• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUATAN INOVASI BERBASIS R&D MENUJU DAYA SAING BANGSA YANG KUAT Disampaikan pada rapat koordinasi LPPM dan Lemlitbang 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGUATAN INOVASI BERBASIS R&D MENUJU DAYA SAING BANGSA YANG KUAT Disampaikan pada rapat koordinasi LPPM dan Lemlitbang 2016"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENGUATAN INOVASI BERBASIS R&D MENUJU

DAYA SAING BANGSA YANG KUAT

Disampaikan pada rapat koordinasi LPPM dan Lemlitbang

2016

DR. Jumain Appe

Dirjen Penguatan Inovasi

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

(2)

Mewujudkan

masyarakat Indonesia

yang mandiri, maju,

adil dan makmur

melalui percepatan

pembangunan di

segala bidang dengan

struktur

perekonomian

yang kokoh

berlandaskan

keunggulan

kompetitif

Menata kembali

NKRI, membangun

Indonesia yg aman

dan damai, yg adil

dan demokratis

dengan tingkat

kesejahteraan yang

lebih baik

Memantapkan

penataan kembali

NKRI, meningkatkan

kualitas SDM,

membangun

kemampuan iptek,

memperkuat daya

saing perekonomian

RPJMN

Tahun 2005-2009

RPJMN

Tahun 2015-2019

RPJMN

Tahun 2020-2024

Memantapkan

pembangunan secara

menyeluruh dengan

menekankan

pembangunan

keunggulan kompetitif

perekonomian yang

berbasis SDA yang

tersedia, SDM yang

berkualitas, serta

kemampuan iptek

RPJMN

Tahun 2010-2014

VISI

Pembangunan

2025

Penciptaan nilai tambah

berbasis keunggulan kompetitif

(SDA + SDM + IPTEK)

(3)

9 (Sembilan) Agenda Prioritas Pembangunan (Nawa Cita)

1.

Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan

rasa aman pada seluruh warga negara;

2.

Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan

terpercaya;

3.

Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa

dalam kerangka negara kesatuan;

4.

Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan

penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya;

5.

Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia;

6.

Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional;

7.

Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis

ekonomi domestik;

8.

Melakukan revolusi karakter bangsa;

(4)

DAYA SAING

adalah

kesatuan/keterpaduan

antar

lembaga, kebijakan, dan faktor–faktor yang menentukan

tingkat produktivitas suatu negara.

Tingkat produktivitas

adalah tingkat kesejahteraan yang

dapat dicapai dalam ekonomi dan merupakan penggerak

utama

tingkat pertumbuhan.

DAYA SAING

1st pillar: Institutions 4.1 2nd pillar: Infrastructure 4.2 3rd pillar: Macroeconomic

environment 5.5 4th pillar: Health andprimary

education 5.6

5th pillar: Higher educationand

training 4.5

6th pillar: Goods marketefficiency 4.4 7th pillar: Labor marketefficiency 3.7 8th pillar: Financialmarket

development 4.2

9th pillar: Technological readiness 3.5

10th pillar: Marketsize 5.7

11th pillar: Businesssophistication 4.3

(5)

INOVASI

adalah

kegiatan

penelitian,

pengembangan,

pengkajian,

penerapan

dan/atau perekayasaan yang menghasilkan

kebaruan dan perubahan yang diterapkan dan

bermanfaat secara ekonomi dan atau sosial

budaya (Draft Revisi RUU Sinas P3 Iptek)

(6)

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS MENUJU

KEUNGGULAN KOMPETITIF

(7)

Peran Strategis

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

DAYA

SAING

LEMBAGA YANG

BERKUALITAS

INOVASI

SUMBERDAYA

BERKUALITAS

TENAGA KERJA

TERAMPIL (SDM

PROFESIONAL)

PENELITIAN DAN

PENEMBANGAN

(8)

UJI ALPHA (α)

1. Pengembangan purwarupa (prototype) 2. Replikasi 3. Uji laboratorium

UJI BETA (β)

1. Uji Lapangan (lingkungan pengguna/nyata) 2. Pengembangan Lanjut

DIFUSI

1. Aplikasi di pengguna 2. Komersialisasi awal 3. Pengembangan pasar 4. Komersialisasi lanjut

EKSPLORASI

1. Ide/Konsep 2. Riset Eksplorasi 3. Feasibility/Scanning

Penguatan Inovasi

Lingkup Penguatan Riset dan Inovasi Nasional

Inventions

Penguatan R&D

Innovation

(9)

STRATEGI RISET DAN INOVASI:

Balanced Demand Driven dan Supply Push

Product Development

Tecnology

Take to

market

Take

to

market

Basic

Research

2-3 Years

Market

identified

Market to

be

identified

Many years of R&D

Research

grants

Technology

grants

Innovation Support: sertifikasi, uji, standarisasi,

pilot scale, trial productin, insentif, regulasi

Demand Driven

(10)

Frank H. Maier (Mannheim University), new product diffusion models in innovation management a system dynamics perspective, System Dynamics Review Vol. 14, No. 4, (Winter 1998): 285±308

60%

22

%

18

%

60%

40

%

stopped because

of insufficient

economic

success potential

INNOVATION

DIFFUSION

technical

failure

INVENTION

economic

failure

introduced into the market

economic success

8,8% of all

project

(11)

TRL 7 TRL8 TRL 6 TRL9 TRL 5

Penghasil Teknologi

Kesenjangan

Pengguna Teknologi

“LEMBAH KEMATIAN”

Penguatan Inovasi Penguatan R&D

DUNIA USAHA

• Pembelajaran • Kelembagaan • Sumber Daya TRL 1,2,3,4

AKADEMISI + R&D

PENGUATAN INOVASI

SISTEM

PRODUK

• PPBT • Inovasi Industri • Sistem Inovasi Sinergi consulting

(12)

Lembaga Litbang dan Perguruan Tinggi Industri Kelemahan lembaga litbang dan perguruan tinggi

• Jumlah SDM peneliti masih rendah (Jumlah: 1071/1 juta peneliti)

• Produktivitas peneliti rendah (Jumlah jurnal: 2/100 peneliti)

• Program R&D tidak sesuai dengan kebutuhan industri

• Kinerja perguruan tinggi masih rendah (desain: 54, paten: 677, prototipe: 210, dan TTG 720)

• Penelitian masih berorientasi pada keilmuan • Lemahnya pengetahuan peneliti terhadap

kebutuhan industri

• Sarana penelitian masih skala riset (belum skala industri)

• Sistem pendidikan sangat berorientasi pada keilmuan (belum berorientasi industri)

• Anggaran penelitian dan pendidikan masih rendah

Kelemahan Industri

• Industri tidak mengetahui apa yang dihasilkan perguruan tinggi • Kurangnya minat industri melakukan penelitian dan pengembangan

karena sebagian besar industri tersebut principle-nya di luar negeri • Terbatasnya SDM peneliti di industri

• Terbatasnya anggaran penelitian dan pengembangan oleh industri • Industri tidak ingin menanggung resiko kegagalan penelitian dan

pengembangan

• Lemahnya dukungan pemerintah dalam pengembangan teknologi di industri

• Kualifikasi SDM yang terbatas (keterampilan sertifikasi kompetensi): 58.5% berpendidikan SD-SMP

• Sertifikasi dan standar teknis produk yang masih terbatas • Rendahnya: produktivitas tenaga kerja,

• Kebijakan insentif fiskal, nonfiskal dan moneter yang masih rendah • Pengembangan investasi tidak sepenuhnya mengarah pada kebijakan

industri nasional: industri hilir, industri padat karya yang berorientasi ekspor, industri untuk kepentingan nasoinal dan industri kreatif

(13)

Lembaga Litbang dan Perguruan Tinggi Industri Kekuatan lembaga litbang dan perguruan tinggi

• Jumlah mahasiswa yang terus meningkat

• Jumlah dan kualifikasi SDM perguruan tinggi terus meningkat • Jumlah perguruan tinggi yang terakreditasi terus meningkat

(19.93% dari 4.274 telah terakreditasi)

• Jumlah publikasi nasional dan internasional terus meningkat (9.012 dari 6.250 yang ditargetkan tahun 2016)

• Kebijakan pemerintah yang mendorong peningkatan produktivitas lembaga Litbang dan hilirisasi hasil-hasil Litbang

Kekuatan Industri

• Keinginan untuk meningkatkan daya saing

Peluang lembaga litbang dan perguruan tinggi • Potensi Daerah (SDA dan Budaya)

• RPJMN

• Peningkatan dari keunggulan komparatif ke keunggulan kompetitif

Peluang Industri

• Berbagai perjanjian kerjasama internasional

• Kebijakan pemerintah mengenai pemanfaatan produk dalam negeri

• Peraturan pemerintah tentang TKDN dan substitusi impor • Masyarakat Ekonomi ASEAN (regionalisasi ekonomi ASEAN) • Peningkatan produk ekspor berbasis sumber daya alam • Rencana pembangunan yang berbasis pada peningkatan nilai

tambah, daya saing serta kemandirian Ancaman lembaga litbang dan perguruan tinggi

• Globalisasi pendidikan

• Arus informasi dan teknologi yang begitu cepat dari negara-negara maju

Ancaman Industri • Free Trade Area LANJUTAN…

(14)

Strategi Penguatan Inovasi

TRL 7 TRL8 TRL 6 TRL9 TRL 5

Penghasil Teknologi Pengguna Teknologi

Kesenjangan “LEMBAH KEMATIAN” TRL 1,2,3,4

REGULATING

Perumusan

dan penetapan

kebijakan

EMPOWERING

Fasilitasi,

pengembangan

kapasasitas

EXECUTING

Penyelenggaraan

percontohan

inovasi

(15)

Program Penguatan Inovasi

TRL 7 TRL8 TRL 6 TRL9 TRL 5

Penghasil Teknologi Pengguna Teknologi

Kesenjangan

“LEMBAH KEMATIAN” TRL

1,2,3,4

Lembaga Litbang dan Perguruan Tinggi Industri Regulasi:

• Pengaturan Royalti atas Komersialisasi Paten Dalam Negeri • Kebijakan Audit Teknologi untuk Industri

• Kebijakan mobilitas SDM

Regulasi:

• Double Tax Deduction

• Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah • Kebijakan Audit Teknologi di Industri

Executing:

• Inovasi industri • PPBT

• Klaster Inovasi

• Pengembangan Teaching Industri

• Kewajiban bagi setiap PTN untuk menghasilkan produk inovasi setiap tahun

Executing:

• Konsorsium Inovasi Industri • Alih Teknologi

• Pendanaan untuk R&D Industri

Empowering: • Lembaga TTO • Uji untuk Industri

• Pengembangan database dan sistem informasi inovasi • Penguatan difusi dan diseminasi; pameran dan promosi;

Empowering:

• Standardisasi dan sertifikasi produk • STP, TP, Inkubator

(16)

Demand/Market

Standard/sertifikasi Intermediasi (STP, TP, TTO, inkubator, Pusat Inovasi, LPPM)

(17)

UNIVERSITAS/

LEMBAGA

LITBANG

PENELITI

INDUSTRI

Riset bagaimanapun dan dengan cara apapun didanai

oleh pemerintah, interaksi sesekali dengan industri

FASA 1: Sebelum Tahun 1980-an

(18)

UNIVERSITAS/

LEMBAGA

LITBANG

PENELITI

INDUSTRI

LEMBAGA

INTERMEDIASI (TTO)

Meningkatkan interaksi dengan industri,

perusahaan teknologi, aliran 2-arah.

Pengakuan nilai IP, penciptaan TTO

FASA 2: Pada Pertengahan Tahun 1990-an Sampai Akhir Tahun 2000-an

(19)

UNIVERSITAS/

LEMBAGA

LITBANG

PENELITI

INDUSTRI

LEMBAGA

INTERMEDIASI (TTO)

TTO matang, beberapa berkembang,

banyak yang masih berjuang. Kerjasama

dengan industri menjadi jauh lebih penting

bagi para peneliti.

Para peneliti memandang berbeda terhadap

KI (Kekayaan Intelektual), sebagai suatu

makna bagi pembiayaan penelitian, bukan

hanya kesepakatan alih teknologi

(20)

UNIVERSITAS/

LEMBAGA

LITBANG

PENELITI

Lisensi

LEMBAGA

INTERMEDIASI

TTO perlu mengadopsi model yang lebih

fleksibel, merubah cara pandang para

peneliti terhadap KI (Kekayaan Intelektual),

dan merubah model industri, “Open

Innovation”.

Universitas perlu merubah ekspektasinya

terhadap TTO.

Spin-Outs

Kerjasama

Penelitian

(21)

Sistem Pendidikan dan

Litbangyasa Sistem IndustriAgro Kates Mandiri

Petani

Intermediaries Konsorsium RUSNAS

Jenis pepaya yang berukuran lebih kecil

(Super Market)

Permintaan (Demand)

Insentif RUSNAS

Supra- dan Infrastruktur Khusus

HKI dan Informasi Dukungan Inovasi dan

Bisnis Standar dan Norma Sistem Politik Kementan Kemenristek

Contoh Kerangka Penguatan Inovasi Pepaya ‘California-IPB-9’

(dari hulu ke hilir)

Pusat Kajian

Hortikultura IPB Agro Prima Kemendag

(22)

Sistem Pendidikan dan

Litbangyasa Sistem Industri

Asosiasi Benih Indonesia Intermediaries BIC IPB

Swasembada Pangan-Petani

Permintaan (Demand) Insentif Inovasi Industri PT

Supra- dan Infrastruktur Khusus

HKI dan Informasi Dukungan Inovasi dan

Bisnis Standar dan Norma Sistem Politik Kementan Kemenristekdikti

Contoh Kerangka Penguatan Inovasi Padi IPB 3S

(dari hulu ke hilir)

Fakultas Pertanian

Tanaman Pangan IPB PT BLST Kemendag

(23)

Sistem Pendidikan dan

Litbangyasa Sistem Industri

Garansindo Lembaga

Intermediasi ITS

(Pusat Inovasi Ototmotif)

Motor ramah lingkungan

Permintaan (Demand)

Insentif Inovasi Industri PT

Supra- dan Infrastruktur Khusus

HKI dan Informasi Dukungan Inovasi dan

Bisnis Standar dan Norma Sistem Politik Kemenperin Kemenristekdikti

Contoh Kerangka Penguatan Inovasi Motor Gesits

(dari hulu ke hilir)

Fakultas Teknik

Industri ITS UKM Otomotif Kemenhub

(24)

Sistem Pendidikan dan

Litbangyasa Sistem Industri

PT LEN Intermediasi

Konsorsium RUSNAS

PT Kereta Api Indonesia

Permintaan (Demand)

Insentif Inovasi RUSNAS

Supra- dan Infrastruktur Khusus

HKI dan Informasi Dukungan Inovasi dan

Bisnis Standar dan Norma Sistem Politik Kemenperin Kemenristekdikti

Contoh Kerangka Penguatan Inovasi Sinyal Kereta Api

(dari hilir ke hulu)

BPPT Kemenhub

(25)

Sistem Pendidikan dan

Litbangyasa Sistem Industri

PT DI

Pemda dan Perusahaan penerbagan

domestik

Permintaan (Demand)

APBN

Supra- dan Infrastruktur Khusus

HKI dan Informasi Dukungan Inovasi dan

Bisnis Standar dan Norma Sistem Politik Kemenperin Kemenristekdikti

Contoh Kerangka Penguatan Inovasi N219

(dari hilir ke hulu)

BPPT Kemenhub LAPAN ITB Kemen-BUMN Kemenham

(26)

Sistem Pendidikan dan

Litbangyasa Sistem Industri

PT DI

Pemda dan Perusahaan penerbagan

domestik

Permintaan (Demand)

APBN

Supra- dan Infrastruktur Khusus

HKI dan Informasi Dukungan Inovasi dan

Bisnis Standar dan Norma Sistem Politik Kemenperin Kemenristekdikti

Contoh Kerangka Penguatan Inovasi N219

(dari hilir ke hulu)

BPPT Kemenhub LAPAN ITB Kemen-BUMN Kemenham

(27)

LEMBAGA LITBANG

DAN PT INDUSTRI

PT. DI : Desain

Permintaan (Demand)

Supra- dan Infrastruktur Khusus PEMERINTAH

Kemenristekdikti : Insentif dan Mediasi Sektor

Kemhan : Spesifikasi & Regulasi

BMKG : Alat Pemantau posisi

1000 Peluru Kendali

Kemenperin : Pengembangan Industri Intermediasi : Pembentukan Konsorisum ITB :

Kamera Nirkabel PT. KS : Material

PT. Pindad : Peluncur Roket PT. Dahana : Propelan

LAPAN : Transfer Teknologi

Contoh Kerangka Penguatan Inovasi Roket RHAN 122

(dari hilir ke hulu)

APBN HKI dan

Informasi Dukungan Inovasi dan

Bisnis Standar dan

(28)

Rekomendasi

1. Perubahan pola pikir penelitian dari orientasi keilmuan menjadi

orientasi pengguna (kebutuhan masyarakat dan industri);

2. Perguruan tinggi perlu menyusun road map inovasi sesuai dengan

kebutuhan pembangunan wilayah dan potensinya dimana

perguruan tinggi tersebut berada;

3. Meningkatkan kerjasama antar intra-perguruan tinggi dan antar

perguruan tinggi serta dunia usaha dan pemerintah, baik nasional

maupun internasional;

4. Perlunya menerapkan tridharma perguruan tinggi (pendidikan,

penelitian, dan pengabdian masyarakat) dalam tingkat institusi

atau tidak dalam tingkat individu;

5. Meningkatkan peran LPPM dalam mendorong produktivitas

penelitian yang berbasis pada kebutuhan masyarakat dan industri;

6. Perguruan tinggi perlu mengembangakan lembaga-lembaga

(29)

Referensi

Dokumen terkait

Dari analisa sprung Displacement pada masing masing variasi suspensi double wishbone, maka dapat disimpulkan jika variasi model 1 adalah yang terbaik karena memiliki

Perubahan jangka waktu yang diperhitungkan pada penanggalan ini adalah perubahan tanggal (hari), bulan, tahun, tiga puluh tahunan, dan tahun kabisat yang jangka

Sedangkan lama menderita LES, tingkat Pendidikan, dosis terapi steroid, lamanya terapi steroid, banyaknya target organ, stresor psikososial, terdapatnya depresi dan atau

Soft handoff sebagai salah satu alternatif handoff baru yang mendukung mobilitas user pada teknologi UMTS ini adalah salah satu aspek yang dapat

Berdasarkan beberapa pengertian mengenai disiplin dan belajar menurut para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar adalah sikap taat, patuh, dan tertib seseorang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Hasil rancangan dan realisasi Pengembangan E -Modul Berbasis Model Pembelajaran Projet Based Learning pada Mata Pelajaran

Pemrograman berorientasi objek (Object Oriented Programing) adalah suatu pendekatan yang memungkinkan suatu kode yang digunakan untuk menyusun program menjadi lebih

5.1C.3 Evaluasi Kinerja Tahun 2014 pada PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang 5.1C.4 Evaluasi Kinerja Tahun 2014 pada PDAM Tirta Perwitasari Kabupaten Purworejo 5.1C.5 Evaluasi