PENYUSUNAN
PENYUSUNAN
RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (RTBL)
RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (RTBL)
KAWASAN KORIDOR JL. MULAWARMAN
KAWASAN KORIDOR JL. MULAWARMAN
L
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
Petumbuhan kota yang sangat pesat
Petumbuhan kota yang sangat pesat
Tingginya aktivitas pembangunan yang mengakibatkan:
Tingginya aktivitas pembangunan yang mengakibatkan:
-- terganggunyterganggunya fungsi-fungsi a fungsi-fungsi pelayanan publik,pelayanan publik,
-- penurunan kualitas lingkungan, danpenurunan kualitas lingkungan, dan
-- Penurunan produktivitas perekonomianPenurunan produktivitas perekonomian
Tumbuhnya pusat-pusat pertumbuhan baru yang membutuhkan:
Tumbuhnya pusat-pusat pertumbuhan baru yang membutuhkan:
-- Pengaturan pemberian ijin mendirikan bangunan dan pemanfaatan bangunan;Pengaturan pemberian ijin mendirikan bangunan dan pemanfaatan bangunan;
-- Penertiban letak, ukuran bangunan gedung dan bukan Penertiban letak, ukuran bangunan gedung dan bukan gedung serta bukangedung serta bukan bangunan;
bangunan;
-- Penyusunan rancang bangun bangunan gedung dan bukan gedung;Penyusunan rancang bangun bangunan gedung dan bukan gedung;
-- Jaminan kepastian hukum dalam Jaminan kepastian hukum dalam pelaksanaan pembangunan, termasukpelaksanaan pembangunan, termasuk kepastian untuk mendapatkan pelayanan, kondisi yang selaras dan serasi kepastian untuk mendapatkan pelayanan, kondisi yang selaras dan serasi dalam melakukan k
MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
untuk
untuk memberikan ruang bagi pengembangan koridor Jalan
memberikan ruang bagi pengembangan koridor Jalan
Mulawarman
Mulawarman
sebagai
sebagai kawasan campuran antara fungsi hunian, fungsi
kawasan campuran antara fungsi hunian, fungsi
usaha, dan fungsi sosial budaya
usaha, dan fungsi sosial budaya
serta menyelaraskan dan
serta
menyelaraskan dan
mengendalikan ruang kawasan
mengendalikan ruang kawasan
terhadap proses perkembangan yang
terhadap proses perkembangan yang
akan terjadi
akan terjadi guna terwujudnya lingkungan/ kawasan kota yang
guna terwujudnya lingkungan/ kawasan kota yang
berkualitas
berkualitas
, yang dituangkan dalam dokumen dan dijadikan panduan
, yang dituangkan dalam dokumen dan dijadikan panduan
serta memiliki kepastian hukum dalam bentuk Rencana Tata
serta memiliki kepastian hukum dalam bentuk Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan (RTBL) yang melengkapi peraturan
Bangunan dan Lingkungan (RTBL) yang melengkapi peraturan
tentang bangunan yang telah ada
tentang bangunan yang telah ada
Maksud:
Maksud:
dokumen arahan pengendalian pembangunan dalam
penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan di Koridor
Jalan Mulawarman yang memiliki sifat campuran dari beberapa fungsi
penggunaan lahan;
mewujudkan suatu kawasan yang memenuhi syarat tata bangunan
dan lingkungan yang layak huni, produktif dan berkelanjutan
MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
Memberikan pedoman pelaksanaan pembangunan yang operasional
dan implementatif khususnya daerah Jalan Mulawarman sebagai
kawasan dengan fungsi campuran.
Menciptakan sarana pengendalian dalam bentuk tata bangunan dan
lingkungan sesuai dengan fungsi yang ditetapkan dan memenuhi
persyaratan teknis yang sekaligus memberi identitas pada kawasan.
Menciptakan alat bagi penataan kawasan untuk mengarahkan
program-program pembangunan yang akan dan telah ditetapkan pada
kawasan ini.
Terlaksananya upaya pengaturan tata bangunan dan lingkungan
sehingga tercipta bagian-bagian kawasan yang tertib, produktif, serasi,
layak huni dan berjati diri.
Terciptanya keselarasan elemen-elemen kawasan dengan
mengarahkan perwujudan arsitektur lingkungan / perkotaan.
Sasaran:
PENGERTIAN RTBL
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) adalah:
panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang
dimaksudkan untuk :
- mengendalikan pemanfaatan ruang, - Penataan bangunan dan lingkungan,
serta memuat materi pokok ketentuan:
- program bangunan dan lingkungan,
- rencana umum dan panduan rancangan, - rencana investasi,
- ketentuan pengendalian rencana, dan
RUANG LINGKUP MATERI RTBL
KETENTUAN UMUM
PROGRAM BANGUNAN DAN LINGKUNGAN 1. Umum
2. Analisis Kawasan Dan Wilayah Perencanaan
3. Analisis Pengembangan Pembangunan Berbasis Peran Masyarakat 4. Konsep Dasar Perancangan Tata Bangunan Dan Lingkungan
RENCANA UMUM
1. Struktur Peruntukan Lahan 2. Intensitas Pemanfaatan Lahan 3. Tata Bangunan
4. Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung 5. Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau 6. Tata Kualitas Lingkungan
7. Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan 8. Pelestarian Bangunan dan Lingkungan RENCANA INVESTASI
FAKTA DAN ANALISA
1.Perkembangan Sosial-Kependudukan
2.Prospek Pertumbuhan Ekonomi
3.Daya Dukung Fisik dan Lingkungan
4.Aspek Legal Konsolidasi Lahan Perencanaan
5.Daya Dukung Prasarana dan Fasilitas Lingkungan
6.Kajian Aspek Signifikansi Historis Kawasan
TINJAUAN KEBIJAKAN
PRODUK TATA RUANG
KEBIJAKAN TATA
RUANG FUNGSI KAWASAN PERENCANAAN KONDISI EKSISTING RTRW Kota Tarakan Tahun 2003-2013 Pengembangan Kota Tarakan sebagai PKN (Pusat Kegiatan
Nasional) yang berfungsi sebagai pusat pelayanan tersier.
Pemekaran kawasan pusat kota lama sebagai pusat kota yang berfungsi sebagai pusat pelayanan hierarki I.
Fungsi dan peran kawasan perencanaan :
Fungsi utama: Bandar udara, Kawasan
perdagangan dan jasa, Perkantoran skala kota, Pelabuhan laut,
Fungsi penunjang: Wisata, Permukiman,
Pemerintahan, Pendidikan, Terminal, Kawasan pertambangan , Industri, Pertanian kebun, Hutan kota, Fasum Fasos penunjang, Pelabuhan industri, Dermaga rakyat
Kawasan perencanaan termasuk dalam PPK Kota Lama yang
merupakan pusat pelayanan kota lama dengan fungsi sebagai pusat
pelayanan tersier. RDTRK Tarakan Barat Tahun 2005-2010 Kawasan perencanaan merupakan pusat Kota Lama yang terletak di pusat kawasan
perdagangan dan jasa, perkantoran yang tumbuh secara linier di sepanjang jalan utama kota dengan
pemanfaatan potensi Bandar udara sebagai pintu gerbang dan area transisi penumpang dan barang yang keluar-masuk Kota Tarakan
Kawasan perencanaan mempunyai fungsi sebagai kawasan komersial, meliputi
Pertokoan Hotel
Rumah makan Perkantoran
Dan perdagangan dan jasa lainnya
Peruntukan penggunaan lahan di kawasan perencanaan yang ada saat ini digunakan sebagai:
Permukiman
Perdagangan dan jasa Perkantoran
Mix Use (rumah, toko serta ruko)
Keempat poin diatas telah sesuai dengan fungsi kawasan perencanaan. Oleh karena itu dalam
pengembangannya, kawasan
perencanaan lebih sesuai diarahkan sebagai kawasan perdagangan dan jasa mengingat lokasi yang strategis
KONDISI UMUM KOTA TARAKAN
Kota Tarakan memiliki luas wilayah, yaitu: 657,33 km2 dengan
perbandingan luas daratan dan lautan adalah
- Luas daratan : 250,80 km2 atau 38,2 % - Luas laut : 406,53 km2 atau 61,8 %
Kecamatan Tarakan Barat dengan Luas terdiri dari:
- Luas Wilayah Perairan : 18,35 km²
- Luas Daratan : 27,89 km²
- Jarak Kecamatan ke Pusat Kota Tarakan : 1,5 km
Topografi dan kelerengan
- 0-7 meter DPL : 15.697,5 Ha (65%). - 7-25 meter DPL : 4.830,0 Ha (20%). - 25-100 meter DPL : 3.501,75 Ha (14,5%) - 100-110 meter DPL : 120,75 Ha (0,5%)
Hidrologi:
- air permukaan di kota Tarakan dipengaruhi oleh 7 sistem Das
(Daerah Aliran Sungai), yaitu Sungai Pamusian, Sungai Malundung,
Sungai Sebengkok, Sungai Selumit, Sungai Kampung Bugis Sungai
Sesanip dan Sungai Mangendala
Tata Guna Lahan
- Wilayah daratan Kota Tarakan dengan luas 25.080 Ha :
- hutan belukar (34 %).
- campuran antara semak dengan usaha budi-daya pertanian berupa
ladang dan tegalan (32 %).
- wilayah terbangun perkotaan tersebar di seluruh 4 kecamatan,
dengan total luas 1.376 Ha atau sekitar 5,5 % saja dari total luas
wilayah daratan Kota Tarakan.
Daftar Kegiatan:
Segmen Fungsi Guna Lahan Jumlah Bangunan Prosentase Guna Lahan Segmen I Perumahan 18 18,95% Perdagangan dan Jasa Warung 7 7,37% Toko 6 6,32% Bengkel 3 3,16% Rumah makan 2 2,11% Hotel 0 0,00% Jasa 4 4,21% Supermarket 0 0,00% Showroom 1 1,05% Mix-used Rumah dan toko 2 2,11% Ruko 13 13,68% Perkantoran 8 8,42% Kesehatan 1 1,05% Peribadatan 0 0,00% Pendidikan 0 0,00% Industri dan Pergudangan 4 4,21%
PEMANFAATAN RUANG
Segmen Fungsi Guna Lahan Jumlah Bangunan Prosentase Guna Lahan Segmen II Perdagangan dan Jasa Warung 0 0,00% Toko 5 6,25% Bengkel 3 3,75% Rumah makan 2 2,50% Hotel 0 0,00% Jasa 9 11,25% Supermarket 2 2,50% Showroom 2 2,50% Mix-used Rumah dan toko 6 7,50% Ruko 11 13,75% Perkantoran 7 8,75% Kesehatan 0 0,00% Peribadatan 2 2,50% Pendidikan 0 0,00% Industri dan Pergudangan 2 2,50%
PEMANFAATAN RUANG
Segmen Fungsi Guna Lahan Jumlah Bangunan Prosentase Guna Lahan Segmen III Perdagangan dan Jasa Warung 3 3,80% Toko 6 7,59% Bengkel 4 5,06% Rumah makan 6 7,59% Hotel 3 3,80% Jasa 6 7,59% Supermarket 0 0,00% Showroom 1 1,27% Mix-used
Rumah dan toko 14 17,72% Ruko 9 11,39% Perkantoran 4 5,06% Kesehatan 1 1,27% Peribadatan 1 1,27% Pendidikan 0 0,00% Industri dan Pergudangan 0 0,00%
Daftar Kegiatan:
PERKEMBANGAN SOSIAL-KEPENDUDUKAN
Kegiatan sosial kependudukan terkait dengan pemanfaatan jalan
Mulawarman:
1. Aktivitas pagi hari: sirkulasi (kendaraan bermotor, tak bermotor dan pejalan kaki), menunggu taksi, jalan kaki (OR) dan kerja
2. Siang hari: sirkulasi (kendaraan bermotor, tak bermotor dan pejalan kaki), menunggu taksi, parkir
3. Malam hari: sirkulasi (kendaraan bermotor, tak bermotor dan pejalan kaki), kongkow/nongkrong di pinggir jalan atau di deket kedai kopi, jalan-jalan (jalan kaki)
4. Minggu/hari libur: sirkulasi (kendaraan bermotor, tak bermotor dan pejalan kaki), menunggu taksi, jalan pagi/jogging, sepeda santai,
PERKEMBANGAN SOSIAL-KEPENDUDUKAN
Aktivitas pagi hari:
1. Bersepeda dan jalan sehat 2. Menunggu taxy
3. Belanja
4. Pembersihan
PERKEMBANGAN SOSIAL-KEPENDUDUKAN
Aktivitas sore hingga malam hari: 1. Bersepeda dan jalan sehat 2. Pembersihan
Prospek Pertumbuhan Ekonomi
1. Sektor pendorong:
- Sekmen I (1) Pelayanan Publik dan Perkantoran - Sekmen II (2-3) Perdagangan dan Jasa
2. Perkembangan ekonomi, kegiatan usaha, prospek investasi:
- Sekmen I (1) Pelayanan Publik dan Perkantoran - Sekmen II (2-3) Perdagangan dan Jasa
3. pembangunan dan perkembangan penggunaan tanah, produktivitas
kawasan:
- Sekmen I (1) Pelayanan Publik dan Perkantoran: perkembangan lebih lambat (masih banyak lahan tidur)
- Sekmen II (2-3) Perdagangan dan Jasa : perkembangan lebih cepat
4. kemampuan pendanaan pemerintah daerah: ??? (belum dianalisis)
Kecenderungan Pertumbuhan
Mix Use Bandar Udara Kota Tarakan Pusat Kota Bagian Utara Kota Tarakan Jl. MulawarmanPEREKONOMIAN KAWASAN
DAYA DUKUNG FISIK DAN LINGKUNGAN
Kondisi bentang alam kawasan:
wilayah kepulauan yang berdiri sebagai satu kabupaten, dengan karakter dataran landai dengan perbukutan dibagian tengah
Lokasi geografis:
- 3°.19' LU - 3°.20' LS
-117°.34' BB - 117°.38' BT
Sumber daya air:
air permukaan di kota Tarakan dipengaruhi oleh 7 sistem Das (Daerah Aliran Sungai), yaitu Sungai Pamusian, Sungai Malundung, Sungai Sebengkok, Sungai Selumit, Sungai Kampung Bugis Sungai Sesanip dan Sungai Mangendala
Status-nilai tanah:
milik pemerintah daerah (u/ruang publik jalan, taman dan saluran)
Izin lokasi:????
Kerawanan kawasan terhadap bencana alam:
Analisis Struktur Kawasan
DAYA DUKUNG FISIK DAN LINGKUNGAN
Permukiman/Hunian
Perdagangan dan jasa
Perkantoran
Kondisi Tata Guna Lahan
Permukiman/hunian
Perdagangan dan jasa
Pelayanan sosial
Perkantoran
Sektor Informal
DAYA DUKUNG FISIK DAN LINGKUNGAN
Sebaran dan kondisi RTH
DAYA DUKUNG FISIK DAN LINGKUNGAN
Tata Hijau
Tata Hijau
Pemilihan jenis tanaman belum
Pemilihan jenis tanaman belum mempertimbangkan:
mempertimbangkan:
-- Jenis dan Jenis dan sifat sifat fisiologis fisiologis tanamantanaman
-- Fungsi tanamanFungsi tanaman
-- Kegunaan tanaman (nilai positif tanaman)Kegunaan tanaman (nilai positif tanaman)
DAYA DUKUNG FISIK DAN LINGKUNGAN
DAYA DUKUNG FISIK DAN LINGKUNGAN
Sumber:
DAYA DUKUNG FISIK DAN LINGKUNGAN
DAYA DUKUNG FISIK DAN LINGKUNGAN
Sumber:
Sumber: Data Data Primer, Primer, 20112011
Tata Hijau Tata Hijau
± 2,4 km dengan fungsi jalan sebagai jalan ± 2,4 km dengan fungsi jalan sebagai jalan arteri sekunde
arteri sekunde
DAYA DUKUNG FISIK DAN LINGKUNGAN
DAYA DUKUNG FISIK DAN LINGKUNGAN
Sumber:
Daya Dukung Prasarana & Fasilitas Lingkungan
Jaringan jalan dan sirkulasi:
- kolektor dengan spesifikasi: - lebar: + 7 m x 2 median 0.9m - dua dua jalur dua lajur
2 arah + 7 m (lir jln) 2 lajur Kanan-kiri
Pejalan kaki (1,5-3 m)
Sepeda
Sepeda motor
Mobil pribadi
Angkutan umum
Truk Gerobak dorongDaya Dukung Prasarana & Fasilitas Lingkungan
Sumber: data primer, 2011
Sistem Parkir:
Off street dan On street
Parkir sejajar
Daya Dukung Prasarana & Fasilitas Lingkungan
Jaringan drainase:
- jaringan air hujan dengan sitem terbuka - dimensi:
Daya Dukung Prasarana & Fasilitas Lingkungan
Jalur Pejalan Kaki
- Lebar efektif kurang dari 1 meter - Kondisi mulai baik-rusak
- Penataan ram cenderung mengikuti keinginan pemilik kapling didekatnya menyababkan jalan jadi naik turun
- Fungsi majemuk (tempat peletakan pelengkap jalan, tempat parkir dan halte)
30
Daya Dukung Prasarana & Fasilitas Lingkungan
Pelengkap Jalan:
- Desain belum bisa memperkuat karakter kota tarakan
- Peletakan mengganggu fungsi jalur pejalan kaki
- Kinerja belum sesuai dengan kebutuhan
- Belum sesuai dengan standart minimum
Daya Dukung Prasarana & Fasilitas Lingkungan
Tanda dan Petunjuk:
- Tata peletakan belum sesuai standart
- Bentuk dan disain terutama papan iklan belum mampu memperkuat
citra kota tarakan
Daya Dukung Prasarana & Fasilitas Lingkungan
ASPEK LEGAL KONSOLIDASI LAHAN
Kesiapan administrasi dari lahan yang direncanakan
dari segi legalitas hukumnya:
1.
koridor ruang jalan: tidak ada masalah dan masih ada peluang
untuk redesain, mengingat ruang dalam status milik
pemerintah daerah
KONSEP DASAR PERANCANGAN
TATA BANGUNAN DAN
KONSEP PERANCANGAN STRUKTUR TBL
URBAN ZONE CAKUPAN WILAYAH PENGEMBANGAN FUNGSI KAWASAN
Sub Urban (Pinggiran Kota)
Daerah diluar wilayah Kota Daerah cadangan
pengembangan wilayah kota General Urban
(wilayah kota)
Wilayah yang meliputi
Kecamatan Tarakan Barat dan sebagian Tarakan Tengah
permukiman dan pelayanan fasilitas dan utilitas umum Urban Center (pusat
kota)
Sepanjang Koridor Jalan Mulawarman
pusat kota, perkantoran, perdagangan dan jasa Urban Core (inti
kota)
Kawasan Simpang Tiga Pusat aktivitas kota
Konsep Struktur Kota
gagasan perancangan dasar pada skala makro
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG
1.Konsep Bentuk dan Pola Kota
Bandara
Juata JalanMulawarman
Jalan Aki Balak Pusat
Kota
ZonaKese lamatan Penerbangan
Growth Jumping Kota Tarakan
Skyline Kota Tarakan
STRUKTUR RUANG KOTA
Page37
Konsep Struktur Koridor Mulawarman: Street and Node
Nodes bisa dimanfaatkan untuk memperkuat citra kawasan dan pembagiarus
STRUKTUR PERUNTUKAN LAHAN
Konsep Penggunaan Ruang: Pembagian Zona Dasar
Zona Perkantoran dan Pelayanan Publik
Zona Perdagangan dan Jasa
Konsep Penggunaan Ruang
Adaptasi dari: New urbanism” : slowness, inclusiveness dan legibility
- Slowness: pertumbuhan tidak cepat. Kawasan merupakan bagian dari compact city (harus didesain pusat-pusat yang mewadahi aktivitas bekerja dan perumahan dalam kawasan guna campuran) - Inclusiveness: semua orang harusmempunyai kesempatan yang sama. Orang bisa berjalan dengan
tenang tanpa terganggu oleh polusi dan kendaraan bermotor yang lalu lalang. Kota harus terdiri dari beberapa pusat yang di antara pusat tersebut dihubungkan dengan sistem transportasi yang baik - Legibility menuntut bahwa kota harus dapat memberikan kejelasan bagi masyarakat. Struktur yang
jelas, struktur yang mampu membedakan pusat dan subpusat
Konsep Penggunaan Lahan (Zona Dasar)
INTENSITAS PEMANFAATAN LAHAN
No Fungsi bangunan KDB KLB Jumlah Lantai Tinggi Bangunan (m) GSB 1 Rumah 50 - 70% 0,5-2,1 1-3 4-10 Minimal 15 m dan 18 m 2 Perdagangan dan Jasa 60 - 80% 1,2-6,4 2-8 10-25 3 Mix Use 60 - 80% 1,2-6,4 2-8 10-25 4 Fasilitas Umum 40 - 65% 0,4-2,9 1-4 5-15 5 Industri dan Pergudangan 30 - 60% 0,3-2,4 1-4 6-15 Sumber : Hasil Analisis
Konsep Pengaturan Bangunan di Koridor Jl. Mulawarman
• Radius dalam: 4000m,
TB max: 45
• Transisi: 2000m
• Radius luar: 15.000m,
RTH halaman perkantoran, pertokoan, dan tempat usaha umumnya berupa jalur trotoar dan area parkir terbuka. Penyediaan RTH pada kawasan ini adalah
sebagai berikut:
• Untuk tingkat KDB 70%-90% perlu menambahkan tanaman dalam pot; • Perkantoran, pertokoan dan tempat usaha dengan KDB diatas 70%,
memiliki minimal 2 (dua) pohon kecil atau sedang yang ditanam pada lahan atau pada pot berdiameter diatas 60 cm;
• Persyaratan penanaman pohon pada perkantoran, pertokoan dan tempat
usaha dengan KDB dibawah 70%, berlaku seperti persyaratan pada RTH pekarangan rumah, dan ditanam pada area diluar KDB yang telah
ditentukan.
RTH halaman rumah:
• jumlah pohon pelindung yang harus disediakan minimal 2-3 (tiga) pohon
pelindung ditambah dengan perdu dan semak serta penutup tanah dan atau rumput.
INTENSITAS PEMANFAATAN LAHAN
Konsep Penggunaan Ruang: RTH
RENCANA UMUM DAN PANDUAN
RANCANG BANGUN
RENCANA SEKMENTASI
Rencana Tematik Penggunaan Ruang: Pembagian Zona
Dasar
Sekmen 1: Perkantoran dan Pelayanan Publik Sekmen 2: Perdagangan dan JasaRENCANA PERUNTUKKAN
LAHAN MAKRO
1.Sub Urban (Pinggiran Kota)
Adalah bagian dari wilayah Kota Tarakan
yang berupa hutan lindung atau hutan mangrove yang tidak dikembangkan penggunaan lahannya
dikarenakan untuk kepentingan perlindungan dan kelestarian alam. 2.General Urban (wilayah Kota)
Pada wilayah ini penggunaan lahannya memiliki fungsi perkotaan yang di gunakan untuk permukiman dan pelayanan fasilitas dan utilitas umum.
3.Urban Center (Pusat Kota)
Wilayah yang mempunyai fungsi sebagai pusat kota adalah sepanjang koridor jalan yang langsung mengakses Simpang Tiga
4.Urban Core (Inti Kota)
Rencana Peruntukkan Lahan Mikro
- Segmen I. Fungsi guna lahan yang mempunyai potensi untuk berkembang adalah kawasan perkantoran skala perkotaan. Segmen I terletak di bagian utara koridor perencanaan,
dibatasi oleh Jembatan Sungai Beluo, Jl. Celebes, Jl. Hasanudin I, Jl. Hasanudin II, Jl. Bhayangkara, Jl. Rukun, Jl. Pemuda Pancasila, Jl. WR Supratman dan Jl. Nipah Indah. - Segmen II. Fungsi guna lahan yang mempunyai potensi untuk berkembang adalah
perdagangan dan jasa. Perdagangan dan jasa pada segmen ini cenderung pada fungsi mix-used, yaitu toko atau warung yang menjadi satu dengan rumah, baik ruko maupun fungsi mix-used tradisional. Segmen II ini adalah berbatasan dengan pusat kota yaitu simpang tiga (THM-GTM-Swiss Bell Hotell-Pos Polisi) terletak pada bagian selatan koridor perencanaan yang dibatasi oleh Gg. Raja, Jl. Nusa Indah, Gg Rahat, Gg. Nipah, Gg. Rahat, Jl. Damai, Gg. Amal, Gg. Tambak, Jl. Elang dan Jl. Kamboja.
KDB
Prospek Perubahan Fungsi KDB Awal Arahan KDB
Rumah 60 - 100% 50 - 70%
Perdagangan dan Jasa 80 - 100% 60 - 80%
Mix Use 70 - 100% 60 - 80%
Fasilitas Umum 60 - 90% 40 - 65%
KLB
Prospek Perubahan Fungsi
Tinggi Bangunan
Awal
KLB Awal Arahan Tinggi
Bangunan Arahan KLB
Rumah 1-3 0,5-2,7 1-3 0,5-2,1
Perdagangan dan Jasa 2-4 1,6-4 2-8 1,2-6,4
Mix Use 2-3 1,4-3 2-8 1,2-6,4
Fasilitas Umum 1-2 0,6-1,8 1-4 0,4-2,6
GSB
• Untuk daerah terbangun yang kurang atau tidak teratur dan berkondisi bangunan sedang atau buruk,
maka penerapannya dilaksanakan pada saat diselenggarakan program peremajaan atau rehabilitasi lingkungan.
• Untuk daerah terbangun yang sudah teratur dan berkon¬disi permanen, namun tidak memenuhi syarat
garis sempadan bangunannya, maka penerapan garis sempadan tersebut dilakukan pada saat
bangunan-bangunan terse¬but melakukan perombakan, peremajaan, rehabilitasi atau renovasi, atau pada keadaan khusus (misalnya dilakukan proyek pelebaran jalan)
• Untuk daerah yang masih kosong, penerapannya ditetap¬kan sedini mungkin dengan cara persyaratan
tersebut dicantumkan dalam IMB
KDH
• Mengarahkan bangunan perumahan menyediakan area hijau sebesar 10-30%
dari luas lahan.
• Pada kawasan perdagangan dan jasa serta kawasan mix use, diarahkan
menyediakan daerah hijau bangunan berupa taman pada atap atau sisi-sisi bangunan berupa pot, dsb. Adapun pengaturan KDH pada bangunan yang
memiliki KDB tinggi harus memiliki KDH minimal 30 % dari sisa lahan dan untuk bangunan dengan kepadatan sedang diarahkan memiliki KDH minimal 10 %.
• Bangunan fasilitas umum berupa perkantoran, pendidikan, kesehatan, dan
peribadatan diarahkan menyediakan area hijau minimal 10% dari luas bangunan.
RENCANA KETINGGIAN BANGUNAN
• Kawasan perumahan ditetapkan tinggi bangunan maksimal 3 lantai.
• Kawasan perdagangan dan jasa serta mix use dengan tinggi bangunan maksimal 8
lantai (sekmen 2)
• Kawasan perkantoran dan fasilitas umum ditetapkan tinggi bangunan maksimal 4
lantai.
RENCANA TATA BANGUNAN
1. Koefisien dasar bangunan perumahan maksimal 70%, koefisien dasar bangunan
perdagangan dan jasa serta mix-use maksimal 80%, koefisien dasar bangunan fasilitas umum maksimal 65%.
2. Kawasan perencanaan dibagi menjadi 2 segmen perencanaan dengan fungsi yang berbeda. Segmen I dengan kegiatan perkantoran skala kota baik itu perkantoran
pemerintah maupun perkantoran swasta, sementara segmen II lebih kearah komersial perdagangan dan jasa.
3. Orientasi bangunan adalah menghadap jalan .
4. Dalam ketentuan KKOP Bandar Udara Juwata Tarakan, kawasan koridor Jl. Mulawarman termasuk dalam zona batas ketinggian bangunan yang diizinkan adalah 45 meter. Oleh karena itu ketinggian elevasi lantai yang ditetapkan untuk bangunan perumahan maksimal 12 meter, bangunan fasilitas umum maksimal 16 meter, bangunan perdagangan dan jasa serta mix-use maksimal 40 meter.
5. Ekpresi bangunan harus mempertimbangkan dan mengadopsi karakter lokal, sehingga kawasan akan memiliki karakter yang jelas.
RENCANA SISTEM JARINGAN JALAN DAN PERGERAKAN
Arteri Primer Kolektor Sekunder Lingkungan
RENCANA PEMANFAATAN RUANG JALAN
sesudah
SISTEM SIRKULASI PEJALAN KAKI DAN SEPEDA
sesudah
SISTEM SIRKULASI PEJALAN KAKI DAN SEPEDA
Pejalan kaki harus mencapai tujuan dengan jarak sedekat mungkin , aman dari lalu
lintas yang lain dan lancar serta terhubung daerah yang satu dengan yang lain.
Apabila jalur pejalan kaki memotong arus lalu lintas yang lain harus dilakukan
pengaturan lalu lintas, baik dengan lampu pengatur ataupun, dengan marka penyeberangan, atau tempat penyeberangan yang tidak sebidang.
Jalur pejalan kaki yang memotong jalur lalu lintas berupa penyeberangan (Zebra
Cross), marka jalan dengan lampu pengatur lalu lintas (Pelican Cross), jembatan penyeberangan dan terowongan.
Jalur pejalan kaki sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa , sehingga keamanan pejalan
kaki lebih terjamin.
Dilengkapi dengan rambu atau pelengkap jalan lainnya , sehingga pejalan kaki leluasa
untuk berjalan, terutama bagi pejalan kaki yang tuna daksa.
Jalur pejalan kaki harus dibuat sedemikian rupa sehingga apabila hujan permukaannya
tidak licin, tidak terjadi genangan air serta disarankan untuk dilengkapi dengan pohon-pohon peneduh.
Untuk menjaga keamanan dan keleluasaan pejalan kaki, harus dipasang kerb jalan
DRAINASE
Pada kawasan perencanaan terdapat dua jenis drainase, yaitu selebar 5
meter dan selebar 1 meter . Pada drainase selebar 5 meter dibawahnya dipasang 3 jenis jaringan prasarana, yaitu: PDAM, telepon dan gas.
Pada drainase itulah kemudian direncanakan untuk ditutup dan diatasnya
dijadikan jalur pejalan kaki. Penutupan drainase tersebut disertai dengan
adanya man hole sebagai sarana untuk pemeliharan dan perawatan drainase.
Sesudah Sebelum
RENCANA SISTEM PARKIR
Mengingat kondisi di lapangan yang penggunaan ruangnya sudah padat
sehingga penyediaan ruang parkir secara on street sudah tidak
memungkinkan, maka sistem parkir direncanakan tetap menggunakan
sistem off street satu lapis sejajar jalur pejalan kaki dan juga ditambahkan
adanya peraturan yang mengharuskan tiap fasilitas perdagangan/ jasa dan
perkantoran menyediakan lahan parkir sendiri sehingga tidak memberikan
beban tambahan dalam penggunaan parkir on street.
JALUR HIJAU
sebelum sesudah
RUANG TERBUKA HIJAU
sebelum sesudah sesudah sesudah sesudahRUANG TERBUKA HIJAU
sesudah
JALUR HIJAU
Jalur Tanaman Tepi Peneduh •Jalur Tanaman Tepi Penyerap
Polusi Udara
•Jalur Tanaman Tepi
H A L T E
sesudah
IKLAN, BAK SAMPAH, BIS SURAT
sesudah
sesudah
PEDOMAN PENGELOLAAN
PERATURAN UMUM:
Peraturan Oprasional Penggunaan dan Pemanfaatan Penjaminan Penjaminan hak atas tanah
dan hak pakai
Kejelasan status lahan Hak dan kewajiban pelaku Hak
a. mengetahui rencana tata ruang; b. menikmati pertambahan nilai ruang
c. memperoleh penggantian yang layak atas kerugian;
d. mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang
e. mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang; dan
f. mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan/atau pemegang izin apabila kegiatan pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang menimbulkan kerugian.
Kuwajiban
a. menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
b. memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang; c. mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin
pemanfaatan ruang;
d. memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan perundang‐undangan dinyatakan sebagai milik umum.
Pengelolaan dan penataan lasekap, RTH, Fasum-fasos
Tanggung jawab pelaku pembangunan (pemerintah, masyarakat dan pengusaha)
Pemeliharaan RTH, fasum-fasos
Tanggung jawab pelaku pembangunan (pemerintah, masyarakat dan pengusaha)
Pembiayaan pemeliharaan dan perbaikan
Tanggung jawab pelaku pembangunan (pemerintah, masyarakat dan pengusaha)
PEDOMAN PENGELOLAAN
Penggunaan yang di izinkan dan terlarang
Diijinkan = sesuai dengan tema sekmen
Terlarang = yang tidak sesuai dengan peruntuhan zona dasar Pemeliharaan kondisi
properti
PENGENDALIAN RENCANA
Arahan Pengendalian Rencana:
Arahan Pengendalian Tata Guna Lahan
Arahan Pengendalian Bangunan Gedung
Arahan Pengendalian Bangunan Bukan Gedung
Arahan Pengendalian Pola Pergerakan, Jaringan Jalan dan Moda
Transportasi
PENGENDALIAN PELAKSANAAN
Panduan Pengaturan Keselamatan Bangunan: Persyaratan struktur
Persyaratan utilitas bangunan
Kebijakan Insentif Pengaturan Bangunan
- Bidang ekonomi, melalui pemberian kompensasi pembebasan pajak (tax holiday ), imbalan, sewa ruang, dan atau urun saham;
- Bidang fisik, melalui pembangunan serta pengadaan sarana dan prasarana sosial ekonomi misalnya pembangunan arcade yang lebih lebar;
- Bidang perijinan, yaitu dengan mempermudah prosedur administrasi pemberian ijin pemanfaatan ruang;
- Bidang manajemen lahan, melalui program kawasan siap bangunan (kasiba) dan lingkungan siap bangun (lisiba);
- Bidang pelayanan informasi, yaitu dengan mempermudah pemberian data/informasi.
Bentuk disinsentif yang dapat diberikan antara lain dalam bentuk:
Bidang ekonomi, melalui pengenaan pajak yang tinggi di kawasan komersial; Bidang fisik, dengan membatasi atau tidak menyediakan sarana dan prasarana,
yang dapat merangsang (menstimulir) perkembangan kawasan. Namun
bangunan tersebut harus menyediakan sendiri fasilitas lingkungannya seperti listrik, air bersih, jaringan drainase, tempat pembuangan sampah, termasuk penyediaan sarana PKL, serta area parkir yang memadai;
Bidang teknis bangunan, melalui persyaratan bangunan (KDB dan KLB) tata
bangunan dan ketinggian bangunan;
Bidang perijinan, tidak menutup pemberian ijin pembangunan atau pembatalan
perijinan lokasi bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan RTR (pasal 26 UU No. 24/1992);
Bidang lingkungan, dengan mengadakan prasyarat kelaikan lingkungan melalui
Amdal.