• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Sejarah Perusahaan PT Pos Logistik Indonesia (Poslog)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Sejarah Perusahaan PT Pos Logistik Indonesia (Poslog)"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

35 BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data

4.1.1 Sejarah Perusahaan PT Pos Logistik Indonesia (Poslog)

Berawal dari sebuah proyek bisnis logistik di 2004, dan berkembang menjadi Strategic Business Unit di 2007, kemudian berdasarkan Akta Notaris yang disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No: AHU-08351.AH.0101 pada 17 Februari 2012, Poslog resmi terlahir sebagai anak perusahaan dari PT Pos Indonesia (Persero). PT Pos Indonesia (Persero) ini merupakan pengembangan dari proyek bisnis di tahun 2004 hingga menjadi Strategic Business Unit (SBU) Poslog. Bermula dengan semakin meningkatnya kegiatan logistik yang merupakan nafas perekonomian di Indonesia dimana sektor biaya pada aktivitas logistik merupakan biaya yang paling tinggi di dalam menjalankan aktivitasnya maka dari itu PT Pos Indonesia (Persero) sadar terhadap pentingnya aktivitas di Sektor ini maka pada tahun 2009 terbentuklah SBU Poslog yag merupakan sektor PT Pos Indonesia (Persero) yang membawahi kegiatan logistik. Sejak tahun 2009 SBU Poslog direvitalisasi menjadi SBU yang lebih berorientasi pada peningkatan keunggulan bersaing di industri logistik dan fokus dalam penggarapan bisnisnya melalui peningkatan kompetensi pengelolaan bisnis logistik.

Pada awalnya SBU Poslog berjalan dengan lancar tetapi pada tahun 2011 SBU Poslog dibubarkan karena dengan kedudukannya yang semakin tidak jelas. Setelah dikaji dan ditelaah lagi kedudukan Poslog semakin dibutuhkan maka dari itu pada tanggal 14 Maret 2012 terbentuklah Poslog yang berkantor pusat di Jalan Lapangan Banteng Utara No.1 Jakarta Pusat Gedung Pos Ibukota Lantai 2. Berdirinya Poslog ini semoga dapat bersaing dengan kompetitor-kompetitor diluar sana terutama yang bergerak dibidang logistik. Ruang target operasi Poslog meliputi supply chain management, warehouse and distribution, warehouse operator lini-1 soekarno hatta, freight forwarding, custom clearance, project shipments, kargo pos, movers, record management, dan transportation.

(2)

Gambar 4. 1 Perkembangan Sejarah Poslog (Sumber: PT Pos Logistik Indonesia, 2019) 4.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan

A. Visi Poslog

Visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan atau dapat dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan want to be dari organisasi atau perusahaan. Visi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang diperoleh serta aspirasi dan cita-cita masa depan.

Visi dari Poslog, yaitu “Menjadi perusahaan penyedia jasa Logistik terintegrasi, terluas dan terbaik di Indonesia”.

B. Misi Poslog

Misi adalah tujuan utama dari sebuah organisasi. Misi dari Poslog yaitu:

1. Mengelola bisnis logistik secara total didukung Sumber Daya Manusia yang profesional, sistem operasi yang efisien, serta pemanfaatan teknologi informasi yang tepat guna.

2. Mengembangkan bisnis dengan mengutamakan jalinan kerja sama dengan sistem win-win solution (suatu bentuk kerja sama yang saling mengutungkan).

3. Membangun jaringan bisnis secara fokus dengan mengutamakan efisiensi dan efektivitas.

(3)

4.1.3 Nilai-nilai Perusahaan

Menunjang keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan, Poslog telah menentukan nilai dan budaya yang dianut, seperti berikut:

Gambar 4. 2 Nilai dan Budaya Poslog (Sumber: PT Pos Logistik Indonesia, 2019) a. Integrity

Sekalipun menulis "i" untuk integritas dengan huruf kecil tapi mereka percaya ada nilai dan arti yang sangat besar dari definisi intergritas itu sendiri sehingga mereka menempatkan integritas di depan nilai-nilai lain untuk budaya bisnis Poslog, karena integritas bertahan selamanya. Poslog akan menjaga integritasnya dengan melakukan hal yang benar dalam segala situasi pada kegiatan bisnisnya.

b. Professional

Poslog menyadari bahwa perilakunya mencerminkan bisnis yang di jalankan. Sikap profesional membantu Poslog untuk meningkatkan kinerja dan meyakinkan pelanggan atas apa yang bisa dilakukan.

c. Orientation to Customer

Poslog tidak ingin menjanjikan hal berlebihan selain memberikan pelayanan yang optimal kepada pelanggan, sehingga mereka tetap dapat memahami dan memuaskan pelanggan, untuk melakukan apa yang diperlukan demi memenuhi kebutuhan mereka.

d. Safety

Poslog selalu bertindak dengan sikap yang benar terhadap keselamatan semua pekerja, kontraktor, pelanggan, dan masyarakat sebagai landasan dasar kegiatan bisnisnya.

e. Learner

Poslog percaya bahwa belajar adalah proses yang tidak pernah ada akhirnya. Belajar memberikan kreativitas, kreativitas mengarah ke pemikiran,

(4)

pemikiran memberikan pengetahuan, dan pengetahuan membuat menjadi besar. Poslog menjadikan pembelajaran yang terus menerus sebagai bagian budaya kerja kami untuk mengembangkan orang-orangnya.

f. Open Minded

Pemikiran yang terbuka adalah sikap yang tepat untuk mendapatkan lebih banyak ide, fakta, pengetahuan, dan kebijaksanaan untuk mengembangkan bisnis Poslog.

g. Great Result

Poslog menggabungkan semua nilai-nilai yang kami percayai untuk meraih hasil yang besar pada akhirnya.

Nilai dan budaya perusahaan tersebut di atas diharapkan dapat menjadikan karyawan Poslog menjadi karyawan yang profesional dan menjalankan tugas sesuai etika bisnis.4.1.4 Struktur Branch Manager Bandung

4.1.4 Struktur Organisasi Poslog Branch Bandung

BRANCH MANAGER BAGIAN SALES: 1. SUPERVISOR SALES 2. SALES 3. ACCOUNT MANAGEMENT BAGIAN OPERASIONAL: 1. SUPERVISOR OPERASI 2. OPS: CARGO, FREIGHT FORWARDING, CONTRACT

LOGISTICS, PROJECT 3. POM

BAGIAN UMUM, SDM, AKUNTANSI & KEUANGAN:

1. SUPERVISOR KEUANGAN & UMUM

2. AKUNTANSI 3. ACCOUNT RECEIVABLE

4. KEUANGAN 5. SDM & UMUM

Gambar 4. 3 Struktur PT Pos Logistik Indonesia Brand Bandung (Sumber: PT Pos Logistik Indonesia Branch Bandung, 2019)

(5)

Job Description Branch Manager Bandung 1. Branch Manager

Mempunyai fungsi pengorganisasian dan pengendalian pengelolaan pemasaran dan penjualan, warehaousing, dan transportasi kiriman logistk, serta kegiatan administrasi dan pendukung lainnya untuk melaksankan layanan logisitik diwilayah guna mencapai target pendapatan dan laba.

2. Supervisor Operation and Sales

Mempunyai fungsi melakukan kegiatan pemasaran dan penjualan layanan logistik kepada pelanggan sesuai dengan pedoman dan standard operating procedure (SOP) yang telah dibuat oleh kantor pusat.

3. Staf Sales

Mempunyai tugas atau tanggung jawab untuk meningkatkan penjualan agar target penjualan perusahaan dapat tercapai. Peningkatan penjualan dilakukan dengan bertemu langsung dengan klien untuk menjalin kerjasama, yang artinya staf sales mempunyai tanggung jawab menjual produk yang dimiliki oleh perusahaan langsung kelapangan dengan menyebar brosur yang sudah disediakan dari perusahaan. Target lapangan yang staf sales harus kunjungin yaitu, kampus, kantor, dan perusahaan swasta lainnya, yang sudah mendapat persetujuan dari supervisor sales.

4. Staf Operation

Mempunyai fungsi mengerjakan perkerjaan project, juga mengurus packing yang siap untuk dikirimkan, segala pekerjaan yang dilakukan oleh staf operation dilaporkan kepada supervisor operation. Tugas selain itu, staf operation juga membantu dalam melaksanakan tugas dalam melayani customer untuk hal pengiriman barang seperti pengiriman motor dan pengiriman barang pindahan, membuat surat jalan.

5. Supervisor Keuangan & Umum

Mempunyai fungsi membuat planning pekerjaan harian, bulanan, dan tahunan yang akan dikerjakan pada Area Pos Logistik Bandung yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang diinginkan oleh perusahaan. Supervisor umum juga berfungsi membuat neraca pengiriman hari, dan menghitung pendapatan

(6)

per-hari dan melaporkan kepada supervisor sales, selain itu supervisor umum juga mengerjakan claim yang diberikan oleh pengirim yang dilakukan. Supervisor umum melaporkan segala tugasnya kepada Area Manager.

4.1.5 Pengumpulan Data Kriteria, Subkriteria, dan Alternatif

Penelitian ini menggunakan beberapa data sebagai pendukung dalam melakukan pengolahan data, adapun data yang dibutuhkan merupakan hasil kuesioner yang dilakukan berdasarkan wawancara kepada pihak perusahaan. Hasil data yang dibutuhkan sebagai berikut:

1. Data kriteria dan subkriteria

Data kriteria dan subkriteria pada awalnya ditentukan dari penelitian terkait dengan pemilihan vendor jasa transportasi yaitu Sugianto dan Ciptomulyono (2012) dan Arini (2015). Penentuan kriteria dan subkriteria dilakukan tanpa melakukan wawancara bertujuan untuk menjadikan acuan perusahaan dalam menentukan kriteria dan subkriteria. Berikut merupakan hasil penentuan kriteria dan subkriteria sebelum melakukan wawancara pada Tabel 4.1:

Tabel 4. 1 Kriteria dan Subkriteria Pendahulu

NO KRITERIA SUBKRITERIA

1 Kualitas

1. Kemampuan pengiriman barang tanpa cacat. 2. Kemampuan kesesuaian isi dan ketepatan jumlah barang yang dikirim.

3. Kemampuan menyediakan sarana transportasi dari segi mutu/kualitas kendaraan dan jumlah kendaraan. 2 Ketepatan

Pengiriman

1. Ketepatan waktu pengiriman.

2. Kemampuan penanganan sistem transportasi.

3 Waktu respon

1. Ketepatan menanggapi permintaan pelanggan. 2. Cepat tanggap menyelesaikan masalah/keluhan pelanggan.

3. Kemudahan untuk dihubungi/komunikasi.

4 Harga

1. Kemampuan memberikan harga yang paling kompetitif berdasarkan kualitas yang diberikan. 2. Kemampuan memberikan potongan harga dalam sekali pengiriman.

5 Cara

Pembayaran

1. Kemampuan memberikan kredit.

2. Kemampuan memberikan sistem pembayaran yang lebih mudah.

(7)

Tabel 4. 1 Kriteria dan Subkriteria Pendahulu (Lanjutan)

NO KRITERIA SUBKRITERIA

6 Lokasi

1. Kemampuan menangani area dari lokasi pengiriman sampai tujuan.

2. Kemampuan menguasai area lokasi pengiriman yang luas.

7 Finansial

1. Memiliki modal yang cukup.

2. Memiliki cashflow yang baik pada sistem accounting.

8 Teknologi

1. Kemampuan mengaplikasikan teknologi terbaru pada sistem pengirimannya.

2. Kemampuan mengaplikasikan teknologi pada sarana transportasi.

Kriteria dan subkriteria di atas kemudian divalidasi kepada perusahaan untuk mendapatkan kriteria dan subkriteria yang relevan. Validasi dilakukan dengan melakukan wawancara kepada bagian supervisor operasional yang melakukan pemilihan vendor, terdapat perbedaaan dengan kriteria dan subkriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Berikut merupakan hasil wawancara yang dilakukan dalam menentukan kriteria dan subkriteria pada Tabel 4.2:

Tabel 4. 2 Kriteria dan Subkriteria Terpilih

NO KRITERIA SUBKRITERIA

1 Harga 1. Cara pembayaran. 2. Potongan harga.

2 Kualitas

1. Kemampuan pengiriman barang tanpa cacat. 2. Ketersediaan sarana transportasi.

3. Tepat waktu. 3 Performance 1. Banyaknya konsumen. 2. Tingkat keberhasilan. 3. Waktu beroperasi. 4 Pelayanan

1. Ketepatan menanggapi permintaan pelanggan. 2. Cepat tanggap menyelesaikan masalah/keluhan pelanggan.

3. Kemudahan untuk dihubungi/komunikasi. 5 Finansial 1. Memiliki modal yang cukup.

(8)

Tabel 4. 2 Kriteria dan Subkriteria Terpilih (Lanjutan)

NO KRITERIA SUBKRITERIA

2. Memiliki cashflow yang baik pada sistem accounting.

6 Teknologi

1. Pengaplikasikan teknologi terbaru pada sistem pengirimannya.

2. Pengaplikasikan teknologi pada sarana transportasi.

Kriteria dan subkriteria terdiri dari 6 kriteria dan 15 subkriteria ini ditentukan berdasarkan kebutuhan perusahaan terhadap pemilihan vendor. Kriteria dan subkriteria performansi yang diajukan pihak perusahaan adalah sebagai berikut: A. Kriteria harga

Harga dipilih sebagai kriteria dalam menentukan pemilihan vendor karena harga merupakan bagian penting dalam bekerja sama. Harga murah dan terjangkau ini dilihat dari beberapa subkriteria diantaranya:

a. Cara pembayaran

Cara pembayaran berpengaruh pada penilaian pemilihan vendor, karena untuk memudahkan proses pengiriman apabila pembayaran tidak sampai sepenuhnya kepada perusahaan vendor tersebut.

b. Potongan harga

Potongan harga berpengaruh pada pemilihan vendor, karena apabila terdapat potongan harga berarti perusahaan mengurangi pengeluaran harga yang dikeluarkan perusahaan.

B. Kriteria kualitas

Kualitas dipilih sebagai kriteria dalam menentukan pemilihan vendor karena kualitas merupakan bagian terpenting dalam pertimbangan perusahaan. Kualitas pelayanan ini dilihat dari beberapa subkriteria diantaranya:

(9)

a. Kemampuan pengiriman tanpa barang cacat

Kemampuan pengiriman tanpa barang cacat berpengaruh pada penilaian pemilihan vendor, apabila pengiriman dilakukan dengan barang tanpa cacat maka perusahaan akan mendapat nilai tambah dari konsumen. b. Ketersediaan sarana transportasi

Ketersediaan sarana transportasi berpengaruh pada pemilihan vendor, apabila ketersediaan sarana transportasi tidak ada maka ada pengurangan nilai lebih bagi perusahaan vendor tersebut.

c. Tepat waktu

Tepat waktu berpengaruh pada pemilihan vendor, karena ketepatan dalam penyediaan sarana transportasi mempengaruhi pengiriman barang konsumen ke tujuan.

C. Pengalaman vendor

Pengalaman vendor dipilih sebagai kriteria dalam menentukan pemilihan vendor karena perusahaan melakukan penilaian pada vendor dengan mempertimbangkan pengalaman vendor yang dimiliki. Kriteria pengalaman vendor dipilih bertujuan untuk mengurangi permasalahan keterlambatan yang disebabkan karena vendor tidak menguasai proses muat barang yang dapat disebabkan karena pengalaman vendor yang kurang. Pengalaman ini dilihat dari beberapa subkriteria diantaranya:

a. Banyaknya konsumen

Konsumen berpengaruh pada pemilihan vendor, yang bertujuan untuk melihat apakah konsumen yang dimiliki oleh perusahaan vendor adalah perusahaan ternama atau tidak.

b. Tingkat keberhasilan

Sebuah perusahaan vendor dapat dilihat keberhasilannya dengan cara melihat apakah perusahaan vendor tersebut berkembang atau tidak.

c. Waktu beroperasi

Tahun pendirian berpengaruh pada penilaian pemilihan vendor, yang bertujuan untuk mengetahui berapa lama vendor tersebut ikut serta dalam penyediaan sarana transportasi.

(10)

D. Pelayanan

a. Ketepatan menanggapi permintaan pelanggan

Tanggapan perusahaan vendor terhadap permintaan dari perusaahan. b. Cepat tanggap menyelesaikan maslahan atau keluhan konsumen

Tanggap dalam penyelesaian permasalahan dan keluhan dari konsumen yang diajukan kepada perusahaan.

c. Kemudahan untuk dihubungi atau komunikasi

Komunikasi yang berjalan baik antara perusahaan dengan vendor maka pengiriman akan berjalan dengan baik.

E. Finansial

a. Memiliki modal yang cukup

Modal yang cukup berpengaruh terhadap pemilihan vendor, karena dengan modal cukup vendor mendapat kepercayaan dari perusahaan.

b. Memiliki cashflow yang baik pada sistem accounting.

Memiliki cashflow yang baik pada sistem accounting berpengaruh terhadap pemilihan vendor, karena dengan cashflow yang baik vendor tersebut dapat berkembang.

F. Teknologi

a. Pengaplikasikan teknologi terbaru pada sistem pengirimannya.

Teknologi terbaru merupakan hal yang harus dilakukan untuk memantau pengiriman.

b. Pengaplikasikan teknologi pada sarana transportasi.

Teknologi yang diterapkan pada sarana transportasi dilakukan untuk memantau kendaraan.

2. Data Ketergantungan antar Kriteria

Ketergantungan dari kriteria dengan kriteria lain dilakukan untuk mengetahui bagaimana kriteria dapat mempengaruhi kriteria lainnya. Ketergantungan dilakukan berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan antar kriteria dengan kriteria lainnya. Berikut merupakan hasil wawancara pada ketergantungan antar kriteria:

(11)

Pemilihan Vendor Trucking

Harga Kualitas Pengalaman

Vendor Pelayanan Finansial Teknologi

Cara Pembayaran Potongan Harga Kemampuan Pengiriman Tanpa Cacat Ketersediaan Sarana Transportasi Tepat Waktu Banyaknya Konsumen Tingkat Keberhasilan Waktu Beroperasi Menanggapi Permintaan Pelanggan Penyelesaian Masalah Komunikasi Modal yang cukup Cashflow yang baik Teknologi pada sistem pengiriman Teknologi pada sarana transportasi PT X PT Y PT Z

Gambar 4. 4 Hierarki Analythical Network Process (ANP)

Gambar 4.4 menggambarkan sebuah hierarki dengan tujuan pemilihan vendor trucking yang terdiri dari kriteria harga, kualitas, pengalaman vendor, pelayanan, finansial, dan teknologi. Setiap kriteria terdapat subkriteria yang menunjang dalam pemilihan vendor trucking dan terdapat tiga alternatif .

(12)

Harga Cara Pembayaran Potongan Harga Kualitas Kemampuan Pengiriman Tanpa Cacat Ketersediaan Sarana Transportasi Tepat Waktu Pengalaman Vendor Banyaknya Konsumen Tingkat Keberhasilan Waktu Beroperasi Pelayanan Menanggapi Permintaan Pelanggan Penyelesaian Masalah Komunikasi Finansial Modal yang cukup Cashflow yang baik Teknologi Teknologi pada sistem pengiriman Teknologi pada sarana transportasi

Gambar 4. 5 Model Jaringan Metode ANP

Berdasarkan pada Gambar 4.5 dapat dilihat ketergantungan antar kriteria, kriteria pada pengalaman vendor, pelayanan, finansial, dan teknologi memiliki panah lurus yang sama. Panah lurus tersebut menunjukkan bahwa kriteria tersebut memiliki

(13)

pengaruh terhadap kriteria lainnya, hal ini yang membuat satu kriteria dengan kriteria lain memiliki ketergantungan. Berbeda dengan kriteria harga dan kualitas yang memiliki panah lurus dan panah yang membalik pada kriteria itu sendiri. Panah lurus tersebut memiliki tujuan yang sama untuk menunjukkan bahwa kriteria harga dan kualitas memiliki pengaruh terhadap setiap kriteria, adapun panah yang membalik menujuk kriteria itu sendiri menunjukkan bahwa kriteria tersebut memiliki pengaruh terhadap kriteria itu sendiri. Hal ini juga yang membuat kriteria harga dan kualitas memiliki ketergantungan baik pada setiap kriteria lainnya maupun pada kriteria itu sendiri.

3. Data vendor

Wawancara yang dilakukan tidak hanya pada kriteria dan subkriteria, namun vendor yang dibandingkan untuk dipilih merupakan hasil wawancara. Vendor yang dibandingkan hanya tiga perusahaan, hal ini berdasarkan data masa lalu vendor yang bekerja sama dengan perusahaan. Data masa lalu digunakan untuk mempermudah menilai kinerja vendor karena sebelumnya telah bekerja sama. Berikut merupakan vendor yang dipilih dalam melakukan perbandingan yang dapat dilihat pada Tabel 4.3:

Tabel 4. 3 Vendor Terpilih

NO PERUSAHAAN

1 PT X

2 PT Y

3 PT Z

4. Data Kuesioner

Kuesioner yang diberikan merupakan hasil wawancara yang telah dilakukan sebelumnya. Kuesioner diberikan kepada responden yang berhubungan dengan pengambilan keputusan. Berikut merupakan salah satu contoh dari kuesioner yang diberikan kepada responden:

(14)

Keterangan untuk kriteria dan subkriteria: 1 = Sama berpengaruh

3 = Sedikit lebih berpengaruh 5 = Berpengaruh

7 = Lebih berpengaruh 9 = Sangat lebih berpengaruh

Tabel 4. 4 Penilaian Kriteria

Kriteria Nilai Kriteria

9 7 5 3 1 3 5 7 9

Harga Kualitas Harga Pengalaman Vendor Harga Pelayanan Harga Finansial Harga Teknologi Kualitas Pengalaman Vendor Kualitas Pelayanan Kualitas Finansial Kualitas Teknologi Pengalaman Vendor Pelayanan Pengalaman Vendor Finansial Pengalaman Vendor Teknologi

Pelayanan Finansial Pelayanan Teknologi

Finansial Teknologi Tabel 4.4 menggambarkan bentuk kuesioner yang diisi oleh responden, dimana nilai dan keterangan pengisian telah terdapat di dalam kuesioner tersebut. Hasil kuesioner dapat dilihat pada Lampiran.

4.1.6 Pengumpulan Data Responden A. Hasil Kuesioner Responden pada Kriteria

Wawancara yang dilakukan untuk menentukan kriteria yang digunakan perusahaan acuan pemilihan vendor trucking yang tepat, berikut merupakan hasil kuesioner yang telah diisi oleh dua responden:

(15)

Tabel 4. 5 Hasil Kuesioner Responden pada Kriteria Harga, Kualitas, dan Pengalaman Vendor

Kriteria Responden Harga Kualitas Pengalaman Vendor

Harga 1 1 0,2 0,2 2 1 0,2 0,33 Kualitas 1 5 1 0,2 2 5 1 5 Pengalaman Vendor 1 5 5 1 2 3 0,2 1 Pelayanan 1 5 0,2 0,2 2 5 0,2 5 Finansial 1 3 0,2 0,2 2 0,33 0,2 0,2 Teknologi 1 0,2 0,2 0,2 2 0,2 0,2 0,2

Berdasarkan Tabel 4.5 merupakan hasil kuesioner pada kriteria harga, kualitas, dan pengalaman vendor. Kuesioner selanjutnya dilakukan pada kriteria pelayanan, finansial, dan teknologi yang merupakan bagian dari kriteria pada pemilihan vendor. Berikut merupakan hasil kuesioner pada kriteria pelayanan, finansial, dan teknologi yang dapat dilihat pada Tabel 4.6:

Tabel 4. 6 Hasil Kuesioner Responden pada Kriteria Pelayanan, Finansial, dan Teknologi

Kriteria Responden Pelayanan Finansial Teknologi

Harga 1 0,2 0,33 5 2 0,2 3 5 Kualitas 1 5 5 5 2 5 5 5 Pengalaman Vendor 1 5 5 5 2 0,2 5 5 Pelayanan 1 1 5 5 2 1 5 5 Finansial 1 0,2 1 3 2 0,2 1 3 Teknologi 1 0,2 0,33 1 2 0,2 0,33 1

(16)

B. Hasil Kuesioner Responden pada Subkriteria

Kriteria yang telah ditentukan memiliki subkriteria dalam pemilihan vendor trucking, subkriteria tersebut didapatkan berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada pihak perusahaan. Berikut merupakan hasil kuesioner pada subkriteria yang telah diisi oleh responden, Tabel 4.7 menunjukkan hasil kuesioner pada subkriteria harga yang terdiri dari cara pembayaran dan potongan harga:

Tabel 4. 7 Hasil Kuesioner Responden pada Subkriteria Harga

Kriteria Subkriteria Responden Cara Pembayaran Potongan Harga

Harga

Cara Pembayaran 1 1 0,2

2 1 0,2

Potongan Harga 1 5 1

2 5 1

Berikut merupakan hasil kuesioner pada subkriteria yang telah diisi oleh responden, Tabel 4.8 menunjukkan hasil kuesioner pada subkriteria kualitas yang terdiri dari pengiriman barang tanpa cacat, ketersediaan sarana transportasi, dan ketepatan waktu pengiriman:

Tabel 4. 8 Hasil Kuesioner Responden pada Subkriteria Kualitas Kriteria Subkriteria Responden

Pengiriman barang tanpa cacat Tersedia sarana transportasi Tepat waktu Kualitas Pengiriman barang tanpa cacat 1 1 5 5 2 1 1 0,33 Tersedia sarana transportasi 1 0,2 1 3 2 1 1 0,33 Tepat waktu 1 0,2 0,33 1 2 3 3 1

Berikut merupakan hasil kuesioner pada subkriteria yang telah diisi oleh responden, Tabel 4.9 menunjukkan hasil kuesioner pada subkriteria pengalaman vendor yang terdiri dari banyaknya konsumen, tingkat keberhasilan, dan waktu beroperasi:

(17)

Tabel 4. 9 Hasil Kuesioner Responden pada Subkriteria Pengalaman Vendor Kriteria Subkriteria Responden Banyaknya

konsumen Tingkat Keberhasilan Waktu beroperasi Pengalama n Vendor Banyaknya konsumen 1 1 0,11 5 2 1 0,33 5 Tingkat keberhasila n 1 9 1 5 2 3 1 5 Waktu beroperasi 1 0,2 0,2 1 2 0,2 0,2 1

Berikut merupakan hasil kuesioner pada subkriteria yang telah diisi oleh responden, Tabel 4.10 menunjukkan hasil kuesioner pada subkriteria pelayanan yang terdiri dari tanggapan permintaan pelanggan, tanggapan keluhan pelanggan, dan komunikasi:

Tabel 4. 10 Hasil Kuesioner Responden pada Subkriteria Pelayanan Kriteria Subkriteria Responden

Tanggapan permintaan pelanggan Tanggapan keluhan pelanggan Komunikasi Pelayanan Tanggapan permintaan pelanggan 1 1 0,2 0,2 2 1 0,2 0,2 Tanggapan keluhan pelanggan 1 5 1 5 2 5 1 0,2 Komunikasi 1 5 0,2 1 2 5 5 1

Berikut merupakan hasil kuesioner pada subkriteria yang telah diisi oleh responden, Tabel 4.11 menunjukkan hasil kuesioner pada subkriteria finansial yang terdiri dari modal yang cukup dan cashflow yang baik:

(18)

Tabel 4. 11 Hasil Kuesioner Responden pada Subkriteria Finansial Kriteria Subkriteria Responden Modal yang

cukup Cashflow yang baik Finansial Modal yang cukup 1 1 0,2 2 1 0,2 Cashflow yang baik 1 5 1 2 5 1

Berikut merupakan hasil kuesioner pada subkriteria yang telah diisi oleh responden, Tabel 4.12 menunjukkan hasil kuesioner pada subkriteria teknologi yang terdiri dari aplikasi pada sistem pengiriman dan aplikasi pada sarana transportasi:

Tabel 4. 12 Hasil Kuesioner Responden pada Subkriteria Teknologi Kriteria Subkriteria Responden

Aplikasi pada sistem pengiriman Aplikasi pada sarana transportasi Teknologi Aplikasi pada sistem pengiriman 1 1 1 2 1 1 Aplikasi pada sarana transportasi 1 1 1 2 1 1

C. Hasil Kuesioner pada Ketergantungan antar Kriteria

Ketergantungan antar kriteria dengan kriteria lainnya dapat saling mempengaruhi. Berdasarkan hasil wawancara terhadap ketergantungan antar kriteria maka dilakukan kuesioner untuk mengetahui penilaian pada masing-masing kriteria terhadap kriteria lain. Berikut merupakan hasil kuesioner respoden pada ketergantungan antar kriteria:

Tabel 4. 13 Hasil Kuesioner Responden pada Ketergantungan Harga

Kriteria Responden Harga

Harga 1 5 2 5 Kualitas 1 7 2 5 Pengalaman Vendor 1 3 2 3 Pelayanan 1 3 2 5

(19)

Tabel 4. 13 Hasil Kuesioner Responden pada Ketergantungan Harga (Lanjutan)

Kriteria Responden Harga

Finansial 1 3

2 3

Teknologi 1 3

2 3

Ketergantungan antar kriteria pelayanan dilakukan dengan melakukan kuesioner seperti yang dilakukan pada harga. Ketergantungan antar kriteria kualitas kepada kriteria harga, kualitas, pengalaman vendor, pelayanan, finansial, dan teknologi. Berikut merupakan hasil kuesioner responden pada ketergantungan kualitas yang dapat dilihat pada Tabel 4.14:

Tabel 4. 14 Hasil Kuesioner Responden pada Ketergantungan Kualitas

Kriteria Responden Kualitas

Harga 1 9 2 5 Kualitas 1 9 2 5 Pengalaman Vendor 1 5 2 5 Pelayanan 1 5 2 5 Finansial 1 5 2 3 Teknologi 1 5 2 3

Ketergantungan antar kriteria pengalaman vendor dilakukan dengan melakukan kuesioner seperti yang dilakukan pada harga dan kualitas. Ketergantungan antar kriteria pengalaman vendor kepada kriteria harga, kualitas, pelayanan, finansial, dan teknologi. Berikut merupakan hasil kuesioner responden pada ketergantungan pengalaman vendor yang dapat dilihat pada Tabel 4.15:

(20)

Tabel 4. 15 Hasil Kuesioner Responden pada Ketergantungan Pengalaman Vendor

Kriteria Responden Pengalaman Vendor

Harga 1 5 2 3 Kualitas 1 9 2 5 Pelayanan 1 9 2 5 Finansial 1 5 2 5 Teknologi 1 5 2 3

Ketergantungan antar kriteria pelayanan dilakukan dengan melakukan kuesioner seperti yang dilakukan pada harga, kualitas, dan pengalaman vendor. Ketergantungan antar kriteria pengalaman vendor kepada kriteria harga, kualitas, pengalaman vendor, finansial, dan teknologi. Berikut merupakan hasil kuesioner responden pada ketergantungan pelayanan yang dapat dilihat pada Tabel 4.16:

Tabel 4. 16 Hasil Kuesioner Responden pada Ketergantungan Pelayanan

Kriteria Responden Pelayanan

Harga 1 7 2 5 Kualitas 1 9 2 5 Pengalaman Vendor 1 5 2 5 Finansial 1 5 2 3 Teknologi 1 5 2 3

Ketergantungan antar kriteria finansial dilakukan dengan melakukan kuesioner seperti yang dilakukan pada harga, kualitas, pengalaman vendor, dan pelayanan. Ketergantungan antar kriteria pengalaman vendor kepada kriteria harga, kualitas, pengalaman vendor, pelayanan, dan teknologi. Berikut merupakan hasil kuesioner responden pada ketergantungan finansial yang dapat dilihat pada Tabel 4.17:

(21)

Tabel 4. 17 Hasil Kuesioner Responden pada Ketergantungan Finansial

Kriteria Responden Finansial

Harga 1 7 2 5 Kualitas 1 7 2 3 Pengalaman Vendor 1 5 2 3 Pelayanan 1 5 2 3 Teknologi 1 5 2 3

Ketergantungan antar kriteria teknologi dilakukan dengan melakukan kuesioner seperti yang dilakukan pada harga, kualitas, pengalaman vendor, pelayanan, dan finansial. Ketergantungan antar kriteria pengalaman vendor kepada kriteria harga, kualitas, pengalaman vendor, pelayanan, dan finansial. Berikut merupakan hasil kuesioner responden pada ketergantungan teknologi yang dapat dilihat pada Tabel 4.18:

Tabel 4. 18 Hasil Kuesioner Responden pada Ketergantungan Teknologi

Kriteria Responden Teknologi

Harga 1 7 2 3 Kualitas 1 7 2 5 Pengalaman Vendor 1 7 2 5 Pelayanan 1 7 2 5 Finansial 1 7 2 3

D. Hasil Kuesioner Responden pada Alternatif

Alternatif yang dipilih merupakan hasil wawancara yang telah dilakukan, berdasarkan pertimbangan masa lalu maka dipilih vendor yang telah bekerja sama sebelumnya dengan perusahaan. Vendor yang dipilih untuk dilakukan perbandingan mengunakan data kerja sama pada tahun 2018. Berikut merupakan

(22)

hasil kuesioner responden pada alternatif, alternatif dinilai dengan kinerja berdasarkan subkriteria yang telah ditentukan. Hasil kuesioner responden pada altenatif pengalaman vendor untuk penilain PT X, PT Y, dan PT Z dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4. 19 Hasil Kuesioner Responden pada Alternatif Harga Harga

Vendor Responden Cara Pembayaran Potongan Harga

PT X 1 7 9 2 7 9 PT Y 1 5 7 2 5 5 PT Z 1 3 3 2 3 5

Penilaian dilakukan pada subkriteria yang dimiliki oleh kriteria kualitas. Penilaian alternatif ini terhadap PT X, PT Y, dan PT Z. Hasil kuesioner responden pada alternatif kriteria kualitas terdapat pada Tabel 4.20:

Tabel 4. 20 Hasil Kuesioner Responden pada Alternatif Kualitas Kualitas Vendor Responden Pengiriman barang tanpa cacat Tersedia sarana

transportasi Tepat waktu

PT X 1 9 7 9 2 7 7 9 PT Y 1 5 5 5 2 5 3 3 PT Z 1 5 5 3 2 3 5 5

Penilaian dilakukan pada subkriteria yang dimiliki oleh kriteria pengalaman vendor. Penilaian alternatif ini terhadap PT X, PT Y, dan PT Z. Hasil kuesioner responden pada alternatif kriteria pengalaman vendor terdapat pada Tabel 4.21:

(23)

Tabel 4. 21 Hasil Kuesioner Responden pada Alternatif Pengalaman Vendor Pengalaman Vendor

Vendor Responden Banyaknya konsumen Tingkat keberhasilan Waktu beroperasi PT X 1 9 9 9 2 9 7 9 PT Y 1 7 7 5 2 5 7 5 PT Z 1 5 7 5 2 5 5 5

Penilaian dilakukan pada subkriteria yang dimiliki oleh kriteria pelayanan. Penilaian alternatif ini terhadap PT X, PT Y, dan PT Z. Hasil kuesioner responden pada alternatif kriteria pelayanan terdapat pada Tabel 4.22:

Tabel 4. 22 Hasil Kuesioner Responden pada Alternatif Pelayanan Pelayanan Vendor Responden Tanggapan permintaan pelanggan Tanggapan Keluhan pelanggan Komunikasi PT X 1 9 7 9 2 7 7 5 PT Y 1 5 5 5 2 9 5 5 PT Z 1 5 5 3 2 5 3 7

Penilaian dilakukan pada subkriteria yang dimiliki oleh kriteria finansial. Penilaian alternatif ini terhadap PT X, PT Y, dan PT Z. Hasil kuesioner responden pada alternatif kriteria finansial terdapat pada Tabel 4.23:

Tabel 4. 23 Hasil Kuesioner Responden pada Alternatif Finansial Finansial

Vendor Responden Modal yang cukup Cashflow yang baik

PT X 1 5 5

(24)

Tabel 4. 23 Hasil Kuesioner Responden pada Alternatif Finansial (Lanjutan) Vendor Responden Modal yang cukup Cashflow yang baik

PT Y 1 5 5

2 5 5

PT Z 1 5 5

2 5 5

Penilaian dilakukan pada subkriteria yang dimiliki oleh kriteria teknologi. Penilaian alternatif ini terhadap PT X, PT Y, dan PT Z. Hasil kuesioner responden pada alternatif kriteria teknologi terdapat pada Tabel 4.24:

Tabel 4. 24 Hasil Kuesioner Responden pada Alternatif Teknologi Teknologi

Vendor Responden Aplikasi pada sistem pengiriman Aplikasi pada sarana transportasi PT X 1 5 5 2 5 5 PT Y 1 7 7 2 3 5 PT Z 1 3 3 2 5 5 4.2 Pengolahan Data

4.2.1 Pembobotan Kriteria dan Subkriteria a. Pembobotan Kriteria

Pengumpulan data yang telah dilakukan diolah dengan melakukan pembobotan antar kriteria dengan menggunakan penilaian Triangular Fuzzy Number (TFN), pembobotan dapat dilihat pada Tabel 4.25 dan Tabel 2.6:

(25)

Tabel 4. 25 Nilai TFN pada Harga, Kualitas, dan Pengalaman Vendor

Kriteria Resp Harga Kualitas Pengalaman Vendor

l m u l m u L m u Harga 1 1 1 3 0,14 0,2 0,33 0,14 0,2 0,33 2 1 1 3 0,14 0,2 0,33 0,2 0,33 1 Kualitas 1 3 5 7 1 1 3 0,14 0,2 0,33 2 3 5 7 1 1 3 3 5 7 Pengalaman Vendor 1 3 5 7 3 5 7 1 1 3 2 1 3 5 0,33 0,2 0,14 1 1 3 Pelayanan 1 3 5 7 0,14 0,2 0,33 0,14 0,2 0,33 2 3 5 7 0,14 0,2 0,33 3 5 7 Finansial 1 1 3 5 0,14 0,2 0,33 0,14 0,2 0,33 2 0,2 0,33 1 0,14 0,2 0,33 0,14 0,2 0,33 Teknologi 1 0,14 0,2 0,33 0,14 0,2 0,33 0,14 0,2 0,33 2 0,14 0,2 0,33 0,14 0,2 0,33 0,14 0,2 0,33

Tabel 4. 26 Nilai TFN pada Pelayanan, Finansial, dan Teknologi Kriteria Resp Pelayanan Finansial Teknologi

l m u l m u l m u Harga 1 0,14 0,2 0,33 0,2 0,33 1 3 5 7 2 0,14 0,2 0,33 1 3 5 3 5 7 Kualitas 1 3 5 7 3 5 7 3 5 7 2 3 5 7 3 5 7 3 5 7 Pengalaman Vendor 1 3 5 7 3 5 7 3 5 7 2 0,14 0,2 0,33 3 5 7 3 5 7 Pelayanan 1 1 1 3 3 5 7 3 5 7 2 1 1 3 3 5 7 3 5 7 Finansial 1 0,14 0,2 0,33 1 1 3 1 3 5 2 0,14 0,2 0,33 1 1 3 1 3 5 Teknologi 1 0,14 0,2 0,33 0,2 0,33 1 1 1 3 2 0,14 0,2 0,33 0,2 0,33 1 1 1 3 Keterangan: 𝑙 ∶ nilai terendah 𝑚 ∶ nilai tengah 𝑢 ∶ nilai tertinggi

(26)

Pembobotan dilakukan dengan menggunakan penilaian fuzzy dengan memberikan nilai pada masing-masing kriteria 𝑙 < 𝑚 < 𝑢. Penilaian dapat dilanjutkan dengan menghitung rata-rata geometris pada setiap kriteria, sehingga didapatkan hasil matriks perbandingan nilai rata-rata geometris berpasangan pada Tabel 4.27 dan Tabel 2.8:

Tabel 4. 27 Matriks Perbandingan Rata-Rata Geometris pada Harga, Kualitas, dan Pengalaman Vendor

Kriteria Harga Kualitas Pengalaman Vendor

l m u L m u l m u Harga 1 1 3 0,14 0,20 0,33 0,17 0,26 0,58 Kualitas 3 5 7 1 1 3 0,65 1,00 1,53 Pengalaman Vendor 1,73 3,87 5,92 1 1 1 1 1 3 Pelayanan 3 5 7 0,14 0,20 0,33 0,65 1,00 1,53 Finansial 0,4 1 2,2 0,1 0,2 0,3 0,1 0,2 0,3 Teknologi 0,14 0,20 0,33 0,14 0,20 0,33 0,14 0,20 0,33

Tabel 4. 28 Matriks Perbandingan Rata-Rata Geometris pada Pelayanan, Finansial, dan Teknologi

Kriteria Pelayanan Finansial Teknologi

l m u L m u l m u Harga 0,14 0,2 0,33 0,45 1 2,24 3 5 7 Kualitas 3 5 7 3 5 7 3 5 7 Pengalaman Vendor 0,65 1 1,53 3 5 7 3 5 7 Pelayanan 1 1 3 3 5 7 3 5 7 Finansial 0,1 0,2 0,3 1,0 1,0 3,0 1,0 3,0 5,0 Teknologi 0,14 0,20 0,33 0,20 0,33 1,00 1,00 1,00 3,00 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑙𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑉𝑒𝑛𝑑𝑜𝑟 = √𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 1 𝑥 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 22 = √3 𝑥 1 = 1,732 Matriks perbandingan berpasangan rata-rata memberikan Pembobotan kriteria dilakukan dengan metode Fuzzy Analytical Network Process dengan tahapan yang dilakukan sebagai berikut:

(27)

Tahapan 1: Menentukan nilai sintesis fuzzy

Perhitungan dilakukan dengan melakukan penjumlahan pada setiap baris kriteria terlebih dahulu. Misalnya pada kriteria harga dilakukan penjumlahan baris pada masing-masing bilangan fuzzy.

∑𝑚𝑗=1𝐿𝑖= 1 +3+2+3+0,6+0,14 = 9,74

Penjumlahan baris pada masing-masing kriteria dapat dilihat pada Tabel 4.29 sebagai berikut:

Tabel 4. 29 Penjumlahan Baris Tiap Kriteria

Kriteria l m u Harga 9,32 16,07 25,49 Kualitas 2,57 2,8 5,33 Pengalaman Vendor 2,8 3,66 7,30 Pelayanan 5 7,6 12,53 Finansial 10,65 17,33 27,24 Teknologi 14 24 36

Tahap berikutnya menentukan invers dari penjumlahan kolom keanggotaan bilangan fuzzy, sebelum menghitung invers ditentukan terlebih dahulu penjumlahan pada nilai TFN, misalnya pada 𝑙 atau nilai terendah dilakukan penjumlahan pada masing-masing kolom antar kriteria.

∑𝑛𝑖=1𝐿𝑖= 9,32 +2,57+2,8+5+10,65+14 = 44,39

Perhitungan invers dilakukan setelah penjumlahan kolom selesai, adapun perhitungan invers sebagai berikut:

𝑙 = 1 44,39= 0,023 𝑚 = 1 71,46= 0,014 𝑢 = 1 113,88= 0,009

(28)

Hasil perhitungan penjumlahan dan invers kolom yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 4.30:

Tabel 4. 30 Penjumlahan dan Invers Penjumlahan Kolom

l m u

Penjumlahan kolom 44,39 71,46 113,88

Invers penjumlahan kolom 0,023 0,014 0,009

Perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat dihitung nilai sintesis fuzzy kriteria, perhitungan dilakukan pada masing-masing kriteria. Nilai sintesis untuk kriteria harga sebagai berikut:

𝑆harga = (9,32 ; 16,07 ; 25,49) x (0,009; 0,014 ; 0,023)

= ( 0,08 ; 0,22 ; 0.57)

Tabel 4. 31 Nilai Sintesis Kriteria

Kriteria l m u Harga 0,08 0,22 0,57 Kualitas 0,02 0,04 0,12 Pengalaman Vendor 0,02 0,05 0,16 Pelayanan 0,04 0,11 0,28 Finansial 0,09 0,24 0,61 Teknologi 0,12 0,34 0,81

Tahapan 2: Menentukan nilai vektor

Tahap ini merupakan perhitungan nilai vektor dengan menggunakan persamaan 𝑀2

= ( 𝐿2, 𝑀2, 𝑈2) ≥ 𝑀1 = ( 𝐿1, 𝑀1, 𝑈1) . Misalnya harga (𝑆1) dengan 𝑙1 =0,08; 𝑚1=

0,22 𝑢1 = 0,57 sedangkan kualitas (𝑆2) dengan 𝑙2 = 0,02; 𝑚2 = 0,04 ; 𝑢2 = 0,12 tidak memenuhi syarat sehingga dihitung menggunakan rumus

𝑙1−𝑢2

(𝑚2−𝑢2)−(𝑚1−𝑙1)=

0,02−0,57

(29)

Tabel 4. 32 Nilai Vektor Kriteria

Tahapan 3: Menentukan nilai ordinat

Menentukan nilai ordinat dilakukan dengan diperoleh hasil bahwa nilai 𝑉 = (𝑆1 ≥

𝑆2) = 1; nilai 𝑉 = (𝑆1 ≥ 𝑆3) = 1; nilai 𝑉 = (𝑆1 ≥ 𝑆4) = 1; nilai 𝑉 = (𝑆1 ≥ 𝑆5) = 1,03;

nilai 𝑉 = (𝑆1 ≥ 𝑆6) = 1,18 maka 𝑑′(𝑆1) min (1;1;1;1,03;1,18) = 1. Nilai ordinat

dapat dilihat pada Tabel 4.33:

Tabel 4. 33 Nilai Ordinat Kriteria

d'(S1) d'(S2) d'(S3) d'(S4) d'(S5) d'(S6)

W' 1,00 1,09 1,00 1,00 1,00 1,00

Tahapan 4: Normalisasi bobot vektor

Normalisasi bobot vektor dilakukan dimana tiap elemen bobot vektor dibagi jumlah bobot vektor itu sendiri. Jumlah bobot yang telat dinormalisasi akan bernilai 1, pembobotan dilakukan pada pengalaman vendor (𝑆1) dengan 𝑑(𝑠1)

∑𝑤 =

1

6,09= 0,16

Bobot vektor yang telah dinormalisasikan dapat dilihat pada Tabel 4.34: Tabel 4. 34 Bobot Vektor Krteria

d'(S1) d'(S2) d'(S3) d'(S4) d'(S5) d'(S6) W' 0,16 0,18 0,16 0,16 0,16 0,16 S1 S2 S3 S4 S5 S6 S1 1,51 1,46 1,29 1,00 1,00 S2 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 S3 1,00 1,09 1,00 1,00 1,00 S4 1,00 1,35 1,27 1,00 1,00 S5 1,03 1,52 1,48 1,31 1,00 S6 1,18 1,60 1,57 1,43 1,15 Min 1,00 1,09 1,00 1,00 1,00 1,00 ≥ ≥ ≥ ≥ ≥ ≥

(30)

Representasi dari matriks W menunjukkan bobot masing-masing kriteria yang dapat dilihat pada Tabel 4.35:

Tabel 4. 35 Bobot Akhir Kriteria

Kriteria Bobot Harga 0,16 Kualitas 0,18 Pengalaman Vendor 0,16 Pelayanan 0,16 Finansial 0,16 Teknologi 0,16

Berdasarkan Tabel 4.35 di atas nilai bobot kriteria tertinggi terdapat pada kriteria kualitas dan masing- masing kriteria lainnya memiliki nilai bobot yang sama sebesar 0,16.

b. Pembobotan antar Subkriteria

Pembobotan antar subkriteria dalam masing-masing kriteria bertujuan untuk mengetahui bobot masing-masing subkriteria antar kriteria. Tahap dalam melakukan pembobotan subkriteria pada setiap kriteria sama seperti pembobotan kriteria yang telah dilakukan sebelumnya. Tahap ini tidak ditampilkan dengan lengkap dan hasil perhitungan dipresentasikan. Nilai TFN dilakukan pada kriteria harga terhadap subkriteria cara pembayaran dan potongan harga pada Tabel 4.36:

Tabel 4. 36 Nilai TFN Cara Pembayaran dan Potongan Harga

Kriteria Subkriteria Responden Cara Pembayaran Potongan Harga

l M u l m u Harga Cara Pembayaran 1 1 1 3 0,14 0,2 0,33 2 1 1 3 0,14 0,2 0,33 Potongan Harga 1 3 5 7 1 1 3 2 3 5 7 1 1 3 Keterangan: 𝑙 ∶ nilai terendah 𝑚 ∶ nilai tengah 𝑢 ∶ nilai tertinggi

Pembobotan dilakukan dengan menggunakan penilaian fuzzy dengan memberikan nilai pada masing-masing kriteria 𝑙 < 𝑚 < 𝑢. Penilaian dapat dilanjutkan dengan

(31)

menghitung rata-rata geometris pada setiap subkriteria, sehingga didapatkan hasil matriks perbandingan nilai rata-rata geometris berpasangan pada Tabel 4.37:

Tabel 4. 37 Matriks Perbandingan Rata-Rata Geometris

Kriteria Subkriteria Cara Pembayaran Potongan Harga

L m U L m u Harga Cara Pembayaran 1 1 3 0,14 0,2 0,33 Potongan Harga 3 5 7 1 1 3 𝐶𝑎𝑟𝑎 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑎𝑛 = √𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 1 𝑥 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 2 2 𝐶𝑎𝑟𝑎 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑎𝑛 = √1 𝑥 12 𝐶𝑎𝑟𝑎 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑎𝑛 = 1

Matriks perbandingan berpasangan rata-rata memberikan pembobotan subkriteria dilakukan dengan metode FANP dengan tahapan yang dilakukan sebagai berikut: Tahapan 1: Menentukan nilai sintesis fuzzy

Perhitungan dilakukan dengan melakukan penjumlahan pada setiap baris subkriteria terlebih dahulu. Misalnya pada subkriteria cara pembayaran dilakukan penjumlahan baris pada masing-masing bilangan fuzzy.

∑𝑚𝑗=1𝐿𝑖= 1 +3 = 4

Penjumlahan baris pada masing-masing kriteria dapat dilihat pada Tabel 4.38 sebagai berikut:

Tabel 4. 38 Penjumlahan Baris Subkriteria

Kriteria Subkriteria l m u

Harga Cara Pembayaran 4 6 10

Potongan Harga 1,14 1,20 3,33

Tahap berikutnya menentukan invers dari penjumlahan kolom keanggotaan bilangan fuzzy, sebelum menghitung invers ditentukan terlebih dahulu penjumlahan

(32)

pada nilai TFN, misalnya pada 𝑙 atau nilai terendah dilakukan penjumlahan pada masing-masing kolom antar subkriteria.

∑𝑛𝑖=1𝐿𝑖= 4 + 1,14 = 5,14

Perhitungan invers dilakukan setelah penjumlahan kolom selesai, adapun perhitungan invers sebagai berikut:

𝑙 = 1 5,14= 0,19 𝑚 = 1 7,20= 0,14 𝑢 = 1 13,33= 0,08

Hasil perhitungan penjumlahan dan invers kolom yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 4.39:

Tabel 4. 39 Penjumlahan dan Invers Penjumlahan Kolom

L m u

Penjumlahan kolom 5,14 7,20 13,33

Invers penjumlahan

kolom 0,19 0,14 0,08

Perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat dihitung nilai sintesis fuzzy subkriteria, perhitungan dilakukan pada masing-masing subkriteria. Nilai sintesis untuk cara pembayaran dan potongan harga sebagai berikut:

𝑆tingkat keberhasilan = (4 ; 6 ; 10) x (0,08; 0,14 ; 0,19)

(33)

Tabel 4. 40 Nilai Sintesis antar Subkriteria

Kriteria Subkriteria L m u

Harga

Cara Pembayaran 0,3 0,83 1,94

Potongan Harga 0,09 0,17 0,65

Tahapan 2: Menentukan nilai vektor

Tahap ini merupakan perhitungan nilai vektor dengan menggunakan persamaan 𝑀2

= ( 𝐿2, 𝑀2, 𝑈2) ≥ 𝑀1 = ( 𝐿1, 𝑀1, 𝑈1) . Misalnya cara pembayaran (𝑆1) dengan 𝑙1

=0,3; 𝑚1= 0,83 𝑢1 = 1,94 sedangkan potongan harga (𝑆2) dengan 𝑙2 = 0,09; 𝑚2 =

0,17 ; 𝑢2 = 0,65 tidak memenuhi syarat sehingga dihitung menggunakan rumus

𝑙1−𝑢2

(𝑚2−𝑢2)−(𝑚1−𝑙1)=

0,09−1,94

(0,83−1,94)−(0,17−0,09)= 1,56

Tabel 4. 41 Nilai Vektor Subkriteria

Tahapan 3: Menentukan nilai ordinat

Menentukan nilai ordinat dilakukan dengan diperoleh hasil bahwa nilai 𝑉 = (𝑆2 ≥

𝑆1) = 1,56; nilai 𝑉 = (𝑆1 ≥ 𝑆2) = 1, maka 𝑑′(𝑆1) min (1) = 1. Nilai ordinat dapat

dilihat pada Tabel 4.42:

Tabel 4. 42 Nilai Ordinat Subkriteria

d'(S1) d'(S2)

W' 1 1,56

Tahapan 4: Normalisasi bobot vektor

Normalisasi bobot vektor dilakukan dimana tiap elemen bobot vektor dibagi jumlah bobot vektor itu sendiri. Jumlah bobot yang telat dinormalisasi akan bernilai 1, pembobotan dilakukan pada kriteria harga (𝑆1) dengan 𝑑(𝑠1)

∑𝑤 =

1

2,56= 0,39 Bobot

vektor yang telah dinormalisasikan dapat dilihat pada Tabel 4.43:

S1 S2

S1 1,56

S2 1

Min 1 1,56

(34)

Tabel 4. 43 Bobot Vektor Subkriteria

d'(S1) d'(S2)

W' 0,39 0,61

Representasi dari matriks W menunjukkan bobot masing-masing subkriteria yang dapat dilihat pada Tabel 4.44:

Tabel 4. 44 Bobot Subkriteria Harga Kriteria Subkriteria Bobot

Harga

Cara

Pembayaran 0,39 Potongan

Harga 0,61

Berdasarkan Tabel 4.44 pada kriteria harga dengan subkriteria cara pembayaran dan potongan harga didapatkan nilai bobot tertinggi pada subkriteria potongan harga sebesar 0,61 dan cara pembayaran sebesar 0,39. Hal ini menyatakan bahwa perhitungan berdasarkan hasil kuesioner potongan harga lebih berpengaruh dibandingkan cara pembayaran.

Subkriteria kualitas yang terdiri dari pengiriman barang tanpa cacat, tersedia sarana transportasi, dan tepat waktu. Subkriteria kualitas memiliki bobot dengan perhitungan yang dilakukan sama dengan subkriteria harga. Berikut merupakan hasil perhitungan pada bobot akhir subkriteria kualitas pada Tabel 4.45:

Tabel 4. 45 Bobot Subkriteria Kualitas

Kriteria Subkriteria Bobot

Kualitas

Pengiriman barang tanpa

cacat 0,36

Tersedia sarana transportasi 0,32

Tepat waktu 0,32

Berdasarkan Tabel 4.45 pada kriteria kualitas dengan subkriteria pengiriman barang tanpa cacat, tersedia sarana transportasi, dan tepat waktu didapatkan nilai bobot tertinggi pada subkriteria pengiriman barang tanpa cacat sebesar 0,36 dan masing-masing subkriteria tersedia sarana transportasi dan tepat waktu sebesar 0,32. Hal ini menyatakan bahwa perhitungan berdasarkan hasil kuesioner pengiriman barang

(35)

tanpa cacat lebih berpengaruh dibandingkan tersedia sarana transportasi dan tepat waktu.

Subkriteria pengalaman vendor yang terdiri dari banyaknya konsumen, tingkat keberhasilan, dan waktu beroperasi. Subkriteria pengalaman vendor memiliki bobot dengan perhitungan yang dilakukan sama dengan subkriteria harga. Berikut merupakan hasil perhitungan pada bobot akhir subkriteria pengalaman vendor pada Tabel 4.46:

Tabel 4. 46 Bobot Subkriteria Pengalaman Vendor Kriteria Subkriteria Bobot Pengalaman

Vendor

Banyaknya konsumen 0,28 Tingkat keberhasilan 0,43 Waktu beroperasi 0,28

Berdasarkan Tabel 4.46 pada kriteria pengalaman vendor dengan subkriteria banyaknya konsumen, tingkat keberhasilan, dan waktu beroperasi didapatkan nilai bobot tertinggi pada subkriteria tingkat keberhasilan sebesar 0,43 dan masing-masing subkriteria banyaknya konsumen dan waktu beroperasi sebesar 0,28. Hal ini menyatakan bahwa perhitungan berdasarkan hasil kuesioner tingkat keberhasilan lebih berpengaruh dibandingkan banyaknya konsumen dan waktu beroperasi.

Subkriteria pelayanan yang terdiri dari tanggapan permintaan pelanggan, tanggapan keluhan pelanggan, dan komunikasi. Subkriteria pelayanan memiliki bobot dengan perhitungan yang dilakukan sama dengan subkriteria harga. Berikut merupakan hasil perhitungan pada bobot akhir subkriteria pelayanan pada Tabel 4.47:

Tabel 4. 47 Bobot Subkriteria Pelayanan

Kriteria Subkriteria Bobot

Pelayanan

Tanggapan permintaan

pelanggan 0,33

Tanggapan keluhan pelanggan 0,33

(36)

Berdasarkan Tabel 4.47 pada kriteria pelayanan dengan subkriteria tanggapan permintaan pelanggan, tanggapan keluhan pelanggan, dan komunikasi didapatkan nilai bobot masing-masing sebesar 0,33. Hal ini menyatakan bahwa perhitungan berdasarkan hasil kuesioner subkriteria tanggapan permintaan pelanggan, tanggapan keluhan pelanggan, dan komunikasi sama berpengaruh.

Subkriteria finansial yang terdiri dari modal yang cukup dan cashflow yang baik. Subkriteria finansial memiliki bobot dengan perhitungan yang dilakukan sama dengan subkriteria harga. Berikut merupakan hasil perhitungan pada bobot akhir subkriteria finansial pada Tabel 4.48:

Tabel 4. 48 Bobot Subkriteria Finansial Kriteria Subkriteria Bobot

Finansial Modal yang cukup 0,39 Cashflow yang baik 0,61

Berdasarkan Tabel 4.48 pada kriteria finansial dengan subkriteria modal yang cukup dan cashflow yang baik didapatkan nilai bobot tertinggi pada subkriteria cashflow yang baik sebesar 0,61 dan modal yang cukup sebesar 0,39. Hal ini menyatakan bahwa perhitungan berdasarkan hasil kuesioner cashflow yang baik lebih berpengaruh dibandingkan modal yang cukup.

Subkriteria teknologi yang terdiri dari aplikasi pada sistem pengiriman dan aplikasi pada sarana transportasi. Subkriteria teknologi memiliki bobot dengan perhitungan yang dilakukan sama dengan subkriteria harga. Berikut merupakan hasil perhitungan pada bobot akhir subkriteria teknologi pada Tabel 4.49:

Tabel 4. 49 Bobot Subkriteria Teknologi

Kriteria Subkriteria Bobot

Teknologi

Modal yang cukup 0,50 Cashflow yang baik 0,50

(37)

Berdasarkan Tabel 4.49 pada kriteria teknologi dengan subkriteria aplikasi pada sistem pengiriman dan aplikasi pada sarana transportasi masing-masing sebesar 0,50. Hal ini menyatakan bahwa perhitungan berdasarkan hasil kuesioner subkriteria aplikasi pada sistem pengiriman dan aplikasi pada sarana transportasi sama berpengaruh.

4.2.2 Pembobotan Ketergantungan antar Kriteria

Pembobotan ketergantungan antar kriteria mempertimbangkan adanya hubungan ketergantungan antar kriteria dengan kriteria lainnya. Ketergantungan yang terjadi antar kriteria bertujuan untuk mengetahui bahwa kriteria yang satu dengan kriteria yang lain saling mempengaruhi. Pembobotan ketergantungan antar kriteria ini meliputi kriteria harga, kualitas, pengalaman vendor, pelayanan, finansial, dan teknologi.

a. Ketergantungan Harga dengan Kriteria Lainnya

Pembobotan ketergantungan harga dengan kriteria lainnya bertujuan untuk mengetahui hubungan antar kriteria harga dengan kriteria lainnya. Pembobotan ini menunjukkan bahwa kriteria harga memiliki hubungan dengan kriteria kualitas, pengalaman vendor, pelayanan, finansial, dan teknologi. Berdasarkan hasil kuesioner pada responden yang telah dilakukan maka penghitungan bobot ketergatungan dapat dilakukan, tahap dalam perhitungan sama seperti perhitungan antar kriteria. Perhitungan yang dilakukan pada nilai ketergantungan menggunakan kuesioner responden yang telah diisi sebelumnya, pembobotan diolah dengan menentukan nilai TFN yang terdiri dari 𝑙 = nilai terendah; 𝑚 = nilai tengah; 𝑢 = nilai tertinggi. Berikut merupakan matriks perbandingan harga yang telah diolah menggunakan TFN dapat di lihat pada Tabel 4.50:

(38)

Tabel 4. 50 Niali TFN Ketergantungan Harga

Kriteria Responden Harga

l m u Harga 1 3 5 7 2 3 5 7 Kualitas 1 5 7 9 2 3 5 7 Pengalaman Vendor 1 1 3 5 2 1 3 5 Pelayanan 1 1 3 5 2 3 5 7 Finansial 1 1 3 5 2 1 3 5 Teknologi 1 1 3 5 2 1 3 5

Matriks perbandingan harga dengan menggunakan TFN telah dilakukan, selanjutnya menentukan rata-rata pada setiap kriteria yang berhubungan dengan harga. Berikut merupakan hasil rata-rata yang telah dilakukan hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.51:

Tabel 4. 51 Matriks Perbandingan Rata-Rata Geometris

l m u Harga 3 5 7 Kualitas 3,87 5,92 7,94 Pengalaman Vendor 1 3 5 Pelayanan 1,73 3,87 5,92 Finansial 1 3 5 Teknologi 1 3 5 𝐾𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 = √𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 1 𝑥 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 2 2 𝐾𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 = √5 𝑥 32 𝐾𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 = 3,87

(39)

Matriks perbandingan berpasangan rata-rata memberikan pembobotan kriteria dilakukan dengan metode Fuzzy Analytical Network Process dengan tahapan yang dilakukan sebagai berikut:

Tahapan 1: Menentukan nilai invers fuzzy

Tahap berikutnya menentukan invers dari penjumlahan kolom keanggotaan bilangan fuzzy, sebelum menghitung invers ditentukan terlebih dahulu penjumlahan pada nilai TFN, misalnya pada 𝑙 atau nilai terendah dilakukan penjumlahan pada masing-masing kolom antar kriteria.

∑𝑛𝑖=1𝐿𝑖= 3 + 3,87 + 1 + 1,73 + 1 + 1 = 11,61

Perhitungan invers dilakukan setelah penjumlahan kolom selesai, adapun perhitungan invers sebagai berikut:

𝑙 = 1 11,61= 0,09 𝑚 = 1 23,79= 0,04 𝑢 = 1 35,85= 0,03

Tabel 4. 52 Penjumlahan dan Invers Penjumlahan Kolom

l m u

Penjumlahan kolom 11,61 23,79 35,85

Invers penjumlahan kolom 0,09 0,04 0,03

Perhitungan yang telah dilakukan didapatkan nilai penjumlahan kolom dan invers penjumlahan kolom, maka dapat dilakukan perhitungan pada nilai sintesis fuzzy kriteria. Perhitungan dilakukan pada masing-masing kriteria dengan mengalikan nilai kriteria dengan invers penjumlahan kolom. Nilai sintesis ketergantungan untuk harga sebagai berikut:

(40)

Tabel 4. 53 Nilai Sintesis Harga Kriteria l m u Harga 0,08 0,21 0,60 Kualitas 0,11 0,25 0,68 Pengalaman Vendor 0,03 0,13 0,43 Pelayanan 0,06 0,17 0,51 Finansial 0,03 0,13 0,43 Teknologi 0,03 0,13 0,43

Tahapan 2: Menentukan nilai vektor

Tahap ini merupakan perhitungan nilai vektor dengan menggunakan persamaan 𝑀2

= ( 𝐿2, 𝑀2, 𝑈2) ≥ 𝑀1 = ( 𝐿1, 𝑀1, 𝑈1) . Misalnya harga (𝑆1) dengan 𝑙1 =0,08; 𝑚1= 0,21 𝑢1 = 0,60 sedangkan kualitas (𝑆2) dengan 𝑙2 = 0,11; 𝑚2 = 0,25 ; 𝑢2 = 0,68 tidak

memenuhi syarat sehingga dihitung menggunakan rumus

𝑙1−𝑢2

(𝑚2−𝑢2)−(𝑚1−𝑙1)=

0,08−0,68

(0,25−0,68)−(0,21−0,08)= 1,07

Tabel 4. 54 Nilai Vektor Ketergantungan Harga

Tahapan 3: Menentukan nilai ordinat

Menentukan nilai ordinat dilakukan dengan diperoleh hasil bahwa nilai 𝑉 = (𝑆1 ≥

𝑆2) =1,07 ; nilai 𝑉 = (𝑆1 ≥ 𝑆3) = 1; nilai 𝑉 = (𝑆1 ≥ 𝑆4)= 1; nilai 𝑉 = (𝑆1 ≥ 𝑆5) = 1

maka 𝑑′(𝑆1) = min(1,07 ; 1 ; 1 ; 1) = 1. Nilai ordinat dapat dilihat pada Tabel 4.55:

Tabel 4. 55 Nilai Ordinat Ketergantungan Harga

d'(S1) d'(S2) d'(S3) d'(S4) d'(S5) d'(S6) W' 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 S1 S2 S3 S4 S5 S6 S1 1 1,17 1,09 1,17 1,17 S2 1,07 1,23 1,16 1,23 1,23 S3 1 1 1 1 1 S4 1 1 1,08 1,08 1,08 S5 1 1 1 1 1 S6 1 1 1 1 1 Min 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 ≥ ≥ ≥ ≥ ≥ ≥

(41)

Tahapan 4: Normalisasi bobot vektor

Normalisasi bobot vektor dilakukan dimana tiap elemen bobot vektor dibagi jumlah bobot vektor itu sendiri. Jumlah bobot yang telat dinormalisasi akan bernilai 1, pembobotan dilakukan pada ketergantungan kriteria harga (𝑆1) dengan 𝑑(𝑠1)

∑𝑤 =

1

6=

0,17 Bobot vektor yang telah dinormalisasikan dapat dilihat pada Tabel 4.56: Tabel 4. 56 Bobot Vektor Ketergantungan Harga

d'(S1) d'(S2) d'(S3) d'(S4) d'(S5) d'(S6)

W' 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17

Representasi dari matriks W menunjukkan bobot masing-masing kriteria yang dapat dilihat pada Tabel 4.57:

Tabel 4. 57 Nilai Bobot Ketergantungan Harga Kriteria Kriteria Bobot

Harga Harga 0,17 Kualitas 0,17 Pengalaman Vendor 0,17 Pelayanan 0,17 Finansial 0,17 Teknologi 0,17 b. Ketergantungan Kualitas dengan Kriteria Lainnya

Pembobotan ini bertujuan untuk mengetahui bobot tiap kriteria dalam mengontrol kriteria kualitas. Ketergantungan kualitas pada kriteria harga, kualitas, pengalaman vendor, pelayanan, finansial, dan teknologi. Tahap pembobotan ketergantungan kriteria dalam mengontrol kualitas sama seperti pembobotan antar kriteria, oleh karena itu pada tahap ini tidak ditampilkan urutan detail perhitungan. Berikut merupakan hasil perhitungan bobot ketergantungan kualitas pada Tabel 4.58:

(42)

Tabel 4. 58 Nilai Bobot Ketergantungan Kualitas Kriteria Kriteria Bobot

Kualitas Harga 0,17 Kualitas 0,17 Pengalaman Vendor 0,17 Pelayanan 0,17 Finansial 0,17 Teknologi 0,17

c. Ketergantungan Pengalaman Vendor dengan Kriteria Lainnya

Pembobotan ini bertujuan untuk mengetahui bobot tiap kriteria dalam mengontrol kriteria pengalaman vendor. Ketergantungan pengalaman vendor pada kriteria harga, kualitas, pelayanan, finansial, dan teknologi. Tahap pembobotan ketergantungan kriteria dalam mengontrol pengalaman vendor sama seperti pembobotan antar kriteria, oleh karena itu pada tahap ini tidak ditampilkan urutan detail perhitungan. Berikut merupakan hasil perhitungan bobot ketergantungan pengalaman vendor pada Tabel 4.59:

Tabel 4. 59 Nilai Bobot Ketergantungan Pengalaman Vendor Kriteria Kriteria Bobot

Pengalaman Vendor Harga 0,20 Kualitas 0,20 Pelayanan 0,20 Finansial 0,20 Teknologi 0,20

d. Ketergantungan Pelayanan dengan Kriteria Lainnya

Pembobotan ini bertujuan untuk mengetahui bobot tiap kriteria dalam mengontrol kriteria pelayanan. Ketergantungan pelayanan pada kriteria harga, kualitas, pengalaman vendor, finansial, dan teknologi. Tahap pembobotan ketergantungan kriteria dalam mengontrol pelayanan sama seperti pembobotan antar kriteria, oleh karena itu pada tahap ini tidak ditampilkan urutan detail perhitungan. Berikut merupakan hasil perhitungan bobot ketergantungan pelayanan pada Tabel 4.60:

(43)

Tabel 4. 60 Nilai Bobot Ketergantungan Pelayanan

Kriteria Kriteria Bobot

Pelayanan Harga 0,20 Kualitas 0,20 Pengalaman Vendor 0,20 Finansial 0,20 Teknologi 0,20

e. Ketergantungan Finansial dengan Kriteria Lainnya

Pembobotan ini bertujuan untuk mengetahui bobot tiap kriteria dalam mengontrol kriteria finansial. Ketergantungan pelayanan pada kriteria harga, kualitas, pengalaman vendor, pelayanan, dan teknologi. Tahap pembobotan ketergantungan kriteria dalam mengontrol finansial sama seperti pembobotan antar kriteria, oleh karena itu pada tahap ini tidak ditampilkan urutan detail perhitungan. Berikut merupakan hasil perhitungan bobot ketergantungan finansial pada Tabel 4.61:

Tabel 4. 61 Nilai Bobot Ketergantungan Finansial Kriteria Kriteria Bobot

Finansial Harga 0,20 Kualitas 0,20 Pengalaman Vendor 0,20 Pelayanan 0,20 Teknologi 0,20

f. Ketergantungan Teknologi dengan Kriteria Lainnya

Pembobotan ini bertujuan untuk mengetahui bobot tiap kriteria dalam mengontrol kriteria teknologi. Ketergantungan pelayanan pada kriteria harga, kualitas, pengalaman vendor, pelayanan, dan finansial. Tahap pembobotan ketergantungan kriteria dalam mengontrol teknologi sama seperti pembobotan antar kriteria, oleh karena itu pada tahap ini tidak ditampilkan urutan detail perhitungan. Berikut merupakan hasil perhitungan bobot ketergantungan teknologi pada Tabel 4.62:

(44)

Tabel 4. 62 Nilai Bobot Ketergantungan Teknologi Kriteria Kriteria Bobot

Teknologi Harga 0,20 Kualitas 0,20 Pengalaman Vendor 0,20 Pelayanan 0,20 Finansial 0,20

4.2.3 Pembobotan antar Alternatif

Pembobotan alternatif meliputi tiga alternatif yaitu PT X, PT Y, dan PT Z. Perhitungan alternatif dilakukan dengan perbandingan pada tingkat kepentingan pada setiap subkriteria. Tahapan pembobotan antar alternatif untuk tiap subkriteria sama seperti pembobotan antar kriteria karena itu pada tahap ini tidak ditampilkan urutan detail perhitungan. Berikut merupakan salah satu perhitungan yang dilakukan pada alternatif PT X kepada subkriteria harga. Tahapan ini dimulai dengan mengolah hasil kuesioner responden pada PT X pada subkriteria harga, hasil kuesioner dapat dilihat pada Tabel 4.63:

Tabel 4. 63 Penilaian PT X Harga

Vendor Responden Cara Pembayaran Potongan Harga

PT X 1 7 9 2 7 9 PT Y 1 5 7 2 5 5 PT Z 1 3 3 2 3 5

Perhitungan yang dilakukan pada nilai alternatif menggunakan kuesioner responden yang telah diisi sebelumnya, pembobotan diolah dengan menentukan nilai TFN yang terdiri dari 𝑙 = nilai terendah; 𝑚 = nilai tengah; 𝑢 = nilai tertinggi. Berikut merupakan matriks penilaian PT X yang telah diolah menggunakan TFN dapat di lihat pada Tabel 4.64:

(45)

Tabel 4. 64 Nilai TFN PT X Harga Subkriteria Responden PT X l m u Cara Pembaran 1 5 7 9 2 5 7 9 Potongan Harga 1 7 9 9 2 7 9 9

Perhitungan dengan menggunakan TFN telah dilakukan, maka selanjutnya menentukan rata-rata geometris pada setiap subkriteria yang berhubungan dengan penilaian PT X. Berikut merupakan hasil rata-rata geometris yang telah dilakukan hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.65:

Tabel 4. 65 Matriks Perbandingan Rata-Rata Geometris Harga Subkriteria PT X L M u Cara Pembaran 5 7 9 Potongan Harga 7 9 9 𝐶𝑎𝑟𝑎 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑎𝑛 = √𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 1 𝑥 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 22 𝐶𝑎𝑟𝑎 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑎𝑛 = √5 𝑥 52 𝐶𝑎𝑟𝑎 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑎𝑛 = 5

Matriks perbandingan berpasangan rata-rata memberikan pembobotan kriteria dilakukan dengan metode Fuzzy Analytical Network Process dengan tahapan yang dilakukan sebagai berikut:

Tahapan 1: Menentukan nilai invers fuzzy

Tahap berikutnya menentukan invers dari penjumlahan kolom keanggotaan bilangan fuzzy, sebelum menghitung invers ditentukan terlebih dahulu penjumlahan

(46)

pada nilai TFN, misalnya pada 𝑙 atau nilai terendah dilakukan penjumlahan pada masing-masing kolom antar kriteria.

∑𝑛𝑖=1𝐿𝑖= 5 + 7 = 12

Perhitungan invers dilakukan setelah penjumlahan kolom selesai, adapun perhitungan invers sebagai berikut:

𝑙 = 1 12= 0,08 𝑚 = 1 16= 0,06 𝑢 = 1 18= 0,06

Tabel 4. 66 Penjumlahan dan Invers Penjumlahan Kolom

l m u

Penjumlahan kolom 12 16 18

Invers penjumlahan kolom 0,08 0,06 0,06

Perhitungan yang telah dilakukan didapatkan nilai penjumlahan kolom dan invers penjumlahan kolom, maka dapat dilakukan perhitungan pada nilai sintesis fuzzy kriteria. Perhitungan dilakukan pada masing-masing subkriteria dengan mengalikan nilai kriteria dengan invers penjumlahan kolom. Nilai sintesis ketergantungan untuk pengalaman vendor sebagai berikut:

𝑆CV.KRU = (5 ; 7 ; 9) x (0,06 ; 0,06 ; 0.08)

= (0,28 ; 0,44 ; 0,75)

Tabel 4. 67 Nilai Sintesis antar Subkriteria Harga

Subkriteria PT X

l m u

Cara Pembaran 0,28 0,44 0,75

(47)

Tahapan 2: Menentukan nilai vektor

Tahap ini merupakan perhitungan nilai vektor dengan menggunakan persamaan 𝑀2

= ( 𝐿2, 𝑀2, 𝑈2) ≥ 𝑀1 = ( 𝐿1, 𝑀1, 𝑈1) . Misalnya cara pembayaran (𝑆1) dengan 𝑙1

=0,28; 𝑚1= 0,44 𝑢1 = 0,75 sedangkan potongan harga (𝑆2) dengan 𝑙2 = 0,39; 𝑚2 = 0,56 ; 𝑢2 = 0,75 tidak memenuhi syarat sehingga dihitung menggunakan rumus

𝑙1−𝑢2

(𝑚2−𝑢2)−(𝑚1−𝑙1)=

0,28−0,75

(0,56−0,75)−(0,44−0,28)= 1,36

Tabel 4. 68 Nilai Vektor PT X

Tahapan 3: Menentukan nilai ordinat

Menentukan nilai ordinat dilakukan dengan diperoleh hasil bahwa nilai 𝑉 = (𝑆1 ≥

𝑆2) = 1,36 maka 𝑑′(𝑆1)= 1,36. Nilai ordinat dapat dilihat pada Tabel 4.69:

Tabel 4. 69 Nilai Ordinat PT X

d'(S1) d'(S2)

W' 1,36 1

Tahapan 4: Normalisasi bobot vektor

Normalisasi bobot vektor dilakukan dimana tiap elemen bobot vektor dibagi jumlah bobot vektor itu sendiri. Jumlah bobot yang telat dinormalisasi akan bernilai 1, pembobotan dilakukan pada ketergantungan kriteria harga (𝑆1) dengan 𝑑(𝑠1)

∑𝑤 =

1,36

2,36= 0,58 Bobot vektor yang telah dinormalisasikan dapat dilihat pada Tabel 4.70:

Tabel 4. 70 Bobot Vektor PT X

d'(S1) d'(S2)

W' 0,58 0,42

Representasi dari matriks W menunjukkan bobot masing-masing kriteria yang dapat dilihat di bawah ini:

S1 S2

S1 1

S2 1,36

Min 1,36 1

(48)

Tabel 4. 71 Bobot Akhir PT X Harga Subkriteria PT X Bobot Cara Pembaran 0,58 Potongan Harga 0,42

Berdasarkan Tabel 4.71 bobot akhir dari subkriteria cara pembayaran dan potongan harga pada PT X, cara pembayaran memiliki bobot tertinggi sebsar 0,58 dan potongan harga 0,42. Hal ini merupakan penilaian dari responden pada kuesioner terhadap kinerja vendor PT X pada tahun sebelumnya.

Berikut merupakan hasil perhitungan yang dilakukan pada tiga alternatif pada Tabel 4.72 menunjukkan hasil akhir bobot alternatif yang dapat dilihat di bawah ini:

Tabel 4. 72 Nilai Akhir Alternatif untuk Subkriteria Nilai Alternatif

Kriteria Subkriteria PT X PT Y PT Z

Harga Cara pembayaran 0,58 0,47 0,52

Potongan harga 0,42 0,53 0,48 Kualitas

Pengiriman barang tanpa cacat 0,32 0,33 0,33 Tersedia sarana transportasi 0,36 0,33 0,33

Tepat waktu 0,32 0,33 0,33 Pengalaman Vendor Banyaknya konsumen 0,31 0,32 0,33 Tingkat keberhasilan 0,38 0,32 0,33 Waktu beroperasi 0,31 0,36 0,33 Pelayanan

Tanggapan permintaan pelanggan 0,32 0,33 0,32 Tanggapan keluhan pelanggan 0,36 0,33 0,35

Komunikasi 0,32 0,33 0,32

Finansial Modal yang cukup 0,52 0,5 0,5

Cashflow yang baik 0,48 0,5 0,5 Teknologi Aplikasi pada sistem pengiriman 0,5 0,53 0,5 Aplikasi pada sarana transportasi 0,5 0,47 0,5

Gambar

Gambar 4. 4 Hierarki Analythical Network Process (ANP)
Gambar 4. 5 Model Jaringan Metode ANP
Tabel 4. 3 Vendor Terpilih
Tabel 4. 4 Penilaian Kriteria
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pembangunan aplikasi ini dimulai dengan studi literatur dimana mempelajari penelitian dengan kajian yang sama, kemudian mengumpulkan data atribut dari

Penelitian berjudul The Contribution of Infrastructureto Aggregate Output ditulis oleh David menyatakan bahwa infrastruktur rute transportasi (panjang jalan aspal

Dalam hal ini termasuk rekening yang dimiliki oleh warga negara dan penduduk AS, badan hukum atau persekutuan AS yang didirikan atau dibentuk di Amerika Serikat serta

Selain karena adanya kesalahan dalam pengisian formulir SSP pemindahbukuan dapat dilakukan juga jika terdapat kesalahan pengisian data pembayaran pajak melalui

Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk lebih mengetahui fungsi dari Employee Relations Dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Karyawan Di PT PLN (persero) Distribusi Jawa Barat

Pilot pollution disebabkan oleh adanya 3 atau lebih sinyal dengan daya yang hampir sama pada suatu area, yang mana interferensi (I o ) akan meningkat ketika mobile

Pembentukan sesar naik selalu berasosiasi dengan pembentukan lipatan, oleh karenanya pola lipatan dan sesar naik yang terbentuk relatif bersamaan dinamakan sebagai lipatan anjakan

Sifat kikir pada dasarnya memang dimiliki oleh semua manusia baik laki- laki maupun perempuan. Hal itu juga yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga. Adakalanya suami berlaku kikir