• Tidak ada hasil yang ditemukan

Acara II Light Trap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Acara II Light Trap"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)c cc cc cc c

(2)  c

(3)  c c ccc  Ê. c. 1.Ê Untuk mengetahui mengetahui respon serangga terhadap berbagai panjang gelombang cahaya. 2.Ê Untuk mengetahui pengaruh suhu, kelembaban, dan kemunculan bulan terhadap serangga. Ê. cc c c. uerangga adalah salah satu kerajaan binatang yang mempunyai jumlah anggota terbesar. Hampir lebih dari 72% anggota binatang termasuk kedalam golongan serangga. uerangga dapat berperan sebagai pemakan tumbuhan (serangga jenis ini yang terbanyak anggotanya), sebagai parasitoid (hidup secara parasit pada serangga lain), sebagai pemakan bangkai, sebagai predator (pemangsa), sebagai penyerbuk (misalnya tawon dan lebah), dan sebagai penular (vektor) bibit penyakit tertentu (Putra, 1994). Peranan serangga sangat besar dalam menguraikan. bahan-bahan tanaman dan binatang. dalam rantai makanan ekosistem dan sebagai bahan makanan mahluk hidup lain. uerangga memiliki kemampuan yang luar biasa dalam beradaptasi dengan keadaan lingkungan yang ekstrem seperti padang pasir dan Antartika (Anonim, 2008). uemua makhluk hidup memiliki beberapa bagian lemah di siklus hidupnya, ini dapat dimanfaatkan untuk mengontrol mereka populasi. Fototropisme pada serangga adalah salah satu contoh klasik yang menyebabkan fabrikasi electrocutes dan digunakan untuk melawan hama rumah (Cantelo 1974). utudi penelitian ini merupakan studi komprehensif tentang respon serangga terhadap spektrum cahaya yang berbeda, akan diselenggarakan untuk memperoleh data yang berguna untuk membantu dalam merevolusi teknologi perangkap cahaya untuk digunakan lapangan (Jessica dan Curtis , 2001) Pemantauan adalah bahan diinginkan dalam strategi pengelolaan populasi. Untuk industri dengan margin keuntungan kecil, misalnya, perkebunan kehutanan eukaliptus, pemantauan.

(4) populasi yang membutuhkan jumlah langsung serangga tertentu oleh staf lapangan yang berpengalaman mungkin tidak ekonomis jika diperlukan di daerah yang luas dan / atau untuk waktu yang lama. Dalam keadaan seperti teknik pemantauan alternatif yang padat kurang intensif mungkin lebih menarik (Michael, 1995). Ultra-violet perangkap ringan telah lama digunakan untuk memantau populasi serangga. Pengaplikasian perangkap cahaya harus memperhatikan pengaruh faktor lingkungan terhadap efisiensi perangkap cahaya. Hal ini akan memungkinkan malam menjadi saat yang tepat untuk pengaplikasian perangkap cahaya, karena memungkinkan serangga terperangkap oleh cahay karena disekitar lingkungan tersebut gelap. uebagai contoh, angin kecepatan di atas 1,7 m menekan jumlah |      dan, khususnya, |   

(5)  . uuhu, pada malam hari merupakan waktu yang optimal untuk menangkap kedua spesies ngengat adalah 27 C; cahaya bulan terang mengurangi jumlah |     . sebesar 49%, namun tidak berpengaruh nyata terhadap tangkapan |   

(6)   (umith   2000) . Pertimbangan lain saat menggunakan perangkap cahaya adalah bahwa jumlah penerangan bulan mempengaruhi kemanjuran dari jebakan. Tangkapan perangkap ringan berbanding terbalik dengan pencahayaan latar belakang karena cahaya dari jebakan menjadi kurang jelas sebagai latar belakang meningkat iluminasi (misalnya pada malam bulan purnama). Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah pencahayaan bulan dan hubungan untuk standardisasi hasil tangkapan dalam kaitannya dengan jumlah penerangan di malam hari dianggap Hardwick ( 1972).            .

(7) Ê. 

(8) 

(9) 

(10) . Praktikum Acara II ³ a  ´ ini dilaksanakan pada tanggal 22 November 2010 ± 5 Desember 2010 di Taman sebelah Timur Akademik (A1) Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Alat yang digunakan adalah lampu berbagai warna (merah, hijau, putih, dan violet), plastik, rol kabel, kertas label, wadah tempat menangkap serangga dan gantungan lampu berebentuk corong. Adapun bahan yang dibutuhkan adalah cairan sabun dan alkohol. Praktikum ini dilaksanakan setiap hari mulai dari pukul 18.00 ± 20.00. Perangkap cahaya yang terdiri dari gantungan lampu yang berbentuk corong dengan masing-masing warna lampu dan wadah tempat menangkap serangga yang berisi cairan sabun digantungkan di pohon. Lampu disekitar area perangkap cahaya dipadamkan. Pada praktikum ini digunakan 2 ulangan untuk setiap warna lampu dan dilaksanakan disetiap hari praktikum. Air sabun diganti selama ± 1,5 jam sekali. Air sabun yang berisi serangga dimasukkan pada plastik .kemudian disaring dan ditenpatkan pada botol yang berisi alkohol. .

(11) Ê.  Noctuidae Culicidae Formicidae Muscidae Teneobridae Hymenopter a Cicadelidae Diptera Coreidae ucarabidae Homoptera Mymaridae uyrphidae  . ccc c  !"  #$".    57 5 11.  12 11 3.  37 3 46.  22 35.  12 14 18 6 1.  . %  11 9 13 1 1.  9 3.  6 3. 11 68. 14 2. 8. 73. 26. 2 1. 94. Ê. 57. 122. 3. 3 2 57. 19. 4. 44. 13. 166 34 137 10 2 11 82 2 13 1 23 3 2. ccc. Lingkungan biotik merupakan bagian dari keseluruhan lingkungan yang terbentuk dari semua fungsi hayati makhluk-makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya saling berinteraksi. Asosiasi atau hubungan-hubungan fungsional antar makhluk hidup dapat dikaji dalam berbagai tahapan. Misalnya ada studi mengenai satu makhluk hidup dan seluruh populasinya, ada pula studi yang mencakup seluruh komunitas yaitu kajian atas interaksi berbagai populasi dalam satu daerah tertentu. ualah satu faktor lingkungan tersebut adalah faktor abiotik, yang dalam hal ini adalah cahaya. uerangga dapat dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan aktivitasnya, yaitu serangga nokturnal atau aktif pada malam hari; serangga diurnal yang aktif pada siang hari; serangga crepusculer yang aktif pada pagi dan sore hari; dan serangga matinal yang aktif pada sore hari. Cahaya sebagai salah satu faktor ekologis meliputi cahaya-cahaya yang dapat dilihat dari suatu spectrum cahaya yaitu mempunyai panjang gelombang antara 4.000-7.600 0A, atau warnawarna merah dan biru. uerangga memberikan reaksi yang berbeda-beda terhadap masing-masing.

(12) jenis cahaya, baik mengenai panjang gelombang maupun intensitasnya. Ada serangga yang tertarik akan keberadaan cahaya seperti kupu-kupu penggerek batang padi dan ada pula yang tidak menyukai keberadaan cahaya seperti kecoa. uerangga mempunyai dua alat penerima rangsang cahaya yaitu mata tunggal (oseli) dan mata majemuk (omatidia). Mata tuggal mempunyai lensa kornea tunggal sedangkan mata majemuk terdiri dari banyak omatidium yang dilapisi dengan lensa kornea segi enam. Mata tunggal berfungsi untuk membedakan intensitas cahaya yang diterima, sedangkan mata majemuk berfungsi sebagai pembentuk bayangan yang berupa mozaik. Banyak serangga yang buta warna, namun banyak pula yang dapat membedakan warna sehingga preferensinya berbeda pula terhadap warna. ueperti contoh, lebah madu dapat membedakan warna biru dan kuning dan tidak dapat melihat warna merah; kutu kebul, kutu daun bersayap, lalat pengorok daun tertarik pada warna kuning. uerangga dapat membedakan warna-warna kemungkinan karena adanya perbedaan pada sel-sel retina pada mata serangga. Kisaran panjang gelombang yang dapat diterima serangga adalah 2540-6000 A (Gustilin,2008). uerangga-serangga nokturnal seperti Noctuidae, uaturniidae, dan uphingidae, ngengatnya tertarik dengan adanya cahaya pada malam hari. ualah satu cara yang dapat diterapkan untuk memantau aktivitas dan populasi serangga nokturnal adalah dengan menggunakan perangkap lampu (  ). Dua hal penting yang mempengaruhi keberhasilan lampu perangkap yaitu variasi malam dan variasi yang dihasilkan dari penempatan perangkap (Huffaker et al 1932.,). Variasi malam menunjukkan perbedaan besar dalam jumlah serangga yang ditangkap dari malam ke malam karena faktor lingkungan (suhu kelembaban relatif, siklus bulan) yang mempengaruhi perilaku serangga. Variasi penempatan mengacu pada variabilitas koleksi lampu perangkap karena lokasi dari jebakan. faktor variabilitas dalam suatu lokasi termasuk dekat ke sumber serangga, aktivitas yang disukai dan istirahat derajat bidang perlindungan dari angin dan kedekatan dengan cahaya latar belakang buatan. Penelitian telah menunjukkan bahwa koleksi lampu perangkap dapat bervariasi secara signifikan dengan hanya untuk 3 meter mengubah 2 di lokasi (Barr et al 1963). Cahaya bulan mempengaruhi baik efisiensi dari perangkap cahaya dan perilaku serangga. Kecerahan bulan mempengaruhi kontras terang sumber trap sehubungan dengan cahaya latar belakang bahwa serangga adalah navigasi di (Barr et al., 1960) yang pada gilirannya mempengaruhi daya tarik dari perangkap untuk serangga. Meskipun secara umum diterima.

(13) bahwa serangga lebih sedikit ditangkap pada bulan purnama dibandingkan dengan bulan baru, aktivitas penerbangan beberapa spesies meningkat secara substansial di versus malam berbulan terang. Ada berbagai rentang suhu dan kelembaban di mana spesies individu yang paling aktif. Oleh karena itu, jumlah variabilitas kelembaban, temperatur, dan sinar bulan sepanjang malam akan mempengaruhi jumlah serangga yang dikumpulkan dalam perangkap dari malam ke malam. Dari hasil pengamatan dapat dilihat jumlah serangga yang terperangkap paling banyak terperangkap pada    warna ungu (380-450 nm) yaitu jika dibandingkan dengan warna hijau, putih dan merah (620±750 nm) dengan urutan hasil serangga terbanyak yang terperangkap adalah pada    ungu,    putih,    merah dan    hijau. Dan dapat disimpulkan bahwa serangga paling menyukai warna ini karena ungu memiliki panjang gelombang antara 4.000-7.600 0A. Berdasar literature, serangga-serangga tersebut seharusnya paling banyak terperangkap pada    berwarna ungu dan putih (Naryanta, 1999). Namun, karena    berwarna kuning tersebut jatuh yang kemungkinan disebabkan oleh angin, tekstur tanah, atau faktor lingkungan lainnya, maka serangga yang terperangkap paling sedikit diantaraÊ   lainnya . uelain itu,    berwarna kuning tersebut diletakkan terlalu pinggir dari letak yang telah ditentukan. Pada    berwarna biru jumlah serangga yang tertangkap hanya sedikit karena peletakan    yang kurang strategis yaitu pada bagian pinggir, sehingga memungkinkan populasi serangga sedikit. Berdasarakan literature sticky tarp berwarna kuning, biru, dan putih lebih efektif untuk memonitoring serangga (Dendt, D. 1995). a   berwarna ungu, serangga yang didapat paling banyak dibanding warna yang lain karena peletakkan    yang strategis yaitu berada jauh dari jalan , sedangkan faktor lain yang mempengaruhi adalah ketinggian dari    yang sesuai dengan tinggi tajuk tanaman, sehingga kemungkinan serangga banyak yang terperangkap. a   warna yang lain seperti warna merah dan hijau kurang efektif dalam fungsinya sebangai monitoring serangga karena dipengaruhi oleh kemampuan serangga yang berbeda-beda dalam menangkap cahay. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh data bahwa Noctuidae , Formicidae, dan Cicadellidae paling banyak ditemukan karena kedua serangga tersebut memang hama malam hari (Noctuidae). Famili Formicidae yang paling banyak tertangkap, karena famili Formidae termasuk dalam serangga sosial., dimana pada serangga sosial pada umumnya terdapat sistem.

(14) komunikasi antar individu melalui senyawa feromon. Banyaknya famili tersebut yang tertangkap dapat disebabkan karena adanya sistem komunikasi tersebut. Cahaya bulan tidak terlalu mempengaruhi keberhasilan    ini, karena pada saat dilakukan pengamatan tidak menunjukkan bulan baru yang dimana kemunculan bulan baru sangat mempengaruhi hasil   Kelembaban dan tempratur sangat mempengaruhi keberhasilan    karena, serangga merupakan hewan berdarah dingin jadi memerlukan adaptasi lingkungan yang tinggi untuk dapat bertahan hidup. Pada saat diadakan    dalam kondisi hujan dengan kelembaban yang cukup tinggi, serangga sedikit yang terperangkap, sedangkan dalam kondisi tidak hujan dengan kelembaban tinggi(kemarau yang lembab/basah), serangga yang terperangkap cukup banyak. Hal ini disebabkan karena faktor lingkungan yang tidak cocok bagi serangga untuk melakukan aktifitas (menyerang tanaman).. Ê.            .

(15) Ê. c. 1.Ê Perangkap    yang paling disukai serangga adalah    UV(UnguViolet), karena UV memiliki panjang gelombang antara 4.000-7.600 0A dan memiliki spektrum 380-450 nm. uedangkan warna merah memiliki spektrum 620±750 nm dan biru 450±495 nm. 2.Ê uerangga umumnya memanfaatkan cahaya sebagai alat bantu navigasi atau dengan kata lain cahaya dapat digunakan untuk menuntun arah terbang serangga. 3.Ê Kelembaban, temperatur, dan sinar bulan sepanjang malam akan mempengaruhi jumlah serangga yang dikumpulkan dalam perangkap. 4.Ê Dari hasil pengamatan urutan jumlah serangga paling banyak yang tertangkap adalah pada    ungu, putih, merah dan hijau. Pada    ungu serangga yang paling banyak tertangkap adalah famili Cicadelidae, pada    putih serangga yang paling banyak tertangkap adalah famili Formicidae, pada    merah serangga yang paling banyak tertangkap adalah famili Noctuidae, dan pada    hijau serangga yang paling banyak tertangkap adalah family Homoptera. Ê.                   .

(16) c c c c  Anonim. 2008. Konservasi uerangga Demi Pelestarian Ekology. http://www. kompas.com. Diakses 21 Desember 2010. Barr, AR, umith TA, dan MM Boreham. 1960. Light intensity and the attraction of mosquitoes to light traps. Intensitas cahaya dan daya tarik nyamuk untuk perangkap cahaya. J. Econ. J. Econ. Entomol. Entomol. 53:876-880. 53:876-880. Barr, AR, TA umith, MM Boreham, and KE White. 1963 . Barr, AR, TA umith, MM Boreham, dan KE White. 1963. Evaluation of some factors affecting the efficiency of light traps in collecting mosquito. Evaluasi beberapa faktor yang mempengaruhi efisiensi perangkap cahaya dalam mengumpulkan nyamuk. J. Econ. J. Econ. Entomol. Entomol. 56:123-127. 56:123-127. Cantelo, WW 1974. Black  s as control agents. Entomol. uoc. Amer. Amer. 20: 279282. Dendt, D. 1995. Principles of integrated pest management. Pp: 8-46 in D. Dent (ed). Integrated Pest Management. Chapman & Hall. London. Gustilin,2008. www.infonet-biovision.org. Diakses 21 Desember 2010. Huffaker, CB, dan RC Black. 1943. A study of methods of sampling adult mosquito populations. uebuah studi tentang metode sampling populasi nyamuk dewasa. J. Econ. J. Econ. Entomol. Entomol. 36:561-569. 36:561-569. Jessica P. dan Curtis A. 2001. Insect Response to different wavelengths of light in New River utate Park, Ashe County, North Carolina, UuA. Michael, P. 1995. Metode Ekology Untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium. Terjemahan Yanty. R. Koester. UI-Press, Jakarta. Naryanta. 1999.            

(17)         

(18)  

(19)  Liriomyza       ukripsi u-1, Fakultas Pertanian UNu. uurkakarta. Putra, N. u. 1994. uerangga di uekitar Kita. Kanisius, Yogyakarta. umith, AD, Reynolds, DR & Riley, JR (2000) The use of vertical-looking radar to continuously monitor the insect fauna flying at altitude over southern England.     !   , 90 , 265 277..

(20)   .

(21)

Referensi

Dokumen terkait

Analisis ini digunakan dengan tujuan mengetahui hubungan antara kualitas udara fisik (pencahayaan, suhu, kelembaban, dan laju ventilasi), kualitas udara biologi

Jika makanan jenis A berharga 85 cent per kg dan B berharga 40 cent per kg, berapa kg masing-masing jenis makanan harus dibeli setiap minggu agar orang tersebut

Untuk menghindari terjadinya hal-hal tersebut maka dilakukan perancangan dan pembuatan pintu gerbang yang dapat membuka dan menutup secara otomatis.. Cara kerja

Dari hasil penjelasan pekerjaan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa seluruh peserta rapat telah memahami dokumen dan proses pengadaan jasa konstruksi

Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah ini maka Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2001 tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen

Hak paten sebesar Rp120 juta yang diperoleh perusahaan pada tanggal 1 Januari 2000 (estimasi masa manfaat 8 tahun) belum pernah diamortisasi.. Hutang dagang sebesar

Tanggung jawab sosial dalam perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap

PROGRAM STUDI KEAHLIAN: KEUANGAN KOMPETENSI KEAHLIAN: AKUNTANSI.. JUDUL BUKU: