• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN PRODUK OLAHAN IKAN BADA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN PRODUK OLAHAN IKAN BADA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN PRODUK OLAHAN

IKAN BADA (Rasbora argyrotaenia) ASAP DI KECAMATAN TANJUNG RAYA KABUPATEN AGAM PROPINSI SUMATERA BARAT

Welli Santi, Junaidi, Yusra

Jurusan Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Bung Hatta E-mail: welli_santi@yahoo.com

Abstrak

Ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) merupakan salah satu bentuk usaha pengolahan ikan masyarakat terletak di kawasan Tanjung Raya. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis efisiensi pemasaran produk olahan, dianalisis margin pemasaran bisnis masyarakat, dan menganalisis keuntungan dari masing-masing kelompok dan pemasaran lembaga yang terlibat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yaitu observasi langsung dari berbagai kejadian dan keadaan di lokasi penelitian yang berkaitan dengan analisis efisiensi pemasaran produk olahan ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap di Kabupaten Tanjung Raya. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah bada kelompok pengolahan ikan (Rasbora argyrotaenia) asap yang terkandung di delapan desa di Kecamatan Tanjung Raya Agam. Hasil survei menunjukkan bahwa efisiensi pemasaran pengolahan produk ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap di Kabupaten Tanjung Raya di setiap institusi yang efisien di mana dapat dilihat pedagang kecil yang (0,056), pengecer (0,059), grosir dengan nilai-nilai efisiensi ( 0,067), dan pada tingkat pengolahan yang (0,3840). Nilai margin tertinggi pengolahan ikan lembaga pemasaran Bada (Rasboraargyrotaenia) asap Rp. 50.000 / kg diperoleh pengolahan saluran di tingkat pedagang besar Rp. 25.000 / kg, dan pada tingkat pedagang lain di 20.000 / kg.

Kata Kunci : Analisis Efisiensi Pemasaran , Produk Olahan Ikan Bada . Abstract

Bada fish (Rasbora argyrotaenia) is one form of fish processing business community is located in Tanjung Raya, which is generally still done traditionally by using simple equipment, these efforts contribute to sustain the lives of people in the district of Tanjung Raya. The purpose of this study was to analyze the efficiency of the marketing of products processed, analyzed business marketing margins of society, and analyze the advantages of each group and marketing agencies involved. The method used in this research is the survey method is direct observation of events and circumstances at the site of research related to the analysis of the efficiency of the marketing of processed fish products Bada (Rasbora argyrotaenia) smoke in the district of Tanjung Raya. In this study, the sampling is done by purposive sampling. The sample in this study is bada fish processing group (Rasbora argyrotaenia) smoke contained in eight villages in the district of Tanjung Raya Agam. The survey results show that the marketing efficiency of processing fish products Bada (Rasbora argyrotaenia) smoke in the district of Tanjung Raya in any efficient institutions where it can be seen small traders (0.056), retailers (0.059), wholesale with efficiency values (0.067), and at the processing level (0.3840). The highest margin value fish processing marketing agencies bada (Rasboraargyrotaenia) smoke Rp. 50,000 / kg obtained channel processing at the level of big traders Rp. 25,000 / kg, and at the level of other traders at 20,000 / kg.

(2)

PENDAHULUAN

Sektor perikanan sebagai salah satu pendukung sektor ekonomi yang memiliki peran dalam pembangunan ekonomi nasional, yaitu memberikan nilai tambah dan mempunyai nilai strategis, serta dapat memberikan manfaat finansial maupun ekonomi, khususnya dalam penyediaan bahan pangan protein, perolehan devisa, dan penyediaan lapangan kerja.

Kontribusi sektor perikanan dan kelautan terhadap PDB Nasional mencapai sekitar 12,4%, bahkan industri Perikanan menyerap lebih dari 16 juta tenaga kerja secara langsung (Dahuri, 2004).

Ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) merupakan salah satu bentuk usaha masyarakat pengolahan ikan yang terdapat di Kecamatan Tanjung Raya yang pada umumnya masih dilakukan secara tradisional dengan menggunakan peralatan yang sederhana, usaha ini memberikan kontribusi dalam menopang kehidupan masyarakat di Kecamatan Tanjung Raya.

Pasar adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja dan kemauan untuk membelanjakan. Tiga unsur penting pasar (Stanton et al., 2001), yaitu (a) orang dengan segala keinginannya; (b) daya beli yang dimiliki; (c) kemauan untuk membelanjakan uangnya.

Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditunjukkan

untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Kotler, 2001). Sedangkan menurut (Assauri, 2007) strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan

Menurut Terminologi FAO (1974) ikan olahan tradisional atau “tradisional curred” adalah produk yang diolah secara sederhana dan umumnya dilakukan pada skala industri rumah tangga. Jenis olahan yang termasuk produk olahan tradisional ini adalah ikan kering atau ikan asin kering, ikan pindang, ikan asap, serta produk fermentasi yaitu kecap, peda, terasi dan sejenisnya (Heruwati, 2002).

Berdasarkan hal tersebut diatas penulis ingin melakukan penelitian tentang analisis efisiensi pemasaran produk olahan ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap di Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam Propinsi Sumatra Barat.

Tujuan Penelitian

Menganalisis efisiensi pemasaran produk olahan, menganalisis margin pemasaran usaha masyarakat, dan menganalisis tingkat keuntungan

(3)

masing-masing kelompok dan lembaga pemasaran yang terlibat.

Penelitian ini diharapkan agar memberikan sumbangan pemikiran dan masukan bagi pengambil kebijakan yang ditujukan untuk peningkatan ekonomi rumah tangga masyarakat, sebagai sumbangan teori pembangunan bidang sosial ekonomi yang berhubungan dengan karakteristik masyarakat, teranalisisnya faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan masyarakat pengolahan ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap di Kecamatan Tanjung Raya.

METODE PENELITIAN

Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda survei yaitu pengamatan langsung terhadap berbagai kegiatan dan keadaan di lokasi penelitian yang terkait dengan analisis efisiensi pemasaran produk olahan ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap di Kecamatan Tanjung Raya, guna mendapatkan gambaran tentang permasalahan pemasaran produk olahan yang dialami oleh UMKM.

Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Sampel terdiri dari kelompok pengolahan ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap agar dapat memberikan

informasi yang diinginkan sesuai dengan permasalahan penelitian.

Untuk mendapatkan sampel penelitian ini digunakan rumus “slovin” sebagai berikut : Dimana : N = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

e = Persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir

Dengan jumlah mikro 30 kelompok, mikro menengah 30 kelompok, mikro kecil 30 kelompok dari masing-masing mikro tersebut. Dari jumlah mikro tersebut dengan tingkat kelonggaran ketidak telitian sebesar 10%, maka dengan menggunakan rumus diatas diperoleh sampel sebesar :

Maka dalam hal ini diputuskan pengambilan sampel sebanyak 48 sampel dari kelompok pengolahan ikan air tawar di Kecamatan Tanjung Raya. Penelitian

(4)

dilakukan pada industri mikro, kecil dan menengah terdapat di Kecamatan Tanjung

Raya dengan jumlah dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Sampel Industri Mikro, Mikro Menengah, Mikro Kecil di Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam

Mikro Mikro Menengah Mikro Kecil

30 30 30

Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara observasi langsung ke lapangan, yang diperoleh melalui wawancara terhadap responden. Sumber data diperoleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan, Perdagangan, Publikasi atau laporan-laporan lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Analisis dilakukan secara kualitatif dengan cara wawancara langsung ke lokasi kelompok yang terdapat di Kecamatan Tanjung Raya dan dipandu dengan kuesioner kemudian ditabulasikan.

Analisi Data

Analisis Efisiensi Produk Olahan Ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) Asap

Analisis efisiensi pemasaran produk olahan ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap Kecamatan Tanjung Raya dapat dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

EP =

Keterangan:

EP = Harga Pasar Jika EP ˃ 1 tidak efisien Jika EP ˂ 1 berarti efisien

Analisis Margin Pengembangan Usaha Masyarakat Pengolah Ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) Asap di Kecamatan Tanjung Raya

Analisis margin pengembangan usaha masyarakat pengolah ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap di Kecamatan Tanjung Raya kita dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

MP

Keterangan :

MP : Margin pemasaran

Pr : Harga ditingkat pengecer Pj : Harga di tingkat produsen Analisis Tingkat Keuntungan Masing-masing Kelompok dan Lembaga Pemasaran

Analisis tingkat keuntungan masing-masing kelompok dan lembaga pemasaran dengan menggunakan rumus berikut:

(5)

Lp = HK H produsen Hagen Hpengecer

= HK H produsen H agen– H pedagang kecil

Keterangan:

LP :tingkat keuntungan masing - masing kelompok

: harga keuntungan produsen : harga jual produsen H agen : harga jual agen

Hpengecer : harga jual pengecer

Hpedagang kecil : harga jual pedagang kecil

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Pengolah Ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) Asap di Kecamatan Tanjung Raya.

Penangkapan Ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) merupakan salah satu lapangan pekerjaan utama bagi nelayan sekitar danau, penangkapan terhadap ikan Bada berlangsung setiap hari dalam sepanjang tahun (Nikijililutu, 2002). Kelompok pengolah Ikan Bada di Kecamatan Tanjung Raya berdasarkan jenis kelamin dan umur, dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Kelompok pengolah Ikan Bada di Kecamatan Tanjung Raya berdasarkan jenis kelamin dan umur

Nagari JmlhKlpk Lk Org Pr Org Umr (Th) Maninjau 96 20 76 35 – 40 Bayua 74 15 59 30 – 40 Sungai Batang 67 10 57 35 – 45 Duo Koto 74 17 57 35 – 45 Paninjauan 72 21 51 35 – 45 Koto Kaciak 34 5 26 35 – 45 KotoGadang IV Koto 71 18 53 35– 45 Koto Malintang 71 25 46 35–45

Keterangan : Pr : Perempuan, Lk : Laki-Laki, Jmlh : Jumlah, Org : Orang

Pada tabel diatas umur anggota kelompok pengolah ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap di Kecamatan Tanjung Raya adalah yang paling tinggi laki-laki sebanyak 21 orang di Nagari Paninjauan dan perempuan 76 orang di nagari Maninjau. Pendidikan merupakan salah satu unsur terpenting dalam pengembangan suatu wilayah karena dengan pendidikan dapat menciptakan

sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

Jenis-jenis Produk Olahan di Kecamatan Tanjung Raya

Jenis Produk olahan Ikan air tawar yang terdapat di Kecamatan Tanjung Raya adalah ikan bada asap, rinuak kering, nila asap, pergedel rinuak, kerupuk rinuak, kerupuk amplang. Jenis produk olahan

(6)

ikan di Kecamatan Tanjung Raya dapat dilihat pada Tabel 3

Tabel 3. Jenis produk olahan ikan di Kecamatan Tanjung Raya

Jenis Produk Bahan Baku Proses

Ikan bada Bada Pengasapan

Rinuak (ikan kecil-kecil) yang ada di danau Maninjau

Rinuak Dikeringkan dengan

sinar matahari

Nila asap Ikan nila Pengasapan

Pergedelrinuak Rinuak Digoreng

Kerupukrinuak Rinuak, tepung beras,

garam

Di goreng KerupukAmplang (kerupuk ikan) Daging ikan Nila,

tepung terigu

Di goreng

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa ikan bada asap dibuat dari ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) yang baru di tangkap oleh nelayan lalu diolah dengan proses disalai di atas tempat penyalaian dengan cara menggunakan asap dari kayu kulit manis agar aroma ikan yang disalai harum baunya. Selain itu kerupukrinuak dengan cara penggorengan dengan bahan baku utama ikan rinuak, tepung terigu (ikan kecil-kecil yang hidup di perairan Danau Maninjau dan ikan Nila.

Berdasarkan sifat yang dimiliki oleh sumberdaya ikan maka diperlukan suatu upaya pengelolaan perikanan bada agar pemanfaatannya dapat berkelanjutan. Menurut Leopold (1933) In Van Geldren (1966) menyatakan bahwa pengelolaan perikanan adalah seni dan ilmu untuk menghasilkan hasil ikan tahunan yang berkelanjutan.

Kondisi Pemasaran Produk Olahan Bada (Rasbora argyrotaenia)Asap di Kecamatan Tanjung Raya

Kondisi pemasaran produk olahan ikan bada asap di kecamatan Tanjung Raya tidak melalui satu pintu dan tidak pula masuk kedalam satuan organisasi seperti IWAPI (Impunan Wanita Pengusaha Indonesia), sehingga harga penjualan olahan ikan tersebut tidak sama. Produk olahan ikan Bada (Rasbora argyrotaenia)asap di Kecamatan Tanjung Raya, pada umumnya mempunyai karakteristik yang khas antara lain:

1. Diproduksi berdasarkan ketersediaan bahan baku (raw material).

2. Volumenya kecil tetapi nilai nominalnya relatif besar.

3. Lokasi yang spesifik (tidak dapat diproduksi di semua tempat/tergantung pada musim).

(7)

Saluran Pemasaran Olahan Ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) Asap di Kecamatan Tanjung Raya

Saluran pemasaran menggambarkan proses pendistribusian ikan bada asap ikan

air tawar dari pengolah di Kecamatan Tanjung Raya sampai ke tangan konsumen. Saluran pemasaran ikan olahan bada asap di Kecamatan Tanjung Raya dapat terlihat pada gambar 1.

Gambar 1. Saluran Pemasaran Olahan Ikan Bada (Rasboraargyrotaenia) Asap di Kecamatan Tanjung Raya

Efisiensi Pemasaran Pengolahan Produk Ikan Bada (Rasbora argyrotaenia)Asap di Kecamatan Tanjung Raya

Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya sumber/biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan. Pengertian efisiensi menurut Mulyamah (1987), yaitu merupakan suatu ukuran dalam membandingkan rencana

penggunaan masukan dengan penggunaan yang direalisasikan atau perkataan lain penggunaan yang sebenarnya.

Sedangkan pengertian efisiensi dan menurut Hasibuan (1984) efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input (masukan) dan output (hasil antara keuntungan dengan sumber-sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas.

Nelayan Pengolah Pedagang Besar Pedagang Kecil Pedagang Pengecer Konsumen Akhir

(8)

Tabel 4. Biaya Lembaga Pemasaran oleh Masing-masing Usaha di Kecamatan Tanjung Raya

Lembaga Pemasaran Jenis Biaya Jumlah (Rp/Kg)

Nelayan Tenaga Kerja 8.000

Es 2.000

Total 10.000

Pedagang Besar Tenaga kerja 20.000

Es 2.000

BBM 8.000

Total 30.000

Pedagang Kecil Tenaga kerja 30.000

Es 2.000

BBM 8.000

Total 40.000

Pedagang pengecer Tenaga kerja 40.000

Es 2.000

BBM 8.000

Total 50.000

Pada Tabel 4 di atas terlihat bahwa biaya lembaga pemasaran oleh masing-masing usaha lembaga yang dikeluarkan tertinggi terdapat pada pedagang pengencer Rp. 50.000,-/kg yang terdiri

dari atas biaya tenaga kerja, es dan BBM sedangkan biaya yang terendah dikeluarkan oleh nelayan sebesar Rp. 10.000,- yang terdiri dari tenaga kerja dan es.

Tabel 5. Modal Awal Biaya Lembaga Pemasaran oleh Masing-masing Usaha di Kecamatan Tanjung Raya.

Biaya Ikan Segar Harga Seruan (Rp)

Jumlah (Rp)

4 kg 30.000 120.000

Pembelian kayu (bahan bakar) 5 ikat kayu manis 20.000

Garam 2 bks 2.000

Jumlah 142.000

Dari Tabel 5 dapat disimpulkan total modal awal untuk mendapatkan 1 kg ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap sebesar Rp. 142.000,- sementara diambil oleh pedagang pengumpul sebesar Rp. 80.000 – 30.000 = 50.000/kg.

Kelompok UMKM mengolah rata-rata penjumlahan untuk 1 bulan 30 – 50 kg dengan lama pengasapan 1 – 2 hari, ini dilihat dari hasil ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap musiman. Harga penjualan dari bada segar, sebelum diolah

(9)

menjadi ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap dijual tertinggi pada pedagang pengecer sebesar Rp. 60.000/kg. Sedangkan biaya terendah dikeluarkan oleh nelayan penangkap ikan sebesar Rp. 20.000/kg.

Dari bada segar ke olahan ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap mendapatkan perbandingan 1 : 4 yang artinya untuk 1 kg

ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap terdapat 4 kg bada basah untuk dijadikan olahan ikan segar. 1  4  30.000 = Rp.120.000,-

Dari hasil penelitian diketahui bahwa efisiensi pemasaran pengolahan produk ikan bada menunjukkan efisien karena nilai efisiensi < 1 untuk itu dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini.

Tabel 6. Analisis Efisiensi Pemasaran Pengolahan Produk Ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) Asap di Kecamatan Tanjung Raya

Lembaga Pemasaran Biaya (Rp/kg) Nilai Produk (Rp/kg) Nilai Efisiensi (Rp/kg) Pengolah 50.000 130.000 0.384 Pedagang besar 10.000 155.000 0.067 Pedagang kecil 5.000 190.000 0.056 Pedagang pengecer 10.000 170.000 0.059

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa nilai efisiensi pemasaran produk olahan ikan bada asap paling tinggi terdapat pada pengolah yakni dengan nilai efisiensi 0.384 diikuti oleh pedagang besar yakni dengan nilai efisiensi 0.067, pedagang kecil dengan nilai efisiensi 0.056.

Menurut Hanafiah dan Saefuddin (2013), nilai efisiensi dibedakan menjadi dua, yaitu efisiensi teknis dan efisiensi ekonomis. Efisiensi teknis berarti pengendalian fisik dari produk yang mencakup prosedur, teknis dan skala operasi dengan tujuan untuk mengurangi

kerusakan, mencegah merosotnya mutu dan penghematan tenaga kerja.

Margin Pemasaran Ikan Olahan Ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) Asap

Margin pemasaran adalah ada tidaknya perbedaan harga di tingkat petani dan di tingkat pengecer (Sudiyono, 2001). Margin pemasaran merupakan biaya dari jasa pemasaran yang dibutuhkan sebagai akibat permintaan dan penawaran dari jasa pemasaran. Analisis margin pemasaran olahan ikan Bada asap dapat dilihat pada Tabel 7.

(10)

Tabel 7. Analisis Margin Pemasaran Ikan Olahan ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) Asap.

Lembaga Pemasaran Harga Beli (Rp/kg) Harga Jual (Rp/kg) Margin (Rp/kg) Pengolah 80.000 130.000 50.000 Pedagang besar 130.000 155.000 25.000 Pedagang kecil 170.000 190.000 20.000 Pedagang pengecer 150.000 170.000 20.000 Jumlah 115.000

Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa nilai margin yang tertinggi lembaga pemasaran pengolah ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap sebesar Rp. 50.000/kg didapat oleh pengolah sedangkan lembaga pemasaran pedagang besar Rp. 25.000/kg sedangkan lembaga pemasaran yang lain marginnya sama yaitu sebesar Rp. 20.000/kg. Jika dibandingkan dengan penelitian Amin(1986) tentang marjin pemasaran ikan lele basah di Kabupaten Grobongan, Jawa Tengah dalam Manumono (1993), menggunakan model regresi berganda untuk menganalisis

faktor-faktor yang mempengaruhi marjin pemasaran.

Analisis Keuntungan Masing-masing Lembaga Pemasaran Pada Penjualan Ikan Bada Asap (Rasbora argyrotaenia) di Kecamatan Tanjung Raya.

Menurut hasil penelitian Susanti (2011), keuntungan pemasaran diperoleh dari penerimaan dikurangi dengan biaya-biaya pemasaran. Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses penyaluran produk. Analisis keuntungan penjualan ikan bada asap dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.

Tabel 8. Analisis keuntungan penjualan ikan bada asap Lembaga Pemasaran Harga Beli (Rp/kg) Harga Jual (Rp/kg) Biaya (Rp/kg) Keuntungan (Rp/kg) Kelompok 80.000 130.000 20.000 30.000 Pedagang Besar 130.000 155.000 10.000 15.000 Pedagang Kecil 170.000 190.000 15.000 15.000 Pedagang Pengecer 150.000 170.000 10.000 10.000

(11)

Dari Tabel 8 hasil penelitian di Kecamatan Tanjung Raya diketahui bahwa keuntungan terbesar diperoleh dari lembaga yang terlibat dalam pemasaran olahan ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap adalah sebesar Rp. 30.000/Kg. Tingkat keuntungan pedagang besar dan pedagang kecil yaitu Rp. 15.000/Kg. terlihat pada tingkat pedagang pengecer mendapatkan keuntungan terkecil adalah sebesar Rp. 10.000/Kg.

Lingkungan Pemasaran

Berdasarkan penelitian diketahui bahwa bahan baku merupakan komponen utama dalam pemasaran, apabila bahan baku tidak ada maka produk olahan tidak akan ada. Dari 48 (empat puluh delapan) orang responden, menyebutkan bahwa bahan baku sangat dipengaruhi oleh musim, apabila hujan maka nelayan pemasok tidak akan menangkap oleh sebab itu akan muncul permasalahan sulitnya mendapatkan bahan baku produk olahan.

Harga yang Tidak Stabil

Berdasarkan dari hasil penelitian bahwa penjualan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap di Kecamatan Tanjung Raya ditemukan adanya keberagaman harga. Penampung olahan ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap biasanya aliran menyeleksi produk-produk yang

berkualitas, akan tetapi produk yang kurang berkualitas tetap diterima oleh penampung dengan harga sangat murah. Harga yang tidak stabil juga disebabkan kelangkaan atau sulitnya mendapatkan bahan baku olahan, karena bahan baku olahan sangatlah tergantung pada musim dan jumlah tangkapan oleh nelayan bahan baku yang akan disalurkan pada pelaku usaha produk olahan ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap.

Tingkat Pendidikan Umumnya Masih Relatif Rendah

Berdasarkan penelitian diketahui 65,37% dari total 48 (empat puluh delapan) responden sebagian besar pelaku usaha yang tergabung dalam sebuah kelompok UMKM relatif rendah. Tingkat pendidikan yang sangat mendominasi adalah tingkat sekolah dasar. Tinggi rendahnya tingkat pendidikan akan mempengaruhi keberlangsungan suatu usaha. Apabila tingkat pendidikan dan sesuai dengan bidang pemasaran produk olahan, maka pelaku pengolah dapat mengetahui apa saja dan bagaimana manajemen pemasaran yang baik, begitu pula sebaliknya apabila tingkat pendidikan rendah maka mereka akan mengalami kesulitan pada manajemen pemasaran, seperti halnya membentuk suatu hubungan kerjasama dengan pihak terkait, akan tetapi banyak juga terdapat kelompok

(12)

pengolah yang berhasil walaupun tingkat pendidikan rendah.

Promosi Tidak Merata

Promosi produk olahan ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap di Kecamatan Tanjung Raya tidak merata dilakukan oleh pemerintah maupun pelaku kelompok usaha produk olahan ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap, seperti promosi keluar daerah dan ke masyarakat luas. Kurangnya promosi kemasan juga merupakan faktor pemasaran produk olahan ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap. Apabila kemasan tidak menarik maka pasar tidak akan menampung produk olahan ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap air tawar dengan alasan tidak

diminati oleh masyarakat. Dan tidak adanya kerjasama dengan kelompok Impunan Pengusaha Wanita Indonesia (IWAPI) dan tidak didukung dengan promosi dengan media elektronik dan membuat leatler untuk disebarkan ke daerah-daerah lain.

Analisis Saluran Pemasaran Keuntungan Pemasaran Ikan Olahan Ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) Asap pada Masing-masing Lembaga Pemasaran

Pada tabel 9 dapat dilihat bagaimana analisis saluran pemasaran keuntungan pemasaran ikan olahan ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap pada masing-masing lembaga pemasaran di bawah ini:

Lembaga Pemasaran Harga Beli (Rp/kg) Harga Jual (Rp/kg) Biaya Pemasaran (Rp/kg) Keuntungan (Rp/kg) Margin (Rp/kg) Nilai Efisien (Rp/kg) Modal Saluran Pertama

Pengolah 80.000 130.000 50.000 30.000 50.000 0,038

Pedagang Besar 130.000 150.000 10.000 10.000 20.000 0,066

Pedagang Kecil 170.000 140.000 15.000 15.000 20.000 0,15

Pedagang Pengecer 150.000 170.000 10.000 10.000 20.000 0.10

Modal Saluran Kedua

Pengolah 80.000 130.000 50.000 30.000 50.000 0,38

Pedagang Besar 130.000 150.000 7.000 13.000 20.000 0,04

Pedagang Pengecer 150.000 170.000 10.000 10.000 20.000 0,06

Lembaga Pemasaran Modal Saluran Ketiga

Pengolah 80.000 130.000 50.000 30.000 50.000 0,38

Pedagang Besar 130.000 155.000 12.000 23.000 25.000 0,08

Pedagang Pengecer 150.000 170.000 10.000 10.000 20.000 0,06

Modal Saluran Keempat

Pengolah 80.000 130.000 50.000 30.000 50.000 0,38

(13)

Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa saluran yang efisien adalah saluran yang mengeluarkan biaya kecil sedangkan marginnya besar serta dari panjangnya saluran pemasaran yang dilalui. Jadi model saluran pemasaran yang paling efisien adalah saluran keempat dengan biaya yang paling kecil margin yang didapat besar, serta saluran yang dilalui hanya 2 lembaga yaitu pengolah ke pedagang besar dan langsung ke konsumen.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Efisiensi pemasaran pengolahan produk ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap di Kecamatan Tanjung Raya pada masing-masing lembaga efisien dimana dapat dilihat pedagang kecil yaitu (0.056), pedagang pengecer (0.059), pedagang besar dengan nilai efisiensi (0.067), dan pada pengolah yaitu (0,3840).

2. Nilai margin yang tertinggi lembaga pemasaran pengolah ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap tertinggi sebesar Rp. 50.000/kg didapat oleh saluran pengolah sedangkan lembaga pemasaran pedagang besar Rp. 25.000/kg selanjutnya lembaga pemasaran yang lain marginnya sama yaitu sebesar Rp.20.000/kg .

3. Keuntungan terbesar diperoleh dari lembaga yang terlibat dalam pemasaran olahan ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap adalah sebesar Rp. 30.000/Kg. Tingkat keuntungan pedagang besar dan pedagang kecil yaitu Rp.15.000/Kg. Terlihat pada tingkat pedagang pengecer mendapatkan keuntungan terkecil adalah sebesar Rp. 10.000/Kg.

Saran

1. Agar tidak tingginya keuntungan yang diperoleh oleh pedagang besar, pedagang kecil dan pedagang pengencer, maka dari pengolah bada asap agar dapat menurunkan harga ke pedagang.

2. Perlu di lestarikan sumber daya ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) agar tidak punahnyabada yang ada di Danau Maninjau mengingat mahalnya bada yang di jual ke masyarakat.

3. Sangat perlunya dukungan dari Pemerintah promosi melalui media dan eloktronik olahan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap.

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, S. 2007. Manajemen Pemasaran. PT Raja grafindo Persada. Jakarta.

FAO. 1974. Handbook on Human Nutritional Requirements. Food

(14)

and Agriculture Organized (FAO/WHO) Publication

Dahuri, R. 2004. Pendayagunaan Sumber Daya Kelautan. LISPI, Jakarta.

Heruwati, E,S. 2002. Pengolahan Ikan secara Tradisional. Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

(http://www.pustaka-deptan.go.id)

Kotler, 2001. Principles of Marketing,

Eight Edition. New

Gambar

Tabel 2. Kelompok pengolah Ikan Bada di Kecamatan Tanjung Raya berdasarkan     jenis kelamin dan umur
Gambar 1. Saluran Pemasaran Olahan Ikan Bada (Rasboraargyrotaenia) Asap                                   di Kecamatan Tanjung Raya
Tabel 4. Biaya Lembaga Pemasaran oleh Masing-masing Usaha di Kecamatan Tanjung  Raya
Tabel  6.  Analisis  Efisiensi  Pemasaran  Pengolahan  Produk  Ikan  Bada  (Rasbora  argyrotaenia)  Asap di Kecamatan Tanjung Raya
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hukum Islam mengakui kebebasan berakad, yaitu suatu prinsip hukum yang menyatakan bahwa setiap orang dapat membuat akad atau jenis apapun tanpa terikat kepada nama-nama yang

Pengembangan komersial utamanya pada kawasan TOD Bekasi Barat dan kawasan TOD Bekasi Timur sebagian besar sudah terdapat fungsi komersial diantaranya sudah ada

pengobatan pencegahan TBC atau ada temuan radiologik yang stabil pada orang yang reaksi tes kulit tuberkulinnya bermakna, pemeriksaan bakteriologik jika dilakukan negatif, tidak

Dalam sejarah perkembangannya, ekonomi Islam telah memenuhi tahapan bagi lahirnya sebuah disiplin ilmu, yaitu pada problematic stage pemikiran ekonomi Islam masih

Artikel yang terakhir ditulis oleh Stanov Purnawibowo dari Balai Arkeologi Sumatera Utara yang berjudul, “Analisis Stakeholders pada Ceruk-Ceruk Hunian Prasejarah

Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi kinerja karyawan atau dapat dikatakan bahwa disiplin kerja dan

Analisis dilakukan dari hasil perbandingan antara perhitungan ketersediaan kanal berdasarkan kemampuan pantul oleh lapisan ionosfer dan hasil penerapan waveform

salina pada logam tunggal maupun Sistem Tiga Logam lebih banyak terjadi pada gugus karboksil dan amina. Hal ini menunjukkan bahwa gugus karboksil dan amina lebih