• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK DEPO MEDROXY PROGESTERON ASETAT TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH DI BPM ANIK RAKHMAWATI, SABRANG KLATEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK DEPO MEDROXY PROGESTERON ASETAT TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH DI BPM ANIK RAKHMAWATI, SABRANG KLATEN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK DEPO MEDROXY PROGESTERON ASETAT

TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH DI BPM ANIK RAKHMAWATI, SABRANG KLATEN Anna Uswatun Q1, Astri Wahyuningsih2, Siti Sholichah3

STIKES Muhammadiyah KLaten ABSTRAK

Kontrasepsi hormonal merupakan salah satu metode kontrasepsi yang mempunyai efektifitas tinggi dan yang paling sering digunakan adalah DMPA. Banyak akseptor kontrasepsi suntik yang mengeluhkan adanya peningkatan tekanan darah, hal ini karena banyak akseptor yang memakai kontrasepsi suntik dalam jangka waktu yang lama. Dari beberapa hasil penelitian yang dilakukan terhadap akseptor KB suntik menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan KB suntik adalah terjadinya gangguan menstruasi 51,25%, kenaikan berat badan 36,25% dan peningkatan tekanan darah 36,75%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara lama pemakaian kontrasepsi suntik (Depo Medroksi Progesteron Asetat) DMPA dengan peningkatan tekanan darah yang berkunjung di BPM Anik Rakhmawati Amd.Keb di Desa Sabrang, Kecamatan Jatinom ,Kabupaten Klaten.

Desain penelitian ini bersifat korelasi dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua akseptor KB suntik Depo Medroxy Progesteron Asetat yaitu sebanyak 42 akseptor.Teknik sampling menggunakan Total Sampling. Dengan jumlah sampel sebanyak 42 akseptor .Hasil penelitian menunjukkan dari 42 orang, 14 akseptor (33,3%) mengalami peningkatan tekanan darah dengan pemakaian ≤5 tahun, 10 akseptor (23,8%) mengalami peningkatan tekanan darah dengan pemakaian >5 tahun.

Kesimpulan Berdasarkan hasil uji Chi-Square hitung = 6,938 dengan

nilai p = 0,008 (p < 0,05). Ada Pengaruh Lama Pemakaian Kontrasepsi Suntik DMPA Terhadap PeningkatanTekanan Darah. Diharapkan Akseptor lebih bisa memilih metode KB yang lebih tepat, aman dan nyaman karena, efek samping jangka panjang KB suntik 3 bulan dapat meningkatkan tekanan darah, hendaklah akseptor melakukan pola hidup sehat, dan atur pola makan untuk mengantisipasi dampak pemakaian KB DMPA tersebut.

Kata Kunci : Lama pemakaian suntik depo medroxy progesteron asetat,

(2)

I. PENDAHULUAN

Kontrasepsi di Indonesia dimulai pada awal abad XX.Di Inggris, Maria Stopes, upaya yang ditempuh untuk perbaikan ekonomi keluarga buruh dengan mengatur kelahiran. Menggunakan cara-cara sederhana (kondom, pantang berkala). Amerika Serikat, Margareth Sanger memperoleh pengalaman dari Saddie Sachs, yang berusaha menggugurkan kandungan yang tidak diinginkan . Ia menulis buku “Family Limitation”(pembatasan keluarga). Hal tersebut merupakan tonggak permulaan sejarah berdirinya KB. (Yetti Anggraini, 2011).

Berdasarkan data yang di ambil dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN) propinsi Jawa Tengah secara nasional pada bulan Mei 2013 sebanyak 734.769 peserta. Apabila kontrasepsi dilihat dari hasil prosentasenya adalah sebagai berikut : 62.432 peserta IUD (8,50%), 11.642 peserta MOW (1,58%), 71.838 peserta implant (9,78% ), 352.625 peserta suntikan (47,99%), 188.163 peserta pil (25,61%), 1.973 peserta MOP (0,27%) dan 46.096 peserta kondom (6,27%). Peserta KB Baru secara nasional sampai dengan bulan Mei 2013 sebanyak 3.468.987 peserta (BKKBN, 2013).

Sedangkan pencapaian KB di Kabupaten Klaten dari data tahun 2011 didapat peserta KB aktif 167.171 jiwa, dari PUS sebesar 204.263 jiwa yang menggunakan kontrasepsi IUD sebesar 11.782 jiwa, MOW sebesar 13.661 jiwa, MOP sebesar 1.015 jiwa, AKDR sebesar 4.689 jiwa, Implant sebesar 21.433 jiwa, Suntik sebanyak 100.392 jiwa, Pil sebesar 14.199 jiwa (BKKBN, 2011).

Dari beberapa hasil penelitian yang dilakukan terhadap akseptor KB suntik menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan KB suntik adalah terjadinya gangguan menstruasi 51,25%, kenaikan berat badan 36,25% dan peningkatan tekanan darah 36,75% (Eiska, 2007).

Kontrasepsi Suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harga relatif murah dan aman. Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan kecocokanya. Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil. Umumnya pemakaian suntikan KB mempunyai persyaratan sama dengan pemakaian pil, begitu pula bagi orang yang tidak boleh memakai suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal selama maksimal 5 tahun (Yetti Anggraini, 2011).

(3)

Efek samping kontrasepsi suntik ini bisa menjadikan pola pendarahan, terutama pada bulan- bulan pertama dan sudah 3-12 bulan umumnya berhenti dengan tuntas. Seringkali berat badan bertambah sampai 2-4 kg dalam waktu 2 bulan karena pengaruh hormonal, yaitu progesteron. Progesteron dalam alat kontrasepsi tersebut berfungsi untuk mengentalkan lendir serviks dan mengurangi kemampuan rahim untuk menerima sel yang telah dibuahi. Namun hormon ini juga mempermudah perubahan karbohidrat menjadi lemak, sehingga seringkali efek sampingnya adalah penumpukan lemak yang menyebabkan berat badan bertambah dan menurunkan gairah seksual. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas dan jerawat.

Menurut Varney (2001), efek samping dari kandungan hormon progesteron yang berlebihan pada sistem kardiovaskuler dapat menyebabkan perubahan tekanan darah. Resiko terjadinya tekanan darah tinggi akan meningkat dengan bertambahnya umur, lama pemakaian kontrasepsi dan penggunaan jangka panjang.

Faktor-faktor fisiologis utama yang dapat mempengaruhi tekanan darah. Usia orang, emosi, tekanan darah biasanya tingggi pada orang-orang yang gemuk, Frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung, Resistensi periferl, Kehilangan darah, Hormon. Beberapa hormon memiliki efek terhadap tekanan darah. Contohnya, pada saat stress, medula kelenjar adrenal akan menyekresikan norepinefrin dan epinefrin, yang keduanya akan menyebabkan vasokonstriksi sehingga meningkatkan tekanan darah. Selain dari vasokonstriksi, epinefrin juga berfungsi meningkatkan heart rate dan gaya kontraksi (Eviana, 2011).

Tekanan Darah adalah tenaga yang digunakan darah untuk melawan dinding pembuluh. Tekanan darah maksimum darah digunakan pada dinding arteri ventrikel kiri pada jantung mendorong darah melalui katup aorta ke dalam aorta selama sistole. Tekanan tersebut dinamakan tekanan sistolik. Pada orang dewasa yang sehat normalnya adalah 120 mmHg (Eviana, 2011).

Hasil penelitian Himayatul Khoiroh (2004), menunjukkan bahwa pemakaian kontrasepsi Suntik Cyclofem dan Depo progestin Terhadap Peningkatan Tekanan Darah di Puskesmas Beru Sarirejo Lamongan mengalami peningkatan tekanan darah untuk kontrasepsi cyclofem 0,80% dan yang mengalami peningkatan tekanan darah untuk kontrasepsi suntik depo progestin 0,41.

(4)

Berdasarkan Studi Pendahuluan didapatkan bahwa dari jumlah sampel yang di ambil berjumlah 10 akseptor pemakai kontrasepsi suntik 3 bulan DMPA (Depo Medroxy Progesterone Asetat). Pada akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan DMPA dengan pemakaian ≥ 1 tahun terdapat 3 akseptor (30%) tidak mengalami peningkatan tekanan darah, sedangkan akseptor Kontrasepsi suntik 3 bulan DMPA dengan pemakaian 2-3 tahun terdapat 3 akseptor, yaitu 2 akseptor mengalami peningkatan tekanan darah dan 1 akseptor tidak mengalami peningkatan tekanan darah dan akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan DMPA dengan pemakaian > 3 tahun terdapat 4 akseptor (40%) yang mengalami peningkatan tekanan darah.

Berdasarkan hasil studi di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Lama Pemakaian Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroxy Progesterone Asetat) Terhadap Peningkatan Tekanan Darah Di BPM Anik Rakhmawati Sabrang Jemawan, Jatinom, Klaten”.

II. METODE PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode korelasi. Penelitian korelasi yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama mencari tingkat kerataan hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa melakukan perubahan, tambahan, atau manipulasi terdapat data yang sudah ada (Arikunto, 2010)

Pendekatan waktu yang dilakukan dalam penelitian ini adalah cross

sectional yang mana penelitian dengan menggunakan pengumpulan data

variabelnya dilakukan hanya satu kali pada satu saat dalam waktu yang bersamaan, jadi pada studi cross sectional peneliti tidak melakukan tindak lanjut (Notoatmodjo, 2010).

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah semua akseptor KB Suntik DMPA di BPS Anik Rakhmawati, Amd.Keb Sabrang, Jemawan, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten pada bulan April sampai Mei 2014 yaitu berjumlah 42 responden. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006). Sampel merupakan sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Arikunto, 2010). Sampel dalam penelitian ini adalah semua akseptor KB Suntik DMPA di BPS Anik Rakhmawati, Amd.Keb, Sabrang, Jemawan, Jatinom, Klaten sebanyak 42 responden. Dalam penelitian ini teknik sampel yang digunakan adalah Total sampling yaitu teknik dengan pengambilan semua sampel yang ada untuk kejadian responden dalam penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian analisa univariat untuk menjelaskan atau mendiskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian.

(5)

Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Analisa Bivariat

Analisa data bivariat adalah analisa yang dilakukan lebih dari dua variabel

yang diduga berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2010).Kemudian data yang diperoleh dalam penelitian ini yang berupa data kuantitatif dianalisis menggunakan analisaisi program R, dengan uji koefisien kontigensi yaitu menghitung hubungan antara variabel pada data bersekala nominal (Sugiyono, 2010). Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square dengan ketentuan apabila p value <0,05 maka Ho ditolak, yang artinya ada pengaruh anatara pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan DMPA terhadap peningkatan tekanan darah (Notoadmojo, 2010).

III.HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN A.Hasil Penelitian

1. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang berfungsi untuk meringkas, mengklasifikasikan, dan menyajikan data yang merupakan langkah awal dari analisis lebih lanjut dalam penggunaan distribusi frekuensi (Arikunto, 2002). Dalam penelitian ini analisa univariat digunakan untuk mencari karakteristik responden berdasarkan umur, pekerjaan, Observasi KB Suntik DMPA dan Peningkatan Tekanan

Darah.

a. Frekuensi Lama Pemakaian Responden

Tabel 4.1 Frekuensi Lama Pemakaian Kontrasepsi Suntik Depo Medroxy Progesteron Asetat di BPM Sabrang, Jemawan, Jatinom, Klaten.

No Lama pemakaian

Responden Frekuensi Prosentase (%)

1 ≤ 5 tahun 31 73,8

2 >5 tahun 11 26,2

Jumlah 42 100,0

Berdasarkan data tabel 4.1 dari 42 responden dapat diketahui bahwa responden dengan lama pemakaian kontrasepsi suntik depo medroxy progesteron asetat yaitu sebanyak 31 orang (73,8%).

(6)

b. Frekuensi Peningkatan Tekanan Darah Responden

Tabel 4.2 Frekuensi Terjadinya Peningkatan Tekanan Darah di BPM Sabrang, Jemawan, Jatinom, Klaten.

No Peningkatan Tekanan Darah

Responden Frekuensi Prosentase (%)

1 Ya 24 57,1

2 Tidak 18 42,9

Jumlah 42 100,0

Berdasarkan data tabel 4.2 dari 42 responden dapat diketahui bahwa responden dengan peningkatan tekanan darah yakni sebanyak 24 orang (57,1%).

2. Analisis Bivariat.

Tabel 4.3 Pengaruh Lama Pemakaian Kontrasepsi Suntik Depo Medroxy Progesteron Asetat dengan Peningkatan Tekanan Darah di BPM Anik Rakhmawati Sabrang, Jemawan, Jatinom, Klaten.

Lama Pemakaian Peningkatan Total P Ya Tidak F % F % ≤ 5 tahun 14 33,3 17 40,47 31 (73,8%) 0,008 6,938 > 5 tahun 10 23,8 1 2,38 11(26,19%) Jumlah 24 57,1 18 42,85 42 (100%)

Sumber : Data Primer 2014

Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat bahwa sebagian akseptor mengalami peningkatan tekanan darah, baik akseptor dengan lama pemakaian ≤ 5 tahun yaitu 31 responden (73,8%) yang mengalami peningkatan tekanan darah sebanyak 14 responden (33,3%) dan yang tidak sebanyak 17 responden (40,47%). Lama pemakaian >5 tahun yaitu 11 responden (26,19%) yang mengalami peningkatan tekanan darah sebanyak 10 responden (23,8%) dan yang tidak mengalami peningkatan tekanan darah sebanyak 1 responden (2,38%).

Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji chi square didapatkan nilai

chi square = 6,938 dengan p=0,008<0,05, maka ada pengaruh antara

lama pemakaian kontrasepsi suntik depo medroxy progesteron asetat dengan peningkatan tekanan darah.

(7)

B.Pembahasan

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian responden yang telah menggunakan KB suntik depo medroxy progesteron asetat dengan lama pemakaian ≤ 5 tahun sebanyak 31 responden (73,8%), dan lama pemakaian >5 tahun sebanyak 11 responden (26,2%). Hal ini dikarenakan KB suntik depo medroxy progesteron asetat lebih praktis, efektif dalam jangka waktu panjang, dan tidak mengganggu hubungan suami istri (Arum, 2009),

Menurut Hartanto (2002) mengatakan penyempitan dan sumbatan oleh lemak ini memacu jantung untuk memompa darah lebih kuat lagi agar dapat memasok kebutuhan darah ke jaringan. Akibatnya, tekanan darah meningkat, maka terjadilah tekanan darah tinggi. Sehingga diketahui pemakaian kontrasepsi depoprovera merupakan salah satu faktor pendukung munculnya tekanan darah tinggi apabila kontrasepsi ini digunakan dalam jangka waktu panjang.

Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sanger, dkk (2008) mengenai pengaruh suntikan depo medroxy progesteron asetat terhadap profillipid, dimana didapatkan terjadi penurunan kadar HDL-kolesterol setelah 12 bulan pemakaian atau lebih. Terjadinya penurunan kadar HDL-kolesterol akan meningkatkan resiko meningkatnya tekanan darah.

Hal yang menyebabkan banyaknya pengguna KB suntik depo medroxy progesteron asetat yaitu lebih praktis, efektif dalam jangka waktu panjang, dan tidak mengganggu hubungan suami istri (Arum, 2009),

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa akseptor KB suntik depo medroxy progesteron asetat sebanyak 24 responden (57,1%), yang mengalami peningkatan tekanan darah terbanyak. Hal ini dikarenakan pada pemakaian sudah lama dan faktor lain yang dapat menyebabkan tekanan darah meningkat seperti faktor umur,aktivitas fisik,dan tingkat stres ibu (Saifudin, 2006).

Menurut Mochtar, 2008, progesteron dalam kontrasepsi tersebut berfungsi untuk mengentalkan lendir serviks dan mengurangi kemampuan rahim untuk menerima sel yang telah dibuahi. Namun hormon tersebut juga mempermudah perubahan karbohidrat menjadi lemak, sehingga lemak banyak yang bertumpuk di bawah kulit dan bukan merupakan karena retensi (penimbunan) cairan tubuh. Orang yang kelebihan lemak (hiperlipidemia), berpotensi mengalami penyumbatan darah sehingga suplai oksigen dan zat makanan ke organ tubuh terganggu, sehingga tekanan darah meningkat.

Hasil penelitian ini sesuai dengan Umi Faristin di Semarang (2005), tentang efek samping kontrasepsi suntik depo medroxy dengan peningkatan tekanan darah menyatakan bahwa dari 100 responden menggunakan

(8)

kontrasepsi suntikan depo medroxy, terdapat 22 orang responden yang mengalami peningkatan tekanan darah dan 88 orang yang tekanan darahnya tetap. Efek depo medroxy pada sistem kardiovaskuler yaitu adanya sedikit peninggian dari kadar insulin dan penurunan HDL-kolesterol akan mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan darah.

Hasil penelitian diperoleh sebanyak 14 akseptor KB suntik depo medroxy progesteron asetat (33,3%) mengalami peningkatan tekanan darah dan 17 akseptor KB suntik depo medroxy progesteron asetat ( 40,47%) tidak mengalami peningkatan tekanan darah dengan pemakaian ≤5 tahun.Hal ini dikarenakan akseptor yang mengalami peningkatan tekanan darah sudah lama menggunakan kontrasepsi suntik serta banyak melakukan aktifitas fisik sehingga mempengaruhi tingkat stres. Responden pada penelitian ini kebanyakan merupakan ibu rumah tangga yang kemungkinan tingkat stresnya cukup tinggi dengan pekerjaan yang banyak serta kejenuhan yang dialami ketika tinggal di rumah (Kozier & Erb 2003), sedangkan 10 akseptor KB suntik depo medroxy progesteron asetat (28,8%) mengalami peningkatan tekanan darah dan 1 akseptor yang tidak mengalami peningkatan tekanan darah dengan pemakaian >5 tahun. Hal ini dikarenakan akseptor lama memakai KB suntik, dan ada juga faktor lain yaitu faktor psikologis dan faktor genetik serta pola hidup ( Purwanti, 2006). peningkatan tekanan darah pada akseptor KB suntik pada pemakaian ≤ 5 tahun dalam penelitian ini rata-rata untuk sistolnya 20- 40 mm Hg, untuk diastolenya 80-110 mm Hg, sedangkan peningkatan tekanan darah pada akseptor KB suntik depo medroxy progesteron asetat pada pemakaian >5 tahun yaitu untuk sistolnya rata- rata 20-30mmHg dan untuk diastolnya rata-rata 10-30 mm Hg. Pada umumnya efek samping KB suntik 3 bulan mengalami peningkatan tekanan darah. Hal ini mungkin dikarenakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah antara lain: umur, medikasi (penggunaan obat lain), tingkat stres,dan juga aktivitas fisik (Saifudin, 2006).

Berdasarkan pengaruh lama pemakaian kontrasepsi depo medroxy progesteron asetat dengan peningkatan tekanan darah dapat diketahui yaitu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain;faktor psikologis, faktor genetik, pola hidup,umur, medikasi (penggunaan obat lain), aktivitas fisik,tingkat stres, dan kemungkinan tingkat stresnya cukup tinggi dengan pekerjaan yang banyak serta kejenuhan yang dialami. Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji square didapatkan nilai chi square X2=6,938> 3,841 dan p= 0,008< 0,05, maka ada pengaruh antara lama pemakaian kontrasepsi depo medroxy progesteron asetat dengan peningkatan tekanan darah (Sugiyono, 2012).

(9)

Efek samping dari kandungan hormon progesteron yang berlebihan pada sistem kardiovaskuler dapat menyebabkan perubahan tekanan darah. Risiko terjadinya peningkatan tekanan darah akan semakin meningkat dengan bertambahnya umur, lama pemakaian kontrasepsi. Kandungan depomedroxy juga merangsang pusat pengendali nafsu makan dihipotalamus yang dapat menyebabkan akseptor KB makan lebih banyak dari biasanya, sehingga dapat menyebabkan kelebihan lemak (hiperlipidemia). Pada akseptor DMPA (Depo Medroxy Progesterone Acetate) jangka panjang 3–5 tahun tanpa terputus dapat mengakibatkan penyempitan dan penyumbatan darah oleh lemak, yang akan memacu jantung untuk memompa darah lebih kuat lagi agar bisa memasok kebutuhan darah kejaringan,sehingga akan mengakibatkan peningkatan tekanan darah.

Penyebab terjadinya peningkatan tekanan darah ini disebabkan banyak faktor. Menurut Varney (2001) efek samping dari kandungan hormon progesteron yang berlebihan pada sistem kardiovaskuler dapat menyebabkan perubahan tekanan darah. Efek yang timbul tersebut merupakan masalah pada akseptor suntik. Bila terjadi peningkatan tekanan darah maka hentikan suntikan dan anjurkan metode lain.

Lebih lanjut Hanafi (2004) mengatakan bahwa depo progestin mempengaruhi metabolisme karbohidrat dalam tubuh, menurunkan toleransi karbohidrat, sehingga pembakaran yang digunakan menggunakan glikogen akibatnya glukosa dalam tubuh menurun dan nafsu makan menjadi meningkat, sehingga lemak banyak yang bertumpuk di bawah kulit dan bukan merupakan karena retensi (penimbunan) cairan tubuh. Orang yang kelebihan lemak (hiperlipidemia), berpotensi mengalami penyumbatan darah sehingga suplai oksigen dan zat makanan ke organ tubuh terganggu.

Hasil penelitian menunjukan bahwa akseptor KB suntik dengan pemakaian yang lama cenderung mengalami peningkatan tekanan darah. Bahwa efek samping kontrasepsi suntik salah satunya adalah peningkatan tekanan darah yang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain;faktor psikologis, faktor genetik, pola hidup,umur, medikasi (penggunaan obat lain), aktivitas fisik,dan tingkat stres.

(10)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang berjudul “pengaruh lama pemakaian kontrasepsi suntik DMPA dengan peningkatan tekanan darah di BPM Anik Rakhmawati Sabrang Jemawan Jatinom Klaten“ maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Lama pemakaian kontrasepsi suntik depo medroxy progesteron asetat

didapatkan hasil pada pemakaian ≤ 5 tahun sebanyak 31 responden (73,8%).

2. Peningkatan tekanan darah akseptor KB suntik depo medroxy progesteron asetat didapatkan hasil pada pemakaian ≤ 5 tahun sebanyak 14 responden (33,3%).

3. Ada pengaruh lama pemakaian kontrasepsi suntik depomedroxy progesteron asetat dengan peningkatan tekanan darah di BPM Anik Rakhmawati, Sabrang, Jemawan, Jatinom, Klaten dengan nilai p value =0,008 (p<0,05).

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas dapat diberikan saran : 1. Bagi BPM Anik Rakhmawati

Meningkatkan pelayanan kesehatan tentang KB antara lain efek samping dan cara kerjanya, dengan melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi tentang KB suntik sehingga akseptor lebih paham dan mengerti tentang KB suntik 3 bulan.

2. Bagi Akseptor

Akseptor lebih bisa memilih metode KB yang lebih tepat, aman dan nyaman karena efek samping jangka panjang KB suntik 3 bulan dapat meningkatkan tekanan darah, hendaklah melakukan pola hidup sehat dengan berolahraga dan tidur kurang lebih 7-8 jam perhari serta atur pola makan dengan mengurangi makanan yang berlemak dan mengurangi konsumsi garam untuk mengantisipasi dampak pemakaian KB DMPA tersebut.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dan bahan masukan untuk melakukan penelitian dengan sampel, variabel, metode penelitian serta analisa yang lebih bervariasi dan berbeda untuk hasil yang lebih baik.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S. (2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. (2010) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta

Arum. (2009). Hubungan faktor sosiodemografi dengan pemakaian kontrasepsi

wanita kawin usia 15- 49 tahun di propinsi Nusa Tenggara Timur.

Fakultas Kesehatan Masyarakat- Universitas Indonesia.

BKKBN, 2012. http://www. Bkkbn. go.id, diperoleh tanggal 19 maret 2013 Dinkes Klaten. (2010) Pedoman Buku Klinis Program Pelayanan Keluarga

Berencana. Jakarata :UNEFA.

Eviana. S. 2011. Panduan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Salemba Medika. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed ke-20. Jakarta: EGC; 2003. Handayani,2010. Keluarga Berencana. Fitramaya. Yogyakarta.

Hartanto,H. (2003). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.(2010). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Mochtar, R. (2005). Sinopsis Obstetri Edisi 2. Jakarta : EGC

Purwanti, S. Rahayuningsih, S. Salimar. (2005) Perencanaan Untuk Penderita

Kegemukan . Jakarta : Penebar Swadaya.

Ridjab DA. (2005) Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Tekanan Darah.Majalah Kedokteran Atma Jaya.

Riwidikno, Handoko. 2012. Statistik Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press.

Saifudin,A.B. (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: YBPSP. (2008). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: YBPSP.

(12)

Sanger, dkk. 2008. Pengaruh suntikan depo medroxy progesteron asetat terhadap

profil lipid.

Sherwood L. Human physiology: from cells to systems. 6th ed. Belmont: Thomson Brooks/Cole; 2001.

Smeltzer, Suzzane C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. Brunner &

Suddart. Ed. 8. Jakarta: EGC

Soekidjo Notoatmodjo,S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.(2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2010. Statistik Penelitian,Raja Gravindo. Klaten. Varney. 2010. Manajemen Kebidanan. EGC. Jakarta.

Wikipedia. Hipertensi. Tersedia dalam : Http:// id. Wikipedia. Org/wiki/Tekanan_darah_tinggi (diakses tanggal 14 Februari 2007)

Yetti Anggraini. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Rohima Press.

Gambar

Tabel  4.1  Frekuensi  Lama  Pemakaian  Kontrasepsi  Suntik  Depo  Medroxy  Progesteron  Asetat  di  BPM  Sabrang,  Jemawan,  Jatinom, Klaten
Tabel 4.2 Frekuensi Terjadinya Peningkatan Tekanan Darah di BPM  Sabrang, Jemawan, Jatinom, Klaten

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan kontrasepsi suntik Depo Medroxy Progesteron Acetat (DMPA) terhadap wanita yang aktif kerja sangat berpengaruh terhadap pola menstruasi, karena adanya

Atikah Fitriyah, J500070004, 2011, Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik DMPA dengan Kejadian Metroragia pada Akseptor KB Suntik di Puskesmas Kartasuro Kabupaten

Kesimpulan : ada hubungan lama pemakaian KB suntik depo progestin dengan peningkatan berat badan pada peserta KB di Puskesmas Klego II Kabupaten Boyolali ( akseptor KB suntik 3

Tidak terdapat perbedaan lama menstruasi ibu pengguna kontrasepsi suntik cyclofem dengan depo medroxy progesterone asetat di wilayah kerja Puskesmas Bontang Utara

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas peran suami pada istri dalam pemakaian alat kontrasepsi suntik DMPA (Depo Medroksi Progesteron Asetat) sebagai motivator mendukung

Adanya huburgan yang benrraknaar&amp;ra status ekonomi dengan kejadian obesitas pata akseptor KB suntik di Kelurahan Sukajadi wilayatr kerja Puskesmas Sukaraya

Kesimpulan : ada hubungan lama pemakaian KB suntik depo progestin dengan peningkatan berat badan pada peserta KB di Puskesmas Klego II Kabupaten Boyolali ( akseptor KB suntik 3

Selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4 hubungan antara lama penggunaan kontrasepsi suntik DMPA dengan kadar kolesterol total pada akseptor KB paling banyak pada kelompok >3 tahun