• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2013"

Copied!
179
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN KARANGANYAR

TAHUN 2013

(2)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 1 BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari pembangunan nasional, karena kesehatan sangat terkait yaitu dipengaruhi dan dapat juga mempengaruhi aspek demografi / kependudukan, keadaan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat termasuk tingkat pendidikan serta keadaan dan perkembangan lingkungan fisik maupun biologik.

Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) Tahun 2009 disebutkan bahwa untuk menggerakkan pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna diperlukan manajemen kesehatan yang didukung oleh ketersediaan data dan informasi kesehatan yang relevan, akurat, tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan program. Informasi kesehatan yang dibutuhkan yaitu mencakup seluruh data yang terkait dengan kesehatan baik yang berasal dari sektor kesehatan ataupun dari berbagai sektor pembangunan lain.

Kebutuhan data dan informasi kesehatan dari tahun ke tahun semakin meningkat. Masyarakat semakin peduli dan tanggap terhadap berbagai situasi / masalah kesehatan dan hasil pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah dan pihak swasta. Kepedulian ini memberikan dampak positif bagi pembangunan kesehatan itu sendiri. Untuk itu dibutuhkan ketersedian data yang akurat, relevan dan tepat waktu yang dapat mendukung kinerja manajemen kesehatan.

Selama ini sudah terdapat mekanisme dan media yang memadai dan baku yang dapat dipergunakan untuk pengelolaan data dan informasi di setiap jenjang administrasi kesehatan, namun masih ditemukan hambatan dalam penyediaan data / informasi. Data yang selama ini diolah, dianalisis dan disajikan belum semuanya dimanfaatkan secara tepat guna.

Profil Kesehatan adalah gambaran situasi kesehatan di Kabupaten Karanganyar yang memuat berbagai data tentang situasi dan hasil pembangunan kesehatan selama kurun waktu satu tahun. Data dan informasi yang termuat meliputi : data demografi, data ekonomi, pendidikan, sosial budaya, derajat kesehatan, upaya kesehatan masyarakat, dan situasi sumber daya kesehatan.

Salah satu bentuk pengembangan sistem informasi di bidang kesehatan adalah menampilkan hasil pembangunan di bidang kesehatan, yang diwujudkan

(3)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 2 dalam penyajian data keberhasilan pencapaian program-program kesehatan yang sudah dilaksanakan di Kabupaten Karanganyar, yaitu dalam bentuk buku “PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2013”.

B. TUJUAN DAN MANFAAT

1. Tujuan

Menyediakan data / informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna.

2. Manfaat

a. Sebagai gambaran informasi kesehatan untuk menentukan fenomena kesehatan dan lingkungan diwilayah Kabupaten Karanganyar

b. Sebagai bahan perencanaan tahunan kesehatan untuk menentukan fenomena

c. Sebagai tinjauan tahunan kondisi kesehatan dan lainnya

d. Sebagai umpan balik bagi setiap penyelenggara pelayanan kesehatan.

C. SISTEMATIKA PENULISAN

Profil Kesehatan Karanganyar Tahun 2013 disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang maksud dan tujuan disusunnya profil kesehatan Kabupaten Karanganyar dan sistematika dari penyajian berupa uraian bab demi bab yang berurutan.

BAB II : GAMBARAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR

Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Karanganyar. Selain tentang letak geografis, administratif, dan informasi lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misalnya kependudukan, ekonomi, pendidikan, dan sosial budayanya. BAB III : SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Bab ini berisi uraian tentang indikator angka kesakitan, kematian&status gizi masyarakat.

BAB IV : SITUASI UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, keadaan lingkungan, perilaku masyarakat, serta akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar.

(4)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 3 Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, serta pembiayaan kesehatan.

BAB VI : KESIMPULAN

Bab ini berisi sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari profil kesehatan kabupaten di tahun yang bersangkutan. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu di catat bab ini juga mengemukankan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

LAMPIRAN

Lampiran berisi tabel induk yang digunakan dalam penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Karanganyar Tahun 2013.

(5)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 4 BAB II

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR

A. KEADAAN GEOGRAFI

Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu dari 35 Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Tengah yang terletak 1100400 – 1000700 bujur timur dan

7o280 – 7o460 lintang selatan. Ketinggian rata – rata 511 meter diatas

permukaan laut, beriklim tropis dengan temperature 220 C – 310 C. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Sragen; - Sebelah Timur berbatasan dengan Propinsi Jawa Timur;

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan

Wonogiri;

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Surakarta dan Kabupaten

Boyolali.

Secara topografi Kabupaten Karanganyar merupakan daratan dan pegunungan dengan ketinggian tempat yang sangat bervariasi. Ketinggian wilayah sampai dengan 100 meter di atas pemukaan laut, meliputi Kecamatan Jaten dan Kebakkramat (8,11%). Ketinggian 101-500 meter di atas permukaan laut, meliputi Kecamatan Jumantono, Karanganyar, Tasikmadu, Colomadu, Gondangrejo, Mojogedang dan Kerjo (45,32%), Ketinggian 501-1.000 meter di atas permukaan laut, meliputi Kecamatan Jatiyoso, Jatipuro, Matesih, Tawangmangu (sebagian), Ngargoyoso (sebagian), Karangpandan dan sebagian Kecamatan Jenawi (36,59%). Dan ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut, meliputi sebagian Kecamatan Tawangmangu, Ngargoyoso dan Jenawi (9,98%). Sedangkan luas wilayah seluruhnya 773,8 km2 atau 2,73

% luas Propinsi Jawa Tengah.

B. KEADAAN PENDUDUK

1. Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk

Perkembangan penduduk dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari BPS, Kabupaten Karanganyar tahun 2013 mempunyai jumlah penduduk sebesar 846.183 jiwa (keadaan data tersebut merupakan proyeksi sensus penduduk pada tahun 2010). Penyebaran penduduk masih belum merata. Kepadatan penduduk di daerah perkotaan secara umum lebih tinggi dibandingkan dengan pedesaan. Kecamatan dengan penduduk terpadat

(6)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 5 yaitu Kecamatan Colomadu dengan kepadatan 4.730,18 jiwa per km2.

Keadaan ini disebabkan karena Colomadu merupakan daerah perkotaan yang mempunyai pelayanan dan fasilitas yang mudah terjangkau. Sedangkan kepadatan terendah di Kecamatan Jenawi dengan kepadatan 457,44 jiwa per km2. Hal ini disebabkan karena Jenawi merupakan daerah pedesaan dan

lereng gunung yang jauh dari pusat kota.

Sementara itu jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan Jaten sebanyak 81.480 jiwa dan jumlah penduduk terendah di Kecamatan Jenawi sebanyak 25.653 jiwa. Data jumlah penduduk menurut Kecamatan Kabupaten Karanganyar tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 2.1 : Jumlah Penduduk menurut Kecamatan Kabupaten Karanganyar tahun 2013

NO KECAMATAN LUAS WILAYAH (km2) PENDUDUK JUMLAH

1. JATIPURO 40,36 28.169 2. JATIYOSO 67,16 36.116 3. JUMAPOLO 55,67 35.287 4. JUMANTONO 53,55 42.005 5. MATESIH 26,27 40.027 6. TAWANGMANGU 70,03 44.074 7. NGARGOYOSO 65,34 32.279 8. KARANGPANDAN 34,11 39.346 9. KARANGANYAR 43,03 77.781 10 TASIKMADU 27,60 58.387 11. JATEN 25,55 81.480 12. COLOMADU 15,64 73.980 13. GONDANGREJO 56,80 75.892 14. KEBAKKRAMAT 36,46 61.076 15. MOJOGEDANG 53,31 60.503 16. KERJO 46,82 34.128 17. JENAWI 56,08 25.653 JUMLAH 773,8 846.183

Sumber : BPS Kabupaten Karanganyar

2. Sex Ratio Penduduk

Perkembangan penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat dari perkembangan ratio jenis kelamin, yaitu perbandingan penduduk laki-laki

(7)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 6 dengan penduduk perempuan. Berdasarkan Data Karanganyar Dalam Angka Tahun 2013 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Karanganyar rasio jenis kelamin penduduk Karanganyar Tahun 2013 sebesar 97,78 (tahun 2012 : 98,80 tahun 2011 : 99,39). Hal ini menggambarkan bahwa jumlah penduduk perempuan lebih besar dibandingkan jumlah penduduk laki-laki. Data rinci mengenai sex ratio menurut kecamatan dapat dilihat pada lampiran tabel 2 ”Jumlah Penduduk menurut jenis kelamin, kelompok umur Kabupaten Karanganyar Tahun 2013”, yang dapat digambarkan dengan diagram sebagai berikut :

Grafik 2.1 : Sex Ratio Penduduk Kabupaten Karanganyar Tahun 2013

3. Struktur Penduduk Menurut Golongan Umur

Struktur penduduk Karanganyar menurut golongan umur dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.2 : Struktur Penduduk menurut Golongan Umur di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008 – 2013 Golongan

umur Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

0-4 69.426 70.001 74.774 72.519 68.720 69.328 5-14 151.743 153.010 155.434 158.477 135.189 136.385 15-44 412.860 416.290 379.084 441.217 382.462 385.845 45-64 156.534 157.832 179.027 151.691 185.511 187.153 65 keatas 74.923 75.540 89.891 83.544 66.880 67.472 Total 865.486 872.673 878.210 907.448 838.762 846.183

Tabel 2.3 : Kelompok Usia Produktif di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008 – 2013

Kelompok Usia (Tahun)

Tahun

2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 0-14 221.169 223.011 230.208 230.996 203.909 205.713 15-64 569.394 574.122 558.111 592.908 567.973 572.998 65 keatas 74.923 75.540 89.891 83.544 66.880 67.472

Jumlah 865.468 872.673 878.210 907.448 838.762 846.183 Sumber : BPS Kabupaten Karanganyar

418.340 427.843 Laki-laki Perempuan Ju m lah Pe n d u d u k Jenis Kelamin

(8)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 7 Dari kedua tabel diatas dapat dilihat bahwa kelompok usia dengan prosentase terbesar selama tujuh tahun terakhir adalah kelompok usia produktif yang menggambarkan aset sumber daya manusia yang sangat potensial yaitu antara usia 15-64 tahun, dimana pada tahun 2013 sebanyak 67,71 % dari seluruh jumlah penduduk.

C. KEADAAN SOSIAL EKONOMI

a.Alokasi Anggaran Bidang Kesehatan

Sesuai kesepakatan para Kepala Daerah diharapkan anggaran kesehatan memperoleh 15% dari APBD dan UU Nomor 36/2009 tentang kesehatan bahwa anggaran kesehatan pemerintah dialokasikan minimal 5% APBN dan 10% APBD diluar gaji. Namun secara umum belum banyak daerah yang dapat memenuhi angka tersebut.

Di Kabupaten Karanganyar, alokasi anggaran Bidang Kesehatan pada tahun 2012 dan tahun 2013 dapat dibandingkan sebagai berikut (Lamp 79):

Tabel 2.4 : Alokasi Anggaran Bidang Kesehatan Kabupaten Karanganyar Tahun 2012 – 2013

Alokasi Anggaran Tahun 2012 Tahun 2013

Anggaran Bidang Kesehatan 124.587.229.555 125.267.940.400

APBD Kab 1.169.469.730.000 1.466.505.135.000

Prosentase 10,7 8,5

b. Angka Beban Tanggungan

Angka beban tanggungan diperoleh dari perbandingan banyaknya orang yang tidak produktif (umur di bawah 15 tahun dan 65 tahun keatas) dengan banyaknya usia produktif (usia 15-64 tahun). Berdasarkan Jumlah Penduduk menurut kelompok umur tersebut maka angka beban tanggungan (dependency ratio) penduduk Kabupaten Karanganyar tahun 2013 sebesar 47,67 sama dengan tahun 2012 sebesar 47,68. Artinya setiap 100 penduduk usia produktif menanggung sekitar 47 orang penduduk tidak produktif.

(9)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 8 D. TINGKAT PENDIDIKAN

Grafik 2.2 : Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2013

Dari diagram diatas jumlah penduduk terbanyak berpendidikan SD / MI dan yang paling sedikit penduduk yang tamat S2/S3. Sesuai data dalam buku Karanganyar dalam angka yang diterbitkan BPS th 2011, angka melek huruf laki-laki sebesar 95,5 % sedangkan angka melek huruf perempuan sebesar 85,3%. Kondisi ini menunjukkan bahwa laki-laki lebih diprioritaskan dalam mendapatkan pendidikan daripada perempuan, meskipun jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki.

0 10 20 30 40 0,6 3,9 2,6 24,3 22,9 33,1 12,8 0,4 4 2,4 20,5 22,4 35,8 14,5 Pr o sen tase

Tingkat Pendidikan Terakhir

L P

(10)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 9 BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Gambaran masyarakat Karanganyar masa depan yang ingin dicapai adalah Karanganyar Sehat yang mandiri dan bertumpu pada potensi daerah, merupakan gambaran masyarakat Karanganyar dimana penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setingi-tingginya. Masyarakat mampu mengenali masalah kesehatan, merencanakan dan mengatasi, memelihara, meningkatkan dan melindungi diri sendiri.

Terdapat beberapa keterkaitan dari beberapa aspek yang dapat mendukung meningkatnya kinerja yang dihubungkan dengan pencapaian pembangunan kesehatan, diantaranya adalah : indikator derajat kesehatan sebagai hasil akhir, yang terdiri atas indikator untuk mortalitas, dan morbiditas, dan angka status gizi masyarakat. Indikator hasil antara yang terdiri atas indikator-indikator untuk keadaan lingkungan, perilaku hidup masyarakat, akses mutu pelayanan kesehatan serta indikator proses dan masukan yang terdiri indikator –indikator untuk pelayanan kesehatan, sumber daya kesehatan, serta pembiayaan kesehatan.

Situasi derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Karanganyar adalah sebagai berikut :

A. ANGKA KESAKITAN

Angka kesakitan penduduk diperoleh dari data yang berasal dari masyarakat (community based data) yang diperoleh melalui studi morbiditas, dan hasil pengumpulan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar serta dari sarana pelayanan kesehatan (facility based data) yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan.

1. PENYAKIT MENULAR

Berdasarkan tabel profil, data angka kesakitan berbagai penyakit sebagai berikut :

a. Penyakit Bersumber Binatang

1. Pemberantasan penyakit malaria ( P2 Malaria )

Jumlah kasus klinis malaria di Karanganyar tahun 2013 tercatat 7 kasus, turun dari tahun 2012 (11 kasus), tahun 2011 (11 kasus), tahun 2010 (179 kasus), dan tahun 2009 (2 kasus). Dari 7 kasus ditahun 2013, semuanya dinyatakan malaria positif, tahun 2011 sebanyak 11 kasus malaria positif,

(11)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 10 tahun 2009 tidak ada kasus malaria positif. Semua penderita yang ditemukan telah diberikan pengobatan.

Kasus tahun 2013 terjadi di Kecamatan Jatipuro, Jumantono, Karangpandan, Karanganyar, Gondangrejo, Kebakkramat II dan Mojogedang II semuanya 1 kasus. Persebaran kasus malaria pada tahun 2013 di Kabupaten Karanganyar dapat dilihat dari gambar di bawah ini :

Gambar 3.1 : Persebaran Kasus Malaria di Kabupaten Karanganyar Tahun 2013

Dibawah ini grafik yang menunjukkan perkembangan jumlah penderita malaria klinis dan penderita positif malaria dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 di Kabupaten Karanganyar.

Grafik 3.1 : Perkembangan Jumlah Penderita Positif Malaria Di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008 sampai 2013

2. Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue ( P2 DBD )

Kasus DBD di Kabupaten Karanganyar Tahun 2013 menunjukkan peningkatan yang signifikant dari tahun 2012. Pada tahun 2013 sebanyak 485

0 2 4 6 8 10 12 2008 2009 2010 2011 2012 2013 1 0 8 11 11 7 Ju m lah Pe n d e ri ta Posi tif M al ar ia Tahun

(12)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 11 kasus naik dibanding tahun 2012 (76 kasus), tahun 2011 (135 kasus), Tahun 2010 (498 kasus), Tahun 2009 (316 kasus), dan Tahun 2008 (473 kasus). Perkembangan Kasus DBD di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008– 2013 digambarkan dalam grafik di bawah ini :

Grafik 3.2 : Perkembangan Kasus DBD di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008 – 2013

Dari 485 kasus DBD pada tahun 2013 semuanya ditangani, daerah dengan jumlah kasus tertinggi pada tahun 2013 terjadi di Kecamatan Colomadu sebanyak 165 kasus, Kec. Jaten 83 kasus, Kec. Kebakkramat 65 kasus, Kec. Karanganyar 58 kasus, Kec. Tasikmadu sebesar 36 kasus, Kec. Gondangrejo sebesar 36 kasus, Kec. Mojogedang 9 kasus, Kec. Karangpandan 8 Kasus, Kec. Jumantono 7 kasus, Kec. Jumapolo 4 kasus, kemudian Kec. Jatipuro, Jatiyoso, Matesih, Tawangmangu 3 kasus, Kec. Ngargoyoso 2 kasus, Kec. Kerjo 1 kasus. dan Jenawi tidak ditemukan kasus DBD. Berikut ini grafik persebaran kasus DBD di Kabupaten Karanganyar yang ditangani pada tahun 2013.

Grafik 3.3 : Persebaran Kasus DBD yang Ditangani di Kab. Karanganyar Tahun 2013

Angka kesakitan / Incident Rate (IR) pada tahun 2013 sebesar 5,73 per 10.000 penduduk naik dibandingkan Tahun 2012 sebesar 0,9 per 10.000

0 200 400 600 2008 2009 2010 2011 2012 2013 473 316 498 135 76 485 penderita 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 JATIPURO JATIYOSO JUMAPOLO JUMANTONO MATESIH TAWANGMANGU NGARGOYOSO KARANGPANDAN KARANGANYAR TASIKMADU JATEN COLOMADU GONDANGREJO KEBAKKRAMAT MOJOGEDANG KERJO JENAWI Jumlah Kasus K e cam at an Penderita DBD

(13)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 12 penduduk. Tahun 2011 sebesar 1,49 per 10.000 penduduk, tahun 2010 sebesar 5,67 per 10.000 penduduk, tahun 2009 sebesar 3,63 per 10.000 penduduk dan tahun 2008 sebesar 4,22 per 10.000 penduduk.

Dari jumlah kasus yang ada, kematian DBD tahun 2013 sebanyak 8 kasus naik dibanding tahun 2012 sebanyak 2 orang sehingga Case Fatality Rate (CFR) sebesar 1,6 %. Kematian akibat DBD terjadi di Kecamatan Tasikmadu dan Kebakkramat sebanyak 2 orang sedangkan Kecamatan Jumantono, Karanganyar, Jaten, Colomadu sebanyak 1 orang. Sedangkan Tahun 2012 kematian terjadi di Kecamatan Colomadu dan Kecamatan Kerjo. Tahun 2011 kematian terjadi di Gondangrejo dengan CFR sebesar 0,7% (kematian sebanyak 1 orang). Tahun 2010 CFR sebesar 0,83 % ( kematian sejumlah 4 orang ), tahun 2009 CFR sebesar 1,9 % ( kematian sejumlah 6 orang ). Tahun 2008 CFR sebesar 1,66 % (kematian sejumlah 7 orang),. Berikut ini grafik jumlah kematian akibat kasus DBD di Kabupaten Karanganyar pada Tahun 2009 – 2013.

Grafik 3.4 : Jumlah Kematian Akibat Kasus DBD di Kab. Karanganyar Tahun 2009 – 2013

Kejadian Luar Biasa ( KLB ) DBD pada Tahun 2013 sebanyak 8 kali di 6 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Colomadu 1 kali kejadian KLB dengan 12 kasus dan 1 meninggal, Kec. Jumantono 1 kali kejadian KLB dengan 3 kasus dan 1 orang meninggal, Kec. Kebakkramat 2 Kali kejadian KLB dengan 6 kasus dan 2 diantaranya meninggal, Kec. Jaten 1 kali kejadian 1 kasus dan 1 meninngal, Kec Tasikmadu 2 kali kejadian 2 kasus dan 2 meninggal, dan Kec. Karanganyar 1 kali kejadian 2 kasus dan 1 orang meninngal. Sedangkan tahun 2012 sebanyak 7 kali di 4 wilayah kecamatan yaitu Colomadu ( 3 kali kejadian KLB dengan 11 kasus, dan 1 orang diantaranya meninggal), Mojogedang (2 kali kejadian KLB dengan 8 kasus), Jaten (1 kali kejadian KLB dengan 3 kasus) dan Kerjo (1 kali kejadian KLB dengan 1 kasus dan meninggal). Sementara kejadian Luar Biasa ( KLB ) DBD tahun 2011 terjadi di 2 wilayah Kecamatan Mojogedang tahun 2011 terjadi di 2 wilayah kecamatan dan 2 desa dengan jumlah penderita 7 orang dan kematian sebanyak 1 orang.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 2009 2010 2011 2012 2013 5 4 1 2 8

(14)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 13 Sedangkan KLB DBD tahun 2010 terjadi di 6 Kecamatan dan 9 desa dengan jumlah penderita 22 orang dan tidak ada kasus kematian. KLB DBD pada tahun 2009 ini terjadi di wilayah 7 kecamatan dan 8 desa, dengan jumlah penderita 16 orang dan kematian sebanyak 5 orang. KLB DBD tahun 2008 yang meliputi wilayah 14 kecamatan dan 8 desa dengan jumlah penderita 473 orang. Kematian sebanyak 7 penderita.

Rumah / bangunan bebas jentik pada tahun 2013 sebesar 78,20% dari 19.768 yang diperiksa turun dibandingkan tahun 2012 sebesar 84,4% dari 17.628, tahun 2011 mencapai 93,28 % dari 22.464 yang diperiksa. Sedang pada tahun 2010, rumah / bangunan bebas jentik mencapai 87,86 % dari 66.792 yang diperiksa. Rumah / bangunan bebas jentik tahun 2009 mencapai 84,77% dari 48.889 yang diperiksa, Rumah / bangunan bebas jentik tahun 2008 yang mencapai 95,6 % dari 75.454 yang diperiksa.

3. Pemberantasan Penyakit Filariasis ( P2 Filariasis)

Dampak langsung dari serangan penyakit ini adalah menurunkan derajat kesehatan masyarakat karena menurunnya daya kerja dan produktifitas serta timbulnya cacat anggota tubuh yang menetap. Penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk, beberapa jenis nyamuk diketahui berperan sebagai vektor filariasis antara lain Mansonia, anopheles, dan culex.

Pada tahun 2013 sama dengan tahun 2012 dan tahun 2011, sebagaimana tidak ditemukan kasus baru filariasis. Sedangkan tahun 2010 ditemukan dan ditangani sebanyak 1 kasus yaitu di wilayah Puskesmas Tawangmangu. Tahun 2009 sebanyak 1 kasus yang terjadi di wilayah Puskesmas Ngargoyoso. Tahun 2008 sebanyak 3 kasus yang terjadi di wilayah puskesmas Karanganyar (2 orang) dan Tawangmangu ( 1 orang ). Berikut grafik perkembangan kasus filariasis yang ditemukan di Kab. Karanganyar tahun 2008–2012.

Grafik 3.5 : Perkembangan Penemuan Kasus Filariasis di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008 – 2012 3 1 1 0 0 0 0 1 2 3 4 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Ju m lah Pe n e m u an K asu s Fi lar iasi s Tahun

(15)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 14 b. Penyakit Menular Langsung

1. Pemberantasan Penyakit Tuberculosis Paru ( P2 TB Paru )

Menurut tabel 11, perkiraan kasus baru TB Paru tahun tahun 2013 sebesar 6.148 kasus, dengan penemuan BTA positif sebesar 452 kasus (CDR = 7,35%) sedangkan tahun 2012 sebesar 948 kasus, dengan penemuan BTA positif sebesar 562 kasus, tahun 2011 penemuan sebesar 938 kasus dengan penemuan penderita BTA positif sebesar 601 kasus. Sehingga angka penemuan kasus ( CDR= Case Detection Rate ) sebesar 64,07 %. Angka tersebut terjadi kenaikan dibandingkan dengan tahun 2010 yaitu sebesar 52,8 % ( 491 kasus ditemukan penderita BTA positif ). Tahun 2009, CDR nya sebesar 48,85 % ( 446 kasus ditemukan penderita BTA positif). Tahun 2008, CDR nya sebesar 42,75 % ( 386 kasus ditemukan penderita BTA positif). Berikut ini angka penemuan kasus ( CDR ) masing–masing Puskesmas tahun 2013.

Grafik 3.6 : Prosentase Penemuan Kasus TB Paru per Puskesmas di Kabupaten Karanganyar Tahun 2013

Menurut grafik diatas, angka penemuan kasus BTA positif tertinggi di Puskesmas Kebakkramat II yaitu sebesar 11% dan terendah di Puskesmas Karanganyar sebesar 5%. 0 2 4 6 8 10 12 JATIPURO JATIYOSO JUMAPOLO JUMANTONO MATESIH TAWANGMANGU NGARGOYOSO KARANGPANDAN KARANGANYAR TASIKMADU JATEN I JATEN II COLOMADU I COLOMADU II GONDANGREJO KEBAKKRAMAT I KEBAKKRAMAT II MOJOGEDANG I MOJOGEDANG II KERJO JENAWI 7 7 7 6 9 8 8 8 5 7 8 6 7 9 7 7 11 6 8 8 8 Prosentase Penemuan TB Pu ske sm as

(16)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 15 2. Pemberantasan Penyakit Kusta ( P2 Kusta )

Jika ditinjau dari situasi global, Indonesia merupakan negara penyumbang jumlah penderita kusta ketiga terbanyak setelah India dan

Brazil. Masalah ini diperberat dengan masih tingginya stigma di kalangan masyarakat dan sebagian petugas. Akibat dari kondisi ini, sebagian besar penderita dan mantan penderita kusta dikucilkan sehingga tidak mendapatkan akses pelayanan kesehatan serta pekerjaan yang berakibat pada meningkatnya angka kemiskinan.

Pada tahun 2013 ditemukan 1 Penderita baru kusta PB dan 10 penderita MB, turun dibanding penemuan di tahun 2012 ditemukan 2 penderita baru kusta PB dan 17 penderita kusta MB, tahun 2011 (1 penderita baru kusta PB dan 10 penderita baru kusta MB). Dari 17 penderita baru kusta MB ditemukan 4 orang penderita di bawah usia 14 tahun meningkat dibanding tahun 2011 sebanyak 1 orang. Pada tahun 2010 tidak ada penderita baru kusta PB, sedangkan penderita baru kusta MB sebanyak 15 orang. Tahun 2009 tidak ada penderita baru kusta PB, sedangkan penderita baru kusta MB sebanyak 15 orang. Tahun 2008 juga tidak ada penderita baru kusta PB, sedangkan penderita baru kusta MB sebanyak 15 orang. Berikut ini perkembangan Jumlah Penderita Baru Kusta PB dan MB Kab. Karanganyar Tahun 2008 – 2013.

Grafik 3.7: Perkembangan Jumlah Penderita Baru Kusta PB dan MB di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008 – 2013

Berikut ini peta persebaran penemuan penderita baru Kusta PB dan MB di Kabupaten Karanganyar per wilayah puskesmas tahun 2013.

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 2008 2009 2010 2011 2012 2013 0 0 0 1 2 1 15 15 15 10 17 10 15 15 15 11 19 11 Ju m lah Pe n d e ri ta Tahun PB MB Total

(17)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 16 Gambar 3.2 : Peta Penyebaran Penemuan Penderita Baru Kusta PB dan MB

di Kabupaten Karanganyar Tahun 2013

3. Pemberantasan Penyakit Diare ( P2 Diare )

Jumlah kasus diare di Kabupaten Karanganyar Tahun 2013 yang ditemukan dan ditangani sebanyak 15.364 kasus (42,4%) turun dibandingkan pada tahun 2012 yang ditemukan dan ditangani sebanyak 18.017 kasus (46,4 persen dari jumlah perkiraan kasus), tahun 2011 sebanyak 20.331 kasus (55%). Naik dibanding tahun 2010 sebanyak 17.037 kasus, Tahun 2009 sebanyak 15.457 penderita, Tahun 2008 sebanyak 14.872 kasus.

Tahun 2013 penemuan dan penanganan tertinggi diare di wilayah Puskesmas Tasikmadu. Akan tetapi, jika dilihat dari perkiraan jumlah kasus, penemuan dan penanganan penderita di Tasikmadu hanya berkisar 42 dari target yang diperkirakan. Penemuan kasus terendah di wilayah Puskesmas Karangpandan sebanyak 463 kasus (23%). Sedangkan capaian penemuan terendah di puskesmas Karanganyar yaitu sebanyak 727 kasus (22% dari target yang diperkirakan). Untuk tahun 2008 – 2012 kasus tertinggi juga terjadi di wilayah Puskesmas Tasikmadu.

Kasus kematian akibat diare pada tahun 2013 sebanyak 1 kasus di wilayah puskesmas Kebakkaramat I, masih sama dengan tahun 2012 sebanyak 1 kasus di wilayah yang sama juga, sedangkan pada tahun 2011 sebanyak 2 kasus yang terjadi di wilayah Puskesmas Matesih dan Kebakkramat I. Kasus kematian akibat diare pada tahun 2011 terjadi penurunan dibanding tahun 2010 yaitu sebanyak 3 kasus kematian. Tahun 2009 terjadi 2 kasus kematian, sedangkan pada tahun 2008. Berikut ini grafik Jumlah Kasus Diare dan Kematian Akibat Diare Tahun 2008 – 2013 di Kab. Karanganyar.

(18)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 17 Grafik 3.8 : Jumlah Kasus Diare dan Kematian Akibat Diare

di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008 – 2013

4. Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut ( P2 ISPA)

Jumlah kasus pnemonia balita yang ditemukan dan ditangani pada tahun 2013 sebanyak 647 kasus (10% dari target yang diperkirakan), turun dibandingkan pada tahun 2012 sebanyak 780 kasus (11,9% dari target yang diperkirakan), sedangkan tahun 2011 sebanyak 863 kasus (9,7% dari target). Sedangkan tahun 2010 sebanyak 929 kasus, tahun 2009 sebanyak 908 kasus, tahun 2008 sebanyak 1.035 kasus. Persebaran penemuan pneumonia yang ditemukan dan ditangani di Kabupaten Karanganyar tahun 2013 dapat dilihat dari grafik di bawah ini :

Grafik 3.9 : Jumlah Perkiraan Kasus Pneumonia dan Jumlah Penderita yang Ditemukan dan Ditangani di Kabupaten Karanganyar Tahun 2013

Dari grafik diatas, penemuan kasus pneumonia tertinggi di wilayah Puskesmas Mojogedang II dengan 166 kasus sedangkan kasus terendah di wilayah puskesmas Karanganyar dan Karangpandan tidak ada kasus. Sedangkan kasus kematian di tahun 2013 akibat pneumonia masih sama dengan pada kasus tahun 2012 yaitu tidak ada kasus kematian, turun dibanding tahun 2011 sebanyak 2 kasus yang ditemukan di wilayah Puskesmas Colomadu I dan Gondangrejo.

5. Pemberantasan Penyakit HIV / AIDS ( P2 HIV / AIDS)

AIDS ( Acquired Immuno Deficiency Syndrome ) disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV) yang menyebabkan melemahnya sistem kekebalan tubuh seseorang, membuatnya lebih rentan terhadap penyakit, sulit

5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 2008 2009 2010 2011 2012 2013 14.872 15.457 17.037 20.331 18.017 15.340 0 2 3 2 1 1 Ju m lah Kas u s d iar e Tahun

Jumlah Kasus diare

Jumlah Kematian akibat diare

1.000 JAT IPU RO JAT IY OS O JU MA POL O JU MA N TON O MAT ESIH TAWAN G MAN … N G A RG O YOS O KA RAN G PA N D … KA RAN G A N YAR TASIKM ADU JAT EN I JAT EN II CO LOMAD U I CO LOMAD U II G ON DAN G R EJ O KE BA KK RA MA… KE BA KK RA MA… MOJ OG ED AN G I MOJ OG ED AN … KE RJ O JE N AWI 227 281 316 338 327 302 258 305 571 441 268 271 249 231 574 230 230 270 277 282 195 9 1 129 27 3 15 9 0 0 62 61 74 18 10 3 1 11 20 166 1 27 Ju m lah Kecamatan Perkiraan kasus

(19)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 18 sembuh dari berbagai penyakit infeksi oportunistik dan bisa menyebabkan kematian. Hubungan heteroseksual, penggunaan jarum suntik bersama pada pengguna narkoba (Penasun), penularan dari ibu ke bayi selama periode kehamilan, kelahiran dan menyusui, tranfusi darah yang tidak aman dan praktek tatoo merupakan cara penularan HIV pada umumnya. Penemuan kasus AIDS di Kabupaten Karanganyar pertama kali ditemukan pada tahun 2000 dan sudah meninggal.

Pada tahun 2013 di Kabupaten Karanganyar ditemukan sebanyak 34 orang pengindap HIV naik tajam bila dibandingkan pada tahun 2012 ditemukan 8 orang pengidap HIV, sedangkan tahun 2011 sebanyak 7 orang. Sedangkan penderita positif AIDS di tahun 2013 sebanyak 8 orang turun dibandingkan di tahun 2012 sebanyak 27 orang, sedangkan tahun 2011 sejumlah 14 orang. Tahun 2013 ditemukan 7 kematian akibat HIV / AIDS turun dibandingkan tahun 2012 ditemukan 9 kematian akibat HIV / AIDS sedangkan tahun 2011 sejumlah 4 orang. Sehingga sampai dengan akhir tahun 2013 ini, kasus HIV / AIDS di Karanganyar sebanyak 179 kasus dan yang meninggal sebanyak 57 orang.

Grafik 3.10 : Perbandingan Jumlah kasus HIV-AIDS di Kabupaten Karanganyar Tahun 2012 - 2013

Penularan HIV-AIDS sangat berkaitan erat dengan pengetahuan dan perilaku, sehingga dalam upaya intervensi pencegahan terhadap kelompok beresiko perlu sekali untuk dikenali identifikasinya. Berdasarkan hasil Riskesdas Tahun 2010 tentang pengetahuan HIV/AIDS pada kelompok usia > 15 th, hanya 56,1 % dari sampel penduduk Jawa tengah yang pernah mendengar tentang HIV / AIDS, sedangkan hanya 5,4% dari total sample yang diambil yang mengetahui adanya tes HIV secara sukarela yang didahului dengan konseling/VCT.

Sedangkan untuk donor darah yang didonorkan melalui PMI sebanyak 7.158 sampel darah, semua discscreening HIV AIDS dan tidak ditemukan sampel darah yang positif HIV/ AIDS.

0 20 40

HIV AIDS Meninggal

2012 8 27 9 2013 34 8 7 8 27 9 34 8 7 Ju m lah k asu s

(20)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 19 6. Surveilens Acute Flaccid Paralysis (AFP)

Surveilens AFP pada hakekatnya adalah pengamatan dan penjaringan semua kelumpuhan yang terjadi secara mendadak dan sifatnya flaccid ( layuh) seperti sifat kelumpuhan pada poliomyelitis. Prosedur pembuktian penderita AFP terserang virus polio liar atau tidak adalah sebagai berikut :

 Melakukan pelacakan terhadap anak < 15 tahun yang mengalami kelumpuhan layuh mendadak ( <14 hari) dan menentukan diagnosa awal.

 Mengambil specimen tinja penderita tidak lebih dari 14 hari sejak kelumpuhannya, sebanyak dua kali selang waktu pengambilan I dan II > 24 jam.

 Mengirim kedua specimen tinja ke laboratorium Bio Farma Bandung dengan pengemasan khusus.

 Hasil pemeriksaan specimen tinja akan menjadi bukti virologist adanya virus polio didalamnya.

 Diagnosa akhir ditentukan pada 60 hari sejak kelumpuhan.

 Pemeriksaan klinis dilakukan oleh Dokter spesialis anak atau syaraf untuk menentukan apakah masih ada kelumpuhan atau tidak.

Tahun 2013 ditemukan 5 kasus naik dibanding tahun tahun 2012 tidak ditemukan kasus baru AFP, tahun 2011 dimana ditemukan 10 kasus AFP, kasus AFP pada tahun 2013 tersebar di 2 wilayah Puskesmas di Kabupaten Karanganyar yaitu puskesmas Jumantono sejumlah 1 kasus, puskesmas kerjo sejumlah 4 kasus,

Perkembangan penemuan kasus baru AFP di Karanganyar tahun 2008-2013 dapat dilihat dari Grafik 3.11

Grafik 3.11 : Perkembangan Penemuan Kasus Baru AFP di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008 – 2013

2. PENYAKIT TIDAK MENULAR

Menurut WHO penyakit tidak menular menyebabkan sekitar 60 % kematian dan 43 % kesakitan di seluruh dunia. Sedangkan di negara berkembang saat ini telah terjadi pergeseran penyebab kematian utama dari

0 5 10 2008 2009 2010 2011 2012 2013 7 9 4 10 0 0

(21)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 20 penyakit menular ke penyakit tidak menular. Kecenderungan transisi ini dipengaruhi oleh berubahnya gaya hidup, urbanisasi, mordenisasi dan globalisasi. Termasuk dalam penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular antara lain penyakit jantung, stroke, hipertensi, diabetes, penyakit paru obstruksi kronik dan kanker jenis tertentu. Dibawah ini adalah diagram yang menunjukkan kasus penyakit tidak menular tahun 2008 sampai dengan 2013 di Kabupaten Karanganyar.

Grafik 3.12 : Jumlah Penderita Penyakit Diabetes Mellitus dan Stroke di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008 s.d Tahun 2013

Grafik 3.13 : Jumlah Penderita Penyakit Kanker Hati, Kanker Paru, Kanker Payudara dan Kanker Servic Uteri di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008 s.d

Tahun 2013 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 DM Target Insulin DM Tidak Target Insulin Stroke Haemoragi Stroke Non Haemoragi 2008 589 10.029 239 665 2009 464 8.009 1.223 66 2010 629 11.470 1.130 855 2011 341 11.265 312 1.233 2012 431 4.681 395 718 2013 167 4.453 250 732 Ju m lah p en d er ita 0 50 100 150 200 250 Ca Hati dan Sal.Empedu Ca Bronkus dan Paru

Ca Payudara Ca Servik Uteri

2008 47 3 216 55 2009 77 15 55 52 2010 38 28 211 109 2011 47 9 244 142 2012 51 5 129 75 2013 22 17 149 83 Ju m lah Pe n d e ri ta

(22)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 21 Grafik 3.14. Jumlah penderita PPOK, Asma bronkial, Kecelakaan lalulintas dan

psikosa Tahun 2008 s.d Tahun 2013 di Kabupaten Karanganyar

Dari diagram diatas, penyakit tidak menular yang pada tahun 2013 terlihat ada yang mengalami penurunan dan kenaikan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Akan tetapi penurunan yang terbaca pada laporan bukan karena menurunnya kasus, tetapi pada perbedaan proses entry. Data tahun 2011 dan sebelumnya entry data penyakit berdasarkan data kunjungan sedangkan mulai tahun 2012 entry data penyakit menggunakan data kasus, sehingga tidak bisa dilakukan perbandingan.

3. KEJADIAN LUAR BIASA ( KLB )

Sesuai lampiran pada tabel 50, ada beberapa kejadian KLB di Kabupaten Karanganyar yang dapat dijabarkan sebagai berikut :

1) DBD (8 desa di 6 kecamatan dengan jumlah penderita 36 orang dan meninggal 7 orang), dengan rincian sebagai berikut :

No Desa Kecamatan Kasus Jumlah Mati Tgl Mulai Kejadian

1 Ngasem Colomadu 12 1 30 Jan 2013

2 Sringin Jumantono 3 1 23 Feb 2013

3 Nangsri Kebakkramat 3 1 11 Mei 2013

4 Suruh Kalang Jaten 11 0 11 Juli 2013

5 Kaliwuluh Kebakkramat 3 1 25 Agust 2013

6 Kaling Tasikmadu 1 1 20 Sept 2013

7 Bejen Karanganyar 2 1 14 Nov 2013

8 Ngijo Tasikmadu 1 1 28 Nov 2013

TOTAL 36 7 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000

PPOK Asma Bronkiale KLL Psikosis

2008 684 10.321 6.370 306 2009 1.265 11.099 7.515 338 2010 496 10.578 8.663 75 2011 238 9.506 1.189 852 2012 214 4.318 1.034 231 2013 646 4.116 1.034 386 Ju m lah Pe n d e ri ta

(23)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 22 2) Keracunan makanan (5 desa di 5 kecamatan dengan jumlah penderita 153

orang dan tidak ada korban jiwa), dengan rincian sebagai berikut :

No Desa Kecamatan Kasus Jumlah Mati Tgl Mulai Kejadian

1 Ngringo Jaten 40 0 4 Maret 2013

2 Suruh Kalang Jaten 32 0 4 Maret 2013

3 Ngadiluwih Matesih 34 0 2 Juni 2013

4 Tawangsari Kerjo 34 0 21 Agust 2013

5 Jati Jaten 13 0 20 Oktob 2013

TOTAL 153 0

3) Chikungunya (18 desa di 7 kecamatan dengan jumlah penderita 515 orang), dengan rincian sebagai berikut :

No Desa Kecamatan Kasus Jumlah Mati Tgl Mulai Kejadian

1 Kwangsan Jumapolo 39 0 14 Jan 2013

2 Jaten Jaten 11 0 9 Feb 2013

3 Suruh Kalang Jaten 15 0 27 Maret 2013

4 Dagen Jaten 13 0 15 April 2013

5 Jungke Karanganyar 55 0 17 April 2013

6 Jetis Jaten 13 0 -

7 Jati Jaten 57 0 -

8 Nangsri Kebakkramat 13 0 8 Mei 2013

9 Jaten Jaten 11 0 1 Juli 2013

10 Kebak Kebakkramat 11 0 25 Juli 2013

12 Ngringo Jaten 11 0 15 Juli 2013

13 Nangsri Kebakkramat 18 0 26 Juli 2013

14 Paulan Colomadu 42 0 16 Juli 2013

15 Buran Tasikmadu 7 0 3 Agust 2013

16 Kemiri Kebakkramat 24 0 7 Agust 2013

17 Malangjiwan Colomadu 23 0 24 Agust 2013

18 Jungke Karanganyar 27 0 20 Agust 2013

19 Kaling Tasikmadu 12 0 13 Sept 2013

20 Ngijo Tasikmadu 11 0 12 Sept 2013

21 Kemiri Kebakkramat 35 0 16 Sept 2013

22 Kebak Kebakkramat 7 0 28 Sept 2013

(24)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 23

24 Tugu Jumantono 49 0 4 Des 2013

TOTAL 515 0

4) Gigitan Anjing ( 3 desa di 1 kecamatan dengan jumlah penderita 3 orang ), dengan rincian sebagai berikut :

No Desa Kecamatan Kasus Jumlah Mati Tgl Mulai Kejadian

1. Pendem Mojogedang 1 0 12 Feb 2013

2. Pojok Mojogedang 1 0 26 Nov 2013

3. Sewu Rejo Mojogedang 1 0 29 Nov 2013

TOTAL 3 0

5) Campak (2 desa di 2 kecamatan dengan jumlah penderita 32 orang), dengan rincian sebagai berikut :

No Desa Kecamatan Kasus Jumlah Mati Tgl Mulai Kejadian

1. Beruk Jatiyoso 14 0 4 Nov 2013

2. Tawangmangu Tawangmangu 18 0 2 Nov 2013

TOTAL 32 0

6) Leptospirosis (1 desa di 1 kecamatan dengan jumlah penderita 1 orang), dengan rincian sebagai berikut :

No Desa Kecamatan Kasus Jumlah Mati Tgl Mulai Kejadian

1 Gedongan Colomadu 1 0 23 Jan 2013

TOTAL 1 0

Bila diperhatikan data sejak tahun 2008 hingga tahun 2013, terjadi KLB penyakit DBD dan Chikungunya. Untuk itu kita perlu waspada terhadap kedua penyakit tersebut diatas yang berpotensi KLB di Wilayah Kabupaten Karanganyar.

Dari KLB pada tahun 2013 angka attack rate sebesar 0,26 turun dibanding tahun 2012 sebesar 0,35, sedang tahun 2011 sebesar 0,29 dan tahun 2010 sebesar 0,25. Tahun 2009 sebesar 0,15, tahun 2008 sebesar 0,07, serta tahun 2007 sebesar 1,3.

Sedangkan Angka CFR tahun 2013 sebesar 1,5 turun dibanding tahun 2012 sebesar 2,63, sedang tahun 2011 sebesar 0,23. Tahun 2010 sebesar 1,8, tahun 2009 sebesar 1,64, tahun 2008 sebesar 0,76.

(25)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 24 Grafik 3.15 . Attack Rate dan CFR KLB di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008

s.d Tahun 2013

B. ANGKA KEMATIAN

Kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu dapat menggambarkan status kesehatan masyarakat secara kasar, kondisi lingkungan fisik dan biologik secara tidak langsung. Disamping itu dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan pembangunan kesehatan. Secara kasar, kejadian kematian yang ada di masyarakat tidak dapat disajikan, karena keterbatasan data/informasi. Berikut disajikan angka kematian yang berhubungan dengan program kesehatan.

1. Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka kematian Ibu adalah jumlah ibu yang meninggal karena hamil, bersalin dan nifas di suatu wilayah tertentu per 100.000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. Angka kematian ibu maternal menggambarkan status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan dan tingkat pelayanan kesehatan terutama ibu hamil, ibu melahirkan dan ibu nifas. Dari tabel 8, dapat diketahui angka kematian ibu melahirkan di Karanganyar Tahun 2013 sebesar 68,3/100.000 KH turun dibanding tahun 2012 sebesar 127,1/100.000 KH, tahun 2011 sebesar 99,1/100.000 KH. Sedangkan tahun 2010 sebesar 128,6/100.000 KH. Tahun 2009 sebesar 64,9/100.000 KH. Tahun 2008 sebesar 107,35/ 100.000 KH.

Grafik 3.16 : Angka Kematian Ibu ( AKI ) & Jumlah Kematian Ibu di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008 – 2013

2008 2009 2010 2011 2012 2013 Attack Rate 0,29 0,25 0,15 0,07 1,3 0,26 CFR 0,23 1,8 1,64 0,76 2,2 1,5 0 0,5 1 1,5 2 2,5 Tr e n d A tt ac k R ate d an CFR KL B 107,4 64,9 128,6 99,1 127,1 68,3 14 7 17 13 17 9 0 50 100 150 2008 2009 2010 2011 2012 2013

(26)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 25 Jumlah kasus kematian ibu tahun 2013 sebanyak 9 kasus yang tersebar di wilayah puskesmas Jatiyoso 1 orang, Jumantono 2 orang, Karangpandan 2 orang, Jaten I 1 orang, Kebakkramat II 2 orang dan Mojogedang II 1 orang.

Dari 9 kasus kematian ibu pada tahun 2013, kematian ibu hamil

yang berumur > 35 tahun sebesar 1 kasus, sedangkan kematian ibu bersalin umur 20 – 34 tahun sejumlah 1 kasus serta kematian ibu nifas

umur ≥ 35 tahun sebanyak 5 kasus, umur 20 – 34 tahun sejumlah 2 kasus. Jadi sekitar 60% kematian ibu terjadi pada usia ≥ 35 tahun, 40% pada usia 20-34 tahun. Berikut ini peta persebaran kasus kematian ibu tahun 2013 di Kabupaten Karanganyar.

Gambar 3.3 : Peta Persebaran Kematian Ibu di Kab. Karanganyar Tahun 2013

2. Angka Kematian Bayi (AKB)

Angka kematian bayi di suatu wilayah menggambarkan status kesehatan seperti tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi. Angka Kematian Bayi didapat dari perbandingan jumlah bayi (umur < 1 tahun) yang meninggal di suatu wilayah tertentu dibagi jumlah kelahiran hidup di wilayah yang sama dalam kurun waktu 1 tahun dikalikan 1000. Angka kematian bayi di Kabupaten Karanganyar tahun 2013 sebesar 9,9/1000 turun dibanding tahun 2012 sebesar 10,1/1000 KH, tahun 2011 sebesar 9,23/1000 KH, tahun 2010 sebesar 9,45/1000 KH, tahun 2009 sebesar 8,35/1000 KH, tahun 2008 sebesar 8,43/1000 KH.

(27)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 26 Grafik 3.17 : Angka Kematian Bayi ( AKB ) dan Jumlah Kematian Bayi di

Kabupaten Karanganyar Tahun 2008 – 2013

Kasus kematian bayi pada tahun 2013 sebanyak 131 bayi, yang terbanyak di wilayah puskesmas Jumantono dan puskesmas Tasikmadu yaitu sebanyak 14 kasus dan terendah di wilayah puskesmas Jatipuro sebanyak 2 kasus (tabel 6). Berikut ini peta kematian bayi di Kabupaten Karanganyar pada tahun 2013.

Gambar 3.4 : Peta Persebaran Kematian Bayi di Kabupaten KaranganyarTahun 2013

3. Angka Kematian Balita (AKABA)

Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan perbandingan jumlah anak berumur 1 – 5 tahun yang meninggal di suatu wilayah tertentu selama 1 tahun dibagi jumlah kelahiran hidup di wilayah yang sama dalam kurun waktu 1 tahun dikalikan 1000. Tahun 2013 terdapat 21 anak balita mati naik dibandingkan dengan tahun 2012 terdapat 9 anak balita mati, tahun 2011 terdapat 23 anak balita mati, tahun 2010 terdapat 16 anak balita mati. Tahun 2009 terdapat 14 anak balita mati, dan tahun 2008 terdapat 4 anak

8,43 8,35 9,45 9,23 10,1 9,9 110 90 125 121 135 131 0 50 100 150 2008 2009 2010 2011 2012 2013

(28)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 27 balita mati. Angka Kematian Balita (AKABA) tahun 2013 sebesar 1,6/1000 KH, 2012 sebesar 0,7/1000 KH, tahun 2011 sebesar 1,8/1000 KH, tahun 2010 sebesar 1,21/1000 KH, tahun 2009 sebesar 0,13/1000 KH, dan tahun 2008 sebesar 0,3/1000 KH. Berikut ini Perkembangan Jumlah Kasus Kematian Anak Balita di Kab. Karanganyar Tahun 2008 – 2013.

Grafik 3.18 : Angka Kematian Balita ( AKABA) dan Jumlah Kasus Kematian Anak Balita di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008 – 2013

Kasus kematian anak balita tertinggi di wilayah puskesmas Jumantono yaitu sebanyak 4 kasus, sedangkan wilayah yang tidak ada kasus kematian anak balita meliputi puskesmas Jatipuro, Matesih, Karangpandan, Karanganyar, Colomadu I, Colomadu II, Kebakkramat II, Mojogedang I dan Jenawi. Peta persebaran kasus kematian anak balita tahun 2013 di Kab. Karanganyar dapat dilihat pada Gambar 3.5

Gambar 3.5 : Peta Persebaran Kematian Anak Balita di Kabupaten Karanganyar Tahun 2013

4. Angka Kecelakaan Lalu Lintas

Kasus kecelakaan lalu lintas adalah jumlah korban ( meninggal dunia, cedera berat, cedera sedang dan cedera ringan) sebagai akibat dari

0 10 20 30 2008 2009 2010 2011 2012 2013 0,3 4 0,13 1,21 1,8 0,7 1,6 14 16 23 9 21

(29)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 28 kecelakaan lalu lintas. Menurut data dari Polres Karanganyar, kejadian kecelakaan lalu lintas yang tercatat selama tahun 2012 sebanyak 780 kejadian turun dibanding tahun 2011 sebanyak 841 kasus. Kasus kecelakaan tertinggi terjadi di wilayah Kecamatan Karanganyar (63 kasus), kemudian Kecamatan Jaten sebanyak 128 kasus. Dengan korban meninggal terbanyak di kecamatan Jaten sebanyak 8 orang. Ini mungkin karena 2 daerah ini termasuk daerah pusat perkotaan dengan kepadatan lalu lintas yang paling tinggi dan pusat dari banyak kegiatan. Terendah di Kecamatan Jatipuro dan Jenawi dengan 5 kasus. Hal ini dimungkinkan karena di daerah ini merupakan daerah pinggiran, dengan kepadatan lalu lintas yang tidak begitu ramai.

C. STATUS GIZI MASYARAKAT

1. Status Gizi Balita

Menurut tabel 13 jumlah balita yang ada tahun 2013 sebanyak 64.437, yang ditimbang sebanyak 50.877 (80,37%) masih sama dengan tahun 2012 sebanyak 65.591, yang ditimbang sebanyak 52.717 (80,37%), tahun 2011 sebanyak ( 73,26 %). Dari balita yang ditimbang pada tahun 2013 status gizi lebih sebanyak 307 balita (0,60%) naik dibanding tahun 2012 status gizi lebih sebanyak 289 balita (0,55%), tahun 2011 sebanyak 320 balita ( 0,60 % ), status gizi baik tahun 2013 sebanyak 49.039 balita (96,38%) naik dibanding tahun 2012 sebanyak 50.604 balita (95,99%), tahun 2011 sebanyak 50.934 balita ( 95,87 % ), status gizi kurang tahun 2013 sebanyak 1.370 balita (2,69%), turun dibanding tahun 2012 sebanyak 1.612 ( 3,06%), tahun 2011 sebesar 1.704 balita ( 3,21 % ) dan dengan status gizi buruk tahun 2013 sebanyak 160 balita (0,31%), turun dibanding tahun 2012 sebanyak 172 (0,33%), tahun 172 balita ( 0,32% ).

Kasus penemuan gizi buruk tertinggi pada tahun 2013 ditemukan di wilayah Puskesmas Gondangrejo sebanyak 41 balita, dan penemuan gizi buruk terendah di wilayah puskesmas Jaten I dengan tidak ada penemuan kasus. Peta penemuan kasus gizi buruk di Kabupaten Karanganyar Tahun 2013, dapat dilihat pada Gambar 3.6.

(30)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 29 Gambar 3.6 : Peta Penemuan Kasus Gizi Buruk

di Kabupaten Karanganyar Tahun 2013

Adanya kasus gizi buruk pada balita harus mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah karena masalah tersebut bisa berdampak panjang yaitu terjadinya loss generation.

D. UMUR HARAPAN HIDUP ( UHH )

Umur Harapan Hidup dianggap sebagai indikator umum bagi taraf hidup, maka tingginya umur harapan hidup menunjukkan tingginya tingkat taraf hidup suatu wilayah dan sebaliknya. Data terakhir BPS Propinsi Jawa Tengah, UHH Kabupaten Karanganyar tahun 2012 sebesar 72,6. Angka tersebut masih sama dengan tahun 2011 sebesar 72,6, sedangkan tahun 2010 sebesar 72,20, dan tahun 2009 sebesar 72,13. Ini berarti kondisi taraf hidup di Kab. Karanganyar terjadi peningkatan dari tahun ke tahun.

(31)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 30 BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna terjaminnya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pengelolaan kesehatan adalah cara mencapai tujuan pembangunan kesehatan melalui pengelolaan upaya kesehatan, penelitian dan pengembangan kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan, manajemen, informasi dan regulasi kesehatan serta pemberdayaan masyarakat.

A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR

1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yang hamil akan berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya.

a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan / pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil sesuai standar pada masa kehamilan oleh tenaga terampil (dokter, bidan atau perawat) 4 kali dengan interval 1 kali pada trimester pertama, 2 kali pada trimester kedua, dan 2 kali pada trimester ketiga, akan menggambarkan cakupan pelayanan antenatal ibu hamil yang dapat dipantau melalui pelayanan kunjungan ibu hamil KI dan K4. Penimbangan berat badan, pemeriksaan kehamilan, pemberian tablet Fe, pemberian imunisasi TT, dan konsultasi merupakan pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan kepada ibu hamil yang berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan (Antenatal Care / ANC).

Dalam pelayanan ibu hamil ( antenatal ) baik pada K1 maupun K4 ibu hamil dibekali dengan tablet besi (Fe), hal ini merupakan upaya penanggulangan anemi pada ibu hamil. Anemi adalah penyebab utama kematian ibu maternal yang disebabkan perdarahan pada waktu persalinan. Selama hamil, disarankan ibu hamil mengkonsumsi 90 tablet Fe mulai trimester I sampai trimester III. Demikian pula pemberian imunisasi TT

(32)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 31 (Tetanus Toxoid) yang dapat mencegah infeksi pada janin yang dikandung oleh ibu hamil. Imunisasi TT diberikan 2 kali selama kehamilan.

Cakupan K4 di Kabupaten Karanganyar tahun 2013 sebanyak 90,10 dari 13.902 ibu hamil yang ada, turun dibanding tahun 2012 sebanyak 91,9% dari 15.212 ibu hamil, tahun 2011 sebanyak 92,80 % dari jumlah total 14.968 ibu hamil yang ada. Jumlah tersebut turun dibanding dengan tahun 2010 yang sebesar 93,42 % dari total 14.533 ibu hamil yang ada. Ini berarti cakupan K4 di Kabupaten Karanganyar telah 3 tahun berturut-turut mengalami penurunan. Tahun 2009 sebanyak 79,28% dari total 14.185 ibu hamil yang ada. Tahun 2008 sebanyak 96,33% dari total 14.018 ibu hamil yang ada. Dibawah ini grafik yang menunjukkan cakupan kunjungan ibu hamil K4 di Kab. Karanganyar tahun 2008 – 2013.

Grafik 4.1 : Perkembangan Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008 – 2013

b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi Kebidanan Tenaga yang dapat memberikan pertolongan persalinan dapat dibedakan menjadi dua yaitu tenaga professional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, dan bidan) dan dukun bayi (dukun bayi terlatih dan tidak terlatih).

Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan professional tahun 2013 sebanyak 90,53% (dari total ibu bersalin 13.266 jumlah persalinan), turun dibanding tahun 2012 sebanyak 95% (dari total ibu bersalin 13.311 jumlah persalinan), tahun 2011 sebanyak 92,2 % (dari total 14.287 jumlah persalinan). Tahun 2010 sebanyak 91,51 % (13.871), tahun 2009 sebanyak 79,56% (13.521). Tahun 2008 sebanyak 97,29 % (13.372). Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan di Kab. Karanganyar Tahun 2008 – 2013, dapat dilihat pada grafik 4.2

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 2008 2009 2010 2011 2012 2013 96,33 79,28 93,42 92,80 91,90 90,10 Tahun Persentase Cakupan K4

(33)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 32 Grafik 4.2 : Perkembangan Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

dengan Kompetensi Kebidanan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008 – 2013

c. Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe

Program penanggulangan anemia yang dilakukan adalah dengan memberikan tablet tambah darah yaitu preparat Fe yang bertujuan untuk menurunkan angka anemia pada Balita, bumil, Bufas, remaja putri dan WUS (Wanita Usia Subur). Hasil pendataan dari Bidang Binkesga untuk program penanggulangan anemia yang ditekankan pada bumil meliputi 2 indikator, yaitu Fe 1 dan Fe 3. Pencapaian Fe 1 dan Fe 3 untuk puskesmas dan jaringannya di Kabupaten Karanganyar pada Tahun 2013 adalah pemberian Fe 1 sebanyak 95,64% turun dibanding tahun 2012 sebanyak 98,44%, tahun 2011 sebesar 96,43 % sedangkan pemberian Fe 3 pada tahun 2013 sebesar 89,02% turun dibanding tahun 2012 sebesar 90,42%, tahun 2011 sebesar 89,82 %. Tahun 2010 jumlah ibu hamil yang mendapat tablet Fe 1 sebesar 99,6 % dan Fe 3 sebesar 92,8 %. Tahun 2009 jumlah ibu hamil yang mendapat tablet Fe 1 sebesar 103,8 % dan Fe 3 sebesar 95,7 %. Tahun 2008 jumlah ibu hamil yang mendapat tablet Fe 1 sebesar 100 % dan Fe 3 sebesar 91,7 %. Berikut ini perkembangan Cakupan Ibu Hamil yang mendapat tablet Fe 1 dan Fe 3 di Kab. Karanganyar Tahun 2008 – 2013.

Grafik 4.3 : Perkembangan Cakupan Ibu Hamil yang mendapat tablet Fe 1 dan Fe 3 di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008 – 2013

0 50 100

2008 2009 2010 2011 2012 2013

97,29 79,56 91,51 92,17 95 90,53

Persentase Persalinan Oleh Nakes

80 85 90 95 100 105 Cakupan Fe 1 Cakupan Fe 3 100 91,7 103,8 95,7 99,6 92,8 96,43 89,82 98,44 90,42 95,64 89,02 2008 2009 2010 2011 2012 2013

(34)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 33 d. Kunjungan Neonatus (KN1 dan KN2)

Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan yang paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal 3 (kali) kali, satu kali pada umur 0-7 hari (KN1) dan dua kali lagi pada umur 8-28 hari (KN3 / KN Lengkap).

Pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit, dan pemberian imunisasi), pemberian vitamin K, Manajemen Terpadu Bayi Muda ( MTBM ), dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah menggunakan Buku KIA.

Kunjungan neonatus tahun 2013 sebanyak 100% naik dibanding tahun 2012 sebanyak 99,3%, tahun 2011 sebanyak 99,4 % dan KN 3 tahun 2013 sebanyak 98,3 turun dibanding tahun 2012 sebanyak 98,4%, tahun 2011 sebesar 97,5 %. Cakupan kunjungan neonatus di Kabupaten Karanganyar tinggi, hal ini menggambarkan kondisi saat ini berupa meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan neonatus, peningkatan pelayanan kesehatan terutama kesehatan anak (neonatus, bayi, balita) di Puskesmas, dan adanya pemeriksaan kunjungan ke rumah oleh tenaga kesehatan bagi neonatus yang tidak dapat berkunjung ke puskesmas serta sistem pencatatan dan pelaporan ( PWS KIA ) yang sudah berjalan dengan baik.

e. Kunjungan Bayi

Kunjungan bayi adalah kunjungan bayi (1–12 bulan) yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan, paling sedikit 4 kali. Hasil cakupan kunjungan bayi di Kabupaten Karanganyar pada tahun 2013 sebesar 88,37% dari 12.685 bayi yang ada, turun dibanding tahun 2012 sebesar 94% dari 12.575 bayi yang ada, tahun 2011 sebesar 95,3 % dari total 13.617 bayi yang ada, capaian tersebut lebih tinggi dibanding Tahun 2010 yaitu sebesar 90,60 % ( dari total 13.610 bayi yang ada).

2. Pelayanan Keluarga Berencana a. Peserta KB baru

Peserta KB baru adalah akseptor yang pada saat ini memakai kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau mengakhiri kesuburan. Jumlah pasangan usia subur di Kabupaten Karanganyar tahun 2013 sebanyak

(35)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 34 168.953 pasangan meningkat dibanding tahun 2012 sebanyak 168.003 pasangan, tahun 2011 sebanyak 167.821 pasangan, dan tahun 2010 sebanyak 166.233 pasangan. Tahun 2009 sebanyak 165.665 pasangan, tahun 2008 sebanyak 163.354 pasangan. Jumlah peserta KB baru pada tahun 2013 sebesar 2,9% dari PUS yang ada, tahun 2012 15% dari PUS yang ada, tahun 2011 sebesar sebesar 2,2 % dari jumlah PUS yang ada dengan peserta KB Aktif tahun 2013 sebanyak 79,5 sedangkan tahun 2012 sebanyak 79,5% (tahun 2011 sebanyak 79,8 %). Peserta KB baru tersebut mendapatkan kontrasepsi sebagai berikut :

 IUD : 50,1 %  MOP/MOW : 0,0 % / 2,8 %  Implan : 13,6 %  Suntik : 27,2 %  Pil : 3,6 %  Kondom : 2,6 %

Dari data tersebut, dapat kita gambarkan dengan diagram sebagai berikut : Grafik 4.4 : Persentase Pemakaian Kontrasepsi Peserta KB Baru

di Kabupaten Karanganyar Tahun 2013

b. Peserta KB Aktif

Cakupan peserta KB aktif adalah perbandingan jumlah peserta KB aktif dengan Pasangan Usia Subur. Cakupan peserta KB aktif menunjukkan tingkat pemanfaatan kontrasepsi di antara Pasangan Usia Subur. Berikut ini persentase peserta KB Aktif tahun 2013 dari total 134.247 pasangan usia subur yang ada :

 IUD : 14,2 %  MOP : 0,6 %  MOW : 10,7 %  Implan : 8,0 %  Suntik : 58,3 %  Pil : 6,0 %  Kondom : 2,3 % IUD : 15% MOP : 0,1% MOW : 2% Implant :10,7% Suntik : 56% Pil : 11% Kondom : 5%

Pemakaian Kontrasepsi KB Baru

IUD MOP MOW Implan Suntik Pil Kondom

(36)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 35 Dari data tersebut, dapat kita gambarkan dengan diagram sebagai berikut :

Grafik 4.5 : Persentase Pemakaian Kontrasepsi Peserta KB Aktif di Kabupaten Karanganyar Tahun 2013

Dari gambar di atas bisa dilihat bahwa jenis konrtrasepsi yang paling banyak digunakan oleh PUS di Kabupaten Karanganyar tahun 2013 adalah jenis suntik, selain itu KB suntik juga tidak membutuhkan ketelatenan seperti pil yang harus diminum setiap hari. Sementara di tahun 2012 ini, KB yang sedikit diminati oleh PUS di Kabupaten Karanganyar adalah jenis yang sama. Hal ini dimungkinkan karena praktis dan dapat digunakan sewaktu-waktu menghentikan program KB nya. jenis kontrasepsi ini kurang fleksibel dan bersifat permanen.

3. Program Imunisasi

Program imunisasi dilaksanakan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan bayi serta anak balita dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti penyakit-penyakit TBC, Difteri, Pertusis, tetanus, Hepatitis B, polio dan campak. Idealnya bayi harus mendapat imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari BCG 1 kali, DPT 3 kali, Polio 4 Kali , HB 3 kali dan campak 1 kali. Untuk menilai kelengkapan imunisasi dasar bagi bayi, biasanya dilihat dari cakupan imunisasi campak, karena imunisasi campak meupakan imunisasi terakhir yang diberikan pada bayi.

Sedangkan untuk menilai angka drop out cakupan imunisasi dasar dilihat dari selisih cakupan imunisasi DPT 1 dikurangi imunisasi campak. Cakupan imunisasi DPT 1 di Kabupaten Karanganyar tahun 2013 sebesar 90,7 naik dibanding tahun 2012 sebesar 90,2 %, tahun 2011 sebesar 93,6 %. Tahun 2010 sebesar 94,5 %. Tahun 2009 sebesar 99,1 %, tahun 2008 sebesar 97,3 %. IUD 14% MOP 1% MOW 11% Implan 8% Suntik 58% Pil 6% Kondom 2%

(37)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 36 Prosentase Desa / Kelurahan UCI tahun 2013 sebesar 81,9% (145 dari 177 desa) turun dibanding tahun 2012 sebesar 83,1% (147 dari 177 desa), tahun 2011 sebesar 58,8 % ( 104 dari 177 desa / kelurahan ). Tahun 2010 sebesar 84 % ( 149 desa / kelurahan ), tahun 2009 sebesar 94 % ( 167 desa / kelurahan ). Tahun 2008 sebesar 91,5 % (162 desa / kelurahan). Pada tahun 2013 terjadi penurunan desa cakupan UCI, ini dikarenakan di wilayah puskesmas Tawangmangu ada penolakan oleh kelompok tertentu. Naiknya cakupan UCI desa secara significant dikarenakan perubahan indikator yang digunakan. Pada tahun 2011, dikategorikan sebagai desa UCI jika cakupan seluruh imunisasi dasar minimal 90% (sesuai standart cakupan kabupaten), tetapi tahun 2012 menggunakan angka minimal 80% untuk seluruh cakupan imunisasi (sesuai standart cakupan nasional). Kelurahan UCI sejak tahun 2009 sampai 2012 sulit dicapai dikarenakan hal sebagai berikut :

a. Adanya penolakan terhadap imunisasi di masyarakat oleh kelompok tertentu tertentu karena paham agama / keyakinan.

b. Belum waktunya bayi di imunisasi, misal : usia belum mencapai 9 bulan sehingga tidak bisa di imunisasi campak.

c. Pada waktu imunisasi dibawa merantau oleh orang tua.

Perkembangan cakupan desa UCI di Kab. Karanganyar Tahun 2008– 2013, dapat dilihat pada grafik 4.6.

Grafik 4.6 : Perkembangan Cakupan Desa UCI di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008 – 2013

Cakupan desa UCI tertinggi pada tahun 2013 adalah di wilayah Puskesmas Jatipuro, Matesih, Tasikmadu, Jaten I, Jaten II, Colomadu I, Colomadu II, Kebakkramat I, Kebakkramat II, dan Kerjo sebanyak 100%. Sedangkan yang terendah adalah di wilayah Puskesmas Gondangrejo sebanyak 46,2%. Berikut ini peta persebaran cakupan Desa UCI Tahun 2013 sebagai berikut :

0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 91,5 94,0 84,0 58,8 83,1 81,9

(38)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 37 Gambar 4.2 : Peta Persebaran Cakupan Desa UCI

di Kabupaten Karanganyar Tahun 2013

B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG

1. Ibu Hamil Risiko Tinggi / Komplikasi Ditangani

Ibu hamil dengan resiko tinggi adalah keadaan ibu hamil yang mengancam kehidupannya maupun janinnya, misalnya umur, paritas, interval, dan tinggi badan. Sedang komplikasi pada proses persalinan adalah keadaan dalam proses persalinan yang mengancam kehidupan ibu maupun janinnya, misalnya pendarahan, preeklamsia, infeksi jalan lahir, letak lintang, partus lama, dan lain-lain. Ibu hamil resiko tinggi dan komplikasi ditangani adalah ibu hamil dengan resiko tinggi dan komplikasi yang ditemukan untuk mendapat pertolongan pertama dan rujukan oleh tenaga kesehatan. Cakupan ibu hamil resiko tinggi dan komplikasi di Kabupaten Karanganyar sebesar 20% dari jumlah seluruh ibu hamil .

Cakupan ibu hamil resiko tinggi dan komplikasi ditangani untuk tahun 2013 sebanyak 68,19% dari total 15.428 ibu hamil yang ada, turun dibanding tahun 2012 sebanyak 69,48% dari total 15.212 jumlah ibu hamil.

Cakupan penanganan ibu hamil resiko tinggi dan komplikasi tertinggi di wilayah Puskesmas Kerjo sebesar 171 kasus atau sekitar 150,79% dari ibu hamil risiko tinggi yang diperkirakan. Sedangkan penanganan kasus terendah di wilayah puskesmas Karanganyar yaitu sebesar 29 kasus (9%).

Berikut ini grafik cakupan ibu hamil resiko tinggi dan komplikasi ditangani per Puskesmas di Kab. Karanganyar Tahun 2013.

(39)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 38 Grafik 4.7 : Cakupan Ibu Hamil Resiko Tinggi & Komplikasi Ditangani

per wilayah Puskesmas di Kabupaten Karanganyar Tahun 2013

2. Neonatal Resiko Tinggi / Komplikasi Ditangani

Yang dimaksud dengan resiko tinggi / komplikasi pada neonatal adalah keadaan neonatal yang mengancam kehidupannya, misalnya Asfeksia, BBLR, Tetanus, Infeksi dan lain-lain. Cakupan neonatal risti / komplikasi tertangani di Kabupaten Karanganyar tahun 2013 sebesar 1.320 (66,74%) dari 1.979 jumlah perkiraan neonatal risti / komplikasi yang ada naik dibanding tahun 2012 sebesar 1.194 (59,52%) dari 2.006 bayi.

Capaian cakupan neonatal resti / komplikasi ditangani di Kabupaten Karanganyar tahun 2013 tertinggi di wilayah puskesmas Kebakkramat I yaitu sebesar 172,96% dan terendah di wilayah puskesmas Kebakkramat II sebesar 13,04%. Berikut ini grafik cakupan neonatal resti / komplikasi ditangani di Kab. Karanganyar Tahun 2013.

Grafik 4.8 : Cakupan Neonatal Resiko Tinggi & Komplikasi Ditangani per wilayah Puskesmas di Kabupaten Karanganyar Tahun 2012

JAT IPU RO JAT IY OS O JU MA POL O JU MA N TON O MAT ESIH TAWAN G MAN … N G A RG O YOS O KA RAN G PA N D … KA RAN G A N YAR TASIKM ADU JAT EN I JAT EN II CO LOMAD U I CO LOMAD U II G ON DAN G R EJ O KE BA KK RA MA… KE BA KK RA MA… MOJ OG ED AN G I MOJ OG ED AN … KE RJ O JE N AWI 15 70 57 85 71 66 70 101 10 54 99 53 89 72 45 121 39 94 98 151 87 Komplikasi Kebidanan…

(40)

Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Karanganyar 39 3. Pelayanan Gawat Darurat

a. Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat Yang Dapat Diakses Masyarakat

Sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat darurat yang dapat diakses masyarakat adalah cakupan sarana kesehatan yang telah mempunyai kemampuan untuk melaksanakan pelayanan gawat darurat sesuai standart dan dapat diakses masyarakat dalam kurun waktu tertentu. Kemampuan pelayanan gawat darurat yang dimaksud adalah upaya cepat dan tepat untuk segera mengatasi puncak kegawatan yaitu henti jantung dan resusitasi jantung – paru – otak (Cardio – Pulmonary – Cebral – Resucitation), agar kerusakan organ yang terjadi dapat dihindarkan atau ditekan sampai minimal dengan menggunakan Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support) dan Bantuan Hidup Lanjut (ALS). Sedang yang dimaksud sarana kesehatan adalah rumah bersalin, puskesmas dan rumah sakit.

Sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat darurat yang dapat diakses masyarakat di Kabupaten Karanganyar pada tahun 2013 adalah 21 puskesmas dengan rincian 13 puskesmas rawat inap dan 8 puskesmas non rawat inap, dengan perincian Rumah Sakit Umum berjumlah 6 RS, rumah sakit khusus lainnya berjumlah 2 RS. Hal ini tidak berbeda dari tahun 2012. Keseluruhan puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan Gawat Darurat adalah puskesmas rawat inap/perawatan. C. KEADAAN LINGKUNGAN 1. Rumah / Bangunan 24,4 56,6 97,9 57,0 61,6 77,8 65,6 28,7 52,5 74,1 104,5 27,6 112,2 32,9 62,8 173,0 13,0 140,4 14,7 50,8 125,2 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 120,0 140,0 160,0 180,0 200,0

Gambar

Grafik 3.1 :  Perkembangan Jumlah Penderita Positif Malaria  Di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008 sampai 2013
Grafik 3.2 : Perkembangan Kasus DBD di Kabupaten Karanganyar   Tahun 2008 – 2013
Grafik 3.4 : Jumlah Kematian Akibat Kasus DBD di Kab. Karanganyar   Tahun 2009 – 2013
Grafik 3.5 : Perkembangan Penemuan Kasus Filariasis di Kabupaten  Karanganyar Tahun 2008 – 2012  3  1  1  0  0  0  01234 2008 2009 2010 2011 2012 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

Konsep dasar yang digunakan dalam penelitian perencanaan lansekap jalan berdasarkan fungsi jalan adalah lansekap jalan dengan tanaman fungsional dengan fungsi tanaman sebagai

Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Kinerja Keuangan Perusahaan, terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur

Tujuan dari penelitian ini yaitu mendeskripsikan penggunaan konjungsi antarklausa pada karangan narasi siswa yang di dalamnya mencakup konjungsi koordinatif,

Look Alike Sound Alike (LASA) adalah kesalahan obat yang terjadi karena kebingungan terhadap nama obat, kemasan dan etiket/labeling. Kesalahan obat tersebut

Diklat Pengelolaan Arsip Statis bertujuan untuk memberikan pembekalan kepada peserta dalam mengelola arsip statis yakni arsip yang dihasilkan oleh pencipta arsip karena

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau 2019 Tempat kerja “bersih” akan membuat produkstivitas kerja meningkat. Pembersihan

Pengujian ketiga menggunakan tanah sawah yang meletakan sensor soil moisture probe pada tanah sawah yang telah di tempatkan pada wadah gelas plastik, pengujian