STRATEGI PEMASARAN PRODUK EKONOMI KREATIF
WARGA BELAJAR DI BALI
Edy Sujana
Universitas Pendidikan Ganesha ediesujana_bali@yahoo.com
Abstrak
Warga Belajar merupakan warga masyarakat yang telah memperoleh pelatihan keaksaraan mandiri dan keterampilan memproduksi produk kreatif berupa kerajinan gelang anyam kreatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang dihadapi produk hasil warga belajar dan selanjutnya mengembangkan strategi pemasaran yang ideal untuk produk tersebut. Berdasarkan analisis SWOT yang dilakukan dapat diformulasikan 7 (tujuh) langkah strategis dalam pemasaran produk ekonomi kreatif warga belajar sebagai berikut: 1) Mempertahankan keunikan produk, 2) Menetapkan target pasar, 3) Promotion Mix, 4) Affiliasi atau Kemitraan, 5) Customers rewards, 6) Meningkatkan wawasan produk, 7) Service Excellence.
Kata Kunci : Strategi Pemasaran, Ekonomi Kreatif, Warga Belajar
Abstract
Citizens Learner are citizens who have obtained literacy training and life skill training to produce creative product such as creative bracelet. This research aims to identify strengths, weaknesses, opportunities and threats that facing by the citizen learner product, and further develop ideal marketing strategy for that product. Based on SWOT analysis this research develop 7 (seven) marketing strategic step for citizen learners product. The strategic steps are: 1) Maintain uniqueness product, 2) make certain about market target, 3) Promotion Mix, 4) Build Cooperation and partnership, 5) Customers rewards, 6) Increase knowledge about the product, 7) Service Excellence.
Key Words : Marketing Strategy, Creative Product, Citizens Learner
1. Pendahuluan
Penduduk Buta Aksara di Indonesia cukup tinggi. Pada tahun 2010 tercatat sebesar 7,09% dari jumlah penduduk usia produktif atau sekitar 16 juta
penduduk Indonesia adalah
penyandang buta aksara. Demikian pula di Bali, jumlah buta aksara pada tahun 2010 tercatat sejumlah 11,6 % dari jumlah penduduk bali, yang berarti berjumlah sekitar 451.327 orang dan tersebar diseluruh kabupaten di Bali. (www.bps.go.id)
Pemerintah telah melakukan beberapa upaya meningkatkan taraf hidup warga buta aksara. Salah satunya adalah
Program Keaksaraan Dasar dan
Mandiri. Program Keaksaraan Dasar membantu warga buta aksara untuk dapat membaca, menulis dan berhitung.
Sedangkan Program Keaksaraan
Mandiri melatih para warga untuk dapat memiliki keterampilan hidup. Tujuan dari pemberian keterampilan ini adalah untuk membantu warga belajar hidup mandiri. Dan akhirnya dapat keluar dari jurang kemiskinan. Namun dalam perjalanan
pelaksanaan keaksaraan mandiri,
sebagian besar usaha yang ditekuni warga tidak dapat bersaing dan tidak berlanjut. Hal ini disebabkan karena produk yang dihasilkan sebagian besar warga merupakan produk pasaran atau produk yang telah banyak beredar di
masyarakat, sehingga sebagai produsen baru, warga belajar tidak dapat bersaing dengan produk yang sudah mapan secara produksi maupun pasarnya. Melalui Penelitian MP3EI, pada tahun
2012 dan tahun 2013, telah
dikembangkan Strategi pengembangan Ekonomi Kreatif Warga Belajar di Bali. Berdasarkan Kajian tersebut diperoleh beberapa strategi dalam pengembangan ekonomi kreatif warga belajar antara lain; 1) meningkatkan wawasan warga
mengenai produk kreatif melalui
pelatihan, 2) menjalin kerjasama dan kemitraan, 3) memperoleh dukungan
dari pemerintah, 4) membentuk
kelompok pengerajin, 5)
mengembangkan desain berkelanjutan,
6) mempertahankan keunikan dan
kualitas produksi, 7) meningkatkan teknologi produksi. (Sujana, 2013) Tujuh langkah strategis diatas telah diimplementasikan pada beberapa desa. Berdasarkan strategi tersebut beberapa desa di Bali Utara (Desa Bulian, Desa Sanih dan Desa Bukti) telah dapat menghasilkan produk gelang anyam kreatif. Warga belajar di desa tersebut telah menguasai tehnik menganyam
gelag sampai dengan tehnik
pengemasan produk gelang tersebut. Melalui beberapa uji coba produksi dan
Focus Group Disscusion (FGD) dengan
kalangan pariwisata dan perusahaan mitra, maka produk warga di ketiga desa tersebut telah dapat diterima dan dianggap layak jual. Perusahaan mitra pun telah menunjukkan kepercayaannya dengan memberikan order produksi kepada warga sejumlah 3.000 gelang anyam.
Meskipun produk warga telah dapat diterima dan dianggap layak jual, dan order produk telah diberikan oleh perusahaan mitra, namun permasalahan selanjutnya adalah bagaimana strategi pemasaran yang harus dilakukan untuk meningkatkan hasil penjualan produk warga tersebut ? Warga tidak bisa
hanya mengandalkan pesanan atau order dari perusahaan mitra saja, tetapi akan lebih baik bila warga bisa memasarkan produknya secara mandiri.
Pemasaran produk memiliki nilai
strategis pada tahap ini, karena kegagalan pemasaran akan menghabat keberlanjutan dari produktivitas warga dalam memproduksi produk kerajinan gelang anyam ini. Sehingga hanya dengan mempertahankan keberlanjutan
produksi maka cita-cita untuk
mengangkat warga belajar dari jurang kemiskinan akan dapat terwujud. Untuk itu diperlukan strategi yang tepat untuk memasarkan produk gelang anyam kreatif hasil produksi warga belajar.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah informan, tempat dan peristiwa, wawancara dan dokumentasi. Tehnik analisis data menggunakan analisis SWOT. Sedangkan validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik trianggulasi metode dan trianggulasi sumber.
3. Pembahasan
3.1 Formulasi Strategi Pemasaran
Formulasi strategi pemasaran
menggunakan analisis SWOT dan
dimulai dengan indentifikasi terhadap Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman yang dihadapi oleh produk gelang anyam warga belajar. Adapun formulasi strategi terlihat pada Gambar 1.
Berdasarkan analisis tersebut kemudian dirumuskan strategi yang tepat, yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil penjualan produk ekonomi kreatif warga. Strategi pemasaran produk gelang anyam ini diharapkan dapat
meningkatkan dan menjaga
keberlanjutan hasil produksi warga belajar.
Tabel 1: Formulasi Strategi Pemasaran Produk Produksi Warga Belajar
Faktor Internal Kekuatan/Strength (S) Kelemahan/Weaknesses
Faktor Eksternal
1. Produk Warga Unik 2. Variasi Produk Banyak 3. Harga sesuai dan relatif
murah
1. Hasil Produksi belum dikenal
Peluang/Opportunities (O)
1. Bali memiliki kunjungan wisata tinggi
2. Banyak Obyek Wisata 3. Pasar luas Strategi SO 1. Promosi terintegrasi 2. Promosi langsung 3. Promosi online Strategi WO 1. MembentukTarget Pasar 2. Membangun kemitraan Ancaman/Threats (T)
1. Produk dari daerah/ negara lain 2. Regulasi Eksport Strategi ST 1. Pertahankan keunikan 2. Meningkatkan wawasan produk Strategi WT 1. Menciptakan service excellence 2. Customer reward
3.2 Strategi Pemasaran Produk Ekonomi Kreatif Warga Belajar
Berdasarkan analisis SWOT dan
Perumusan strategi diatas, maka dapat di uraikan strategi pemasaran untuk produk ekonomi kreatif bagi warga belajar sebagai berikut;
3.2.1 Strategi SO (Strength-Opportunities
Merupakan strategi dengan
menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang. Beberapa
langkah strategis yang dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Melakukan Promosi media cetak.
Promosi media cetak meliputi
pemasangan iklan pada majalah atau koran. Promosi dengan media cetak harus memperhatikan target pasar dari produk yang akan dijual. Untuk produk gelang anyam kreatif yang dihasilkan warga merupakan produk fashion khusus remaja, sehingga media yang dipilih hendaknya adalah majalah atau tabloid remaja. Khusus untuk di pasar lokal atau di Bali, pemasaran gelang anyam kreatif untuk tahap awal bisa memanfaatkan
majalah sekolah atau kampus,
mengingat siswa sekolah dan
mahasiswa adalah pembeli potensial untuk produk ini.
2. Melakukan Promosi langsung. Promosi langsung dapat dilakukan
dengan melakukan penyebaran
brosur atau penjualan langsung.
Penyebaran brosur ataupun
penjualan dapat dilakukan di
sekolah-sekolah, kampus, obyek
wisata ataupun promosi ke toko souvenir, artshop serta pusat oleh-oleh yang tersebar di Bali. Promosi dengan cara langsung dapat pula
dilakukan dengan mengikuti
pameran-pameran pada waktu
tertentu, seperti Pameran
Pembangunan dalam rangka hari
kemerdekaan atau festival dan
pertunjukkan atau atraksi pariwisata tahunan, seperti; Buleleng Festival dan Pesta Kesenian Bali.
3. Melakukan Promosi online.
Promosi melalui media online seperti
website, facebook, dan Blackberry Messeger (BBM) atau media social
lainnya. Menggunakan media social seperti diatas akan mempermudah promosi dan pemasaran. Kelebihan pemasaran secara online adalah bisa menjangkau pasar yang sangat luas, dan tidak terbatas. Pemasaran online
tidak terikat waktu, tetapi
memerlukan pemahaman teknologi yang memadai. Pemasaran online bisa dilakukan antar daerah dan antar Negara, tetapi memerlukan
wawasan produk terutama terkait eksport serta kemampuan bahasa asing untuk komunikasi.
3.2.2 Strategi WO (Weakness-Opportunities
Merupakan strategi pemanfaatan
peluang dengan cara mengatasi
kelemahan yang ada. Bebarapa langkah strategis yang dapat dilakukan antara lain;
1. Membentuk target pasar.
Walaupun potensi pasar kerajinan gelang anyam cukup besar, tetapi perlu dilakukan segmentasi terhadap target pasar. Membentuk target pasar adalah langkah awal yang harus dilakukan dalam melakukan pemasaran produk. Pemahaman dan pemilihan terhadap target pasar akan meciptakan efisiensi dan efektivitas dalam pemasaran produk, karena
promosi dan pemasaran dapat
dilakukan secara focus dan dengan target yang jelas. Bila penetapan target pasar tidak dilakukan, maka akan menimbulkan ketidakjelasan dan in efisiensi dalam melakukan pemasaran.
2. Membangun kemitraan pemasaran. Kemitraan sangat penting bagi warga yang baru memulai sebuah usaha
kerajinan, karena mitra akan
membantu warga untuk
meningkatkan wawasan mengenai desain, produk, pengemasan dan
promosi pemasaran. Menjalin
kemitraan bukan suatu yang mudah, karena warga belajar umumnya tidak
memahami akses untuk dapat
bermitra dengan pengusaha. Untuk itu peran serta perguruan tinggi dan pemerintah sangat dibutuhkan untuk memudahkan warga memperoleh akses terhadap perusahaan mitra.
3.2.3 Strategi WT (Weakness-Threats)
Merupakan strategi yang bersifat bertahan dan berusaha meminimalkan kelemahan serta menghindari ancaman.
Langkah strategis yang dapat dilakukan antara lain;
1. Menciptakan service excellence. Pelayanan yang prima merupakan
langkah strategis yang perlu
dilakukan warga untuk menjaga eksistensi dan loyalitas konsumen. Pada tahap awal pelayanan yang baik dapat diterjemahkan sebagai
ketepatwaktuan dan
mempertahankan kualitas, karena
dengan berkualitas dan tepat
waktunya produk sampai ke tangan konsumen, akan menumbuhkan kepercayaan konsumen terhadap produsen. Dan kepercayaan adalah modal utama dalam bisnis dan modal
usaha dalam menjaga dan
mempertahankan keberlanjutan
sebuah usaha.
2. Pemberian reward bagi pelanggan. Reward bagi konsumen bisa berupa potongan harga atau bonus produk. Bonus dan potongan harga dapat diberikan kepada konsumen yang
loyal terhadap produk yang
dihasilkan produsen. Pemberian
bonus akan menjaga loyalitas
konsumen untuk membeli.Selain itu pemberian bonus, khususnya bonus berupa produk baru sangat baik untuk promosi produk tersebut.
3.2.4 Strategi ST (Strength-Threats)
Merupakan strategi menggunakan
kekuatan untuk mengatasi ancaman. Langkah strategis yang dapat dilakukan sebagai berikut;
1. Mempertahankan keunikan produk Meningkatkan kualitas produk dan mempertahankan keunikan produk sangat penting bagi warga untuk menciptakancompetitive advantage
atau keunggulan bersaing.
Kehilangan keunikan produk dapat
menyebabkan berpalingnya
konsumen pada produk pesaing yang memiliki keunggulan dan keunikan lebih. Keunggulan atau keunikan produk merupakan merupakan core
competence atau kompetensi inti
yang dapat membuat produk yang
keunggulan bersaing, sehingga mempertahankan dan meningkatkan
keunikan produk merupakan
keharusan untuk memperoleh
keunggulan dalam pemasaran
produk.
2. Meningkatkan wawasan tentang
produk.
Wawasan tentang produk meliputi desain, bahan baku dan teknologi. Wawasan tentang produk terutama produk kerajinan sangat penting untuk bisa menembus pasar eksport. Setiap Negara importer atau Negara tujuan eksport memiliki aturan dan menetapkan kondisi yang berbeda-beda untuk barang yang masuk ke negaranya. Aturan tentang pewarna produk kerajinan untuk Negara ASEAN berbeda dengan aturan di Negara Eropa dan Amerika. Amerika menerapkan standar yang tinggi untuk pewarna produk kerajinan. Barang kerajinan yang menggunakan pewarna kimia dan pelarut warna yang mengandung mercury atau timbal serta resin tidak diijinkan untuk
masuk Amerika. Sementara di
Negara ASEAN zat pewarna tidak terlalu diperhatikan. Perbedaan standar yang ditetapkan menuntut
warga sebagai produsen untuk
memiliki wawasan mengenai
pemasaran produk ke negara lain. Ketidaktahuan mengenai hal ini dapat menimbulkan kerugian yang tinggi bagi pengerajin.
4. Penutup 4.1 Simpulan
1. Produk ekonomi kreatif yang dihasilkan warga belajar berupa
gelang anyam kreatif telah
memenuhi standar sebagai produk kerajinan yang layak jual. Namun demikian beberapa kelemahan yang
harus diperhatikan dalam
pemasaran produk tersebut antara lain; 1) Produk belum terlalu dikenal, 2) Persaingan dengan produk dari daerah dan Negara lain, 3) Regulasi dan standar produk untuk produk eksport yang berbeda di Negara tujuan eksport.
2. Berdasarkan analisis SWOT yang
dilakukan, pemasaran produk
kerajinan gelang anyam kreatif yang dihasilkan oleh warga belajar dapat
dilakukan dengan menerapkan
langkah-langkah strategis sebagai berikut:
a. Mempertahankan keunikan produk
b. Menetapkan target pasar, c. Promotion Mix
d. Affiliasi atau Kemitraan, e. Customers rewards
f. Meningkatkan wawasan
produk
g. Service Excellence.
4.2 Saran
Pemasaran produk hasil produksi warga belajar dengan berpedoman pada strategi pemasaran yang telah dikembangkan akan dapat berhasil
bila ada dukungan atau
pendampingan dari perguruan tinggi
ataupun pemerintah. Tanpa
melibatkan peran perguruan tinggi
dan pemerintah, maka upaya
mempertahankan eksistensi
produksi tidak akan berhasil.
Daftar Pustaka
Direktorat Pembinaan Pendidikan
Masyarakat Dirtjen Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan
Informal Kemdiknas.2011.
Keaksaraan dasar dan Keaksaraan Usaha Mandiri.
Jakarta: Kemdiknas.
Departemen Perdagangan Republik
Indonesia.2008.
“Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025 :
Rencana Pengembangan
Ekonomi Kreatif Indonesia 2009 – 2025”
Huberman, A.B dan Miles M.B. 1992.
Analisis Data Kualitatif.
(Terjemahan). Jakarta: UI
UNDP.2008. “Creative Economy Report
2008”
Parma Gede I Putu, 2012. Formulasi
Strategi Pengembangan
Masakan Lokal sebagai Produk Wisata Kuliner di Kabupaten
Buleleng, FEB Undiksha,
Singaraja
Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian. 2011.
Pokok-Pokok Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia tahun 2011-2025 disampaikan dalam Rakernas Kementerian KUKM tanggal 14 Mei 2011 di Jakarta.
Sujana, Edy. 2013. Strategi
Pengembangan Ekonomi Kreatif Bagi Warga Belajar di bali.
Makalah Seminar Nasional
Riset Inovatif, Lemlit Undiksha, Singaraja.
Wesnawa, Astra, dkk.2011.
Pengembangan Potensi
Pariwisata Berkelanjutan Bagi Peningkatan Kehidupan Sosial
Ekonomi Masyarakat pada
Koridor Bali sebagai Pintu Gerbang Pariwisata Nasional. (Laporan Penelitian MP3EI). www.bps.go.id