NEGERI DIANTARA 3 LEMPENG
NEGERI DIANTARA 3 LEMPENG
NEGERI DIANTARA 3 LEMPENG
TEKTONIK, SUMBER GEOHERITAGE
TEKTONIK, SUMBER GEOHERITAGE
TEKTONIK, SUMBER GEOHERITAGE
Kepulauan Indonesia terletak pada tiga lempeng aktif yang terdiri dari lempeng Australia, lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik. Letak ketiga lempeng ini memberikan dampak positif berupa pembentukan warisan geologi Indonesia, seperti bentang alam, bentuk lahan, jenis batuan, mineral serta singkapan batuan dan fosil. Warisan geologi ini mempunyai nilai keilmuan, keindahan dan warisan budaya yang harus di konservasi agar tidak men-galami kerusakan dan tetap terjaga.
Indonesia memiliki warisan geologi yang san-gat melimpah, baik yang telah terdaftar di UNESCO maupun belum terdaftar. Beberapa warisan geologi di Indonesia diantaranya :
Gunung Batur
Terletak di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, Indonesia. Merupakan gunung berapi
stratovolcano masih aktif yang memiliki ketinggian 1.717 mdpl. Keindahan gunung Batur yang tidak di miliki gunung lain di Indonesia berupa kaldera berukuran 13,8 x 10 km dan merupakan salah satu yang terbesar di dunia (van Bemmelen, 1949). Di da-lam kaldera terdapat danau yang terkenal dengan nama danau Batur, berbentuk bulan sabit terletak di bagian tenggara.
Gunung Batur merupakan bagian dari rangkaian „Ring of Fire„ Pasifik yang terbentuk oleh subduksi antara lempeng Australia dengan Pasifik.
Gunung Batur ini telah meletus sebanyak 26 kali sejak tahun 1804 dan meletus ter-akhir pada tahun
2000. Letusan yang berkali-kali ini menghasilkan keindahan, keunikan geologi berupa kawah, kaldera, dan danau Batur.
Sungai Merangin
Salah satu kawasan wisata nan elok dan berkelas dunia yang terletak di Desa Air Batu, Keca-matan Renah Pemberap, Kabupaten Merangin, Jam-bi. Keunikan dan keindahan warisan geologi yang di miliki sungai Merangin sangat langka dan tidak di miliki di tempat lain, bahkan fosil-fosil yang tersing-kap dan tersebar di sepanjang sungai Merangin ini memiliki kekayaan geologis dan umur lebih tua di daripada fosil-fosil yang ada di Tiongkok. Pada sungai Merangin ini terhampar fosil-fosil berumur ratusan juta tahun yang lalu diantaranya fosil pohon raksasa purba yang akarnya menjulur sepanjang 7 meter disebut
Araucarioxy-lon, yang ter-timbun enda-pan vulkanik, para peneliti
NEGERI DIANTARA 3 LEMPENG
NEGERI DIANTARA 3 LEMPENG
NEGERI DIANTARA 3 LEMPENG
TEKTONIK, SUMBER GEOHERITAGE
TEKTONIK, SUMBER GEOHERITAGE
TEKTONIK, SUMBER GEOHERITAGE
meyakini fosil ini beru-sia 300 juta tahun lalu, Zaman Perem. Ter-dapat fosil hewan Ste-reochia semireticu-latus, berbagai macam fosil molus-ka jenis kerang-k e r a n g a n (b r a c h iop oda),
kerang mutiara purba (nautiloidea) dan bellerophon, sejenis trah moluska yang tersingkap di batuan sepanjang sungai Merangin. Selain itu pada kawasan ini tersingkap batuan granit, lava, lapisan batuan yang menyimpan fosil ratusan juta tahun yang lalu, sehingga daerah Merangin ini menjadi ladang riset utama para geolog dunia dalam mempelajari evolusi bumi.
Selain fosil dan jenis batuan, kawasan war-isan geologi Merangin memiliki keindahan lain beru-pa sungai yang memiliki arus sangat deras dan 18 jeram, sehingga cocok untuk wisata arung jeram.
Karst Pegunungan Selatan Jawa
Warisan geologi Indonesia yang memiliki keindahan eksostisme diatas permukaan maupun di bawah permukaan, terbentang di Selatan pulau jawa dari Gunung Kidul, Wonogiri hingga Pacitan. Merupa-kan bentang alam Karst dan bentang alam pantai.
Secara geologi proses pembentukan morfol-ogi karst dipengaruhi oleh proses tektonik, fisika, kimiawi dan biologi. Batugamping yang telah ter-endapkan dan terbentuk ratusan juta tahun di bawah
permukaan mengalami p r o s e s
pengangkatan oleh tektonik, sehingga tersingkap di permukaan. Pembentukan topografi karst selanjut-nya dipengaruhi proses kimiawi berupa pelarutan batugamping oleh air hujan (H2O) yang berikatan
dengan karbondikosida di udara sehingga air mengandung asam (H2CO3), air asam ini
mempengaruhi pelarutan batugamping berlangsung cepat. Secara fisika untuk menghasilkan topografi karst dipengaruhi oleh batugamping yang tebal se-hingga tidak habis terlarutkan, selain itu dipengaruhi oleh struktur geologi berupa kekar dan patahan, ke-kar atau rekahan pada batuan menyebabkan aliran air masuk lebih mudah sehingga mempercepat pros-es pelarutan, secara biologi dipengaruhi oleh aktivi-tas akar tumbuhan, maupun bakteri anaerob dalam humus tanaman. Proses-proses pelarutan tersebut menghasilkan topografi karst, relief berupa bukit-bukit terjal kerucut karst, menara karst dan drain-ase khas berupa sungai bawah tanah, goa stalagtit dan stalagmit pada bentang alam karst.
Selain bentang alam karst yang bagus, ter-dapat pantai yang menampilkan keunikan dan keindahan diantaranya pantai Klayar, Sundak, Drini, Indrayanti dll.
[Kurnia Dewi Mulyani | sumber pustaka: wisataba-li2010.wordpress.com ; mongabay.co.id]
CILETUH GEOPARK: Eksotisme Amfiteater
Batuan Tertua di Jawa Barat
Bagaimana Pulau Jawa itu terbentuk? Bagian mana yang mula-mula muncul ke permukaan? Per-tanyaan itu memang terasa menggelitik bagi sebagi-an orsebagi-ang-orsebagi-ang menyensebagi-angi geologi atau geopark.
Di Pulau Jawa ini terdapat batuan tua yang dulunya berada di dalam laut kemudian terangkat ke permukaan. Batuan tua yang disebut mélange ini kini dapat ditemui di Karangsambung Kebumen, Jawa Tengah, Ciletuh, Sukabumi, Jawa Barat, dan Pegunungan Jiwo di Bayat, Klaten. Dan memang, hanya di tiga daerah itulah batuan tua Pulau Jawa tersingkap ke permukaan dan dapat diamati dari dekat.
Dahulu, atau lebih dari 60 juta tahun silam, Teluk Ciletuh merupakan bagian laut dalam, hasil tumbukan Lempeng Eurasia (Lempeng Benua) yang berkomposisi granit (asam), dan Lempeng Indo-Australia (Lempeng Samudera) yang berkomposisi basal (basa). Seiring dengan pergerakan lempeng Australia yang terus menghujam lempeng Eurasia maka terangkatlah salah satu palung laut terdalam yang kini mewujud sebagai lembah raksasa di Suka-bumi bagian selatan. Batuan yang terangkat itu me-nyingkapkan batuan dasar/ basement berupa batuan kerak samudera dan sebagian mantel bagian atas Bumi bernama ofiolit yang tercampur dengan sedi-men laut dalam dan batuan campur aduk di lereng bawah palung yang terkenal bernama melange.
Karena memuat batuan-batuan yang berat
(bukan batuan sedimen) dan terbuka ke Teluk Pelabuhanratu yang dalam, maka Blok Ciletuh ini runtuh bagian utara-baratlautnya ke
da-lam Teluk Pelabuhanratu, menyisakan ba-gian selatan- tenggaranya dalam morfolo-gi terbuka setengah lingkaran mirip tapal kuda, sementara bagian dekat lautnya-barat laut tenggelam ke dalam Teluk Pelabuhanratu yang dalam.
Tak heran kawasan ini sering disebut sebagai amfiteater raksasa,
meru-juk pada literasi tempat pertunjukkan kuno yang mirip konstruksi lembah di zaman Romawi.
Jika Anda melihat Google Earth, akan nampak jelas pola tapal kuda raksasa yang sangat unik
dan tidak ditemukan di bagian lain Pulau Jawa. Berdasarkan waktu geologi pembentukan Sundaland, yang paling awal muncul ke permukaan adalah Pulau Jawa barat dan sebagian Jawa Tengah sekitar 90 juta tahun lalu. Baru kemudian pada 45 juta kemudian, Pulau Jawa benar-benar terbentuk sempurna. Dasar laut yang terangkat dan menjadi salah satu singkapan dapat merepresentasikan asal usul Pulau Jawa ini, akhirnya harus mengalami pengikisan atau erosi karena lemahnya bebatuan
tersebut, sehingga patahan-patahan ini melebur kembali ke dalam laut.
Morfologi Ciletuh berupa lembah yang di-batasi dataran tinggi dengan kemiringan lereng yang sangat terjal hingga mendekati vertikal.
Melihat formasinya secara langsung, Teluk Ciletuh ternyata benar-benar unik. Di atas dataran tinggi seperti di Panenjoan, kita dapat menikmati perpaduan lembah, bukti tinggi dengan latar belakang Samudra Hindia dengan pulau-pulau kecil di sekitar pantainya.
Di dalam lembah Ciletuh akan tampak rangkaian bukit-bukit kecil dan bukit soliter yang ba-tuannya disusun oleh batu-an Pra-Tersier dbatu-an sedi-men Paleogen.
Di sejumlah
tebing-tebingnya terdapat
sejumlah air terjun atau Curug dengan ketinggian sedang dan sangat tinggi yang akan mendebarkan dada yang melihatnya seperti Curung Awang, Curug Cimarinjung, Curug Puncak Manik, Curug Cikanteh dan lain-lain.
Di sini, beragam jenis batuan yang bercam-pur di dalam palung tua ini dinamakan batuan ban-cuh (batuan campur aduk) atau dikenal sebagai me-lange yang merupakan kelompok batuan tertua (Pra Tersier) yang tersingkap di permukaan daratan
Pu-lau Jawa, dengan umur berkisar 60 juta tahun. Selain disusun oleh batuan Pra-Tersier berupa batu-an beku basa (gabro) hingga ultra basa (peridotit), konon Ciletuh juga disusun oleh batuan sedimen berumur lebih muda, Paleogen, terdiri atas batu-pasir greywacke, tuf, batubatu-pasir kuarsa dan konglom-erat.
Menuju Pengakuan Unesco
Untuk mencapai Ciletuh yang eksotis itu perjalanan akan memakan waktu sekitar 8 jam dari Jakarta, sedangkan dari Bandung sekitar 7 jam.
Selama di sini, imajinasi Anda akan dibawa pada situasi jutaan tahun lalu saat Ciletuh terendam di dasar laut. Hijaunya pemandangan di kanan-kiri jalan dan juga hamparan pantai yang menghub-ungkan Pantai Palabuhanratu dan Pantai Ujung Gen-teng, sungguh merupakan karya Tuhan yang luar bi-asa.
Keragaman bentukan bumi dengan kehidupan yang terdapat di atasnya berupa flora, fauna dan manusia dengan budayanya menjadikan kawasan Ciletuh sebagai tempat pembelajaran tentang ilmu kebumian.
Kondisi saat ini kawasan Ciletuh telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi flora dan fauna sebagaimana telah ditetapkannya daerah ini menjadi ”Suaka Margasatwa Cikepuh-Citireum” dan “Cagar Alam Cibanteng” sejak tahun 1973. Akan teta-pi sebagian dari kawasan tersebut telah berubah fungsi menjadi kawasan latihan militer (bagian se-latan Gunung Badak) dan tambak udang serta
per-tanian rakyat sekitar. Sehingga kegiatan tersebut akan dapat merusak kondisi batuan, khususnya yang ter-singkap dipermukaan, yang akan mengalami perubahan fisik. Sehingga lama kelamaan batuan yang tersingka-pan tersebut akan hilang atau habis. Untuk itu secara hukum kawasan ini perlu ditingkatkan, tidak saja se-bagai kawasan konservasi flora dan fauna, tetapi juga sese-bagai kawasan konservasi geologi. Usaha untuk penetapan ini akan dapat memberikan gambaran pentingnya pengelolaan aspek lingkungan geologi yang khas dalam konsep “Ciletuh sebagai Kawasan Cagar Alam Geologi” bagi upaya konservasi lingkungan fisik dan ekosistem . Selain itu, juga dapat dikembangkan untuk menjadi pengembangan ilmu pengetahuan (geoscience), khususnya Ilmu Kebumian dan memberikan nilai manfaat secara ekomoni dalam upaya pengembangan potensi kepariwisataan (geoturism). Hal tersebut akan sangat penting dan berguna karena akan memberikan dampak pada terciptanya kebijakan yang selaras dengan mempertimbangkan aspek daya dukung dan daya tampung lingkungan geologi.
Dari hasil pengkajian sementara ini, kawasan Teluk Ciletuh adalah satu dari tiga kawasan yang di-canangkan menjadi bagian Geopark Nasional (GN) dan selanjutnya GN ini sedang diupayakan untuk mendapat-kan pengakuan dari Unesco (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization) sebagai salah satu Jaringan Taman Bumi Global atau Global Geoparks Network (GGN) pada 2016.
Geopark berawal dari adanya keragaman geologi yang unik sehingga perlu diwariskan dari generasi ke generasi (geoheritage). Program ini bertujuan untuk membangun dan mengembangkan ekonomi masyara-kat berasaskan perlindungan (konservasi). Dengan masyara-kata lain, geopark menjadikan sumber daya sebagai sum-ber pertumbuhan.
Geopark mendorong atau menantang orang awam untuk menelusuri kawasan yang disuguhkan. Semua kalangan masyarakat dapat berpartisipasi. Masyarakat harus diberdayakan untuk menjadi salah satu mitra yang berkontribusi dan tetap diuntungkan misalnya dengan penyediaan homestay, cindera mata, atau bahkan menjadi pemandu geowisata dari wilayah mereka sendiri. Interpretator geowisata perlu disiapkan. Demikian pula panel-panel penjelasan situs geologi, peta rinci geotrek, panduan lapangan bagi wisatawan, dan lainnya. Kesemuanya dipadukan dalam suatu inovasi kreatif yang baru dan menarik.
Indonesia pun perlu berkaca pada Tiongkok yang sudah memiliki 28 Global Geoparks Network (GGN) dan memiliki sekitar 140 Geopark Nasional. Perkembangan geoprak di Tiongkok terbilang luar biasa. Geopark Yuntaishan, misalnya, pada tahun 2000, sebelum menjadi GGN, dikunjungi sekitar 200.000 wisatawan dengan perolehan devisa US$3 juta. Setelah menjadi GGN Unesco pada tahun 2004, kunjungan wisatawan melonjak jadi 1,25 juta orang dengan perolehan devisa US$90 juta. Pertumbuhnya hotel, restoran, dan proyek-proyek besar yang mampu menyerap tenaga kerja hingga 5.000 orang terjadi.
N
EWs
F
LASH
Lapangan Migas Bukit Tua yang
berlokasi di Ketapang, Jawa Ti-mur yang dikelola oleh
Petronas Carigali telah mulai
produksi migas. Pada tahap awal, lapangan tersebut mampu menghasilkan 3.700 barel min-yak per hari dan 2 juta kaki ku-bik gas bumi per hari.
Sinyal penguatan permintaan
Tiongkok angkat harga Nikel. Jim Lennon, Chairman Macquar-ie SecuritMacquar-ies, mengatakan pasar nikel fisik sudah kembali bergairah, kemungkinan pada semester II/2015 bisa menjadi momentum kenaikan harga ko-moditas logam industri terse-but.
KEN (Komite Eksplorasi
Na-sional) : Eksplorasi migas
ter-ganjal perizinan di daerah. “Kami sedang mengusulkan ma-na perizima-nan yang penting, mama-na yang tidak penting. Ternyata 26 persen dari perizinan itu dibuat dalam peraturan daerah setem-pat, sisanya diamanatkan oleh undang-undang,” ujar Ketua KEN Andang Bachtiar.
Tim Kajian Pengelolaan Sumber
Daya Alam Papua Dibentuk
Pemerintah membentuk tim kajian pengelolaan sumber daya alam Papua. Tim yang terdiri dari sejumlah menteri, jaksa agung, serta gubernur Papua dan Papua Barat ini bertugas un-tuk membuat sebuah cetak biru pembangunan ekonomi di Papua dengan memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana. Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN) Andrinof Chaniago menjelaskan, tim ini dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) nomor 16 tahun 2015 tentang Tim Kajian Ke-bijakan Pengelolaan Sumber Daya Alam Bagi Pembangunan Ekonomi Papua.
Tim ini nantinya berkewajiban untuk menyerahkan laporan kajian kepada Presiden Joko Widodo sekali setiap bu-lannya. Andrinof menyebutkan, tim ini akan bertugas hingga 31 Desember 2015 atau 6 bulan masa kerja.
Kajian yang dilakukan sendiri mencakup seluruh aspek lingkungan serta pemanfaatannya di Papua, termasuk pem-anfaatan mineral dan batubara, minyak dan gas bumi, kehu-tanan, serta kelautan.
Adapun anggota Tim, adalah: Menteri ESDM; Keuangan ; Dalam Negeri; Hukum dan HAM; Lingkungan Hidup dan Kehu-tanan; BUMN; Perindustrian; Perdagangan; Agraria dan Tata Ru-ang/Kepala BPN; Jaksa Agung; Kepala BKPM; Gubernur Papua; Gubernur Papua Barat; Deputi I Bidang Monitoring dan Evaluasi Kantor Staf Presiden.
“Tim sebagaimana dimaksud bertugas untuk melakukan evaluasi dan kajian terhadap kebijakan pengelolaan sumber daya alam di Papua dalam rangka pembangunan ekonomi Papua,” bunyi Keppres tersebut. [republika.co.id]
Earth Observatory—Image of The Month ini berisi citra satelit yang bersumber dari situs resmi NASA dan bisa diakses melalui alamat internet http://
e a r t h o b s e r v a t o -ry.nasa.gov/.
Image of the month yang Rockvision pilih kali ini adalah foto yang diambil oleh astro-not dari ISS. Foto terse-but memperlihatkan ke-nampakan yang kontras antara bagian kiri Cas-cade Mountais dengan bagian kannanya. Kiri: hijau, kanan: coklat ger-sang. Kegersangan ini alami akibat barisan pengunungan yang menghalangi uap air dari samudera pasifik untuk menuju Columbia basin yang berwarna coklat itu.
“Panorama of the Pacific Northwest”
-gram Studi Teknik Geologi Undip yang memiliki visi sebagai wadah generasi muda di ka-langan mahasiswa kebumian untuk mengajukan, mengusahakan dan menjalankan perannya demi kedaulatan dan kesejahteraan Bangsadan Tanah Air Indonesia. Serta menjadi SDM yang memiliki kapabilitas untuk dapat bersaing di dunia global
Buletin SM-IAGI Universitas Diponegoro ini memiliki nama ROCKVISION. Penamaan buletin ini terinspirasi oleh nama ketua IAGI saat ini yaitu bapak Rovicky. ROCKVISION ini merupakan kata yang diperoleh dari pemlesetan kata Rovicky. ROCKVISION secara harafiah terdiri dari dua kata yaitu Rock dan Vision. Rock memiliki arti batuan, yang merupakan objek studi utama dari ilmu geologi. Sedangkan kata Vision disini dapat diartikan sebagai impian ataupun bayangan tentang masa depan. Dari kata Vision ini maka diharapkan SM-IAGI Undip dapat memiliki masa depan yang cerah baik bagi organisasinya sendiri, maupun bagi para anggota-anggotanya.
SM IAGI Undip
ROCKVISION
Image of The Month