• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. saja. Tetapi juga meliputi mental dan jiwa serta sosial.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. saja. Tetapi juga meliputi mental dan jiwa serta sosial."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep kesehatan

Menurut badan kesehatan dunia (WHO) kesehatan adalah terbebas dari hal-hal yang menyebabkan ketidaknyamanan dalam hidup menyangkut fisik/jasmani maupun mental/rohani. Sehat tak lagi dibatasi pada kondisi fisik saja. Tetapi juga meliputi mental dan jiwa serta sosial.

Sedangkan keluhan kesehatan menurut BPS adalah keadaan seseorang yang merasa terganggu oleh kondisi kesehatan kejiwaan, kecelakaan atau hal-hal lain.

Jenis keluhan kesehatan adalah sebagai berikut.

1) Panas, temperatur badan lebih dari 37,5 derajat Celcius, atau terasa panas pada perabaan punggung tangan.

2) Sakit kepala atau pusing, rasa tidak enak nyeri, cekot-cekot, melayang berputar-putar berat, dan lain-lain pada bagian kepala atau sebagian dari kepala.

3) Batuk biasa, batuk tidak beruntun dan tidak panjang.

4) Batuk panjang, adalah batuk beruntun terus menerus, sehingga penderita tidak sempat menarik nafas, diakhiri dengan bunyi melengking, dapat disertai dengan muntah. Masyarakat mengenalnya dengan batuk rejan, batuk anjing, batuk seratus hari, kinkhoest.

(2)

5) Pilek, ditandai dengan cairan berupa lendir keluar dari lubang hidung dan kadang-kadang disertai dengan hidung tersumbat.

6) Diare atau buang-buang air, gejalanya tinja encer atau cair, dapat bercampur lendir atau darah. Umumnya 3 kali atau lebih dalam 24 jam dan dapat disertai dengan muntah.

7) Sesak nafas, sukar untuk menarik nafas, tetapi bukan karena pilek.

8) Asma, sukar untuk menarik atau mengeluarkan nafas, sehingga nafas berbunyi ngaik-ngaik. Masyarakat mengenalnya sebagai bengek.

9) Sakit gigi, rasa nyeri pada gigi atau gusi, tidak termasuk sariawan.

10) Kejang-kejang, gerakan tidak terkendali dari seluruh tubuh atau sebagian tubuh termasuk ayan, kedutan yang tidak terkendali, misalnya kulit muka tidak terkendali atau tanpa sadar dikategorikan sebagai kejang-kejang. 11) Lumpuh, tidak mampu menggerakkan sebagian atau seluruh anggota

badan.

12) Telinga berair, keluar cairan berbau dari liang telinga (congek).

13) Campak, dikenal oleh masyarakat dengan berbagai nama daerah, misalnya campak, kerumut, eder, gabagan, dan lain-lain. Biasanya disertai dengan demam, mata merah, bercak merah pada kulit, serta mungkin disertai dengan batuk, sesak atau diare.

14) Sakit kuning, kulit putih berwarna kekuningan, air seni berwarna seperti air the. Sebutan lain dari sakit kuning adalah lever atau hepatitis A.

15) Kecelakaan dalam rumah, adalah kecelakaan di dalam rumah atau pekarangan bangunan tempat tinggal (yang dihuni), bisa rumah tinggal

(3)

sendiri atau rumah orang lain. Misalnya tersiram minyak goreng dalam rumah atau orang tua terpeleset dikamar mandi dan lain-lain.

16) Kecelakaan lain, misalnya ditempat kerja, jatuh dari pohon, cedera, olahraga, dan lain-lain termasuk sebab luar lainnya.

17) Lainnya, misalnya bunuh diri yang gagal, bencana alam, penyakit kronis, gangguan kejiwaan, digigit ular. Ditusuk penjahat dan lain-lain.

Untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan memberi kekebalan terhadap suatu penyakit pada bayi maka perlu diberi imunisasi. Menurut BPS pemberian imunisasi adalah memasukkan kuman penyakit yang sudah dilemahkan (vaksin) kedalam tubuh anak balita dengan cara suntik atau minum, dengan maksud agar terjadi kekebalan terhadap jenis penyakit tertentu pada tubuh seperti :

1) BCG merupakan imunisasi dengan cara menyuntikkan vaksin BCG pada pangkal lengan atas. BCG dapat diberikan kepada bayi segera setelah lahir anak atau orang tua dewasa untuk mencegah TBC. Pada bayi yang baru lahir, BCG biasanya diberikan tanpa tes tuberkulin terlebih dahulu. Satu tanda seseorang pernah memperoleh imunisasi BCG adalah pada bekas suntikan kerap kali timbul tonjolan.

2) DPT merupakan imunisasi dengan cara menyuntikkan vaksin DPT dipaha bayi untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Suntikan ini diberikan setelah bayi berumur 3 bulan dan harus diulang sampai tiga kali dengan jarak masing-masing satu bulan.

3) Polio merupakan imunisasi dengan meneteskan dimulut vaksin polio kepada bayi setelah berumur 3 bulan, dan diberikan lebih dari satu kali dengan jarak

(4)

enam minggu. Vaksin polio biasanya diberikan dalam bentuk cairan (3 tetes) atau tablet.

4) Campak atau morbili adalah imunisasi dengan cara menyuntikkan vaksin campak atau morbili dipaha atau dipantat untuk mencegah penyakit campak atau morbili, imunisasi ini biasanya diberikan satu kali kepada bayi antara umur 9 sampai 12 bulan.

Untuk menilai tingkat kesehatan masyarakat suatu daerah atau negara diperlukan adanya statistik kesehatan yang terdiri dari angka kesakitan dan kematian. Selain itu angka-angka tersebut dapat pula dipakai sebagai indikator umum untuk menentukan tingkat pengembangan sosial ekonomi. Angka kematian banyak sekali dipengaruhi oleh kemajuan teknologi dan kecelakaan sebagai kurang menggambarkan keadaan kesehatan yang sesungguhnya. Dengan demikian maka angka kesakitan mempunyai peranan yang lebih penting dibandingkan dengan angka kematian. Angka kematian lebih mencerminkan keadaan kesehatan yang sesungguhnya. Sebab mempunyai hubungan yang sangat erat dengan faktor lingkungan seperti kemiskinan, kurang gizi, penyakit infeksi, perumahan, air minum yang sehat, kebersihan lingkungan, dan pelayanan kesehatan (Widjaya, 1992:32).

Selanjutnya untuk lebih jelasnya maka pengertian tingkat kesehatan balita dalam penelitian ini adalah apakah balita menderita sakit atau tidak selama tiga bulan terakhir. Sedangkan pengertian balita sesuai dengan yang dipakai oleh BPS adalah penduduk yang berumur 0 – 59 bulan (dibawah 5 tahun).

(5)

2.2 Pengetahuan Bayi dan Anak (Umur 0-59 bulan/dibawah 5 tahun) 2.2.1 Tanda-tanda bayi dan anak sehat

Menurut Bhakti Husada Provinsi Bali (2003 – 23) tanda-tanda bayi dan anak sehat yaitu :

1) Setiap bulan berat badan anak bertambah

2) Perkembangan dan kepandaian anak bertambah sesuai umur 3) Anak jarang sakit, gembira, ceria, aktif, lincah dan cerdas. 2.2.2 Cara ibu menjaga kesehatan bayi dan anak

Menurut Bhakti Husada Provinsi Bali (2003 :24-25) cara menjaga kesehatan balita diantaranya :

1) Amati pertumbuhan anak secara teratur

a. Timbang berat badan anak sebulan sekali mulai umur 1 bulan sampai 5 tahun ke Posyandu.

b. Tanyakan hasil penimbangan dan minta pada kader mencatat pada KMS (Kartu Menuju Sehat)

c. Tanda-tanda anak tumbuh sehat: berat badannya naik setiap bulan d. Tanda-tanda anak tumbuh kurang sehat: berat badannya tidak naik e. Jika anak tumbuh kurang sehat, minta nasehat gizi kepetugas kesehatan f. Bermain dan bercakap-cakap dengan anak, sangat penting bagi

perkembangan anak.

2) Minta imunisasi sesuai dengan jadwal di Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit atau Praktek Swasta

(6)

b. Imunisasi mencegah penyakit TBC, Hepatitis (sakit kuning), Polio, Difteri, Batuk 100 hari, Tetanus, Campak

c. Sakit ringan seperti batuk pilek, diare dan sakit kulit bukan halangan untuk imunisasi.

Tabel. 1.6 Jarak Imunisasi

No Umur Jenis imunisasi

1. 0 – 7 hari Hepatitis B1

2. 1 bulan BCG

3. 2 bulan Hepatitis B2, DPT1, Polio 1 4. 3 bulan Hepatitis 3, DPT2, Polio 2

5.. 4 bulan DPT3, Polio 4

6. 9 bulan Campak, Polio 4

Sumber :Departemen Kesehatan RI Kantor Wilayah Provinsi Bali, 2003

3) Minta Vitamin A pada bulan Februari dan Agustus di Posyandu

a. Vitamin A membuat mata sehat, tumbuh kuat dan mencegah kekuatan b. Vitamin A untuk anak umur 6 bulan sampai 5 tahun.

2.2.3 Cara Menjaga Kebersihan Agar Anak Tidak Sakit

1) Mandikan anak setisp hari, pagi dan sore, pakai sabun mandi 2) Cuci rambut anak dengan sampo 2-3 kali dalam satu minggu

3) Cuci tangan anak dengan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar

4) Bersihkan rumah setiap hari dari sampah genangan air 5) Jauhkan anak dari asap rokok dan asap dapur

(7)

2.2.4 Cara Ibu Merawat Agar Gigi Anak Tidak Sakit

1) Jika sebelum tumbuh gigi, bersihkan gusi bayi sesudah diberi ASI dengan kain yang dibasahi air matang hangat.

2) Jika sesudah tumbuh gigi, gosok gigi pakai odol sehari 2 kali, sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam.

3) Minta penjelasan petugas kesehatan cara menggosok gigi yang baik dan benar.

4) Pada umur 2 tahun, ajari anak gosok gigi sendiri.

5) Anak jangan dibiasakan makan makanan manis dan lengket.

2.2.5 Cara Mengatasi Penyakit yang Sering Diderita Anak Dirumah 1) Batuk

a. Jika anak dapat ASI, beri ASI lebih banyak dan lebih sering.

b. Bila anak umur 1 tahun keatas, beri kecap manis dicampur madu atau air jeruk.

c. Jauhkan anak dari asap rokok dan asap dapur. d. Tidak membakar sampah didekat rumah

e. Bawa anak ke Puskesmas jika batuk tidak sembuh dalam dua hari. 2) Diare

a. Jika anak dapat ASI, beri ASI lebih banyak dan lebih sering.

b. Beri anak oralit, air matang, air teh, kuah sayur bening setiap kali diare sampai diare berhenti.

(8)

d. Cegah diare dengan cara minum air matang, cuci tangan pakai sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar. Buang air besar pada kaktus.

e. Bawa anak ke Puskesmas jika diare tidak sembuh, malas minum, mata cekung, anak rewel, atau gelisah, atau ada darah dalam tinja.

3) Demam

a. Demam merupakan gejala yang menyertai batuk pilek, malaria, campak, demam berdarah, sakit telinga, atau penyakit infeksi lain. b. Jika anak dapat ASI, beri ASI lebih banyak dan lebih sering.

c. Beri anak cairan lebih banyak dari biasa seperti air matang, air teh, kuah sayur bening.

d. Jangan beri pakaian tebal atau selimut tebal.

e. Kompres dengan air biasa atau air hangat. Jangan di kompres dengan air dingin karena anak bisa menggigil.

f. Pada demam tinggi, beri obat turun panas sesuai anjuran petugas kesehatan.

g. Usahakan tidur pakai kelambu untuk menghindari gigitan nyamuk. h. Bawa anak ke Puskesmas jika demam tidak sembuh dalam 2 hari. 4) Sakit Kulit

a. Sakit kulit biasanya berupa biang keringat, bisul, korengan, dan sebagainya.

b. Bersihkan luka dengan air matang hangat, keringkan dengan kain bersih.

(9)

c. Jika berupa koreng, tutup dengan kain bersih. Jangan dibubuhi ramuan-ramuan.

d. Cegah agar anak tidak sakit kulit dengan cara: mandi teratur, ganti pakaian jika basah atau kotor dan cuci tangan dan kaki setiap habis main.

e. Bawa anak ke Puskesmas jika kulit kemerahan, gatal, luka basah, atau berbau dan bernanah.

2.2.6 Tanda-Tanda Bahaya Pada Anak Sakit 1) Tidak bisa menetek atau menyusu. 2) Tidak bisa minum atau malas minum. 3) Selalu memuntahkan semuanya. 4) Kejang.

5) Tidak sadar.

2.2.7 Saat-saat ketika anak harus segera dibawa kembali ke tempat pelayanan

1) Sakit tambah parah.

2) Diare disertai darah dalam tinja.

3) Batuk disertai sukar bernafas atau nafas cepat. 4) Demam disertai :

a. Nyeri ulu hati, anak tampak gelisah b. Pendarahan lewat hidung atau gusi c. Telapak tangan dan kaki serba dingin d. Bintik-bintik merah pada kulit.

(10)

2.2.8 Jenis Obat Pertolongan Pertama yang Perlu Disediakan Dirumah 1) Povidon iodine (betadin) untuk obat luka.

2) Oralit untuk mengganti cairan yang hilang karena diare 3) Parasetamol untuk obat penurun panas.

2.2.9 Cara Mencegah Anak Agar Tidak Mengalami Kecelakaan

Menurut Bhakti Husada Provinsi Bali (2003 : 39) cara-cara mencegah agar anak tidak mengalami kecelakaan yaitu :

1) Simpan benda-benda berbahaya ditempat yang tidak terjangkau anak, misalnya ; pisau, obat-obatan, racun serangga, racun tikus, tanah, deterjen. 2) Larang anak bermain di dekat benda-benda panas seperti ; kompor, setrika

dan tremos air panas.

3) Larang anak bermain stop kontak. Perhatikan jangan ada kabel yang terbuka.

4) Awasi anak ketika bermain. Larang anak bermain di dekat sumur, kolam, aliran sungai atau jalan raya.

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Morbiditas dan Mortilitas

Menurut Mosley dan Chen 1984 dalam Rozy Munir (1986 : 164 – 165) mengajukan suatu pendekatan analisis baru yang memadukan pendekatan ilmu sosial dan pendekatan kedokteran dalam suatu kerangka konseptual yang terkait secara logis. Dalam kerangka tersebut ditunjukkan bahwa variabel sosial ekonomi, merupakan determinan morbiditas (tingkat kesakitan) dan mortilitas penduduk baik tingkat individu, rumah tangga dan masyarakat. Namun demikian semua

(11)

variabel sosial ekonomi dalam mempengaruhi morbiditas dan mortalitas harus melalui salah satu variabel antara karena peranannya sebagai determinan proksi. Dari ke-15 variabel yang ada kemudian disederhanakan menjadi 5 kelompok variabel antara lain :

1. Faktor maternal : umur, paritas, jarak kelahiran.

2. Kontaminasi lingkungan : udara/makan/air, jari tangan, kulit/tanah/benda kotor, vektor serangga.

3. Disefisiensi zat gizi, kalori, protein, vitamin, mineral. 4. Perlukaan : kecelakaan.

5. Pengendalian program terhadap penyakit.

2.4 Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Kesehatan Balita 2.4.1 Pendidikan Ibu

Menurut Marimba yang dimaksud dengan pendidikan ibu adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. (Suwarno, 1992 ; 3)

Unsur-unsur yang terdapat didalam pendidikan adalah sebagai berikut. 1. Usaha yang bersifat bimbingan dan dilakukan secara sadar.

2. Ada pendidik atau pembimbing. 3. Ada yang di didik.

4. Bimbingan itu mempunyai dasar dan tujuan. 5. Dalam usaha itu ada alat-alat yang digunakan

(12)

Dalam Undang-undang No.2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional pengertian pendidikan disebutkan sebagai suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi perannya pada masa yang akan datang.

Penyelenggaraan pendidikan dilakukan melalui 2 jalur, yaitu : 1. Jalur pendidikan sekolah

2. Jalur pendidikan diluar sekolah

Jalur pendidikan sekolah adalah pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan bersinambungan. Jalur pendidikan luar sekolah adalah pendidikan yang diselenggarakan diluar sekolah melalui kegiatan belajar mengajar yang tidak harus berjenjang dan bersinambungan (Husain, 1995 : 14).

Peranan ibu dalam perawatan bayi yang dilahirkan melalui masa-masa yang berbahaya dan saat setelah lahir sangat penting. Dalam hubungan ini tingkat pendidikan ibu menentukan pilihan-pilihan tindakan apa yang perlu dilakukan untuk menyelamatkan anak serta meningkatkan ketahanan bayinya. Dengan meningkatkan tingkat pendidikan umum para wanita khususnya ibu, diharapkan mereka dapat lebih mengerti kegunaan hidup sehat, lingkungan dan sanitasi yang baik dan sehat, upaya-upaya preventif bagi mereka dan anak-anaknya.

2.4.2 Pendapatan Keluarga

Pendapatan pribadi dapat diartikan sebagai semua jenis pendapatan, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun, yang diterima oleh penduduk suatu negara (Sukirno, 2004 : 37).

(13)

Untuk menghitung besar kecilnya pendapatan dapat dilakukan dengan tiga pendekatan yaitu :

1. Pendekatan produksi (Production Approach), yaitu dengan menghitung semua nilai produksi barang dan jasa yang dapat dihasilkan dalam periode tertentu.

2. Pendekatan pendapatan (Income Approach), yaitu dengan menghitung nilai keseluruhan balas jasa yang dapat diterima oleh pemilik faktor produksi dalam suatu periode.

3. Pendekatan pengeluaran (Expenditure Approach), yaitu pandapatan yang diperoleh dengan menghitung pengeluaran konsumsi masyarakat.

Menurut Bangun S. dan Anidal H. dalam Sumardi dan Evers (1982 : 322) yang dimaksudkan dengan pendapatan keluarga adalah jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota rumah tangga yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perorangan dalam rumah tangga.

Biro Pusat Statistik memberikan pengertian tentang pendapatan rumah tangga secara terperinci sebagai berikut.

1) Pendapatan berupa uang, yaitu segala penghasilan berupa uang yang sifatnya regular dan yang diterima sebagai balas jasa atau kontra prestasi.

Sumber pendapatan berupa uang adalah :

a. Gaji dan upah serta lain-lain balas jasa yang serupa dari majikan b. Pendapatan bersih dari usaha sendiri dan pekerjaan bebas

(14)

d. Hasil investasi seperti bunga modal, tanah, uang pensiun, jaminan sosial dan keuntungan sosial.

2) Pendapatan berupa barang, yaitu segala penghasilan yang diperoleh dalam bentuk barang terhadap jasa yang telah diberikan akan tetapi bisa juga dalam bentuk barang yang diterima bukan sebagai balas jasa seperti warisan orang tua.

3) Lain-lain penerimaan uang dan barang adalah segala penerimaan yang bersifat transfer dedistributif dan biasanya membawa perubahan dalam keuangan rumah tangga, misalnya :

a. Penjualan barang-barang yang dipakai b. Pinjaman uang

c. Hasil dari undian d. Warisan

e. Penagihan piutang f. Kiriman uang g. Menang judi

Pendapatan keluarga merupakan faktor dominan yang sangat penting dalam melaksanakan perilaku sehat bagi anak dan bayi dalam suatu kerluarga, pendapatan keluarga yang cukup memungkinkan anggota keluarga atau ibu memeriksakan anak dan bayinya ke Puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya dan memungkinkan pula memberikan makanan dan pakaian yang sehat serta cara-cara hidup sehat lainnya.

(15)

2.5 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya yang melandasi penelitian ini, diantaranya :

1) Penelitian Admaja (2003) dengan judul skripsinya adalah “Hubungan Antara Faktor Sosial Ekonomi dan Fertilitas Dengan Kualitas Anak” (Studi terhadap status gizi anak balita, di kecamatan Seririt, Dati II, Buleleng). Permasalahan dalam penelitian tersebut adalah bagaimana hubungan antara faktor sosial ekonomi dan fertilitas terhadap kualitas anak. Dengan menggunakan teknik analisis uji statistik chi-kuadrat diperoleh hasil X2 tabel = 71,42 < X2 hitung = 85,13. Dimana faktor sosial (pendidikan ibu dan status ketenagakerjaan), faktor ekonomi (pendapatan keluarga) dan fertilitas (jumlah anak yang dilahirkan hidup) berpengaruh nyata dan positif terhadap kualitas anak di kecamatan Seririt, Dati II, Buleleng.

2) Penelitian yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2005) dengan judul ”Pengaruh Pendidikan Dan Jumlah Tanggungan Keluarga Terhadap Partisipasi Wanita Bekerja Dalam Sektor Informal Di Desa Mengwi Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pendidikan dan jumlah tanggungan keluarga terhadap partisipasi wanita bekerja dalam sektor informal di Desa Mengwi Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung secara simultan dan parsial. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis linier berganda dengan uji parsial (t) dan uji simultan (F). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel pendidikan dan

(16)

jumlah tanggungan keluarga berpengaruh secara nyata terhadap pertisipasi wanita bekerja dalam sektor informal di Desa Mengwi Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung. Secara parsial pendidikan dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh nyata dan positif terhadap partisipasi wanita bekerja dalam sektor informal di Desa Mengwi Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung.

3) Penelitian yang ketiga adalah penelitian yang dilakukan oleh Triastuti (2004) dengan judul Analisis Pengaruh Umur, Pendapatan, Jumlah Tanggungan Rumah Tangga dan Pendidikan Terhadap Alokasi Waktu Kerja Pekerja Wanita Sektor Informal di Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar. Hasil analisis data secara keseluruhan disimpulkan bahwa umur dan pendapatan berpengaruh signifikan secara parsial terhadap alokasi waktu kerja pekerja wanita sektor informal di Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar. Dilain pihak jumlah tanggungan rumah tangga dan pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap alokasi waktu kerja pekerja wanita sektor informal di Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar. Secara serempak umur, pendidikan, jumlah tanggungan rumah tangga dan pendidikan berpengaruh signifikan terhadap alokasi waktu pekerja wanita sektor informal di Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar adalah sebesar 33 persen.

2.6 Rumusan Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan pada kajian pustaka dan penelitian sebelumya, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut .

(17)

1) Tingkat pendidikan ibu dan pendapatan keluarga berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kesehatan balita di Kabupaten Badung.

2) Tingkat pendidikan ibu dan pendapatan keluarga berpengaruh signifikan secara parsial terhadap tingkat kesehatan balita di Kabupaten Badung.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini yaitu; (1) menghasilkan komik yang memiliki karakteristik berbasis desain grafis, dan berisi materi Besaran dan Satuan SMP kelas VII SMP, dan

Kompensasi seringkali juga disebut penghargaan dan dapat didefinisikan sebagai bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi

Jakarta, 14 Januari 2016 – Citi Indonesia melalui payung kegiatan kemasyarakatannya, Citi Peka (Peduli dan Berkarya), bersama dengan mitra pelaksana program UKM Center Fakultas

Segala hal yang telah diupayakan semoga bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi pembaca.Tesis ini berjudul “Analisa Pengaruh Disiplin Kerja Dan Kemampuan Kerja Terhadap

Menurut Anonimous (2014), optimasi lahan pertanian merupakan usaha meningkatkan pemanfaatan sumber daya lahan pertanian menjadi lahan usahatani tanaman pangan, hortikultura,

Kepemimpinan kyai memiliki pengaruh yang kuat dalam pembentukan pribadi muslim, pembinaan keteladanan dan jiwa kepemimpinan sebab pondok pesantren berusaha membina dan

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 menjelaskan bahwa Badan Usaha Nasional yang menyelenggarakan Usaha Jasa Konstruksi wajib memiliki Izin Usaha yang dikeluarkan oleh