BAB V
BAB V
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada
Pada bab bab V V ini ini disajikan disajikan gambaran gambaran data data penelitian penelitian yangyang diperoleh
diperoleh dari hasil dari hasil jawaban jawaban reponden, reponden, proses proses pengolahan pengolahan data data dandan analisis hasil pengolahan data. Hasil pengolahan data akan digunakan analisis hasil pengolahan data. Hasil pengolahan data akan digunakan sebagai dasar untuk analisis dan menjawab hipotesis penelitian yang sebagai dasar untuk analisis dan menjawab hipotesis penelitian yang diajukan.Analisis da
diajukan.Analisis data diskriptif digunakan ta diskriptif digunakan untuk mengguntuk menggambarkan ambarkan kondisikondisi dan karakteristik jawaban responden untuk masing-masing variabel. Hasil dan karakteristik jawaban responden untuk masing-masing variabel. Hasil jawaban
jawaban tersebut tersebut selanjutnya selanjutnya digunakanuntuk digunakanuntuk mendapatkan mendapatkan tendensitendensi jawaban
jawaban responden responden mengenai mengenai kondisi kondisi masing-masing masing-masing variabelvariabel penelitian.
penelitian. Analisis
Analisis data data yang yang digunakan digunakan dalam dalam penelitian penelitian ini ini adalahadalah Structural Equation Modeling (SEM)
Structural Equation Modeling (SEM) dengan terlebih dahulu melakukan dengan terlebih dahulu melakukan pengujian dimensi-dimensinya dengan
pengujian dimensi-dimensinya dengan Confirmatory Factor AnalysisConfirmatory Factor Analysis (CFA)
(CFA). Model SEM juga akan dianalisis dengan metode. Model SEM juga akan dianalisis dengan metode Goodness of FitGoodness of Fit (GOF)
(GOF) untuk mendapatkan dan mengevaluasi kecocokan model yang untuk mendapatkan dan mengevaluasi kecocokan model yang diajukan. Setelah diketahui semua hasil pengolahan data, selanjutnya diajukan. Setelah diketahui semua hasil pengolahan data, selanjutnya akan dibahas dan yang terakhir adalah menarik kesimpulan yang akan dibahas dan yang terakhir adalah menarik kesimpulan yang didasarkan pada hasil analisis tersebut.
didasarkan pada hasil analisis tersebut. A.
1. Uji Validitas Kuesioner. 1. Uji Validitas Kuesioner.
Sebelum dilaksanakan penelitian yang sebenarnya terhadap Sebelum dilaksanakan penelitian yang sebenarnya terhadap 100 sampel data penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji kuesioner 100 sampel data penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji kuesioner terhadap 100 responden untuk mendapatkan validitas butir-butir terhadap 100 responden untuk mendapatkan validitas butir-butir kuesioner dan reliabilitas atau konsistensi jawaban responden kuesioner dan reliabilitas atau konsistensi jawaban responden terhadap kuesioner.
terhadap kuesioner.
Untuk menguji validitas digunakan uji korelational product Untuk menguji validitas digunakan uji korelational product moment dari
moment dari Pearson CorrelationPearson Correlation, dengan cara mengkorelasikan, dengan cara mengkorelasikan nilai r product moment setiap butir instrumen dengan jumlah total nilai r product moment setiap butir instrumen dengan jumlah total skor setiap butir instrumen dari seluruh jawaban responden. Nilai r skor setiap butir instrumen dari seluruh jawaban responden. Nilai r product
product moment moment ini lalu dikonsultasikan dengan nilai r ini lalu dikonsultasikan dengan nilai r product product moment
moment kritis pada tabel ststistik dengan kritis pada tabel ststistik dengan n = 30 α = 0.05. Nilai rn = 30 α = 0.05. Nilai r tabel diperoleh 0.361.Dengan demikian jika nilai r hitung ≥ dari tabel diperoleh 0.361.Dengan demikian jika nilai r hitung ≥ dari 0,361 berati butir kuesioner tersebut valid.
0,361 berati butir kuesioner tersebut valid.
a. Vari
a. Variab
abel
el K
K epem
epemimpinan.
impinan.
Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Hasil Uji Hasil Uji Validitas KepValiditas Kepemimpinan.emimpinan. Item-Total Statistics Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Mean if Item Deleted Item Deleted Scale Variance Scale Variance if Item Deleted if Item Deleted Corrected Corrected Item-Total Item-Total Correlation Correlation Cronbach's Cronbach's Alpha if Item Alpha if Item Deleted Deleted KP01 KP01 21,13 21,13 12,809 12,809 ,861 ,861 ,917,917 KP02 KP02 21,20 21,20 12,993 12,993 ,839 ,839 ,920,920 KP03 KP03 21,33 21,33 13,471 13,471 ,793 ,793 ,926,926
Sumber : Data primer diolah peneliti. Sumber : Data primer diolah peneliti.
Dari tabel 5.1.di atas dapat disimpulkan bahwa seluruh butir Dari tabel 5.1.di atas dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pertanyaan pada kuesioner variabel Kepemimpinan valid, karena pertanyaan pada kuesioner variabel Kepemimpinan valid, karena seluruhnya memiliki nilai
seluruhnya memiliki nilai Corrected Item-Total CorrelationCorrected Item-Total Correlation ≥ 0,361.≥ 0,361.
b.
b. Vari
Varia
abel
bel K
K omp
ompens
ensa
ass i.i.
Tabel 5.2.
Tabel 5.2. Hasil Uji Hasil Uji Validitas KompeValiditas Kompensasi.nsasi. Item-Total Statistics Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Mean if Item Deleted Item Deleted Scale Variance Scale Variance if Item Deleted if Item Deleted Corrected Corrected Item-Total Total Correlation Correlation Cronbach's Cronbach's Alpha if Item Alpha if Item Deleted Deleted KO01 KO01 10,60 10,60 8,593 8,593 ,856 ,856 ,947,947 KO02 KO02 10,37 10,37 10,171 10,171 ,873 ,873 ,934,934 KO03 KO03 10,23 10,23 9,909 9,909 ,926 ,926 ,919,919
Sumber : Data primer diolah peneliti. Sumber : Data primer diolah peneliti.
Dari tabel 5.2.di atas dapat disimpulkan bahwa seluruh butir Dari tabel 5.2.di atas dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pertanyaan pada kuesioner variabel Kompensasi valid, karena pertanyaan pada kuesioner variabel Kompensasi valid, karena seluruhnya memiliki nilai
seluruhnya memiliki nilai Corrected Item-Total CorrelationCorrected Item-Total Correlation ≥ 0,361.≥ 0,361.
c.
c. Variab
Variabel
el Peng
Peng em
emba
bang
ng a
an
n K
K a
arir
rir ..
Tabel 5.3.
Tabel 5.3. Hasil Uji Hasil Uji Validitas PengValiditas Pengembangan embangan Karir.Karir.
Item-Total Statistics Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Mean if Item Deleted Item Deleted Scale Variance Scale Variance if Item Deleted if Item Deleted Corrected Corrected Item-Total Total Correlation Correlation Cronbach's Cronbach's Alpha if Item Alpha if Item Deleted Deleted PK01 PK01 20,73 20,73 12,685 12,685 ,478 ,478 ,905,905 PK02 PK02 21,07 21,07 10,064 10,064 ,918 ,918 ,843,843 PK03 PK03 21,63 21,63 8,585 8,585 ,716 ,716 ,896,896 PK04 PK04 21,23 21,23 9,978 9,978 ,847 ,847 ,852,852
Sumber : Data primer diolah peneliti. Sumber : Data primer diolah peneliti.
Dari tabel 5.3.di atas dapat disimpulkan bahwa seluruh butir Dari tabel 5.3.di atas dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pertanyaan pada kuesioner variabel Motivasi kerja valid, karena pertanyaan pada kuesioner variabel Motivasi kerja valid, karena seluruhnya memiliki nilai
seluruhnya memiliki nilai Corrected Item-Total CorrelationCorrected Item-Total Correlation ≥ 0,361.≥ 0,361.
d.
d. Vari
Varia
abel
bel K
K inerj
inerja
a..
Tabel 5.4.
Tabel 5.4. Hasil UHasil Uji Validitas ji Validitas Kinerja.Kinerja.
Item-Total Statistics Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Mean if Item Deleted Item Deleted Scale Variance Scale Variance if Item Deleted if Item Deleted Corrected Corrected Item-Total Total Correlation Correlation Cronbach's Cronbach's Alpha if Item Alpha if Item Deleted Deleted KJ01 KJ01 12,97 12,97 3,137 3,137 ,556 ,556 ,83,8311 KJ02 KJ02 13,03 13,03 3,068 3,068 ,560 ,560 ,83,8300 KJ03 KJ03 12,80 12,80 2,303 2,303 ,797 ,797 ,72,7200 KJ04 KJ04 KJ05 KJ05 12,80 12,80 12.30 12.30 2,372 2,372 2.340 2.340 ,755 ,755 ,781 ,781 ,743 ,743 ,722 ,722 Sumber : Data primer diolah peneliti.
Sumber : Data primer diolah peneliti.
Dari tabel 5.4.di atas dapat disimpulkan bahwa seluruh butir Dari tabel 5.4.di atas dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pertanyaan pada kuesioner variabel Kinerja valid, karena pertanyaan pada kuesioner variabel Kinerja valid, karena seluruhnya memiliki nilai
seluruhnya memiliki nilai Corrected Item-Total CorrelationCorrected Item-Total Correlation ≥ 0,361.≥ 0,361.
2. Uji Reliabilitas Kuesioner. 2. Uji Reliabilitas Kuesioner.
a.
a. V
Va
ari
ri ab
abel
el K
K epem
epemimpinan.
impinan.
Reliability Statistics Reliability Statistics Cronbach's Cronbach's Alpha Alpha N of Items N of Items ,936 3 ,936 3
Sesuai Tabel 5.5. tentang Nilai Cronbach's Alpha untuk Uji Reliabilitas Kuesioner, karena diperoleh Nilai 0.936 maka kuesioner Kepemimpinan dapat dikatakan sangat reliabel
b. Variabel K ompetensi.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items ,948 3Sesuai Tabel 5.6. tentang Nilai Cronbach's Alpha untuk Uji Reliabilitas Kuesioner, karena diperoleh Nilai 0.948 maka kuesioner Kompetensi dapat dikatakan sangat reliabel.
c. Variabel Peng embang an K arir .
Reliability StatisticsCronbach's Alpha
N of Items
,893 4
Sesuai Tabel 5.7. tentang Nilai Cronbach's Alpha untuk Uji Reliabilitas Kuesioner, karena diperoleh Nilai 0.893maka kuesioner Pengembangan Karir dapat dikatakan sangat reliabel.
d. Variabel K inerja.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items ,832 5Sesuai Tabel 5.8. tentang Nilai Cronbach's Alpha untuk Uji Reliabilitas Kuesioner, karena diperoleh Nilai 0.832 maka kuesioner Kinerja dapat dikatakan sangat reliabel.
B. Analisis Deskriptif.
1. Gamabaran Umum Responden.
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data deskriptif yang diperoleh dari responden. Data deskriptif penelitian disajikan agar dapat dilihat profil dari data penelitian dan hubungan yang ada antar variabel yang digunakan dalam penelitian (Hair et al, 1995). Data deskriptif yang menggambarkan keadaan atau kondisi responden perlu diperhatikan sebagai informasi tambahan untuk memahami hasil-hasil penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah Aparatur Sipil Negara pada Sekretariat Kota Palembang yang dipilih secara proporsional sebanyak 100 orang
Ke 100 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini selanjutnya dapat dideskripsikan secara rinci berdasarkan jenis kelamin, pendidikan terakhir dan usia. Ketiga aspek demografi tersebut mempunyai peran penting dalam menilai kinerja Aparatur Kota Palembang.
2. Responden Menurut Jenis Kelamin.
Robbins (2001) menyatakan bahwa tempat terbaik untuk memulai adalah dengan pengakuan bahwa terdapat beberapa perbedaan penting antara laki-laki dan perempuan yang mempengaruhi kinerja.
Satu masalah yang nampaknya membedakan antar jenis kelamin, khususnya saat karyawan mempunyai anak-anak prasekolah, adalah pilihan atas jadwal kerja. Ibu-ibu yang bekerja lebih mungkin untuk memilih pekerjaan paruh waktu, jadwal kerja lembur agar bisa menampung tanggung jawab terhadap keluarga.
Hilda, (2004) menjelaskan perbedaan keperibadian yang mendasar antara prempuan dan laki-laki. Menurut Hilda, (2004), laki-laki pada umumnya bersifat individualis, agresif, kurang sabar, lebih tegas, rasa percaya diri lebih tinggi dan lebih menguasai pekerjaan sedangkan perempuan cendrung lebih perhatian kepada orang lain, penurut, pasif, lebih mengkedepankan perasaan dan mempunyai tanggungjawab mengurus keluarga yang lebih besar dari pada laki-laki. Perbedaan ini menyebabkan karyawan perempuan cenderung bersikap dan berlaku sesuai atau sejalan dengan kebijakan dan peraturan perusahaan.Komposisi responden berdasarkan aspek jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 5.9.
Tabel 5.9. Responden Menurut Jenis Kelamin.
JENIS KELAMIN JUMLAH PERSENTASE
Lak – laki 120 87
Perempuan 10 13
JUMLAH 130 100 %
Berdasarkan Tabel 5.9. di atas nampak sebagian besar responden (87%) adalah laki-laki. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah pegawai
laki-laki lebih dominan dari pada pegawai perempuan.Fenomena ini sesuai kebijakan yang diterapkan Walikota Palembang.
3. Responden Menurut Pendidikan Terakhir.
Pendidikan terakhir mempengaruhi kemampuan, wawasan dan tingkat kepercayaan diri dari responden dalam melaksanakan pekerjaannya. Hal tersebut dikarenakan pendidikan sangat penting guna meningkatkan kemampuannya. Responden dengan tingkat pendidikan yang tinggi mampu bekerja dengan tingkat kesulitan dan tanggung jawab yang lebih tinggi (Robbins, 2001). Komposisi responden berdasarkan aspek pendidikan terakhir dapat dilihat pada Tabel 5.10.
Tabel 5.10. Responden Menurut Pendidikan Terakhir.
JENJANG PENDIDIKAN JUMLAH PERSENTASE
SMA 7 2
Diploma 3 4 5
Strata 1 31 21
Strata 2 88 72
JUMLAH 130 100 %
Berdasarkan Tabel 5.10. di atas nampak sebagian besar responden (72%) adalah lulusan Strata 2. Hal ini sesuai dengan kebutuhan unit kerja di Kota Palembang, di mana dalam proses rekrutmen membutuhkan pegawai minimal Pascasarjana, dikarenakan Pola pelayanan Pemerintah di Kota Palembang memerlukan aparatur yang mempunyai pengetahuan dan wawasan yang baik dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggi.
4. Responden Menurut Usia.
Usia responden sangat mempengaruhi kinerjanya, hal tersebut didasarkan atas 3 alasan yaitu: (1) ada keyakinan yang meluas bahwa kinerja karyawan menurun dengan meningkatnya usia, (2) realita bahwa usia karyawan semakin bertambah dan (3) pension (Robbins, 2001, p.42). Kedewasaan seseorang dapat dilihat dari usia seseorang yang merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi kemampuan, pengetahuan, tanggungjawab seseorang dalam bertindak, berpikir serta mengambil keputusan. Pengelola yang lebih tua lebih berpengalaman dalam berpikir dan bertindak serta lebih terbiasa menghadapi persoalan yang muncul ditempat kerja, sehingga mereka telah terbiasa dan lebih mampu melakukan adaptasi dengan permasalahan yang muncul ditempat kerja, sehinggapengambilan keputusan cenderung lebih efektif ketimbang pengelola yang berusia muda, sebagaimana nampak dalam tabel 5.9.
Tabel 5.11. Responden Menurut Umur.
KATEGORI UMUR JUMLAH PERSENTASI
20 – 30 15 16 31 – 40 82 60 41 – 50 24 20 51 – 60 9 9 61 - 65 0 0 TOTAL 130 100%
Berdasarkan Tabel 5.11. di atas nampak Pengelola Unit-unit Koperasi Kredit di Kota Palembang memiliki pengelola yang didominasi oleh usia antara 41-50 tahun (20%), kemudian usia 51-60 tahun (9%), usia antara 31-40 tahun (60%), usia antara 20 -30 tahun (16%), dan usia antara 61-65 tahun (0%).
5. Analisis Pendapat Responden.
Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran deskriptif mengenai responden penelitian ini, khususnya mengenai variabel-variabel penelitian yang digunakan. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif untuk mendapatkan gambaran persepsi responden atas item-item (indikator-indikator) pertanyaan yang diajukan.
a. Deskripsi Variabel Kepemimpinan (X1)
Kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang pimpinan dalam mempengaruhi dan sebagai teladan bagi bawahan dalam mencapai tujuan organisasi.Variabel Kepemimpinan pada penelitian ini diukur melalui 3 buah indikator (KP01 s/d KP03). Hasil tanggapan terhadap variabel dapat dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 5.12.
Distribusi Jawaban Responden pada Variabel Kepemimpinan
No Indikator Frekuensi Jawaban Skor Empirik Nilai Maks Pencapaian (%) STS (1) TS (2) R (3) S (4) SS (5) 1 KP01 71 29 0 0 0 129 500 25.80 2 KP02 0 100 0 0 0 200 500 40.00 3 KP03 100 0 0 0 0 100 500 20.00 Jumlah 171 129 0 0 100 429 1500 28.60
Sumber: Hasil Kuesioner Penelitian, 2015 (diolah)
Ket: STS= Sangat Tidak Setuju, TS=Tidak Setuju, R=Ragu-ragu, S=Setuju, SS=Sangat Setuju
Berdasarkan Tabel 5.12. menunjukkan bahwa intensitas jawaban responden tertinggi terhadap Variabel KEPEMIMPINAN
diperoleh jawaban tidak setuju (skor 2) dengan jumlah sebanyak 129 kali, sedangkan skor hasil penelitian diperoleh 429 atau rata-rata tingkat penilaian terhadap Variabel Kepemimpinan sebesar 28,60 persen dari skor maksimum variabel, Kondisi ini menggambarkan bahwa variabel Kepemimpinan Aparatur di Kota Palembang sangat buruk.
b. Deskripsi Variabel Kompetensi (X2)
Kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang aparatur dalam mempengaruhi dan sebagai teladan bagi bawahan dalam mencapai tujuan organisasi.Variabel Kompetensi pada
penelitian ini diukur melalui 14 indikator (KO01 s/d KO03). Hasil tanggapan terhadap variabel dapat dijelaskan sebagai berikut
Tabel 5.13.
Distribusi Jawaban Responden pada Variabel Kompetensi
No Indikator Frekuensi Jawaban Skor Empirik Nilai Maks Pencapaian (%) STS (1) TS (2) R (3) S (4) SS (5) 1 KO1 0 0 0 72 28 428 500 85.60 2 KO2 0 0 0 52 48 448 500 89.60 3 KO3 0 0 0 4 96 496 500 99.20 Jumlah 0 0 0 128 172 1372 1500 91.47
Sumber: Hasil Kuesioner Penelitian, 2015 (diolah)
Ket: STS= Sangat Tidak Setuju, TS=Tidak Setuju, R=Ragu-ragu, S=Setuju, SS=Sangat Setuju
Berdasarkan Tabel 5.13. menunjukkan bahwa intensitas jawaban responden tertinggi terhadap Variabel Kompetensi diperoleh jawaban sangat setuju (skor 5) dengan jumlah sebanyak 172 kali, sedangkan skor hasil penelitian diperoleh 1372 atau rata-rata tingkat penilaian terhadap Variabel Kompetensi sebesar 91,47 persen dari skor maksimum variabel, Kondisi ini menggambarkan bahwa variabel Kompetensi Aparatur di Kota Palembang sudah sangat baik. Keadaan ini masih bisa ditingkatkan secara maksimal, atau agar dipertahankan keadaan saat ini.
Variabel Pengembangan Karir pada penelitian ini diukur melalui 4 buah indikator (PA01 s/d PA04). Hasil tanggapan terhadap variabel dapat dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 5.14.
Distribusi Jawaban Responden pada Variabel Sanksi Hukum
No Indikator Frekuensi Jawaban Skor Empirik Nilai Maks Pencapaian (%) STS (1) TS (2) R (3) S (4) SS (5) 1 PA1 0 0 0 70 30 430 500 86.00 2 PA2 0 0 0 67 33 433 500 86.60 3 PA3 0 0 0 35 65 465 500 93.00 4 PA4 39 61 0 0 0 161 500 32.20 Jumlah 39 61 0 172 128 1489 2000 74.45
Sumber: Hasil Kuesioner Penelitian, 2015 (diolah)
Ket: STS= Sangat Tidak Setuju, TS=Tidak Setuju, R=Ragu-ragu, S=Setuju, SS=Sangat Setuju
Berdasarkan Tabel 5.14. menunjukkan bahwa intensitas jawaban responden tertinggi terhadap Variabel Pengembangan Karir
diperoleh jawaban sangat setuju (skor 4) dengan jumlah sebanyak 128 kali, sedangkan skor hasil penelitian diperoleh 1489 atau rata-rata tingkat penilaian terhadap Variabel Pengembangan Karir sebesar 74,45 persen dari skor maksimum variabel, Kondisi ini menggambarkan bahwa variabel Pengembangan Karir Aparatur di Kota Palembang sudah cukup baik. Keadaan ini masih bisa
ditingkatkan secara maksimal, atau agar dipertahankan keadaan saat ini.
d. Deskripsi Variabel Kinerja Aparatur (Y2)
Definisi konseptual dari kinerja adalah tingkat hasil kerja karyawan dalam mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan yang diberikan serta memiliki makna perhatian kepada kualitas dan kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan.Variabel Kinerja Aparatur pada penelitian ini diukur melalui 5 buah indikator (KI01 s/d KI05). Hasil tanggapan terhadap variabel dapat dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 5.15.
Distribusi Jawaban Responden pada Variabel Perilaku Aparatur
No Indikator Frekuensi Jawaban Skor Empirik Nilai Maks Pencapaian (%) STS (1) TS (2) R (3) S (4) SS (5) 1 PA1 0 0 0 79 21 421 500 84.20 2 PA2 0 0 0 63 37 437 500 87.40 3 PA3 0 0 0 18 82 482 500 96.40 4 PA4 0 0 0 13 87 487 500 97.40 5 PA5 0 0 0 57 42 438 500 87.60 Jumlah 0 0 0 230 269 2265 2500 90.60
Sumber: Hasil Kuesioner Penelitian, 2015 (diolah)
Berdasarkan Tabel 5.15. menunjukkan bahwa intensitas jawaban responden tertinggi terhadap Variabel Kinerja Aparatur
diperoleh jawaban sangat setuju (skor 5) dengan jumlah sebanyak 269 kali, sedangkan skor hasil penelitian diperoleh 2265 atau rata-rata tingkat penilaian terhadap Variabel Perilaku Aparatur sebesar 90,60persen dari skor maksimum variabel, Kondisi ini menggambarkan bahwa variabel KinerjaAparatur di Kota Palembang sudah sangat baik. Keadaan ini masih bisa ditingkatkan secara maksimal, atau agar dipertahankan keadaan saat ini.
C. Analisis SEM.
Analisis SEM dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan dua tahap (Two-Step Apprroach).Tahap pertama dilakukan dengan merespesifikasikan sebuah model hybrid atau full model sebagai sebuah model CFA (Confirmatory Factor Analysis) sehingga diperoleh model CFA dari masing-masing konstruk eksogen maupuh endogen yang dapat diterima. Model CFA dapat diterima apabila memiliki kecocokan data model, validitas dan reliabilitas yang baik (Wijanto, 2008:69). Tahap Kedua dari two step approach adalah menggabungkan model CFA dari konstruk eksogen maupun endogen yang sudah dapat diterima menjadi satu model keseluruhan (hybrid model ) atau full model untuk diestimasi dan dianalisis untuk melihat kecocokan model secara keseluruhan serta
evaluasi terhadap model strukturalnya sehingga diperoleh full model yang dapat diterima.
1. Pengujian Asumsi Model Struktural. a). Data Berskala Interval
Data yang digunakan untuk mengukur variabel dalam penelitian ini menggunakan skala Likert dengan 5 kategori 1 s/d. 5. Menurut Edward dan Kenny dalam Ghozali (2008:72) skor yang dihasilkan oleh skala Likert ternyata berkorelasi sebesar 0,92 jika dibandingkan dengan skor hasil pengukuran menggunakan skala Thurstone yang merupakan skala interval. Jadi dapat disimpulkan skala Likert dapat dianggap kontinyu atau interval. Disamping itu skor hasil perhitungan skala interval ternyata mempunyai urutan yang sama dengan skor skala Likert. Oleh karena tidak ada perbedaan urutan, maka skala Likert dapat dianggap berskala interval.Dengan demikian, penggunaan data skala likert untuk analisis dalam penelitian ini telah memenuhi persyaratan Asumsi Structural Equation Modelling (SEM).
b). Ukuran Sampel.
Untuk melakukan penetapan jumlah sampel penelitian ini penulis mempergunakan pendapat Wijaya (2009 : 10) dan Santoso (2011:70) yang menyatakan syarat jumlah sampel yang harus dipenuhi jika menggunakan analisis Structural Equation Modeling (SEM), maka jumlah sampel berkisar antara 100-200 atau minimal lima kali jumlah indikator.
Berdasarkan pendapat di atas, karena jumlah indikator dalam penelitian ini sebanyak 20, maka sampel data penelitian yang digunakan adalah 5 X 20 = 100 responden. Dengan demikian jumlah sampel sebanyak 100responden dalam penelitian ini sudah memenuhi ketentuan minimal (minimum requirement).
c). Normalitas Data.
Pengujian selanjutnya adalah melihat tingkat normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini.Penelitian ini mengangkat lebih dari satu variabel terikat, sehingga datanya harus dianalisis secara multivariat.Uji normalitas multivariat dilakukan dengan membuat scatter-plot antara jarak mahalanobis dengan Chi-Square. Jika scatter plot ini mendekati garis lurus dan lebih dari 50% nilai jarak mahalanobis kurang dari atau sama dengan Chi Square, maka data berdistribusi normal multivariate (Johnson & Wichern, 2007: 285).tergambar pada Gambar : 5.1
Berdsarkan Gambar Scatter plot di atas, terlihat bahwa scatter plot tersebut mendekati garis lurus dan lebih dari 50% nilai jarak mahalanobis
kurang dari atau sama dengan Chi Square, sehingga data berdistribusi normal multivariate.
d). Evaluasi Data Outlier.
Outlier adalah kondisi observasi dari suatu data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim, baik untuk variabel tunggal maupun kombinasi (Hair, et al, dalam Ghozali, 2008:227). Deteksi terhadap multivariat outliers dilakukan dengan memperhatikan nilai Mahalanobis Distance. Jarak Mahalonobis (Mahalonobis Distance) untuk tiap-tiap observasi akan menunjukkan jarak sebuah observasi data terhadap nilai rata-rata (centroid) nya. Observasi data yang jauh dari nilai centroidnya dianggap outlier dan harus dibuang (didrop) dari analisis. Kriteria yang digunakan adalah berdasarkan nilai Chi- squares pada derajat kebebasan (degree of freedom) 20 yaitu jumlah indikator dalam penelitian ini pada tingkat signifikansi p < 0,001. Nilai Mahalanobis Distance atau χ2 (15; 0,001) = 37.6973. Hal ini berarti semua kasus
(observation number ) yang memiliki nilai
Mahalanobis d-s qared
yang lebih besar dari 37.6973 adalah multivariat outliers. Hasil output perhitungan mahalanobis distancet terdapat dalam Lampiran ? :Berdasarkan Lampiran ?dapat diketahui bahwa seluruh observasi data memiliki nilai Mahalanobis d-squared di bawah 37.6973 kecuali data observasi ke-80. Berdasarkan hal tersebut maka data ke-80 harus
dikeluarkan, sehingga penelitian yang digunakan secara multivariat tidak mengandung data yang outliers.
e). Evaluasi atas
Multicollinearity
danS ing ularity.
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model SEM ditemukan adanya korelasi antar variabel atau indikator.Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel atau indikator. Hasil dari pengujian ini dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Faktor (VIF) dengan persamaan VIF = 1/tolerance. Jika nilai VIF lebih kecil dari 10 maka tidak terdapat multikolinieritas.Hasil nilai VIF dalam penelitian ini terdapat dalam Tabel berikut: 5.16
Model Collinearity Statistics Tolerance VIF KP01 .779 1.283 KOM01 .649 1.542 KOM02 .667 1.499 KOM03 .895 1.118 PA01 .732 1.366 PA02 .732 1.366 PA03 .847 1.180 PA04 .934 1.071 KI01 .404 2.475 KI02 .569 1.757 KI03 .824 1.214 KI04 .868 1.152 KI05 .551 1.816
Berdasarkan Tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai VIF dalam penelitian ini lebih kecil dari 10, sehingga tidak terdapat multikolinieritas.
f). Evaluasi terhadap Nilai Residual.
Esensi dari SEM adalah menentukan fit atau kesesuaian antara restricted covariance matrix [Ʃ(Ɵ)] dan sample covarince matrix (S). Perbedaan kedua nilai ini tercermin pada nilai residual covariance matrix . Setiap elemen dalam residual matrix menggambarkan perbedaan antara covariance matrix pada Ʃ(Ɵ) dan nilai S atau dengan kata lain akan ada satu nilai residual untuk setiap pasang variabel observed atau manifest (Joreskog dalam Ghozali, 2008:139). Semakin besar nilai residual menunjukkan adanya ketidak sesuaian antara restricted covariance matrix [Ʃ(Ɵ)] dan sample covarince matrix (S). Perhutungan nilai residual covarinace matrix dalam penelitian ini dilakukan dengan Program LISREL 8.8 yang menghasilkan nilai standardized residual .
Nilai standardized residual merupakan nilai fitted residual dibagi dengan standard error , dengan demikian analog dengan nilai Z score dan nilai standardized residual >2,58 dianggap besar nilainya. Jika ada nilai residual untuk pasangan variabel observed atau manifest yang memiliki nilai standardized residual diluar rentang ±2,58 maka salah satu variabel observed harus dibuang (didrop) dari analisis atau sebuah modifikasi perlu dipertimbangkan dengan catatan ada landasan teoritisnya. Berdasarkan hasil output Standardized Residual Covarinaces diketahui bahwa nilai residual yang tertinggi adalah -2,045 yaitu covariance antara KO03 dengan KP02. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat
kesesuaian antara restricted covariance matrix [Ʃ(Ɵ)] dan sample covarince matrix (S) karena seluruh nilai standardized residual dari pasangan variabel observed atau manifest masih dalam rentang ±2,58.
2. Analisis Faktor Konfirmatori (
Confirmatory Faktor A nalys is
) atau CFA.Analisisfaktor konfirmatori dirancang untuk menguji unidimensionalitas darisuatu konstruk teoritis.Analisis ini sering juga disebut menguji validitas suatu konstruk teoritis (Ghozali, 2008: 121).
Untuk menguji validitas dimensi dari konstruk dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melihat nilai mutan faktor standar dari masing-masing indikator dalam model keseluruhan ( Ful Model ). Indicator dinyatakan valid apabila memiliki nilai muatan faktor standar lebih besar atau sama dengan 0,5.
Tingkat reliabilitas yang diterima adalah apabila nilai Construct Reliability ≥ 0,7 meskipun harga tersebut bukanlah sebuah harga “mati”
(Ferdinand, 2006 dalam Mariam, 2009:51). Uji reliabilitas dalam SEM menurut Hair et al., (1995) dalam Mariam (2009:51) dapat diperoleh melalui rumus sebagai berikut :
(Σ Standard Loading )2
Construct Reliability = ---(Σ Standard Loading)2+ ∑ ε j
Keterangan :
• Standard loading diperoleh dari standardized loading untuk tiap indikator yang didapat dari hasil perhitungan LISREL 8.8, yaitu nilai lamda yang dihasilkan oleh masing-masing indikator.
• ∑ ε j adalah measurement error dari tiap indikator. Measurement dapat
diperoleh dari ) . 1 ( 2
j Std Loading .Analisis konfirmatori dilakukan antar konstruk eksogen dan antar konstruk endogen.Dalam penelitian ini terdiri dari dua konstruk eksogen dan dua konstruk endogen. Variabel Usaha, Sosiologis dan Psikologis merupakan konstruk eksogen, sedangkan variabel Perubahan Perilaku dan Loyalitas merupkan konstruk endogen. Hasil analisis faktor konfirmatori atau CFA antar konstruk eksogen maupun antar konstruk endogen akan dibahas pada bagian selanjutnya.
a).
Confirmatory F actor Analysis
(CFA) Konstruk Eksogen.Pengukuran model (Measurement Model) untuk menguji validitas dan reliabilitas dari indikator-indikator pembentuk konstruk latendilakukan dengan analisis faktor konfirmatori (CFA). Model CFA Konstruk Eksogen dapat dilihat pada Gambar berikut:
Gambar 5.2.Model_1 CFA Konstruk Eksogen.
Berdasarkan Gambar 5.2. diatas, diperoleh hasil perhitungan validitas dan reliabilitas dengan Construct Reliability (CR) dari Analisis Faktor
Konfirmatori(Confirmatory Faktor Analysis) / CFA variabel eksogen yang dapat dilihat seperti pada Tabel 5.17.
Tabel 5.17.Hasil Uji Validitas Indikator dan Reliabilitas Konstruk Variabel Eksogen_1
Dimensi Indikator λ Error = 1-λ2 CR=(∑λ)2/ ((∑λ)2 +∑Error)
Kepemimpinan KP01 0.74 0.4524 0.861462248 KP02 0.86 0.2604 KP03 0.86 0.2604 Kompetensi KOM01 1 0 0.598637413 KOM02 0.5 0.75 KOM03 0.11 0.9879
Sumber: Hasil Olah Data Penelitian, 2015.
Tabel 5.17.diatasmengindikasikan bahwa indikator dari variabel Kepemimpinan menunjukan semua indikator memiliki nilai faktor muatan standar ( standardized loading factor ) lebih dari 0,5, artinya indikator-indikator tersebut sudah validdan dapat digunakan dalam analisis selanjutnya. Nilai Construct Reliability (CR) dari variabel Usaha sebesar 0,86(lebih besar dari 0,7). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa indikator dari varibelKepemimpinandalam Analisis Faktor Konfirmatori(Confirmatory Faktor Analysis) / CFAsudah reliabel.
Indikator dari variabel Kompetensi menunjukan hampir semua indikator memiliki nilai faktor muatan standar ( standardized loading factor ) lebihsama dengan 0,5 keculai indicator KOMP03 yang kurang dari 0,5, artinya indikator tersebut belum valid dan harus dikualarkan dalam analisis selanjutnya. Nilai Construct Reliability (CR) dari variabel Sosiologis sebesar 0,60(lebih kecil dari 0,7). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa indikator dari varibelKompetensidalam Analisis Faktor Konfirmatori(Confirmatory Faktor Analysis) / CFA belum reliabel.
Tabel 4.12. diatas mengindikasikan bahwa Model CFA Konstruk Eksogen yang telah terbentuk masih terdapat indikator dalam model keseluruhan (Ful Model) yang memiliki nilai factor standar di bawah 0,5 yaitu pada indicator
KOM03, sehingga indikator tersebut tidak valid dan harus dikualarkan dalam analisis selanjutnya. Sedangkannilai Construct Reliability (CR) menunjukkan bahwavaroabel Kompetensi belum reliabel, sehingga perlu diperbaiki dengan mengeluarkan indikator yang tidak valid, yaitu indikator KOM03, dan diperoleh Model_2 CFA Konstruk Eksogen sebagai berikut :
Berdasarkan Gambar 5.2. diatas, diperoleh hasil perhitungan validitas dan reliabilitas dengan Construct Reliability dari Analisis Faktor Konfirmatori(Confirmatory Faktor Analysis) / CFA variabel eksogen yang terlihat seperti pada Tabel 5.18.
. Tabel 5.18. Hasil Uji Validitas Indikator dan Reliabilitas Konstruk Variabel Eksogen_2.
Dimensi Indikator λ Error = 1-λ2 CR=(∑λ)2/ ((∑λ)2 +∑Error)
Kepemimpinan KP01 0.74 0.4524 0.861462248 KP02 0.86 0.2604 KP03 0.86 0.2604 Kompetensi KOM01 1 0 0.75 KOM02 0.5 0.75
Berdasarkan Gambar 5.2. dan Tabel diatas mengindikasikan bahwa pada Model_2 CFA Konstruk Eksogen sudah tidak terdapat nilai muatan faktor loading yang kurang dari 0,5, sehingga semua indikator pada variabel Eksogen sudah menunjukkan valid. Sedangkannilai Construct Reliability (CR) menunjukkan bahwadari seluruh konstruk eksogen diatas 0,7. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh dimensi dan varibel penelitian dalam Ful Model memiliki reliabilitas dan validitas yang baik.
b).
Confirmatory F actor Analysis
(CFA) Konstruk Endogen.Analisis faktor konfirmatori konstruk endogen terlihat seperti pada Gambar 5.3.berikut.
Gambar 5.3.Model_1 CFA Konstruk Endogen.
Diagram jalur dalam Model CFA Konstruk Endogenterlihat masih ada nilai muatan faktor loading yang kurang dari 0,5, yaitu Y1, sehingga indikator tersebut dikeluarkan dari model. Sedangkan hasil perhitungan validitas dan reliabilitas dengan Construct Reliability dari Analisis Faktor
Konfirmatori(Confirmatory Faktor Analysis) / CFA variabel eksogen terlihat seperti pada Tabel 5.19.
Tabel 5.19. Hasil Uji Validitas Indikator dan Reliabilitas Konstruk Variabel Endogen_1.
Dimensi Indikator λ Error = 1-λ 2 CR=(∑λ)2/ ((∑λ)2 +∑Error) Pengembangan Karir PA01 0.73 0.4671 0.0441 PA02 0.63 0.6031 PA03 0.12 0.9856 PA04 0.21 0.9559 Kinerja KI01 1.01 -0.0201 0.6794251 KI02 0.63 0.6031 KI03 0.23 0.9471 KI04 0.13 0.9831 KI05 0.59 0.6519
Sumber: Hasil Olah Data Penelitian, 2013.
Tabel 5.19. di atas menunjukkan bahwa indikator dari variabel Pengembangan Karir terdapat dua indikator yang memiliki nilai faktor muatan standar ( standardized loading factor ) kurang dari 0,5 yaitu indikator PA03 dan PA04, artinya indikator tersebut tidak valid, sehingga dikeluarkan dari model.Nilai Construct Reliability (CR) dari variabel Pengembangan Karir sebesar 0,0441(kurang dari 0,7). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh indikator dari varibel Pengembangan Karir dalam Analisis Faktor Konfirmatori(Confirmatory Faktor Analysis) / CFA belum memiliki reliabilitas yang baik.
Indikator dari variabel Kinerja terdapat dua indikator yang memiliki nilai faktor muatan standar ( standardized loading factor ) kurang dari 0,5 yaitu indikator KI03 dan KI04, artinya indikator tersebut tidak valid, sehingga dikeluarkan dari model. Nilai Construct Reliability (CR) dari variabel
Kinerjasebesar 0,78(lebih dari 0,7). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa indikator dari varibel Kinerja dalam Analisis Faktor Konfirmatori(Confirmatory Faktor Analysis) / CFA belum reliabel, sehingga perlu diperbaiki dengan mengeluarkan indikator yang tidak valid, dan diperoleh Model_2 CFA Konstruk Endogen sebagai berikut :
Gambar 5.4.Model_2 CFA Konstruk Endogen.
Berdasarkan Gambar 5.4. diatas, diperoleh hasil perhitungan validitas dan reliabilitas dengan Construct Reliability dari Analisis Faktor
Konfirmatori(Confirmatory Faktor Analysis) / CFA variabel eksogen yang terlihat seperti padaTabel 5.20.
Tabel 5.20. Hasil Uji Validitas Indikator dan Reliabilitas Konstruk Variabel Endogen_2.
Dimensi Indikator λ Error = 1-λ 2 CR=(∑λ)2/ ((∑λ)2+∑Error) PERUBAHAN PERILAKU Y1 0.77 0.41 0.79 Y3 0.52 0.73 LOYALITAS Y4 0.88 0.23 0.87 Y5 0.88 0.23 Y6 0.71 0.50
Berdasarkan Gambar 5.4. dan Tabel diatas mengindikasikan bahwa pada Model_2 CFA Konstruk Endogen sudah terdapat nilai muatan faktor loading yang kurang dari 0,5, sehingga menunjukan semua indikator pada variabel endogen sudah valid. Sedangkannilai Construct Reliability (CR) menunjukkan bahwa dari seluruh konstruk eksogen diatas 0,7. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh dimensi dan varibel penelitian dalam Ful Model memiliki reliabilitas yang baik.
4.2. Analisis Structural Equation Modelling (SEM).
Analisis selanjutnya adalah analisis Structural Equation Modelling (SEM) secara full model (tanpa melibatkan indikator yang tidak valid). Analisis hasil pengolahan data pada tahap full model SEM dilakukan dengan melakukan uji kesesuaian dan uji statistik.
Untuk menguji kelayakan model secara keseluruhan ( Ful Model ) dilakukan dengan memperhatikan hasil perhitungan
Goodness of F it Statistics
dengan Software LISREL 8.5. Adapun pengujiannya merujuk pada kriteria model fit yang terdapat pada tabelGoodness Of F it I ndex
berikut :Tabel 4.21.
Goodness Of F it I ndex
.No
Goodness Of F it
I ndex
Nilai
Cut off Value
(Nilai Batas) Kriteria Keterangan
1.
Chi-Square
45,50 <α.dfGood Fit Tidak Fit
Probability
0,035 > 0,05 2. RMSEA 0,073 ≤ 0,08 0,08 – 0,10 Good Fit Merginal Fit Good Fit 3. NFI 0,86 ≥ 0,90 0,80 – 0,89 Good Fit Merginal Fit Merginal Fit4. TLI atau NNFI
0,91 ≥ 0,90 0,80 – 0,89 Good Fit Merginal Fit Good Fit 5. CFI 0,94 ≥ 0,90 0,80 – 0,89 Good Fit Merginal Fit Good Fit 6. IFI 0,94 ≥ 0,90 0,80 – 0,89 Good Fit Merginal Fit Good Fit 7. RMR 0,036 ≤ 0,05 0,05 – 0,10 Good Fit Merginal Fit Good Fit 8. GFI 0,92 ≥ 0,90 0,80 – 0,89 Good Fit Merginal Fit Good Fit 9. AGFI 0,84 ≥ 0,90 0,80 – 0,89 Good Fit Merginal Fit Merginal Fit
Sumber : Ghozali (2008) dan Hasil Olah Data Penelitian (2013).
Berdasarkan Tabel 5.21. dan hasil analisis dari Lisrel di atas menunjukan bahwamodel secara keseluruhan (Ful Model) mempunyai delapan criteria goodness of fit yang baik. Hal ini menunjukan bahwa model secara keseluruhan
(Ful Model)yang dihasilkan mempunyai goodness of fit yang baik, yang berarti seluruh model struktural yang dihasilkan merupakan model yang Fit atau
cocok, sehingga dapat dilanjutkan dalam analisis selanjutnya.
Hasil pendugaan untuk analisis full model SEM berdasarkan t-value ditampilkan pada Gambar berikut :
Gambar 5.5. Hasil Pendugaan Full Model berdasarkan t-value
Berdasarkan Gambar 5.5 diatas dapat diketahui bahwa hanya satu parameter pada Full Model yang signifikan (nilai t-hitung yang lebih besar dari 1,96), yaitu Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap Pengembangan Karir pada taraf kepercayaan sebesar 95%. Sedangkan Kepemimpinan dan Kompetensi tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Aparatur, Kompetensi juga tidak berpengaruh signifikan terhadap Pengembangan Karir, dan Pengembangan Karir juga tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Aparatur.
Hasil pendugaan untuk analisis full model SEM berdasarkan standar loading ditampilkan pada Gambar berikut :
Gambar 5.6. Hasil Pendugaan Full Model berdasarkan Standar Loading
Berdasarkan hasil standar loading di atas, diperoleh persamaan struktural sebagai berikut.
Persamaan Sub-Struktural :
PA = 0.29*KP + 0.03*KOM
Berdasarkan model sub-struktural di atas dapat di jelaskan bahwa Pengembangan Karir dipengaruhi secara langsung oleh variabel Kepemimpinan dan Kompetensi secara positif masing-masing sebesar 0,29 dan 0,03, namun hanya kepemimpinan yang berpengaruh signifikan pada taraf kepercayaan 95%. Hal ini berarti bahwa semakin baik Kepemimpinan dan Kompetensi maka Pengembangan Karir Aparatur di Kota Palembangakan semakin meningkat.
Persamaan Struktural :
KJ = 0.08*PA + 0.07*KP + 0.12*KOM
Berdasarkan model struktural di atas dapat di jelaskan bahwa Kinerja dipengaruhi secara langsung oleh variabel Pengembangan Karir, Kepemimpinan dan Kompetensi secara positif masing-masing sebesar 0.08, 0.07 dan 0.12, namun ketiganya tidak berpengaruh signifikan pada taraf kepercayaan 95%. Hal ini berarti bahwa semakin baik Pengembangan Karir, Kepemimpinan dan
Kompetensi maka Kinerja Aparatur di Kota Palembangakan semakin baik.
4.3.Analisis Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung
Analisis pengaruh ditujukan untuk melihat seberapa kuat pengaruh suatu variabel dengan variabel lainnya baik secara langsung, maupun secara tidak langsung. Interpretasi dari hasil ini akan memiliki arti yang penting untuk menentukan strategi yang jelas dalam rangka meningkatkan kinerja. Hasil perhitungan pengaruh langsung dan tidak langsung oleh LISREL adalah sebagai berikut :
Tabel 5.22. Pengaruh Langsung.
Direct Effects (Group number 1 - Default model).
Kepemimpinan Kompetensi Pengembanggan Karir Pengembangan
Karir 0.29 0.03
Sumber: Hasil Olah Data Penelitian, 2012.
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 5.22, pengaruh langsung Kepemimpinan dan Kompetensi terhadap Pengembangan Karir dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan memiliki pengaruh langsung lebih besar terhadapPengembangan Karir (sebesar 0,50) daripada pengaruh langsung Kompetensi terhadap Pengembangan Karir(hanya sebesar 0,03). Adapun hasil perhitungan pengaruh langsung Pengembangan Karir, Kepemimpinan dan Kompetensi terhadap Kinerja Aparatur dapat disimpulkan bahwa Kompetensi memiliki pengaruh langsung yang lebih besar terhadap Kinerja Aparatur (sebesar 0,12) dibandingkan dengan Kepemimpinan dan Pengembangan Karir yang masing-masing hanya sebesar 0,07 dan 0,08.
Tabel 5.23. Pengaruh Tidak Langsung.
Standardized Indirect Effects (Group number 1 - Default model).
Kepemimpinan
Kompetensi Pengembangan
Karir
Kinerja 0,023 0,002
Sumber: Hasil Olah Data Penelitian, 2012.
Kemudian pada Tabel 5.23 menunjukkan hasil perhitungan pengaruh tidak langsung dari Kepemimpinan dan Kompetensi terhadap Kinerja Aparatur dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan memiliki pengaruh tidak langsung lebih besar terhadap Kinerja Aparatur (sebesar 0,023) daripada pengaruh tidak langsung Kompetensi terhadap Kinerja Aparatur (hanya sebesar 0,002).
Karena pengaruh langsung Kepemimpinanterhadap Kinerja Aparatur (sebesar 0,07) lebih besar daripada pengaruh tidak langsung dari Kepemimpinanterhadap Kinerja Aparatur melalui Pengembangan Karir (sebesar 0,02), dan pengaruh langsung Kompetensi terhadap Kinerja Aparatur (sebesar 0,12) juga lebih besar daripada pengaruh tidak langsung dari Kompetensiterhadap Kinerja Aparatur melalui Pengembangan Karir (sebesar 0,002), maka dapat disimpulkan Pengembangan Karirdalam penelitian ini bukan merupakan variabel intervening atau variabel perantara yang baik antara Kepemimpinan dan Kompetensi terhaddap Kinerja Aparatur.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pengujian secara statistik terhadap data penelitian ini (Pengaruh Kepemimpinan dan Kompensasi Terhadap Pengembangan Karir Serta Implikasinya Pada Kinerja Aparatur di Kota Palembang), dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kepemimpinan berpengaruh positif dan siginifikan terhadap Pengembangan Karir Aparatur di Kota Palembang. Besarnya pengaruh kepemimpinan terhadap Pengembangan Karir sebesar 0,29, artinya semakin baik kepemimpinan maka Pengembangan Karir Aparatur di Kota Palembang juga akan semakin baik, pengaruh kepemimpinan dimaksud didukung oleh Kopetensi yang dimiliki oleh Pimpinan dalam memimpin bawahannya dukungan tersebut sebesar 0,46 pada indikator KP 01 (lihat gambar 5.5 hasil pendugaan full Model 1) dan hasil pengujian diperoleh nilai t-hitung sebesar 2,32, karena nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel (1,96) maka dengan kepercayaan 95% dapat dinyatakan bahwa kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap Pengembangan Karir di Kota Palembang (lihat gambar 5.6).
2. Kompetensi berpengaruh positif terhadap Pengembangan Karir Aparatur Kota Palembang, namun tidak signifikan. Besarnya pengaruh kompetensi terhadap Pengembangan Karir sebesar 0,02.
artinya dengan penambahan kompetensi Aparatur belum tentu akan mempengaruhi Pengembangan Karir Aparatur hal tersebut didukung dengan kewenangan dan tanggung jawab masing-masing aparatur dalam mengemban tugasnya , dukungan tersebut sebesar 0,75 pada indikator KOM 2 (lihat gambar pendugaan full model 1) dan hasil pengujian diperoleh nilai t-hitung sebesar 0,26, karena nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel 1,96 (Gambar 5.6 ) maka dengan kepercayaan 95% dapat dinyatakan bahwa kompetensi berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap Pengembangan Karir Aparatur Kota Palembang. Hal ini berarti bahwa perubahan kompetensi tidak akan berdampak pada Pengembangan Karir Aparatur di Kota Palembang.
3. Pengembangan Karir Aparatur dipengaruhi secara langsung dan signifikan oleh variabel Kepemimpinan dan Kompetensi secara simultan. Hal ini ditunjukkan dengan persamaan sub strutural : Pengembangan Karir Aparatur = 0,29 Kepemimpinan + 0,03 Kompetensi (R2 = 0,33). Besarnya pengaruh kedua varibel terhadap Pengembangan Karir Aparatur ditunjukkan dari nilai koefesien determinasi (R2) sebesar 0,33 atau 33%. Secara parsial,
besarnya pengaruh kepemimpinan terhadap Pengembangan Karir Aparatur sebesar 0,29, sedangkan kompetensi hanya berpengaruh sebesar 0,03, artinya kepemimpinan mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap Pengembangan Karir dari pada kompetensi.
Secara statistik juga terlihat bahwa kepempiminan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pengembangan Karir, sedangkan kompetensi tidak berpengaruh signifikan terhadap Pengembangan Karir. Hal ini berarti bahwa semakin baik kepemimpinan dalam organisasi Pemerintah Kota palembang tersebut maka Pengembangan Karir Aparatur di Kota Palembang akan meningkat.
4. Kepemimpinan berpengaruh positif dan siginifikan baik secara langsung maupun tak langsung terhadap Inerja Aparatur di Kota Palembang. Besarnya pengaruh Kepemimpinan secara langsung terhadap Kinerja sebesar 0,07, sedangkan pengaruh tidak langsungnya sebesar 0,023 dan pengaruh totalnya sebesar 0,093 artinya semakin baik kepemimpinan maka Kinerja Aaparatur di Kota Palembang juga akan semakin baik. Dan ukuran kinerja tercapai semakin baik apabila tingkat kreativitas Aparatur dalam bekerja selalu berkemban yang digambarkan pada full model 1 dengan besaran nilain indikator KI 05 sebesar 0,64. Karena pengaruh langsung kepemimpinan terhadap kinerja (sebesar 0,07) lebih besar daripada pengaruh tidak langsung dari kepemimpinan terhadap kinerja melalui Pengembangan Karir (sebesar 0,023) maka dapat disimpulkan Pengembangan Karir dalam penelitian ini merupakan variabel intervening yang kurang baik untuk variabel kepemimpinan.
5. Kompetensi berpengaruh positif dan tidak signifikan secara langsung terhadap kinerja di Kota Palembang, sedangkan secara tidak langsung tidak signifikan. Besarnya pengaruh kompensasi secara langsung terhadap kinerja sebesar 0,12, sedangkan pengaruh tidak langsungnya sebesar 0,002 dan pengaruh totalnya sebesar 0,122 artinya semakin baik Kompetensi maka kinerja di Kota Palembang juga akan semakin baik.
6. Pengembangan Karir Aparatur berpengaruh positif dan tidak signifikan secara langsung terhadap Kinerja di Kota Palembang. Hal ini ditunjukkan dari nilai t-hitung sebesar 0,18 yang lebih kecil dari t-tabel sebesar 1,96. (lihat Gambar 5.6) Besarnya pengaruh Pengembangan Karir Aparatur secara langsung terhadap kinerja sebesar 0,08, artinya semakin baik Pengembangan Karir maka Kinerja Aparatur di Kota Palembang juga akan semakin baik. pengaruh Pengembangan Karir tersebut didukung oleh program penyegaran Karir Aparatur dengan konsep promosi dan mutasi pegawai deangan indikator sebesar PA 01 sebesar 0,70 (lihat gambar 5.5 full model 1)
7. Kinerja dipengaruhi secara langsung dan signifikan oleh variabel Pengembangan Karir, kepemimpinan dan Kompetensi secara simultan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai persamaan struktural Kinerja = 0,08 Pengembangan Karir + 0,07 Kepemimipinan + 0,12
simultan terhadap Kinerja ditunjukkan dari nilai koefesien determinasi (R2) sebesar 0,52 atau 52 %. besarnya pengaruh total
Pengembangan Karir terhadap Kinerja sebesar 0,08, pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja sebesar 0,07, sedangkan Kompetensi berpengaruh terhadap Kinerja sebesar 0,12, artinya Kompetensi mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap Kinerja daripada Pengembasngan Karir maupun Kepemimpinan. Hasil pengujian secara statistik dari ketiga variable berpengaruh terhadap kinerja. Hal ini berarti bahwa semakin baik kepemimpinan dalam organisasi Pemerintah di Kota palembang tersebut dan Pengembangan Karirnya maka Kinerja Aparatur dalam memberikan pelayanan kepada Masyarakat di Kota Palembang akan meningkat. Hal tersebut mengindikasikan bahwa peningkatan Kinerja di Kota Palembang akan terjadi apabila didukung adanya peningkatan secara bersama-sama antara Kepemimpinan, Pengembangan Karir dan Kompetensi
B. Implikasi Manajerial
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan pada bagian sebelumnya, penelitian ini memperoleh beberapa bukti empiris yang dapat dijadikan masukan bagi Kepeimpinan di Kota palembang, dalam rangka menerapkan implementasi strategi peningkatan Pengembangan Karir dan kinerja.
a. Secara simultan Pengembangan Karir dipengaruhi oleh Kepemimpinan dan Kompetensi, namun secara parsial hanya Kepemimpinan yang berpengaruh positif dan siginifikan terhadap Pengembangan Karir di Kota Palembang, maka implikasinya adalah kepemimpinan dapat ditingkatkan melalui berbagai upaya diantaranya agar lebih melibatkan bawahan dalam setiap pengambilan keputusan, melaksanakan pekerjaan secara parstisipasif dan efektif, memberi kebebasan yang bertanggungjawab kepada bawahan dan memberikan tugas kepada bawahan secara mandiri tanpa paksaan. Upaya lain dalam meningkatkan kepemimpinan yang dapat dilakukan diantaranya lebih berkonsultasi kepada bawahan dalam mengambil keputusan dan jangan memaksakan kehendak kepada bawahan.
b. Secara simultan, Kinerja dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh Pengembangan Karir , Kepemimpinan dan Kompetensi, artinya bahwa jika ingin meningkatkan Kinerja, maka ketiga variabel tersebut, yaitu Pengembangan Karir Aparatur, Kepemimpinan dan kompetensi perlu ditingkatkan secara simultan. Secara parsial menunjukkan bahwa masing-masing variabel juga berpengaruh signifikan, untuk itu perlu adanya peniingkatan Pengembangan Karir melalui peningkatan Kepemimpinan dan juga perlu meningkatkan Kompetensi yang secara langsung akan meningkatkan Kinerja Aparatur di Kota Palembang. Sehingga
dalam melaksanakan Pelayanan terhadap Masyarakat Kota Palembang. Perlu adanya upaya dalam meningkatkan kinerjanya harus menerapkan semua variabel independen tersebut secara terpadu.
C. Saran
1. Saran Untuk Organisasi
a. Pimpinan secara simultan harus meningkatkan kinerjanya dengan melibatkan bawahan secasra demokratis memberikan keleluasaan bawahan dalam mengembangkan karir dan secara terus menerus mendorong dan memberikan motivasi bawahannya melalui pembekalan diklat-diklat kepemimpinan
b. Untuk pendelegasian tugas dan tanggung jawab bawahan perlu diperhatihan Kopmptensi yang dimiliki oleh setiapo Aparatur sehingga kewenangan dan tanggung jawab yang diberikan oleh atasan akan terlaksana dengan baik dan perlu diperhatikan pemberian kompensasi non finansial seperti uang lember dan reward.
c. Untuk meningkatkan kepercayaan anggota diperlukan motivasi yang tinggi dari para pengelola dan upaya untuk meningkatkan motivasi yang tinggi perlu diberikan pembekalan kepada para pengelola koperasi akan pengetahuan tentang perkoperasian baik secara
manajement maupun pengelolaaan usaha-usaha koperasi dan upaya meningkatkan kinerja perlu direncanakan program kerja dan target usaha koperasi yang diputuskan dalam rapat tahunan pertanggung jawaban pengelola koperasi sehingga menjadi ukuran target kinerja.
d. Untuk menciptakan tertib administrasi keuangan dan tertib menejemen diperlukan supervisi secara terus menerus secara berkala, baik supervisi yang dilakukan oleh badan pengawas intern maupun supervisi yang dilakukan oleh pengawasan independen oleh akuntan publik sehingga jelas kearah mana usaha koperasi telah dijalankan oleh para pengelola selaku pemegang amanah anggota.
2. Saran Untuk Penelitian Lanjutan.
Dalam penelitian lanjutan, penelitian mengenai Pengaruh Kepemimpinan dan Kompetensi Terhadap Pengembangan Karir Serta Implikasinya Pada Kinerja Aparatur di Kota Palembang perlu diteliti variabel-variabel yang teridentifikasi dalam latar belakang penelitian ini namun belum diteliti.
Oleh karenanya disarankan pada peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti variabel-variabel lain yang berkaitan dengan upaya peningkatan Pengembangan Karir dan kinerja Aparatur di Kota Palembang seperti yang telah diidentifikasi pada bab 1.
KUISIONER Kode Kuesioner PERNYATAAN KETERANGAN STS TS N S SS Kepemimpinan
KP01 Kepemiumpinan Walikota Palembang tahun 2013
terpilih telah sesuai dengan prosedur dan tidak mempengaruhi aparatur/pegawai
KP02 Kepemimpinan Walikota Palembang dalam
mendelegasikan tugas kepada bawahan telah sesuai dengan tupoksi di masing-masing unit kerja
KP03 Kepemimpinan walikota Palembang tidak
menggunakan strategi intimidasi kepada bawahannya
Kompetensi
KOM01
Pendelegasian tugas kepada bawahan hendaknya selalu memperhatikan keahlian/keterampilan yang dimiliki masing-masing pegawai
KOM02 Dalam bekerja selalu mencurahkan tenaga dan
pengetahuan yang saya miliki sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab saya
KOM03 Sebagai seorang pegawai saya w ajib mengikuti aturan
kepegawaian yang ada
Pengembangan Karir
PK01 Mutasi jabatan akan memberikan manfaat bagi
pegawai yang bersangkutan agar bekerja lebih giat
PK02 Secara terstruktur setiap karyawan diberikan
kesempatan untuk menduduki jabatan
KP03 Jabatan kunci hanya patut dijabat oleh pegawai yang
telah berpengalaman
KP04 Promosi jabatan berhasil meningkatkan kinerja
pemerintah
Kinerja
KI01 Saya dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan
permintaan pimpinan
KI02 Saya tidak pernah meninggalkan pekerjaan meskipun
ada keperluan peribadi yang mendesak
KI03 Saya mengutamakan kerjasama dengan rekan sekerja
agar kinerja lebih baik
KI04
Kualitas hasil kerja saya telah diakui oleh atasan
KI05 Dalam bekerja saya selalu mengembagkan kreativitas
agar diperoleh hasil kerja yang optimal