• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi Saraf Otak Dan Kecil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Fungsi Saraf Otak Dan Kecil"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

I.

I. JJuudduul l PPeerrccoobbaaaann :: Fungsi Saraf Fungsi Saraf Otak Besar dan Otak KecilOtak Besar dan Otak Kecil II.

II. TTuujjuuaan n PPeerrccoobbaaaann :: a. a. Memeriksa fungMemeriksa fungsi dari si dari sebagian sebagian besar otak besar otak besar.besar.

 b.

 b.Memeriksa fungsi dari otak kecil.Memeriksa fungsi dari otak kecil.

IIIIII.. DDaassaar r TTeeoorrii

Sistem saraf pusat meliputi

Sistem saraf pusat meliputi otak otak dandan sumsum tulang belakangsumsum tulang belakang ((LatinLatin: 'medula: 'medula spina

spinalis'). Keduanylis'). Keduanya a merupmerupakan organ akan organ yang sangat lunak, yang sangat lunak, dengdengan an fungsfungsi i yangyang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang  belakang,

 belakang, otak otak juga juga dilindungi dilindungi 3 3 lapisan lapisan selaputselaput meningesmeninges. Bila membran ini. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut

terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitismeningitis. Ketiga lapisan. Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:

membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:

1.

1. DuDuraramemeteter, r, memerurupapakakan n seselalapuput t yyanang g kukuat at dadan n bebersrsatatu u dedengnganan

tengkorak. tengkorak.

2.

2. AraknAraknoid, disebut oid, disebut demidemikian kian karena bentuknykarena bentuknya a seperti sarang seperti sarang labah-

labah-lab

labah. ah. Di Di daldalamnamnya ya terterdapdapat at caircairan an sereserebrobrospispinalnalis, is, yaiyaitu tu semsemacamacam cairan limfa yang

cairan limfa yang mengmengisi isi sela sela sela sela membrmembran an araknoaraknoid. Fungsi selaputid. Fungsi selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya araknoid adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.

kerusakan mekanik.

3.

3. PiametPiameter. Lapisan ini er. Lapisan ini penuh dengapenuh dengan n pembpembuluh darah dan uluh darah dan sangat dekatsangat dekat

dengan permukaan otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi dengan permukaan otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi serta mengangkut bahan sisa metabolisme.

oksigen dan nutrisi serta mengangkut bahan sisa metabolisme. Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu: Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:

1.

1. Badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (Badan sel yang membentuk bagian materi kelabu ( substansi grissea substansi grissea)) 2.

2. Serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (Serabut saraf yang membentuk bagian materi putih ( substansi alba substansi alba)) 3.

3. Sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf Sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf 

di dalam sistem saraf pusat di dalam sistem saraf pusat Wal

Walaupaupun un otaotak k dan dan sumsumsum sum tultulang ang belbelakaakang ng memmempunpunyayai i matmateri eri samsamaa tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kul

(2)

 belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan  bagian korteks berupa materi putih.

A. Otak  

Pusat saraf yang paling utama adalah otak. Otak terletak di dalam rongga tengkorak. Otak adalah organ yang paling penting dalam tubuh manusia. Organ inilah yang mengontrol seluruh kerja tubuh. Proses  pembentukan sel-sel otak ini hanya terjadi sekali seumur hidup, yakni sejak 

dari kandungan hingga usia kurang lebih tiga tahun. Sel-sel otak yang mati tidak dapat tergantikan oleh sel yang baru. Otak mengatur dan mengkordinir  sebagian besar, gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak   jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak   juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi, ingatan,  pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya.

Otak terbentuk dari dua jenis sel, yaitu glia dan neuron. Glia berfungsi untuk menunjang dan melindungi neuron, sedangkan neuron membawa informasi dalam bentuk pulsa listrik yang di kenal sebagai potensial aksi. Mereka berkomunikasi dengan neuron yang lain dan keseluruh tubuh dengan mengirimkan berbagai macam bahan kimia yang disebut neurotransmitter.  Neurotransmitter ini dikirimkan pada celah yang di kenal sebagai sinapsis.

Setelah sel-sel otak selesai terbentuk, sel-sel tersebut akan terus  bertambah besar dan kompleks dengan jumlah lebih dari 10.000 milyar  sambungan antar sel. Perkembangan sel-sel otak sangat tergantung dari setiap rangsangan yang diterima, baik rangsangan yang positif maupun negatif dari sekelilingnya.

Otak manusia terbagi atas 2 bagian, yaitu otak kiri dan otak kanan. Otak manusia terdiri atas dua belahan (hemisfer) yang besar. Oleh karena terdapat pindah silang pada jalur-jalur spinal, maka belahan otak kiri mengendalikan sisi kanan tubuh dan sebaliknya belahan otak kanan mengendalikan sisi kiri tubuh. Otak kiri mengatur cara berpikir logis, kemampuan kognitif, dan menganalisa yang memungkinkan seseorang mempelajari bahasa dan matematika. Sedangkan otak kanan menghasilkan  pikiran-pikiran kreatif dan artistik, seperti emosi, musik, dan intuisi.

(3)

Bagian otak untuk berpikir disebut korteks atau neokorteks, adalah  jaringan berlipat-lipat yang tebalnya kira-kira 3 mm, yang membungkus hemisfer-hemisfer. Sementara hemisfer serebral mengendalikan sebagian  besar fungsi tubuh mendasar seperti gerak otot dan pencerapan, korteks memberi makna apa yang kita lakukan dan cerap. Korteks juga berperan  penting dalam memahami kecerdasan emosional. Korteks memungkinkan

kita mempunyai perasaan tentang perasaan kita sendiri, memahami sesuatu secara mendalam, menganalisis mengapa kita mengalami perasaan tertentu, dan selanjutnya berbuat sesuatu untuk mengatasinya.

Bagian otak yang mengurusi emosi adalah sistem Limbik. Sistem Limbik terletak jauh dalam hemisfer otak besar dan terutama  bertanggungjawab atas pengaturan emosi dan impuls. Sistem Limbik 

meliputi :

1. Hippocampus, yaitu tempat berlangsungnya proses pembelajaran emosi dan tempat disimpannya ingatan emosi. Di sini terjadi  perekaman dan pemaknaan pola persepsi, ingatan naratif, dan

mengenali perbedaan makna.

2. Amigdala, adalah pusat pengendalian emosi pada otak. Amigdala memproses hal-hal yang berkaitan dengan emosi. Rasa sedih, marah, nafsu, kasih sayang, dan sebagainya bergantung pada Amigdala. Hubungan antara Korteks dan Amigdala inilah yang menentukan kecerdasan emosi (EQ) seseorang.

Pada seseorang yang cerdas, terdapat banyak komunikasi dan interaksi antara otak kiri dan kanan. Untuk meningkatkan interaksi tersebut, dibutuhkan rangsangan dari luar yang ditangkap melalui panca indera. Melalui penelitian diperoleh, bahwa musik klasik dan musik yang harmonis merupakan rangsangan yang terbaik bagi perkembangan otak. Saat mendengarkan musik, lirik lagu akan merangsang otak kiri, dan melodinya akan merangsang otak kanan. Rangsangan yang didapatkan selama 12 bulan  pertama sejak kelahiran, sangat berperan dalam pembentukan dan  perkembangan otak, dibandingkan pada tahun-tahun berikutnya.

(4)

Agar otak berkembang secara sempurna, dibutuhkan nutrisi yang sempurna pula. Asam Linoleat yang biasa disebut Omega 6, Asam Omega 3, dan DHA (Docosahexaenoic Acid) adalah beberapa zat yang sangat dibutuhkan oleh otak untuk perkembangannya, di samping karbohidrat,  protein, kalsium, mineral dan zat-zat penting lainnya. Zat-zat tersebut tidak 

diproduksi oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari makanan yang dimakan oleh Ibu yang mengandung.

Di samping rangsangan untuk kecerdasan intelektualnya, sejak dini seorang anak harus dirangsang emosinya secara benar. Bernyanyi dan  bermain adalah beberapa hal yang terbaik untuk merangsang kecerdasan emosi anak. Seiring bertambahnya usia, anak juga harus diperkenalkan dengan etika, moral dan nilai-nilai keagamaan. Hal-hal tersebut yang akan menjadi penyeimbang dari perkembangan IQ dan EQ-nya di kemudian hari.

Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar ( serebrum), otak  tengah (mesensefalon), otak belakang yang terdiri dari otak kecil ( serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan jembatan varol ( Pons Varolii).

1. Otak besar ( serebrum)

Bagian yang paling menonjol dari otak manusia adalah otak besar  ( serebrum). Otak besar terdiri dari 2  belahan besar yaitu belahan kiri dan kanan. Setiap belahan mengatur dan melayani tubuh yang berlawanan yaitu belahan kiri mengatur dan melayani tubuh bagian kanan,

sebaliknya belahan kanan mengatur dan melayani tubuh bagian kiri. Otak besar merupakan pusat saraf utama, karena memiliki fungsi yang  penting dalam pengaturan semua aktivitas tubuh, khususnya berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran dan  pertimbangan. Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan

(5)

refleks otak.Secara terperinci aktivitas tersebut dikendalikan pada daerah yang berbeda. Pada bagian korteks serebrum di depan lekuk tengah (sulkus sentralis)yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Bagian paling bawah  pada korteks motor tersebut mempunyai hubungan dengan kemampuan  bicara. Daerah anterior pada lobus frontalis berhubungan dengan kemampuan  berpikir. Di belakang sulkus sentralis merupakan daerah sensori. Pada daerah ini berbagai sifat perasaan dirasakan kemudian ditafsirkan. Daerah  pendengaran terletak pada lobus temporal. Daerah visual (penglihatan) terletak pada ujung lobus oksipital yang menerima bayangan dan selanjutnya  bayangan itu ditafsirkan. Pusat pengecapan dan pembau terletak di lobus

temporal bagian ujung anterior Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses  belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai  bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan  psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses  berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat  penglihatan terdapat di bagian belakang.

2. Otak tengah (mesensefalon)

Otak tengah (diensefalon) manusia cukup kecil dan tidak mencolok. Otak  tengah terletak di depan otak kecil dan  jembatan varol. Pada mamalia terdapat korpora kuadrigemina yang berperan pada gerakan mata, seperti penyempitan pupil mata dan refleks pendengaran tertentu. Selain itu di otak 

tengah mengandung pusat-pusat yang mengendalikan keseimbangan dan serabut saraf yang menghubungkan bagian otak belakang dengan bagian otak belakang dengan bagian otak depan juga antara otak depan dengan mata. Gambar 2.2.Otak tengah

(6)

Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur  kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.

3. Otak belakang

Otak belakang meliputi jembatan varol, sumsum lanjutan dan otak kecil. Ketiga  bagian ini membentuk batang otak.

a. Jembatan varol ( Pons Varolii)

Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan lobus kiri dan kanan otak kecil, menghubungkan otak kecil dengan korteks otak   besar dan juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang. b. Sumsum lanjutan ( Medula Oblongata)

Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi  jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume

dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar   pencernaan.Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang

lain seperti bersin, batuk, dan berkedip dan juga sebagai pusat pengatur   pernapasan dengan cara meneruskan impuls saraf yang merangsang otot

antara tulang rusuk dan diafragma. c. Otak kecil ( serebelum)

Otak kecil (serebelum) merupakan bagian terbesar otak belakang. Otak kecil ini terletak di bawah lobus oksipital serebrum. Otak kecil terdiri atas 2 belahan dan permukaannya berlekuk-lekuk. Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin

Gambar 2.3. Otak Belakang

(7)

dilaksanakan.Otak kecil mengintegrasikan informasi yang dating dari kanalis semisirkularis dan proprioreseptor yang lain (posisi internal dan sensor gerakan), sistem penglihatan, dan pendengaran. Input-input tersebut disensor dalam serebelum, dan output hasilnya membantu mengkoordinasi sinyal-sinyal motorik yang bertanggungjawab memelihara postur tubuh dan gerakan anggota yang tepat. Fungsi lain otak kecil adalah untuk  mengatur sikap atau posisi tubuh, keseimbangan dan koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar.

Bila terjadi cedera pada otak kecil dapat mengakibatkan gangguan  pada sikap dan koordinasi gerakan otot. Gerakan menjadi tidak 

terkoordinasi, misalnya orang tersebut tidak mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

IV. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada percobaan “Fungsi Saraf Otak Besar dan Otak Kecil” adalah sebagai berikut:

1. Bekerjalah secara berpasangan rangkaian langkah di bawah ini bersama teman anda, kemudian bergantian. Amati dan catat hasilnya.

a. Uji Saraf Cranial

1) Nervus Olfaktorius

Subjek uji coba diminta duduk dan menutup mata. Botol berisi serbuk kopi dibuka dan dilewatkan mendatar sejauh 8 cm dari muka lubang hidung. Giliran berikutnya irislah satu siung bawang putih secara melintang, kemudian lewatkan juga seperti botol kopi tadi. Urutan bahan dapat anda balik. Dapatkah subjek uji coba membedakan keduanya?

(8)

Bukalah suatu buku halaman penuh dengan tulisan. Tandailah awal suatu kalimat. Mintalah subjek uji coba membaca kalimat-kalimat itu mulai dari awal tanda baca selama 1 menit. Hitung dan catatlah  banyaknya kata yang dapat dibaca selama 1 menit tersebut.

3) Nervus Acumulator

Mintalah subjek uji coba untuk terus mengawasi pensil yang anda gerakkan beberapa kali ke arah vertikal, horisontal, serong kiri, serong kanan, dan berputar, sambil menjaga agar kepalanya tetap tidak   bergerak. Dapatkah dia mengikuti gerakan tersebut?

4) Nervus Facialis

Mintalah subjek uji coba untuk tersenyum sambul menunjukkan giginya, menggembungkan pipimya, mengerutkan dahinya, mengangkat alisnya satu persatu maupun bersamaan. Dapatkah dia melakukan semuanya dengan baik?

b. Uji Saraf Otak Kecil

Mintalah subjek uji coba berdiri sejauh 2 meter dari kertas yang  bertuliskan perintah berikut ini. Mintalah dia membaca tiap perintah,

kemudian mengulang membaca bersuara sambil melaksanakan tugas yang tertulis di situ. Amati dan catatlah gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.

Perintah tertulis antara lain:

1) RENTANGKAN KEDUA TANGAN KE SAMPING DAN GERAKKAN SEMUA JARI-JARI DENGAN CEPAT

2) RENTANGKAN KEDUA LENGAN KE SAMPING DAN SALING SILANGKAN SEMUA JARI-JARI DENGAN RAPAT

(9)

3) TELEHKAN KEPALA KE SAMPING DENGAN PANDANGAN LURUS KE SAMPING. BERJALANLAH MAJU DENGAN MELETAKKAN TUMIT YANG SATU DI DEPAN UJUNG JARI KAKI YANG LAIN

4) TUTUPLAH MATA DAN BERDIRILAH TEGAK SELAMA SATU MENIT.

5) TUTUPLAH MATA DAN SENTUHLAH HIDUNG DENGAN TELUNJUK KIRI

6) SENTUH TELUNJUK KANAN PENGAMAT

7) BERDIRI TEGAK DAN GERAKAN KAKI KANAN KE ATAS KE BAWAH MENGGESER SEPANJANG KAKI KIRI

8) BERDIRI TEGAK DAN GERAKKAN KAKI KIRI KE ATAS KE BAWAH MENGGESER SEPANJANG KAKI KANAN.

Catatlah kedua hasil uji pada tabel untuk 2 subjek uji coba.

V. Hasil dan Pembahasan A. Hasil Pengamatan

Dari hasil pengamatan, maka dapat diperoleh data sebagai berikut :

Tabel pengaruh stimulus terhadap respon otak (uji saraf cranial dan uji saraf otak  kecil)

Macam uji Respon Subjek 1 Respon Subjek 2

Uji saraf kranial 

 Nervus Olfactorius Dapat Dapat

 Nervus Opticus 281 226

 Nervus Akumulatoris Dapat Dapat

 Nervus Facialis Dapat Dapat

Uji saraf otak kecil 

(10)

Saling silang jari Dapat Dapat Berjalan lurus kepala

menoleh

Dapat Tidak Dapat

Berdiri tegak mata menutup

Dapat Dapat

Sentuh hidung dengan telunjuk kanan

Dapat Dapat

Sentuh hidung dengan telunjuk kiri

Dapat Dapat

Sentuh telunjuk kanan  pengamat

Dapat Tidak Dapat

Geserkan kaki kanan  pada kaki kiri

Dapat Dapat

Geserkan kaki kiri pada kaki kanan

Dapat Dapat

B. Analisa Data

Berdasarkan Tabel di atas, dapat diketahui bahwa kedua subjek uji coba,  baik subjek 1 maupun subjek 2, dapat melakukan seluruh rangkaian uji coba saraf 

kranial. Uji saraf kranial saraf cranial yang diujikan meliputi uji nervus olfaktorius, uji nervus opticus, uji akumulatoris, dan uji facialis. Pada uji coba nervus olfaktorius, kedua subjek mampu melakukannya, yaitu dengan membedakan antara bau kopi dan bau bawang putih sambil menutup matanya. Pada uji nervus opticus kedua subjek juga berhasil melakukannya, yaitu dengan meminta subjek membaca buku penuh dengan tulisan. Namun, pada uji nervus opticus, kedua subjek mengalami kecepatan membaca yang berbeda, dimana subjek 1 memiliki kecepatan membaca sebanyak 281 kata dalam waktu 1 menit, sedangkan subjek 2 memiliki kecepatan membaca sebanyak 226 kata dalam waktu 1 menit. Selain itu, uji nervus oculomotor juga dapat dilakukan oleh kedua subjek, yaitu dengan meminta kedua subjek untuk mengikuti arah gerakan pensil yang diarahkan vertikal, horisontal, serong kiri, serong kanan, dan berputar dengan kepala tetap tegak (tidak bergerak). Selanjutnya uji nervus facialis, yaitu dengan

(11)

meminta kedua subjek untuk tersenyum sambil menunjukkan giginya, menggembungkan pipinya, mengerutkan dahinya, serta mengangkat alis satu per  satu maupun bersamaan. Ternyata kedua subjek dapat melakukan semua uji dengan baik.

Untuk uji saraf otak kecil dengan kegiatan gerak jemari cepat, saling silang  jari, berdiri tegak mata menutup, menyentuh hidung dengan telunjuk kanan, menyentuh hidung dengan telunjuk kiri, menggeser kaki kanan pada kaki kiri dan menggeser kaki kiri pada kaki kanan, subyek 1 dan subyek 2 dapat melakukan dengan baik. Selanjutnya pada kegiatan jalan lurus kepala menoleh dan menyentuh telunjuk kanan pengamat, subyek 1 dapat melakukan dengan baik  namun subyek 2 tidak dapat melakukannya.

C. Pembahasan

Tabel pengaruh stimulus terhadap respon otak (uji saraf cranial dan uji saraf otak kecil) menunjukkan kemampuan yang fungsional dari sistem saraf   pusat dan sistem saraf tepi subyek 1 dan subyek 2. Keseluruhan rangkaian uji

coba merujuk kepada gerakan-gerakan koordinasi yang menunjukkan fungsi saraf  otak besar dan otak kecil sebagai komponen utama dari sistem saraf.

Berdasarkan data hasil pengamatan yang diperoleh, rangakaian uji coba saraf kranial, seluruh gerakan menguji fungsi saraf-saraf yang keluar dari otak  dan saraf sumsum tulang belakang. Otak besar adalah bagian dari otak yang mempelajari fungsi yang penting dalam pengaturan semua aktivitas tubuh khususnya berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran dan pertimbangan. Selain itu korteks serebri (otak besar) mengandung  pusat-pusat lebih tinggi yang berfungsi untuk mengontrol mental, tingkah laku,  pikiran, kesadaran, moral kemauan, kecerdasan, kemampuan berbicara, bahasa dan beberapa perasaan khusus. Otak besar menerima input dari bagian lain otak  (spinal cord). Di otak besar, data dianalisis dan suatu tindakan cepat diputuskan. Salah satu bagian dari otak dinamakan inferior olive menerima informasi sensori dari bagian-bagian otak dan  spinal cord .  Inferior olive menyiarkan ulang informasi ini kepada otak besar. Di otak besar, data dianalisis dan suatu tindakan cepat diputuskan. Masing-masing bagian informasi yang meninggalkan otak besar 

(12)

melalui sel purkinje. Oleh karena itu, sel ini mempunyai banyak kendali seperti  perbaikan aktivitas motorik.

 Nervus olfaktorius berhubungan dengan lobus temporal yang berperan dalam koordinasi indera penciuman. Pada uji nervus olfactorius, dalam keadaan mata tertutup, subjek 1 dan subjek 2 dapat membedakan bau kopi dan bawang  putih yang dilewatkan secara mendatar sejauh 8 cm dari muka lubang hidung.

Pada bagian atas rongga hidung tersebut, terdapat neuron reseptor  olfactorius yang terdapat pada mukosa olfactorius. Reseptor yang terdapat  pada rongga hidung mentransmisikan bau, yaitu bau kopi dan bau bawang putih,

menuju ke otak, sehingga otak dapat menerjemahkan “bau” tersebut sebagai  bau kopi dan membedakannuya dengan bau bawang putih. Hal ini mengindikasikan bahwa fungsi nervus olfactorius adalah sebagai sensor   penciuman, sekaligus membuktikan bahwa nervus olfactorius pada subjek 1 dan

subjek 2 dapat bekerja dengan baik. Ambang penciuman untuk bahan-bahan tertentu menggambarkan kepekaan reseptor penciuman yang nyata terhadap  beberapa bahan misalnya, bahan yang memberi bau yang khas pada bawang putih dapat tercium pada konsentrasi dalam udara yang kurang dari 450 pg/l. Selain itu, manusia dapat membedakan kurang lebih 4000 bau.

 Nervus optikus berhubungan dengan lobus ocipitalis yang berperan dalam koordinasi indera penglihatan. Untuk menguji kepekaannya dilakukan kegiatan yaitu, kegiatan yang meliputi membaca satu halaman buku penuh dengan tulisan selama 1 menit. Pada subjek 1 mampu membaca 281 kata, sedangkan subjek 2 mampu membaca 226 kata. Fungsi nervus opticus adalah sebagai saraf ke-II  pada saraf kranial, yaitu mentransmisikan informasi visual dari retina ke otak. Kedua subjek uji coba menerima informasi berupa tulisan melalui retina, yang kemudian diterjemahkan di otak melalui nervus opticus. Kemampuan masing-masing subjek dalam membaca kata per menit mengindikasikan bahwa nervus opticus kedua subjek berfungsi dengan baik. Di lain sisi, perbedaan jumlah kata yang dibaca dalam satu menit pada kedua subjek membuktikan bahwa kemampuan transmisi informasi visual pada setiap manusia berbeda-beda,  bergantung pada kebiasaan, intelegensi, kesadaran, pertimbangan, dan memori

(13)

 Nervus aculomotor juga berhubungan dengan lobus occipital yang berperan dalam koordinasi indera penglihatan. Pada uji nervus oculomotor, kedua subjek juga dapat melakukan gerakan yang diminta, yaitu terus mengawasi  pensil yang digerakkan beberapa kali ke arah vertikal, horisontal, serong kiri, serong kanan, berputar, sambil menjaga kepalanya tetap tidak bergerak. Secara klinis, kerusakan pada saraf ini akan mengakibatkan ptosis, juling, dan kehilangan refleks terhadap cahaya dan daya akomodasi. Mekanisme kerja dari nervus aculomotor adalah otot-otot oblik menarik ke medial, maka efek otot tersebut akan bervariasi sesuai sengan posisi mata. Karena sebagian besar lapang pandang adalah binocular, maka diperlukan koordinasi pegerakan kedua bola mata yang  besar agar setiap citra penglihatan jatuh di titik-titik penyesuaian di kedua retina

dan tidak terjadi di plopia. Terdapat empat jenis pergerakan yang dikontrol oleh sistem saraf yang berlainan, tetapi menggunakan jalur akhir yang sama. Pada subjek uji 1 dapat menyesuaikan penglihatan di kedua retina sehingga kepala tidak ikut bergerak mengikuti arah pergerakan pensil, begitu pula dengan subjek  2.

 Nervus facialis berasal dari batang otak antara pons varoli dan medulla dan mengontrol ekspresi wajah. Pada uji nervus facialis, kedua subjek dapat tersenyum sambil menunjukkan gigi, menggembungkan pipi, mengerutkan dahi, mengangkat bersamaan. Ini artinya, nervus facialis kedua subjek dapat  berfungsi dengan baik, yaitu dalam pergerakan otot wajah. Sedangkan keduanya tidak dapat mengangkat 1 alis. Hal ini dikarenakan saraf pada bagian tersebut tidak berfungsi dengan baik. Gerakan tersenyum sambil menunjukkan gigi, menggembungkan pipi, mengerutkan dahi, mengangkat alis satu per satu maupun  bersamaan membutuhkan koordinasi berbagai otot wajah. Dengan dilakukannya

semua gerakan tersebut, maka dapat diketahui bahwa nervus facialis, sebagai  pengendali pergerakan otot wajah dan ekspresi. Dalam konteks ini, maka

keseluruhan gerakan menguji nervus facialis sebagai saraf motoris.

Otak kecil atau serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh (Marieb dan Hoehn, 2007). Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.

(14)

Pada uji saraf otak kecil, subjek diminta berdiri sejauh dua meter dari kertas yang bertuliskan perintah-perintah tertentu. Subjek kemudian diminta membaca suara sambil melaksanakan tugas yang diminta. Adapun tugas-tugas dalam perintah tersebut adalah:

1. Merentangkan kedua lengan ke samping dan mengerakkan semua

jari- jari dengan cepat

2. Merentangkan kedua lengan ke samping dan saling menyilangkan

semua jari-jari dengan rapat

3. Menolehkan kepala ke samping dengan pandangan lurus ke samping,  berjalan maju dengan meletakkan tumit yang satu di depan ujung jari

kaki yang lain

4. Menutup mata dan berdiri tegak selama satu menit

5. Menutup mata dan menyentuh hidung dengan telunjuk jari kanan

6. Menutup mata dan menyentuh hidung dengan telunjuk jari kiri 7. Menyentuh telunjuk kanan pengamat

8. Berdiri tegak dan mengerakkan kaki kanan keatas ke bawah menggeser  sepanjang kaki kiri

9. Berdiri tegak dan mengerakkan kaki kiri ke atas ke bawah menggeser  sepanjang kaki kiri

Seluruh tugas di atas memerlukan pengendalian motoris, mempertahankan  posisi tubuh, orientasi ruang yang mana merupakan fungsi utama dari otak kecil (Eckert dan Randall, 1983). Pada gerakan ke-1, 2, 3, 8, dan 9 menunjukkan fungsi dari otak kecil pada daerah spinocerebellum (yaitu daerah medial antara lobus anterior dan posterior) yang mengontrol pergerakan anggota badan. Apabila subjek dapat melakukan gerakan- gerakan yang melibatkan anggota badan, yaitu lengan dan tungkai, maka bagian spinocerebellum dari otak kecil dapat menjalankan fungsi dengan baik. Namun pada gerakan ke 3 subyek 2 tidak dapat melakukannya dengan baik hal ini dikarenakan kurangnya konsentrasi dalam membaca perintah sehingga terjadi kesalahan dalam informasi yang diterima sehingga otak menterjemahkan informasi tersebut.

(15)

Pada gerakan 4, kedua subjek dapat berdiri dengan tegak selama satu menit dalam kondisi mata tertutup. Gerakan ini mengindikasikan fungsi normal dari lobus floccundular dari otak kecil yang memegang fungsi utama dalam menjaga keseimbangan (Ghez dan Fahn, 1985). Apabila lobus ini terganggu, subjek akan berdiri bergoyang atau tidak dapat menjaga keseimbangannya saat diminta berdiri selama satu menit nonstop. Posisi tubuh saat berdiri dalam jangka waktu tertentu memerlukan kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan, yang mana hal ini diatur oleh lobus floccundular pada otak kecil.

Pada gerakan 5 dan 6, kedua subjek dapat menutup mata dan menyentuh hidung dengan telunjuk kanan maupun kiri. Gerakan ini menunjukkan fungsi lobus cerebrocerebellum, yang terletak pada bagian lateral otak kecil. Cerebrocerebellum terlibat dalam perencanaan gerak yang akan dilakukan oleh subjek (Kingsley, 2000), yaitu mengevaluasi informasi sensoris untuk  melakukan aksi berdasarkan fungsi kognitif otak (Timmann, 2007). Saat menutup mata, maka subjek merencanakan bahwa ia akan melakukan aksi untuk menyentuh hidung dengan telunjuknya. Secara tidak langsung, gerakan ini mengindikasikan kerja otak kecil, khususnya bagian lateral, yang baik dan normal.

D. Diskusi

Status saraf subjek 1 dan subjek 2 hampir sama. Persamaan status saraf  antara subjek 1 dan subjek 2 disebabkan oleh latar belakang bahwa manusa dan hewan akan mengatur aktivitas mental, gerakan otot secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh dalam rangka mempertahankan hidup. Secara umum, misalnya, manusia dan hewan harus membedakan bau-bauan, melihat sekeliling,  berekspresi, menggerakan lengan dan tungkai, berdiri tegak, dan sebagainya, yang mana seluruhnya membutuhkan regulasi dari sistem saraf pusat dan saraf  tepi. Apabila keseluruhan gerakan ini selalu dilakukan (telah mengalami  pembiasaan atau terjadi habituasi), maka subjek akan dapat melakukan respon

umum yang sama.

Meskipun dapat terjadi status saraf yang sama, kemungkinan perbedaan respon juga dapat terjadi pada setiap subjek. Telah disebutkan sebelumnya  bahwa otak besar mengatur aktivitas mental yang berhubungan dengan

(16)

intelegensi, memori, kesadaran, dan pertimbangan. Intelegensi, memori, kesadaran, dan pertimbangan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, seperti halnya faktor genetis, kebiasaan, dan asupan nutrisi. Sebagai contoh, subjek yang memiliki intelegensia superior, kebiasaan membaca dalam frekuensi yang tinggi, dan asupan nutrisi yang seimbang akan memiliki respon nervus opticus yang lebih baik daripada subjek yang intelegensianya rendah/sedang, tidak terbiasa membaca, bahkan tidak didukung oleh asupan nutrisi. Sesuai dengan hasil percobaan yakni adanya perbedaan jumlah kata yang dieroleh dari kedua subyek penelitian dalam membaca selama menit. Sedangkan fungsi otak  kecil pada subjek 1 bekerja lebih baik dari pada subjek 2 dikarenakan pada subjek  2 terdapat koordinasi saraf otak kecil berfungsi kurang baik.

VI. Kesimpulan

Dari percobaan fungsi saraf otak besar dan otak kecil (uji saraf cranial dan uji  saraf otak kecil) yang telah dilakukan, maka dapat diambil simpulan, yaitu:

1. Otak besar berfungsi dalam mengontrol aktivitas mental yang dilakukan

secara sadar, melibatkan saraf-saraf kranial atau saraf yang keluar dari otak, antara lain:

a. Nervus olfactorius, yang mengatur penciuman

b.  Nervus opticus, yang mengatur penglihatan

c. Nervus oculomotor, yang mengatur pergerakan bola mata, elevasi alis, konstriksi  pupil, dan penebalan lensa.

d. Nervus facialis, yang mengatur pergerakan otot wajah

2. Otak kecil berfungsi dalam mengatur pergerakan otot secara sadar,

(17)

VII. Daftar Pustaka

Kuswanti, Nur, Raharjo dan Nur Qomariah.  Panduan Praktikum Fisiologi  Hewan. Surabaya: Biologi FMIPA UNESA.

Leonhardt, Helmut. 1990. Atlas dan Buku Teks Anatomi Manusia. Jakarta: EGC Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta: Depdikbud.

Wulangi, Kartolo S. 1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Jakarta: Depdikbud. Campbell, Reece Mitchell. 2000. Biologi Edisi Ke-5 Jilid 3. Jakarta: Erlangga. http//www.nusantara-mc.com/highlights, diakses tanggal 24 Pebruari 2013. http//www.kumpulan fakta.blogspot.com, diakses tanggal 24 Pebruari 2013. http//www.wikipedia.com, diakses tanggal 24 Pebruari 2013.

Gambar

Gambar  2.1. Otak besar  (http://2.bp.blogspot.com )
Tabel pengaruh stimulus terhadap respon otak (uji saraf cranial dan uji saraf otak  kecil)

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga tesis dengan judul EFEKTIFITAS KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL DALAM PELATIHAN

Bingung?Maksudnya begini.ketika kita (manusia) membaca artikel, kita tahu jelas bedanya antara yang bagus dan jelek.Artikel yang bagus biasanya dibaca dalam waktu lama,

Pendahuluan Salah satu ketidaknyamanan yang dialami ibu adalah pusing.Keluhan pusing yang dirasakan saat hamil biasanya disebabkan oleh hormon progesterone yang memicu

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan lesson study berbasis Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)

Kemenangan ideologi feminisme dalam novel tampak jelas di bagian akhir cerita, dalam dua atau tiga paragraf terakhir cerita, ketika Baginda Raja sadar akan

Diarea depan terdapat 2 buah alat muat yang aktif beroperasi selama bulan September 2013 yaitu Excavator Hitachi EH 3500 yang berkapasitas Bucket sebesar 17,5 m 3 dan

[r]

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang paling fundamental karena perkembangan anak di masa selanjutnya, akan sangat ditentukan oleh