STA
STATUS PASIE
TUS PASIEN
N
I.
I. IDEIDENTINTITTAAS PS PAASIESIENN Nama
Nama : Ny. P: Ny. P U
Ummuurr : : 444 4 ttaahhuunn JJeenniis ks keellaammiinn : P: Peerreemmppuuaann A
Aggaammaa : : IIssllaamm A
Allaammaatt : : MMaallaannggbboonngg P
Peekkeerrjjaaaann : : IIRRTT P
Peenniiiikkaann : : !!"" No. Meik
No. Meik : #4$4%%: #4$4%% Ta
Tanggal nggal Masuk Masuk : : & & Maret Maret &'()&'() T
Taangnggagal Pel Peririksksaa : 4 M: 4 Marearet &'t &'()()
II.
II. ANAMANAMNESANESA "ilaku
"ilakukan se*arakan se*ara : Au: Autoanamtoanamnesis paa tannesis paa tanggal 4 maret &'() pggal 4 maret &'() pukul '+.ukul '+.'' ,I- i'' ,I- i bangsal *empaka R!U" r.
bangsal *empaka R!U" r. !lamet arut.!lamet arut.
A
A KKeleluhuhaan n UtUtaamama
/emah paa keua tungkai /emah paa keua tungkai
B
B RiRiwawayayat Pt Penenyayakikit Set Sekakararangng Pasi
Pasien en atatang ke ang ke I" R!U" I" R!U" rr. . !la!lamet met enengan keluhgan keluhan an lemlemah ah papaa a kekeuaua tungkai sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. 0eluhan ia1ali engan rasa nyeri tungkai sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. 0eluhan ia1ali engan rasa nyeri paa keua tungkai yang irasakan tiba2tiba saat
paa keua tungkai yang irasakan tiba2tiba saat pasien beristirahat. 0emuian pasienpasien beristirahat. 0emuian pasien mengaku keua kaki terasa lemah se*ara tiba2tiba keesokan harinya. "an semakin hari mengaku keua kaki terasa lemah se*ara tiba2tiba keesokan harinya. "an semakin hari kelemahan tersebut terasa memberat sehinggga membuat pasien tiak mampu bangun kelemahan tersebut terasa memberat sehinggga membuat pasien tiak mampu bangun an beriri untuk berjalan seperti biasanya.
an beriri untuk berjalan seperti biasanya.
Pasien menyangkal aanya keluhan Pingsan3 kejang3 emam3 mual3 muntah3 an Pasien menyangkal aanya keluhan Pingsan3 kejang3 emam3 mual3 muntah3 an ny
nyeri eri kepkepala. ala. PasiPasien en jugjuga a menmenyayangkngkal al aaaanynya a kelkeluhauhan n keskesemuemutan tan an an baabaal l papaaa anggota gerak3 gangguan menelan3bi*ara *ael an 1ajah miring ke salah satu sisi. anggota gerak3 gangguan menelan3bi*ara *ael an 1ajah miring ke salah satu sisi. -uang air besar an buang air ke*il lan*ar3 tiak aa keluhan.
-uang air besar an buang air ke*il lan*ar3 tiak aa keluhan.
Pasien mengaku pasien sering ira1at i R! engan keluhan yang sama3 sejak Pasien mengaku pasien sering ira1at i R! engan keluhan yang sama3 sejak
C
C RiRiwawayayat Pt Penenyayakikit Dt Dahahululuu
Tiak aa ri1ayat penyakit khusus3 hipertensi3 iabetes mellitus3 asma 3 jantung3 paru Tiak aa ri1ayat penyakit khusus3 hipertensi3 iabetes mellitus3 asma 3 jantung3 paru isangkal.
isangkal.
D
D RiRiwawayayat Pet Penynyakakit Kit Keleluauargrgaa
5rang tua pasien yaitu ibu memiliki yang sama engan pasien. 5rang tua pasien yaitu ibu memiliki yang sama engan pasien.
E
E RiRiwawayayat t AAlelerrgigi
Pasien tiak memiliki ri1ayat alergi terhaap makanan3 minuman3 obat2obatan3 an Pasien tiak memiliki ri1ayat alergi terhaap makanan3 minuman3 obat2obatan3 an lain2lain.
lain2lain.
F
F SS!i!iaal l " " EkEknnmimi Pasien
Pasien tinggtinggal bersama suamal bersama suami an satu orang ani an satu orang anaknyaaknya. Pasien aalah seo. Pasien aalah seorang iburang ibu rumah tangga. -iaya kehiupan sehari 6 hari pasien itanggung oleh suami pasien. rumah tangga. -iaya kehiupan sehari 6 hari pasien itanggung oleh suami pasien. Pasien sehari makan & kali engan menu seaanya an tiak ber7ariasi.
Pasien sehari makan & kali engan menu seaanya an tiak ber7ariasi.
IIIIII.. PPEEMMEERRIIKKSSAAAAN N FFIISSIIK K A
A KKeeaa##aaaan un ummuumm 0
0eeaaaaaan n uummuumm : : !!aakkiit t !!eeaanngg 0
0eessaaaarraann : : 88oommppoos s MMeennttiiss T
Teekkaannaan n aarraahh : : ++''99$$' ' mmmmgg Nai
Nai : $4 %9menit reguler : $4 %9menit reguler R
Reessppiirraassii : : &&''%%99mmeenniitt !
!uuhhuu : : ;;33))<<88 T
Tuurrggoorr : : --aaiik k
ii==ii : : --aaiik k 0
0eeppaallaa : : NNoorrmmoo**eepphhaall 0
0oonnjjuunnggttii77aa : : TTiiaak k aanneemmiiss !
!kklleerraa : : TTiiaak k iikktteerriik k /
/eehheerr : : 00- - ttiiaak k tteerraabbaa3 3 JJ>>P P ttiiaak k mmeenniinnggkkaatt T
Thhoorraakkss : : !!iimmeettrriis s bbiillaatteerraall Jantung
Jantung : : -J -J I3 I3 -J -J II II reguler reguler murni3 murni3 Murmur Murmur ?2@3 ?2@3 allop allop ?2@?2@ Par
Abomen : "atar3 lembut3 nyeri tekan ?2@3 bising usus normal C%tremitas : Akral hangat3 eema 2923 turgor baik
B STATUS NEUR$%$&I
0esaaran : 8ompos Mentis3 8! : () ? C4M;>) @ !ikap tubuh : -erbaring terlentang
8ara berjalan : Tiak ilakukan erakan abnormal : Tiak aa
Ke'ala
-entuk : Normo*ephal
!imetris : !imetris
Pulsasi a.Temporalis : Teraba
Nyeri tekan : Tiak aa
%eher
!ikap : Normal
erakan : -ebas tak terbatas >ertebrae : "alam batas normal
Nyeri tekan : Tiak aa
Pulsasi a. 8arotis : Teraba
TANDA RAN&SAN& MENIN&EA%
Kanan Kiri 0aku kuuk : ? 2 @ /aseDue : ? 2 @ ? 2 @ 0ernig : ? 2 @ ? 2 @ -ru=insky I : ? 2 @ ? 2 @ -ru=insky II : ? 2 @ ? 2 @
NER(I KRANIA%IS
Kanan Kiri
N I ) $l*a+triu! ,
"aya penghiu : Tiak ilakukan Tiak ilakukan
N II ) $'tiku! ,
Kanan Kiri
0etajaman penglihatan : -aik -aik
Pengenalan 1arna : -aik -aik
/apang panang : !ama engan pemeriksa
Eunus : Tiak ilakukan
N III ) $++ulmtri! ,- N I( ) Tr+hleari! ,- N (I ) A#u+en! ,
Kanan Kiri Ptosis : ? 2@ ?2@ !trabismus : ? 2 @ ? 2 @ Nistagmus : ? 2 @ ? 2 @ C%opthalmus : ? 2 @ ? 2 @ Cnopthalmus : ? 2 @ ? 2 @
erakan bola mata :
/ateral : ? F @ ? F @ Meial : ? F@ ?F@ Atas lateral : ? F @ ? F @ Atas meial : ? F @ ? F @ -a1ah lateral : ? F @ ? F @ -a1ah meial : ? F @ ? F @ Atas : ? F@ ?F@ -a1ah : ? F @ ? F @ a=e : ? F@ ?F@ Pupil : Ukuran pupil : G mm G mm
-entuk pupil : -ulat -ulat
Posisi : itengah itengah ReHlek *ahaya langsung : ? F @ ? F @ ReHlek *ahaya tiak langsung : ? F @ ? F @ ReHlek akomoasi9kon7ergensi: ? F @ ? F @
N ( ) Trigeminu! ,
Kanan Kiri
Menggigit : -aik
Membuka mulut : !imetris
!ensibilitas atas : ? F @ ? F @
Tengah : ? F @ ? F @
-a1ah : ? F @ ? F @
ReHlek masseter : ? F @ ? F @ ReHlek =igomatikus : ? F @ ? F @ ReHlek kornea : Tiak ilakukan
ReHlek bersin : Tiak ilakukan
N (II ) Fa+iali! , PasiH
0erutan kulit ahi : !imetris
0eipan mata : !imetris
/ipatan nasolabial : !imetris
!uut mulut : !imetris
AktiH
Mengerutkan ahi : !imetris
Mengerutkan alis : !imetris
Menutup mata : !imetris
Meringis : !imetris
Mengembungkan pipi : !imetris
erakan bersiul : -aik
"aya penge*apan liah &9 epan: Tiak ilakukan
iperlakrimasi : Tiak aa
N (III ) (e!tiul++hleari! ,
Kanan Kiri
Menengarkan suara gesekan jari tangan : ? F @ ? F @ Menengar etik jam arloji : ? F @ ? F @
Test rinne : Tiak ilakukan
Test 1eber : Tiak ilakukan
Test s1aba*h : Tiak ilakukan
N I/ ) &l!!'haryngeu! ,
Ar*us pharyn% : !imetris3 tiak hiperemis
Posisi u7ula : "i tengah
"aya penge*apan liah (9 belakang : Tiak ilakukan
ReHlek muntah : Tiak ilakukan
N / ) (agu! ,
"enyut nai : Teraba3 Reguler
Ar*us pharyn% : !imetris
-ersuara : -aik
Menelan : Tiak aa gangguan.
N /I ) A++e!riu! ,
Memalingkan kepala : Normal
!ikap bahu : !imetris
Mengangkat bahu : !imetris
N /II ) 0i'gl!!u! ,
Menjulurkan liah : Tiak aa e7iasi
0ekuatan liah : !imetris
AtroHi liah : Tiak aa
Artikulasi : -aik
M$T$RIK erakan : 0ekuatan : Tonus : -entuk : REF%EK FISI$%$&I
ReHlek tenon Kanan Kiri
ReHlek bi*ep : ? F @ ? F @
ReHlek tri*ep : ? F @ ? F @
ReHlek bra*hioraialis : ? F @ ? F @ ReHlek patella : ? F @ ? F @ ReHlek a*hilles : ? F @ ? F @ ReHlek periosteum : Tiak ilakukan
ReHlek permukaan
"ining perut : Tiak ilakukan
8remaster : Tiak ilakukan
!pin*ter ani : Tiak ilakukan
REF%EK PAT$%$&IS Kanan Kiri oHHman tromer : ? 2 @ ? 2 @ -abinski : ? 2 @ ? 2 @ 8haok : ?2@ ?2@ 5ppenheim : ? 2 @ ? 2 @ oron : ?2@ ?2@ !*haHer : ? 2@ ?2@ -ebas -ebas Terbatas Terbatas 4 4 Normot onus Normot onus Normot onus Normot onus CutroHi CutroHi CutroHi CutroHi
0lonus paha : ? 2 @ ? 2 @ 0lonus kaki : ? 2 @ ? 2 @ SENSIBI%ITAS Kanan Kiri CksteroseptiH Nyeri : ? F @ ? F @
!uhu : Tiak ilakukan
Taktil : ? F @ ? F @
PropioseptiH
Posisi : ? F @ ? F @
>ibrasi : Tiak ilakukan
Tekanan alam : ? F @ ? F @
K$$RDINASI DAN KESEIMBAN&AN Test romberg : Tiak ilakukan Test tanem : Tiak ilakukan Test Hukua : Tiak ilakukan "isiaokokenesis : Tiak ilakukan Reboun phenomen : Tiak ilakukan "ismetri : Tiak ilakukan Test tunjuk hiung: Tiak ilakukan
Test telunjuk2telunjuk : Tiak ilakukan Test tumit lutut : Tiak ilakukan
FUN&SI $T$N$M Miksi
Inkontinentia : Tiak aa kelainan
Retensi : Tiak aa kelainan
Anuria : Tiak aa kelainan
"eHekasi
Inkontinentia : Tiak aa kelainan
FUN&SI %U0UR
Eungsi bahasa : -aik
Eungsi orientasi : -aik
Eungsi memori : -aik
Eungsi emosi : -aik
Eungsi kognisi : -aik
DIA&N$SA KER1A
Perioik paralisis e.* hipokalemia
PEMERIKSAAN PENUN1AN&-USU%AN PEMERIKSAAN /aboratorium : "arah lengkap : b3 t3 leukosit3 trombosit3 eritrosit
0imia : Ureum3 kreatinin3 kolesterol3 trigliseria3 gula arah
Clektrolit : Na3 03 8l
C0
Eoto rontgen thoraks
2 Maret 2345 Darah Rutin emoglobin ((3# gr9/ (.' 2 ().' ematokrit 4'6 )& /ekosit 46.753 -mm8 .$'' 2 ('.)'' Trombosit +4.''' 9mm ()'.''' 2 44'.'''
Critrosit 4.4 juta 9mm .) juta 2 ;.) juta
Kimia Klinik
A!T ?!5T@ && U9/ s9 (
A/T ?!PT@ # U9/ s9 (
Ureum 4(mg9/ ()6)'
0reatinin 496 mg-#% '.) 6 '.+
Elektrlit
Natrium ?Na@ (4& mCD9/ () 6 (4)
0alium ?0@ 2.4 mE:-% .; 6 ).)
0loria ?8l@ 442 mE:-% +$ 6 ('$
RESUME
Pasien atang ke I" R!U" r. !lamet engan keluhan lemah paa keua tungkai sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. 0eluhan ia1ali engan rasa nyeri paa keua tungkai yang irasakan tiba2tiba saat pasien beristirahat. 0emuian pasien mengaku keua kaki terasa lemah se*ara tiba2tiba keesokan harinya. "an semakin hari kelemahan tersebut terasa memberat sehinggga membuat pasien tiak mampu bangun an beriri untuk berjalan seperti biasanya.
Pasien mengaku pasien sering ira1at i R! engan keluhan yang sama3 sejak umur pasien kurang lebih &' tahun3terakhir ira1at bulan yang lalu .
!alah satu anggota keluarga pasien yaitu ibu memiliki yang sama engan pasien.
Pemerik!aan *i!ik ;
0eaaan umum : !akit !eang
0esaaran : 8ompos mentis
Tekanan arah : +'9$' mmg
Nai : $4 %9menit reguler
Respirasi : &'%9menit
!uhu : ;3)<8
Motorik : atas 494 ba1ah 9
DIA&N$SA
Perioik paralisis e.* hipokalemia
TERAPI
• I>E" R/ &' tts 9 menit
• 0oreksi 08/ &) mCD9 kolH. (& jam • 8eHota%ime & % (gr ?I>@
• Me*obalamin & % ( ?I>@ • 0etorola* & % ( ?I>@ • 0!R ( Tablet ?P5@
PR$&N$SIS
Kuo a 7itam : a bonam
Kuo a sanationam : a bonam
F$%%$< UP
Tanggal 5 1anuari 2345
• Keluhan ; nyeri kaki berkurang3 suah apat i angkat seikit2seikit
• Pemerik!aan Fi!ik
0eaaan umum : !akit seang
0esaaran : 8ompos mentis
Tekanan arah : +' 9 ;' mmg
Nai : $' %9menit reguler
Respirasi : &' %9menit
!uhu : ;.)o8
Pulmo : >-! ka ki Rh 292 ,h 292 8or : -J I an -J II reguler 6 M 2 Pemerik!aan neurlgi! Rang!ang meningeal 0aku kuuk ?2@ Ner=u! Kraniali! Mata : Isokhor R8/ ?F9F@ R8T/ ?F9F@
-M : -aik kesegala arah
N>II : -aik NII : -aik Mtrik : Sen!rik : Re*lek! Fi!ilgi! -TR : F9F -ra*hioraialis : F9F 0PR : F9F ) ) 4 4 F F F F
Re*lek! Patlgi! ; >-> Fung!i luhur ; Baik Fung!i (egetati* ; Baik
Diagn!a
Peri#ik 'arali!i! e.+ 0i'kalemia Tera'i
-
I>E" R/ &' tts 9 menit-
0oreksi 08/ &) mCD9 kolH. (& jam-
8eHota%ime & % (gr ?I>@-
Me*obalamin & % )'' m*g ?I>@-
0etorola* & % ( ?I>@-
0!R ( Tablet ?P5@-
8ek ulang elektrolitF$%%$< UP
Tanggal 7 1anuari 2345
• Keluhan ; nyeri kaki berkurang3 suah apat i angkat seikit2seikit
• Pemerik!aan Fi!ik
0eaaan umum : !akit seang
0esaaran : 8ompos mentis
Tekanan arah : +' 9 ;' mmg
Nai : $' %9menit reguler
Respirasi : &' %9menit
!uhu : ;.)o8
Pulmo : >-! ka ki Rh 292 ,h 292
8or : -J I an -J II reguler 6 M 6
Pemerik!aan neurlgi! Rang!ang meningeal 0aku kuuk ?2@ Ner=u! Kraniali! Mata : Isokhor R8/ ?F9F@ R8T/ ?F9F@
N>II : -aik NII : -aik Mtrik : Sen!rik : Re*lek! Fi!ilgi! -TR : F9F -ra*hioraialis : F9F 0PR : F9F APR : F9F Re*lek! Patlgi! ; >-> Fung!i luhur ; Baik Fung!i (egetati* ; Baik
Diagn!a
Peri#ik 'arali!i! e.+ 0i'kalemia Tera'i
-
I>E" R/ &' tts 9 menit-
0oreksi 08/ &) mCD9 kolH. (& jam-
8eHota%ime & % (gr ?I>@-
Me*obalamin & % )'' m*g ?I>@-
0!R ( Tablet ?P5@-
8ek ulang elektrolit ?tunggu hasil@PERTAN?AAN KASUS
-agaimana penegakan iagnosis paa pasien ini L
"iagnosis tersebut itegakkan berasarkan anamnesa3 pemeriksaan Hisik an pemeriksaan penunjang. Paa anamnesa : ) ) 4 4 F F F F
Pasien atang ke I" R!U" r. !lamet engan keluhan lemah paa keua tungkai sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. 0eluhan ia1ali engan rasa nyeri paa keua tungkai yang irasakan tiba2tiba saat pasien beristirahat. 0emuian pasien mengaku keua kaki terasa lemah se*ara tiba2tiba keesokan harinya. "an semakin hari kelemahan tersebut terasa memberat sehinggga membuat pasien tiak mampu bangun an beriri untuk berjalan seperti biasanya.
Pasien mengaku pasien sering ira1at i R! engan keluhan yang sama3 sejak umur pasien kurang lebih &' tahun3terakhir ira1at bulan yang lalu .
!alah satu anggota keluarga pasien yaitu ibu memiliki yang sama engan pasien.
Pemerik!aan *i!ik
0eaaan umum : !akit !eang 0esaaran : 8ompos mentis Tekanan arah : +'9$' mmg
Nai : $4 %9menit reguler
Respirasi : &'%9menit
!uhu : ;3)<8
Motorik : atas 494 ba1ah 9
Pemerik!aan 'enun@ang
Pemeriksaan laboratorium arah
0reatinin (34 mg9/ ?'.) 6 '.+@ /eukosit (4.;)' 9mm ?.$'' 2 ('.)''@ 0alium ?0@ &.( mCD9/ ?.; 6 ).)@ 0loria ?8l@ ((& mCD9/ ?+$ 6 ('$@ PEMBA0ASAN KASUS Pen#ahuluan
ipokalemik perioik paralisis aalah kelainan yang itanai engan kaar kalium ?kalium@ yang renah ?kurang ari .) mmol9/@ paa saat serangan3 isertai ri1ayat episoe kelemahan sampai kelumpuhan otot skeletal. ipokalemia apat terjai karena aanya Haktor pen*etus tertentu3 misalnya makanan engan kaar karbohirat tinggi3 istirahat sesuah
latihan Hisik3 perjalanan jauh3 pemberian obat3 operasi3 menstruasi3 konsumsi alkohol an lain2lain. 0aar insulin juga apat mempengaruhi kelainan ini paa banyak penerita3 karena insulin akan meningkatkan aliran kalium ke alam sel.
Paa saat serangan akan terjai pergerakan kalium ari *airan ekstra selular masuk ke alam sel3 sehingga paa pemeriksaan kalium arah terjai hipokalemia. 0aar kalium biasanya alam batas normal iluar serangan. Pen*etus untuk setiap ini7iu berbea3 juga tiak aa korelasi antara besarnya penurunan kaar kaar kalium serum engan beratnya paralisis ?kelemahan@ otot skeletal. Penerita apat mengalami serangan hanya sekali3 tetapi
apat juga serangan berkali2kali ?berulang@ engan inter7al 1aktu serangan juga ber7ariasi. 0elemahan biasanya terjai paa otot kaki an tangan3 tetapi kaangkaang apat mengenai otot mata3 otot pernaHasan an otot untuk menelan3 i mana keua keaaan terakhir ini apat berakibat Hatal.
Angka kejaian aalah sekitar ( iantara (''.''' orang3 pria lebih sering ari 1anita an biasanya lebih berat. Usia terjainya serangan pertama ber7ariasi ari (6&' tahun3 Hrekuensi serangan terbanyak i usia ()6) tahun an kemuian menurun engan peningkatan usia. ipokalemik perioik paralisis biasanya terjai karena kelainan genetik
otosomal ominan. al lain yang apat menyebabkan terjainya hipokalemik perioik paralisis aalah tirotoksikosis ?thyroto%i* perioi* paralysis@3 hiperinsulin.
De*ini!i
Paralisis perioik hipokalemik ?PP@ aalah kelainan yang itanai kelemahan otot akut karena hipokalemia yang terjai se*ara episoik. !ebagian besar PP merupakan PP primer atau Hamilial. PP sekuner bersiHat sporaik an biasanya berhubungan engan penyakit tertentu atau kera*unan.
Perioik paralisis hipokalemi merupakan kelainan paa membran sel yang sekarang ini ikenal sebagai salah satu kelompok kelainan penyakit chanellopathies paa otot skeletal. 0elainan ini ikarakteristikkan engan terjainya suatu episoik kelemahan tiba2tiba yang iakibatkan gangguan paa kaar kalium serum. Perioik paralisis ini apat terjai paa suatu keaaan hiperkalemia atau hipokalemia ?-ro1mn et al.3 &'((@.
Paralisis hipokalemi merupakan penyebab ari acute flacid paralisis imana terjai kelemahan otot yang ringan sampai berat hingga mengan*am ji1a seperti cardiac aritmia an kelumpuhan otot pernapasan. -eberapa hal yang menasari terjainya hipokalemi paralisis antaralain tirotoksikosis3 renal tubular acidosis3 Gitelman Syndrome3 kera*unan barium3 pemakaian obat golongan iuretik an iare3 namun ari beberapa kasus sulit untuk
iientiHikasi penyebabnya. ?0alita et al .3 &'('@
Etilgi
-erasarkan etiologinya paralisis hipokalemi ibagi menjai & yaitu iiopatik perioik paralisis hipokalemi isertai tirotoksikosis an secondary perioik paralisis hipokalemi tanpa
tirotoksikosis ?,i et al .3 &'(&@. !elain itu Haktor genetik juga mempengaruhi terjainya paralisis hipokalemi3 terapat & bentuk ari hipokalemic periodik paralysis yaitu Hamilial hipokalemi an sporaik hipokalemi. Eamilial hipokalemi iturunkan se*ara autosomal ominan3 kebanyakan kasus inegara -arat an sebaliknya i Asia kasus terbanyak aalah sporaik hipokalemi yang isebabkan oleh tirotoksikosis hipokalemi ?Robinson et al., &'('@.
In!i#en!i
Insiensinya yaitu ( ari (''.''' perioik paralisis hipokalemi banyak terjai paa pria aripaa 1anita engan rasio 24 : (. Usia terjainya serangan pertama ber7ariasi ari (2&' tahun3 Hrekuensi serangan terbanyak i usia ()2) tahun an kemuian menurun engan peningkatan usia ?/in et al .3 &''4@.
Pat*i!ilgi
Paralisis perioik hipokalemik Hamilial ?PPE@ terjai karena aanya reistribusi kalium ekstraselular ke alam *airan intraselular se*ara akut tanpa ei sit kalium tubuh total. 0elemahan otot terjai karena kegagalan otot rangka alam menjaga potensial istirahat ?resting potensial@ akibat aanya mutasi gen 8A8N/(A3 !8N4A3 an 08NC3yakni gen yang mengontrol gerbang kanal ion ?7oltagegate ion *hannel@ natrium3 kalsium3 an kalium paa membran sel otot.
0aar kalium plasma aalah hasil keseimbangan antara asupan kalium ari luar3 ekskresi kalium3 an istribusi kalium i ruang intra2 an ekstraselular. !ekitar +$ kalium total tubuh beraa i ruang intraselular3 terutama i sel otot rangka. !e*ara Hisiologis3 kaar kalium intrasel ipertahankan alam rentang nilai (&'2(4' mCD9/ melalui kerja en=im NaF 2 0 F2 ATPase. 0anal ion i membran sel otot berHungsi sebagai pori tempat keluar2masuknya ion ari9ke sel otot. "alam keaaan epolarisasi3 gerbang kanal ion akan menutup an bersiHat impermeabel terhaap ion NaF an 0F3 seangkan alam keaaan repolarisasi ?istirahat@3 gerbang kanal ion akan membuka3 memungkinkan keluar2masuknya ion natrium an kalium serta menjaganya alam keaaan seimbang. Mutasi gen yang mengontrol kanal ion ini akan menyebabkan inHluks 0F berlebihan ke alam sel otot rangka an turunnya inl uks kalsium ke alam sel otot rangka sehingga sel otot tiak apat tereksitasi se*ara elektrik3 menimbulkan kelemahan sampai paralisis. Mekanisme peningkatan inHluks kalium ke alam sel paa mutasi gen ini belum jelas ipahami. !ampai saat ini3 ' mutasi telah terientiHikasi paa gen yang mengontrol kanal ion. Tes "NA apat meneteksi beberapa mutasiB laboratorium komersial hanya apat mengientii kasi & atau mutasi tersering paa PPE sehingga tes "NA negatiH tiak apat menyingkirkan
iagnosis.
0alium
0alium memiliki Hungsi mempertahankan membran potensial elektrik alam tubuh an menghantarkan aliran saraH i otot.
0alium mempunyai peranan yang ominan alam hal eksitabilitas sel3 terutama sel otot jantung3 saraH3 an ototlurik. 0alium mempunyai peran 7ital i tingkat sel an merupakan ion utama intrasel. Ion ini akan masuk ke alam sel engan *ara transport aktiH3 yang memerlukan energi. Eungsi kalium akan nampak jelas bila Hungsi tersebut terutama berhubungan engan akti7itas otot jantung3 otot lurik3 an ginjal. Cksitabilitas sel sebaning enganrasio kaar kalium i alam an i luar sel. -erarti bah1a setiap perubahan ari rasio ini akan mempengaruhi Hungsi ari sel.
0aar kalium normal intrasel aalah () 2 ()' mCD9/ an ekstrasel aalah 3) 2 )3) mCD9/. Perbeaan kaar yang sangat besar ini apat bertahan3 tergantung paa metabolisme sel. "engan emikian situasi i alam sel aalah elektronegatiH an terapat membrane potensial istirahat kurang lebih sebesar 2+' m7olt.
Mani*e!ta!i Klini!
"urasi an Hrekuensi serangan paralisis paa PPE sangat ber7ariasi3 mulai ari beberapa kali setahun sampai engan hampir setiap hari3 seangkan urasi serangan mulai ari beberapa jam sampai beberapa hari. 0elemahan atau paralisis otot paa PPE biasanya timbul paa kaar kalium plasma &3) mCD9/. ManiHestasi PPE antara lain berupa kelemahan atau paralisis episoik yang intermiten paa tungkai3 kemuian menjalar ke lengan. !erangan mun*ul setelah tiur9istirahat an jarang timbul saat3 tetapi apat i*etuskan oleh3 latihan Hisik. 8iri khas paralisis paa PPE aalah kekuatan otot se*ara berangsur membaik pas*akoreksi kalium.
5tot yang sering terkena aalah otot bahu an pinggulB apat juga mengenai otot lengan3 kaki3 an mata. 5tot iaHragma an otot jantung jarang terkenaB pernah juga ilaporkan kasus yang mengenai otot menelan an otot pernapasan.
0elainan elektrokariograi ?C0@ yang apat timbul paa PPE berupa penataran gelombang T3 supresi segmen !T3 mun*ulnya gelombang U3 sampai engan aritmia berupa i brilasi 7entrikel3 takikaria supra7entrikular3 an blok jantung.
Pen#ekatan Diagn!i!
"iagnosis itegakkan apabila timbul kelemahan otot isertai kaar kalium plasma yang renah ?3' mCD9/@ an kelemahan otot membaik setelah pemberian kalium.
Ri1ayat PPE alam keluarga apat menyokong iagnosis3 tetapi ketiaaan ri1ayat keluarga juga tiak menyingkirkan iagnosis. Pemeriksaan penunjang yang apat ilakukan ialah C03 elektromiograi ?CM@3 an biopsi otot. -iopsi otot menunjukkan hasil normal saat i luar serangan3 tetapi saat serangan3 apat itemukan miopati 7akuolar3 yaitu 7akuola retikulum enoplasma otot berilatasi engan sitoplasma sel otot penuh terisi glikogen3 an ukuran serat otot ber7ariasi.
Pemeriksaan kaar kalium urin saat serangan sangat penting untuk membeakan PPE engan paralisis hipokalemik karena sebab lain3 yaitu hilangnya kalium melalui urin. Ckskresi kalium yang renah an tiak aa kelainan asam basa merupakan pertana PPE. !ebaliknya3 pasien engan ekskresi kalium meningkat isertai kelainan asam basa arah mengarah ke iagnosis non2PPE.
Pemeriksaan transtubular potassium *on*entration graient ?TP8@ atau transtubular 0F *on*entration ?0FO@ graient ?TT0@ igunakan untuk membeakan penyebab PP3 apakah akibat kehilangan kalium melalui urin atau karena proses perpinahan kalium ke ruang intraselular ?*hanellopathy@.
Pemeriksaan TT0 ilakukan saat terjai serangan. "alam konisi normal3 ginjal akan merespons hipokalemia engan *ara menurunkan ekskresi kalium untuk menjaga homeostasis. Jika alam keaaan kalium plasma renah3 tetapi ijumpai ekskresi kalium urin yang tinggi ?lebih ari &' mmol9/@3
Jika TT0 3 PP iakibatkan oleh kehilangan kalium melalui ginjal. Namun3 jika TT0 &3 PP terjai karena proses perpinahan kalium ke ruang intraselular.
Penekatan pasien hipokalemia an paralisis apat ilihat paa gambar (. Ckskresi kalium urin yang renah an asam basa normal mengarah ke PPE3 TPP ?thyroto%i* perioi* paralysis@3 !PP ?sporai* perioi* paralysis@3 atau intoksikasi barium. Paa peningkatan ekskresi kalium urin yang isertai kelainan asam basa3 perlu ilihat jenis kelainan asam basa yang terjai. Jika asiosis metabolik3 perlu iukur ekskresi N4F i urin. Asiosis metabolik engan peningkatan ekskresi N4F apat ijumpai paa penggunaan toluen an iare berat3 seangkan asiosis metabolik engan ekskresi N4F renah ijumpai paa renal tubular a*iosis ?RTA@. Jika kelainan asam basa yang terjai aalah alkalosis metabolik3 ilakukan pengukuran tekanan arah. Jika tekanan arah normal3 kelainan yang menasari aalah
sinrom -artter3 sinrom itelman3 eHek iuretik3 an 7omitus. Jika tekanan arah tinggi3 ipikirkan hipokalemia karena kelebihan mineralokortikoi.
Pen+etu!
!erangan PP apat itimbulkan oleh asupan tinggi karbohirat3 insulin3 stres emosional3 pemakaian obat tertentu ?seperti amHoterisin2-3 arenalin3 relaksan otot3 beta2bloker3
tranDuili=er3 analgesik3 antihistamin3 antiasma puH aerosol3 an obat anestesi lokal. "iet tinggi karbohirat ijumpai paa makanan atau minuman manis3 seperti permen3 kue3 soHt rinks3 an jus buah. Makanan tinggi karbohirat apat iproses engan *epat oleh tubuh3 menyebabkan peningkatan *epat kaar gula arah. Insulin akan memasukkan glukosa arah ke alam sel bersamaan engan masuknya kalium sehingga menyebabkan turunnya kaar kalium plasma. Pen*etus lainnya aalah akti7itas Hisik3 tiur3 an *ua*a ingin atau panas.
PCRTANQAAN 0A!U!
-agaimana penatalaksaan paa pasien ini L
• I>E" R/ &' tts 9 menit
• 0oreksi 08/ &) mCD9 kolH. (& jam
CHek samping : menyebabkan mual dan muntah (gejala yang berat dapat merupakan tanda obstruksi) sehingga rendahnya kepatuhan pengobatan merupakan kendala utama efektifitas obat; jika memungkinkan penggunaan diuretik hemat kalium;lebih dianjurkan (lihat juga diatas). Efek samping yang lain berupa ulserasi pada oesophagus dan usus kecil. Efek samping yang jarang terjadi skin rash
• 8eHota%ime & % (gr ?I>@
Inikasi : inHeksi bakteri gram positiH paa saluran naHas ba1ah3 saluran kemih3 ginekologi3 kulit3 tulang3 an ra1an seni3 bakterimia an septikemia
• Me*obalamin & % ( ?I>@
Inikasi : neuropati periHer
CHek samping : mual3 penurunan naHsu makan3 iare an gejala lain karena pengaruh gangguan gastrointestinal3 kemerahan paa kulit3 an sakit kepala
• 0etorola* & % ( ?I>@
Inikasi : penatalaksaan nyeri akut seang s. berat alam jangka penek ? ) hari@ CHek samping : mual3 muntah3 iare3 ispepsia3 konstipasi3 pusing3 sakit kepala3 ulkus peptik3 penarahan3 perHorasi3 ruam kulit3 gangguan Hungsi ginjal an hati3 nyeri abomen3 kon7usi ringan3 7ertigo3 uem3 insomnia3 trombositopenia3 bronkospasme3 anaHilaksis.
• 0!R ( Tablet ?P5@
Inikasi : pen*egahan hipokalemia spesiHik
CHek samping : mual3 muntah3 sakit pinggang3 an iare
PEMBA0ASAN KASUS Penatalak!anaan
Terapi PPE biasanya simtomatik3 bertujuan menghilangkan gejala kelemahan otot yang isebabkan hipokalemia. Terapi PPE men*akup pemberian kalium oral3 moiHikasi iet an gaya hiup untuk menghinari pen*etus3 serta Harmakoterapi.
"i beberapa literatur3 isarankan pemberian kalium oral engan osis '3&) mCD9kg seharusnya iberikan setiap ' menit sampai kelemahan impro7es. 0alium kloria ?08l@ aalah preparat pilihan untuk seiaan oral. !uplementasi kalium harus iberikan hati2hati karena hiperkalemia akan timbul saat proses reistribusi trans2selular kalium berhenti. 0alium 0loria I> '3')2'3( mCD9kg-- alam manitol ) bolus lebih baik sebagai lanjutan inHus
Paa kasus paralisis hipokalemik berat atau engan maniHestasi perubahan C03 harus iberikan kalium intra7ena ?I>@ '3) mCD9kg selama ( jam3 inHus kontinu3 engan pemantauan ketat. Pasien yang memiliki penyakit jantung atau alam terapi igoksin juga harus iberi terapi kalium I> engan osis lebih besar ?( mCD9kg berat baan@ karena memiliki risiko aritmia lebih tinggi. I> '3')2'3(
mCD9kg--Eaktor2Haktor yang harus iperhatikan alam pemberian kalium ialah kaar kalium plasma3 gejala klinis3 Hungsi ginjal3 an toleransi pasien. !uplementasi kalium ibatasi jika Hungsi ginjal terganggu. Pemberian oral lebih aman karena risiko hiperkalemia lebih ke*il.
Pemberian aseta=olami3 inhibitor anhirase karbonat3 engan osis (&)2&)' mg &2 kali terbukti *ukup eHektiH mengatasi serangan3 mengurangi Hrekuensi serangan3 an mengurangi erajat keparahan. Mekanisme kerja aseta=olami sampai saat ini masih belum jelas3 tetapi penelitian terakhir mengungkap bah1a obat ini bekerja engan menstimulasi langsung
*al*ium a*ti7ate 0 *hannels sehingga kelemahan otot berkurang.
!pironolakton3 engan osis (''2&'' mg9hari terbukti eHektiH. !ebuah penelitian a*ak terkontrol paa tahun &''' menunjukkan bah1a iklorHenami osis )'2&'' mg9hari terbukti eHektiH menurunkan serangan ibaningkan plasebo. Triamteren bermanHaat karena apat meningkatkan ekskresi natrium an menahan kalium i tubulus ginjal. "i beberapa
negara3 eH er7es*ent kalium sitrat aalah seiaan yang paling eHektiH an itoleransi engan baik oleh saluran *erna.
Terapi gen sebagai terapi eHinitiH untuk PPE saat ini belum aa.
Alat yang apat ipakai untuk pemantauan maniri aalah 8ary Potassium Ion Meter3sebuah alat pengukur kaar kalium sali7a. 0aar kalium sali7a men*erminkan kaar kalium plasma. Pemantauan maniri ini bermanHaat untuk eteksi perpinahan ?shiHt@ kalium3
ientii kasi Haktor pen*etus3 penyesuaian gaya hiup atau iet3 penyesuaian osis kalium3 an apat mengurangi risiko timbulnya kelemahan otot.
PERTAN?AAN KASUS
-agaimana prognosis paa pasien ini L
Kuo a 7itam : a bonam
Kuo a Hun*tionam : a bonam Kuo a sanationam : a bonam
PEMBA0ASAN KASUS
Paralisis perioik hipokalemik Hamilial biasanya berespons baik terhaap terapi. Terapi apat men*egah kelemahan otot lebih lanjut. !erangan terus2menerus apat menyebabkan kelemahan otot permanen3 tetapi jarang ijumpai. 0omplikasi akut meliputi aritmia jantung3 kesulitan bernapas3 bi*ara3 an menelan3 serta kelemahan otot progresiH. 0omplikasi hipokalemia kronis berupa kerusakan ginjal3 batu ginjal3 neHritis interstisial3 an kista ginjal.
DAFTAR PUSTAKA
(. Ahla1at !03 !a*he7 A. 8lassi* iseases re7isite: hypokalaemi* paralysis. Postgra Me J (+++B#):(+2#.
&. Anonim. ipokalemi* perioi* paralisys. A7ailable Hrom http:99emei*ine.mes*ape.*om9arti*le9((#(;#$2o7er7ie1 iakses tanggal # maret &'().
. Mo%ley RT3 Ta1il R3 Thornton 8A. 8hannelopathies: myotoni* isorers an perioi* paralysis. "alam: !1aiman 0E3 Ash1al !3 penyunting. Peiatri* Neurology. Cisi ke2.
!t /ouis: MosbyB(+++.h.(&++2(('.
4. Nan -3 >ohra !0. ypokalemi* perioi* paralysis: an usual *ause. "iunuh ari : http:99111.turner21hite.*om9pH9hpjan'unusual.pH. "iakses tanggal # Januari &'';.
). Paree !3 Eahriani Reni. Paralisis perioik hipokalemik Hamilial. &'(&. A7ailable Hrom
http://www.kalbemed.com/Portals/6/198_!"Paral#s#s$20Per#od#k $20%#pokalem#k$20&am#l#al.pd' d#akses ta)**al 7 maret 2015.
;. Phakeekit*haroen -3 Ruangraksa 83 Rainahame P. ypokalaemia an paralysis in the Thai population. Nephrol "ial Transplant &''4 (+:&' (2$.
#. Pri*e ! A3 ,ilson / M. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit . Cisi >I. Jili II Penerbit -uku 0eokteran JakartaB C83 &''4.
$. !*ott3 M..3 eusel3 J.,.3 /eig3 >.A.3 Anerson3 5.!.3 &''(3 Cle*trolytes an -loo ases. In -urtis 8A3 Ash1oo CR. )th es. Tiet= Eunamentals oH 8lini*al 8hemistry. Philaelphia: ,- !auners 4+42)(#.
+. !uoyo A. ,3 !etiyohai -3 Al1i I3 !imaibrata 0. M3 !etiati !. Buku Ajar lmu Penyakit !alam. Jili I3 Cisi I>. Jakarta : Pusat Penerbitan "epartemen Il mu Penyakit "alam E0UI3 &'';
('. Touru3 5.3 0eita3 0.3 (+++3 ypokalaemi* perioi* paralysis asso*iate 1ith ypophosphatemia in Patient 1ith yperinsulinemia. Ameri*an journal oH Mei*al !*ien*es3 ;+: ($ ?(@ ?abstra*t@