar 87% atau 71 orang . Sedangkan pendidikan SPK sebesar 11% atau 9 orang dan pendidikan S1 keperawatan hanya 2% % atau 2 orang.

(5)

5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bekerja diruang rawat inap di Ruah Sakit Tugu Ibu Tahun 2013

Karakteristik Jumlah Persentase (%) < 5 tahun Lebih 5 tahun 36 46 43,9% 56,1%

5.4 menjelaskan distribusi responden berdasarkan lama bekerja di Rumah Sakit. Tabel diatas menunjukkan bahwa pengalaman kerja perawat lebih banyak diatas lima tahun yaitu sebesar 56% (46 orang). Sedangkan jumlah responden dengan masa pengalaman kerja 1-5 tahun sebanyak 44% atau sebesar 36 orang.

5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman perawat mengikuti pelatihan di Rumah Sakit Tugu Ibu Tahun 2013

Karakteristik Jumlah Presentasi (%)

Sudah pernah Belum pernah 36 46 43,9% 56,1%

5.5 menjelaskan distribusi responden berdasarkan pengalaman mengikuti pelatihan di Rumah Sakit. Tabel diatas menunjukan bahwa pengalaman perawat yang belum pernah mengikuti pelatihan keselamatan pasien yaitu sebesar 56% atau 46 orang. Sedangkan yang sudah pernah mengikuti pelatihan yaitu sebesar 44% atau 36 orang.

5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Responden tentang risiko pasien jatuh di Rumah Sakit Tugu Ibu Tahun 2013.

Tingkat Pengetahuan Jumlah Persentase (%)

Tinggi Rendah 15 67 18,3% 81,7%

(6)

5.6 Menjelaskan bagaimana tingkat pengetahuan responden atau perawat yang bekerja di ruangan rawat inap Rumah Sakit Tugu Ibu Cimanggis. Tabel diatas menjelaskan bahwa responden memiliki pengetahuan rendah tentang risiko pasien jatuh sebesar 82% atau 67 orang dan berpengetahuan tinggi yaitu 18% atau 15 orang.

Pembahasan

Rentang usia tersebut dapat dikategorikan kedalam rentang usia produktif, dimana pada rentang ini seseorang biasanya dianggap lebih mampu menyelesaikan tugas-tugas social dan lebih bertanggung jawab terhadap pekerjaanyaProduktifitas seseorang akan menurun dengan semakin bertambahnya usia, karena dengan bertambahnya usia maka terjadi penurunan kecepatan, kecekatan, kekuatan, koordinasi dengan berjalannya waktu dan adanya kebosanan yang berlarut-larut serta kurangnya rangsangan intelektual.

Terdapat perbedaan antara perawat pelaksana berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dalam menerapkan budaya keselamatan pasien. Pada dasarnya karakteristik perempuan dan laki-laki memang berbeda, bukan hanya dari segi fisik saja, tapi juga dalam hal cara berpikir dan bertindak. Perempuan lebih baik menerapkan budaya keselamatan pasien dibandingkan laki-laki Bahwa proses pendidikan merupakan suatu pengalaman yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan kualitas kepribadian seseorang, dimana semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin besar motivasinya untuk memanfaatkan pengetahuan dan keterampilannya Kedalaman dan keluasan pengetahuan perawat dapat mempengaruhi kemampuan dalam berpikir kritis dan meningkatkan kemampuan dalam menangani masalah keperawatan yang sedang dihadapinya. Oleh karena itu kiranya pengetahuan dapat menjadi suatu hal yang penting bagi perawat dalam kapasitasnya sebagai pemberi asuhan kepada klien. Dengan pengetahuan yang tinggi diharapkan sikap dan performa yang ditampilkan perawat dapat menjadi lebih berkualitas dan memberikan kepuasan tersendiri bagi klien dan keluarga. Berdasarkan karakteristik perawat yang tergambar pada penelitian ini kiranya kondisi ini juga dapat dijadikan salah satu factor pendukung bagi rumah sakit untuk meningkatkan mutu pelayanan dengan memanfaatkan sumber daya manusia (SDM) yang handal dari segi pendidikan dasar keperawatan. Pendidikan berkelanjutan juga kiranya perlu didorong bagi setiap perawat agar memiliki kemampuan yang

(7)

lebih baik karena proses pendidikan berkelanjutan dapat menunjang peningkatan pengetahuan seseorang sehingga mampu memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap suatu permsalahan. Semakin lama seseorang bekerja maka akan semakin terampil dan semakin berpengalaman pula dalam melaksanakan kepercayaannya. Dengan peningkatan pengalaman dan keterampilan ini diharapkan kepercayaan diri perawat dapat meningkat sehingga motivasi dan performa kerja yang ditampilkan dapat lebih baik. Kemampuan tiap SDM dievaluasi dengan menggunakan supervisi yang baik secara langsung (observasi) maupun tidak langsung (melalui dokumentasi). Kinerja pelaksana disupervisi/dievaluasi oleh kepala ruangan dan perawat primer. Masa kerja dapat dievaluasi dengan penilaian kinerja dan pemberian penghargaan serta jenjang karier yang jelas.

Pelatihan diperuntukan untuk pegawai pelaksana untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknis. Pelatihan adalah proses mengajarkan kepada karyawan baru atau karyawan yang telah ada tentang keterampilan dasar yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan mereka sebagai individu maupun sebagai anggota tim untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam organisasi dengan sebaik-baiknya

Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prilaku. Dapat juga dikatakan, pengetahuan membentuk tindakan seseorang. Dengan pengetahuan perawat yang rendah diharapkan perlu ditingkatkan dan dikembangkan kemampuan berpikir kritis.

Pengetahuan perawat tentang pencegahan pasien perlu ditingkatkan, agar perawat dapat mengaplikasikan pengetahuan yang perawat ketahui untuk meminimalkan kejadian pasien jatuh.

Kesimpulan

Dengan karakteristik perawat yang digambarkan pada hasil penelitian ini kiranya perawat di Unit Rawat Inap Umum RS Tugu Ibu Cimanggis dapat didorong dalam pegembangan diri secara lebih baik sehingga pelayanan keperawatan terhadap masyarakat pada akhirnya dapat terus ditingkatkan. Pengembangan SDM dengan mempertimbangkan karakteristik perawat yang produktif, berpendidikan tinggi, resiko mengalami kejenuhan relative rendah, dan memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi kiranya dapat memberikan kemudahan tersendiri dalam proses

(8)

pengembangan program-program pelayanan yang relevan dengan kemampuan yang dimiliki oleh perawat.

Memiliki karakteristik yang baik dan tingkat pengetahuan yang tinggi saja tidak menjamin bahwa pelaksanaan keselamatan risiko pasien jatuh akan berjalan sesuai dengan harapan. Padahal pada kenyataannya pelaksanan keselamatan risiko pasien jatuh sendiri kerap kali dijadikan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi penilaian klien terhadap mutu pelayanan keperawatan. Oleh karena itu, dimasa yang akan datang kiranya diperlukan kajian lebih lanjut dan mendalam tentang keselamatan risiko pasien jatuh dilingkungan yang sama agar pihak-pihak terkait dapat mengambil langkah yang tepat dalam menanggapi tuntutan masyarakat yang semakin tinggi terhadap mutu pelayanan keperawatan.

Ucapan Terima Kasih

1. Dewi Irawaty, M., Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu keperawatan Universitas Indonesia yang telah menyetujui peneliti untuk melaksanakan penelitian di RS Tugu Ibu Cimanggis.

2. Ibu Enie Novieastari Mukti, Skp., MN selaku dosen pembimbing dalam penyusunan skripsi penelitian ini yang telah memberikan banyak masukan dan arahan mulai dari proses penyusunan skripsi ini hingga selesainya skripsi ini.

3. Seluruh teman-teman FIK UI kelas Ekstensi 2011 yang selalu kompak dan senantiasa berbagi ilmu sehingga pengetahuan kita semakin bertambah

4. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu atas segala dukungan dan bantuannya

Referensi

Abdad. A., F., (2012) Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Komunikasi Terapiutik di Unit Rawat Inap Umum Rumah Sakit DR. H Marzoeki Mahdi Bogor

Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik (ed.6). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Aspden, P., Corringan, J.M, Wolcott, J., Erickson, S.M (2004). Patient safety archieving a new standard for care. Wasington D.C : The National Academies Press.

(9)

Ballard, KA (2003). Patient Safety : A Shared responsibility. Online Journal of Issues in Nursing. Volume 8 - 2003 No 3 : Sept 03.

Cahyono, J.B. (2008) Membangun Budaya Keselamatan Pasien dalam Praktik Kedokteraan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

DepKes. (2008) Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit (patient safety) (ed-2) Jakarta : DepKes RI.

Depkes RI. (2006). Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit (patient safety):Utamakan keselamatan pasien edisi 2. Jakarta: Depkes RI.

Flemming, M (2006, spring). Patient safety culture: Sharing and learning from each other. Februari 04, 2010. http://www.capch.org/patient safety culture.

Eagly, A. H & Johannesen, M. C. (2001, Juni). The leadership styles of women and men. Journal of Social Issues. 1 (12), 1-13. Maret 10, 2010. http://www.eurojournals.com/

Hikmah, S. (2008). Persepsi staf mengenai “patient safety” di IGD RSUP Fatmawati. Skripsi Tidak Dipublikasikan. FKM UI.

Kozier, B., Erb, G., Berman, A., dan Synder, S.J (2004). Fundamentals of nursing: Concept, process, and practice. New Jersey: Pearson Practice Hall.

Marpaung, J. (2005). Persepsi perawat pelaksana tentang kepemimpinan efektif kepala ruang dan hubungannya dengan budaya kerja perawat pelaksana dalam pengendalian mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat inap RSUP. Adam Malik Medan. FIK UI. Tesis tidak dipublikasikan.

National Patient Safety Agency. (2007). Seven stepr to patient safety.An overview guide for NHS staff. www..npsa.nhs.uk/sevensteps. Diperoleh oktober 2012.

Notoatmojo , S . (2010). Metodologi penelitian kesehatan (ed revisi), Jakarta : Rineka cipta. Potter, P.A., & Perry, A.G., (2009) Buku Ajar Fundamental Keperawatan : konsep, proses dan praktik. Edisi 4. Jakarta : EGC .

Reiling, J.G. (2006, August). Creating a culture of patient safety through innovative hospital design. Journal Advance in Patient Safety. 2 (20), 1-15. Maret 22, 2010. http://www.ahrq.gov

Robbins, S.P. (2001). Prilaku organisasi versi bahasa Indonesia edisi kedelapan: Konsep, kontrovers, aplikasi. (Hadyana Pujaatmaka, Penterjemah). Jakarta: Prenhallindo.

Rolinson, D dan Kish. (2001). Care concept in advanced nursing. St. Louis. Mosby A Harcourt Health Science Company.

Sastroasmoro, S., & Ismael, S. (2011). Dasar-dasar metodologi penelitian klini. Jakarta : Sagung Seto.

(10)

Sinaga, E., F., (2012) Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Hak-Hak Pekerja Perempuan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Bhakti Yudha Depok. Tesis, Depok Soeroso, S. (2003). Manajemen sumber daya manusia: Suatu pendekatan system. EGC: Jakarta.

Sugiyono. (2007). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta. Sutanto. (2007). Analisis data kesehatan. Depok: FKM-UI.

Vincent. (2005, April). Patient safety book. Februari 05, 2010. Curchill Livingstone. http://proquest.umi.com/pqdweb.

Walshe, K & Boaden, R. (2006). Patient safety : Research into practice. New York: Open University Press

WHO. (2009, April). Human factor in patient safety : Reviews on topics and tool. 8 Jul, 2010. http:// www.who.int/patientsafety/research/methods measures/human factor review.pdf.

WHO. (2007). WHO collaborating center for patient safety. Joint Commission and Joint Comission International Solutions.http://www.who.int.com.

Yahya, A. (2006, November). Konsep dan program patient safety. Disampaikan pada konvensi nasional mutu rumah sakit ke VI, Bandung.

Yulli, H. M. (2011). Analisis Determinan Kejadian Nyaris Cidera dan Kejadian tidak Diharapkan di Unit Perawatan Rumah Sakit Pondok Indah. Tesis. Depok FIK-UI

Yukie, C., Takako, N., & Takemi, W. (2001, March). Research on nursing as profession: gender issue problems for nursing in clinical medicine and the project in the future. Saitama Prefectural University Junior College Bulletin. 12 (2), 97-105. 6 Juni, 2010. http://sciencelinks.jp/j-east/article. Soeroso, S. (2003). Manajemen sumber daya manusia: Suatu pendekatan system. EGC: Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Disebabkan adanya faktor luaran yang mempengaruhi keadaan hubungan etnik di kilang, hubungan di antara pekerja lebih bersifat luaran atau superficial. Hubungan seperti ini

Kelurahan yang memiliki luas lahan terbesar yang masuk dalam kelas sangat sesuai yaitu Kelurahan Sorosutan dengan luas 130,94 Ha sedangkan yang paling sedikit yaitu Kelurahan

Dari hasil analisis diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dimensi variabel independen (kepemimpinan transformasional) secara individu/parsial baik dari dimensi

Analisis faktor-faktor eksternal bertujuan untuk mengetahui kecenderungan- kecenderungan dan kejadian-kejadian yang berada di luar kendali suatu usaha. Analisis yang dilakukan

Dispersi atmosfer kondisi kontur untuk daerah rural didominasi oleh dispersi ke arah sejajar dengan lepasan (arah x), sehingga dispersi yang terjadi tanpa

Lokasi penelitian (Sumber: petatematikindo.wordpress.com) Metode penelitian yang dipergunakan sangat berhubungan erat dengan perencanaan, maka dalam metode yang

Pada penelitian yang dilakukan di Ruang Mina RSI Ibnu Sina Pekanbaru dengan jumlah responden sebanyak 30 orang, didapatkan hasil 66,7% perawat pelaksana dalam hal

Lokasi Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Pekalongan berada di dalam areal Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan tepatnya di Kecamatan Pekalongan