METODE PELAKSANAAN
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN EMBUNG KABUPATEN BUTON UTARA PEMBANGUNAN EMBUNG KABUPATEN BUTON UTARA
DESA WAODE ANGKALO DESA WAODE ANGKALO
KEC. BONEGUNU KEC. BONEGUNU
KABUPATEN BUTON UTARA KABUPATEN BUTON UTARA
Tahun Anggran 2017 Tahun Anggran 2017 I. PEKERJAAN PENDAHULUAN I. PEKERJAAN PENDAHULUAN 1.1 Umum 1.1 Umum Dalam pelaksanaa
Dalam pelaksanaan proyek embung desa n proyek embung desa gunung sari kab. gunung sari kab. Buton utara dibutuhkanButon utara dibutuhkan metode pelaksanaan yang berfungsi mengontrol j
metode pelaksanaan yang berfungsi mengontrol j alannya pekerjaan pembangunaalannya pekerjaan pembangunann embung, dimana dengan metode yang diusulkan diharapkan dapat memaksimalkan embung, dimana dengan metode yang diusulkan diharapkan dapat memaksimalkan waktu dan biaya dengan
waktu dan biaya dengan kualitas yang direncanakan.kualitas yang direncanakan. 1.2
1.2Pekerjaan PersiapanPekerjaan Persiapan
a. Mobilisasi a. Mobilisasi
Melakukan Sosialisasi Kepada Penduduk Sekitar Agar
Melakukan Sosialisasi Kepada Penduduk Sekitar Agar Pengiriman Material DanPengiriman Material Dan Alat Berat Seperti
Alat Berat Seperti ExcavaExcavator, Bulldozer, Vibrator tor, Bulldozer, Vibrator Roller, Dump Truck DanRoller, Dump Truck Dan Water Tanker Yang Melewati Pusat Keramaian Penduduk Sekitar Dapat Water Tanker Yang Melewati Pusat Keramaian Penduduk Sekitar Dapat Berjalan Lancar Dan Untuk Mempermudah Jalannya Proyek.
Berjalan Lancar Dan Untuk Mempermudah Jalannya Proyek. b.
b. Survey Pengukuran dan PenggambaranSurvey Pengukuran dan Penggambaran
Dalam memulai, mengevaluasi dan mengerjakan pekerjaan baik untuk saluran, Dalam memulai, mengevaluasi dan mengerjakan pekerjaan baik untuk saluran, bangunan air dan pekerjaa
bangunan air dan pekerjaan lainnya harus berdasan lainnya harus berdasarkan data ketinggian dan posisirkan data ketinggian dan posisi yang pasti sesuai dengan kondisi lapangan. Untuk ini Penyedia Jasa harus yang pasti sesuai dengan kondisi lapangan. Untuk ini Penyedia Jasa harus melaksanakan serangkaian kegiatan survey dan pengukuran berikut melaksanakan serangkaian kegiatan survey dan pengukuran berikut penggamba
penggambarannya rannya untuk untuk mendapat mendapat persetujuan persetujuan dari dari pihak pihak Direksi Direksi sebelumsebelum melaksanaakan semua kegiatannya.
melaksanaakan semua kegiatannya. c.
c. Pembersihan SemakPembersihan Semak
Sebelum Pekerjaan Mulai Dilaksanakan, Daerah Kerja Harus Dibersihkan Dari Sebelum Pekerjaan Mulai Dilaksanakan, Daerah Kerja Harus Dibersihkan Dari Pepohonan, Semak Belukar, Sisa Bangunan, Sampah Dan Akar-Akar Pohon Pepohonan, Semak Belukar, Sisa Bangunan, Sampah Dan Akar-Akar Pohon Harus Dibuang Dari Lokasi Pekerjaan. Dibuang menggunakan dump truck ke Harus Dibuang Dari Lokasi Pekerjaan. Dibuang menggunakan dump truck ke lokasi pebuangan yang ditentukan oleh
lokasi pebuangan yang ditentukan oleh doreksi pekerjaan.doreksi pekerjaan. d.
d. Mengukur Tempat Pembuangan Dari Tempat GalianMengukur Tempat Pembuangan Dari Tempat Galian e.
e. Membangun Fasilitas Sementara Seperti Rumah Jaga Dan GudangMembangun Fasilitas Sementara Seperti Rumah Jaga Dan Gudang f.
f. Membuat Jalan Masuk Ke Lokasi Proyek Untuk Transportasi Alat Berat DariMembuat Jalan Masuk Ke Lokasi Proyek Untuk Transportasi Alat Berat Dari Borrow Area, Stock Pile Dan Penimbunan serta papan nama proyek pada area Borrow Area, Stock Pile Dan Penimbunan serta papan nama proyek pada area
pembangunan.Pemadatan dilaksanakan dengan peraltan yang sesuai dan mendapatkan persetujuan direksi
2. PEKERJAAN TANAH 1. Galian Tanah Biasa
Ketentuan :
pelaksanaan kegiatan pekerjaan dengan menggunakan excavator maupun lata
berat lainnya yang sesuai untuk penggalian / pengerukan tanah / lumpur hingga mencapai elevansirencana maupun membentuk penampanga galian sesuai gambar dan arahan direksi pekerjaan.
Penggalian dilaksanaan dengan cara yang menjamin stabilitas kemiringan.
Material hasil galian yang basah ditmapung smentara ditempat yang telah
disiapkan untuk mengurangi kadar air sebelum digunkan kembali.
Setelah cutingan selsai dilanjutkan dengan pemadatan menggunakan perlatan
yang sesuai.
1. Timbunan Tanah Hasil Galian
Yang dimaksud dengan pekerjaan timbunan tanah hasil galian adalah pekerjaan menimbun dengan menggunakan bahan timbunan dari hasil galian pada bagian konstruksi saluran dengan tenaga manusia (Manual) kemudian dipadatkan dengan alat bantu.
Cara Pelaksanaan
a. Material timbunan diambil dari hasil galian yang telah disetujui oleh pihak direksi.
b. Tanah hasil galian dihampar dan dipadatkan dengan menggunakan alat bantu b. Ukuran serta ketinggian disesuaikan dengan gambar kerja dan disetujui oleh pihak direksi
2. Stripping Atau Kupasan
Pekerjaan striping atau kupasan meliputi pekrjaan pembersihan area project dari tanaman tanaman dan juga pekerjaan pembersihan alaterial yang tidak berguna dengan menggunakan perlatan kemuadian ditumpuk yang selnjutnya akan dibakar dan tentunya dengan pengawasan ketat. Pekerjaan stripping dilaksanakan ditempat yang mana nantinya dari galian tanah tersebut akan dipakai kembali sebagai material timbunan hasil galian. Termasuk peningguan lainnya termasuk tanggul.
Alur pelaksanaan pengupasan
---Pembersihan---pembuangan ---selesai---pemotongan semak---pengupasanan
lahan---3. STRUKTUR
1. Pekerjaan Pasangan Batu Kosong
Setelah tahap persiapan selesai, maka tahap berikutnya yang dilaksanakan dilapangan adalah tahap pekerjaan pengukuran dengan mengikuti proses sebagai berikut:
* Sebelum pekerjaan pemasangan pasangan batu kali dimulai, terlebih dahulu dilakukan pengukuran dengan menggunakan theodolith untuk mendapatkan level pasangan batu kali.
* Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
Apabilan proses persiapan dan pebgukuran telah dilaksanakan, maka tahap selanjutnya adalah Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali, dengan mengikuti langkah pekerjaan sebagai berikut :
a. Gali tanah untuk lubang pasanagan batu kali.
b. Pastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar dan kedalaman sudah sesuai rencana.
c. Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu kali. d. Buat adukan untuk pasangan pondasi batu kali.
e. Hamparkan pasir urug dan ratakan.
f. Basahi batu kali dengan air telebih dahulu sebelum dipasang. g. Pasang batu aanstamping terllebih dahulu.
h. Pasang batu kali di atas pasangan batu aanstamping dengan menggunakan adukan yang merata mengisi rongga-rongga antar batu kali.
i. Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali tidak mudah retak/patah dan berongga besar.
j. Cek elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah sesuai rencana.
2. Pasangan Batu 1 : 4
a. Pasang Batu Belah 1P : 4Ps
Batu yang digunakan berkualitas terbaik dan merupakan bahan setempat, padat, bersih, tanpa retak-retak dan kekurangan-kekurangan lain yang mempengaruhi kualitas. Semua pasangan batu belah dilaksanakan dengan adukan 1pc ; 4 pasir.
Pada saat pelaksanaan pasangan batu belah harus dilakukan pengukuran di lapangan dan dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan ketinggian seperti tercantum pada gambar kerja
Dalam pekerjaan Pas. batu belah harus diperhatikan hal-hal seperti di bawah ini ;
1. Batu kali jangan blondos, tetapi harus pecah, sehingga lebih stabil. karena permukaan sentuh antar batu kali menjadi luas, dan lekatan antara spesi dengan permukaan batu pecah semakin kuat
2. Batu belah harus bebas dari kotoran tanah, dan jangan batu yang polos atau secara visual kelihatan berongga
3.Pemasangan profil batu kali harus sesuai dengan ukuran dimensi dan harus stabil.
4. lokasi pembuatan adukan perlu diatur sedemikian rupa agar dapat menjamin kelancaran pekerjaan. Memudahkan bagi pengawas dan menjamin tercapainya mutu adukan yang baik dan terlindung.
5. Pengadukan dilakukan sedekat mungkin dengan lokasi konsrtruksi yang akan dibangun. Pasir dan semen disiapkan terpisah ditempat kering !lebih tinggi dari tanah sekitarnya ".
6. letak pengaduk dipasang ditempat datar dilokasi yang memudahkan bagi petugas pengaduk dan pengangkutan adukan ke lokasi bangunan.
8. Drum air ditempatkan didekat kotak pengaduk kotak – kotak takaran disiapkan secukupnya dilokasi timbunan pasir dan semen. Gerobak pengangkutan adukan dan ember disiapkan dekat kotak adukan kearah konstruksi yang akan dibangun
b. Pelaksanaan Pemasangan Batu belah 1 : 4
1. Lakukan dan periksa persiapan yang meliputi penyediaan batu, pasir dan air dilokasi kerja, kelengkapan peralatan dan alat bantu seperti kotak penampung adukan, penampung air, plastik pelindung hujan, tukang batu dan buruh pembantu, tenaga dan sarana pengangkutan adukan.
2. Ratakan lantai dasar bangunan, pasang profil sesuai gambar design
bangunan. Dalam kotak dan hamparkan serta ratakan pasir setebal 1 - 96 cm sebagai lantai kerja.
3. Periksa dimensi dan elevasi profil dengan alat ukur !oleh juru ukur" dan minta persetujuan Direksi bila telah selesai gambar kontrak.
4. Sebelum dipasang, batu harus dibersihkan dari lumpur atau tanah yang melekat serta basahi dengan air agar ikatan dengan adukan menjadi kuat. 5. Pemasangan lapis batu pertama, diawali dengan menghamparkan adukan
setebal 2 - 1 cm, kemudian menyusun batu diatas hamparan dengan jarak 0– 2 cm !tidak bersinggungan" pukul atau ketok-ketok batu tersebut agar terikat kuat dengan adukan.
6. Isi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai penuhmampat dengan menggunakan sendok adukan.
7. Bila memerlukan suling-suling resapan sesuai design kontrak !pada dinding penahan, sayap bendung dan sebagainya". suling dari pipa paralon yang dibungkus ijuk diujung pipa bagian dalam dipasang bersamaan denganpasangan batu.
8. Letak suling resapan merupakan barisan dalam arah horizontal dengan jarak tertentu sesuai gambar kontrak. aris pipa suling berikutnya diatasnya dipasang berselang-seling arah vertikal.
9.Apabila hujan atau setelah selesai, pasangan diitutup plastik agar pasangan yang masih baru tersebut tidak rusak karena air hujan.
Setelah pondasi siapa dan telah diinspeksi bersama, maka segera dilaksanakan pekerjaan pasangan batu yang akan dilaksanakan secara manual dibantu oleh concrete mixer untuk membuat adukan. Alaterial batu dan pasir akan didatangkan dari lokasi terdekat dari lokasi pekerjaan sehingga melibatkan banyak armada untuk menjamin ketersediaan alaterial di lapangan/lokasi pekerjaan. Tiap tahap pekerjaan/mencapai ketinggian 1 – 1,5 m maka segera dilaksanakan pekerjaan timbunan tanah kembali untuk kemudahan pekerjaan ke elevasi yang lebih atas. Bilamana diperlukan maka pekerjaan dewatering tetap dilaksanakan sehingga pekerjaan pasangan dan siaran tetap terjaga kering sampai elevasi yang aman dari genangan air. Urutan pekerjaannya adalah sebagai berikut :
a) Siapkan peralatan, personil serta bahan/ alatrial yang diperlukanan
b) Siapkan/ pasang profil sesuai dengan ukuran dimensi yang akan dipasang batu belah kemudian di buat kisdam untuk pengeringan.
2” untuk pengeringan pondasi revetment .
d) Setelah lokasi bidang kerja siap, siapkan alatrial batu belah/kali, pasir pasang dan semen portlandserta alat kerja yaitu concrete mixer
e) Masukan cement 1 bagian ditambah pasir 4 bagian serta air secukupnya sebagai bahan pengikat.
f) Berikan adukan/ adonan pada dasar pondasi, kemudian pasang batu belah sesuai dimensi ukuran dan berikan lagi adukan/ adonan diatas batu belah/kali tersebut, kemudian berikan lagi adukan dan seterusnya secara berulang, hingga pasangan batu belah ad, 1: 4 mencapai ukuran sesuai gambar pelaksanaan.
* Alaterial yang diperlukan a. Semen Portland b. Pasir Pasang
c. Batu Kali d. Air
3. Pekerjaan Plesteran 1Pc : 2Ps
Plesteran dipasang setelah pasangan batu selesai dikerjakan dan dapat berbarengan dengan pekerjaan siaran. a. Siapkan peralatan, personil serta bahan/ alatrial yang diperlukan
b. Siapkan/ pasang profil sesuai dengan tebal ukuran plesteran yang dipersyaratkan. c. Setelah lokasi bidang kerja siap, siapkan pasir pasang dan sement type 1 serta bak
aduk campuran sement dan pasir.
d. Pembuatan adukan/mortar dilakukan dengan menggunakan alat concrete mixer. e. Masukan sement 1 bagian ditambah pasir 3 bagian serta air secukupnya sebagai
bahan pengikat .
f. Berikan adukan/ adonan pada bidang yang akan diplester yaitu pada bidang sisi kiri, kanan serta bagian sisi atas pasangan batu serta pada tebal pasangan batunya selebar tertentu sesuai gambar pelaksanaan dan petunjuk direksi. Dan juga plesteran dapat dilakukan pada pasangan batu lainnya yang diperlukan serta
mendapat persetujuan direksi/ pengawas.
g. Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram air. Untuk memperoleh hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian semen, permukaan acian sebelum mengering digosok dengan menggunakan kertas gosok.
4. Acian
a. Syarat sebelum finishing acian adalah pekerjaan plesteran harus memenuhi standar terlebih dahulu.
b. Basahi plesteran yang sudah kering menggunakan air sampai benar-benar jenuh. Maksud dari pembasahan ini adalah agar plesteran yang kering tidak menyerap banyak air pada saat acian basah ditempel. Apabila plesteran menyerap air yang berlebih maka acian menjadi tidak menempel sempurna yang akan menyebabkan
retak-retak.
c. adukan menggunakan semen mortar dengan perbandingan sesuai dengan merk semennya.
d. Tempelkan adukan basah ke dinding, kemudian ratakan dengan jidar agar permukaan lebih rata.
e. Gosok dan ratakan sampai permukaan benar-benar rata. Setelah kering bisa dicek dengan menggunakan jidar apakah hasilnya sdah rata. Pengecekan bisa dilakukan
menggunakan sinar. Karena permukaan yang bergelombang akan kelihatan apabila diberi cahaya,
5. Lapisan Kedap Air (Terpal)
Plastik yang digunakan untuk pelapisan dinding maupun dasar embung dapat digunakan dari jenis terpal pada umumnya dengan ketebalan 0, 15 mm • Untuk pelapisan didasar embung , plastic ditimbun tanah setebal kurang lebih 25 cm •
Adapun cara-cara pemasangan terpal plastik adalah :
a. Jangan lupa bersihkan terlebih dahulu terpal yang baru dibeli secara berulang-ulang agar zat kimianya hilang tapi tanpa menggunakan sabun sama sekali. b. Pada saat memasang terpal tentu ada kelebihan di bagian sudutnya, caranya
cukup dengan dilipat keluar mengikuti bentuk rangka, ingat jangan dilipat kedalam karna akan menjadi tempat tumbuhnya bakteri.
Ikat setiap sisi kolam terpal dengan menggunakan tali nilon yang lebih kuat agar tidak melorot. Cara mengikatnya sebaiknya diikat mati saja untuk menghindari ikatan kolam terlepas.
6. Pekerjaan Pintu Air
a. Pintu air/outlet
1. Pekerjaan pintu valve dikerjakan setelah pemasangan pipa HDPE 0,2 m
selesai dikerjakan
2. Agar pipa HDPE tidak rusak karena ditimbun, pipa diberi lapisan beton buis K225
b. pintu air berupa corong dari pipa PVC 4” yang dipasang pada sisi dinding box sebagai outletnya. Diharapkan dengan box bagi ini petani dapat membawa air ke petak-petak sawah dengan cara membuat saluran cacingan. Tahapan Pengerjaannya
adalah:
a. Pembersihan Lokasi Box bagi Sebelum dilaksanakan pekerjaan Box Bagi tentukan dan sepakati dgn masyarakat terlebih dahulu mengenai posisi box, dlm penempatan posisi box harus diperhatikan elevasi tanah dan pintu air terhadap areal yang mau dialiri. Setelah posisi bax ditentukan pembersihan lahan baru bisa dimulai, sebelum dilaksanakan tahap berikutnya jaringan pipa irigasi harus sudah mencapai titik penempatan box karena dari jaringan pipa irigasi ini selajutnya akan dihubungkan dgn
alfava valve yang ada di box bagi ini.
b. Mambuat Cetakan Bax bagi Cetakan box bagi sebenarya hanya mempermudah dan mempercepat pengerjaan box, cetakan dibuat sesuai bentuk dan ukuran box bagi dan diatur sedemikian rupa sehingga
memudahkan dalam pengerjaan. Cetakan box bagi bisa terbuat dari papan triplek tebal 5cm atau lebih permanen bisa menggunakan plat besi.
c. Pasangan Batu kali sebagai dinding box Setelah cetakan selesai dibuat, kita bentuk box persegi empat sesuai cetakan tersebut dengan campuran pasangan batu kali 1:3, pencabutan cetakan dilakukan apabila pasangan
batu kali 1:3 telah kering. D. Pembentukan sayap atau pintu air box Tahap berikutnya adalah pembentukan sayap atau pintu air box, fungsi dari sayap box bagi adalah membagi aliran sampai ke areal yang kita tentukan, sayap atau pintu air ini dibentuk dari pasangan batu kali 1:3 ukuran dan bentuknya disesuaikan dengan spesifikasi dan gambar kontrak. Pengerjaan plesteran box bisa dilaksanakan bersamaan dengan pengerjaan sayap ini. f. Pemasangan alfafa valve Fungsi alva valve adalah membuka/ menutup
aliran air, alfafa valve diapsang setelah box bagi selesai. Alfafa dipasang pada posisi yang telah dipersiapkan sebelumnya. Tahap terakhir adalah
membuat lantai box bagi dengan pasangan beton tak bertulang
Yang dimaksud dengan pengadaan pintu adalah pengadaan pintu baru termasuk pemasangannya dan pengecatan baru dimana sebelum pengacatan pokok harus dicat dasar (meni) terlebih dahulu adapun cat yang diapakai adalah cat besi, untuk merek dan warna cat sesuai dengan petunjuk direksi lapangan. Pintu harus dibuat dengan kontrsuksi sempurna. Daun pintu untuk bagian (sisi) hulu harus dipotong tepat ukuran. Palang sisi dan horizontal harus di lem kuat pada permukaan plat sedemikian hingga pada waktu selesai mengelas jarak antara plat dan batang tidak lebih dari 1 mm. Bagian batang/palang yang dilas pada daun pintu, las harus menerus didua sisi, sedemikian hingga tidak ada air yang bocor diantara bagian-bagian tersebut. Pintu harus diserahkan komplit dengan segala kelengkapannya, plat dinding, rangka, ambang, tangkai ulir gear dan alaterial lain yang dibutuhkan. Semua bagian dari pada pintu harus cocok dengan gambar kontrak/standar. Setelah pemasangan rangka, semua harus ditambat kuat pada bangunan dengan baut berjangkar dari semua rongga yang ada antara rangka dan bangunan harus diisi mortar dengan spesi 1 PC : 3 Psr. Semua pembuatan konstruksi pintu harus sesuai dengan rencana sedemikian sehingga pintu bebas dari puntiran, bengkok dan deformasi lain. Pengadaan pintu termasuk pelumasan pada bagian-bagian pintu yang harus diberi pelumasan, agar operasional pintu sesuai dengan fungsinya.
4. KESELAMATAN DAN KEAMANAN
Semua keamanan dan pemeriksaan kesehatan yang perlu selama pelaksanaan pekerjaan, antara lain pengaturan kesehatan, kebersihan lapangan, keamanan dan pencegahan kebakaran, rambu- rambu akan dibuat dan dipelihara oleh kami. Dan kami bertanggung jawab terhadap semua keamanan dan pemeriksaan kesehatan dan menyerahkan pengaturan dan organisasi untuk mendapatkan persetujuanPengawas pekerjaan. Penjelasan dan sosialiasi KESELAALATAN dan KESEHATAN KERJA (K3) akan dimulai sebelum pelaksanaan mobilisasi diantaranya identifikasi bahaya di seputar area kerja dan penanganan keadaan darurat termasuk disisi alur pelaporan dan penanganan.
5. PEMELIHARAAN Masa pemeliharaan
a. Masa pemeliharaan untuk setelah pekerjaan selesai 100 % (seratus persen), dan
Penyedia Jasa mengajukan permintaan secara tertulis kepada Pengguna Anggaran untuk penyerahan pertama pekerjaan yang akan diperiksa oleh Tim Panitia Penerima Pekerjaan. Apabila dilapangan terdapat kekurangan dan / cacat hasil pekerjaan, Penyedia Jasa wajib menyelesaikan/memperbaiki pekerjaan tersebut sesuai dengan ketentuan kontrak, maka dibuat berita acara penyerahan pertama pekerjaan dan Penyedia Jasa harus menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5
% (lima persen) dari Nilai Kontrak.
b. Penyedia Jasa wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan yaitu 180 (seratus delapan puluh) hari kalender sehingga kondisi tetap berada seperti pada saat Penyerahan Pertama Pekerjaan. Sudah selesai pada saat prosentase phisik pekerjaan 100 % (seratus persen) dan dilakukan serah terima pekerjaan selesai.
c. Apabila Penyedia Jasa tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan pekerjaan sesuai kontrak, maka Pengguna Anggaran berhak mencairkan Jaminan Pemeliharaan untuk membiayai pemeliharaan pekerjaan dan mencairkan Jaminan Pelaksanaan dan disetor ke Kas Negara, Penyedia Jasa dikenakan sanksi masuk Daftar Hitam selama 2 (dua) tahun.
d. Setelah penyerahan akhir pekerjaan atau penyerahan kedua pekerjaan Pengguna Anggaran wajib mengembalikan Jaminan Pemeliharaan dan Jaminan Pelaksanaan.
6. PELAPORAN DAN DOKUMENTASI 1. Laporan
Untuk mendukung kelengkapan data administrasi teknik, maka penyedia jasa harusmenyediakan lporan harian, mingguan dan bulanan.
Cara Pelaksanaan
a. Laporan dibuat setiap hari dengan mencatat pekerjaan yang dilaksanakan dalam hariberjalan terhitung pada saat adanya SPMK.
b. Laporan harian berisi tentang jenis pekerjaan, volume pekerjaan yang
dicapai setiap hari lengkap dengan perhitungan dan gambar typicalnya, cuaca, jumlah tenaga, alat yang digunakan serta jumlah dan jenis bahan yang
digunakan.
c. Laporan mingguan berisi tentang rekapan laporan harian 1 (satu) mingguan, selain itu juga berisi volume pekerjaan minggu lalu.
d. Laporan bulanan berisi tentang rekapan laporan harian dan laporan mingguan, selain tu juga berisi volume pekerjaan bulan lalu.
2. Dokumentasi
Untuk mendukung kelengkapan data administrasi teknik dan sebagai bukti yang meyakinkan di kemudian hari, maka penyedia jasa harus menyediakan foto dokumentasipelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan camera digital.
Cara Pelaksanaan
a. Foto dokumentasi dilakukan pada saat pelaksanaan pekerjaan masih pada posisi 0%, mencapai bobot 50% dan 100% untuk satu titik atau lokasi pengambilan foto yang sama.
- Foto 0% diambil pada saat pekerjaan belum dimulai untuk mengetahui kondisi sebenarnya dari lokasi yang akan dikeerjakan oleh penyedia jasa.
- Foto 50% diambil pada saat pekerjaan sedang berlangsung untuk melihat kondisi lapangan pada kondisi 50%.
- Foto 100% diambil pada saat pekerjaan sudah terlaksana secara tuntas untuk melihat kondisi akhir pekerjaan.
b. Sebelum pengambilan foto-foto, maka dibuat rencana/denah yang menunjukkan lokasi, posisi dari kamera dan arah bidikan yang kemudian diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
c. Foto dokumentasi tersebut di atas dicetak dengan ukuran 3R yang ditempel pada album foto dan diberi catatan sebagai berikut :
1. Nama Kontrak 2. Nama Bangunan
3. Tahap/Progress Pekerjaan 0%, 50% atau 100%
e. Penyedia Jasa menyerahkan foto dokumentasi tersebut sebanyak 3 (tiga) rangkap bersama 1 (satu) negatifnya kepada direksi.
f. Pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi pengambilan harus dari arah yang sama yang sudah ditentukan sebelumnya.
SISTEM KOORDINASI DAN PENUGASAN PERSONIL DILAPANGAN PADA KONTRAKTOR
Struktur /Organisasi Personil Pelaksana di Lapangan tersebut nantinya secara jelas dapat menggambarkan hal-hal yang mengandung koordinasi antar personil, sebagai berikut
1. Penanggung Jawab Tehnik ( Manager Project)
Sebagai Penanggung jawab terhadap jalannya kegiatan pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik pembangunan yang berhubungan dengan kesesuaian pelaksanaan dengan ketentuan yang tercantum didalam Surat Perjanjian Kontrak Pelaksanaan baik Gambar pelaksanaan Penawaran harga dan ketentuan lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini" dari mulai awal kegiatan sampai dengan selesainya pekerjaan Serah Terima 1 dan II". Termasuk pula ketepatan waktu pelaksanaan yang berkaitan dengan masalah kapan jenis pekerjaan akan dimulai, pengadaan bahan material, pengadaan pekerja, Mandor, Kep.Tukang, Tukang, dan Tenaga di lapangan" dan Peralatan kerja, sesuai dengan Jadwal waktu pelaksanaan (Time Schedule)
- Koordinasi kerja yang dilakukan adalah meliputi ;
1. Keluar, melakukan koordinasi dengan semua pihak sesuai dengan kebenaran jalannya pelaksanaan pekerjaan, dengan ketentuan. Termasuk pula ketepatan waktu pelaksanaan yang berkaitan dengan masalah kapan jenis pekerjaan akan dimulai, pengadaan bahan material, pengadaan pekerja Mandor.
2. Kedalam, adalah bertanggung jawab atas jalannya semua kegiatan pekerjaan mulai dari ketepatan waktu, kebenaran pelaksanaan pekerjaan, pengadaan material, pengadaan pekerja, dan peralatan kerja. Melakukan koordinasi sekaligus memberikan arahan kepada Pelaksana Lapangan, Logistik dan Administrasi Proyek serta bertanggung jawab atas semua hasil pekerjaan fisik yang dilakukan Pelaksana Lapangan sesuai dengan ketentuan.
2. Pelaksana Lapangan
- koordinasi kerja yang dilakukan adalah meliputi
keluar, adalah membantu koordinator Pelaksana melakukan koordinasi dengan semua pihak sesuai kebenaran jalannya pelaksanaan pekerjaan, dengan ketentuan. termasuk pula ketepatan waktu pelaksanaan yang berkaitan dengan masalah kapan jenis pekerjaan akan dimulai, pengadaanbahan material, pengadaan pekerja Mandor, kep.'tukang, tukang, dan tenaga di lapangan dan Peralatan kerja, sesuai dengan jadwal waktu time schedule.
- kedalam, adalah bertanggung jawab atas jalannya semua kegiatan pekerjaan mulai dari ketepatan waktu, kebenaran pelaksanaan pekerjaan, pengadaan material, pengadaan pekerja, dan peralatan kerja kepada koordinator Pelaksana. Melakukan koordinasi sekaligus memberikan arahan dan tanggung jawab atas hasil pekerjaan yang dilakukan Para Pekerja Mandor, kep. tukang, tukang dan tenaga.
3. Logistic
sebagai Penanggung jawab terhadap semua Pengadaan material bahan dan Peralatan yang diperlukan di lapangan, baik yang menyangkut jenis, jumlah, kualitas dan
ketepatan waktu pendatangannya.
koordinasi kerja yang dilakukan adalah meliputi ;
- Keluar, adalah melakukan koordinasi dengan semua pihak suplyer, dll." Yang berkaitan dengan material bahan maupun peralatan.
- Kedalam, adalah bertanggung jawab atas jalannya semua kegiatan pengadaan materialbahan mulai dari ketepatan waktu, jenis, jumlah dan kualitasnya kepada koordinator Pelaksana yang dibantu para Pelaksana lapangan. juga sekaligus selalu melakukan koordinasi dengan koordinator Pelaksana dan Pelaksana lapangan yang berhubungan dengan rencana pengadaan bahanmaterial dan Peralatan.
4. Administrasi Proyek / Lapangan
- Sebagai Penanggung jawab terhadap semua jalannya administrasi proyek mulai dari surat menyurat sampai dengan Pelaporan Progress )isik Proyek kepada koordinator Pelaksana dan Pelaksana lapangan.
- Administrasi Proyek secara kerja harus selalu melakukan koordinasi dengan coordinator Pelaksana dan Pelaksana lapangan, agar administrasi proyek tercapai hasil yang benar dan tepat waktu
SISTEM PENUGASAN ANTAR PERSONIL DILAPANGAN
Penugasan antar personil di lapangan yang meliputi Penanggung jawab teknik, Pelaksana Lapangan, logistik dan administrasi Proyek lapangan, adalah sebagai berikut;
1. Penanggung Jawab Teknik
- Mengelola dan mengatur kegiatan pelaksanaan
- Mengendalikan, mengarahkan dan mengatur jalannya semua kegiatan
- Pekerjaan yang dilaksanakan agar pelaksanaan sesuai dengan ketentuan yang tercantum di dalam surat Perjanjian kontrak yaitu dapat tepat waktu, tepat mutu baik hasil pekerjaan maupun material dan tepat administrasi. - Memberikan pengarahan dan mengendalikan terhadap semua personil
dibawahnya yang ada di lapangan yaitu terhadap Pelaksana lapangan, logistik, dan administrasi Proyek lapangan.
- Menghadiri rapat koordinasi evaluasi pekerjaan dengan Pemberi tugas dan Unsur – unsur yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan pembangunan ini.
- Memimpin rapat-rapat intern struktur organisai personal pelaksana di lapangan yang dilakukan rutin setiap saat.
- Mengendalikan, mengontrol dan melakukan evaluasi jalannya pelaksanaan pekerjaan serta cros-chek terhadap time schedule dan di lapangan
2. Pelaksana Lapangan
- Melaksanakan dan mengatur Ultizet menentukan tapak rencana bangunan di lapangan bersama - sama Pengawas, Perencana, unsur teknis kegiatan dan
Pemberi tugas.
- Melaksanakan dan mengatur kegiatan di lapangan, sesuai dengan bidangnya dalam hal ini agar bisa terpenuhi rencaca mutu, waktu dan biaya sesuai dengan waktu rencana. ada beberapa aspek yang harus terpenuhi antara lain sbb.
a.stok material yang dibutuhkan di lapangan b.kebutuhan tenaga kerja di lapangan
c.Peralatan pendukung untuk memperlancar kegiatan di lapangan
- Mengatur, melaksanakan dan mengendalikan pelaksanaan di lapangan dengan para mandor dan tenaga kerja di lapangan melalu melaksanakan koordinasi dengan logistik terkait dengan kebutuhan material yang harus disiapkan.
- Melaporkan kepada koordinator Pelaksana mengenai semua kegiatan yang terjadi dan dilaksanakan di lapangan
3. Logistic
- Menyiapkan dan memonitor terhadap schedule pendatangan material.
- Mengontrol terhadap material yang datang di proyek, dalam hal ini harus sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan oleh koordinator Pelaksana lapangan.
- Menyiapkan semua kebutuhan material barang sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan Pelaksana dan koordinator Pelaksana.
- Melaporkan, termasuk mendata kendala – kendala material yang dibutuhkan untuk dilaporkan dan dikoordinasikan dengan koordinator
- Pelaksana di lapangan selalu berkoordinasi dengan Pelaksana dan koordinator
4. Administrasi Proyek
- Menyiapkan data pekerjaan di lapangan yang berkaitan dengan data administrasi.
- selalu berkoordinasi dengan tim yang ada di lapangan terutama dengan coordinator pelaksana, pelaksana dan logistik, dan kemudian untuk dilaporkan dan dikonsolidasikan dengan site manager koordinator pelaksana.
- selalu mengontrol kebutuhan dana di lapangan terutama untuk pengadaan material dan kebutuhan pembayaran tenaga kerja seti ap minggunya
DIBUAT OLEH
CV. CIPTA MANDIRI CONSTUCTION
SYAHRIAL MUIS DIREKTUR