• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tepid Water Sponge Bath

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tepid Water Sponge Bath"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

TEPID WATER SPONGE BATH

A. Pengertian

Mandi tepid water sponge adalah mandi menggunakan air dibawah suhu tubuh, yaitu diantara 80oF dab 95oF (26,6oC – 35oC) (Rosdahl & Kowalski, 2012).

B. Tujuan

Menurunkan temperatur/suhu tubuh C. Indikasi

Hipertermia (Hockenberry & Wilson, 2015) D. Kontraindikasi

 Arteriosklerosis, penyakit imunosupresi (Rosdahl & Kowalski, 2012)

 Appendisitis, luka dan injuri, cedera sendi, edema, penyakit jantung (Burton & Ludwig, 2015)

E. Peralatan

1. Baskom berisi air suam-suam kuku, sekitar 80o sampai 95o F (26,7o – 35oC)

2. Termometer bak mandi 3. Selimut

4. Linen-saver pad 5. Waslap

6. Termometer pasien

7. Botol air panas dan penutup 8. Kantong es (ice bag) dan penutup 9. Handuk

10. Gaun pasien bersih 11. Sarung tangan

12. Obat antipiretik sesuai instruksi (Eckman, 2013).

PENILAIAN TEPID WATER SPONGE BATH Nama : ...

NIM : ... Tanggal : ...

NO ASPEK YANG DINILAI NILAI

BOBOT YA TIDAK

A TAHAP PRAINTERAKSI

(2)

2 Menyiapkan alat

3 Mengkonfirmasi identitas pasien menggunakan setidaknya dua pengidentifikasi pasien sesuai dengan kebijakan. 4 Memeriksa catatan obat untuk administrasi terbaru dari

antipiretik karena obat jenis ini dapat mempengaruhi respon pasien untuk mandi.

5 Pastikan ruangan hangat dan bebas dari angin.

6 Siapkan botol air panas dan kantong es. Kemudian tempat termometer mandi di baskom, dan menuangkan air hingga mencapai suhu tinggi akhir rentang hangat (93°F) karena air akan dingin selama mandi. Merendam waslap dalam larutan hangat sampai jenuh.

B TAHAP ORIENTASI

1 Memberi salam, memperkenalkan diri 2 Mengidentifikasi pasien

3 Menjelaskan tujuan, prosedur dan waktu pada pasien/ keluarga

4 Menanyakan kesiapan klien / keluarga C TAHAP KERJA

1 Cuci tangan dan mengenakan sarung tangan, jika perlu.

2 Tempatkan linen-saver pad/ alas kain di bawah pasien untuk menangkap tumpahan dan selimut mandi di atasnya untuk privasi. Kemudian

melepas pakaian pasien.

3 Ukur suhu pasien, denyut nadi, dan pernapasan untuk dijadikan sebagai dasarnya (baseline). 4 Tempatkan botol air panas dengan pelindung di kaki pasien

untuk mengurangi sensasi kedinginan. Tempatkan kantong es tertutup di kepalanya untuk mencegah sakit kepala dan hidung tersumbat yang terjadi sebagai sisa dari tubuh mendingin. 5 Peras setiap lap sebelum ditempelkan ke pasien sehingga air

tidak menetes dan menyebabkan ketidaknyamanan.

6 Tempatkan lap basah pada pembuluh darah superfisial besar di aksila, selangkangan, dan area popliteal untuk mempercepat pendinginan. Ganti waslap agar tetap hangat.

(3)

selama sekitar 5 menit; kemudian spons dada dan perut selama 5 menit. Miringkan pasien, dan mandikan punggungnya dan bokong selama 5 sampai 10 menit. Menjaga pasien tetap tertutup kecuali pada bagian tubuh yang di sponging. 8 Mengelap setiap area, keringkan setelah

sponging tapi hindari menggosok dengan handuk karena menggosok dapat meningkatkan

metabolisme sel dan menghasilkan panas. 9 Tambahkan air hangat pada baskom yang diperlukan untuk

mempertahankan suhu air yang diinginkan.

10 Memeriksa suhu, denyut nadi pasien, dan pernapasan setiap 10 menit. Beritahu dokter jika suhu pasien tidak turun dalam waktu 30 menit.

11 Amati pasien mengalami menggigil, pucat, bintik-bintik, sianosis pada bibir atau kuku, dan perubahan tanda-terutama penting cepat, lemah, atau nadi tidak teratur, karena tanda-tanda tersebut dapat mengindikasikan keadaan darurat. Jika salah satu dari tanda-tanda ini terjadi, hentikan mandi, menutup tubuh pasien, dan memberitahu dokter.

12 Jika tidak ada efek samping terjadi, memandikan pasien selama minimal 30 menit atau sampai suhu pasien mencapai 1 ° sampai 2 ° F (0,6 ° sampai 1 ° C) di atas tingkat yang

diinginkan karena suhu badannya akan terus turun secara alami. Terus memantau suhu tubuhnya sampai stabil. 13 Setelah mandi, pastikan pasien kering dan nyaman.

Berpakaian menggunakan pakaian bersih dan menutupi tubuh. 14 Buang cairan dan bahan kotor. Jika tindakan akan diulang,

bersihkan dan simpan peralatan di ruang pasien. 15 Merapikan alat dan mencuci tangan

16 Merapikan klien

D TAHAP TERMINASI 1 Evaluasi:

Memeriksa suhu pasien, denyut nadi, dan pernapasan 30 menit setelah mandi untuk menentukan efektivitas terapi ini.

Evaluasi respon anak terhadap terapi, bandingkan dengan penemuan sebelum diberikan terapi

(4)

2 Beri reinforcement positif pada klien 3 Kontrak pertemuan selanjutnya

4 Dokumentasi :

a. Tanggal, waktu dan durasi tindakan b. Suhu air yang digunakan

c. Status suhu, nadi dan pernapasan sebelum, selama dan sesudah prosedur

d. Nama dan jumlah obat yang diberikan jika ada. e. Reaksi/respon pasien, komplikasi dan efek samping

terhadap perawatan Depok, ... .... Evaluator Nilai : ... ... ...

F. Hal-hal yang perlu diperhatikan

1. Jika diinstruksikan/ diresepkan, berikan antipiretik 15 sampai 20 menit sebelum mandi sponge untuk mencapai penurunan demam lebih cepat. Pertimbangkan meliputi tubuh pasien dengan handuk basah selama 15 menit untuk mempercepat pendinginan. Basahi kembali handuk yang diperlukan.

2. Mengambil suhu rektal, kecuali kontraindikasi, untuk akurasi. suhu aksila tidak dapat diandalkan karena kompres dingin diterapkan ke daerah-daerah ini sehingga menganggu hasil pembacaan. Jika memungkinkan, pengukuran suhu tubuh akan lebih cepat dilakukan dengan cara mengukur suhu timpani.

G. Komplikasi

Serangan kejang dan menggigil H. Diagnosa keperawatan

Hipertermia I. Referensi

(5)

Axelrod, P. (2000). External cooling in the management of fever. Clinical Infectious Disease. 31 (5): 224-229

Berman, A., Snyder, S., & Frandsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nurasing: Concept, Process, and Practice. (10th Ed). New Jersey: Pearson

Education

Bertille, N., Pons, G., Khoshnood, B., Charriere, E.F., & Chalumeau, M. (2015). Symptomatic management of fever in children: A national survey of healthcare professionals practice in France. PloS ONE. 10 (11): 1-10

Burton, M.A., & Ludwig, L.J. (2015). Fundamental of Nursing Care: Concept, Connections, & Skills. Philadelphia: F.A. Davis Company

Eckman, M. (Ed). (2013). Lippincott’s Nursing Procedures. (6th Ed). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins

Hockenberry, M.J. & Wilson, D. (2015). Wong’s Nursing Care of Infants and Children. (10th Ed). St. Louis: Mosby Elsevier

Rosdahl, C.B., & Kowalski, M.T. (2012). Textbook of Basic Nursing. (10th Ed). China: Lippincott Williams & Wilkins

Sharber, J. (1997). The efficacy of tepid sponge bathing to reduce fever in young children. The American Journal of Emergency Medicine. 15 (2): 188-192

PR:

Pertanyaan 1 : Bagaimana pembagian rentang demam berdasarkan derajat suhu? Jawab: Secara umum suhu tubuh manusia dapat dibagi menjadi 4 kelompok yaitu hypothermia, normal, pyrexia (demam) dan hyperpyrexia. Untuk mempermudah pemahaman dapat dilihat berdasarkan gambar berikut ini:

(6)

Gambar 1 Rentang untuk Menggambarkan Perubahan Suhu Tubuh (Sumber: Berman, Snyder, & Frandsen, 2016)

Pertanyaan 2: Bagaimana rasional dari urutan bagian tubuh yang di sponge? Jawab: Urutan pengelapan dimulai dari daerah wajah dan leher karena merupakan daerah yang dianggap terbersih sehingga didahulukan dan sebagai pengenalan untuk adaptasi sebelum dilakukan sponge yang ditempelkan di aksila, selangkangan dan popliteal sehingga anak tidak tekejut ketika diberikan sponge. Waslap yang ditempel di area aksila, selangkangan dan popliteal karena merupakan daerah yang dilewati aliran pembuluh darah yang lebih besar dibandingkan daerah superfisial lainnya. Kemudian dilanjutkan ke daerah belakang dan bokong karena menurut literatur daerah ini efektif menurunkan demam dengan waktu 10-15 menit (Rosdahl, & Kowalski, 2012). Beberapa literatur menyebutkan berbeda antara mendahulukan dada dan perut atau mengakhirkan daerah ini (Eckman, 2013; Hockenberry, & Wilson, 2015), bahkan ada yang menyebutkan daerah dada dan perut tidak perlu dilakukan sponge (Berman, Snyder, & Frandsen, 2016).

(Sharber, 1997) (Bertille, et al., 2015)

Meminimalkan pakaian, kulit terbuka agar terkena udara, menurunkan suhu ruangan, meningkatkan sirkulasi udara,

kompres dingin

WOC Tepid Water Sponge Bath

(Hockenberry & Wilson, 2015)

(Axelrod, 2000)

Definisi: mandi

menggunakan air dibawah suhu tubuh, yaitu diantara 80oF dan

95oF (26,6oC – 35oC) Tindakan pendinginan Tidak perlu antipiretik Prosedur: 1. Identifikasi pasien; 2. Cek pengobatan; 3. Cuci tangan; 4. Ukur TTV baseline; 5. Membuka pakaian; 6. Merendam anak ke

baskom air hangat (15-20 menit); 7. Tempelkan waslap ke aksila, selangkangan dan popliteal; 8. Ganti waslap yg dingin; 9. Pertahankan kehangatan air; 10. Lakukan sponging 20 menit; 11. Perhatikan TTV; 12. Perhatikan respon pasien; 13. Perhatikan efek samping; 14. Bereskan alat; 15. Pasang pakaian pasien; 16. Cuci tangan. 17.Dokumentasi. Komplikasi : kejang Diagnosa keperawatan: hipertermia

Peralatan: Baskom, air

suam-suam kuku, Termometer bak mandi Selimut; Linen-saver pad;

Waslap; Termometer pasien; Botol air panas dan penutup; Kantong es (ice bag) dan penutup; Handuk; Gaun pasien bersih; Sarung tangan Obat antipiretik

Kontraindikasi:

Arteriosklerosis, penyakit imunosupresi,

Appendisitis, luka dan injuri, cedera sendi, edema, penyakit jantung

Prinsip: Suhu air <

1o C dari suhu

tubuh anakhipertermiaIndikasi:

Tujuan: menurunkan

suhu tubuh Tepid water sponge bath

Perbedaan suhu dan aplikasinya (Berman, Snyder, Frandsen, 2016)

Set point normal Heatstroke,

keracunan aspirin, kejang, hipertiroidismeSuhu tubuh melebihi set point Tubuh tidak mampu mengeluarkan panasManajemen terapi

Kompres dingin, tepid sponge bath, ice collar,

refreezable ice pack, hypotermia blanket Termostat (hipotalamus)/ pusat

termoregulasi Pengaturan set point Intervensi lingkungan Farmakologi Manajemen Terapi Peningkatan produksi panas Peningkatan set point Dimediasi oleh prostaglandin Mengeluarkan

substansi pirigenikDemamInfeksi Hipertermi

Termoreseptor sentral (hipotalamus, SSP, organ

abdomen) Termoreseptor perifer

kulit

Suhu Inti Tubuh Suhu Kulit

Gambar

Gambar 1 Rentang untuk Menggambarkan Perubahan Suhu Tubuh (Sumber: Berman, Snyder, &amp; Frandsen, 2016)

Referensi

Dokumen terkait