• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPRIBADIAN (BIG FIVE PERSONALITY) TERHADAP MULTITASKING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEPRIBADIAN (BIG FIVE PERSONALITY) TERHADAP MULTITASKING"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPRIBADIAN (BIG FIVE PERSONALITY) TERHADAP MULTITASKING

SKRIPSI

Oleh :

Rizki Widyahastuti 201210230311302

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

PENGARUH KEPRIBADIAN (BIG FIVE PERSONALITY) TERHADAP MULTITASKING

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Psikologi

Oleh:

Rizki Widyahastuti 201210230311302

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kepribadian (Big Five Personality) terhadap Multitasking”, skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya atas segala bantuan yang telah diberikan terutama kepada:

1. Dra. Tri Dayakisni, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Yuni Nurhamida, S.Psi, M.Si selaku Ketua Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang dan dosen wali yang telah memberikan dukungan, motivasi, dan arahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

3. Dr. Diah Karmiyati, M.Si dan Zainul Anwar, M.Psi selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan kesabaran untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berharga, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

4. Kepada seluruh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

5. Kepada seluruh keluarga besar yang selalu memberikan dukungan, do’a, dan kasih sayang sehingga dapat menambah motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

(6)

7. Kepada Biro Administrasi Keuangan, Kepala AIK UMM, dan Kepala Languae Center UMM dan Dekan setiap fakultas di Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan izin dalam pelaksanaan penelitian.

8. Teman-teman seperjuangan Psikologi kelas F angkatan 2012 khususnya Difa Alif Putri Wijaya, Rani Soraya, Nur Alina Saidah, Nani Iva Firdausi, Choirunnisa Rizky Nockita, Salwa Balbeid, Haifa Anis Thalib dan Rafika Maharani yang selalu memberikan dukungan dan semangat, serta mengalami suka duka bersama selama perkuliahan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuangan lainnya yang berasal dari berbagai jurusan dan angkatan yang selalu mendukung, penyemangat, dan membantu dalam proses penelitian skripsi ini. 10.Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak

memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 22 April 2016 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Surat Pernyataan ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel ... viii

Daftar Lampiran ... ix

ABSTRAK ... 1

PENDAHULUAN ... 2

Kepribadian ... 5

Multitasking ... 6

Kepribadian (Big Five Personality) dan Multitasking ... 8

Kerangka Pemikiran ... 9

Hipotesis ... 10

METODE PENELITIAN ... 10

Rancangan Penelitian ... 10

Subjek Penelitian ... 10

Variabel dan Instrumen ... 11

Prosedur dan Analisa Data ... 12

HASIL PENELITIAN ... 12

DISKUSI ... 15

SIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 17

REFERENSI ... 18

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Deskripsi Subjek Penelitian. ... 13

Tabel 2 Deskripsi Multitasking ... 13

Tabel 3 Deskripsi Dimensi Big Five Personality Factor. ... 14

Tabel 4 Uji Kelayakan Model ... 14

Tabel 5 Uji Hipotesa Mayor ... 14

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Blueprint Skala ... 22

Lampiran II Hasil Uji Coba Skala ... 23

Lampiran III Skala Penelitian... 35

Lampiran IV Tabulasi Data Penelitian ... 39

Lampiran V Hasil Uji Regresi Ordinal... 52

(10)

PENGARUH KEPRIBADIAN (BIG FIVE PERSONALITY) TERHADAP

MULTITASKING

Rizki Widyahastuti

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang

widyahastuti.r@gmail.com

Manusia melakukan aktivitas setiap harinya, saat menyelesaikan beberapa aktivitas beberapa orang menyelesaikannya dengan cara bersamaan atau yang sering disebut multitasking.

Kecenderungan seseorang untuk melakukan multitasking disebut dengan polychronicity.

Salah satu faktor yang berperan dalam berperilaku adalah kepribadian, seperti Big Five Personality. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari 5 Dimensi Kepribadian dari Big Five Personality terhadap multitasking. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian kausal komparatif. Subjek penelitian sejumlah 100 dosen Universitas Muhammadiyah Malang dan pengambilan sampel menggunakan quota sampling. Instrumen yang digunakan adalah Big Five Personality Inventory dan Multitasking Questionnaire. Uji Analisa data menggunakan Regresi Ordinal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sumbangan pengaruh kepribadian berdasarkan nilai koefisien Nagelkerke sejumlah 14,4%, sedangkan 85,6% lainnya berasal dari faktor lain. Pada

Big Five Personality dimensi yang memiliki pengaruh signifikan terhadap multitasking hanya dimensi agreeableness dengan indeks sig 0,005. Sedangkan untuk dimensi extravertion, conscientiouness, openness dan neuroticism tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap

multitasking.

Kata Kunci: Big Five Personality, multitasking, polychronicity, agreeablenes, dosen

Humans perform daily activities, in resolving some activities of several people at the same resolve it in a way that is called multitasking. The preference of a person to perform multitasking is called polychronicity. One of the factors that play a role in behavior is a personality, such as the Big Five Personality. The purpose of this study was to determine the effect of Five Personality Dimensions of the Big Five Personality to multitasking. The method used is quantitative research with the type of causal comparative research. The subjects of this study were 100 lecturers from UMM and sampling method using quota sampling. The instrument used was the Big Five Personality Inventory and Multitasking Questionnaire. Test data using Ordinal Regression Analysis. The results showed that contribute influence of personality based on the value Nagelkerke coefficient amount of 14.4%, while 85.6% comes from other factors.The dimensions of Big Five Personality Factor have a significant influence on multitasking only agreeableness dimension, with an sig index of 0.005. While for the dimensions of Big Five Personality Factor such as extravertion, conscientiousness, openness and neuroticism there is no significant effect on multitasking.

(11)

Setiap orang setiap harinya melakukan aktivitas yang berbeda-beda. Pada saat melakukan aktivitas tersebut, terkadang seseorang melakukan suatu aktivitas yang berbeda dalam satu waktu. Misalnya saja hal ringan yang dikerjakan seperti menonton televisi sambil makan, mendengarkan musik sambil mengirim pesan atau e-mail, berjalan sambil makan, mengemudi sambil berbicara di telepon, mengetik sambil menerima telepon, mengemudi sambil makan atau yang lain sebagainya. Selain itu, ada juga orang yang mengerjakan suatu atifitasnya satu per satu, yaitu dengan menyelesaikan satu pekerjaan lalu mengerjakan pekerjaan lainnya.

Segala macam aktivitas yang dilakukan individu yang dilakukan secara bersamaan atau dilakukan dengan dialihkan secara cepat disebut dengan multitasking dan orang yang melakukannya disebut multitasker. Terkait cara menggunakan waktu dalam aktivitas ini terdapat 2 istilah, yaitu polychronicity dan multitasking. Multitasking adalah perilaku terlibat dalam beberapa tugas pada waktu yang sama dan mengacu pada kemampuan menangani banyak tugas dan beralih secara cepat yang diperlukan untuk kinerja secara sukses. Sedangkan polychronicity adalah kecenderungan untuk terlibat dalam dua atau lebih tugas secara bersamaan dan memiliki acuan atau kecenderungan pada lingkungan kerja (Poposki & Oswald, 2010). Jadi polychronicity merupakan kecenderungan (preferensi) seseorang untuk melakukan multitasking.

Polychronicity menurut Bhattacharya, Suresh & Joan (2015) dihadapkan pada preferensi penggunaan waktu ketika melakukan suatu aktivitas. Konsep awal dari polychronicity

menggunakan konsep budaya. Namun dari beberapa hasil penelitian tidak ditemukan prediktor multitasking yang signifikan antara beberapa negara dengan perbedaan budaya pada setiap negara, seperti Bulgaria, Cina, Hungaria, Meksiko, Polandia, dan US (Carraher dkk (2004), dalam Bhattacharya, Suresh & Joan, 2015).

Dimasa lalu, orang-orang percaya bahwa melakukan beberapa kegiatan sekaligus

(multitasking) merupakan hal yang baik dan percaya bahwa multitasking dapat meningkatkan produktivitas. Untuk mencapai ke tingkat kinerja yang memadai dan mencapai beberapa tujuan, beberapa individu menganggap multitask diperlukan. Orang-orang sukses yang cenderung mengikuti kegiatan ini mungkin mungkin untuk mengembangkan preferensi untuk multitasking (Sanbonmatsu dkk, 2013).Sehingga banyak orang yang melakukan multitasking

dalam melakukan banyak aktivitasnya, juga dalam bekerja. Seperti yang diungkapkan Jarmon (2008), terdapat sebuah perusahaan yang bernama BaseX yang merupakan perusahaan riset di New York, menerbitkan sebuah laporan pada tahun 2005 tentang dampak negatif dari

multitasking pada produktivitas pekerja informasi di perusahaan tersebut. Laporan tersebut memperkirakan bahwa gangguan dan downtime yang disebabkan karena e-mail, pesan instan, Internet, dan teknologi lainnya biaya US bisnis $588.000.000.000 per tahun. Begitu pula pada hasil penelitian Russ & Crews (2014) yang meneliti 175 orang dengan berbagai status pekerjaan, menunjukkan bahwa hilangnya produktifitas sebesar 148 menit per hari, dengan banyaknya indikasi bahwa 30% rata-rata waktu kerja perhari tidak produktif karena perilaku

multitasking dan adanya beberapa gangguan.

Selain itu Hembrooke & Gay (2003) membahas efek multitasking komputer selama kuliah di kelas. Dua kelompok siswa dalam perguruan tinggi sebagai subjek penelitian. Satu kelompok memiliki penggunaan tidak terbatas dari komputer selama kuliah kelas. Sementara kelompok lain dari siswa tidak bisa menggunakan komputer selama kuliah di dalam kelas, mereka menggunakan bahan kuliah yang sama. Para siswa yang bebas untuk e-mail, pesan instan, dan

(12)

Termasuk kuis kedua dengan pertanyaan pilihan ganda dan pertanyaan recall jawaban singkat. Meskipun sebenarnya hal tersebut berpengaruh khusus terhadap memori jangka pendek. Namun secara umum prestasi siswa tidak menurun.

Multitasking juga didapati pada guru dan dosen di lembaga pendidikan, menurut The Alberta Teacher’s Association (2012) beberapa bentuk multitasking yang tidak dapat dihindari tetapi hal tersebut merupakan suatu indikasi manajemen kelas yang baik dan efektif dalam menggunakan waktunya kelas. Misalnya, guru sering membagikan bahan mengajar sambil menginstruksikan kepada siswa tentang bagaimana menggunakan bahan ajar yang telah dipersiapkan tersebut, selain itu juga guru bisa langsung mengajar satu siswa sambil memantau satu siswa yang lain. Kebanyakan peneliti menyimpulkan bahwa multitasking

dapat meningkatkan efisiensi guru dan bagian tidak terpisahkan dari manajemen kelas yang efektif. Namun, multitasking dapat merugikan proses belajar, refleksi dan perencanaan pelajaran yang semuanya membutuhkan konsentrasi dan kreativitas.

Fakta bahwa jenis kelamin seseorang terkait multitasking sudah diteliti oleh Russ dan Crews (2014) yang hasilnya adalah bahwa perempuan lebih bisa mengambil keuntungan dari pekerjaan multitasknya dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini berarti bahwa kemampuan

multitasking perempuan lebih baik dibanding laki-laki. Selain fakta tersebut, hasil penelitian dari Sanbonmatsu dkk (2013) menunjukkan orang-orang yang melakukan multitasking

dengan parah merupakan yang tidak mereka yang paling mampu multitasking secara efektif. Sehigga, orang-orang yang paling mungkin untuk multitasking muncul pada mereka yang memiliki kesulitan memfokuskan perhatian atau berkonsentrasi pada satu tugas. Hal ini, karena multitasking telah terbukti dialami individu-individu yang impulsif yang bertindak tanpa berpikir dan yang mengalami kesulitan mengatur perhatian mereka.

Terlepas dari segala kerugian yang dialami karena bekerja secara multitasking, sebenarnya

multitasking kini telah menjadi komponen penting dari kinerja pekerjaan bagi banyak pekerja, dan beberapa penulis baru-baru ini menegaskan bahwa hampir setiap pekerjaan memerlukan setidaknya beberapa kali multitasking dalam melaksanakan pekerjaannya (Bühner dkk (2012), dalam Poposki & Oswald, 2010).

Multitasking terlihat efisien jika dilihat dari permukaan, namun pada dasarnya ketika melakukan pergantian tugas akan terlihat kerugiannya. Jika dihitung, multitasking akan memakan sedikit waktu hanya sekian detik, namun jika dilakukan berulang kali maka akan mengambil banyak waktu dan akhirnya membuat banyak kesalahan (American Psychological Association, 2006).

Dalam penggunaan waktu dan cara dalam mengerjakan suatu tugas. Orang-orang menggunakan caranya masing-masing, hal tersebut berhubungan dengan kepribadian yang dimiliki orang tersebut. Dalam disertasi Sanderson (2012) yang menguji hubungan multitasking dengan kepribadian menggunakan Big Five Personality, hasil penelitiannnya pada dimensi extravertion, neuroticism, conscientiouness dan openness memiliki hubungan yang positif dengan polychronicity, sedangkan dimensi agreeableness memiliki hubungan yang negatif dengan polychronicity.

Bhattacharya, Suresh & Joan melakukan penelitian yang jurnalnya diterbitkan pada tahun 2015, Bhattacharya, Suresh & Joan meneliti tentang prediktor kepribadian mengenai

(13)

menggunakan skala kepribadian The 60 item HEXACO-Personality Inventory–Revised, skala kepribadian ini terdapat 6 dimensi kepribadian meliputi Honesty-Humility (H), Emotionality (E), Extravertion (X), Agreeableness (A), Conscientiousness (C), dan Openness to Experience (O). Sedangkan skala polychronicity menggunakan The Multitasking Preference Inventory (MPI) yang di buat oleh Elizabeth M. Poposki dan Frederick L. Oswald. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa hanya conscientiousness dan extravertion memiliki hubungan yang positif dengan polychronicity sedangkan tiga faktor lain memiliki hubungan yang negatif dengan polychronicity (Bhattacharya, Suresh & Joan, 2015). Karena individu

polychronic lebih cenderung untuk bereaksi terhadap rangsangan di sekitarnya sambil terus tugas atau mengalihkan perhatian antara tugas-tugas yang sedang berlangsung. Oleh karena itu, individu polychronicity harus memiliki kemampuan untuk tetap tenang dan mengendalikan kecemasan yang dihasilkan oleh kebutuhan untuk beralih tugas (Oswald dkk (2007), dalam Bhattacharya, Suresh & Joan, 2015). Kemampuan inilah yang dimungkinkan dimiliki oleh individu ekstravert daripada introvert. Akan menjadi masalah dan mengganggu kinerja seorang individu seperti peningkatan kecemasan jika individu introvert bekerja secara beralih terus-menerus yang disertai rangsang dari luar.

Faktor yang mempengaruhi multitasking telah diteliti oleh Wulanyani (2015, dalam Wulanyani, 2014) dalam disertasinya yang menunjukkan bahwa multitasking dipengaruhi oleh faktor kecerdasan, kepribadian dan cara kerja. Sehingga kepribadian juga merupakan salah satu faktor dalam mempengaruhi perilaku multitasking.

Untuk itu dikaji lebih mendalam tentang kepribadian dan multitasking ini. Karena aktivitas manusia dalam penggunaan waktunya tidak lepas dari kepribadian manusia. Kepribadian dalam penelitian ini menggunakan teori dari Goldberg (Pervin, Cervone, & John, 2010). Teori tersebut secara luas mengungkap tentang kepribadian yang di kategorikan dalam 5 besar, yaitu Neoriticism, Ekstraversion, Opennes, Agreeableness dan Conscientiousness yaitu Big Five Factor of Personality. Big Five ini disusun bukan untuk menggolongkan individu, melainkan untuk menggambarkan sifat-sifat kepribadian yang disadari oleh individu itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga pada penelitian ini lebih menggunakan faktor kepribadian dibandingkan kecerdasan dan cara kerja.

Selain itu, hasil penelitian antara kepribadian dan polychroncity (kecenderungan multitasking) dari setiap peneliti berbeda-beda. Sedangkan empat dimensi kepribadian yang lainnya hasil penelitian masih berbeda, maka perlu ada peneliti lainnya agar hasil yang didapat bisa menguatkan penelitian-penelitian sebelumnya. Selain hal tersebut, penelitian ini juga menginginkan hasil yang langsung berupa bentuk perilau multiasking tidak hanya kecenderungannya.

Dengan mengetahui hubungan dari dua variabel tersebut. Maka kemungkinan kerugian yang terjadi akibat kemampuan multitasking dapat dikurangi. Hal ini bisa dilakukan dengan memaksimalkan sumberdaya manusia berdasarkan kepribadiannya dan tidak menghilangkan potensi polychronicity individu tersebut karena bagaimanapun multitasking juga tergantung cara seseorang menyamankan dirinya dalam bekerja.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah pengaruh antara kepribadian big five personality (yang terdiri atas neoriticism, ekstraversion, opennes, agreeableness dan conscientiousness)

(14)

pengaruh antara kepribadian big five personality (yang terdiri atas neoriticism, ekstraversion,

opennes, agreeableness dan conscientiousness) terhadap multitasking pada dosen Universitas Muhammadiyah Malang.

Diharapkan jika hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan untuk dunia organisasi dan pendidikan agar bisa mengelola orang-orang yang memiliki kecenderungan multitasking

dengan melihat kepribadiannya. Selain itu juga bisa mengetahui orang-orang yang bisa menikmati multitasking dan yang terganggu dengan multitasking. Sehingga penempatan dan pengelolaan sumberdaya manusia dalam bekerja tepat dan tidak menurunkan produktifitas organisasi atau pendidikan maupun sumberdaya atau potensi yang dimiiki oleh orang tersebut.

Kepribadian (Big Five Personality)

Secara bahasa, dalam bahasa Inggris kepribadian disebut personality, berasal bahasa Yunani Kuno yaitu kata prospon atau persona dengan arti “topeng” yang biasa dipakai artis dalam teater. Topeng tersebut merupakan tingkah laku yang ditampakkan ke lingkungan sosial sehingga meninggalkan kesan diri yang ditangkap oleh lingkungan sosial (Alwisol, 2009: 7). Hal tersebut merupakan konsep awal dari kepribadian, saat ini ilmuwan kepribadian menggunakan kepribadian untuk menggambarkan kualitas psikologis yang memberikan kontribusi terhadap ketahanan (enduring) individu dan pola khusus dari perasaan, pola pikir dan perilaku (Cevrone & Pervin, 2012:10).

Meurut Phases (Alwisol, 2009: 8) mengunkapkan bahwa kepribadian adalah pola khas dari pikiran, perasaan, dan tingkah laku yang membedakan orang satu dengan yang lain dan tidak dapat berubah lintas waktu dan situasi. Selain 2 definisi tersebut, menurut Goodstein & Lanyon (1997) mendefinisikan bahwa “personality is an abstaction for those enduring of the person that are significant for his or her interpersonal behavior”. Hal ini berarti bahwa, kepribadian seseorang berhubungan dengan perilaku interpersonalnya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepribadian merupakan gambaran kualitas psikologis manusia yang menunjukkan seseorang tersebut memiliki pola, perasaan dan perilaku yang khas dan konsisten yang ada di dalam dirinya.

Pada dunia psikologi ada beberapa teori yang mengungkapkan tentang kepribadian, salah satunya adalah teori Big Five Personality Factor yang penelitiannya dimulai oleh Norman pada tahun 1963 yang menggunakan riset dari Allport, Cattel dan yang lainnya sehingga menghasilkan konsep Model Lima Faktor. Kemudian, Lewis Goldberg mengulas kembali riset tersebut yang kemudian dikenal sebagai Big Five Personality Factor (Pervin, Cervone, & John, 2010: 262-263). Menurut Pervin, Cervone, & John (2010: 263), banyak peneliti yang saat ini setuju bahwa perbedaan individual dapat diorganisir dalam 5 dimensi yang luas dan bipolar. Oleh karena itu dinamakan big five bukan karena besarnya. Melainkan karena keluasan dan level abstraksi teori ini. 5 dimensi atau biasa disebut faktor tersebut adalah

neoriticism, ekstraversion, opennes, agreeableness dan conscientiousness yang sering disingkat dengan OCEAN.

(15)

dengan kecemasan, rasa bermusuhan, depresi, impulsivitas, merasa tidak aman, sensitif dan mudah tegang. (Friedman & Schustack, 2008; Papalia, Olds, & Feldman, 2009; Pervin, Cervone, & John, 2010).

Openness disebut juga culture atau intellect umumnya orang yang nilainya tinggi pada dimensi ini merupakan orang yang dianggap pengalamannya mendeskripsikan keluasan dalam peminatan, kedalaman dan kompleksitas mental individual dan kehidupan eksperiensial, selain itu juga suka menerima hal baru dan mencoba hal baru sehingga akan cenderung imajinatif, selalu ingin tahu, kreatif menyenangkan dan artistik. (Friedman & Schustack, 2008; Papalia, Olds, & Feldman, 2009; Pervin, Cervone, & John, 2010).

Ekstraversion yang sering disebut dengan surgency dan agreeableness merangkum sifat yang interpersonal yang meliputi sifat-sifat tersebut tergambarkan apa yang dilakukan orang kepada orang lain. Sifat agreeableness meliputi rasa percaya, jujur, altruistis, patuh pada aturan, rendah hati dan mudah diubah pendiriannya sehingga orang yag nilainya tinggi pada dimensi ini akan cenderung ramah, kooperatif, mudah dipercaya dan hangat. Sedangkan ekstraversion sifatnya meliputi mudah bergaul, asertivitas, dan memiliki emosi positif, sehingga orang dengan nilai tinggi pada dimensi ini akan cenderung penuh semangat, antusias, dominan, ramah dan antusias (Friedman & Schustack, 2008; Papalia, 2009; Pervin, Cervone, & John, 2010).

Conscientiousness disebut juga lack of impulsivity mendiskripsikan perilaku berorientsi tugas dan tujuan dan kontrol implus yang dipersyaratkan secara sosial, sifat-sifatnya meliputi kompeten, patuh pada kewajiban, penuh rencana dan disiplin sehingga orang yang nilainya tinggi pada dimensi ini umumnya cenderung berhati-hati, bisa diandalkan, teratur dan bertanggung jawab (Friedman & Schustack, 2008; Papalia, Olds, & Feldman, 2009; Pervin, Cervone, & John, 2010).

Multitasking Polychronicity

Polychonicity menurut Schell & Conte (2008, dalam Todd, 2009) didefinisikan sebagai preferensi untuk mengerjakan tugas sekaligus (multitasking) dengan keyakinan bahwa

multitasking merupakan pendekatan terbaik pada pekerjaannya.

Polychronicity dalam Konteks Perbedaan Budaya

Hall merupakan atropolog pertama kali yang melakukan riset pada tahun 1959 didefinisikan

(16)

Menurut Palmer & Schoorman (Poposki & Oswald, 2010) polychronicity terdiri dari tiga komponen: preferensi penggunaan waktu, waktu yang berwujud, dan konteks. Preferensi penggunaan waktu didefinisikan sebagai sejauh mana orang-orang dalam budaya lebih memilih untuk melakukan hal-hal satu per satu atau dalam suatu koordinasi (bersamaan). Waktu yang berwujud didefinisikan sebagai sejauh mana waktu dipandang dalam budaya sebagai sesuatu dapat. Dalam budaya polychronic, waktu adalah sesuatu yang "mengalir" dan tidak dijaga ketat oleh kepatuhan terhadap jam atau jadwal yang ketat. Komunikasi dalam budaya polychronic ditandai dengan "konteks tinggi," yang berarti bahwa informasi dan makna yang disampaikan penting untuk pesan tertanam untuk sekitarnya juga bukan hanya dalam pesan itu sendiri.

Polychronicity dalam Konteks Perbedaan Individu

Konteks individual dipisahkan dengan konteks budaya karena ada beberapa unsur budaya yang tidak dapat dipaksakan pada konteks individu. Seorang individu dapat berperilaku apapun yang berbeda dengan lingkungannya dan tidak bisa ditekan. Misalnya seorang individu memilih mengerjakann beberapa tugas dalam satu waktu karena individu tersebut nyaman dan tidak bisa mengerjakan pekerjaannya jika hanya fokus pada satu pekerjaannya (Poposki & Oswald, 2010).

Definisi terbaru datang dari Poposki & Oswald (2010), yang menjelaskan bahwa

Polychronicity adalah variabel non kognitif mencerminkan preferensi individu untuk mengalihkan perhatian antara tugas-tugas yang sedang berlangsung, dan bukan berfokus pada satu tugas sampai selesai, kemudian beralih ke tugas lain. "Tugas" di sini didefinisikan sebagai satu set kegiatan yang terpisah yang terlibat dalam pencapaian tujuan yang dapat dianggap dan diukur secara relatif dan subjektif dan/atau titik objektif dari pandangan tertentu (misalnya, kecepatan dirasakan vs kecepatan diukur, kompleksitas, atau saling ketergantungan tugas).

Multitasking

Multitasking berhubungan erat dengan polychronicity. Perilaku multitasking telah dijelaskan oleh teori rangkaian kognisi, yang menegaskan bahwa perilaku multitasking adalah hasil dari beberapa rangkaian kognisi terjadi secara bersamaan di mana masing-masing dari pengalaman merupakan tujuan yang berbeda dari penyelesaian tugasnya. Sehingga multitasking adalah mengerjakan beberapa tugas sekaligus atau sering melakukan peralihan tugas-tugas dalam pengerjaannya. Multitasking terdiri dari tiga komponen: beralih tugas atau menyela tugas lainnya, ketidakpastian tentang kapan perlunya akan peralihan tugas dilakukan, dan tekanan waktu yang penting yang dihasilkan dari kebutuhan untuk memprioritaskan ulang tugas dan beralih tugasm (Delbridge (2000), dalam Sanderson 2012).

(17)

Salvucci & Tatgen (2011) mengemukakan bahwa multitasking juga sulit untuk dilakukan oleh manusia. Namun di satu sisi, melakukan satu hal atau lebih pekerjaan merupakan cara yang jelas untuk mengurangi beban untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Kushniryk (2008) mendefinisikan bahwa multitasking adalah menyelesaikan seperangkat pekerjaan dalam satu periode waktu yang sama, secara bersamaan atau dengan peralihan waktu yang sering dan cepat antara satu tugas dengan tugas yang lain. Kushniryk juga mengemukakan terdapat 4 faktor yang mempengaruhi multitasking yang tersapat dalam alat ukur yaitu 1) general multitasking abilities, 2) computer multitasking, 3) ability to perform two primary tasks simultaneously, 4) ability to perform primary and secondary tasks simultaneously.

Multitasking yaitu melakukan suatu pekerjaan,aktivitas atau tugas lebih dari satu atau berganti kegiatan satu dengan yang lain dengan rentang waktu yang cepat.

Kepribadian (Big Five Personality) dan Multitasking

Mengacu pada kajian teoritis sebelumnya, maka dapat dilihat keterkaitan antara variabel kepribadian (Big Five Personality Factor) dengan Multitasking. Hal tersebut karena perilaku

multitasking adalah perilaku yang biasa dilakukan manusia setiap saat dan kepribadian juga berpengaruh terhadap multitasking seperti yang pada penelitian sebelumnya. Dalam

multitasking, seorang individu untuk mengalihkan perhatian antara tugas, sering tiba-tiba dan dengan adanya tekanan waktu (Bhattacharya, Suresh & Joan, 2015).

Variabel Big Five Factor Personality yaitu neoriticism, ekstraversion, opennes, agreeableness dan conscientiousness memiliki cakupan yang luas didalamnya sehingga ada kemungkinan bahwa beberapa dimensi dari Big Five Factor Personality memiliki hubungan yang signifikan terhadap multitasking. Hal tersebut karena pada dimensi ektraversion,

seseorang akanmemiliki karakteristik yang aktif, aktif berbicara, mudah bersosialisasi, sangat optimis terhadap sesuatu, menyenangkan dan penuh kasih sayang, berorientasi pada hubungan dengan seseorang (Costa & Widiger, 2002), sehingga orang dengan karakteristik ini tidak akan terlalu merasakan perasaan cemas ataupun perasaan negatif lainnya sehingga dapat melakukan polychronicity (Bhattacharya, Suresh & Joan, 2015). Sejalan dengan dimensi

neuroticism, pada dimensi agreeableness yang memiliki ciri-ciri hati yang lembut, baik hati, dapat percaya, suka membantu, memaafkan orang yang menyakitinya dan altruistik (Costa & Widiger, 2002) dan karena sifat flesibilitasnya tersebut seseorang yang tinggi nilainya pada dimensi agreeableness dapat melakukan polychronicity. Hal ini berbeda dengan dimensi

(18)

Dua variabel tersebut merupakan dua unsur penting bagi seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Karena perilaku multitasking memiliki dampak negatif sehingga perlu diteliti hal-hal apasaja yang berhubungan dengan multitasking, agar dapat dampak negatifnya dapat dikurangi.

Neuroticism, conscientiouness dan openness tidak memiiki pengaruh yang signifikan terhadap

multitasking, dimensi agreeableness dan extravertion memiliki pengaruh yang signifikan terhadap multitasking.

Kerangka Pemikiran

: Tidak ada pengaruh : Ada pengaruh

BIG FIVE Personality

Factor

Ekstravertion

Neuroticism

Conscientiouness

Agreeableness

Openness

(19)

Hipotesis Mayor

Ada pengaruh yang signifikan antara big five personality terhadap multitasking.

Hipotesis Minor Ha1

Ada pengaruh yang signifikan antara dimensi extravertion terhadap multitasking.

Ha2

Tidak ada pengaruh yang signifikan antara dimensi neuroticism terhadap multitasking.

Ha3

Tidak ada pengaruh yang signifikan antara dimensi conscientiouness terhadap multitasking.

Ha4

Ada pengaruh yang signifikan antara dimensi agreeableness terhadap multitasking.

Ha5

Tidak ada pengaruh yang signifikan antara dimensi openness terhadap multitasking.

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian prediktif. Penelitian prediktif merupakan suatu penelitian yang digunakan untuk meramalkan gejala yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang (Nuraida, 2008).

Subjek Penelitian

(20)

Variabel dan Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu variabel independent (bebas) dan variabel

dependent (terikat). Variabel independent (X) pada penelitian ini adalah Big Five Personality

yang terdiri dari neoriticism, ekstraversion, openness, agreeablenes, dan conscientiousness.

Sedangkan variabel dependent (Y) pada penelitian ini adalah multitasking.

Kepribadian merupakan karakteristik dari manusia yang menunjukkan bahwa manusia memiliki pola, perasaan dan perilaku yang khas dan konsisten yang ada di dalam dirinya.

Big Five Personality Factor merupakan salah satu dari teori kepribadian yang mencakup kepribadian secara luas yaitu neoriticism, ekstraversion, openness, agreeableness dan

conscientiousness. Neoriticism merupakan dimensi yang berkaitan dengan sisi emosional individu seperti rasa marah dan kecemasan. Ekstraversion merupakan dimensi yang berhubungan dengan dunia sosial (interaksi interpersonal) seperti berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Openness merupakan dimensi proaktif dan penghargaan terhadap pengalaman seseorang dalam hidup serta terkait rasa ingin tahu dan cara berfikir individu. Agreeableness merpakan terkait dengan rasa percaya atas diri sendiri terhadap orang lain yang melibatkan perasaan dan sikap saling membantu. Terakhir adalah conscientiousness

merupakan sikap individu dalam menjalani kehidupannya, terkait dengan motivasi, keteraturan, dan orientasi tujuan masa depan.

Perilaku multitasking yaitu perilaku seseorang dalam melakukan aktivitas lebih dari satu atau secara bergantian dapat secara cepat berganti kegiatan satu dengan yang lain dengan rentang waktu yang cepat.

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan metode kuantitatif, yaitu dengan menggunakan skala pada variabel dependen dan independen.

Pada variabel dependen peneliti menggunakan Multitasking Questionnaire yang dibuat oleh Alla Kushniryk (2008). Terdapat 19 item, untuk item nomer 6,7,8, 11,15,16 dan 17 merupakan item unfavorable dan 1,2,3,4,5,9,10,12,13,14,18 dan 19 merupakan item

favorable. Dengan skala likert asli yaitu 1-5 dimulai dari sangat setuju dengan hingga sangat tidak setuju. Reliabilitas Multitasking Questionnaire pada hasil penelitian Alla Kushniryk (2008) menyebutkan bahwa hasil mengujiannya memperoleh Alpha Cronbach sebesar <(0.81).

Sedangkan variabel independen peneliti menggunakan skala Big Five Inventory (BFI), dibuat oleh Oliver P. John dan V. Benet-Martinez pada tahun 1998 terdapat 44 item pada skala ini. Dengan skala likert asli yaitu 1-5 dimulai dari sangat sesuai dengan hingga sangat tidak sesuai. John & Srivastava (1999) telah menguji ulang skala BFI (Big Five Inventory) asli 44 item, yang menghasilkan reliabilitas Alpha Cronbach sebesar (0.83). Untuk skala adaptasi yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia, Ramdhani (2012) memperoleh reliabilitas setiap aspek yang ada dalam BFI antara lain extravertion (0,73), Agreeableness (0,76), conscientiousness (0,78), neuroticism (0,74), dan Openness (0,79). Dari hasil uji tersebut dari 44 item asli, setelah diadaptasi menjadi 28 item yang telah memenuhi konstruk

(21)

Prosedur dan Analisis Data

Prosedur penelitian ini diawali dengan menyusun instrumen penelitian berupa skala likert. Untuk skala multitasking, penelitian ini menggunakan Multitasking Questionnaire yang dibuat oleh Alla Kushniryk (2008) sejumlah 19 item. Sedangkan untuk skala kepribadian, digunakan skala Oliver P. John dan V. Benet-Martinez pada tahun 1998 total item skala menjadi 44 item yang telah diadaptasi oleh Ramdhani pada tahun 2012 sehingga menjadi 28 item. Setelah skala telah tersusun, kemuadian untuk Multitasking Questionnaire

diterjemahkan oleh lembaga Bahasa (Language Center) Universitas Muhammadiyah Malang dari versi Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia. Kemudian, dilakukan tryout terhadap 61 orang guru yang tersebar di berbagai kota. Penggunaan kedua skala pada tryout ini terdapat perubahan pilihan jawaban dari likert 1-5 menjadi likert 1-4 dengan menghilangkan pilihan jawaban ragu-ragu sehingga menjadi sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hasil tryout untuk skala Multitasking Questionnaire menunjukkan 10 item yang dinyatakan valid (item 4,5,6,7,8,9,10,12,14 dan 18) dan 9 item tidak valid dengan indeks validitas >0.3. Sedangkan indeks reliabilitas akhir yaitu 0.743. Sedangkan untuk Big Five Inventory menghasilkan 7 item yang yang tidak valid, sehingga menjadi 21 item yang valid (diatas 0.3) dan yang digunakan untuk peneltian.

Pada tahap pelaksanaan, skala dengan item yang telah valid setelah tryout disebar untuk mendapatkan data penelitian pada subjek yang sesuai rancangan penelitian. Penelitian dilaksanaan pada bulan 14 Januari hingga 9 April 2016 terhadap 100 orang dosen Universitas Muhammadiyah Malang. Skala penelitian dengan cara dibagikan satu per satu pada setiap dosen.

Bentuk data yang diperoleh adalah angka atau kuantitas berupa data ordinal. Dimana dalam pengukuran ordinal mensyaratkan bahwa obyek-obyek dalam suatu himpuan disusunkan urutan peringkatknya berdasarkan ciri atau sifat yang telah didefinisikan secara operasional (Kerlinger, 2000). Karena penelitian ini merupakan penelitian yang mengukur pengaruh yang nantinya diperoleh adalah data berjenjang. Sehingga analisis menggunakan analisis Regresi dan menggunakan SPSS versi 21.0. Menurut Nazir (2007) bahwa analisis regresi mempelajari bagaimana eratnya hubungan antara satu atau beberapa variabel independen dengan sebuah variabel dependen. Analisis Regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi ordinal.

HASIL PENELITIAN

(22)

Tabel 1. Deskripsi Subjek Penelitian

Deskripsi variabel dependent penelitian yaitu Multitasking. Variabel tersebut memiliki kategori sedang yang paling tinggi yaitu sebesar 45% dibanding dengan kategori tinggi dan rendah. Variabel ini memiliki mean 24,73 dan standar deviasi sebanyak 4,369. Rincian deskripsi variabel multitasking sebagai berikut :

Tabel 2. Deskripsi Multitasking

Mean SD Kategori Interval Tscore N Presentase

(%)

24,73 4,369 Rendah 32,31 – 45,28 32 32

Sedang 45,29 – 58,25 45 45

Tinggi 58,26 – 71,22 23 23

TOTAL 100 100

Deskripsi variabel independent penelitian yaitu Big Five Personality Factor. Dimensi

neoriticism memiliki mean paling kecil sebesar 2,12 sedangkan dimensi Openness memiliki mean paling tinggi 18,32. Untuk standar deviasi paling tinggi ada pada dimensi agreeableness

(23)

Tabel 3. Deskripsi Dimensi Big Five Personality Factor

Dimensi Mean SD

Openness 18,32 1,869

Conscientiousness 15,72 1,891

Ekstraversion 12,63 1,574

Agreeableness 15,68 2,269

Neoriticism 2,12 0,649

Menguji hipotesis penelitian yaitu melihat pengaruh dari variabel independent terhadap variabel dependen dengan menggunakan metode regresi ordinal. Sebelum mendapatkan hasil uji hipotesis maka dilakukan pengujian kelayakan model terlebih dahulu menggunakan fungsi

link logit yang dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Uji Kelayakan Model

Sig/p Keterangan

0,125 Sig/p > 0,05

Diketahui bahwa nilai probabilitas pada Goodness of Fit sebesar 0,125 lebih besar dari pada taraf keputusan 0,05 berarti data penelitian sesuai dengan prediksi model regresi logistik ordinal dan model yang digunakan adalah model yang layak untuk digunakan.

Tabel 6. Uji Hipotesa Mayor

Pseudo R-Square

Koefisien Nilai koefosien

Cox and Snell 0,127

Nagelkerke 0,144

McFadden 0,064

Berdasarkan hasil dari Pseudo R-square didapatkan nilai koefisien Cox and Snell sebesar 0.127, nilai koefisien McFadden sebesar 0.064 dan nilai koefisien Nagelkerke sebesar 0,144 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa kelima dimensi kepribadian yang termasuk dalam

(24)

Tabel 6. Uji Hipotesa Minor Dimensi

Kepribadian Sig/p Keterangan Kesimpulan

Openness 0,428 Sig/p > 0,05 Tidak Signifikan

Conscientiousness 0,890 Sig/p > 0,05 Tidak Signifikan

Ekstraversion 0,750 Sig/p > 0,05 Tidak Signifikan

Agreeableness 0,005 Sig/p < 0,05 Signifikan

Neoriticism 0,498 Sig/p > 0,05 Tidak signifikan

Dilihat dari tabel di atas menunjukkan bahwa hanya agreeableness yang signifikan mempengaruhi multitasking. Hal ini karena dimensi agreealeness memiliki signifikan sebesar 0,005 lebih kecil dibanding taraf sig <0,05. Sedangkan untuk dimensi opennes, conscientiousness,ekstraversion dan neuroticism nilai signifikannya lebih dari 0,05 sehingga ke empat dimensi tersebut tidak signifikan dalam mempengaruhi multitasking.

DISKUSI

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi agreeableness memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku multitasking. Hal ini menunjukkan bahwa, jika seseorang memiliki kepribadian agreeableness yang dominan maka kemungkinan orang tersebut akan berperilaku multitasking dalam melakukan aktivitasnya. Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis mayor dalam penelitian ini dapat diterima yaitu bahwa kepribadian secara signifikan sejumlah 14,4 persen dapat mempengaruhi multitasking. Sedangkan untuk hipotesis minor menunjukkan bahwa: (1) tidak ada pengaruh yang signifikan antara dimensi extravertion

terhadap multitasking sehingga hipotesis di tolak. (2) Tidak ada pengaruh yang signifikan antara dimensi neuroticism terhadap multitasking sehingga hipotesis di diterima. (3) Tidak ada pengaruh yang signifikan antara dimensi conscientiousness terhadap multitasking

sehingga hipotesis diterima. (4) Ada pengaruh yang signifikan antara dimensi agreeableness

terhadap multitasking sehingga hipotesis di diterima. (5) Tidak ada pengaruh yang signifikan antara dimensi openness terhadap multitasking sehingga hipotesis diterima.

Multitasking secara garis besar terdiri dari 3 poin yang dapat mendefinisikan multitasking

yaitu: multitasking terdiri dri beberapa pekerjaan/tugas, dalam melaksanakan tugasnya secara sadar beralih tugas dari tugas satu ke tugas lainnya dan yang terakhir adalah mengerjakan pekerjaan lebih dari satu dengan pemusatan peralihan tugas yang terjadi dengan waktu yang singkat (Oswald dkk, 2007). Multitasking ini berkaitan erat dengan polychronicity. Karena

polychronicity merupakan kecenderungan dari seseorang untuk melakukan multitasking.

(25)

kemungkinan bahwa dosen melakukan multitasking dalam melakukan tugasnya. Hal tersebut terlihat pada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa 68% dosen berada dalam kategori sedang dan tinggi dalam melakukan multitasking di kehidupan sehari-harinya.

Dalam pengaplikasian teori kepribadian, teori kepribadian merupakan alat prediksi dimana teori ini membahas mengenai perbedaan individual yang stabil dan dasar dari perbedaan individual tersebut (Cevrone & Pervin, 2012: 48-49). Sehingga pengukuran kepribadian ini bersifat prediksi yang memprediksi kepribadian setiap orang yang berdasarkan dimensi yang mendominasi.

Pada dimensi kepribadian extravertion, hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah hipotesis ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa extravertion tidak memliki pengaruh signifikan terhadap multitasking. Pada banyak penelitian sebelumnya menunjukan hal yang bertolak belakang. Beberapa jurnal menyatakan bahwa dimensi extravertion memiliki hubungan yang positif dengan multitasking ataupun preferensi multitasking (polychronicity) yang artinya ketika seseorang memiliki nilai kepribadian extravertion yang tinggi maka orang tersebut juga cenderung tinggi dalam melakukan multitasking (Bhattacharya, Suresh & Joan, 2015; Lieberman & Rosenthal, 2001). Ciri-ciri seseorang yang melakukan tinggi pada dimensi kepribadian extravertion seperti: aktif, aktif berbicara, mudah bersosialisasi, sangat optimis terhadap sesuatu, menyenangkan dan penuh kasih sayang, berorientasi pada hubungan dengan seseorang (Costa & Widiger, 2002). Menurut Magnus dkk (2014), mereka menggabungkan 5 item kepribadian pada Guilford-Zimmerman Temperament Scale (GZTS) yang berhubungan erat dengan dimensi Big Five Personality Factor. Dalam jurnal tersebut menunjukkan bahwa ada ciri-ciri tambahan pada dimensi extravertion yaitu: orientasi pada detail, berenergi, menginginkan perhatian, terorganisasi dan asertif. Hasil dari studi yang dilakukan oleh Magnus dkk (2014) pada karyawan menunjukkan bahwa pekerja yang tidak menyukai

multitasking adalah tugas yang membutuhkan banyak perencanaan dan cara pengerjaan yang terstruktur dan terorganisai. Dari penelitian tersebut mendukung penelitian ini bahwa dimensi

extravertion tidak mempengaruhi multitasking.

Dimensi kepribadian neuroticism, hasil yang diperoleh dari penelitian ini bahwa neuroticism

tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap multitasking. Ciri-ciri dari dimensi kepribadian ini adalah kecemasan, pertengakaran, depresi, self-consciusness, impulsif, dan mudah diserang (Costa & Widiger, 2002). Neuroticism cenderung berkorelasi negatif dengan preferensi multitasking karena kecemasan yang disebabkan oleh situasi multitasking. Namun dilihat dari segi impulsifitasnya neurotisisme dapat mempengaruhi karyawan terhadap menyukai multitasking (Poposki, Oswald, & Brou, 2009)

Hal tersebut juga terjadi pada dimensi conscientiousness. Ciri-ciri kepribadian dari dimensi ini adalah terorganisir, reliabel, self-directed, ambisius, tepat waktu, cermat, dan tekun (Costa & Widiger, 2002). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara

(26)

Seseorang yang tinggi pada kepribadian dimensi openness akan memiliki ciri-ciri seperti: memiliki rasa ingin tahu, imajinatif, bersedia untuk menghibur dengan ide-ide baru dan nilai-nilai yang tidak konvensional, mereka bisa merasakan dengan perasaan yang menyeluruh (Costa & Widiger, 2002). Pada penelitian Bhattacharya, Suresh & Joan (2015) menemukan bahwa dimensi oppeness tidak berhubungan positif pada kecenderungan mulitasking.

Pada dimensi agreeableness, dimensi yang mempengaruhi mulitasking secara signifikan pada penelitian ini. Orang yang memiliki nilai kepribadian tinggi pada dimensi ini akan cenderung memiliki hati yang lembut, baik hati, dapat percaya, suka membantu, memaafkan orang yang menyakitinya dan altruistik (Costa & Widiger, 2002). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dalam disertasi Sanderson (2012), menunjukkan bahwa ageeableness memiliki hubungan yang positif terhadap kecenderungan multitasking.

Dalam dunia pekerjaan, kepribadian tidak bisa terlepas dalam mempengaruhi hal-hal yang akan terjadi didalamnya. Big Five Personality meiliki kontribusi besar dalam mempengaruhi

job performance di tempat kerja (Tett, Jackson & Rothstein, dalam Burger, 2000: 197). Hal ini, mengindikasikan bahwa penting untuk mengetahui kepribadian pekerja. Burger (2000:197-198) menyebutkan bahwa pekerja dengan dimensi conscientiousness tinggi akan menjadikannya pekerja yang luar biasa, pekerja yang tinggi pada dimensi agreeableness akan menjadi orang yang dapat dipercaya, suka membantu dan kooperatif. Pekerja yang memiliki nilai tinggi pada dimensi opennes akan sanat berguna pada saat job setting. Sedangkan orang yang tinggi pada nilai dimensi extravertion memiliki kelebihan dalam dunia bisnis. Besarnya kontribusi kepribadian dalam dunia kerja ini juga menjadikan dimensi agreeableness yang signifikan mempengaruhi seseorang dapat bekerja secara multitasking. Seseorang yang tidak merasa nyaman dengan multitasking tidak bisa dipaksa untuk melakukannya karena akan menimbulkan kerugian pada hasil pekerjaannya. Untuk itu perlu kejelian sebelum memberikan pekerjaan pada pekerja, salah satunya bisa dengan melihat kepribadian pekerja terlebih dahulu.

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

Berdasarkan hasil penelitan ini, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara kepribadian (Big Five Pesonality) terhadap multitasking dengan nilai koefisien Nagelkerke sebesar 14,4%. Secara khususnya, hanya dimensi agreeableness yang secara signifikan mempengaruhi multitasking dengan nilai sig 0,005 (>0,05). Sedangkan dimensi

opennes,extravertion,conscientousness dan neuroticism tidak signifikan mempengaruhi

multitasking. Dengan demikian, jika seseorang memiliki kepribadian agreeableness yang dominan pada dirinya maka orang tersebut dapat berperilaku multitasking.

Implikasi dari penelitian ini, yaitu kepada lembaga pendidikan atau suatu organisai agar dapat dimasukkan sebagai bahan pertimbangan dalam memberi tugas kepada dosen. Hal ini karena telah ditemukan adanya pengaruh dari kepribadian teutama pada dimensi agreeablesness

(27)
(28)

REFERENSI

Alwisol. (2009). Psikologi kepribadian (Ed. Revisi).Malang: UMM Press

American Psychological Association, (20 Maret 2006). Multitasking: Switching costs.

Diakses tanggal 3 November 2015, http://www.apa.org/research/action/multitask.aspx

Bhattacharyya, A., Suresh A., & Joan T.S. (2015). Personality predictors of polychronicity

among young adults. Global Journal of Human-Social Science: A Arts & Humanities- Psychology, 15, (2), 42-51

Burger, J.M. (2000). Personality (5th ed.). Belmont, CA: Wadsworth/Thompson

Cervone D., & Pervin L.A. (2012). Kepribadian: Teori dan Penelitian Buku 2 (Terj.Aliya Tusyani dkk). Jakarta: Salemba Humanika.

Costa, Jr., & T. A. Widiger (Eds.). (2002). Personality disorders and the five-factor model of personality (2nd ed.). Washington, DC: American Psychological Association.

Girgis, Zackay Magdy. (2010). Presicting multitasking performance and understanding the nomological network of polychronicity. Master Thesis, San Diego State University Goodstein, D. L., & Lanyon R. I. (1997). Personality assessment third edition . Canada: John

Wiley & Sons, Inc.

Friedman H.S., & Schustack M.W. (2008). Kepribadian: Teori klasik dan riset modern jilid 1

(Terj. Fransisca dkk). Jakarta: Erlangga

Hembrooke, Helene, & Gay, Geri (2003). The laptop and the lecture: The effects of multitasking in learning environments. Journal of Computing in Higher Education 15, 46-64.

Jarmon, L Amy. (2008) . Multitasking helpful or harmful?. Student Lawyer, 36 (8)

John, O. P., & Srivastava, S. (1999). The Big-Five dimensi taxonomy: History, measurement, and theoretical perspectives. University of California, 102–138

Kerlinger. (2000). Asas-asas penelitian behavioral. (Terj. Landung R. Simatupang). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Kinney, T. B. (2007). Task and individual characteristics as predictors of performance in a job-relevant multi-tasking Environment. Unpublished Dissertation: The Pennsylvania State University

(29)

Kushniryk, A., & Levine, K.J. (2012). Effects of multitasking on listening effectiveness in the learning environment. Canadian Journal for the Scholarship of Teaching and Learning, 3(2)

Kustono, Djoko., dkk. (2010). Pedoman beban kerja dosen dan evaluasi pelaksanaan tridharma perguruan tinggi. Jakarta: Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi

Lieberman, M. D., & Rosenthal, R. (2001). Why introverts can't always tell who likes them: Multitasking and nonverbal decoding. Journal of Personality and Social Psychology, 80(2), 294-310.

Magnus, J.M., dkk. (2014). Personality correlates of preference for multitasking in the workplace. Journal of Organizational Psychology, 14(1), 67-76

Nazir, Moh. (2007). Metode penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia Nuraida, (2008). Metode Penelitian. Jakarta: Aulia Publishing House

Oswald, F.L., dkk. (2007). SYRUS: Understanding and predicting multitasking performance (NPRST-TN-07-5). Millington, TN: Navy Personnel Research, Studies, and Technology.

Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman. R. D. (2009). Human development : Perkembangan manusia. (Terj. Brian Marwensdy). Jakarta : Salemba Humanika

Pervin, A Lawrence., Cervone, Daniel., & John, Oliver P. (2010). Psikologi Kepribadian : Teori dan Penelitian. Edisi kesembilan. Jakarta: Kencana

Poposki, E. M., Oswald, F. L., & Brou, R. J. (2009). Development of a new measure of polychronicity. Report No. NPRST-TN-09-5. Navy Personnel Research, Studies, and Technology: Millington, TN.

Poposki E.M., & Oswald F.M. (2010). The Multitasking Preference Inventory: Toward an Improved Measure of Individual Differences in Polychronicity. Human Performance, 23, 247–264

Ramdhani, Neila. (2012). Adaptasi Bahasa dan Budaya Inventory Big Five. Jurnal Psikologi 39, (2), 189S-207

Russ, M. & Crews E D. (2014). A Survey of Multitasking Behaviors in Organizations.

International Journal of Human Resource Studies4, (1), 137-153

Salvucci, D. D., & Taatgen N. (2011). Multitasking Mind. New York: Oxford University Press, Inc.

Sanbonmatsu, D.M., dkk. (2013). Who Multi-Tasks and Why? Multi-Tasking Ability, Perceived Multi-Tasking Ability, Impulsivity, and Sensation Seeking. PloS ONE, 8 (1). e54402. doi:10.1371/journal.pone.0054402

(30)

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

The Alberta Teachers’ Association. (2012). The New Work of Teaching: A Case Study of the Worklife of Calgary Public Teachers. Edmonton: ATA.

Todd, Amy. (2009). From Polychronicity to Multitasking: The Warping of Time Across Disciplinary Boundaries. Anthropology of Work Review. American Anthropological Association, 30 (2), 49-54

Winarsunu, Tulus. (2006). Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Penelitian. Malang: UMM Press

(31)
(32)
(33)

Blueprint Asli BFI (Big Five Inventory) 44item

Aspek skala Favorable Unfavorable Jumlah

Item

Ekstravertion 1, 11, 16, 26, 36 6, 21, 31 8

Agreeableness 7, 17, 22, 32, 42 2, 12, 27, 37 9

Conscientiouness 3, 13, 28, 33, 38 8, 18, 23, 43 9

Neoriticism 4, 14, 19, 29, 39 9, 24, 34 8

Openness 5, 10, 15, 20, 25,

30, 40, 44

35, 41 10

Jumlah 28 16 44

Blueprint Adaptasi BFI (Big Five Inventory) 21 item (tryout penelitian)

Aspek skala Favorable Unfavorable Jumlah

Item

Ekstravertion 1,5,9,20 - 4

Agreeableness 10,12 2,6,16 5

Conscientiouness 2,7,17,19 13 5

Neoriticism - 14 1

Openness 4,8,11,15,18 21 6

(34)

Blueprint Skala Asli Multitasking Questionnaire

Aspek skala Favorable Unfavorable Jumlah

Item

General multitasking abilities 4, 10, 11, 14, 6, 7, 8, 15, 16, 9

Computer multitasking 18 17 2

Ability to perform two primary tasks simultaneously

1, 2, 3, 9, 19 - 5

Ability to perform primary and secondary tasks simultaneously

5, 12, 13 - 3

Jumlah 13 6 19

Blueprint Skala HasilTryout Multitasking Questionnaire

Aspek skala Favorable Unfavorable Jumlah

Item

General multitasking abilities 4,10,14 6,7,8 6

Computer multitasking 18 - 1

Ability to perform two primary tasks simultaneously

9 - 1

Ability to perform primary and secondary tasks simultaneously

5,12 - 2

(35)
(36)

Input data tryout BFI

N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

1 3 4 4 1 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 1 4 1 4 4 4 1 2 2 1 3

2 3 4 4 1 3 1 3 4 3 2 2 3 4 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 2 4 2 2 3

3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 2 3 4 4 4 4 4 1 4 3 3 4

4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2

5 2 4 4 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2

6 3 4 4 3 2 4 4 4 4 1 4 1 2 4 3 4 4 2 3 1 4 4 3 3 3 2 2 3

7 3 4 4 2 4 1 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 4 3 3 4 3 4 2 2 4 1 3 1

8 3 4 4 2 3 3 4 4 3 2 3 3 1 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2

9 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2

10 3 4 4 3 2 4 3 4 3 1 3 3 3 1 3 3 4 2 3 2 4 3 4 1 3 2 1 3

11 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 2 3 1 4 4 4 1 4 1 2 1

12 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3

13 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 4 2 2 2

14 3 3 4 2 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 4 2 3 2

15 2 4 4 2 3 4 3 4 1 4 1 3 4 4 2 4 4 3 1 2 4 3 4 3 4 4 3 3

16 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 1 4 2 2 3

17 3 2 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 2 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 4

18 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2

19 3 2 2 3 4 2 2 4 2 2 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 2 4 2 2 3 2 3 2

20 4 4 4 1 3 2 4 4 3 2 4 3 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3 4 3 4 3 2 2

21 3 4 3 1 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 2 3 3 4 3 3 2 3 1 3 4

22 2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4

23 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 2 2 3 2 3 4 3 2 3 2 3 1

24 3 4 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 4 2 3 4 3 2 3 2 3 3 3 2 4 1 3 3

(37)
(38)

55 3 4 3 4 3 2 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 2 4

56 4 4 4 2 2 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 2 3 3 4

57 4 4 4 2 4 1 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4

58 4 4 4 1 2 1 4 4 4 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 1 4 3 3 3 4 4 1

59 2 4 4 2 4 1 2 2 2 2 2 4 4 2 2 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4

60 4 4 4 2 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4

(39)

INPUT TRYOUT MULTITASK

Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 3 2 2 2 1 2 4 2 3 1 1 3 4 4 4 3

2 2 4 3 1 1 2 2 2 3 2 2 3 3 4 3 3

3 4 3 1 2 1 2 1 2 4 1 3 2 2 1 4 2

4 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3

5 3 2 2 2 1 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3

6 2 3 2 3 1 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2

7 2 1 3 1 1 2 1 1 4 2 4 4 4 2 4 3

8 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 3 3 2 3 2

9 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3

10 3 3 4 3 2 4 3 3 2 1 3 3 3 3 2 3

11 4 4 2 1 1 1 2 2 4 2 4 2 1 1 4 2

12 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3

13 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2

14 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3

15 2 2 1 1 1 2 2 4 4 1 4 1 1 1 3 2

16 3 3 1 4 1 1 4 1 4 1 4 1 1 1 3 2

17 3 2 3 1 1 2 4 2 3 2 3 3 2 1 2 4

18 4 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3

19 3 3 3 2 3 2 4 2 3 3 4 3 3 1 3 4

20 2 4 4 3 1 4 3 4 4 4 4 3 3 1 3 4

21 2 3 1 2 1 3 2 2 2 1 3 3 3 2 4 1

22 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3

23 4 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3

24 3 4 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3

25 4 3 4 4 1 3 1 3 3 3 3 4 4 3 4 4

(40)
(41)

56 4 4 2 3 3 4 3 2 2 5 5 4 1 4 3 3

57 4 4 2 5 1 4 5 4 4 2 2 5 4 2 1 4

58 4 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 4 5 1 4

59 4 2 3 1 2 2 2 2 1 2 4 2 4 5 2 2

60 2 4 4 2 1 1 3 4 2 2 2 4 2 4 5 2

(42)

HASIL TRYOUT 2 1. SKALA MULTITASKING

Hasil Uji Pertama

(43)
(44)
(45)
(46)
(47)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG Jl. Raya Tlogomas No.246 464318 Malang 65144

Saya Rizki Widyahastuti (NIM: 201210230311302) mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, yang saat ini sedang menempuh Skripsi sebagaimana syarat untuk kelulusan Sarjana Strata I (S-1), dengan ini saya sangat memohon untuk membantu memperlancar kegiatan skripsi yang telah saya susun dengan menggunakan skala yang telah di adaptasi dan disesuaikan dengan subjek yang akan diukur.

Perlu saya sampaikan bahwa data yang dapatkan akan digunakan untuk kepentingan akademis atau keilmuan semata. Oleh karena itu kelengkapan dalam pengisian skala ini sangat kami harapkan, dan kerahasiaan dari data yang diberikan akan saya jaga dengan baik.

Terimakasih atas kesediaan Bapak/Ibu dalam meluangkan waktu mengisi lembar skala peneltian ini. Semoga partisipasi Bapak/Ibu bermanfaat untuk pengembangan pengetahuan khususnya dalam bidang psikologi.

Peneliti : Rizki Widyahastuti

(48)

A. IDENTITAS

Nama (Inisial) : _______________________ Jenis Kelamin : L/P *Lingkari Salah Satu

Usia : ____Tahun

Dosen pada Jurusan : _______________________ Jabatan Struktural : _______________________ Lama Bekerja : _______________________

Status : Dosen Tetap Dosen Kontrak Dosen LB Lainnya _______________ (sebutkan) B. SKALA 1:

Berikut ini terdapat skala yang dalamnya terdapat beberapa pernyataan yang dialami dalam kehidupan sehari hari. Beri 1 saja Checklist (√) pada kolom yang menandakan tingkat kesetujuan Anda terhadap pernyataan yang dianggap paling sesuai dengan diri Anda. Anda diminta jujur dan mengisi semua pernyataan. Terdapat 4 tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan pernyataan pada dua skala dibawah ini.

Keterangan Kolom Jawaban :

1 Saya memahami instruksi yang diberikan atasan, meskipun saya mengerjakan hal lain yang tidak berkaitan dengan pekerjaan saya. 2 Saya sering chatting sambil mengerjakan pekerjaan di komputer. 3 Mengerjakan beberapa hal bersamaanmembuat saya stress.

4 Saya berkonsentrasi untuk menyelesaikan satu pekerjaan terlebih dahulu sebelum beralih ke pekerjaan lainnya.

5 Saya merasa kerepotan untuk melakukan lebih dari satu pekerjaan secara bersamaan.

6 Saya sering berbicara ditelepon sambil melakukan hal-hal lain.

7 Mudah bagi saya untuk melakukan beberapa pekerjaan dalam waktu bersamaan.

8 Saya suka membaca sambil menonton televisi atau mendengarkan radio.

9 Saya sering mencoba untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan secara bersamaan.

(49)

C. SKALA 2:

Berikut ini terdapat skala yang dalamnya terdapat beberapa pernyataan yang sesuai dengan diri anda. Beri 1 saja Checklist (√) pada kolom yang menandakan tingkat kesesuaian pernyataan dengan diri. Anda diminta jujur dan mengisi semua pernyataan. Terdapat 4 tingkat kesesuaian atau ketidaksesuaian pernyataan pada skala dibawah ini.

Keterangan Kolom Jawaban :

1 Tidak kehabisan bahan pembicaraan

2 Cederung mencari kesalahan orang lain

3 Melakukan pekerjaan hingga tuntas

4 Sering dapat ide baru

5 Bersemangat

6 Mencari-cari masalah dengan orang lain

7 Pekerja yang handal

8 Pemikir yang cerdas

9 Mampu membangkitkan semangat orang lain

10 Mempunyai sifat pemaaf

11 Memiliki imajinasi aktif

12 Secara umum dapat dipercaya

13 Cenderung pemalas

14 Stabil secara emosional

15 Berdaya cipta

16 Suka menyendiri

17 Gigih mengerjakan tugas hingga selesai

18 Menghargai pengalaman-pengalaman artistik dan estetik

19 Melakukan sesuatu dengan efisien

20 Mudah bergaul

21 Mempunyai sedikit minat pada seni

(50)
(51)
(52)
(53)

85 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2

86 2 1 3 1 3 2 2 3 2 2

87 4 2 3 1 2 3 3 3 2 3

88 3 2 3 2 2 3 1 2 2 3

89 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3

90 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4

91 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3

92 3 1 3 1 3 2 3 1 3 3

93 4 3 1 1 2 3 2 3 4 4

94 3 1 2 2 2 3 2 2 2 3

95 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3

96 4 2 2 3 2 2 3 3 4 4

97 4 3 2 4 2 3 2 4 3 3

98 2 3 3 3 1 3 2 1 3 4

99 1 1 3 3 3 4 2 1 1 2

(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)

21 17 17 12 11 2 -0,85375 41,46 0 0,67 0,27 0,05

26 20 15 14 16 2 0,29069 52,91 1 0,27 0,49 0,24

23 18 14 12 15 2 -0,39597 46,04 1 0,36 0,47 0,17

20 17 12 12 14 2 -1,08263 39,17 0 0,47 0,42 0,11

29 20 18 15 13 2 0,97734 59,77 2 0,48 0,41 0,11

24 18 16 12 13 2 -0,16709 48,33 1 0,51 0,39 0,1

19 18 19 14 12 2 -1,31152 36,88 0 0,59 0,33 0,07

20 20 19 16 14 2 -1,08263 39,17 0 0,41 0,45 0,14

18 17 17 14 10 2 -1,54041 34,6 0 0,76 0,21 0,04

21 16 18 11 11 1 -0,85375 41,46 0 0,73 0,23 0,04

23 16 14 12 11 4 -0,39597 46,04 1 0,6 0,33 0,07

23 18 14 11 12 4 -0,39597 46,04 1 0,46 0,42 0,12

20 18 13 12 9 3 -1,08263 39,17 0 0,75 0,22 0,04

19 16 15 11 13 3 -1,31152 36,88 0 0,49 0,4 0,11

(60)
(61)

1. Uji kelayakan model

2. Uji Hipotesa

Parameter Estimates

Estimate Std. Error Wald df Sig. 95% Confidence Interval

(62)

4. Statistik BFI

Statistics

O C E A N

N

Valid 100 100 100 100 100

Missing 46 46 46 46 46

Mean 18,32 15,72 12,63 15,68 2,12

Std. Error of Mean ,187 ,189 ,157 ,227 ,062

(63)
(64)
(65)
(66)

Gambar

Tabel 6 Uji Hipotesa Minor ....................................................................................................
Tabel 1. Deskripsi Subjek Penelitian
Tabel 3. Deskripsi Dimensi Big Five Personality Factor
Tabel 6. Uji Hipotesa Minor

Referensi

Dokumen terkait

Pada form diagnosa terdapat 5 (lima) gejala, dan dapat dilanjutkan pada halaman berikutnya jika ke-5 (lima) gejala tersebut tidak dialami oleh user dengan menekan

Pangeran Tejaningrat segera pergi ke tempat Kakek untuk memutus hubungannya dengan Larah Hoyi.. Siang itu Kakek sedang tidak berada

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1999 dalam pelayanan kesehatan dan makanan yang layak bagi

dengan Menginputkan kriteria- kriteria yang ada seperti kriteria umur, keturunan hipertensi, gejala sakit kepala, merokok, meminum alkohol dan kemudian akan

Hal ini dikarenakan stasiun 2 (Teratai) merupakan habitat yang cocok sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya larva dari serangga air ini dan spesies yang menempati

Oleh karena itu dalam penelitian tugas akhir ini penulis membuat sistem pakar dengan metode forward chaining sebagai penarik kesimpulan dan metode bayes sebagai alat mengatasi

“Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkanhukum Islam antara Bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang

Dalam mendesain jaringan FTTH sangat perlu diketahui tentang teknologi perangkat aktifnya, karena ada kaitannya dengan penggunaan core optik, Pada panduan atau Panduan