UNDAI{G-UNDANE
NEFUBLTK
INDONtrSIA i
NOMOR
l
TAHUN
2OO8TENTANG
PENGESAHAN
ILO CONWNTION
T85CONCERNING
NEWSING
THESEAFARENS' IDENTITY DOCAMENTS
CONWNTION,
T95E(KONVENST
rLO
185MENGENAT
KONVENSI
PERUBAHAI\I
DOKUMEN IDENTITAS PELAUT,
1958)ONNGAII RAHMAT TUHAN YANG MAHA
ESA
L
Menimbang,
:PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA,
bahwa
Indonesia sebagai negarapengirim
tenagakerja
pelaut
denganjumlah
yang besarperlu
memberikan perlindungan kepada tenaga kerja pelautIndonesi4
karena dalam pelaksanaan tugasnya tenaga kerja pelautdihadapkan pada
resiko
persaingan denganpelaut
asing,mobilitas
dan ancaman keamanan terhadap kesehmatan pelaut;batrwa
untuk
melindurgi
tenagakerja
pelaut Indonesia, yang bekerjadi
kapal-kapal
berbenderaasing maupun
Indonesia
dalam
memberikankemudahan
untuk dapat
ijin
turun
ke
darat
(landing shore
pass)diperlukan suatu bentuk karhr atau dokumen identitas pelaut sesuai dengan standar Internasional ;
batrwa
ILO
Convention 185 concerning Revising The Seafarers' Identity Documents Convention,/958
(Konvensi
ILO
185
mengenai Konvensi,Perubahan
Dokumen Identitas
Pelaut, 1958)
telatr
diadopsi
dalam-Konferensi Ketenagakerjaan Internasional kesembilan
puluh
satu tanggal' 19 Juni 2003 di Jenewa, Swiss;bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf
ao, hurufb
dan huruf c, perlu mengesahkanILO
Convention
185 concerningRevising The Seafarers'
Identity
DocumentsConvenlfor
(KonvensiILO
185
mengenaiKonvensi
PerubatranDokumen
Identitas Pelaut) dengan Undang-undang;Pasal 5 ayat (1), Pasal I
I
ayat (2) dan ayat (3), Pasal 20, dan Pasal27
ayat(l)
dan ayat (2) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tatrunt945;
Undang-Undang
No.
24
Tahun
2000
tentang Perjanjian
Internasional(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2000,
Nomor
185,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor
4012);Mengingat
:
l.
a,trlpngeu
Bemnf*Jue*
Bgrsaqa
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
danPRESIDEN
REPUBLIK INDOI{ESIA
MEMUTUSKAI\
Menetapkan
:
UNDANG-UNDANG TENTANG PENGESAHAI\I
ILO
QONWNThON
185
CONCERNING REWSING SEAFARERS'
IDENTITY
DQCAMENTS
coNwNTION,/958
(KOIYVENSI
ILO
r8s
MENGENAI
KOIYVENSI
PERUBAHAN DOKUMEN IDENTITAS PELAUT,
1958).Pasal
I
Mengesahkan
ILO
Convention
:85
conceryllng
Reuislng-Sgafayrg'
Idenli-qt DocumentsConiention,
/958
(KonvensiILO
185 mengenai Konvensi Perubahan Dokumen Identitasfelaut,
1958)
yang
salinan
naskah asliny,adalam
bahasaIqggris
dan.terjemahannya dalam_bahasaIndoneiia
sebagaimanaterlampir
dan merupakan bagian yangtidak
terpisahkandari
Undang-Undang
ini.
Pasal
2Undang-Undang
ini
mulai berlaku pada tanggal diundangkan.Agar
setiap orang mengetahuinya, memerintatrkan pengundangan.Undang-Undangpe-nempatairnya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
ini
dengan.
Disahkan di Jakarta.
padatanggal 4 Januari 2008PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA,
nd.
DR
H. SUSILO BAMBAITG
YUDHOYONO
Diturdangkan
di
Jakartapada tanggal 4 Januari 2008
MENTERI HUKUM
DAI\I
HAK
ASASI
MANUSIA'
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
ANDI
MATTALATA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
TAHI.JN 2OO8NOMOR
I
FENJELAEA,II
'NDAN
G-uxn,lx
cA#iuBLIK
IND'NE'TA
NOMOR
I
TAHUN
2OO8TENTANG
PENGESAHAN
ILO CONWNTION
T85CONCERNING
REWSING
THE SEAFA.RER^9',IDENTITY
DOCAMENTS
CONVENTION,
1958(KONVENSI
rLO
185MENGENAT
KONVENSI PERUBAHAN DOKUMEN IDENTITAS PELAUT,
1958)UMUM
Kompetensi
dan
tugas
dafi International
Labour
Organization
(ILO)
adalatr membuat, mengembangkan dan mengadopsi standar-standar ketenagakerjaan internasional.Salah satu standar tersebut adalah
Konvensi
ILO
108 mengenai The Seafarersldentity
Documents
(SID)
yang diadopsioleh
ILO
padatanggal
13Mei
1958 danmulai
berlakuseca^ra internasional
pada tanggal 19 Februari 1961.''S/D
ini
berbentukbuku
sehinggakemudian disebut Seaman Bookyangkelemahan utamanya adalah
tidak
dilengkapi denganstandar biometrik.
Dokumen identitas
pelaut
di
atas
sulit diverifikasi
karenateknologi biometrik
belumberkembang sehingga Organisasi Konsultatif
Maritim
Internasional(IMCO
sekarangIMO)
menerbitkan
Konvensi "the Facilitation
of
International Maritime
Traffic,
1965, asamended" yang
isinya
menetapkan bahwakru
kapal hanrs diperbolehkanturun ke
daratoleh
pejabatyang
berwenang manakala kapalnya beradadi
pelabuhan dan persyaratanmasuk
ke
pelabuhan sudahdipenuhi oleh
pihak
kapal;
Pejabatyang
berwenang tidakmemiliki
alasan untuk menolak permintaanizin
turun ke darat untuk keperluan kesehatan, keselamatan atau keamanan.Selain
itu,
padaparagraf
1l
dari
preambulInternational
Ship andPort
Facitity
Security(NPS)
Code
and
SOLAS Amendments2002
dinyatakanbahwa
pemerintahdari
suatunegara
ketika
mensahkan
bagan
keamanan
kapal
dan
fasilitas
pelabuhan,
harusmemperhatikan kenyataan bahwa pelaut
hidup
dan bekedadi
kapal, dan butuhturun
kedarat serta akses ke fasilitas penunjang kesejahteraan pelaut termasuk perawatan kesehatan.
Namun
setelahterjadi tragedi
padatanggal
1l
.september2001
di
New York,
Amerika Serikat, sungguhpunPBB
telah menerbitkan General Assembly Resolution A/RES/57I219tentang "Perlindungan
hak
asasi manusia dan kebebasan fundamental dalam memerangiterorisme",
beberapa negarauntuk
keperluan perlindungan keamanan nasionalnya telahmenetapkan kebijakan penerbitan visa kerja yang sangat ketat, dan larangan turun ke darat
bagi pelaut asing yang memasuki pelabuhannya, serta pengawasan
24
(duapuluh
empat)jam
terhadap pelaut yang dilakukan oleh tenaga keamanan setempat. Sejak saatitu,
pelautIndonesia mengalarni tantangan yang lebih berat dalam menjalani profesinya.
Untuk
rnenghadapi tantangan tersebut, pelautperlu dilindungl
dongan dokumen fdentitaspelaut
yant
dilengkapi
dJngan databiomefiik
sehingga dapat membuktikan birhwa diamemang pelaut yang bukan teroris dan tidak terlibat aksi terorisme.
Dokumen identitas pelaut yang menerapkan standar peralatan sistem
teknologi
informasi yang berbasis padaILO
SID
0002 biometricfingerprint
standard dengan template417
barcode,
diatw
dalam Konvensi
ILO
185 tentangKonvensi
Perubahan DokumenIdentitas Pelaut, 1958 yang telatr diadopsi
ILO
padatanggal 19
Juni
2003.dan
mulaiberlaku secara internasional sejak tanggal 9 Februari 2005.
Indonesia sebagai negara anggota
ILO,
telahmeratifikasi
beberapa konvensiILO
dalamrangka
penerapan standar-standarinternasional
dan
perlindungan
bagi
tenaga
kerjaIndonesia.
ILO
Convention
185concerning
Revising Seafarers'Identity
Document Convention, 1958(Konveirsi
ILO
185
mengenaiKonvensi
PerubatranDokumen Identitas Pelaut,
1958)merupakan
salah satu instrumen yang
memberikanperlindrlrgan'dan
kemudatran bagitenaga
kerja
pelaut dalam
menjalankanprofesinya
dengan menggunakanidentitas
diri
pelaut yang berstandar intemasional.
Selain
itu,
sesuaidengan
Pasal77
Undang-UndangNomor
39
Tatrun 2004
tentangPenempatan dan Perlindungan Tenaga
Kerja
Indonesiadi
LuarNegeri,
yang menyatakanbatrwa
"setiap Calon
TenagaKerja
Indonesia/TenagaKerja
Indonesiamempuryai
hakuntuk
memperoleh perlindungan sesuai dengan peraturan
penmdang-undangan" danmengingat
tinaga
kerja pelaut merupakan bagian dari TenagaKerja
Indonesia, maka paratenaga
kerja
pelaut
ini
wajib
dilindrurgi yang dalam
hal
ini
dokumen
identitas pelautmerupakan
bentuk
lain dari Kartu
TenagaKerja Luar Negeri
(KTKLN)
khusus untuk pelaut yang dikeluarkan oleh Pemerintah sesuai dengan Pasal 62 Undang'Undang Nomor39 Tatrun 2004.
Berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut
di
atas, maka Indonesia perlu meratifikasiKonvensi
ILO
No.185 mengenai Konvensi Perubahan Dokumen Identitas Pelaut, 1958.II:
POKOK-POKOK PIKIRAN
YA,NGMENDORONG
LAHIRIIYA
KONVENSI
l.
Peristiwa
tragis
tanggal
11
September
2001
berupa
serangan
teroris
yangmenghancurkan menara kembar World Trode Center
(WTC)
di
Amerika
Serikat, telahmengubatr pandangan dunia terhadap rumusan tindakan anti teroris untuk melawan aksi
terorlsme gtoUut.
Sejak saat itun definisi
ancalnan potensial
teroris
berkembang,
sehingga pelaut dimasukkan ke dalam kelompok personel yangmemiliki
potensi unttrkmelakukan aksi terorisme internasional.
q Merespon
peristiwa
di
atas, padasesl
ke-22Assembly dafi Internationa!*Maritime
Organtzation
(IMO)
di
bulan November
20CI1telah
secara
mutlak
menyetujuipengembangan tindakan pengamanan kapal dan fasilitas pelabuhan untuk diadopsi oleh
konferensi negara-negara yang telatr meratifikasi Konvensi Internasional Safety of
Lfe
at
Sea (SOLAS)
1974. Kemudian pada
tanggal
12
Desember 2002,
KonferensiDiplomatik
yang dilaksanakan olehMaritime
Safety Committeedari
IMO
mengadopsiamandemen Konvensi Internasional SOLAS yang dikenal dengan sebutan
International
Ship and Port
Facility
Security (ISPS) Code,2002.Konvensi Internasional
SOLAS
1974 dftatifikasi oleh Pemerintah Republik Indonesiapada tanggal 17 Desember 1980 dengan Keputusan Presiden Nomor 65
Tahur
1980.Dalam penerapan ISPS Code selanjutnya, istilatr keamanan
maritim
(maritime security)bukan hanya
meliputi
ancaman terorisme, narnun mencakup pencurian, perompakanberser{ata, penyelundupan obat bius dan se4iata api, imigran
ilegal
dan pencari suaka.Dengan demikian pelaut diduga berpotensi untuk menjadi pelaku ancarnan
ini
sehinggabeberapa negaf,a mengeluarkan aturan keamanan nasional yang sangat ketat dan bersifat
diskriminatif.
Pada
ISPS Code resolusi
8
(Enhancementof'security
in
co-operation
with
theInternational Labour
Organization) dinyatakao,, bahwa pengembangan dan penggunaandokumen identitas pelaut yang dapat diverifikasi akan
secara
positif
memberikontribusi kepada upaya internasional dalam menjamin keamanan transportasi laut.
Guna meningkatkan keamanan transportasi
laut
disamping melindungi hak pelaut danmenghindari diskriminasi, Governing Body
ILO
dalam Sidang Internasonal Perburuhanke 93, tanggal
19
Juni
2003
mengadopsiConvention
185 "the
Seafarers" Identity Documents Convention (Revised),2003"
yang selanjutnya disebut sebagai KonvensiILO
185.ALASAN INDONESIA MENGESAHKAN KONVENSI
1.
Indonesia merupakan salah satu negara penyedia tenagakerja pelaut dan
sebagainegara pengirim pelaut yang besar di dunia ke pasar kerja internasional.
2.
Pelaut
Indonesia
merupakantenaga
kerja yang mampu dan
potensial
menjadipemasok devisa negara yang besar.
3.
Dengan meningkatnyajumlah
pelaut Indonesia yang melakukan pekerjaandi
pasarkerja
internasionalperlu
mendapatkan perlindungan, karenadalam
melaksanakantugasnya tenaga kerja pelaut dihadapkan pada resiko persaingan dengan pelaut asing,
mobilitas dan ancaman keamanan terhadap keselamatan pelaut.
4.
Daya
saing tenaga
kerja pelaut
Indonesiadapat merosot karena ada
organisasiinternasion-al
yang
menempatkan perairan Indonesia sebagai kawasanyang
rawan(marine hot spot) dan ada negaxa asing yang menempatkan pelaut Indonesia sebagai
kru
berisiko
tinggi
(highrisk
tew
member).
Kondisi
tersebut
juga
dapatmenyebabkan perusahaan pelayaran harus mengeluarkan biaya keamanan tambahan
yang mahal untuk mempekerjakan tenaga kerja pelaut Indonesia.
3.
5.
l4
g,
Guna
menapertalmnksndaya selng
das melladungi hsk.hak
w.argan"giu
y*g
berprofesi sebagai pelaut
di
negaralain,
Indonesiaperlu meratifikasi
KonvensiILO
185 mengenai Konvensi Perubahan Dokumen Identitas Pelaut, 1958.
IV.
POKOK-POKOK
ISI
KONVENSI
ILO
185
MENGENAI
KONVENSI
PERUBAHAN DOKUMEN IDENTITAS PELAUT,
1958Lingkup
pemberlakuan KonvensiILO
185 mengenai Konvensi Perubahan DokumenIdentitas Pelaut, 1958 adalah kepada o'pelaut"
yakni
setiap orang yang dipekerjakanatau
terlibat
atau
bekerja padajabatan
apapundi
ataskapal
selainkapal
perang.Namun pemerintatr
dari
suatu negara dapat menerapkan konvensiini
kepadapelaut-pelaut kapal
ikan
komersial
setelah berkonsultasi denganperwakilan
organisasipemilik
kapal ikan dan orang-orang yang bekerja pada kapal ikan.Penerbitan
Dokumen
Identitas Pelautdilakukan oleh
negarayang
memberlakukankonvensi kepada pelaut warga negaranya dan kepada
pelaut
yangmemiliki
alamattempat
tinggal
pennanen
di
teritorialnya
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
yang berlaku
di
negaraitu,
namunkonvensi
ini
tidak
berkaitan dengankewajiban negara anggota sesuai perjanjian internasional yang
mengaflr
pengungsidan orang-orang yang
tidak
memiliki
kewarga-negaraan. Penerbitan dokumen tidak boleh ditunda-tunda, dan pelaut secaf,a administratifmemiliki
hak unhrk meqggugatbila permohonan memperoleh dokumen identitas pelaut ditolak.
Isi
danformat
dari
dokumen identitas pelaut,material yang
digunakan, spesifikasiumum yang
memperhitungkan
perkembanganteknologi harus
sesuai
denganLampiran
I
dari konveirsi. Dokumen identitas pelaut terbuat dari material yang sesuaidengan
kondisi
kerjadi
laut dan dapat dibaca oleh mesin (mabhine-readable), bebasdari pemalsuan, mudah dideteksi dan ukurannya
tidak
lebih besar dari ukuran paspor,narnun merupakan dokumen yang
berdiri
sendiri (stmtd-alone document) dan bukanpengganti paspor.
Basis-data
Elektronik
Nasional
merupakan rekamandata
elektronik
tentang tiap dokumen identitas pelaut yang diterbitkan, dibekukan atau dicabut yang harus amandari interfensi atau akses oleh pihak yang tak berwenang. Informasi yang ditampilkan
harus
dibatasi
pada
hal-hd
yang
esensialuntuk
keperluan
verifikasi
dokumenidentitas pelaut atau status pelaut yang konsisten dengan perlindungan hak pelaut atas
privasi
dan persyaratan proteksi data. Pemerintah harus menerbitkan prosedw yangmemperbolehkan
pelaut
untuk
memeriksa
validitas dokumen
identitasnya
ataumengoreksi data tanpa
dikenai
biaya. Pemerintahjuga
harus menunjuk permanentfocal
poinl
untuk merespon permintaan dari pihakimigrasi
atau negara anggotaILO
lainnya
mengenai keaslian
dart
keabsahandari
dokumen identitas
pelaut
yangditerbitkan.
l.
2.
3.
4.
5. pengendalian
mutu
dan
evaluastharus'dltetapkan
oleh
pemerlntah dala'm bentuk'p-iO*
tertulis
guna menjamin keamanan proses yangdiawali dari
produksi daniengiriman
material, proses aplikasi,
pencetakan
sampai dengan
penyeratraniotir"n
kepada petaut. Prosedur
lain
yang
juga
harus
disediakan
adalahp€ngoperasian
dan
pemeliharaan database serta prosedur pengendalianmutu
dan,ra-*ri
berkala.
pernerintahdari
suatu negarajuga
diharuskanuntuk
melalnrkanevaluasi
independenterhadap sistem administrasi penerbitan dokumen
identitaspelaut
sekurang-kurangny.
,rk
li
dalam
5
(lima)
tatrun, kemudian
melaporlankepada
Direktur
JenderalILO.
Fasilitasi
izin
ke darat, transit dan pemindahan pelaut bagipemilik
dokumen identitaspelaut
dilakukan
setetatrmelalui
prosesverifikasi
singkat
kecuali latar
belakangpelaut diragukan. pejabat yang benvenang
tidak
memiliki
alasanuntt*
menolakizin
turun
ke
darat
seierti
ke
rumah sakit, kantor
pos'
atau kepolisian
setempat'Sedangkan untuk rnemasgki wilayatr suatu negara dalam rangka penempatan di kapal,
.t""
pf"arfr
kapaldi
negaraitu
ataudi
negara-ld1'
ttu
untuk
kepulangan ke tanahair,
pemerintahsetemp*
h*rs
memberiizin
berdasarkan dokumen identitas pelautdan paspor Yang
valid
Kepemilikan dan
pencabutandokumen
didokumentasikandalam
prosedur
yangdii,at
secara
tripaftit.
Dokumen identitas pelaut hanrs disimpan
oleh
yangbersangkutan
kecuali
pelaut
secara
tertulis
mengizinkan kapten.
kp{.
untuk*enyiirp*nya.
Dokurnen identitas pelaut hanrs dicabut manakala pelauttidak
lagi*t*tnuhi
kondisi yang ditetapkan dalamkonvensi'
I
Amandemen
dui
lampirandi
kemudianhari mungkin
akandibu.t
olch
ILo
selakubadan
tripartit
muitim
apabila disenrjui oleh dua peltiga
suara dari anggota delegasiyaog
ftuiit
dalam
konfirensi,
termasukseh[ang-huangnya
setengahdui
jumlatt
ntg.tt
yang telah meratifikasikonvensi'
,
Ketentuan
tansisional diberlakt*an
kepada ncgara.negara anggotaILO
yang telatrmeratifikasi
Konvensi
I.Lo
No.
l0g
mengenaiDokumen Identitas
Pelaut'
1958. Indonesiatidak
meratifikasi Konvensi
terjebut
namun
mengadopsidalam
bentukpenerbitan
"Buku
Pelaut (Seaman Book)"'10,
Ketentuan pomberlakuan konvensiILO
185 mengenai Konvensi Perubahan DokumenIdentitas
Pelaut yang
merupakanrpvisi
dari
Konvensi
ILO
No'
108
mengenaiDokumen Identitas pelaut 1958 hanrs diawali
dengan
ratifikasi konvensi
dandilaporkan r..puou
Direktur
JenderalILO
untuk
$yeistasi'
Konvensi
ini
bersifatmengikat hanya
kepada negara-negarl{*9
-ratifikasinya
suda}rdiregisrasi
olehDirektur
Jenderaltio,
danh*r
sudahberlaku
mulai
enart bulan
setelah tanggal registrasi.6.
7.
9.
flRATA NO. 61 f AHTJN
'c'xv/,t
V.
NAT^ALNEMI FATAL
.6
Pasal I
Apabila terjadi
perbedaan penafsiran terhadap terjematrandalaq
batrasa Indonesia"maka yangdipergrrnakan adalah naskah asli Konvensi dalam batrasa Inggrrs.
Pasal
2Ctrkupjelas
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK
INI}ONESIA
NOMOR
48OO,\
I
lI
fiRrn lO, tl lll{lJlilGJfli,ltlU'/vrVlf00lKOI{VENSI
ILO
185
.' ',MENGENAI
KoI\vENSI
PER'iAHAN
DOKUMEN IDENTITAS
PELAUT, igSS
Konferensi Umum Organisasi Perburuhan Internasional,
Setelatr diselenggarakin
di
Jenewa oleh Badan EksekutifKantor
Perburuhan Internasional, dansetelatr
mengadifan
pertemuan dalam Sidangnya yangke
SembilanPuluh
Satu pada tanggal 3Juni 2003,
Mengingat terus berlanjutnya ancaman terhadap keamanan para penumpan-e
dan
awak kapalsertatJehmatan
kapal, terhadap kepentingan nasional Negara danindividu,
danJuga mengingat mandat
inti
oganisasi, yakni mempromosikan kondisi kerja yang layak, danMenimbang
bahwa, karena
sifat
dasar global yang
dimiliki industi
perkapalan, pelautMengakui prinsip-prinsip yang tercantum dalam Konvensi Dokumen Identitas Pelaut tatrun 1958
**6.nui
br*t.ti*t
faiiiitas bagi
pelaut untuk
memasukiwilayah
hukum
Anggota, untukkepeiluan
iuti
darat, transit, transfer atau pemulangan ke Negara asal, danMemperhatikan
Konvensi
OrganisasiMaritim
Internasionaltahun
1965 mengenai Pembe-nanFasilitas
Lalu
Lintas
Maritim
Internasional,
sebagaimanayang telah
diamandemenkan,kfiususnya Standar
3.44
danstandar 3.45 dari Konvensiyang bersangkutan, danMemperhatikan
lebih
lanjut
Resolusi
Majelis Umum
Perserikatan
Bangsa-Bangsa No.Al\ESl57l21g
(perlindungan terhadaphak
asasi manusia dalam memerangi terorisme)- yangmenegaskan batrwa setiap Negara harus memastikan
bahwa
setiaptindakan yang
dilaklkan
;t
rk
memerangi
terori-sme-harus
sesuai dengan
kewajiban Negara yang
bersangkutanberdasarkan hukum
internasional,
khususnya hukum intemasional yangmengafir
masalah hakasasi manusia, pengungsi dan kemanusiaan, dan
Menyadari batrwa pekerjaan
dan
kehidupan
pelaut
di
kapal
F
kit
.d:ngT.
perdaganganinternasional dan bahwa hak
cuti
darat merupakan unsur yang penting bagi kesejalrteraanpelryt
secara
umgm
dan,oleh
karenaitu, juga purting
bagi
tercapainya keselamatan pelayaran dankebersihan samudera yang lebih baik, dan
Menyadari
juga
bahwa
kemampyan
untuk
mendarat adalatr pe.nting
urtuk naik
danmeninggalkan
lapat
sesuai masa kerja yang disepakati, danMemperhatikan amandemen yang dilakukan terhaddp Konvensi
Internasional.Keselam"F
Ji*,"
di
Laut tafrun
1974, sebagaimanayang telah
diamandemenkan, mengenai-langkah-langkaltkhusus
untuk meningku*;n
keselamatin
dan
keamananmaritim, yang
telatrl secara_ resryiditerima
aa"
Oitetapf*
oleh
Konferensi
Diplomatik
OrganisasiMaritim
Internasional padatanggal 12 Desember 2002, dan
t8
l.
Setelah memutuskan
untuk
secaf,aresmi
raenerimadan
menetapkanusulan-usuffi
tertentumenyangkut
upaya
peningkatan keamananidentitas
pelau! yang
merupakanbitir
ke
tujuhagenda sidang, dan
Setelah memutuskan bahwa proposal-proposal tersebut harus dituangkan dalam bentuk Konvensi
intemasional yang merubah Konvensi Dokumen Identitas Pelaut tahun 1958,
Secara resmi menerima dan menetapkan, pada tangal sembilan belas Juni tahun dua ribu tiga
ini,
Konvensiberikut
ini,
yang dapat dinamakan Konvensi Dokumen Identitas Pelaut(Yang
TelatrDirevisi)
Tahun2003
:;Pasal
l
RUANG
LINGKUP
Dalam Konvensi
ini,
yang
dimaksud dengan Pelaut (atau seafarerdalam
bafrasa Inggris)adalah orang yang dipekerjakan atau
dilibatkan
atau bekerja dalamjenis
pekerjaan apapunyang terdapat
di
kapal selain kapal perang, yang umumnyaterlibat
dalam kegiatan navigasimaritim.
Dalam
hal timbul
keragu-raguan apakah,.r.or*g"t
.rnasuk dalam kategori pelaut sesuaidengan
yang dimaksud dalam Konvensi
ini,
maka
penentuannyaakan dilakukan
sesuaidengan ketentuan-ketentuan Konvensi
ini
oleh pihak berwenang yang kompeten dari Negaradari mana orang yang bersangkutan berkewarganegaraan atau bertempat tinggal tetap setelah
lebih dahulu berkonsultasi dengan organisasi
pemilik
kapal dan organisasi pelaut yang terkaitdengan masalah
ini.
Setelah berkonsultasi dengan
organisasi-organisasiyang mewakili para pemilik
kapalpenangkap
ikan dan
orang-orang
yang bekerja pada kapal
penangkap
ikan,
I
untuk memberlakukanKonvensi
]
pihak
berwenang yang kompeten dapat menerapkan Konvensiini terhadap penangkap ikan komersial.
Pasal2
DITERBITI(ANNYA DOKUMEN IDENTITAS PELAUT
Setiap Anggota yang terikat pada Konvensi
ini
wajib
menerbitkan dokumen identitas pelautsesuai ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Pasal 3 Konvensi
ini
untuk tiap-tiap warganegaranya yang berprofesi sebagai pelaut dan mengajukan permohonan untuk mendapatkan
dokumen tersebut.
Kecuali
ditetapkan\.lain dalam Konvensi
ini,
kondisi-kondisi
(syarat-syarat)yang
samasebagaimana
yang telatr
ditetapkan"sebelumnya
oleh
peraturan
perwrdang-undangannasional
untuk
menerbitkan
dokumen
perjalanan
dapat
dircrapkan
untt*
penerbiundokumen-dokumen identitas pelaut,
l.
2,
3. Betlap Anggof.s Juga.dapat rnenerbitkan
delemen'idgntitas
Pplaut sebagaimana$$urytg
dalam
"t"t
i
kepada pelaut yang telatr diberi. status penduduk tetap Qternanent resideni)di
dalam wilayah hukumnya. Para penduduk tetap tersebut harus, dalam segala hal, melalcukan
perjalanan dengan mengikuti ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal6,
ayat7.
Setiap Anggota
wajib
menjamin agar dokumen identitas pelaut diterbitkan tanpa penundaanyang tidak perlu.
pelaut bbrhak mengajukan permohonan banding
adminisfratif
dalamhal terjadi
penolakan atas permohonan (dokumen identitas pelaut) mereka.Konvensi
ini
tidak
ada penganr?rrya terhadap kewajiban:masing'masingAnggota
dalamperjanjian-perjanjian internasional yang berkaitan dengan para pengungsi dan orang-orang
yang tidak bernegara.
Pasal3
ISI
DAN
BENTUK
Dokumen identitas
pelaut yang
dicakup
oleh
Konyensi
ini
hanrs
-
dari
segi
isinya
-mengikuti model yang dijabarkan dalam LampiranI
mengenai halini.
Bentuk dokumen danbah;
pembuatnyutt*o"
konsisten dengan spesifrkasi umum yang dijabarkan dalam modeltersebut,
yang
didasarkan padakriteria
yang
dijabarkandi
bawatrini.
Dengan ketentuanbatrwa seiiap peruUahan harus sesuai dengan ayat-ayat berikut
ini,
LampiranI
dapat, apabiladiperlukan,
-
iiamendemeri sesuai dengan Pasal
8
di
bawah
ini,
khususnya
untuk mlmpertimbangkan perkeinbangan teknologi. Keputusanuntuk
secara resmi menerima danrrn
tupk*
amendemen tersebut harus disertai dengan rincian mengenai kapan amendementersebui
akan diberlakukan,
denganmempertimbangkan
bahwa Anggota
memerlnkanwaktu yang ctrkup
untuk
melakukanrevisi
yang diperlukan
terhadap dokumen-dokumenidentitas pelaut nasional boserta prosedtr-prosedurnya'
Dokumen identitas pelaut
lh*ur
dirancang secaf,a sederhana, terbuatdari
batran yang tatran lama, dengang.*.
khusirs memperhatikankondisi-kondisi
di
laut
dan dapat dibaca oleh komputer. Bahan-bahan yang digrmakan hanrslah:a.
sedapat mungkinmamlu
mencegah terjadinya manipulasi -atau pegpJsuan dokumen, danmemungkinkan dilakukarurya deteksi dengan mudah terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi; dan
b.
secaragmunr
dapat
diaksesoleh
pemerintatr negaraterkait
denganbiaya
serendah-rendalnya
sesuai dengan dilakukannya upayayang
dapat diandalkanrlrtuk
mcncapaimaksud yang dijabarkan dalam butir (a) di atas.
fuiggota
hanrs
memperhatikan setiap' pedoman. yangtersedia
yang telah
disusun olehOrfirisari
.,Perburuhan[nternasional mengenai
standar*tandar teknologi
yang
akanJi6.rf.*,
yang akan memudahkan pengguttaan standar umum internasional. 5.6,
l.
3.
4. 5.
Ukuran dokumon ldentitas pelaut tidak boleh
meloblhl
ukuran paspor blasa.Dokumen
identitas
'pelaut
wajib
mencantumkan
narna
pihak
berwenang
yangmenerbitkannya, petunjuk-petunjuk
yang
memungkinkan
dilakukannya
upaya
untuksecepatnya menghubungi
pihak
berwenang tersebut,tanggal dan
tempat
diterbitkannyadokumen tersebut, dan pemyataan-pernyataan berikut :
a.
Dolnrmen
ini
adalatr dokumen identitas
pelaut seperti yang
dimaksudkan
dalamKonvensi
Organisasi PerburuhanIntemasional
mengenaiDokumen Identitas
PElaut(Yang Telatr
iirevisi)
Tahun 2003; danb.
Dokumenini
adalah dokumen yang berdiri sendiri danbukan
paspor.Batas
maksimurn
masaberlaku
dokunrenidentitas pelaut ditentukan
menwut peratuan
'perundang.undangan
Negara
yang
menerbitkannyadan
dalam
hal
apapun,tidak
bolehmelebihi
sepuluh
tahun,
dengan syarat
hanrs diperbanti
setelah
lima
tatrun
pertama [penerbitannya].Data
diri
resmi
psmegang [dokumen]yang
dimastrkkan dalar.n dokumen idcntitas pelauthanls dibatasi pada keterangan.kcterangan borikut :
nama longkap (nama depan dan nama tcrakhir, apabila ada);
jonis kelamin;
tompat dan tanggal
lahir;
kowarganegaraan;
oiri-siri fisik
tertentu yang dapat memudahkan identifikasi; fotodigital
atau foto asli; dantanda tangan.
8.
Meskipun datadiri
resmi pamegang dokumen sudah digariskan dalam kctentuan ayat7 di
atas,pola
panutan atau
iepresontasi[perwujudan]
lain
dari hasil pengukuan biomeri
p€megang [dokumen] yang mcmenrrhi spesifikasi yang ditetapkan dalqm Lampiran
I
juga
hanrs diminta untrrk
dimasukkan
dalam
dokumen identitas
pelaut,
asalkan prasyarat.prasyaratberikutdiPenuhi:
ja.
pemeriksaan
biologis untuk
kepentingan pengukuran
biometi
tersebut
dapatdilakgkan
tanpa melanggarprivasi,
menyebabkan ketidaknyamanan,berisiko
bagi kesehatan atau merendahkan harkat dan martabat yang bersangkutan;b.
hasil
pengukuranbiometri
itu
sendiri hanrsterlihat
pada dokumen dantidak
bolehterbuka kemungkinan
rurtuk
menyusunnya
kembali
dari pola
panutan
ataurepresentasi lainnya;
c.
perlengkapan yang diperlukan untuk melakukanpengukuan
danverifikasi
biometi
hanrs
*oduh
aigunakan dan secara umum mudah didapatkanoleh
para pemerintahdengan biaya rendah; 7, a. b. 0. d. a f, g.
9,
d.
perlengkapanrmtuk verifikasi biometrl
hesusdapat
dioperaslkandenga;
mtldahsesuai-ke-butuhan
dan
memberikan
hasil yang dapat
diandalkan
di
pelabuhan-pelabutrandan.di
tempat-tempatlainnya, termasuk
di
kapal,
di
mana
verifikasi identitas [pengecekan identitas seseorang] lazimnya dilakukan oleh pihak berwenangyang mempunyai kompetensi untuk
itu;
dane.
sistemdi
manabiomefii
ini
akan digunakan (termasuk perlengkapan, teknologi danprosedur penggunaan) harus memberikan
hasil yang
seragam dan terpercaya guna menguji
keaslian identitas.Semua data pelaut yang tercatat pada dokumen hanrs dapat diakses. Pelaut hanrs dengan
mudah
dapai mengaksis
mesin-mesinyang
memungkinkan mereka memeriksa datadiri
mereka sendiri yangtidak
dapat dibaca dengan mata telanjang. Aksgs semacamitu
harusdisediakan oleh atau atas nama pihak berwenang yang menerbitkan dokumen.
Isi
danbentr*
dokumen identitas pelaut hanrs mengikuti standar internasionpl yang relevanseperti yang disebutkan dalam Lampiran I.
Prsal4
i4'.DATABASE ELEKTRONIK NASIONAL
Setiap
Anggota harus
memastikanbahwa
setiap catatan(regord)
{ari
-setiap dokurnen
identitas pelaut yang telatr diterbitkan, dibekukan atau
ditarik kembali
oleh Anggota yangbersangkutan aisimpan dalam watu database [pangkalan
data]_elektronik.-Langkutt-l*44
yang diperlukan
wajib
dilakukan
guna mengamankan[melindungil
database tersebut daricarnpur tangan atau akses taopa
ijin
resmi.Informasi
vans
terkandungdalam
catatan(record)
tersebut harus terbatas padarincian-ffii*-
t#g
-penting
,rnfrrk
melakukan
verifikasi
terhadap
t*".*!ukikan
kebenaranlaoi*.ri
iAintitur
peTaut atau status pelaut dan yang sequaidtggt]
t-i4
privasifglau!
se.rtailr*Lnutti
semua fersyaratan perlindungao dap.y.ang dapat diberlakukan. Rincian-rincianiJtrJU"t
diiabarkandalam LamiriranII
Konvensiini,
yang dapat diamendemen menurut caray611;
aiietupt*
dalam Pasai
8 di
bawatr
ini,
dgngan.m-empertiql9*gk*..perlunya
ir*-Urti*
iuttu
yang cukup
kepadaAnggola untuk
melakukanrevisi
yang
diperlukan ierhadap system dqlabAse nasional-masing-masing.Setiap Anseota wa'iib memberlakukan prosedur-prosedur yang mgmung\inlcan setiap pelaut
il;'t"6fhJndaiat
penerbitandokuhen
identitaspelaut untuk
melakukan pemeriksaane;";;;"iti*
ierhidap
keabsahan semuadata
yang
terdapat
atau
tersimpan
dalarya"iofii|
itJfronit
vang
menyangkut
diri
pekerja_y*g
-bersangkutan-serta
untuk*i*t.trtt
*
datat"rribuT
bilanrlana-perlu tanpa pembebanan biaya apapun kepada pelautyang bersangkutan.
Setiap
Anggota harus menunjuk
seorang petugas khususpusat
layananinformasi
yangpernlanen lpermanent
focal point)
untuk
menanggapi permintaan-permintaan(pertanyaan-pertanyaani
yang
datang
dari pihak
keimigrasian atau
pihak
berwenanglainnya
yang 10.l.
2.
3.
4.
6.
7.
l.
2.
kompeton
dad
Eolunrh
.{nggota
Organlaaalun$k
m"e$dapatkan keterangan,*frrengenai keaslian dan keabsahan dokumen identitas pelaut yangditerbitkan oleh pihak
berwenangAnggota yang
bersangkutan.Rincian
mengenai petugas khususpusat
layanan informasipermanen tersebut harus disampaikan kepada Kantor Perburuhan Internasional, dan Kantor
tersebut hanrs mempunyai suatu
daftar
yang harus disampaikan kepada seluruhAnggota
Organisasi.
Rincian-rincian yang dimaksud
dalam
ayat2di
atas hanrs dapat segera diakses setiap saatoleh pihak
keimigrasian atau
pihak
benrenang
lainnya yang
kompeten
Negara-nearaanggota Organisasi,
baik
secaraelektronik
maupunmelalui
petugas khusus pusat layananinformasi sebagaimana dimaksud dalam ayat4
di
atas.Untuk tujuan Konvensi
ini,
hanrs
ditetapkan pembatasan-pembatasanyang
tepat
gunamemastikar
tidak
ada data-
terutamafoto-foto
-
yang
dipertukarkan,kecuali
terdapatmekanisme
untuk
memastikan dipenuhinya standar perlindungandan privasi
data yangdapat
diberlak*an.
Anggota hanrs memastikan bahwa
dau
pribadi
pada databaseelektonik
tidak
digunakanunfift
tujuan lain selain untuk melakukanverifikaii
terhadap dokumen identitaspelait.
'''i i
Pasal5
PENGENDALIAN MUTU
DAN
EVALUASI
Persyaratan-persyaratan
minimum
mengenai prosgsdan prosedur
trntuk
dikeluarkannyadokumen identitas pelaut, termasuk prosedur-prosedur pengendalian mutu, dijabarkan dalam
Lampiran
III
Konvensi
ini.
Persyaratan-persyaratanminimum
ini
menetapkan hasil-hasilyang diwajibkan
untuk
dicapai
oleh
setiapAnggota dalam administrasi
sistemmasing-masing untuk menerbitkan dokumen identitas pelaut.
Harus
sudah
ada
proses
dan
prosedur
untuk
memastikan adanya
pengamanan yangdiperlukan terhadap :
a.
pembuatan dan pengiriman blanko dokumen identitas pelaut;b.
perlindungan(penyimpilan),
penanganan dan pertanggung jawa-ban terhadap dokumenidentitas pelaut, baik yang masih berupa blanko maupun yang sudatr
diisi;
c.
pemrosesan permohonan-permohonanyang {iqjukan untuk
mendapatkan dokumenidentitas pelaut, dilengkapinya blanko-blanko-dokumen i{enJitas pelagt _dengan
d4a
diri
pekerja-pblaut sehingga blanko-blanko tersebut
menjadi
dokumen-dokumen identitaspribadi
pelaut
oleh pihak
berwenang danunit
yang
bertanggungjawab
menerbitkanilokumen-dokumen
tersebut;
dan
penyerahan dokumen-dokumen
identitas
pelaut tersebut ke yang bersangkutan;d.
pengoperulsian dan pemeliharaan data base;dan
.ie.
pengendalian mutu terlpadry prosedur-prosedurdan evaluasi secara berkala.4.
3.
Mengikuti
ketentuan ayat2
di
atas, LgmBiranIII
dapatdiqbah
s€suai dengan cdfa yang.ditetapkan
dalam Pasal
8,
dengan mempertimbangkanperlunya
pemberianwaktu
yangcukup
kepada
Anggota
turhrk-melakukan
revisi yang
diperlukan
terhadap proses dan prosedur masing-masing.Setiap Anggota
wajib
melalokan
evaluasj -secara independen terhadap administrasi sistemyang
dimilikinya
untuk
penerbitan dokumen identitas
pelaut,
termast*
pros-edq1benEendalian
mitu,
sekurang-kuangnya setiap lima tahun sekali. Laporan-laporan atas hasilival-uasi dimaksud, dengan syarat harus
dilatfl*an
penghapusan setiap materi yang bersifatratrasia"
wajib
diberikan
kepadaDirektur
JendralKantor
Perburuhan Internasioiral dengagtembuian [epada
wakil-waidi
dgri
drganisasi-organisasi parape.mi]S.kuptl
dan pelautdi
negara
Anglota
yang
bersangkutan. Ketentuan-pelaporan.in!_ti$k
ada
pengaruhnyaterf,adap
klwajibin
-Anggota-yang
terdapat dalam Pasal
22
Konstitusi
OrganisasiPerburuhan lnternasional
Kantor
Perburuhan Intemasionalwajib
mengupayakan tersedianya laporan-laporan hasilevaluasi tersebut
bagi
Anggota. Setiap pengungkapanisi
laporan qelain yang secara resmidiijinkan
untuk diungkapkan berdasarkan Konvensiini
harus terlebih dahulu dimintakanijin
kelada Anggota yang
isi
laporannya akan diungkapkan tersebut.Badan
Eksekutif Kantor
Perburuhan Internasional, bertindak berdasarkan semua informasiy*g
rCtru*
sesuai
dengan
pengaturan-pengatuanyang
tllth
dilakukannya, wajib
inenyetujui
suatu
daftar Anggota yang
sepenuhnyamemenuhi
persyaratan-persyaratanminimum sebagaimana dimaksud dalam ayat
I
di atas.Daftar tersebut
wajib
tersedia setiap saat bagi Anggota Organisasi dan diperbaruiplda
saatinformasi
yang beisesuaian diterima. Secara khus-us, Anggotawajib
secepatrya-diberitahubilamana ferdapat alasan yang kuat dalam kerangka prosedur_yang dimaksud dalam ayat 8
untuk mempertanyakan dimas-ukkannya suatu Anggota dalam daftar tersebut.
Menurut
prosedur
yang
ditetapkan Badan
Eksekutif,-tggotu
yang telatr atau
dapatdikeluarkan
dari
daftar,
termasukjuga
pemerintah
dari
negara-negaraAnggota
yangberminat
untuk meratifikasi
Konvenii
dan perwakilan organisasi-organisasipemilik
kapaldan pelaut harus diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat-p""4uP.ut mergka kepada
Badin
Pimpinan, sesuai dengan pengaturan-pengatur-anfalg
{ipakt"d- di
atas dan supayasetiap perseiisihan diselesaikan tepat waktu secara adil dan tidak berat sebelatr.
Diberikannya
pengakuan terhadapdokumen,identitas
pelaut yang
diterbitkan
Anggotatergantung
-pada
[epatuhan Anggota yang
bersangkutanuntuk
memenuhi
persyaratanminimum-yang dimaksud dalam ayat
I
di
atas.Pasal 6
DIBERIKANNYA KEMUDAHAN CUTI
NAru.T,
TRANSIT DAN
TRANSFER
BAGI PELA{IT
Setiap pelaut pemegang dokumen identitas pelaut yang sah yang diterbitkan Anggota yang
terikat
pada
konvensi
ini
berdasarkan ketentuan-ketentuanKonvensi
ini'
harus
diakuisebagai
pelaut dalam
pengertianKonvensi
ini
kecuali
terdapat alasan yangjelas
untukmeragukan keaslian dokumbn identitas pelaut yang bersangkutan. 5.
6.
7.
9.
l.
3.
,.
Vedflkasi
dan
eetlap penyelidikan
re$a
fgrrBeliks
tcrknil
yang
dibutuhliaur untuk memastikan bahwapelaut yang dimintakan
rjin
masukmenurut
ayat3
hingga6
atau 7,
hingga9 di
bawatrini
adalatr pemegang dokumen identitas pelaut yang diterbitkan sesuaidengan persyaratan
Konvensi
ini
wajib
dilaktrkan tanpadipurgut
biaya apapun dari pelautatau
pemilikkapal.
Cuti darat
Verifikasi
dan setiap penyelidikan serta formalitas terkait sebagaimana dimaksud dalam ayat2
di
atas hanrsdilakukan
dalamwaktu
sesingkatmungkin
asalkanpihak
berwenang yangkompeten telah mendapat pemberitahuan sewajarnya terlebih dahulu mengenai kedatangan
pemegang dokumen identitas.
Di
dalam pemberitahuan mengenai kedatangan pemegangdokumen identitas harus dimasukkan rincian yang dijabarkan dalam bagian
I
LampiranII.
Setiap
Anggota
yang terikat
pada Konvensi
ini,
dalam
waktu
sesingkatmungkin,
dankecuali
ada alasan yangjelas untuk
meragukan keaslian dokumen identitas pelaut, wajibmemberikan
ijin
kepada
pelaut
pemegangdokumen identitas
pelaut yang sah
untuk memasukiwilayatr
hukumnya, bilamana terdapat permintaanijin
masuk'untuk
cuti
daratsementara pada saat kapal berada di
pelabuhan.
i1,. iIjin
masuk
semacamitu
wajib
diberikan
dengan ketentuanbahwa
formalitas-formalitassehubungan dengan kedatangan kapal telatr dipenuhi dan
pihak
berwcnang yang kompeten[untuk
memberikan[iin]
tidak
mempunyai alasanunhrk
menolak
ijin
mendarat karenaalasan-alasan kesehatan, keselamatan dan ketertiban umum atau keamanan nasional.
).
6.
Untuk
keperluancuti
darat, pelauttidak
dihmtut
unttrk mempuxyaivisa.
Setiap Anggota yangtidak
dalamposisi untuk
sepenuhnya menerapkan persyaratanini
hanrs memastikanbahwa peraturan
perundang-undanganatau
praktik yang
diberlakukannya
mengaturmekanisme yang pada pokoknya serupa.
Transit dan transfer
7. Setiap Anggota yang
terikat
oleh Konvensiini,
dalam waktu sesingkat mungkin, juga harusmemberikan
ijin
kepada pelaut pemegang dokumen identitaspelaut yang
satr dilengkapidengan paspor
untuk
memasukiwilayah hukumny4
bilamanaijin
masukdiminta
dengantujuan untuk:
a.
naik ke kapal mereka atau pindah ke kapal yang lain;b.
menumpang lewat (transit) supeya dapat naik ke kapal merekadi
negara lain atau untukpemulangan ke negara asal; atau untuk maksud lain yang telatr mendapatkan persetujuan
dari pihak berwenang negara Anggota yang bersangkutan.
Ijin
masuk semacamitu
harusdiberikan kecuali
terdapat alasan-alasan yangjelas
untuk meragukan keaslian dokumen identitas pelaut, asalkanpihak
berwenangyang
kompeten[untuk
memberikanijin
masuk]tidak
mempunyai alasanuntuk
menolak memberikanijin
masuk karena alasan kesehatan, keselamatan, dan ketertiban umum atau keamanan nasional.
WRATA NO. A TAHUN KHNII TRIWUI/.N I zOW
1.
g.
Sebelum memberikanijin
masukke
dalam wllayatr hukumnya
untuk
salatr shtu tujuansebagaimana dimaksud
dalam
ayat7
di
atas, setiapAnggota
dapat memintabukti
yangmemuaskan,
termasuk
bukti
dokumen mengenai
niat
dan
kemampuan
pelaut
untukmewujudkan
niat
tersebut. Anggota
juga
dapat
membatasilama
menetappelaut
yangbersangkutan wrtuk jangka waktu yang dianggap wajar untuk tujuan yang dimaksud.
Pasal 7
KEBERLANJUTAN KEPEMILII(AI\I DAN
PENARIKAN
KEMBALI
DOKUMEN
Dokumen identitas pelaut
wajib
setiap saat dibawaoleh
pelaut,kecuali
apabila disimpanoleh
nakhodakapal yang
bersangkutandemi
keamanan, denganijin
tertulis dari
pelaut tersebut.Dokumen identitas
seorangpelaut
wajib
secepatryaditarik kembali oleh
Negara yangmenerbitkannya
begitu
diperoleh
kepastian
batrwa pelaut tersebut
sudah
tidak
lagrmemenuhi syarat bagi diterbitkannya dokumen tersebut menurut Konvensi
ini.
Penyusunanprosedur
untuk
membekukan ataumenarik kembali
dokumenidentitas
pelaut, termasukprosedur administrative bandingnya, harus dilakukan melalui konsultasi dengan
wakil-wakil
dari organisasi-organisasi
pemilik
kapal dan pelaut.Pasal S
AMANDEMEN LAMPIRAN.LAMPIRAN
Dengan
mengikuti
ketentuan-ketentuanyang relevan
dari
Konvensi
ini,
amendementerhadap Lampiran-lampiran dapat dilakukan oleh Konferensi Perburuhan Internasional, atas
saran
dari
suatu badanmaritim tripartit
di
bawatr Organisasi Perburuhan Intemasional.Keputusan
[untuk
menerima
dan
mengesahkan amendemen]tersebut harus
mendapatdukungan dua per tiga mayoritas suara yang diberikan oleh utusan-utusan yang hadir dalam
Konferensi
tersebut,yang
termasuk sekurang-kurangnya setengahjumlah
Anggota
yangtelah meratifikasi Konvensi
ini.
Setiap
Anggota yang
telah
meratifikasi Konvensi
ini
dapat memberikan pemberitahuantertulis
kepada
Direktur
Jenderal,dalam
waktu
6
(enam)
bulan
setelatrditerima
danditetapkannya
suatu
amendemen,ymg
menyatakanbahwa
amandementersebut
tidakmengikat Anggota yang
bersangkutan, atau batrwaAnggota
tersebut hanya akan terikat[pada amandemen tersebut] melalui pemberitahuan tertulis lebih
lanjut
1.
i
l.
z.
3.
Prml9
:
aKETENTUAN.PERALIHAN
Setiap Anggota yang menjadi Pihak pada Konvensi Dokumen Identitas Pelaut tahun 1958, yang
sedang melakukan tindakan-tindakan
berdasarkan pasal
19Konstitusi
Organisasi PerburuhanInternasional, dengan
maksud
untuk
meratifikasi Konvensi
ini
dapat
memberitahuDirektur
Jenderal.mengenai maksudnyauntuk
memberlakukanKonvensi
ini
untuk
sementara waktu.Unhrk
itu,
dokumen identitas
pelaut yang
diterbitkan
oleh Anggota
tersebut
(berdasakan Konvensi Dokumen Identitas Pelaut tahun 1958) hanrs diperlakukan sebagai dokumen identitaspelaut yang diterbitkan berdasarkan Konvensi
ini
separ{ang ketentuan-ketentuan Pasal 2 hinggaPasal
5
Konvensi
ini
dipenuhi
dan sepanjang Anggota yang bersangkutan bersedia rnenerimadokumen-dokumen identitas pelaut yang diterbitkan
mentrut
Konvensiini.
KETENTUAN-KETENTUA}I
PENUTUP
Pasal 10
Konvensi
ini
merevisi Konvensi Dokumen Identitas Pelaut tatrun 1958.Pasal
l1
Ratifikasi-ratifikasi resmi atas Konvensi
ini
hanrs disampaikan kepadaDirektur
Jenderal KantorPerbrnuhan Internasional untuk didaftar.
Pasal
12
iKonvensi
ini
mengikat Anggota
Organisasi PerburuhanInternasiond yang
ratifikasinyatelatr terdaftar pada
Direktur
Jendral.Konvensi
ini
mulai berlaku
enam
bulan
setelahtanggal
didaftarkannya
ratifikasi
duaSelanjutnya,
Konvensi
ini
berlaku
bagididaftarnya ratifikasi masing-masing.
Anggota enam bulan
setelah tanggalPasal 13
l.
Anggota yang telah meratifikasi Konvensiini
dapat membatalkannya setelahhabisnya masasepuluh tahun
terhitung
sejak tanggalKonvensi
ini
mulai
berlaku, dengan menyampaikanketerangan kepada
Direktqr
Jenderal untuk didaftar. Pembatalanitu
berlaku dua belas bulansetelah tanggal pendaftarannya.
setiap
l.
Setiep AnsFote
yesg
tslrh
nneretlflksf,lltenvrAd
lni
d*n yna[.tidd(,
daleintat'Il
tttl+
trabisnya
ilasa
iepiitutt
taft.n
yang
disebutkandalam
ayat
di
atas, menggunakan hakpembatalan mentrrut ketentuan Pasal
ini,
akanterikat.qntuk
sepuluh tatrunberikutnya
dansesudah
itu,
dapat
membatalkanKonvensi
ini
pada
waktu
beraktrirnyatiap-tiap
masasepuluh tahun menurut ketentuan yang ditetapkan dalam Pasal
ini.
,Pasal 14
Direktur
Jenderal hanrs memberitahuseluuh
Anggota tentang pendaftaran semua ratifikasi, deklarasi dan tindakan pernbatalan yang disampaikan Anggota.Sewaktu memberitahu Anggota tentang pendaftaran
ratifikasi
kedua Konvensiini,
DirekturJenderal hanrs meminta Anggota memperhatikan tanggal berlakunya Konvensi.
Direktur
Jenderal hanrE membsritahu selunrlr Anggota tentang
pendaftaran
setiapamendempn yang
dilakukan
terhadoptemphan'lampinn
sesuai dcngan Pasal 8n danjuga
tent€ng pemberitalruan.pemberitnhtun yang bcrkeitan dmgan itu,
3.
Purl15
Direktur
JenderalKantor
Pcrbrur*ran Internaeionelhanrs
mcnyampaikan kopa.da 'sokretarisionderal Ponoriketrn
Bangaa.Bang*4,untuk didaftsr
reffiai_
dongry
pasal
102
?iaga,mpcrlerikatan Bangse{ang*s, rtneian
longkap a,tai
tamua ratlfikasi,
dEklarasidan
tindakanpi*U*"f*
yand didadar
oleh
Direknlr
-Jendsral
soauci dcngan
kotentuan
Paral-paealsebelumnya,
Paral
16pada waktu-waktu yang dianggap perlu, Badan
Ekgck if
Kantor Perburuhannlqryio.nd
tranrs*r*Urrif.*
laporan tlcpadarinferensi
Umum perihnl
pclakeanaa,nKonvensi
ry
dp
hants*eigf.":i
perlunya*r*mukkan
masalah revisi tr(orwensi, baik sebagian maupun selunrhnya, keJ*rfi.ig.itOa
Konferensi, dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan Pasal 8.Pasal 17
1.
Apabila Konferensi
secararesmi
menerimadan
menetapkan suatuKonvensi
bant
yangmerevisi Konvensi
ini
baik
sebagian malrpun seluruhnyamakq
kecuafiiKonvensi
bary
,
':
tersebut menentukan
lain:
'
'a.
ratifikasi yang dilakukan oleh Anggota dari Konvensi yang baru yang merevisiKonvensiini
akan secarahukum
mengakibatkan dibatalkannya Konvensiini
dengan serta merta,sekalipt1r terdapat ketentuan-ketentuan Pasal 13,
jika
dan bilamana Konvensi baru yangmerevisi Konvensi
ini
telatr berlaku;b.
terhitung sejak tanggal berlakunya Konvensi baru yang merevisi Konvensiini,
Konvensiini
tidak terbuka lagi untukdiratifikasi
oleh Anggota2.
Konvensiini
bagaimanapunjuga
tetap berlaku dalam bentuk danisi
aslinya bagi NegaraAnggota yang telah meratifikasinya, namun belum meratifikasi Konvensi revisinya.
Pasal
lE
Naskah bahasa Inggris dan balrasa Perancis Konvensi
ini
sama'sanra resmi.LAMPIRAN
Lampiran
I
lModel dokumen identitas pelaut
Dokumen identitas pelaut, yang bentuk dan isinya dijabarkan
di
bawatrini,
harus terbuat daribatran bermutu
baik
yangtidak
dapat dengan mudah didapatkan oleh umum sejauh hal tersebutdapat
diprerktikkan,dengan
memperhatikan pertimbangan-p€rtimbanganseperti antara
lain pertimbanganharga. Dokumen
tersebuttidak
boleh
mempuiyai
ruang
lebih
daripada yangdiperlukan untuk memuat informasi yang ditetapkan oleh Konvensi
ini.
Dokumen tersebut harus memuat namaNegara yang menerbitkannya dan pernyataan berikut:
Dokumen
ini
adalatr dokumen identitas pelaut sesuai dengan yang dimaksud Konvensi OrganisaiPerburuhan Internasional mengenai
Dokumen
Identitas Pelaut(Yang
Telah
Direvisi)
Tatln
2003. Dokumen
ini
adalatr dokumen yang berdiri sendiri danbukan paspor.Halaman data dokumen yang ditandai dengan huruf
teb{
di
bawahini
hanrsdilindungi
denganlaminasi atau
dilapisi,
atau dengan menerapkanteknololli
pencifiaan(imaging
technolog) dm
senyawa subsfiat
yang
memberikan ketatranan yang sebandinguntuk
menangkal penggantianf,oto dan data biografis lainnya.
Bahan yang digrrnakan, ukuran dan penempatan data hanrs sesuai dengan spesifikasi Organisasi
Aviasi Sipil
Intemasional(ICAO)
sebagaimana terkandungdalam Dokumen 9303
Bagian 3@disi Ke-2, 2002) atau Dokumen 9303 Bagian
I
(Edisi ke-5,2003)Ciri-ciri
pengaman lainnya hanrs memuat sekurang-kurangnya salah satu penandaan berikut:Cap
air,
pencirian
dengansinar ultraviolet,
penggunaantinta
khusus, desainwama
khusus,gambar-gambar yang berlubang-lubang
kecil,
hologram, penggraveran dengan sinar laser, cetakmikro dan laminasi melalui penyegelan pada suhu tinggi.
Data yang dimasukkan pada halaman data dokumen identitas pelaut harus dibatasi hanya untuk
data mengenai:
L
Pihak berwenang yang menerbitkan dokumen identitas pelautil.
Nomor telepon, alamat email dan situs jaringan Internet pihak berwenang yang menerbitkan dokumen identitas pelautm.
Tempat dan tanggal penerbitan dokumen identitas pelaut:Foto asli atau foto
digital
pelaut(a).
Nama lengkap pelaut:O).
JenisKelamin:
\
(c).
Tanggal dan tempat lahir:(d).
Kewargane garaan:(e).
Ciri-ciri
fisik
khusus yangdimiliki
pelaut yang dapat mempermudah identifikasi:(0.
Tanda tangan:(g).
Tanggal berakhirnya masa berlakudokumen:
l
(h).
Tipe atau peruntukan dokumen:(D.
Nomorunik
dokumen:C).
Nomor identifikasi pribadi (bukan kehanrsan)(k).
Pola panutan biometri berdasarkan sidikjari
yang dicetak sebagai angka-angka dalamsuatu bilah kode pengenal (barcode) sesuai standar yang akan dikembangkan:
0).
7-onaymglangsung dapat dibaca komputer iesuai spesifikasiICAO
dalam Dokumen9303 yang dijelaskan
di
atas.IV.
Cap atau segel resmi pihak benrenang yang menerbitkan dokumenPenjelasan data
Keterangan untuk bidang-bidang
isian
ffieds) di
halaman datadi
atas dapat diterjemahkan kedalam batrasa Negara
yang
menerbitkannya.Apabila
batrasanasional.bukan
bahasa Inggris,Perancis atau Spanyol, keterangan juga wajib diberikan dalam salah satu bahasa
ini.
Abjad Romawi hendaknya digunakan untuk semua enni dalam dokumen
ini.
Informasi yang disebutkan
di
atas harus mempunyai karakteristik berikut:I.
Pihak berwenang yang menerbitkan:Kode ISO
bagi Negara yang menerbitkan dokumenidentitas pelaut dan nama serta alamat lengkap kantor yang menerbitkan dokumen identitas
pelaut
tersebutberikut
nama dan jabatan orang
yang
memberikan
ijin
diterbitkannyadokumen tersebut.
II,
Nomor
telepon, alamatemail dan
situsjaringan Internet
harus dapat terhubung dengansaluran-saluan penghubung
(tinfrs)
ke
petugas pusat layananinformasi yang
dimaksuddalam Konvensi
ini.
m.
Tanggal dan tempat diterbitkannya dokumen: tanggal hanrsditulis
dengan angka Arab duadigit
menurut format tanggal/bulan/tatrun-
contoh: 3l/12103; tempat harusditulis
dengancara yang sama seperti
cira
penulisan pada paspor nasional.---
Ukuran foto potret: seperti yang dijelaskan dalam DokumenICAO
9303di
atas-r----(a).
Nama
lengkap
pelaut:
bila
memungkinkan,nama keluarga hanrs
ditulis
terlebihdafuulu,
diikuti
dengan nama lain yangdimiliki
pelaut tersebut;(b).
Jenis kelamin:tulis
"L"
untuklaki-laki
atau "'P" untuk perempuan;(c).
Tanggal dan tempat lahir: tanggal hanrsditulis
dalam angka Arab duadigit
mengikutiformit
tanggal / bulan / tahunltempat hanrsditulis
dengan cara yang sama seperti qarapenulisan Pada PasPor nasional.
(d).
Pernyataanmengenai
kewarganegaraan:sebutkan
kewarganegaraanpelaut
yang bersangkutanCiri-ciri
fisik
khusus: semuaciri-ciri
yang terlihat jelas untuk membantu identifikasi;Tanda tangan pelaut;
Tanggal berakhirnya masa
berlaku
dokumen:ditulis
dengan angkadalam format tanggal / bulan / tahun
Tipe
atau peruntukan dokumen: kode karakteruntuk
tipe
dokumen, huruf besar dalam abjad Romawi (S);(i).
Nomorunik
dokumen: kode negara (lihatI
di
atas)diikuti
dengan nomor alfanumerikinventaris buku yang tidak melebihi sembilan karakter
6;.
Nomor identifikasi pribadi:
nomor identifikasi pribadi pelaut bersifat opsional (bukankeharusan), nomor identifikasi tidak boleh
melebihi
14 karakter alfanumerik;(k)
Pola panutan biometri: spesifikasi yang tepat perlu dikembangkan;0).
Zonayangdapat dibaca komputer: menurut DokumenICAO
9303 yang dijabarkandi
atas.
Lampiran
II
Database
elektronik
Rincian untuk
tiap{iap
record
dalam database elektronik yang akan diselenggarakan oleh tiap-tiap Anggota sesuai ayat1,2,6
danT Pasal 4 Konvensiini
harus dibatasi dengan hanya memuatSeksi
I
l.
pihak
berwenangyang
menerbitkan dokumen identitas pelautyang
disebutkan namanyadalam dokumen identitas pelaut tersebut. (e).
(0.
(e).
(h).
Arab
duadigit
ditulis
dengan2.
Nama lengkap pelaut seperti yang tertulis pada dokumenidentitas.
.-,*
3.
Nomor unik dokumen dari dokumen identitas tersebut.4.
Tanggal berakhirnya masa berlaku, pembekuan atau penarikan kembali.dokumen identitastersebut. Seksi 2
I
5.
Pola panutan biometri yang muncul pada dokumen identitas.6.
Foto.7.
Rincian dari semua permintaan informasi yang masuk berkenaan dengan dokumen identitas pelaut.Lampiran
III
Persyeratan dan prosedur yang direkomendasikan
sertapraktek-praktek
yang
berkenaan denganditerbitkannya
dokumen identitas pelaut
Lampiran
ini
meqiabarkan persyaratanminimum yang
menyangkut prosedur-prosedur untukdiikuti
oleh setiap Anggota sesuai dengan Pasal 5 Konvensiini,
tennasuk prosedur pengendalianmutu, sehubungan dengan diterbitkannya dokumen identitas pelaut (yang
di
bawahini
disebutdengan singkatan
"DIP").
'Bagian
A
menyebutkan hasil-hasil yang diwajibkan yang sekurang-ktnangnya hanrs dicapai olehtiap:1iap Anggota, dalam mengimplementasikan sistem penerbitan DIP.
Bagian
B
merekomendasikanprosedur
dan praktek
untuk
mencapai hasil-hasil
tersebut.Pertimbangan penuh harus diberikan oleh Anggota pada Bagian B, namun tidak diwajibka&
Bagian
A, Hasil-hasil
yangdiwajibkan
l.
Pembuatan danpengantaran blanko DIP
ketempat
tujuan
Sudatr ada proses dan prosedur untuk menjamin keamanan yang diperlukan untuk membuat
dan mengantar blanko DIP ke tempat tujuan, termasuk hal-hal berikut:
(a).
semua blankoDIP
mempunyai mutu yang seragam dan memenuhispesifikasi isi
danformat sebagaimana tercantum dalam Lampiran
I.
;(b).
bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatandilindungi
dan diawasi;33 WRA1A NO. 6l TAHUN KE-XVII TR'WUI/,N '