• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaturan Kerja Jantung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaturan Kerja Jantung"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1 | P e n g a t u r a n K e r j a J a n t u n g

Pengaturan Kerja Jantung

Mahasiswa Fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510

No. Telp (021) 5694-2061 Fax: (021) 563-1731

___________________________________________________________________________

Abstract

Effect of cardiac work on blood pressure is very important. In the heart of this work of blood pressure can be controlled to prevent an increase in blood pressure. The occurrence of this can be caused by increased blood pressure in the arteries of the heart is pumping so much more powerful that drain the fluid in each second. Something like this should not be underestimated as it can cause death. Increased blood pressure may occur due to a disturbance in the regulatory system of the heart.

Key words: regulation of the heart, blood pressure.

Abstrak

Pengaruh kerja jantung terhadap tekanan darah sangat penting. Di dalam kerja jantung inilah tekanan darah dapat dikontrol agar tidak terjadi peningkatan tekanan darah. Terjadinya hal ini dapat disebabkan karena meningkatnya tekanan darah di dalam arteri sehingga jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya. Kejadian seperti ini tidak boleh diremehkan karena dapat menyebabkan kematian. Tekanan darah yang mengalami peningkatan dapat terjadi karena adanya gangguan pada sistem pengaturan kerja jantung.

Kata kunci:pengaturan kerja jantung, tekanan darah.

BAB I PENDAHULUAN

Pengaturan kerja jantung dapat berpengaruh terhadap tekanan darah. Mengapa demikian ? Dan apa itu sebenarnya tekanan darah ? Tekanan darah adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Darah mengalir melalui sistem peredaran darah tertutup karena ada perbedaan gradien tekanan antar

(2)

2 | P e n g a t u r a n K e r j a J a n t u n g

ventrikel kiri dan atrium kanan. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.

BAB II ISI PEMBAHASAN Struktur Makroskopis dan Mikroskopis Jantung

Jantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang terletak antara kedua paru-paru di bagian tengah rongga toraks. Dua pertiga jantung terletak disebelah kiri garis midsternal. Jantung dilindungi mediastinum. Jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya. Bentuknya seperti kerucut tumpul. Ujung atas yang lebar (dasar) mengarah ke bahu kanan, ujung bawah yang mengerucut (apeks) mengarah ke panggul kiri.

Seluruh bagian jantung berada pada rongga perikardium, suatu kantung fibrosa dengan membran lembab yang memungkinkan jantung bergerak dengan bebas selama setiap kontraksi. Jantung memiliki empat ruang, dua atrium yang menerima darah dari vena dan dua ventrikel yang memompa darah ke arteri. Pengaturan atrium dan ventrikel adalah hal yang rumit.

Ruangan jantung dibagi menjadi dua yaitu internal dan eksternal. Di pembagian internal terdapat atrium dan ventriculus dan septum interventriculare dan septum interatriale. Sedangkan penanda eksternalnya adalah sulcus coronarius, sulcus interventricularis anterior

dan sulcus interventricularis posterior.1

Atrium dextra terletak di ventrosuperior yang terdiri dari atrium propria dan auricula dextra. Dan ventriculus dexter mempunyai isi yaitu ostium atrioventriculare dextrum, trabeculae carnea, mm. Papillares dan ostium trunci pulmonalis. Sedangkan di atrium sinister terletak di dorsosuperior yang terdiri dari atrium proprium dan auricula. Ventriculus sinister mempunyai bagian-bagian yaitu ostium atrioventricularis sinistra, chorda tendineae, trabecula

(3)

3 | P e n g a t u r a n K e r j a J a n t u n g

Pendarahan jantung oleh arteri coronaria dextra dan arteri coronaria sinistra. Perdarahan jantung ini dipercabangkan dari aorta ascendens yang terletak pada sulcus coronarius. Aliran darah ke jantung yang bermuara ke sinus coronarius adalah vena cordis magna, vena cordis parva, vena cordis media, vena ventriculi sinistra posterior dan vena oblique atri sinistra. Sedangkan yang tidak bermuara ke sinus coronarius adalah vena cardiaca anterior dan vena cardiaca minimae.

Struktur dinding jantung ketebalannya berbeda. Di atrium dindingnya tipis sedangkan di ventriculus berdinding tebal serta ventriculus sinster lebih tebal dibandingkan ventriculus dexter.1,2

Serabut saraf ke jantung meliputi, serabut sensorik visceral, serabut parasimpatik dari n.vagus, serabut simpatis dari ganglion cervicale dan ganglion thoracica bagian superior.

Gambar 1. Anatomi jantung

(sumber: http://www.freewebs.com/kegawatdaruratan/apps/photos/photo?photoid=28617352)

Di dalam jantung terdapat pembuluh darah. Susunan umum pembuluh darah dibagi menjadi tiga yaitu tunika intima, tunika media dan tunika adventitia. Batas antara tunika intima dan tunika media adalah tunika elastika interna. Sedangkan batas antara tunika media dan tunika adventitia adalah tunika elastika eksterna.

(4)

4 | P e n g a t u r a n K e r j a J a n t u n g

1. Tunika Intima

a. Endotel (epitel selapis gepeng) b. Subendotel (jaringan ikat areolar) 2. Tunika Media

a. Jumlah jaringan ikat padat bervariasi b. Otot polos

3. Tunika Adventitia a. Jaringan ikat

b. Serat saraf, pembuluh limf c. Vasa vasorum

Gambar 2. Struktur pembuluh darah

(sumber:http://www.google.co.id/imgres?q=pembuluh+darah+arteri+dan+vena&hl=id&gbv=2&biw=1366&bih=669&tbm=isch&tbnid=ko9 vL-0tYT1wsM:&imgrefurl=http://yayanajuz.blogspot.com/2012/03/pembuluh- darah.html&docid=YL88FRvslmrQLM&imgurl=http://1.bp.blogspot.com/-RBKPpM9Cv1c/T2CskuF4A- I/AAAAAAAAAoM/L1GDIIG7uaI/s1600/artery.jpg&w=350&h=313&ei=yKvQT-7tLs_trQej6K2IDA&zoom=1&iact=hc&vpx=962&vpy=145&dur=3850&hovh=212&hovw=237&tx=144&ty=100&sig=1014593691030936668 73&page=3&tbnh=148&tbnw=165&start=43&ndsp=25&ved=1t:429,r:4,s:43,i:168)

Sel endotel mempunyai hubungan antara satu sel dengan sel yang lain dan dihubungkan dengan dengan junctional complexes. Yang berguna untuk mensekresi faktor-faktor yang mencegah pembekuan darah dan mensekresi faktor-faktor-faktor-faktor yang memelihara tonus otot polos pembuluh darah.

(5)

5 | P e n g a t u r a n K e r j a J a n t u n g

Sistem vaskular mempunyai struktur yaitu aorta, arteri besar, arteri kecil, arteriola, kapiler, venula, vena kecil, vena sedang, vena besar, dan vena cava. Arteri mempunyai fungsi untuk mendistribusikan darah kaya oksigen keseluruh jaringan tubuh. Dan fungsi vena adalah

mengalirkan darah membawa sisa metabolisme dan CO2 dari jaringan ke jantung.

Arteri terbagi dalam tiga tipe :

1. Arteri besar (tipe elastis) 2. Arteri medium (tipe muskular) 3. Arteri kecil (arteriol)

Arteri ini mempunyai tiga lapisan pada dindingnya yaitu tunika intima, tunika media dan tunika adventitia.

Arteri besar (tipe elastis) mempunyai fungsi untuk menyalurkan darah, meredam tekanan yang disebabkan sistol jantung, menjaga agar aliran darah berjalan mulus/tidak terhentak hentak yang disebut conducting arteries. Contohnya adalah arteri inominata, subclavia, arteri carotis communis dan arteri iliaka. Arteri mempunyai diameter lebih dari 1

cm rata-rata 2.5 cm. Tebal dinding arteri rata-rata berkisar 2 mm.3

Arteri elastik dibagi kembali menjadi 3 lapisan yaitu arteri elastik di tunika intima, tunika media dan tunika adventitia. Arteri elatik di tunika intima mempunyai sel endotel dengan lamina basalis sedangkan subendotelnya terdiri dari jaringan ikat kolagen, elastin dan otot polos. Di dalam lapisan tunika intima ini dapat terlihat lamina elastika interna, dan ada tight junction serta gap junction.

Arteri elastik di tunika media mempunyai lapisan yang lebih tebal. Terdapat serat elastin, kolagen dan sel-sel otot polos serta terdiri dari beberapa fibroblas. Sedangkan arteri elastik yang berada di lapisan tunika adventitia hanya terdiri dari jaringan ikat dan fibroblas. Lapisannya lebih tipis daripada tunika media. Terdapat serat elastin, vasa vasorum dan serat saraf.

Arteri sedang (tipe muskular) mempunyai fungsi untuk membagi darah ke organ yang membutuhkannya atau disebut dengan distributing arteries. Didalam arteri sedang pada lapisan tunika elastika dan eksterna tampak jelas terutama interna. Arteri sedang mempunyai diameter 0.5 mm sampai 1 cm, rata-rata 0.4 mm. Rata-rata tebal dinding di arteri sedang 1mm. Contoh arteri sedang ialah, arteri brakhialis, arteri ulnaris dan arteri femoralis.

(6)

6 | P e n g a t u r a n K e r j a J a n t u n g

Arteri muskular pada lapisan tunika intima mempunyai lapisan endotel dengan lamina basalis pada subendotel hanya mempunyai sedikit jaringan ikat dan di arteri muskular ini pun terdapat lamina elastika interna. Arteri muskular pada tunika media terdapat otot polos sirkular, kolagen dan beberapa serat elastin. Di tunika media ini tidak terdapat adanya fibroblas tetapi terdapat lamina elastika eksterna.

Arteri muskular di tunika adventitia mempunyai lapisan tebal jaringan ikat yang kira-kira sama dengan tebal tunika medianya. Mempunyai kandungan kolagen yang sangat tinggi dan fibroblas. Di tunika ini serat elastik terkonsentrasi di lamina elastika eksterna.

Arteri kecil (arteriol) mempunyai fungsi untuk mendistribusikan darah ke jaringan organ-organ dalam dan mengontrol aliran darah ke kapiler. Arteri kecil ini mempunyai lamina elastika interna. Di arteri kecil ini tunika adventitia tipis dan kurang berkembang. Arteriol merupakan kunci yang mengontrol jumlah aliran darah.

Metarteriol merupakan arteriol yang ukurannya paling kecil. Otot polosnya tunggal, satu dengan yang lainnya ada jarak. Fungsi metarteriol adalah untuk mengatur masuknya darah ke kapiler.

Kapiler darah mempunyai fungsi sebagai tempat pertukaran zat. Kapiler darah hanya mempunyai dinding selapis endotel (hanya tunika intima). Kapiler darah mempunyai bentuk yang lebih besar sedikit daripada eritrosit. Lumen kapiler hanya dapat dilalui oleh satu eritrosit saja. Sel endotel didalam kapiler darah menonjol ke dalam lumen sedangkan sel

perisit menonjol keluar lumen.3

Kapiler darah mempunyai tiga jenis :

1. Kapiler tipe viseral yang berpori/bertingkap/berjendela (fenestrated capillary) terdapat di pankreas, usus, kelenjar endokrin dan ginjal.

2. Kapiler tipe muskular atau kapiler sempurna/utuh (continuous capillary) yang terdapat di otot, jaringan saraf dan jaringan ikat.

3. Sinusoid (discontinous capillary)

Kapiler fenestrata terdiri dari beberapa sel endotel yang mempunyai pori-pori. Kapiler ini sangat permiabel, terdapat di usus kecil, beberapa kelenjar endokrin dan glomerulus ginjal. Sedangkan kapiler continue terdiri dari sel endotel yang continue. Di kapiler continue ini

(7)

7 | P e n g a t u r a n K e r j a J a n t u n g

khusus di jaringan saraf pusat, ujung-ujung endotelnya dilekatkan satu sama lain dengan taut kedap yang membentuk sawar darah otak.

Sinusoid (discontinous capillary) adalah bangunan yang berbentuk rongga. Didalam histologi sinusoid digunakan untuk pembuluh darah yang berdinding tipis dengan lumen relatif lebih besar dibandingkan dengan kapiler dan dilalui oleh darah dan cairan limf. Bentuk sinusoid mengikuti celah atau ruang yang terdapat diantara lempeng epitel organ. Sinusoid ini terdapat ini hati, lien, korteks adrenal dan adenohipofisis.

Selanjutnya adalah vena. Vena mempunyai tiga tipe yaitu vena besar, sedang dan kecil. Vena sendiri mempunyai fungsi untuk membawa darah dengan tekanan rendah kembali ke jantung. Vena sama dengan arteri yaitu mempunyai tiga tunika, antara lain tunika intima, tunika media dan tunika adventitia. Dinding vena jauh lebih tipis daripada dinding arteri.

Beberapa vena mempunyai katup untuk mencegah aliran darah kembali.3

Vena umumnya berjalan mendampingi arteri. Dinding vena jauh lebih tipis, lebih lunak dan kurang elastis daripada arteri. Pada potongan melintang vena mirip dengan ban kempis. Batas antara tunika intima, media dan adventitia tidak sejelas pada arteri. Unsur jaringan ikat pada vena lebih mencolok, sedangkan unsur otot polos dan elastinnya tidak.

Vena selalu dilengkapi dengan katup yang merupakan lapisan tunika intima ditengahnya diperkuat oleh jaringan ikat. Biasanya terdapat di vena sedang terutama di tungkai. Katup vena ini mempunyai fungsi untuk mengatasi gaya berat sehingga darah tidak dapat mengalir kembali ke arah arteri, sebagai pompa dan mencegah agar kekuatan kontraksi otot rangka tidak menimbulkan tekanan balik pada kapiler darah.

Kemudian venula. Venula mempunyai fungsi sebagai pertukaran zat antara jaringan. Bentuk venula ini lebih lebar dari pada kapilr. Pada dinding venula terdiri dari satu lapis sel endotel yang mirip dengan kapiler darah.

Secara struktur vena dibagi menjadi tiga yaitu vena besar, vena sedang dan vena kecil. Pertama yang akan dibahas adalah vena besar. Contoh vena besar yang terdapat didalam tubuh adalah vena cava. Tunika intima di vena besar mempunyai selapis sel endotel, kadang-kadang ada jaringan ikat dibawahnya. Pada tunika media kurang sempurna perkembangannya, kadang tidak ada. Di tunika adventitia lapisannya lebih tebal daripada tunika medianya, terdiri atas jaringan ikat dengan serat kolagen tersusun longitudinal dan terdapat berkas otot polos yang sangat mencolok dan tersusun longitudinal.

(8)

8 | P e n g a t u r a n K e r j a J a n t u n g

Selanjutnya adalah vena sedang. Vena sedang tunika intimanya terdapat selapis sel endotel, kadang-kadang ada jaringan ikat dibawahnya. Tunika media jauh lebih tipis daripada arteri sedang, serat kolagen lebih menonjol daripada serat otot polos. Tunika adventitia lebih tebal daripada tunika medianya, jaringan ikat dan beberapa otot polos. Sedangkan pada vena kecil sel otot polos mula-mula selapis kemudian lapisan otot polos bertambah banyak mengelilingi endotel.

Didalam tubuh pun terdapat arteri dan vena khusus. Yang pertama adalah arteri sedang khusus yaitu arteri koronaria dan arteri umbilikalis. Arteri koronaria mempunyai dinding yang lebih tebal daripada arteri lainnya. Tunika medianya tebal dan terbagi atas dua lapisan yaitu luar dan dalam. Sedangkan di arteri umbilikalis tunika elastika interna tidak ada. Tunika medianya terdiri atas dua lapisan yaitu luar dan dalam.

Vena-vena khusus, di vena tidak mempunyai otot polos tidak ada tunika medianya. Misalnya, vena-vena serebral, meninges, sinus duramater, piamater, medula spinalis vena retina, tulang, vena trabekularis limpa, jaringan erektil penis dan bagian maternal plasenta. Tetapi vena dengan otot polos tebal adalah vena umbilikalis.

Kemudian yang akan dibahas adalah jantung. Jantung terdiri atas dinding jantung, rangka jantung, katup jantung, sistem hantar rangsang dan pembuluh darah jantung. Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan yaitu endokardium, miokardium, epikardium. Pada rangka jantung merupakan bangunan penyokong, tempat sebagian besar otot jantung dan katup jantung melekat. Sebagian besar terdiri atas jaringan ikat padat. Bagian utamanya adalah septum membranaseum, trigonum fibrosum, anulus fibrosus.

Jantung sendiri mempunyai dua katup yaitu katup mitral yang menghubungkan atrium kiri dan ventrikel kiri sedangkan katup trikuspid yang menghubungkan atrium kanan dengan ventrikel kanan. Katup jantung merupakan lempengan jaringan ikat yang berpangkal pada anulus fibrosus.

Sistem hantar rangsang pada jantung dipengaruhi serat purkinye karena serat purkinye mempunyai kecepatan hantar rangsang yang lebih besar daripada serat otot jantung biasa karena serat purkinye banyak mengandung sarkoplasma, tetapi jumlah miofibrilnya sedikit dan terletak di tepi serat.

(9)

9 | P e n g a t u r a n K e r j a J a n t u n g

Gambar 3. Struktur arteri dan vena

(sumber:http://www.google.co.id/imgres?q=pembuluh+darah+arteri+dan+vena&hl=id&gbv=2&biw=1366&bih=669&tbm=isch&tbnid=7X X_8bM-J9eHbM:&imgrefurl=http://yayanajuz.blogspot.com/2012/03/pembuluh- darah.html&docid=YL88FRvslmrQLM&imgurl=http://1.bp.blogspot.com/--FwCVR6A6kQ/T2Ctgp0YltI/AAAAAAAAAok/v-- kiRmhiBs/s1600/fig2.gif&w=1018&h=573&ei=yKvQT-7tLs_trQej6K2IDA&zoom=1&iact=hc&vpx=293&vpy=390&dur=12729&hovh=168&hovw=299&tx=273&ty=108&sig=10145936910309 3666873&page=4&tbnh=108&tbnw=192&start=68&ndsp=27&ved=1t:429,r:8,s:68,i:232)

Pengaturan Kerja Jantung

Frekuensi denyut jantung normal ditentukan frekuensi lepas muatan spontan dari simpul SA. Dalam tubuh jantung dipengaruhi oleh susunan saraf otonom yang dapat mengubah frekuensi denyut jantung dan kekuatan kontraksi. Pengaturan kerja jantung dibagi menjadi dua sistem yaitu sistem parasimpatis dan sistem simpatis. Sistem parasimpatis (n.vagus) terutama mempersarafi simpul SA (sino auricle), simpul AV (atrio-ventrikel), atrium dan hanya sedikit serat menuju ventrikel (merupakan cardiac inhibitor) yang mempunyai efek kronotropik negatif, inotropik negatif dan dromotropik negatif. Sedangkan sistem simpatis mempersarafi simpul SA, simpul AV, atrium dan ventrikel merupakan cardiac accelerator yang mempunyai efek kronotropik positif, inotropik positif dan

dromotropik positif.4

Peningkatan perangsangan parasimpatis menyebabkan frekuensi denyut jantung menurun (kronotropik negatif). Asetilkolin yang dilepaskan diujung saraf parasimpatis meningkatkan permiabilitas membran simpul SA terhadap K. Akibatnya potensial membrane simpul SA lebih negative (hiperpolarisasi) sebab efluks ion K meningkat dan potensial aksi sukar terbentuk. Peningkatan permiabilitas terhadap ion K melawan penurunan permiabilitas

(10)

10 | P e n g a t u r a n K e r j a J a n t u n g

spontan ion K yang mendasari terjadinya depolarisasi lambat di simpul SA. Akibatnya kecuraman depolarisasi lambat jadi berkurang tetapi tetap butuh waktu yang lebih lama untuk mencapai ambang letup.

Hasil akhirnya pembentukan potensial aksi oleh simpul SA menurun sehingga frekuensi denyut jantung berkurang (kronotropik negatif). Pengaruh parasimpatis pada simpul AV menurunkan ekstabilitas simpul AV, memperpanjang masa transisi impuls keventrikel (dromotropik negatif). Di atrium memperpendek potensial aksi ke miokardium dengan cara menurunkan ion Ca melalui channel lambat mengakibatkan penurunan kekuatan kontraksi

atrium (inotropik negatif).5

Peningkatan perangsangan simpatis menyebabkan frekuensi denyut jantung meningkat (kronotropik positif), norepinefrin menurunkan permiabilitas membrane terhadap ion K, dan mempercepat interaksi channel K sehingga menurunkan efluks K membuat keadaan intrasel kurang negatif (depolarisasi) jadi potensial aksi mudah terbentuk.

Rangsang simpatis efek pada simpul AV adalah memperpendek AV delay sehingga meningkatkan kecepatan hantaran impuls (dromotropik positif) karena peningkatan influks ion Ca melalui channel lambat. Normalnya pengaruh parasimpatis lebih dominan karena jantung berada dibawah hambatan parasimpatis.

Karena itu, jantung bekerja lebih santai dibawah pengaruh parasimpatis. Organ ini berdenyut lebih lambat, waktu antara kontraksi atrium dan ventrikel memanjang dan kontraksi atrium lebih lemah. Efek-efek ini sesuai karena sistem parasimpatis mengontrol kerja jantung pada situasi tenang dan rileks. Sedangkan pengaruh simpatis pada jantung adalah meningkatkan efektivitas jantung sebagai pompa dengan meningkatkan kecepatan jantung, mengurangi penundaan antara kontraksi atrium dan ventrikel, mengurangi waktu hantaran ke seluruh jantung dan meningkatkan kekuatan kontraksi yaitu stimulasi simpatis menyebabkan jantung bekerja dengan cepat.

Faktor intrinsik denyut jantung

Jantung mendapat persarafan dari susuan saraf autonom, namun ini hanya bertindak untuk mengubah kerja jantung. Jantung akan tetap berdenyut bila suplai sarafnya kuat karena jantung mempunyai irama intrinsiknya sendiri.

(11)

11 | P e n g a t u r a n K e r j a J a n t u n g

Irama ini dikendalikan oleh pacu jantung khusus yaitu nodus SA di dinding atrium kanan, dimana impuls secara terus menerus dilepaskan. Dari nodus SA suatu gelombang rangsangan dihantarkan melewati dinding atrium, yang menyebabkannya kontraksi. Nodus AV menerima gelombang rangsangan dan meneruskannya melalui serat purkinje di berkas

his, yang menyebabkan rangsangan dan kontraksi dinding ventrikel.6

Gelombang rangsangan menyebar diseluruh dinding jantung disertai perubahan muatan listrik yang dapat diterima dari dinding dada dan direkam pada elektrokardiograf. Hasil rekaman disebut elektrokardiogram (EKG) dan komponen-komponennya adalah:

1. Gelombang P, disebabkan oleh penyebaran rangsangan melewati atrium 2. Kompleks QRS, disebabkan oleh penyebaran rangsangan diseluruh ventrikel

3. Gelombang T disebabkan oleh repolarisasi (kembali ke kondisi istirahat) dari ventrikel

Kontraksi otot jantung penting dibedakan dari kontraksi otot rangka. Terdapat periode yang panjang setelah setiap kontraksi selama jantung tidak mampu berkontraksi. Periode refraktori ini mencegah jantung mengalami kontraksi terus menerus yang bersifat mematikan.

Faktor ekstrinsik denyut jantung

Kontrol ekstrinsik aktivitas jantung dibantu oleh impuls-impuls yang berasal dari pusat jantung di medula oblongata. Impuls ditransmisikan dari pusat ini ke nervus vagus dari sistem saraf parasimpatis yang menyebabkan pelepasan asetilkolin pada ujung saraf di nodus SA dan AV. Impuls-impuls ini menekan aktivitas jantung dengan memperlambat frekuensi jantung dan mengurangi kekuatan kontraksi.

Sebaliknya, impuls dari pusat jantung berjalan ke saraf simpatis menyebabkan pelepasan noradrenalin pada ujung saraf yang meningkatkan frekuensi jantung dan kekuatan kontraksi.

Mekanisme Kerja Jantung

Aktivitas listrik dan kontraksi di jantung.

Kontraksi sel otot jantung untuk rnenyemprotkan darah dipicu oleh potensial aksi yang menyapu ke seluruh membran. Jantung berkontraksi, atau berdenyut, secara ritmis akibat potensial aksi yang dihasilkannya sendiri, suatu sifat yang dinamai otoritmisitas (oto artinya

(12)

12 | P e n g a t u r a n K e r j a J a n t u n g

1. Sel kontraktil. yang membentuk 99% dari sel-sel otot jantung, melakukan kerja mekanis

memompa darah. Sel-sel ini dalam keadaan normal tidak membentuk sendiri potensial aksinya.

2. Sebaliknya, sel-sel sisanya yang sedikit tetapi sangat penting. sel otoritmik tidak

berkontraksi tetapi khusus memulai dan menghantarkan potensial aksi yang menyebabkan kontraksi sel-sel jantung kontraktil.

Berbeda dari sel saraf dan sel otot rangka, yang membrannya berada pada potensial istirahat yang konstan kecuali jika sel dirangsang, sel otoritmik jantung tidak memiliki potensial istirahat. Sel-sel ini malah memperlihatkan aktivitas pemacu: yaitu, potensial membrannya secara perlahan terdepolarisasi atau bergeser, antara potensial-potensial aksi sampai ambang tercapai, saat membran mengalami potensial aksi. Pergeseran larnbat potensial membran sel otoritmik ke ambang disebut potensial pemacu. Melalui siklus berulang tersebut, sel-sel otoritmik tersebut memicu potensial aksi, yang kemudian menyebar

ke seluruh jantung untuk memicu denyut berirama tanpa rangsangan saraf apapun. 5,6

Potensial pemacu disebabkan oleh adanya interaksi kompleks beberapa mekanisme ionik yang berbeda. Perubahan terpenting dalam perpindahan ion yang menimbulkan potensial pemacu adalah (1) penurunan arus K+ keluar disertai oleh arus Na+ masuk yang konstan dan (2) peningkatan arus Ca2+ masuk.

Nodus sinuatrialis adalah pemacu normal aktivitas listrik di jantung.

Sel-sel jantung non-kontraktil yang mampu melakukan otoritmisitas terletak di tempat-tempat berikut:

1. Nodus sinuatrialis (nodus SA), suatu daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat

pintu masuk vena kava superior

2. Nodus atrioventrikularis (nodus AV), suatu berkas kecil sel-sel otot jantung khusus yang

terletak di dasar atrium kanan dekat septum, tepat di atas pertemuan atrium dan ventrikel.

3. Berkas His (berkas atrioventrikular), suatu jaras khusus yang berasal dari nodus AV

dan masuk ke septum antarventrikel. Di sini berkas tersebut terbagi menjadi cabang berkas kanan dan kiri yang turun menyusuri septum, melengkung mengelilingi ujung rongga ventrikel, dan berjalan balik ke arah atrium di sepanjang dinding luar.

(13)

13 | P e n g a t u r a n K e r j a J a n t u n g

menyebar ke seluruh miokardium ventrikel seperti ranting kecil dari suatu cabang pohon.

Nodus SA adalah pemacu normal jantung karena memiliki laju depolarisasi spontan yang tertinggi. Penurunan potensial mernbran otomatis secara perlahan di antara denyut ini disebabkan oleh proses kompleks perpindahan ion yang melibatkan penurunan permeabilitas K+. Permeabilitas Na+ yang konstan, dan peningkatan permeabilitas Ca2+. Ketika nodus SA mencapai ambang, terbentuk suatu potensial aksi yang menyebar ke seluruh jantung, rnemicu jantung untuk berkontraksi, atau “berdenyut". Hal ini terjadi sekitar 70 kali per menit, menghasilkan kecepatan jantung rerata 70 denyut per menit. Masa kontraksi otot jantung (300 ml detik). Otot janutng tidak dapat dirangsang sampai masa relaksasi (hampir) selesai. Pada otot jantung tidak dapat kontraksi sumasi (tetani).

Sel miokardium memiliki potensial membrane istirahat yang mantap yaitu pada -90mV (fase 4). Impuls listrik dari pacemaker merangsang miokardium untuk menimbulkan serangkain perubahan.

Fase depolarisasi cepat (fase 0), peningkatan tiba-tiba permiabilitas membran untuk ion Na. Pemasukan Na banyak menjadikan potensial intrasel naik menjadi +20mV. Permiabilitas membrane untuk ion Na segera turun terjadi repolarisasi (fase 1) yang dipertahankan potensial membrane selama beberapa ratus mili detik terjadi plateu. Karena aktifitas lambat channel Ca (fase 2, pemasukan lambat ion Ca) sehingga mempertahankan kepositifan intra sel. Fase plateu diikuti inaktifasi channel Ca, pemasukan Ca kedalam sel menurun. Peningkatan tiba-tiba permiabilitas membrane untuk ion K terjadi difusi cepat ion K keluar sel dan terjadi repolarisasi cepat (fase 3) dan potensial membrane kembali ke keadaan semula (fase 4) terjadi istirahat mantap.

(14)

14 | P e n g a t u r a n K e r j a J a n t u n g

Gambar 4. Fase aktivitas pemacu sel jantung

(sumber:http://www.google.co.id/imgres?q=aktivitas+pemacu+sel+otoritmik+jantung&um=1&hl=id&noj=1&tbm=isch&tbnid=6Kf AQ8Blc5eaFM:&imgrefurl=http://www.scribd.com/doc/59206676/Pbl-1-Kardio- Fix&docid=TuLYZg5mIdW4NM&imgurl=http://reflow.scribd.com/6h3ws0l2bk10yt2k/images/image-1.jpg&w=249&h=240&ei=64DTT7b2IYjXrQeKxcH7Dw&zoom=1&iact=hc&vpx=121&vpy=239&dur=1209&hovh=192&hovw=199&tx =76&ty=120&sig=103020615529838014346&page=1&tbnh=116&tbnw=120&start=0&ndsp=27&ved=1t:429,r:9,s:0,i:95&biw=1503&bih =590) Enzim di Jantung

Pada jantung terdapat beberapa enzim yang dapat dilepaskan. Seperti enzim Kreatinin Kinase, LDH (Lactic Acid Dehydrogen-ase), SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) dan SGPT (Serum Gluta-mic Pyruciv Trans-amimase). Enzim pada jantung dilepaskan dari sel bila sel mengalami cedera dan membrannya pecah. Kebanyakan enzim tidak spesifik dalam hubungannya dengan organ tertentu yang rusak. Seperti Kreatinin Kinase dan isoenzimnya yang merupakan enzim pertama yang meningkat saat terjadinya infark miokardium akut. Atau juga seperti Troponin T yang ditemukan pada otot jantung yang memiliki keunggulan dibandingkan dengan otot lain. Fungsi enzim jantung selain berperan dalam pertahanan dan homeostasis jantung juga digunakan sebagai alat diagnosis

kondisi patologis kardiovaskuler.7

Sirkulasi Darah, Siklus di Jantung

Aliran darah melalui jantung diatur oleh katup yang memungkinkan darah hanya mengalir satu arah saja. Katup-katup tersebut menutup dengan rapat untuk mencegah adanya aliran balik, namun saat terbuka memungkinkan darah mengalir bebas kedepan. Setiap kontraksi otot jantung dengan mudah meningkatkan tekanan dalam ruang jantung.

Darah vena dari jaringan tubuh memasuki atrium kanan dari vena cava superior dan inferior. Atrium kanan memompa darah melalui katup trikuspidalis ke ventrikel kanan, dari sini darah dipompa oleh kontraksi dinding ventrikel melewati katup semiulnaris masuk ke arteri pulmonalis dalam perjalanannya menuju paru-paru. Darah teroksigenesasi (kaya oksigen) dari paru-paru memasuki atrium kiri melalui empat vena pulmonalis dan melintasi katup mitral masuk ke ventrikel kiri dari sini dipompakan melalui katup semiulnaris masuk

(15)

15 | P e n g a t u r a n K e r j a J a n t u n g

Gambar 5. Sirkulasi darah

(sumber:http://www.google.co.id/imgres?q=sirkulasi+jantung&um=1&hl=id&sa=N&biw=1503&bih=590&noj=1&tbm=isch&tbnid=KAhP

FxPCCN59AM:&imgrefurl=http://pikkrr-alhikmah.blogspot.com/2010/05/sirkulasi-darah-lancar-awal-hidup-

sehat.html&docid=ynqVBukhZf3SoM&imgurl=http://2.bp.blogspot.com/_oxgRpT21Lfs/S-wArS0u5qI/AAAAAAAAAK8/SDybY4537pU/s400/104a.jpg&w=321&h=349&ei=In3TT_P0BMbYrQfKgrz8Dw&zoom=1)

Keluar masuknya darah, ke masing-masing ruangan, dikontrol juga dengan peran 4 buah katup di dalamnya.

1. Katup trikuspidal – katup yang terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan. 2. Katup mitral – katup yang terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri.

3. Katup pulmonalis – katup yang terletak antara ventrikel kanan ke arteri pulmonalis. 4. Katup aorta – katup yang terletak antara ventrikel kiri ke aorta.

Katup-katup jantung adalah lapisan jaringan fibrosa. Katup trikuspidalis dan mitral serta katup atrioventrikularis harus menahan tekanan tinggi saat terjadi kontraksi jantung. Daun-daun katupnya dilekatkan oleh khorda tendinea ke otot papillaris di dinding masing-masing ventrikel. Saat ventrikel berkontraksi, khorda ini mencegah katup terbalik ke atrium.

Atrium berdinding tipis, antara atrium kanan dan kiri dipisahkan oleh septum atrium. Ventrikel berdinding tebal, antara ventrikel kanan dan kiri dipisahkan oleh septum ventrikel. Antara atrium dan ventrikel ada katup yaitu katup atrioventrikel (AV).

(16)

16 | P e n g a t u r a n K e r j a J a n t u n g

Siklus jantung

Jantung normalnya berdenyut 75 kali semenit. Waktu dari mulainya satu denyut jantung sampai mulainya denyut jantung berikutnya (siklus jantung) kira-kira 0.8 detik. Fase pertama adalah fase diastole (relaksasi) yaitu atrium terisi dengan darah vena. Tekanan didalamnya meningkat sampai katup-katup atrioventrikuler terdorong membuka dan ventrikel mulai terisi. Lalu dilanjutkan dengan fase sistole atrium (kontraksi) yaitu atrium berkontraksi dan menyelesaikan pengisian ventrikel. Sistole ventrikel, ventrikel berkontraksi dan katup

atrioventrikel terhempas menutup.9 Tekanan darah dalam ventrikel meningkat sebelum katup

menutup, dan terus naik sesudah katup menutup. Saat tekanan dalam ventrikel melampaui tekanan dalam aorta dan arteri pulmonalis maka katup semiulnaris dipaksa membuka dan darah pada tekanan tinggi diejeksikan dari ventrikel. Dan terakhir kembali pada keadaan diastole dimana ini ventrikel telah rileks dan tekanan di dalamnya turun, dan katup-katup semiulnaris menutup untuk mencegah aliran balik darah dari arteri.

Gambar 6. Siklus Jantung

(sumber: http://www.google.co.id/imgres?q=siklus+jantung&um=1&hl=id&sa=X&noj=1&tbm=isch&tbnid=m2ZVtb5X- VyI2M:&imgrefurl=http://yayanakhyar.wordpress.com/2010/05/21/murmur-bising-jantung/&docid=_-Tg6bgVGLi- oM&imgurl=http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2010/05/belibis-a-17-bising-jantung.jpg&w=470&h=421&ei=9X7TT5HhNcK8rAf2jvn7Dw&zoom=1&iact=hc&vpx=1208&vpy=51&dur=246&hovh=212&hovw=237 &tx=65&ty=102&sig=103020615529838014346&page=2&tbnh=128&tbnw=143&start=27&ndsp=33&ved=1t:429,r:8,s:27,i:177&biw=15 03&bih=590)

Siklus jantung dapat dibedakan menjadi 7 fase.

1. Relaksasi isovolumetrik ventrikel (volume tetap, semua katup tertutup) 2. Pengisian cepat ventrikel

(17)

17 | P e n g a t u r a n K e r j a J a n t u n g

3. Pengisian lambat ventrikel

4. Sistol atrium (menambah pengisian ventrikel) 5. Kontraksi isovolumetrik ventrikel

6. Ejeksi cepat 7. Ejeksi lambat

Awal diastole ventrikel, atrium masih relaksasi. Darah dari vena besar mengalir ke atrium sehingga volume atrium naik dan tekanan atrium naik. Katup AV terbuka dan darah akan mengalir cepat ke ventrikel (pengisian cepat ventrikel) yang diikuti oleh pengisian

lambat ventrikel.9

Pengisian cepat dan pengisian lambat meliputi 70% pengisian ventrikel. Akhir fase diastole ventrikel potensial membrane di simpul SA mencapai ambang letup sehingga terjadi potensial aksi dan kontraksi atrium. Penyebaran impuls ke seluruh ventrikel merupakan depolarisasi ventrikel. Pada EKG depolarisasi ventrikel sama dengan kompleks QRS yang diikuti dengan kontraksi ventrikel. Awal kontraksi ventrikel adalah peningkatan tekanan ventrikel yang curam sama dengan kontraksi isovolumetrik ventrikel sehingga semua katup-katup tertutup. Bila tekanan ventrikel lebih tinggi dari tekanan aorta sehingga katup-katup

semiulnar aorta terbuka dan darah dipompakan cepat ke aorta sama dengan fase ejeksi cepat disusul fase ejeksi lambat.

(18)

18 | P e n g a t u r a n K e r j a J a n t u n g

BAB III KESIMPULAN

Melalui makalah ini dapat disimpulkan bahwa pengaturan kerja jantung dapat mempengaruhi tekanan darah. Dimana pengaturan kerja jantung ini dipengaruhi oleh struktur makroskopik dan mikroskopik jantung. Pengaturan kerja jantung yang berpengaruh terhadap tekanan darah pun meliputi mekanisme kerja jantung itu sendiri, yaitu aktivitas listrik, enzim di jantung, sirkulasi darah, siklus dan kontraksi jantung. Semua bekerja sama dan saling memberi pengaruh terhadap pengaturan kerja jantung.

(19)

19 | P e n g a t u r a n K e r j a J a n t u n g

DAFTAR PUSTAKA

1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2004.h.228-9. 2. Omdi F, David M. At a glance anatomi. Jakarta: Erlangga; 2004.h.12-9. 3. Eroschenko VP. Atlas histology. Jakarta: EGC; 2003.h107-117.

4. Sherwood Lauralee. Fisiologi manusia. Jakarta: EGC; 2011.h.277-304. 5. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Edisi ke-3. Jakarta: EGC; 2009.h.468. 6. Cambridge Communication Limited. Anatomi fisiologi. Edisi ke-2. Jakarta:

EGC; 2004.h.27-31.

7. Gruendemann BJ, Fernsebner B. Buku ajar keperawatan perioperatif. Jakarta: EGC; 2006.h.308.

8. Watson R. Anatomi dan fisiologi. Edisi ke-10. Jakarta: EGC; 2002.h.245. 9. Anderson PD. Anatomi dan fisiologi tubuh manusia. Jakarta: EGC;

Gambar

Gambar 1. Anatomi jantung
Gambar 2. Struktur pembuluh darah
Gambar 3. Struktur arteri dan vena
Gambar 5. Sirkulasi darah
+2

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah luas waslap yang kontak dengan pembuluh darah perifer yang berbeda antara teknik kompres air hangat dengan tepid sponge bath akan turut memberikan

NHLNXWVHUWDDQ GDODP RUJDQLVDVL VRVLDO 7LQJNDW SDUWLVLSDVL SHWDQL KXWDQ GDODP 3+%0 0XQJJRUR GDQ $OLDGL SHUHQFDQDDQ NHJLDWDQ SURJUDP 3+%0 SHQDQDPDQ WDQDPDQ NHUDV GDQ WDQDPDQ

BMA melakukan beberapa strategi dalam rangka mengatasi kelemahan dan menghilangkan/mengurangi ancaman di antaranya: (a) Mempertahankan asas transparensi dan

Jumlah jenis pestisida yang banyak yang digunakan dalam waktu penyemprotan akan menimbulkan efek keracunan lebih besar bila dibanding dengan penggunaan satu jenis

Gambar diperlebar dan bagian pertama dari fase pasif tilt test tidak diperlihatkan. Grafik atas menunjukkan kurva denyut jantung; grafik bawah menunjukkan

2.1 Plants shall mean trees, palms, shrubs, ground covers, and plants of other descriptions to be provided by the Contractor, as shown in the Drawings or listed in the

Berbeda dengan kedua penelitian tersebut yang difokuskan pada perbedaan cara pandang Aborigin terhadap tanahnya serta bentuk-bentuk opresi dan perlawanan yang dilakukan

Pada Tabel 5.6 dan Gambar 5.12, pada pengujian kuat tekan bebas langsung, terlihat bahwa nilai kuat tekan bebas paling besar terdapat pada kombinasi campuran tanah dengan 2,5% clean