• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Hukum Islam Terhadap Peran Istri Sebagai Tkw Untuk Menunjang Nafkah Keluarga Di Desa Cimenteng Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Hukum Islam Terhadap Peran Istri Sebagai Tkw Untuk Menunjang Nafkah Keluarga Di Desa Cimenteng Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh

Ibnu Hadjar Al-Asqolani NIM: 208044100018

K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

(2)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh

Ibnu Hadjar Al-Asqolani NIM : 208044100018

Pembimbing

Dr. H. Ahmad Tholabi Kharlie, M.A NIP. 197608072003121001

K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

(3)

iii

CIMENTENG KECAMATAN CAMPAKA KABUPATEN CIANJUR, telah diujikan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 20 September 2012. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Syariah (S.Sy) pada Program Studi Hukum Keluarga (Ahwal Syakhsiyyah).

Jakarta, 30 Januari 2014 Mengesahkan

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, S.H., M.A., M.M NIP. 195505051982031012

PANITIA UJIAN

1. Ketua : Drs. H. A. Basiq Djalil, S.H., M.A. (……….) NIP. 195003061976031001

2. Sekretaris : Rosdiana, M.A. (……….)

NIP. 196906102003122001

3. Pembimbing : Dr. H. Ahmad Tholabi Kharlie, M.A (.………...) NIP. 197608072003121001

4. Penguji 1 : Drs. H. A. Basiq Djalil, S.H., M.A. (……..…….……….) NIP. 195003061976031001

(4)

iv

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 30 Januari 2014

(5)
(6)

vi

Alhamdulillah, puji dan syukur kita haturkan kedapa Allah SWT atas nikmat tak tergantikan yang diberikan kepada kita. Yaitu Islam sebagai ajaran yang benar dan Muhammad SAW sebagai suri tauladan yang mulia. Semoga dengan mensyukuri segala kenikmatanNya, kita semua senantiasa dalam lindungan dan hidayahNya. Dan dengan semakin banyak kita bershalawat kepada RasulNya, semakin besar pula harapan kita mendapat naungan syafaatnya di hari akhirat kelak. Amin.

Selanjutnya penulis bersyukur atas selesainya penulisan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Syariah pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI

SEBAGAI TKW UNTUK MENUNJANG NAFKAH KELUARGA DI DESA

CIMENTENG KECAMATAN CAMPAKA KABUPATEN CIANJUR.

(7)

vii

menyelesaikan skripsi ini tentunya tidak terlepas berkat dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan yang berbahagia ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH, M.A., M.M., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. H. A. Mukri Adji., MA selaku Pudek 1 Fakultas Syariah dan Hukum sekaligus merangkap sebagai Ketua Program Non-Reguler.

3. Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, M.A., selaku pembimbing yang dengan berbagai kesibukannya masih sempat untuk berdiskusi dan memeriksa skripsi penulis serta memberikan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 4. Mufidah, SH.I selaku Asisten Program Non-Reguler Fakultas Syariah dan

Hukum yang telah membantu saya selama penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh staff pengajar (dosen) Prodi Ahwal Al-Syakhshiyyah Fakultas Syariah dan Hukum yang telah banyak menyumbang ilmu dan memberikan motivasi sepanjang penulis berada di sini.

6. Perpustakaan Umum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan hukum yang telah memberikan fasilitas referensi buku-buku dalam studi kepustakaan.

(8)

viii

diskusi yang telah membantu penulis menyusun skripsi ini.

10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas segala bantuan dan do’anya.

Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua dan dapat memberikan sumbangan lebih dalam tentang keharmonisan keluarga.

Jakarta, 30 Januari 2014

(9)

ix

HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN... iii

LEMBAR PERNYATAAN……… iv

ABSTRAK……… v

KATA PENGANTAR……… vi

DAFTAR ISI……….... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………. 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah………... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……….. 9

D. Kajian Kepustakaan……….... 10

E. Metode Penelitian ………. 12

F. Sistematika Penulisan ……… 20

BAB II TENAGA KERJA WANITA DAN RELASI SUAMI ISTRI DALAM KELUARGA A. Pengertian Tenaga Kerja Wanita ………..…. 22

(10)

Perundang-x

KECAMATAN CAMPAKA KABUPATEN CIANJUR

A. Kondisi Geografis dan Demografis………... 38

B. Sarana dan Prasaran………... 41

C. Potensi Masyarakat Desa Cimentang………. 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Profesi Istri ……….. 48

B. Analisis Penulis……….. 64

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……… 76

B. Saran-Saran……… 77

DAFTAR PUSTAKA……….. 79

[image:10.612.113.512.176.586.2]
(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap pasangan suami istri pasti sangat mendambakan, memiliki keluarga yang harmonis, keluarga yang mampu membuat rasa letih berkurang bahkan hilang saat berkumpul dengan mereka, keluarga yang menyegarkan kepenatan dan kejenuhan, keluarga yang menjadi sumber kebahagiaan, keluarga yang menjadi sumber semangat inspirasi dan menjadikan keindahan yang paling indah dalam hidup ini. Hal tersebut senada dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat At-Tahrim ayat 6, menjelaskan tentang perintah untuk menjaga keluarga dari api neraka.1

Untuk mewujudkan keluarga seperti yang di atas, haruslah bersama-sama antara suami dan istri untuk mengekalkan cinta yang merupakan anugerah dari Allah SWT, karena tidak dapat dipungkiri bahwa kualitas hubungan suami dan istri dalam rumah tangga sangat mempengaruhi keluarga menjadi sakinah mawaddahwa rahmah. 2

Menurut Prof. DR. Quraish Shihab, mengatakan bahwa Mawaddah

adalah “cinta plus” sedangkan “Rahmah” adalah kondisi psikologis yang

muncul di dalam hati akibat menyaksikan ketidakberdayaan. Rahmah

1

Lihat Al-Qur’an surat At-Tahrim ayat 6, tentang perintah untuk menjaga keluarga dari api neraka.

2

(12)

menghasilkan kesabaran, murah hati, tidak cemburu buta, tidak mencari keuntungan sendiri, tidak menjadi pemarah apalagi pendendam.3 Kualitas

mawaddah wa rahmah di dalam rumah tangga, yang dipupuk oleh suami dan istri sangat menentukan bagaimana kondisi rumah tangga tersebut, apakah bahagia atau tidak.

Keluarga dalam istilah ilmu Fiqh disebut “usroh” atau “qirabah” yang juga telah menjadi bahasa Indonesia, yaitu “kerabat”. Menurut ajaran Islam pembentukan keluarga itu sifatnya alamiah, bukan buatan. Karena itu keluarga hanyalah dapat terjadi karena hubungan keturunan (nasab) dan karena perkawinan.4

Keluarga adalah bangunan agung manusia yang ditegakan di atas dasar undang-undang, ikatan kemanusiaan dan tabiat alami yang dimilikinya. Oleh karena itu Islam telah meletakan dasar untuk menegakannya dengan langkah-langkah persiapan dan struktural yang dimulai dengan bagaimana memilih jodoh yang sesuai dengan ajaran Islam.

Dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah unit bangunan dan landasan pembangunan masyarakat, negara dan kehidupan manusia. Manakala sebuah keluarga telah terbina dengan baik, memiliki bangunan yang kuat dan hubungan antara anggota keluarga kokoh, maka kondisi masyarakat akan

3

M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur.an, (Bandung: Mizan, 2000), Cet. Ke-11, h. 192.

4

(13)

dinaungi kedamaian dan kehidupan umat pun menjadi bersih dan lepas dari berbagai kejahatan dan penderitaan. Demikian pula sebaliknya, bila bangunan keluarga berantakan, hubungan antara anggota keluarga putus, maka tunggulah pasti kekacaubalauan akan datang menimpa, penderitaan dan kesedihanpun juga akan menghampiri, yang pada hakikatnya manusia akan kehilangan keharuman rasa cinta dan kasih sayang.5

Islam mengajak manusia untuk hidup dalam naungan keluarga, karena keluarga seperti gambaran kecil dalam kehidupan stabil yang menjadi pemenuhan keinginan manusia tanpa menghilangkan kebutuhannya.6

Membina sebuah rumah tangga memang bukan hanya untuk saling menguasai dan memiliki antara satu pihak dengan pihak yang lain. Karena pernikahan bukan hanya sebagai sarana pemuas nafsu seksual semata. Di dalamnya terdapat banyak tugas dan kewajiban yang besar bagi kedua belah pihak termasuk tanggung jawab ekonomi untuk mencari nafkah.

Nafkah merupakan satu hak yang wajib dipenuhi oleh seorang suami terhadap istrinya, nafkah ini bermacam-macam, bisa berupa makanan, tempat tinggal, pelajaran (perhatian), pengobatan, dan juga pakaian meskipun wanita

5

A. Chumaidi Umar, Terjemahan Al-Usroh Al-Muslimah, (Bandung: Mizan, 1990), Cet ke-1, h. 69-70.

6

Ali Yusuf As-Suubki, Fiqh Keluarga; Pedoman Berkeluarga Dalam Islam,

(14)

itu kaya.7 Memberikan nafkah itu wajib bagi suami sejak akad nikahnya sudah istrinya dan ini berarti berlakulah segala konsekwensinya secara spontan. Istri menjadi tidak bebas lagi setelah dikukuhkannya ikatan perkawinan sah dan benar, maka sejak itu seorang suami wajib menanggung nafkah.8

Keberadaan nafkah sebagai konsekuensi hubungan keluarga, melahirkan peranakan hukum yang saling berkaitan. Nafkah tidak sekadar dan sesederhana bagaimana menghadirkan sesuap nasi, atau membungkus tubuh dengan sehelai baju, tetapi bagaimana implikasinya dalam tatanan hukum keluarga yang sarat akan tanggung jawab personal.

Dalam kehidupan sehari-hari, setiap keluarga memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier.9 Ada kalanya seorang suami tidak memiliki cukup kemampuan untuk memenuhi kebutuhan tersebutnya. Oleh karenanya, dalam waktu dan kondisi sekarang berbeda, perempuan telah memiliki peluang yang sama dengan laki-laki untuk menjadi unggul dalam berbagai bidang kehidupan, bahkan secara ekonomi tidak lagi tergantung pada laki-laki.

7

Abdul Hamid Kisyik, Bimbingan Islam untuk Mencapai Keluarga sakinah, Al Bayan Kelompok Penerbit Mizan, terj. Bina’ Al- Usrah Al- Muslimah; Mausu’ah Al- Zuwaj Al- Islami, (Kairo, Mesir, t.t.), h. 128.

8

Abdul Hamid Kisyik, Bimbingan Islam untuk Mencapai Keluarga sakinah, Al Bayan Kelompok Penerbit Mizan, terj. Bina’ Al- Usrah Al- Muslimah; Mausu’ah Al- Zuwaj Al- Islami, h. 134.

9

(15)

Banyak fenomena yang muncul pada masyarakat sekarang dijumpai perempuan berperan sebagai pencari nafkah utama bagi keluarganya. Seperti halnya di Desa Cimenteng Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur.

Dalam keadaan terhimpit ekonomi banyak dari mereka bekerja di luar negeri menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) seperti di Arab Saudi, Malaysia, Hongkong, Brunai Darussalam dan sebagainya, mereka mengabdikan dirinya di negeri orang demi terpenuhinya kebutuhan ekonomi keluarga, istri sebagai pencari nafkah utama keluarga ini sifatnya hanya sementara waktu saja. Sehingga terpisahnya jarak dan waktu bersama keluarga. Maka istri tidak dapat lagi melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai istri dalam rumah tangga untuk sementara waktu. Dengan munculnya fenomena tersebut maka mengakibatkan adanya dampak bagi kelangsungan hidup rumah tangga.

Menurut Ibnu Ahmad Dahri, motif yang mendasari istri untuk bekerja di luar rumah adalah:10

(1) Motif Ekonomi. Seorang wanita yang karena penghasilan orang tua atau suaminya tidak mencukupi dan terpaksa turut bekerja.

(2) Motif sebagai Alternatif. Seorang wanita yang bekerja bukan semata-mata karena uang, karena penghasilan suaminya sudah cukup untuk menghidupi keluarganya.

10

(16)

Kebanyakan perempuan yang sudah menikah menyatakan bahwa bekerja akan memberi mereka tambahan pendapatan untuk menutupi kekurangan ekonominya, namun dalam kebanyakan kasus, tekanan ekonomi bukanlah alasan yang utama, tetapi untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi atau pun untuk memenuhi kebutuhan sekolah anak-anaknya.

Dengan bekerjanya istri menjadi TKW di luar negeri maka banyak istri yang meninggalkan keluarga demi untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga, sehingga secara otomatis semua tugas istri dalam keluarga diambil alih oleh suami termasuk dalam “Asah, Asih, Asuh” anak yang seharusnya

menjadi tanggung jawab bersama (suami-istri).

(17)

laki-laki untuk mencari nafkah. Sementara kaum perempuan dalam kondisi yang sebaliknya.11

Cimenteng merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat dengan luas wilayah sebesar 1.497,5 Ha, dan terbagi kedalam sembilan perkampungan, dari ke sembilan perkampungan yang ada di Desa Cimenteng hampir kebanyakan setiap istri menjadi TKW ke luar negeri, bahkan tak jarang perempuan yang belum berumah tanggapun pergi merantau ke luar negeri sebagai TKW karena terbawa kemanisan cerita dari para perempuan yang sudah pernah bekerja di luar negeri, selain alasan tersebut juga karena himpitan ekonomi keluarga yang mendorong setiap perempuan di Desa Cimenteng pergi bekerja di luar negeri untuk menjadi TKW.

Dengan motivasi untuk mengubah nasib maupun adanya daya tarik upah yang relatif tinggi di luar negeri, mengakibatkan banyak para perempuan di Desa Cimenteng Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur rela menjadi TKW di luar negeri, bahkan para wanita yang telah bersuamipun telah banyak menjadi TKW di luar negeri. Menurut Ignas Bethan, bahwa “sebagian wanita

11

(18)

Indonesia bersedia berangkat ke Saudi Arabia untuk menjadi tenaga kerja

wanita karena ingin mengubah nasib”. 12

Dari kenyataan-kenyataan yang sudah dipaparkan diatas, penulis menganggap bahwa masalah ini merupakan masalah yang sangat penting dan menarik untuk dikaji, untuk itu melihat fenomena tersebut penulis tertarik untuk membahasnya dengan mengadakan kajian dalam bentuk skripsi yang berjudul: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI TKW UNTUK MENUNJANG NAFKAH KELUARGA DI DESA

CIMENTENG KECAMATAN CAMPAKA KABUPATEN CIANJUR”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dalam skripsi ini lebih terarah dan efisien, maka penulis membatasi pembahasannya seputar:

a) Tinjauan hukum Islam terhadap profesi istri di Desa Cimenteng dalam menunjang nafkah keluarga sebagai TKW ke luar negeri menurut pandangan al-Qur’an, as-Sunnah dan Para Ulama.

b) Analisis pentasharrufan gaji istri selama menjadi TKW di luar negeri. 2. Perumusan Masalah

Sejatinya dalam agama Islam mengajarkan bahwa pemberian nafkah keluarga diwajibkan kepada suami untuk menafkahi semua keluarganya.

12

(19)

Bahkan hukumnya adalah wajib bagi seorang suami untuk menafkahi semua anggota keluarganya sehingga tidak ada yang kekurangan dan sesuai dengan kemampuan seorang suami. Tetapi kenyataannya banyak fenomena yang terjadi pada masyarakat kita khusunya di daerah-daerah kewajiban pemberian nafkah ini bergeser bahkan beralih kepada seorang istri yang seharunya mereka tidak perlu mencari nafkah untuk keluarganya. Oleh karena itu, berdasarkan pernyataan di atas penulis merumuskan pertanyaan sebagai berikut:

a) Tinjauan hukum Islam terhadap profesi istri di Desa Cimenteng dalam menunjang nafkah keluarga sebagai TKW ke luar negeri menurut pandangan al-Qur’an, as-Sunnah dan Para Ulama?

b) Bagaimana mengenai tasharruf gaji istri selama menjadi TKW di luar negeri?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui pandangan hukum Islam terhadap profesi istri di Desa Cimenteng dalam menunjang nafkah keluarga sebagai TKW ke luar negeri menurut pandangan al-Qur’an, as-Sunnah dan Para Ulama. b. Untuk mengetahui pentasharrufan gaji istri selama menjadi TKW di

(20)

Adapun manfaat dari hasil skripsi ini adalah:

a. Dengan penelitian ini diharapkan bagi penulis dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai realita kehidupan rumah tangga TKW di Desa Cimenteng Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur. b. Untuk menambah perbendaharaan perpusatakaan Fakultas Syariah dan

Hukum serta perpustakaan umum tentang penelitian mengenai peran istri menjadi TKW untuk memenuhi kebutuhan keluarga di Desa Cimenteng Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan perubahan yang lebih dalam pada masyarakat mengenai pentasharrufan gaji istri selama menjadi TKW ke luar negeri.

d. Memberikan informasi yang berharga dalam menambah pengetahuannya tentang peran istri menjadi TKW ke luar negeri untuk memenuhi kebutuhan keluarga di Desa Cimenteng Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur.

D. Kajian Kepustakaan

Ada beberapa penelitian skripsi yang menyangkut tema mengenai TKW/TKI, diantaranya adalah:

No Judul Skripsi Penyusun Tahun

(21)

Perspektif Hukum Islam (studi kasus pada PT. Sandratex Ciputat)

2 Tinjauan Hukum Islam Terhadap Hak-Hak Tenaga Kerja Wanita

Maria Ulfah 2003

3 Tinjauan Hukum Islam Terhadap Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia Dalam Upaya Perlindungan Tenaga Kerja si Duar Negeri (Studi Kasus di PT. PJTKI)

Muhammad Irfan 2005

Penelitian yang dilakukan saudari Ikho Rosikhoh tahun 1999 Fakultas Syariah dan Hukum sangat menarik mengenai “Perlindungan Tenaga Kerja Wanita Dalam Perspektif Hukum Islam (studi kasus pada PT. Sandratex

Ciputat),13 skripsi tersebut menjelaskan mengenai perlindungan TKW dalam perspektif Islam, dalam skripsinya melakukan studi kasus di PT. Sandratex Ciputat, tetapi tidak menjelaskan dampak keharmonisan keluarga TKW.

Penelitian yang dilakukan saudari Maria Ulfah Fakultas Syariah dan Hukum tahun 2003 juga sangat menarik mengenai “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Hak-Hak Tenaga Kerja Wanita”14 dalam skripsi tersebut

13

Ikho Rosikhoh “Perlindungan Tenaga Kerja Wanita Dalam Perspektif Hukum Islam (studi kasus pada PT. Sandratex Ciputat)”. (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1999), h. 8.

14 Maria Ulfah, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Hak

-Hak Tenaga Kerja Wanita”,

(22)

menjelaskan bagaimana hak-hak TKW menurut hukum Islam, tetapi dalam skripsi tersebut tidak menjelaskan mengenai tasharruf gaji TKW tersebut.

Penelitian yang dilakukan saudara Muhammad Irfan Fakultas Syariah dan Hukum tahun 2005 sangat menarik mengenai “Tinjauan Hukum Islam

Terhadap Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia Dalam Upaya

Perlindungan Tenaga Kerja di Duar Negeri (Studi Kasus di PT. PJTKI)”,15

dalam skripsi tersebut menjelaskan bagaimmana perusahaan PJTKI dalam melindungi para TKI yang bekerja di luar negeri secara hukum Islam, tetap dalam skripsi tersebut membahas bagaimana faktor-faktor yang melatarbelakangi para TKI untuk bekerja di luar negeri.

Dari topik-topik yang diangkat penulis tersebut diatas, sudah jelas ada perbadaan antara penelitian yang akan penulis lakukan dengan menggunakan data deskriftif, yakni mengenai peran istri menjadi TKW untuk memenuhi nafkah utama keluarga di Desa Cimenteng Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur serta bagaimana tasharruf gajinya.

E. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa penelitian studi kasus dengan penguraian secara deskritif tentang peran istri menjadi

15

Muhammad Irfan, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Perusahaan Jasa Tenaga

Kerja Indonesia Dalam Upaya Perlindungan Tenaga Kerja di Duar Negeri (Studi Kasus di

(23)

TKW untuk menunjang nafkah keluarga di Desa Cimenteng Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur.

Adapun yang dimaksud dengan penelitian deskriptif menurut Soerjono Soekanto adalah suatu penelitian yang dimaksud untuk memberikan data seteliti mungkin tentang manusia, keadaan gejala-gejala lainnya.16

Selain itu penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau hubungan antara fenomena yang diuji.17 Ciri penelitian yang mengunakan tipe deskriptif sebagaimana dikemukankan Winarno Surachmad, maka dikemukakan hal-hal sebagai berikut:

a) Memusatkan diri pada analisa masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dan pada masalah yang aktual.

b) Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa.

2. Jenis Data dan Sumber Data a. Jenis Data

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan dua jenis data yaitu:

1) Data Primer

16

Soerjono Soekanto, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 1986), h. 10.

17

Wikipedia, “Penelitian Deskriptif-Wikipedia Bahasa Indionesia”, artikel diakses

(24)

Yaitu data yang diperoleh langsung melalui obyek penelitian, yakni para istri yang pernah menjadi TKW di luar negeri serta keluarga TKW termasuk suami dan orang tuanya yang ada kaitannya dengan materi skripsi ini.

2) Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dari laporan-laporan atau data yang didapat dari literatur-literatur kepustakaan seperti buku-buku, dokumen-dokumen, internet dan kepustakaan lain yang berkaitan dan ada relevansi dengan skripsi ini.

b. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data menurut Suharsini Arikunto adalah subyek dari mana data diperoleh.18 Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan dua sumber data yaitu:

1) Studi Kepustakaan (Library research)

Yaitu dengan mempelajari dan memanfaatkan beberapa informasi yang diperlukan melalui buku-buku, maupun laporan studi yang

relevan berkaitan dengan permasalahan, baik catatan maupun laporan serta instansi lain yang terkait yang hendak diangkat oleh penulis.

2) Studi lapangan (Field research)

18

(25)

Yaitu mengadakan penelitian serta pengamatan langsung kepada objek yang diamati pada tempat penelitian dalam rangkaian memperoleh data kongkrit tentang masalah yang diselidiki.19 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang TKW serta keadaan keluarga TKW di Desa Cimenteng Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur.

3. Tehnik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan sebagai bahan penulisan skripsi ini, maka yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Wawancara ( Interview )

Pengumpulan data dalam penelitaan ini cenderung menggunakan data primer yang berupa wawancara, yaitu melakukan tanya jawab langsung terhadap objek penelitian untuk memperoleh data-data yang berhubungan erat dengan masalah yang dibahas. Antara lain kepada para para istri yang pernah menjadi TKW di luar negeri, para suami, kepala Desa, serta keluarga TKW yang ada di Desa Cimenteng Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur yang menjadi responden dalam skripsi ini.

Wawancara yang dilakukan adalah wawancara terbuka artinya wawancara yang subjeknya mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui maksud dan tujuan wawancara tersebut.

19

(26)

Tipe Wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak berstruktur yaitu wawancara yang dilakukan dengan tidak dibatasi oleh waktu dan daftar urutan pertanyaan, tetapi tetap berpegang pada pokok penting permasalahan yang sesuai dengan tujuan wawancara

Pertanyaan dalam wawancara merupakan pertanyaan terbuka, yaitu pertanyaan yang variasi jawabannya belum ditentukan terlebih dahulu, sehingga responden mempunyai kebebasan untuk menjawab dari pertanyaan yang diajukan.20

b. Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data dengan cara mencatat dokumen-dokumen atau catatan-catatan, metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang keadaan keluarga TKW di Desa Cimenteng Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur.

4. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Bila kita ingin memperoleh data yang akurat mengenai kehidupan masyarakat yang diteliti, maka diupayakan data primer dan sekunder. Sehubungan dengan itu subjek penelitian dalam skripsi ini adalah para istri yang

20

(27)

telah menjadi TKW di luar negeri, suami, dan keluarga TKW yang ada di Desa Cimenteng Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi. Menurut Suharsimi Arikunto, sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.21 Mengingat begitu besar dan luasnya populasi dalam penelitian ini, maka kurang memungkinkan jika melakukan penelitian populasi secara keseluruhan, oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang memuaskan maka penulis menggunakan sampel, yakni mengambil sebagian dari populasi. Sempel yang diambil adalah 10 perempuan (istri) yang sudah pernah bekerja menjadi TKW di luar negeri, 10 responden dari suami yang pernah atau masih di tinggal istrinya ke luar negeri sebagai TKW, 5 responden dari perempuan belum menikah yang sudah pernah menjadi TKW ke luar negeri dan 5 responden dari masyarakat Desa Cimenteng Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur dengan jumlah total sebanyak 30 responden. 5. Tehnik Analisa Data

Setelah data primer dan data sekunder diperoleh, lalu diperiksa untuk mengetahui apakah benar-benar dapat dipercaya secara akurat, maka data tersebut kemudian dianalisis dan ditafsirkan secara logis atau masuk akal

21

(28)

dan sistematis dengan metode induktif dan deduktif. Sistematis maksudnya adalah setiap analisis saling berkaitan satu sama lain.

Metode induktif22 maksudnya adalah dari data yang khusus ditarik kesimpulan ke yang umum, setelah dihubungkan dengan studi kepustakaan mengenai TKW, mencari nafkah menurut hukum Islam serta hak dan kewajiban suami istri menurut hukum Islam dan undang-undang pernihakan.

Sedangkan metode deduktif 23 adalah dari data yang umum terlebih dahulu, untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagian yang khusus yaitu bagaimana faktor-faktor yang melatarbelakangi istri menjadi TKW terhadap keharmonisan rumah tangganya, serta uraian dalam studi kepustakaan dijadikan pedoman untuk diterapkan pada data yang diperoleh. Selanjutnya data dideskripsikan dan ditafsirkan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

1) Reduksi Data

Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan ( Library research )

dan Studi lapangan ( Field research ) akan di cek kelengkapannya dan kemudian dipilah-pilah berdasarkan satuan konsep, kategori, dan tema mengenai TKW. Dalam hal ini data yang tidak

22

Metode Induktif adalah metode yang digunakan dalam berfikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum.

23

(29)

diperlukan disisihkan sehingga hanya data yang diperlukan saja yang akan dipakai.

2) Display Data

Mengingat banyaknya data yang harus dianalisis dan untuk mengurangi tingkat kesulitan dalam pemaparan dan penegasan kesimpulan, maka analisis data menggunakan model analisis isi

dan analisis wacana.24 Sehingga keseluruhan data dan bagian-bagian rinciannya dapat dipaparkan secara jelas.25

3) Kesimpulan

Analisis data secara logis berarti cara berfikir yang digunakan haruslah urut serta tetap dan tidak berubah, serta tidak ada pertentangan didalamnya, sehingga kesimpulan yang ditarik bisa di pertanggung jawabkan secara masuk akal atau logis. Dari pembahasan dan analisis ini, maka akan diperoleh kesimpulan yang memberikan jawaban atas permasalahan yang ada.

6. Tehnik Penulisan

Dalam tehnik penulisan dan pedoman yang digunakan oleh penulis dalam skripsi ini disesuaikan dengan kaidah-kaidah penulisan karya

24

Analisis Isi adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis. Sedangkan Analisis Wacana adalah analisis isi yang lebih bersifat kualitatif dan dapat menjadi salah satu alternatif untuk melengkapi dan menutupi kelemahan dari isi kuantiatif.

25

Azharuddin Lathif, dkk., “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan

(30)

ilmiah pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi, Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012”.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran secara sistematis agar memudahkan penulisan skripsi maka disusun sistematika penyusunannya terdiri dari lima bab, dengan sub-sub bagian termasuk pendahuluan. Adapun perinciannya sebagai berikut:

Bab satu pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Kepustakaan, Metode Penelitian dan Sitematika Penyusunan.

Bab dua menjelaskan tentang, Pengertian Tenaga Kerja Wanita, Nafkah Dalam Prinsip Islam, Profesi Istri sebagai TKW dan Mencari Nafkah dalam Pandangan Hukum Islam, Hak dan Kewajiban Suami Istri Menurut Fiqh, meliputi Bentuk-bentuk Hak dan Kewajiban Suami Istri, Kewajiban Nafkah Suami Menurut Fuqaha, Hak dan Kewajiban Suami Istri Menurut Perundang-undangan meliputi Hak dan Kewajiban Suami Menurut Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974, dan Hak dan Kewajiban Suami Istri Menurut Kompilasi Hukum Islam (KHI)

(31)

Cimenteng Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur, dan Kehidupan Keluarga TKW di Desa Cimenteng Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur.

Bab empat menjelaskan tentang Faktor-Faktor yang melatar belakangi seorang istri menjadi TKW di Desa Cimenteng Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur, Tasharruf Gaji Istri Selama Menjadi TKW di Luar Negeri, dan Dampak Keharmonisan Rumah Tangga Selama Istri Menjadi TKW ke Luar Negeri.

(32)

22

A. Pengertian Tenaga Kerja Wanita

Tenaga kerja Indonesia (TKI) adalah sebutan bagi warga negara Indonesia yang bekerja keluar negeri seperti, Arab Saudi, Malaysia, Hongkong, Brunei Darusalam dan negara-negara lainnya. Istilah TKI seringkali dikonotasikan dengan pekerja kasar, TKI perempuan sering disebut TKW.

TKW di Indonesia sering disebut sebagai pahlawan devisa negara karena dalam setahun bisa menghasilkan devisa 60 triliun rupiah (pada tahun 2006). Arus migrasi penduduk dari desa ke kota atau dari satu negara ke negara lainnya menunjukkan frekuensi yang kian hari kian meningkat.1

Meningkatnya frekuensi itu dalam pengamatan penulis disebabkan oleh dua faktor, pertama, faktor pendorong dan kedua, faktor penarik. Faktor pendorong penduduk untuk melakukan migrasi dari satu daerah ke daerah lainnya adalah kondisi ekonomi daerah asal yang masih tergolong miskin dan tidak memungkinkan penduduknya untuk hidup layak, sementara beban hidup

1

(33)

makin meningkat. Sedangkan faktor penariknya adalah adanya perbedaan upah yang sangat mencolok antara daerah asal dan daerah tujuan.2

Dalam kenyataannya sekarang ini keberadaan TKW menjadi ajang pungli pagi para pejabat dan agen terkait, bahkan di Bandara Soekarno – Hatta, mereka menyediakan terminal tersendiri (terminal III) yang terpisah dari terminal penumpang umum.

Pada tanggal 9 maret 2007 kegiatan operasional di bidang Penempatan dan Perlindungan TKW di luar negeri dialihkan menjadi tanggung jawab BNP2TKI. Sebelumnya seluruh kegiatan operasional dibidang TKI di luar negeri dilaksanakan oleh Ditjen Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri (PPTKLN).

Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) adalah sebuah lembaga Pemerintah non departemen di Indonesia yang mempunyai fungsi pelaksanaan kebijakan di bidang penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri secara terkoordinir dan terintegrasi. Lembaga ini dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2006. Adapun tugas pokok dari BNP2TKI adalah sebagai berikut:

1) Melakukan penempatan atas dasar perjanjian secara tertulis antara Pemerintah dengan pemerintah negara Pengguna TKI atau pengguna badan hukum di negara tujuan penempatan;

2

(34)

2) Memberikan pelayanan, mengkoordinasi dan melakukan pengawasan mengenai dokumen calon TKI;

3) Pembekalan Akhir Pemberangkatan (PAP);

4) Penyelesaian masalah-masalah yang terjadi pada TKI; 5) Sumber-sumber pembiayaan;

6) Informasi;

7) Pemberangkatan sampai pemulangan TKI;

8) Peningkatan kualitas calon TKI dan kualitas pelaksanaan penempatannya; 9) Peningakatan dan Kesejahteraan TKI dan keluarganya;

Untuk melaksanakan penempatan jasa tenaga kerja dikordinir oleh Dapertemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi melalui lembaga antar kerja antar negara. Pelaksanaan pengiriman tenaga kerja dilaksanakan oleh Perusahaan Pengiriman Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI).3

Undang yang mengatur perlindungan TKW adalah Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di luar negeri antara dua lembaga yaitu Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Badan Nasional Penempatan Tenaga Kerja Indonesia.

Sejak tahun 2007, BNP2TKI telah melakukan pelayanan TKI yang dilaksanakan pemerintah, perjalanan sejarah TKW menjadi alasan pembenar bahkan apa yang biasanya dilakukan di masa lalau itu yang paling benar.

3

(35)

Di era globalisasi seperti sekarang ini, Penempatan dan Perlindungan TKW paling tidak harus berpedoman kepada dua Undang-Undang yaitu Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 beserta peraturan dan pelaksanaannya. Apabila kedua Undang-Undang dan Peraturan dan pelaksanaannya dipahami dengan benar, maka siapapun atau lemabaga manapun tidak akan terjebak masalah kewenangan. Karena siapapun sebagai pemangku kewenangan bukan menjadi ukuran utama namun siapa yang mengambil peran yang paling benar dalam menjamin hak-hak TKI.

B. Bentuk-bentuk Hak dan Kewajiban

Hikmah diciptakan oleh Allah manusia berpasang-pasangan yang berlainan bentuk dan sifat, adalah agar masing-masing saling membutuhkan, saling memerlukan, sehingga dapat hidup berkembang selanjutnya.4 Mendambakan pasangan merupakan fitrah sebelum dewasa, dan dorongan yang sulit dibendung. Oleh karena itu, agama mensyariatkan dijalinnya pertemuan antara laki-laki dan perempuan, mengarahkan pertemuan itu sehingga terlaksananya .perkawinan. dan beralihlah kerisauan laki-laki dan perempuan menjadi ketentraman dan sakinah.5

4

Amir Taat Nasution, Rahasia Perkawinan dalam Islam: Tuntunan Keluarga Bahagia, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1994), Cet. Ke-3, h. 1.

5

(36)

Perjanjian yang dibuat oleh seorang muslim untuk menjadikan seorang muslimah sebagai istri, merupakan perjanjian yang dibuat atas nama Allah. Karena itu hidup sebagai suami istri bukanlah semata-mata sebuah ikatan yang dibuat berdasarkan perjanjian dengan manusia, yaitu dengan wali dari pihak perempuan dan dengan keluarga perempuan itu secara keseluruhan, serta dengan perempuan itu sendiri, akan tetapi yang lebih penting lagi adalah membuat perjanjian dengan Allah. Karena itu, pernikahan adalah salah satu di antara tanda-tanda kekuasaan Allah.6 Allah SWT berfirman dalam surat Ar-Rum ayat 21:













Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan

untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.

Ayat tersebut menggambarkan jalinan ketentraman, rasa kasih dan rasa sayang sebagai suatu ketenangan yang dibutuhkan oleh masing-masing individu. Laki-laki dan perempuan - ketika jauh dari pasangannya. Setiap suami istri yang menikah, tentu sangat menginginkan kebahagiaan hadir

6

(37)

dalam kehidupan rumah tangga mereka, ada ketenangan, ketentraman, kenyamanan dan kasih sayang.

Rumah tangga yang menjadi surga dunia! tidaklah identik dengan limpahan materi, kebahagiaan bukanlah sebuah kemustahilan untuk dicapai, sebab kebahagiaan merupakan pilihan dan buah dari cara berfikir dan bersikap. Maka dari itu, hanya dengan pasangannyalah ia dapat menikmati manisnya cinta dan indahnya kasih sayang dan kerinduan.7

Jika aqad nikah sah dan berlaku, maka ia akan menimbulkan akibat hukum, dan dengan demikian akan menimbulkan pula hak serta kewajiban selaku suami istri. Hak dan kewajiban itu ada tiga macam yaitu:

a) Hak istri atas suami

Hak istri yang harus dipenuhi oleh suami terdiri dari hak kebendaan dan hak rohaniah.8

1) Hak kebendaan a. Mahar

Diantara hak material istri adalah mahar (mas kawin). Pemberian mahar dari suami kepada istri adalah termasuk keadilan dan keagungan Hukum Islam. Jika seorang wanita diberi hak miliknya atas mahar tersebut. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat An-Nisa' ayat 4:

7

Lembaga Darut-Tauhid, Kiprah Muslimah dalam Keluarga Islam, Terj. A. Chumaidi Umar, (Bandung: Mizan, 1990), Cet. Ke-1, h. 82.

8

(38)















Artinya: “berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu

nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, Maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.

b. Belanja

Yang dimaksud dengan belanja (nafkah) di sini yaitu memenuhi kebutuhan makan, tempat tinggal, pakaian, pengobatan istri dan pembantu rumah tangga jika ia seorang kaya. Hukum memberi belanja terhadap istri adalah wajib.9 Firman Allah dalam surat Al-Baqarah: 233 disebutkan:





















































Artinya: “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban

9

(39)

ayah memberi Makan dan pakaian kepada Para ibu dengan cara ma'ruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, Maka tidak ada dosa atas keduanya. dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu

kerjakan”.

2) Hak bukan kebendaan (rohaniyah)

Diantara hak istri sebagaimana yang telah disebutkan yang berupa kebendaan itu ada dua macam yaitu mahar dan nafkah. Sedangkan hak istri yang lainnya adalah berwujud bukan kebendaan adapun hak tersebut yaitu:

a. Mendapat pergaulan secara baik dan patut.10

b. Mendapatkan perlindungan dari segala sesuatu yang mungkin melibatkannya pada suatu perbuatan dosa dan maksiat atau ditimpa oleh suatu kesulitan dan mara bahaya. Mendapatkan rasa tenang, kasih sayang, dan rasa cinta dari suami.11

c. Pembatasan kelahiran

Dalam Islam disebutkan menyukai banyak anak karena hal ini sebagai tanda dari adanya kekuatan daya pertahanan terhadap umat-umat dan bangsa lain. Sebagaimana dikatakan bahwa

10

Amir Syarifudin, Hukum Perkawinan di Indonesia Antara Fikih Munakahat dan Undang-Undang Perkawinan, (Jakarta: Kencana, 2006), edisi. I, Cet I, h. 160.

11

(40)

kebesaran adalah terletak pada keturunan yang banyak, karena itu Islam mensyari'atkan kawin.12

Namun dalam keadaan istimewa Islam tidak menghalangi pembatasan kelahiran dengan cara pengobatan guna mencegah kehamilan atau cara-cara lain. Pembatasan kelahiran ini dibolehkan bagi laki-laki yang sudah banyak anaknya dan tidak sanggup lagi memikul beban pendidikan anaknya dengan sebaik-baiknya begitu pula kalau istri keadaannya lemah atau mudah hamil atau suami dalam keadaan miskin.

b) Hak Suami atas Istri

Hak-hak suami yang wajib dipenuhi istri adalah hak-hak yang sifatnya bukan benda, mengapa demikian? Sebab menurut ketentuan Hukum Islam istri tidak dibebani kewajiban kebendaan yang diperlukan untuk mencukupkan kebutuhan hidup keluarga. Bahkan lebih diutamakan istri tidak bekerja mencari nafkah, jika suami memang mampu memenuhi kewajiban nafkah keluarga dengan baik. Hal ini dimaksudkan agar istri dapat mencurahkan perhatiannya untuk melaksanakan serta membina keluarga. Kewajiban ini cukup berat bagi istri yang memang benar-benar akan melaksanakannya dengan baik. Sesuatu yang menjadi hak suami merupakan kewajiban bagi istri untuk melaksanakannya adapun kewajiban istri terhadap suaminya yaitu:

12

(41)

1. Menggauli suaminya secara layak sesuai dengan kodratnya;

2. Memberikan rasa tenang dalam rumah tangga untuk suaminya, dan memberikan rasa cinta dan kasih sayang kepada suaminya dalam batas-batas yang berada dalam kemampuannya.

3. Taat dan patuh pada suami selama suaminya tidak menyuruhnya untuk melakukan perbuatan maksiat.

4. Menjaga dirinya dan menjaga harta suaminya bila suaminya sedang tidak berada di rumah.

5. Menjauhkan dirinya dari segala sesuatu perbuatan yang tidak disenangi oleh suaminya.

6. Menjauhkan dirinya dari memperlihatkan muka yang tidak enak dipandang dan suara yang tidak enak didengar.

c) Hak Bersama-sama

1. Halal saling bergaul dan bersenang-senang diantara keduanya; 2. Haram melakukan perkawinan

Setelah akad nikah di sini terjadi hubungan suami dengan keluarga istrinya dan sebaliknya hubungan istri dengan keluarga suaminya, akibatnya istri haram dinikahi oleh ayah suaminya, datuknya, anaknya, cucunya begitu juga ibu istrinya, anak perempuannya dan seluruh cucunya haram dinikahi oleh suaminya.

(42)

4. Akibat dari ikatan perkawinan yang sah adalah bila salah seorang meninggal dunia sesudah sempurnanya ikatan perkawinan maka akan mendapatkan warisan. Selain hak bersama antara suami istri, dalam fiqh juga disebutkan mengenai tanggung jawab diantara keduanya secara bersama-sama setelah terjadinya perkawinan. Kewajiban itu ialah:

(a) Memelihara dan mendidik anak keturunan yang lahir dari perkawinan tersebut.

(b) Memelihara kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah dan rohmah.13

C. Hak dan Kewajiban Suami Istri Menurut Perundang-Undangan

1. Hak dan Kewajiban Suami Menurut Undang-Undang Perkawinan

No. 1 Tahun 1974

Hak dan Kewajiban Suami Istri Dalam Rumah Tangga telah diatur menurut undang-undang perkawinan No. 1 Tahun 1974. Pembahasan hak dan kewajiban suami istri diatur dalam BAB VI Pasal 30 sampai Pasal 34. Pasal 30 berbunyi suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat.

Pasal 31 UU No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan menyatakan:

13

(43)

1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat.

2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum. 3) Suami adalah kepala keluarga dan istri ibu rumah tangga.

Selanjutnya pasal 32 UU perkawinan menegaskan, bahwa: 1) Suami istri harus mempunyai tempat kediaman yang tetap;

2) Rumah tempat kediaman yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini ditentukan oleh suami istri bersama.

Dalam pasal 33 UU perkawinan menegaskan, "suami istri wajib saling mencintai, hormat menghormati, setia dan memberi bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain."

Pasal 34 UU Perkawinan disebutkan:

1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya. 2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya.

3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat mengajukan gugatan kepada pengadilan.14

2. Hak dan Kewajiban Suami Istri Menurut Kompilasi Hukum Islam

Selain definisi diatas hhak dan kewajiban suami istri juga dijelaskan dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI), sebagai berikut:

14

(44)

Pasal 77 menyatakab bahwa:

1) Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah yang menjadi sendi dasar dan susunan masyarakat.

2) Sumi istri wajib saling mencintai, hormat menghormati, setia dan membari bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain.

3) Suami istri memikul kewajiban untuk mengasuh dan memelihara anakanak mereka, baik mengenai pertumbuhan jasmani, rohani maupun kecerdasannya dan pendidikan agamanya.

4) Suami istri wajib memelihara kehormatannya.

5) Jika suami isteri melalaikan kewajibannya, masing-masing dapat mengajukan gugatan kepada Pengadilan Agama.

Pasal 78 menjelaskan bahwa:

1) Suami istri harus mempunyai tempat kediaman yang tetap. 2) Rumah kediaman yang dimaksud ayat (1), ditentukan oleh suami

istri.

Sedangkan kedudukan suami istri dijelaskan dalam Pasal 79, bahwa:

1) Suami adalah kepala keluarga dan istri ibu rumah tangga;

2) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat;

(45)

Kemudian kewajiban suami dijelaskan dalam Pasal 80, sebagai berikut:

1) Suami adalah pembimbing terhadap istri dan rumah tangganya, akan tetapi mengenai hal-hal urusan rumah tangga, yang penting-penting diputuskan oleh suami istri bersama.

2) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuat keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya. 3) Suami wajib memberikan pendidikan agama kepada istrinya, dan

memberi kesempatan belajar pengetahuan yang berguna, dan bermanfaat bagi agama dan bangsa.

4) Sesuai dengan penghasilan suami menanggung; a. Nafkah, kiswah

dan tempat kediaman bagi istri; b. Biaya rumah tangga biaya perawatan dan biaya pengobatan bagi istri dan anak; c. Biaya pendidikan bagi anak

5) Kewajiban suami terhadap istrinya seperti tersebut pada ayat (4) huruf a dan b di atas mulai berlaku sesudah ada tamkin sempurna dari istrinya.

6) Istri dapat membebaskan suaminya dari kewajiban terhadap dirinya sebagaimana tersebut pada ayat (4) huruf a dan b.

(46)

Kemudian tempat kediaman dijelaskan dalam Pasal 81, sebagai berikut:

1) Suami wajib menyediakan tempat kediaman bagi istri dan anak-anaknya, atau bekas istri yang masih dalam iddah.

2) Tempat kediaman adalah tempat tinggal yang layak untuk istri selama dalam ikatan perkawinan, atau dalam iddah talak atau

iddah wakaf.

3) Tempat kediaman disediakan untuk melindungi istri dan anak-anaknya dari gangguan pihak lain, sehingga mereka merasa aman dan tenteram. Tempat kediaman juga berfungsi sebagai tempat penyimpan harta kekayaan, sebagai tempat menata dan mengatur alat-alat rumah tangga.

4) Suami wajib melengkapi tempat kediaman sesuai dengan kemampuannya, serta disesuaikan dengan keadaan lingkungan tempat tinggalnya, baik berupa alat perlengkapan rumah tangga maupun sarana penunjang lainnya.

Adapun kewajiban seorang istri kepada suaminya dijelaskan dalam Pasal 83 dan 84, sebagai berikut:

1) Kewajiban utama bagi seorang istri ialah berbakti lahir batin kepada suami di dalam batas-batas yang dibenarkan oleh hukum Islam.

(47)

Pasal 84:

1) Istri dapat dianggap nusyuz15jika ia tidak mau melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 83 ayat (1) kecuali dengan alasan yang sah.

2) Selama istri dalam nusyuz, kewajiban suami terhadap istrinya tersebut pada pasal 80 ayat (4) huruf a dan b tidak berlaku kecuali hal-hal untuk kepentingan anaknya.

3) Kewajiban suami tersebut pada ayat (2) di atas berlaku kembali sesudah istri tidak nusyuz.

4) Ketentuan ada atau tidak adanya dari istri harus didasarkan atas bukti yang sah. 16

15

Nusyuz adalah pembangkangan suami atau istri terhadap pasangan karena suami atau istri telah melanggar hak-hak pasangan.

16

(48)

38

A. Kondisi Geografis dan Demografis

[image:48.612.135.523.162.549.2]

Cimenteng merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat dengan luas wilayah sebesar 1.497,5 Ha, dari keseluruhan luas daerah yang ada di Desa Cimenteng, megenai penggunaan lahannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel. 3.1

Penggunaan Lahan Desa Cimenteng1

Penggunaan lahan Luas lahan

Lahan Sawah 170 Ha

Lahan Darat/kering 900 Ha

Lahan Kerhutanan 50 Ha

Lahan Pemukiman 325 Ha

Lahan Industri 52,5 Ha

Secara geografis Desa Cimenteng terdiri dari pegunungan, yang masyarakatnya mayoritas bertani. Kondisi umum semua tanah di wilayah Desa Cimenteng adalah wilayah subur untuk pertanian dan aman dari erosi.2 Desa Cimenteng sudah sangat terbuka dengan dunia luar walaupun alat

1

Data Statistik Desa Cimenteng.

2

(49)
[image:49.612.138.525.174.550.2]

transportasi dan kondisi jalan yang kurang baik. Desa Cimenteng meliputi beberapa perkampungan diantaranya:

Tabel. 3.2

Penggunaan Lahan Desa Cimenteng

No Nama Perkampungan

1 Kp. Sukamukti 2 Kp. Cimenteng 3 Kp. Rawa Gede 4 Kp. Cibanteng 5 Kp. Bantar Panjang 6 Kp. Cilubang 7 Kp. Cibelenok 8 Kp. Lampegan 9 Kp. Cikereti

Adapun yang menjadi batas wilayah Desa Cimenteng dengan desa lainnya, yaitu:

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa. Karyamukti – Cianjur Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa. Caringin – Sukabumi Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa. Gegerbitung – Sukabumi Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa. Bencoy – Sukabumi

(50)
[image:50.612.138.520.252.557.2]

Menurut kepala Desa Cimenteng yang dikutif dari buku laporan tahunan Desa, jumlah penduduk Desa Cimenteng berdasarkan data hasil laporan bulanan penduduk sampai akhir tahun 2012 tercatat sebanyak 6.614 jiwa, terdiri dari Laki-laki sebanyak 3.290 Jiwa, dan penduduk perempuan sebanyak 3.324 Jiwa, dengan jumlah keseluruhan yaitu 6.614 jiwa. Sedangkan jumlah Kepala Keluarga (KK) yang terdapat di Desa Cimenteng berjumlah 1.997 KK. Dari data tersebut berikut ini digambarkan dalam tabel mengenai jumlah penduduk berdasarkan RW.

Tabel. 3.3

Jumlah Penduduk Setiap RW

No. Wilayah RW Jumlah Penduduk

1. Kp. Sukamukti 1.015 Jiwa 2. Kp. Cimenteng 846 Jiwa 3. Kp. Rawa Gede 828 Jiwa 4. Kp. Cibanteng 932 Jiwa 5. Kp. Bantar Panjang 743 Jiwa 6. Kp. Cilubang 617 Jiwa 7. Kp. Cibelenok 844 Jiwa 8. Kp. Lampegan 436 Jiwa 9. Kp. Cikereti 353 Jiwa

(51)
[image:51.612.139.508.141.587.2]

Tabel. 3.4

Keadaan Penduduk Desa Cimenteng Berdasarkan Mata Pencaharian

No. Jenis Mata Pencaharian Laki-Laki Perempuan

1. Petani dan buruh tani 1.135 461

2. Buruh Migrant 54 27

3. Pedagang keliling 32 6

4. Pegawai Negrei Sipil 8 2

5. Pengrajin Industri RT 5 1

6. Peternak 5 -

7. Montir 9 -

8. Bidan Swasta - 2

9. Pembantu Rumah Tangga 55 520

10. ABRI/POLRI 1 -

11. Pensiunan/purnawirawan 6 1

12. Pengusaha 65 12

13. Karyawan swasta 75 119

14. Pengrajin - -

15. Tukang 11 -

16. Ojek 29 -

17. Pengemudi angkot 5 -

18. Seniman -

19. Dukun beranak - 7

20. Tukang cukur - -

21. Buruh jasa - -

22. Petambang mas 60 32

23. Lainnya 1.735 2.134

B. Sarana dan Prasarana

(52)

pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1 Unit yaitu SMP 5 Campaka Kabupaten Cianjur yang berlokasi di Kp. Cimenteng.

Selain sarana pendidikan umum di Desa Cimenteng juga terdapat sarana pendidikan Islam, seperti Madrasah Ibtidaiyah (MI) 1 Unit, Madrasah Diniyah (MD) 5 Unit, Pondok pesantren 2 Unit dan Majelis Taklim sebanyak 35 Unit. Selain sarana dan prasarana pendidikan juga terdapat sarana dan prasarana pemerintahan dan medis.

[image:52.612.137.527.216.699.2]

Untuk mengetahui sarana dan prasarana secara lengkap, berikut disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini :

Tabel. 3.5

Sarana dan Prasarana di Desa Cimenteng

No. Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah

Pemerintahan

1. Kantor Desa 1 Unit

2. Ruang Kepala Desa 1 buah

3. Ruang Sekretaris Desa 1 buah

4. Ruang Staf/Kaur 1 buah

5. Aula Desa 1 buah

6. Sekretariat BPD 1 buah

7. Sekretariat PKK 1 buah

8. Ruang LPM 1 buah

Pendidikan Umum

1 PAUD 3 buah

2 SD 4 buah

3 SMP 1 buah

Pendidikan Islam

1 Madrasah Ibtidaiyah 1 buah

2 Madrasah Diniyah 5 buah

(53)

4 Majelis Taklim 35 buah

Keamanan

1 Pos Kamling/tersebar 33 Buah

Situasi dan kondisi sarana dan prasarana kesehatan di Desa Cimenteng terdapat 7 buah terdiri dari 2 gedung posyandu yang telah dibangun. Kegiatan posyandu, Posbindu dan lainnya masih numpang dirumah-rumah penduduk. Selain itu sarana yang telah ada diantaranya timbangan sebanyak 7 buah, meja 2 buah dan bangku bangku 2 buah, menurut pendapat ibu rumah tangga yang penulis temuikan di tempat penelitian bahwa tingkat kehadiran/kunjungan balita dan ibu-ibu hamil ke posyandu dilakukan setiap tanggal 10 setiap bulannya.

[image:53.612.176.468.111.163.2]

Mengenai jumlah tenaga medis yang terdapat di Desa Cimenteng dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel. 3.5

Tenaga Medis di Desa Cimenteng

No. Jenis Tenaga Medis Jumlah

1. Bidan Desa 1 Orang

2. Dukun Beranak/Paraji Terlatih 5 Orang 3. Dukun Baranak/Paraji Tidak Terlatih 2 Orang 4. Dokter/Bidan Praktek 2 Orang

5. Kader Posyandu 35 Orang

(54)

C. Potensi Masyarakat Desa Cimenteng

Selama melaksanakan penelitian di Desa Cimenteng Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur. Identifikasi potensi masyarakat di Desa Cimenteng bermacam-macam, baik dalam bidang sosial keagamaan, Sumber Daya Alam, sosial, ekonomi maupun budaya lokal masyarakat Desa Cimenteng.

1. Keagamaan

Desa Cimenteng memiliki potensi yang lebih dibidang agama. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya kegiatan yang bersifat keagamaan seperti, adanya pengajian tiap minggu bagi para ibu-ibu dan para bapak-bapak serta para remaja, hanya waktu pelaksanananya yang berbeda. Disamping itu ada juga acara Yasinan tiap malam jum’at oleh para bapak yang tempatnya di rumah warga secara bergiliran. Dalam bidang keagamaan, para remaja sangat banyak perannya terlihat adanya kelompok Qosidahan, sebagai panitia pelaksana peringatan hari besar Nasional dan Islam, dan pada bulan Ramadhan para remaja dipercaya oleh pemuka agama (Ustad) untuk mengisi kultum (Kuliah tujuh menit) setelah shalat Tarawih, serta memimpin tadarus Al-Quran. Hal ini dimaksudkan sebagai ajang latihan bagi para remaja untuk berkreasi.

(55)

(TPA) Al-Hidayah di Kp. Sukamukti dengan jumlah santri yang cukup banyak.

2. Sumber Daya Alam

Banyak Sumber Daya Alam yang dapat dimanfaatkan di Desa Cimenteng sebagai mata pencarian utama masyarakat adalah bertani dan berdagang. Contoh pemanfaatan sumber daya alam di bidang pertanian, para petani banyak menanan padi, ubi, singkong, jahe, jagung, buah-buahan (seperti pisang, kolang-kaling dan alpukat) serta gula aren. Kolang-kaling biasanya dipanen saat menjelang Ramadhan. Masyarakat banyak memanfaatkan singkong dan ubi untuk pembuatan makanan cemilan seperti opak dan “enye-enye”.

(56)

perusahaan tambang batu dan pasir PT. Sabadan yang berada di Kp. Rawa Gede dengan adanya pertambangan batu tersebut dibukanya lapangan pekerjaan dan warung-warung makan yang memberikan incom perkapita keluarga.

3. Budaya Lokal

Budaya lokal masyarakat kurang terlihat disini. Selama penulis melakukan penelitian di Desa Cimenteng, mengidentifikasi potensi budaya lokal hanya sedikit yang terlihat. Seperti masih adanya kegiatan “Ruwahan” untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan dan

biasanya pada saat menjelang Ramdhan masyarakat Desa Cimenteng banyak yang mengadakan acara mengunjungi tempat rekreasi yang disebut dengan “Papajar”.

4. Bidang Sosial

Kehidupan masyarakat dipandang dari segi sosial terlihat rasa kebersamaan dan rasa peduli terhadap sesama. Hal ini terlihat ketika sedang melaksanakan kegiatan yang sifatnya umum seperti hajatan, pengajian mingguan, atau membersihkan lingkungan (Kerja Bakti).

(57)

pembagian tugas tersebut, kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan cepat selesai.

(58)

48

A. Tinjaun Hukum Terhadap Profesi Istri

Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan di Desa Cimenteng Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur, berikut ini akan penulis jelaskan mengenai peran istri di Desa Cimenteng menjadi TKW keluar negeri untuk memenuhi nafkah keluarga menurut pandangan al-Qur’an, as-Sunnah dan para Fuqoha.

1. Pandangan Al-Quran

Al-Qur’an mengakui perbedaan anatomi antara pria dan wanita, al -Qur’an juga mengakui bahwa anggota dari masing-masing gender

berfungsi dengan cara merefleksikan perbedaan yang telah dirumuskan dengan baik yang telah dipertahankan oleh budaya mereka.1 Al-Qur’an tidak berusaha untuk meniadakan perbedaan antara pria dan wanita atau menghapuskan hal fungsional dari perbedaan gender yang membantu agar setiap masyarakat dapat berjalan dengan lancar dan dapat memnuhi kebutuhanya.

Jika dipahami secara benar, tidak ada satupun ayat-ayat Al-Qur’an yang menginformasikan bahwa wanita adalah bawahan pria. Di dalam Al-Qur’an jelas dinyataan bahwa dihadapan Allah SWT semua manusia

(59)

adalah sama baik pria maupun wanita mempunyai kedudukan yang sertara yang membedakan hanyalah ketakwaan, sebagaimana firman Allah SWT Al-Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 13 berikut ini:

























Gambar

GAMBARAN UMUM DESA CIMENTENG
Tabel. 3.1
Tabel. 3.2
Tabel. 3.3
+6

Referensi

Dokumen terkait

Setelah itu akan muncul jendela Equipment dimana terdapat fitur enhance didalamnya, caranya untuk menggunakannya cukup mudah, tinggal klik equipment manakah yang anda ingin

Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) adalah pendidikan tambahan pada pendidikan tinggi setelah program sarjana Ilmu Ekonomi, sehingga diperlukan suatu motivasi yang

Hasil observasi kegiatan guru pada siklus I menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan implementasi Cooperative Learning Strategy Tipe NHT berjalan kurang

adalah suatu proses yang dapat membantu guru untuk mendapatkan informasi tentang belajar peserta didik dan dalam pengambilan keputusan perbaikan proses dan hasil

1) Individu bukan hanya didorong oleh kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan biologi, soaial dan emosional. Tetapi disamping itu ia dapat diberi dorongan untuk menc

Responden mempunyai sikap yang positif terhadap faktor harga, kualitas, dan kemasan kapsul Calcusol, berarti strategi ini dapat diterima oleh konsumen dan bisa terus

Dengan mengucapkan Alhamdulillahhirrobilalamin atas limpahan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Sumber Daya, Informasi,

Madaling nakatulog si Ibarra ng gabing iyon, kabaligtaran naman ni Padre Salvi na hindi dinalaw ng antok sapagkat hindi mawala sa kanyang isipan si Maria Clara. Ang ikalimang