• Tidak ada hasil yang ditemukan

Roly, Dr Sastro M Wantu, SH M.Si, Dr. Udin Hamim, S.Pd. SH. M.Si, jurusan ilmu hukum kemasyarakatan prodi PKN, Fakultas ilmu sosial.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Roly, Dr Sastro M Wantu, SH M.Si, Dr. Udin Hamim, S.Pd. SH. M.Si, jurusan ilmu hukum kemasyarakatan prodi PKN, Fakultas ilmu sosial."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Partisisipasi Politik Masyarakat Pada Pemilu Legislatif (DPRD) di Kelurahan Lemo, Kecamatan Kulisusu, Kabupaten Buton Utara R o l y Dr. Sastro M. Wantu, SH. M.Si, Dr. Udin Hamim, S.Pd, SH. M.Si

ABSTRAK

Roly, 2014. “Partisipasi Politik Masyarakat Pada Pemilu Legislatif Di Kelurahan Lemo, Kecamatan Kulisusu, Kabupaten Buton Utara” Jurusan Ilmu Hukum Kemasyarakatan, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo.

Di negara-negara demokrasi konsep partisipasi politik bertolak dari paham bahwa kedaulatan ada di tangan rakyat, yang dilaksanakan melalui kegiatan bersama untuk menetapkan tujuan-tujuan serta masa depan masyarakat itu dan untuk menentukan orang-orang yang akan memegang tampuk pimpinan. Rakyat menentukam tujuan di masa depan suatu Negara,.

Penelitian ini merupakan penelitian bersifat analisis. Pendekatan yang digunakan adalah Fenomonologis, dimana peneliti berusaha memahami arti peristiwa yang ada kaitannya dengan orang biasa dalam situasi tertentu dan diharapkan mampu memberikan sebuah gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dari suatu peristiwa tertentu.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana partsisipasi politk masyarakat serta faktor- faktor yang mempengaruhinya yang ada di kelurahan lemo, kecamatan kulisusu, kabupaten buton utara. Hasil penelitian menunjukan dari kedua permasalahan di atas bahwa bentuk partisipasi politik masyarakat yang ada di kelurahan lemo kecamatan kulisusu, kabupaten buton utara, yaitu pemberian suara, ikut serta dalam kampanye, dan diskusi – diskusi tentang masalah politik, sedangkan faktor yang mempengaruhi partsipasi politk masyarakat pada kelurahan lemo, kecamatan kulisusu kabupaten buton utara yaitu latar belakang pendidikan, latar belakang pekerjaan, kurangnya sosialisasi oleh partai politik maupun para caleg, dan kurangnya wawasan dan pengetahuan masyarakat tentang masalah politik. 1

Kata Kunci: Partisipasi Politik Masyarakat Pada Pemilu Legislatif

1

Roly, partisipasi politik masyarakat pada pemilu legislatif DPRD kabupaten buton utara, jurusan ilmu hukum kemasyarakatan fakultas ilmu sosial universitas negeri gorontalo, pembimbing. Dr. sastro M. Wantu, SH. Msi dan, Dr. Udin Hamim S.Pd. SH. M.Si.

(3)

Negara yang demokratis2 merupakan negara yang memiliki keunggulan tersendiri, karena dalam setiap pengambilan kebijakan mengacu pada aspirsi masyarakat. Masyarakat sebagai tokoh utama dalam sebuah Negara demokrasi memiliki peranan yang sangat penting. Salah satu peranan masyarakat dalam Negara demokrasi adalah partisipasi masyarakat dalam politik. Masyarakat memiliki peran yang sangat kuat dalam proses penentuan eksekutif dan legislatif baik dipemerintah pusat maupun daerah. Pemilihan umum (PEMILU) merupakan program pemerintah setiap lima tahun sekali dilaksanakan di seluruh wilayah Negara kita. Pemilu merupakan implementasi dari salah satu ciri demokrasi dimana rakyat secara langsung dilibatkan, diikutsertakan didalam menentukan arah dan kebijakan politik Negara untuk lima tahun kedepan.

partisipasi politik adalah kegiatan warga negara biasa dalam mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan kebijaksanaan umum dan dalam ikut menentukan pemimpin pemerintahan. Kegiatan yang dimaksud antara lain, mengajukan tuntutan, membayar pajak, melaksanakan keputusan, mengajukan kritik, dan koreksi atas pelaksanaan suatu kebijakan umum, dan mendukung atau menentang calon pemimpin tertentu, mengajukan alternatif pemimpin, dan memilih wakil rakyat dalam pemiliha umum.

Partisipasi politik masyarakat adalah merupakan subjek dan objek dalam kegiatan politik, dalam kegiatan politik termasuk didalamnya adanya kegiatan pemilihan umum. Partisipasi politik sebagai .objek dalam kegiatan politik yaitu

1. 2http:// Duniaku Partisipasi Politik Masyarakat dalam Pemilu. Htm

2. Surbakti, Ramlan. 2010. Memahami Ilmu Politik. PT Grasindo, Anggota Ikapi, Jakarta. Hal 151

(4)

mereka yang masi memerlukan pembinaan dalam orientasi kearah pertumbuhan potensi dan kemampuanya kedepan dapat berperan dalam bidang politik. Mereka sebagai penerus bangsa perlu memiliki wawasan dan pengetahuan dalam bidang politik termasuk kegiatan pemilihan umum jangan sampai tidak ikut berpartisipasi politik (Golput).

Dalam Pemilu Umum Legislatif, peran serta keikutsertaan masyarakat sangat penting, karena sukses tidaknya pelaksanaan PEMILU salah satunya adalah ditentukan bagaimana partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilihnya pada Pemilu tersebut. Pemilu merupakan salah satu tonggak penting yang merepresentasikan kedaulatan rakyat, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada negara demokrasi tanpa memberikan peluang adanya pemilihan umum yang dilakukan secara sistematik dan berkala. Oleh karenanya pemilu digolongkan juga sebagai elemen terpenting dalam sistem demokrasi.3

Berdasarkan hasil observasi, bahwa sebagian besar masyarakat. khususnya masyarakat kelurahan lemo, kecamatan kulisusu, kabupaten Buton Utara, dalam setiap kali pemilihan umum legislatif, belum efektif bahkan masi terdapat hal-hal yang tidak diinginkan. Hal ini dilatarbelakangi karena adanya berbagai bentuk kegiatan atau partisipasi politik dari masyarakat yang mereka lakukan. sehingga dalam setiap proses pelaksanaan pemilu selalu timbul berbagai macam kendala yang dapat mempengaruhi tingkat partisipasi politk dari masyarakat seperti tidak sempat memberikan suarahnya pada pemilu di TPS. mereka lebih mementingkan

3. 1. http:// Duniaku Partisipasi Politik Masyarakat dalam Pemilu. Htm

(5)

kebutuhan ekonomi mereka dibandingkan untuk memilih wakil-wakil mereka yang nantinya akan memperjuangkan aspirasi mereka kepada pemerintah.

Untuk mengetahui bagaimana bentuk partisipasi politik masyarakat Kelurahan Lemo serta faktor-faktor yang mempengaruhinya pada setiap pemilu legislatif, maka perlu diadakan penelitian terhadap hal tersebut. Berdasarkan latar pemikiran diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Partisipasi Politik Masyarakat Pada Pemilu Legislatif (DPRD) Di Kelurahan Lemo Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara”.

Pemilihan umum adalah merupakan institusi pokok pemerintahan dalam perwakilan yang demokratis, karena dalam suatu negara demokrasi,wewenang pemerintah hanya diperoleh atas persetujuan dari merekayang diperintah.Mekanisme utama untuk mengimplementasikan persetujuan tersebut menjadi wewenang pemerintah adalah melalui pelaksanaan pemilihan umum yangbebas, jujur dan adil, khususnya untuk memilih presiden /kepala daerah maupun legislatif. Bahkan dinegara yang tidak menjunjung tinggi demokrasi sekalipun, pemilihan umum diadakan untuk memberi corak legitimasi kekuasaan (otoritas)

Menrut Rahman (2007 : 147 ) Pemilihan Umum4 di sebut juga dengan „‟Political Market‟‟ artinya bahwa pemilihan umum adalah pasar politik tempat individu/ masyarakat berinteraksi untuk melakukan kontrak sosial (perjanjian masyarakat), antara peserta pemilihan umum (partai politik) dengan pemilih (rakyat), yang memiliki hak pilih setelah terlebih dahulu melakukan serangkaiyan

(6)

aktifitas politik yang meliputi kampanye, propaganda, iklan politik melalui media massa cetak, audio (Radio) maupun audio visual (televisi), serta media lainya seperti spanduk, pamflet, selebaran bahkan komunikasi antar pribadi yang berbentuk face to face (tatap muka). Atau lobby yang berisi penyampaian pesan mengenai program, platform, asas ideologi, serta janji-janji politik lainya guna meyakinkan pemilih sehingga pada pencoblosan dapat menentukan pilihanya terhadap salah satu partai politik yang menjadi peserta pemilihan umum untuk mewakilinya dalam badan legislatif, maupun eksekutif5

Partisipasi politik yang meluas merupakan ciri khas modernisasi politik. Istilah partisipasi politik telah di gunakan dalam berbagai pengertian yang berkaitan dengan perilaku, sikap dan persepsi yang merupakan syarat mutlak bagi partisipasi politik. Huntington dan Nelson dalam bukunya partisipasi politik dalam dunia berkembang memaknai partisipasi politik sebagai :

By political participation we mean activity by private citizens designed to influence government decision-making. Participation my beindividual or collerctive,organized or spntaneous, sustained, or sporadic, peaceful or violent, legal or illegal, effective or ineffective. (partisipasi politik adalah kegiatan warga negara yang bertindak sebagai pribadi-pribadi yang di maksut untuk mempengaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah. Partisipasi bisa bersifat individual atau kolektif, terorganisir atau spontan, mantap atau sprodik, secara damai atau dengan kekerasan, lagal atau illegal, efektif atau tidak efektif (Budiardjo, 1998 :3)

5. 5 Budiardjo, Miriam, 1998. Partisipasi dan partai politik. Jakarta : Yayasan Obor

(7)

Dalam definisi tersebut partisipasi politik lebih berfokus pada kegiatan politik rakyat secara pribadi dalam proses politik, seperti memberikan hak suara atau kegiatan politik lain yang dipandang dapat mempengaruhi pembuatan kebijakan politik oleh pemerintah dalam konteks berperan serta dalam penyelenggaraan pemerintahan. Dengan demikian partisipasi politik tidak mencangkup kegiatan pejabat –pejabat birokrasi, pejabat partai, dan lobbyist profesional yang bertindak dalam konteks jabatan yang diembanya.

Legislatif adalah merupakan cerminan dari kondisi-kondisi objektif masyarakat dan intensi subjektif individu legislator. Kondisi objektif merupakan konteks yang memiliki kekhasan tipologi struktur sosial dan budaya yang berbeda-beda di setiap daerah pemilihan. Masyarakat dan kebudayaan yang dikemukakan oleh Berger (1994) dalam pengertian bahwa ia bisa dialami dan diperoleh secara kolektif. Kebudayaan tersedia disana bagi semua orang. Ini berarti bahwa objek-objek kebu6dayaan (baik yang material maupun non material) bisa dimiliki secara bersama dengan orang-orang lain, dan bukan semata konstruksi individu tunggal. ( Berger, 1994 : 13 )

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomonologis. Menurut Moleong (2009: 26) yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif

yang berupa data tertulis atau lisan dari orang atau prilaku yang diamati.

(8)

Menurut Nasution, (1994 : 47) mengemukakan bahwa 7penelitian deskriptif kualitatif pada dasarnya adalah mengamati orang pada hidupnya, berintetaksi dengan mereka tentang dunia sekitarnaya. Pendapat lain menekankan bahwa penelitian kualitatif merupakan suatu strategi yang digunakan untuk meneliti masalah-masalah yang tidak bisa digunakan dalam prosedur-prosedur penelitian kuantitatif, oleh karena itu yang ditetapkan adalah data lunak, yaitu data yang kaya dengan penguraian orang tempat percakapan dan kajian-kajian.

adapun prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain observasi dan wawancara.

1. Observasi

Tehnik ini dimaksudkan untuk mengetahui bentuk partisipasi politik masyarakat setempat dalam Pemilihan Umum legislatif. Sehingga dengan menggunakan teknik ini maka penulis dapat mengamati secara langsung, bagaimana tanggapan masyarakat pada setiap kali pemilu legislatif yang ada di Kelurahan Lemo, Kecamatan Kulisusu, Kabupaten Buton Utara.

2. Wawancara

Wawancara adalah dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai memeberikan jawaban atas pertanyaan8 (Moleong, 2002: 135). Wawancara juga adalah merupakan sala satu unsur dari proses pengumpulan

7. 7Nasution, S, 1994, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Tarsito, Bandung. Hal 47

8. 8Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D.

(9)

data. Adapun teknik yang di laksanakan dalam pelaksnaan wawancara adalah sebagai berikut :9

1. Wawancara berstruktur, dalam hal ini responden akan memberi jawaban secara terbatas berdasarkan pertanyaan yang di ajukan dalam penelitian ini.

2. Wawancara bebas, yaitu teknik yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan penelitian ini.

Analisa data merupakan metode penting dalam penelitian, karena dengan analisa data maka data yang diperoleh dapat diberi arti dan dideskripsikan. Menurut Miles (dalam Sugiyono, 2008 : 246) Analisa data adalah proses pengaturan urutan data untuk kemudian diorganisasikan dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar yang dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Data yang diperoleh baik melalui observasi maupun wawancara diolah dengan cara mengklasifikasikan berdasarkan tema sesuai fokus permasalahan. Penelitian ini difokuskan pada partisipasi politik masyarakat pada pemilu legislatif yang ada di Kelurahan Lemo, Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara. Ada tiga unsur utama dalam proses analisis data pada penelitian kualitatif yaitu :

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah bagian dari proses analisis yaitu suatu bentuk analisis untuk mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang

9. 9 Moleong, J Lexy. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

(10)

tidak penting, dan mengatur data sehingga data tersebut dapat dibuat kesimpulan.

2. Sajian Data

Sajian data adalah susunan informasi yang memungkinkan dapat ditariknya suatu kesimpulan.

3. Kesimpulan akhir pada penelitian kualitatif tidak akan ditarik kecuali setelah proses pengumpulan data berakhir. Kesimpulan yang dibuat perlu divertifikasi dengan cara melihat dan mempertanyakannya kembali, dengan meninjau secara sepintas pada catatan lapangan untuk memperoleh pemahaman yang lebih tepat.10

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil temuan dilapangan bentuk partisipasi politik masyarakat sangat beragam hal ini disebabkan karena keinginan yang berbeda dari pribadi individu masyarakat itu sendiri. Begitu pula pemilih masyarakat yang ada di Kelurahan Lemo, Kecamatan Kulisusu, Kabupaten Buton Utara. berdasarkan pernyataan pemilih masyarakat kelurahan lemo pada pemilu legislatif 2014 yang lalu, bahwab partisipasi politik yang mereka lakukan adalah berupa, pemeberian suarah, kampanye, dan diskusi tentang masalah politik.

1. Pemberian suarah

Pemilih khususnya masyarakat yang ada di Kelurahan Lemo pada setiap pemilu legislatif secara umum suda cukup baik dan mandiri. Hal itu di buktikan

10. 10 Partisipasi politik masyarakat pada pemilu legilatif kabupaten buton utara studi kelurahan lemo

(11)

dengan hasil pemilu legislatif 2014 yang lalu, dilihat dari berita acara pemungutan suara dan penghitungan suara, 665 pemilih yang terdaftar dalam daftar pemilih tetap 589 pemilih diantaranya datang ke TPS untuk memberikan suarahnya atau sekitar 85% masyarakat kelurahan lemo menggunakan hak pilihnya11

Namun sejauh itu sebagian besar masyarakat Kelurahan Lemo masi ada juga yang tidak menggunakan hak pillihnya. Salah satu alasan yang disampaikan itu sangat beragam mulai karena memang tidak memahami Pemilu dan tidak diberi tahu, juga ada unsur lebih mengutamakan kepentingan pribadi atau keluarganya. Ada juga yang mengatakan , tidak menggunakan hak pilih karena unsur ekonomi, dimana mereka lebih mengutamakan kepentingan mencari nafkah.dibandingkan untuk memberikan suaranya di TPS

2. Kampanye

Anggapan pemilih masyarakat yang ada di kelurahan lemo, bahwa kegiatan kampanye adalah merupakan bentuk kegiatan yang sangat menyenangkan, karena selain mendengarkan penyampaian visi dan misi dari para calon, untuk menentukan figur mereka juga menganggap bahwa itu juga adalah sebuah hiburan, Dalam kegiatan kampanye pemilih masyarakat kelurahan lemo dalam mengikuti kegiatan kampanye sudah sesuai dengan tujuan kampanye yang sebenarnya karena dalam kegiatan tersebut tidak hanya mencari hiburan saja namun untuk mendukung calon legislatif itu sendiri.

11. 11 Partisipasi politik masyarakat pada pemilu legilatif kabupaten buton utara studi kelurahan lemo

(12)

Walaupun sebagian besar masyarakat kelurahan lemo, sangat antusias terhadap pelaksanaan kampanye pada setiap kali pemilihan umum legislatif, namun masi terdapat juga masyarakat yang tidak mengikusertakan dirinya atau tidak senang dengan kegiatan-kegiatan kampanye, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan pendapat dari tiap-tiap masyarakat itu sendiri,

3. Berbicara masalah politik

Bagi masyarakat kelurahan lemo, setiap mendekati pemilihan umum, mendiskusikan persolahan pemilu adalah suatu kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan, hal itu disebabkan karena keinginan yang begitu besar dari masyarakat untuk mencari tahu berbagai informasi baik yang berhubungan langsung dengan calon itu sendiri maupun dari partai politik. Namun pandangan ini tidak berlaku secara keseluruhan bagi masyarakat kelurahan lemo, masi terdapat juga masyarakat yang tidak perduli dan tidak mau tahu tentang masalah politik apalagi sampai akan mendiskusikanya, politik hal itu dilatarbelakangi karena adanya pemahaman yang berbeda-beda dari tiap-tiap individu, yang disebabkan oleh tingkat pendidikan masyarakat yang masi rendah, sehingga hal itu akan cukup mempengaruhi cara berfikir mereka dalam setiap kali diskusi.12

Dari pembahasan di atas maka dapat di simpulkan bahwa partsipasi politik yang dilakukan masyarakat dalam pemilu legislatif tahun 2014 di Kelurahan Lemo, Kecamatan Kulisusu, Kabupaten Buton Utara adalah sebagai berikut : Pertama pemberian suarah. Bentuk partisipasi politik ini di lakukan sebagian besar

12. 12 Partisipasi politik masyarakat pada pemilu legilatif kabupaten buton utara studi kelurahan lemo

(13)

masyarakat yang terdaftar dalam DPT kelurahan lemo, sesuai daftar kehadiran. Kedua, kampanye. Kegiatan ini dilakukan oleh masyarakat karena faktor hiburan sedangkan untuk alasan memperhatikan isu kampanye masi minim. Ketiga, Diskusi politik informal. Kegiatan ini banyak dilakukan oleh masyarakat di lingkungan kerja maupun di lingkunga keluarga.

Menurut pendapat peneliti dari dua pendapat masyarakat diatas dapat dianalisis bahwa pemilih masyarakat khususnya masyarakat Kelurahan lemo memang belum terlalu maksimal dalam keterlibatan mereka terhadap persoalan masalah politik. Namun hal ini tidak berlaku secara universal. Lingkungan tempat tingal, lingkungan pekerjaan, maupun tingkat pendidikan dapat mempengaruhi minat politik seseorang individu maupun masyarakat. Artinya bahwa pemili dalam hal ini adalah masyarakat yang tinggal di lingkungan dengan kesadaran politik yang tinggi, dimana masyarakat yang lain tidak ada batasan, maka ia tidak akan segan untuk membicarakan sesuatu tentang dunia politik bahkan ikut terjun di dalamnya. Demikian juga masyarakat yang bekerja pada lingkungan yang mendukung dunia politik, maka ia pun tidak akan segan untuk berbicara tentang politik.

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan di atas maka dapat di simpulkan bahwa partsipasi politik yang dilakukan masyarakat dalam pemilu legislatif tahun 2014 di Kelurahan Lemo, Kecamatan Kulisusu, Kabupaten Buton Utara adalah,

(14)

pemberian suarah, kampanye, dan diskusi masalah politik. Sedangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat partisipasi politik masyarakat khususnya masyarakat Kelurahan Lemo adalah, tingkat pendidikan, larangan dari pihak keluarga, latar belakang pekerjaan, kurangnya sosialisasi politik dari para caleg, dan kurangnya pemahaman masyarakat tentang politik.

SARAN

Adapun yang menjadi saran bagi penulis yaitu, salah satu langkah yang harus di lakukan oleh khususnya masyarakat Kelurahan Lemo agar dapat berjalan efektif tingkat partisipasi mereka adalah harus benar-benar mempelajari dan memahami secara mendalam pentingnya sebuah pendidikan politik, sehingga dengan cara itu akan dapat memberikan pemahaman yang lebih luas tentang betapa pentingnya partisipasi mereka dalam dunia politik.

DAFTAR PUSTAKA

Arikuno, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta

Budiardjo, Miriam, 1981. Partisipasi dan Partai Politik : PT. Gramedia, Anggota IKAPI. Jakarta

……….1998. Partisipasi dan partai politik. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia

………. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Politik. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Huntington, Samuel P. dan Juan M. Nelson. 1994. Partisipasi politik di negara berkembang. Jakarta. : Rineka Cipta

Kusnardi, Moh. Dan Harmailiy Ibrahim. 1994. Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta : Indonesia.

Maran, Rafael R. 2001. Pengantar sosiologi politik. Rineka Cipta : Jakarta.

Moleong, J Lexy. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosydakarya

(15)

Nimo Dan, 2006. Komunikasi Politik Khayalak dan Efek. : PT.Remaja Rosdakarya Offset. Bandung

Pamudji, 1985. Demokrasi Pancasila dan Ketahanan Nasional. Penerbit PT Bina Aksara Anggota IKAPI

Rahman, H, A. 2007. Sistem Politik Indonesia. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Surbakti, Ramlan. 2010. Memahami Ilmu Politik. PT Grasindo, Anggota Ikapi, Jakarta.

Sanit, Arbi. 1985. Swadaya politik masyarakat. Rajawali pers, Jakarta

Sastroatmodjo, Sudijono. 1995. Partisipasi Politik. Semarang : IKIP Semarang Press.

Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung, Alfabeta

Syarbaini, Syahrial, Dkk. 2002. Sosiologi dan Politik. Jakarta : Ghalia Indonesia Suryadi, Budi. 2007. Sosiologi Politik Sejarah, Definisi dan Perkembangan

Konsep. Yogyakarta : IRCiSoD

Upe, Ambo. 2008. Sosiologi Politik Kontemporer. Prestasi Pustakaraya, Jakarta : Indonesia.

Wibowo Pramono Anung, 2013. Mahalnya Demokrasi, Memudarnya Ideologi potret komunikasi politik legislator-konstituen :. PT. Kompas Media Nusantara. Jakarta.

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Nowadays the development of Information and Technology (IT) is amazing. Many human activities were done by computer, thus do in educational works. So, school in

Hasil penelitian menunjukkan bahwa primer spesifik H5 yang digunakan dalam metode RT-PCR untuk mendeteksi virus AI dapat mengamplifikasi sampel lapang dengan keberhasilan

Dan Dari hasil perhitungan diperoleh pada selang 1 hari kedepan adalah 0.0194 menunjukkan bahwa dengan tingkat konfidensi 90% maka dalam 100 kejadian terdapat kemungkinan

Setsuzokujoshi keredemo menunjukkan beberapa fungsi , yaitu digunakan untuk kalimat yang menyatakan hal tidak terduga, berlawanan dengan realita, bermakna

Empat kunci penting agar pelaksanaan perkuliahan menggunakan strategi kolaboratif berbasis masalah dapat menjadi kegiatan belajar-mengajar yang berpotensi mengembangkan beberapa

Robert Alexander Jaffray adalah seorang misionari the Christian and Missionary Alliance (CMA) dari Kanada yang melayani di bagian selatan Tiongkok selama 32 tahun.  Setelah

Sehubungan dengan hal tersebut, berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Banggai Kepulauan

pada siklus I pertemuan Iadalah sebagai berikut: 1) Melakukan pertemuan bersama guru kolaborator dengan tujuan membahas kapan penelitian siklus I pertemuan Iakan