• Tidak ada hasil yang ditemukan

CITRAAN DALAM KUMPULAN PUISI AIR TULANG IBU KARYA ZELFENI WIMRA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "CITRAAN DALAM KUMPULAN PUISI AIR TULANG IBU KARYA ZELFENI WIMRA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

CITRAAN DALAM KUMPULAN PUISI AIR TULANG IBU

KARYA ZELFENI WIMRA

JURNAL ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (Strata I)

SASTRAWAN

NPM 09080028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

(2)
(3)

1

THE IMAGES IN A COLLECTION OF POEMS AIR TULANG IBU

BY ZELFENI WIMRA

By :

Sastrawan

1

, Aruna Laila

2

, Samsiarni

3

1) Student STKIP PGRI West Sumatra

2) Lecturer Language Study Program and Literature Indonesian

STKIP PGRI West Sumatra

ABSTRACT

This research is motivated by a number of images contained in a collection of poems

Air Tulang Ibu by Zelfeni Wimra. Such poetry utilize images in conveying the message. But the

images have not been clearly identified. So it is necessary to study. The purpose of this study was to describe the images in a collection of poems Air Tulang Ibu by Zelfeni Wimra. This study is a qualitative study using descriptive analysis method. The data in this study is the imagery in the poetry collection Air Tulang Ibu by Zelfeni Wimra. This research measures carried out several stages. First, the reading stage to carefully read the poems in the collection of poems Air Tulang

Ibu by Zelfeni Wimra. Secondly, marking the data relating to the use of imagery in the poetry

collection Air Tulang Ibu by Zelfeni Wimra. Third, the inventory stage is an inventory of the data found on the use of imagery in the poetry collection Air Tulang Ibu by Zelfeni Wimra. The research concludes that there are six images used in a collection of poems Air Tulang Ibu by Zelfeni Wimra that vision imagery, imagery auditory, olfactory imagery, imagery feelings, tactile imagery and motion imagery. The images are often displayed the author in his poetry is visual imagery. Air Tulang Ibu bys of poetry Zelfeni Wimra many uses visual imagery because the poems tend to describe the social life he sees in everyday life the for eigner.

(4)

2

CITRAAN DALAM KUMPULAN PUISI AIR TULANG IBU

KARYA ZELFENI WIMRA

Oleh :

Sastrawan

1

, Aruna Laila

2

, Samsiarni

3

1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa citraan atau pengimajian merupakan suatu sarana kepuitisan yang penting dalam membentuk puisi agar terjalin pemahaman yang komunikatif antara penyair dan penikmat puisi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan citraan yang terdapat dalam kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif analisis. Data pada penelitian ini adalah citraan dalam kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra yang diterbitkan oleh Pusakata Publising Padang, tahun 2012. Sumber data penelitian ini adalah puisi-puisi yang terdapat dalam kumpulan puisi-puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra, yang berjumlah 70 puisi. Langkah penelitian ini dilakukan beberapa tahap. Pertama, tahap pembacaan, yaitu, membaca dengan cermat puisi-puisi di dalam kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra.

Kedua, menandai data yang berhubungan dengan penggunaan citraan dalam kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra. Ketiga, Tahap inventarisasi yaitu menginventarisasi data yang

ditemukan mengenai penggunaan citraan dalam kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra. Hasil penelitian yang ditemukan ada enam jenis citraan yang digunakan dalam kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra yaitu citraan penglihatan, citraan pendengaran, citraan penciuman, citraan rasaan, citraan rabaan dan citraan gerak. Citraan yang sering dimunculkan pengarang di dalam puisi-puisinya adalah citraan rabaan. Kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra banyak menggunakan citraan rabaan karena puisi-puisi tersebut cenderung menggambarkan tentang kehidupan sosial dan perasaan yang dirasakan dalam kehidupan sehari-hari di perantauan.

(5)

3

Pendahuluan

Karya sastra merupakan karya imajinatif yang mengedepankan makna yang berlandaskan pada kehidupan manusia. Sebagai karya sastra yang sarat makna, karya sastra memanfaatkan bahasa sebagai media pengungkapannya. Bahasa disusun secara baik sehingga membentuk satu kesatuan yang kaya akan makna. Melalui karya sastra, kehidupan manusia secara nyata dapat dirasakan oleh pembaca sehingga seringkali pembaca dapat menemukan dirinya dalam karya sastra. Puisi adalah karya sastra yang mengungkapkan pengalaman lahir batin, dan pengalaman imajinatif penciptanya yang disusun secara rapi, dan kemudian diungkapkan melalui kata-kata puitis. Kepuitisan puisi tidak terletak pada salah satu unsur pembangunnya, tetapi keterkaitan unsur-unsur itu secara total (Atmazaki 2008:29).

Puisi terdiri dari unsur-unsur yang memiliki hubungan timbal balik dan saling menentukan. Masing-masing unsur dalam puisi dibentuk oleh struktur-struktur yang terdapat di dalamnya. Jika setiap unsur-unsur pembentuk puisi disatukan secara utuh ke dalam sebuah puisi, maka akan mampu menciptakan nilai kepuitisan dan imajinasi bagi pembaca atau pendengarnya. Sebaliknya, jika salah satu dari unsur tidak ada, maka akan membuat nilai kepuitisan puisi berkurang. Salah satu unsur pembentuk kepuitisan puisi itu adalah pengimajian atau pencitraan yang masuk ke dalam bagian unsur fisik puisi. Citraan adalah gambaran angan atau gambaran imajinasi pengarang. Kata citraan merujuk kepada pelukisan sesuatu hal yang merangsang penggunaan panca indera. Citraan yang dihadirkan penyair dalam puisi sangat dipengaruhi dengan bahasa yang indah. Semakin banyak citraan yang dimanfaatkan maka akan semakin konkret pengungkapan makna yang ingin penyair sampaikan dalam puisi. Citraan sering digunakan penyair untuk membangun sarana kepuitisan dalam puisi. Dalam puisi terdapat enam citraan yaitu, citraan penglihatan, citraan pendengaran, citraan penciuman, citraan rabaan, citraan rasaan, dan citraan gerak (Hasanuddin WS (2002:117-132). Uraian tentang citraan di atas dapat menghadirkan semua yang membuat pembaca seolah-olah ikut melihat, mendengar, mencium, dan merasakan semua yang diungkapkan penyair dalam puisinya.

Pada umumnya membaca puisi bertujuan untuk mengetahui apa yang terjadi dalam susunan kata tersebut. Untuk mengetahui kejadian dalam puisi, dapat menggunakan citraan. Dengan mengetahui suasana dalam puisi, irama yang digunakan pada baris-baris puisi akan tepat. Kemampuan penyair mengekspresikan perasaan ke dalam bentuk bahasa dapat dilihat dari citraan. Melalui citraan akan diperoleh gambaran konkret tentang hal-hal yang ingin disampaikan Zelfeni Wimra lewat puisinya

.

Dalam menjalin pemahaman yang komunikatif antara penyair dan penikmat puisi, diperlukan kekonkretan gambaran, kejelasan, dan hidupnya gambaran. Dengan itu, pembaca atau penikmat dapat turut merasakan dan hidup dalam pengalaman lahir dan batin penyair. Kemampuan penyair memanfaatkan sarana-sarana kepuitisan dengan baik akan menimbulkan gambaran dalam pikiran pembaca. Setiap gambaran itu disebut imaji atau citra, sedangkan upaya penyair membentuk kombinasi kata-kata yang menimbulkan gambaran yang merangsang panca indera itu disebut pengimajian atau pencitraan. Melalui kombinasi kata-kata yang menimbulkan gambaran-gambaran yang merangsang panca indera (citraan) tersebut dapat membantu penikmat puisi dalam memaknai sebuah puisi secara optimal dengan indera yang mereka miliki.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka fokus masalah penelitian ini adalah citraan dalam kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra. Penelitian tentang citraan dalam puisi merupakan sesuatu yang penting karena citraan merupakan salah satu bentuk keterampilan berekspresi dalam berbahasa.

Berdasarkan fokus masalah yang telah dideskripsikan di atas, maka rumusan masalah ini adalah:

1. Citraan apakah yang terdapat dalam kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra? 2. Apakah fungsi citraan yang terdapat dalam kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni

Wimra?

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan citraan yang terdapat dalam kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra.

2. Mendeskripsikan fungsi yang terdapat dalam kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra.

(6)

4

Secara teoretis, penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk mengkaji secara teori mengenai citraan yang terdapat dalam kumpulan puisi Air Tulang Ibu. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis bagi beberapa pihak. Adapun manfaat yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1 Manfaat teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan wawasan pembaca tentang citraan dalam kumpulan puisi.

2. Manfaat praktis

a. Peneliti lainnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan atau pedoman untuk penelitian berikutnya dan dapat menambah wawasan tentang penelitian sastra yang berkaitan dengan citraan dalam kumpulan puisi.

b. Pembaca, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman tentang karya sastra, khususnya analisis citraan dalam kumpulan puisi.

c. Penulis sendiri, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang citraan dalam kumpulan puisi.

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menekankan analisis pada kata-kata sebagai objek yang diamati dan mengutamakan kedalaman penghayatan terhadap konsep yang sedang dikaji secara empiris. Menurut Moleong (2010:6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan yang dilakukan secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan metode ilmiah. Penelitian kualitatif berusaha memberikan gambaran tentang suatu objek penelitian yang dilakukan dengan tidak menggunakan angka-angka, tetapi dengan cara deskriptif.

Data dalam penelitian ini adalah kutipan berupa kata, baris, dan bait puisi yang terdapat dalam kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra. Sumber data penelitian ini adalah kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra diterbitkan pada bulan oktober 2012, yang terdiri dari tiga priode: (1) priode air, (2) priode tulang, (3) priode ibu. Penerbit Pusakata Publishing Padang yang berisikan 70 buah puisi dengan jumlah halaman 102.

Metode dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif analisis. Metode deskriptif pada penelitian ini maksudnya adalah data dilaporkan dalam bentuk kata-kata dan kutipan-kutipan. Ratna (2004:53), menjelaskan bahwa metode deskriptif analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Metode deskriptif analisis tidak semata-mata menguraikan, melainkan juga memberi pemahaman dan penjelasan secukupnya.

Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penelitian ini ada beberapa tahap yaitu (1) Tahap pembacaan, yaitu, membaca dengan cermat puisi-puisi di dalam kumpulan puisi

Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra, (2) Tahap penandaan yaitu, menandai data yang

berhubungan dengan penggunaan citraan dalam kumpulan puisi air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra, dan (3) Tahap inventarisasi yaitu, menginventarisasi data yang ditemukan mengenai penggunaan citraan dalam kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra dan memasukan data tersebut ke dalam format inventarisasi data. Sebagai instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, karena penelitian hanya difokuskan pada penggunaan citraan dalam kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra. Selain itu, untuk menganalisis data, peneliti menggunakan format inventarisasi data yaitu suatu format yang membantu peneliti dalam mengelompokkan jenis-jenis citraan yang terdapat dalam kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra dan memasukkan data tersebut ke dalam format inventarisasi data.

Sedangkan teknik analisis data dilakukan dengan lima tahap yaitu (1) Mengelompokkan data yang berkaitan dengan penggunaan citraan dalam kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra, (2) Melakukan analisis terhadap penggunaan citraan dalam kumpulan puisi Air

Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra yang telah dikelompokkan sesuai batasan masalah dan tujuan

penelitian, (3) Menginterpretasikan data sesuai dengan citraan yang terdapat dalam kumpulan puisi

(7)

5

yang terdapat dalam kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra, (5) Menuliskan laporan hasil penelitian tentang citraan yang terdapat dalam kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra.

Teknik pengabsahan data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu teknik uraian rinci. Dengan teknik ini penulis mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol. Kemudian menelaahnya secara rinci. Moleong (2010:338) menyatakan bahwa dalam teknik uraian rinci, penulis dituntut untuk melaporkan hasil penelitiannya secara rinci dan teliti serta dapat mendeskripsikan konteks penelitian dengan baik.Teknik pengabsahan data ini dilakukan dengan pembuktian yang diambil langsung dari kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra. Bagian yang diambil yaitu berupa frasa, ungkapan, dan kalimat yang digunakan penyair dalam kumpulan puisi tersebut. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data mengenai citraan yang dilakukan pada kumpulan puisi Air

Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra terdapat enam buah citraan yang digunakan penyair dalam

kumpulan puisi Air Tulang Ibu. Adapun citraan yang digunakan yaitu citraan penglihatan, citraan pendengaran, citraan penciuman, citraan rasaan, citraan rabaan dan citraan gerak. Penggunaan citraan oleh penyair dimanfaatkan untuk menuangkan pengalamannya, sehingga memberikan pengalaman imajinatif kepada pembaca, seolah-olah pembaca baru saja kembali dari pengalaman itu. Penggunaan citraan selain menampilkan kepuitisan, juga bertujuan untuk menimbulkan suasana yang khusus, yang membuat lebih hidupnya gambaran-gambaran dalam pikiran dan penginderaan pembaca.

Pada hakekatnya, citraan atau pengimajian yang dimanfaatkan penyair dalam puisi-puisi karyanya berkaitan dengan diksi. Artinya, dengan pemilihan kata-kata tertentu menyebabkan timbulnya daya bayang atau imajinasi pembaca terhadap sesuatu hal. Daya bayang atau imajinasi pembaca tersentuh karena beberapa indera dipancing untuk segera membayangkan sesuatu lewat daya bayang yang dimiliki pembaca.

Citraan yang cenderung paling banyak digunakan oleh Zelfeni Wimra adalah citraan rabaan. Citraan rabaan yang digunakan dalam kumpulan puisi Air Tulang Ibu bertujuan untuk menggambarkan persoalan sosial yang menyentuh hatinya dan perasaan yang dirasakan penyair dalam kehidupan sehari-hari selama diperantauan. Selain itu citraan rabaan juga digunakan untuk memperindah bahasa puisi agar apa yang disampaikan penyair dapat dirasakan oleh pembaca lewat indera kulitnya. Seperti pada puisi yang berjudul Surat Hujan Kepada Laut pada lirik “jejak

itu kini, wahai, makin membiru digasak matahari, mencakar menampar debu kemarau” penyair

menggunakan diksi yang tepat untuk memancing daya bayang pembaca sehingga pembaca dapat terpancing untuk merasakan bagaimana rasanya kalau digasak matahari, dicakar dan ditampar. Pilihan kata yang digunakan penyair bertujuan untuk menceritakan apa yang dirasakannya sehingga pembaca juga dapat merasakan hal tersebut.

Dalam kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra juga ditemukan citraan penglihatan. Citraan penglihatan yang digunakan penyair bertujuan untuk menggunakan indera penglihatannya untuk memberikan gambaran dalam setiap puisinya. Pemilihan kata yang dibentuk penyair mampu merangsang imajinasi pembaca, seperti pada lirik “di buritan, tempat kau biasa

bernyanyi, tiada siapa-siapa lagi” dalam puisi yang berjudul Desau Dayung dan Leleh Pelayaran.

Pilihan kata yang digunakan penyair bertujuan untuk menceritakan apa yang biasa dilihatnya di buritan, tiada siapa-siapa lagi.

Selanjutnya dalam kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra juga ditemukan penggunaan citraan pendengaran. citraan pendengaran yang digunakan penyair bertujuan untuk merangsang indera pendengar pembaca sehingga seolah-olah pembaca dapat mendengar apa yang ditulis penyair dalam puisinya. Pemilihan kata merupakan suatu hal yang sangat penting sehingga apa yang ingin disampaikan penyair benar-benar dapat didengar oleh pembaca. Seperti pada puisi

Angin dan Peluru pada lirik “setelah mesiu di batinku meletus”. Penyair benar-benar bisa

merangsang daya indera pendengaran pembaca sehingga pembaca seolah-olah dapat mendengar suara letusan mesiu.

Kemudian dalam kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra citraan penciuman digunakan penyair untuk melengkapi gambaran tentang pengalamannya. Penyair menggambarkan

(8)

6

lewat suatu rangsangan yang seolah-olah dapat ditangkap oleh indera penciuman seperti yang terlihat pada lirik “dan aroma kembang setaman menjangkau penciuman” dalam puisi yang berjudul Lorong. Kepandaian penyair dalam memilih diksi membuat pembaca seolah-olah dapat mencium aroma kembang setaman. Pemilihan diksi yang dilakukan penyair bertujuan untuk merangsang indera penciuman pembaca sehingga seolah-olah pembaca dapat mencium aroma kembang setaman tersebut.

Selanjutnya citraan rasaan. Citraan rasaan seperti pada lirik “bersembunyi dikelembaban,

tempat yang lunak menghisap darah” dalam puisi Kutu dan benalu. Penyair memanfaatkan citraan

rasaan untuk menggambarkan rasa darah yang dihisap kutu. Kepiawaian penyair dalam memilih kata yang tepat membuat pembaca seolah-olah dapat merasakan bagaimana rasa darah kalau diminum. Citraan rasaan yang digunakan penyair dalam kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra bertujuan untuk membangkitkan indera pencecapan pembaca sehingga pembaca seolah-olah ikut mencicipi rasa yang dimaksud oleh penyair.

Kemudian citraan gerak. Citraan gerak dimanfaatkan oleh penyair dengan tujuan menghidupkan gambaran dengan melukiskan sesuatu yang diam itu seolah-olah bergerak seperti manusia. Misalnya, pada lirik “meski tidak lama, hanya menjelang matahari kembali

membawanya pulang”, dalam puisi yang berjudul Puisi yang Berlinang. Pemanfaatan citraan

gerak dalam lirik puisi tersebut seakan membuat matahari seolah-olah dapat membawa beban seperti manusia. Tujuan penggunaan citraan gerak dalam kutipan puisi tersebut untuk membangkitkan daya imajinasi pembaca sehingga pembaca merasakan sesuatu yang pada hakikatnya diam dapat bergerak seperti manusia.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan citraan penciuman dan rasaan cenderung lebih sedikit dibandingkan dengan citraan rabaan, penglihatan, gerak dan pendengaran. Walaupun demikian kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra memiliki enam citraan yaitu citraan penglihatan, citraan pendengaran, citraan penciuman, citraan rasaan, citraan rabaan dan citraaan gerak.

Citraan dalam puisi berfungsi untuk menimbulkan suasana yang khusus, membuat lebih hidup gambaran-gambaran dalam angan atau pikiran dan menarik perhatian pembaca tentang sesuatu keadaan melalui kata-kata. Imajinasi pembaca akan terbentuk secara tepat tergantung pada ketetapan penyair dalam memilih kata-kata dan menyusunnya menjadi kata-kata dengan tujuan bisa membangkitkan imajinasi pembaca. Kemampuan penyair memanfaatkan sarana-sarana kepuitisan dengan baik akan menimbulkan kilasan bayangan dalam pikiran pembaca. Melalui gambaran-gambaran yang timbul dalam puisi, akan tercapai fungsi puitik puisi yakni tersampaikannya pesan atau makna puisi tersebut pada pembaca. Oleh karena itu pembaca dapat memaknai puisi yang dibacanya secara optimal melalui indera yang mereka punyai.

Kilasan bayangan itu disebut citra atau imaji, sedangkan upaya penyair membentuk kombinasi kata yang menimbulkan kilasan itu disebut pencitraan atau pengimajian. Dalam puisi terdapat fungsi masing-masing citraan yaitu, pertama, citraan penglihatan. Citraan penglihatan berfungsi untuk menimbulkan daya bayang pembaca seakan-akan melihat sebuah objek yang digambarkan oleh penyair dalam puisinya. Kedua, citraan pendengaran. Citraan pendengaran berfungsi untuk merangsang indera pendengar pembaca supaya pembaca seolah-olah mendengar apa yang ditulis penyair dalam puisinya. Ketiga, citraan penciuman. Citraan penciuman ini berfungsi untuk menimbulkan rangsangan indera penciuman pembaca seolah-olah pembaca ikut mencium aroma atau baun-baunan yang digambarkan oleh penyair dalam puisinya. Keempat, citraan rasaan. Citraan rasaan berfungsi untuk mengiring daya bayang pembaca lewat sesuatu yang seolah-olah dapat dirasakan lewat indera pencecapan. Kelima, citraan rabaan. Citraan rabaan berfungsi untuk menciptakan suatu daya saran bahwa seolah-olah pembaca dapat bersentuhan atau apapun yang melibatkan efektivitas indera kulitnya. Keenam, citraan gerak. Citraan gerak berfungsi untuk memanfaatkan pelukisan gambaran dengan tujuan menghidupkan atau membuat sesuatu yang diam menjadi seperti bergerak.

Dilihat dari sisi penyair, imaji dikejar dan dimanfaatkan untuk menuangkan pengalaman dalam bentuk sajak, sedangkan dari sisi pembaca, imaji digunakan untuk menjemput pengalaman pembaca yang sesuai dengan pengalaman penyair. Apabila pembaca tidak mempunyai pengalaman tentang hal yang diungkapkan, maka imaji memberikan pengalaman imajinatif kepadanya, seolah-olah pembaca baru saja kembali dari pengalaman itu. Dengan adanya imaji yang khas, sajak

(9)

7

menjadi lebih menarik. Ia dapat memberikan gambaran yang jelas, membentuk suasana tertentu, membangkitkan tanggapan, memberi sugesti atau daya saran, dan pada akhirnya membuat pembaca berkontemplasi.

Sebenarnya, penggunaan majas, unsur retoris, diksi, penataan bunyi dalam sajak bertujuan untuk menghasilkan imaji. Apabila imaji telah tercipta, manakala bayangan telah menetas, penyair tidak mempermasalahkan lagi apa makna sajaknya bagi pembaca. Tugas penyair adalah menyampaikan pengalaman puitisnya dengan bahasa sajak. Penyair tidak perlu pula bertugas membentuk atau mengatakan apa makna sajaknya. Tugas pembacalah menangkap kilasan-kilasan pengalaman puitis tersebut dan kemudian menginterpretasikannya sesuai dengan kompetensi yang ada padanya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa citraan merupakan sarana kepuitisan bahasa yang dimanfaatkan penyair untuk membangkitkan imajinasi pembaca tentang gambaran pengalaman imajinatif yang diinginkan penyair dengan memancing panca indera pembaca atau pendengar puisi. Sedangkan fungsi citraan dalam puisi adalah memberikan gambaran yang jelas, menimbulkan suasana yang khusus, membuat hidup gambaran dalam pikiran dan penginderaan, dan menarik perhatian pembaca.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian terkait penggunaan citraan dalam kumpulan puisi Air Tulang

Ibu karya Zelfeni Wimra, maka penelitian ini menyimpulkan beberapa hal yaitu: Citraan yang

ditemukan dalam kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra yang pertama adalah citraan penglihatan, citraan ini mampu menyatukan daya saran penyair dengan daya bayang pembaca, sehingga puisi menjadi komunikatif. Kedua, citraan pendengaran, citraan ini dimanfaatkan penyair untuk mengungkapkan suasana tertentu di dalam puisinya. Ketiga, citraan penciuman, citraan ini digunakan penyair untuk lebih menghidupkan gambaran yang diinginkan.

Keempat, citraan rasaan, citraan ini dimanfaatkan penyair untuk membangkitkan suasana tertentu

di dalam puisinya. Kelima, citraan rabaan, citraan ini digunakan penyair untuk menghidupkan suasanan tertentu di dalam puisi. Keenam, citraan gerak, dimanfaatkan oleh penyair dengan tujuan menghidupkan gambaran dengan melukiskan sesuatu yang diam itu seolah-olah bergerak.

Citraan yang sering dimunculkan pengarang di dalam puisi-puisinya adalah citraan rabaan. Kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra banyak menggunakan citraan rabaan karena puisi-puisi tersebut cenderung menggambarkan tentang kehidupan sosial dan suasana hati yang dirasakannya dalam kehidupan sehari-hari selama di perantauan.

Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas disarankan beberapa hal sebagai berikut.

Pertama, bagi peneliti lain, penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan atau pedoman untuk

penelitian berikutnya dan dapat menambah wawasan tentang penelitian sastra yang berkaitan dengan citraan dalam kumpulan puisi. Kedua, pembaca, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman tentang karya sastra, khususnya analisis citraan dalam kumpulan puisi. Ketiga, penulis sendiri, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang citraan dalam kumpulan puisi.

Daftar Pustaka

Atmazaki. 2008. Analisis Sajak Teori, Metodologi, dan Aplikasi. Padang: UNP Press. Hasanuddin, WS. 2002. Membaca dan Menilai Sajak. Bandung: Angkasa Bandung. Moleong, Lexi J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda karya.

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Referensi

Dokumen terkait

Pabrik Kertas Tjiwi Kimia, Tbk didirikan pada tanggal 2 Oktober 1972 sebagai salah satu perusahaan Chemical Plant yang memproduksi kaustik soda (NaOH) dan bahan

dikalangan suatu masyarakat. Tampaknya hal ini sangat berkait dengan banyak hal, seperti keyakinan agama, aliran falsafat yang dianut. Dengan kata lain, sanksi ini

Sedangkan ketentuan mengenai jenis-jenis produk jasa keuangan, cakupan dan batas-batas kegiatan lembaga jasa keuangan, kualifikasi dan kriteria lembaga jasa keuangan, tingkat

bersifat langsung dilaksanakan melalui dua cara yaitu dengan bimbingan kelompok seperti biasanya yaitu dengan didampingi oleh seorang fasilitator dan di pimpin

Pada setiap sesi, subjek juga menjalankan tugas-tugas sebagai berikut: (1) subjek diminta untuk menyiapkan minum sebelum kegiatan belajar dimulai ( antecedent

Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan pada Koperasi (Studi Empiris pada

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah usulan investasi penambahan perangkat baru pada Warung Internet “Mega Net”,Yogyakarta layak untuk dilaksanakan dilihat

Untuk menemukan mikrofilaria, pengambilan darah dilakukan pada malam hari setelah pukul 20:00 karena mikrofilaria dari nematode jaringan penyebab filariasis