• Tidak ada hasil yang ditemukan

Edisi Tahun 2013 DIREKTORAT PEMBIAYAAN SYARIAH DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Edisi Tahun 2013 DIREKTORAT PEMBIAYAAN SYARIAH DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

DIREKTORAT PEMBIAYAAN SYARIAH

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN

(2)

Sebagai instrumen keuangan syariah, sukuk

harus sesuai dengan prinsip-prinsip syariah

yang melandasi penerbitannya.

Istilah yang berasal dari Bahasa Arab:

Singular

“Sakk” (

ٌكَّص

)

Plural

“Sukuk” (

كْوُكُص

)

Dokumen, Sertifikat, Bukti Kepemilikan

Sertifikat yang merepresentasikan bukti bagian kepemilikan

yang tak terbagi atas suatu aset berwujud, nilai manfaat

(usufruct), jasa (services), atau kepemilikan aset dari suatu

proyek atau kegiatan investasi tertentu.” (AAOIFI Sharia

Standards No.17)

Gharar (ketidakpastian)

Maysir (spekulasi

)

Haram

Akad/Transaksi syariah

Riba (bunga)

(3)

Merupakan salah satu instrumen pembiayaan APBN:

berbentuk Surat Berharga Negara.

penerbitannya didasarkan pada UU No. 19/2008.

Perikatannya menggunakan prinsip syariah:

ada

underlying asset

berupa BMN atau proyek APBN.

menggunakan akad Ijarah, isthisna, dll.

ada fatwa dan opini syariah dari DSN-MUI.

Dapat menjadi instrumen investasi bagi masyarakat:

aman, karena default risk tidak ada.

memberikan Imbalan tetap (fixed return) yang dibayarkan

secara periodik.

dapat diperjualbelikan di pasar sekunder.

Penerbitannya dengan cara private placement, lelang, atau

bookbuilding.

“ Sukuk Negara atau Surat Berharga Syariah

Negara adalah Surat berharga negara yang

diterbitkan berdasarkan prinsip syariah,

sebagai bukti atas bagian penyertaan

terhadap Aset SBSN, baik dalam mata uang

(4)

Undang-Undang Nomor 19 tahun 2008

tentang Surat Berharga Syariah Negara

Disahkan pada 7 Mei 2008

Mengatur tentang Sukuk yang diterbitkan

oleh Pemerintah Pusat

Memberikan koridor hukum bagi

pengelolaan Sukuk Negara yang

transparan, dan akuntabel, serta

memberikan kepastian hukum bagi

investor

Aturan pelaksanaan UU SBSN diatur lebih

lanjut melalui Peraturan Pemerintah dan

Peraturan Menteri Keuangan.

Peraturan Pelaksanaan UU SBSN:

PP terkait Perusahaan Penerbit SBSN

PMK terkait Penerbitan SBSN di Pasar Dalam & Luar Negeri.

(5)

SBSN diterbitkan oleh Pemerintah atau SPV (

Special Purpose Vehicle

);

Sesuai prinsip syariah;

Tradable atau non tradable,

tergantung pada jenis akad dan

term and

conditions;

Fixed coupon atau variable coupon;

Pembayaran imbalan dan jatuh tempo dijamin oleh UU No. 19 Tahun

2008 dan UU APBN;

Pembayaran imbalan dilakukan secara bulanan atau semesteran;

Dijual pada harga par, premium atau diskon;

Investor SBSN:

Investor syariah dan konvensional;

Individual dan institusi.

Diterbitkan dalam Rupiah atau dalam mata uang asing;

Pada saat jatuh tempo, pelunasan dibayarkan secara penuh

.

6

Deskripsi Sukuk Obligasi

Penerbit Pemerintah, Korporasi, SPV Pemerintah, Korporasi Obligor Pemerintah, Korporasi Pemerintah, Korporasi Sifat instrumen Penyertaan atas suatu aset Instrumen utang Imbal hasil Imbalan, Bagi Hasil, Marjin Bunga/Kupon Jangka Waktu Pendek, Menengah, Panjang Pendek, Menengah,

Panjang

Underlying Asset Perlu Tidak Perlu

Harga Market price (tergantung kondisi pasar)

Market price Syariah

Endorsement

(6)

5

KEUNGGULAN

MANFAAT

Memiliki dasar hukum yang kuat

Aman

Sesuai dengan prinsip syariah

Memiliki basis investor yang luas

Terdapat insentif pajak

Memberikan imbalan kompetitif

Dapat diperdagangkan

(7)

• Diterbitkan dengan bantuan Agen Penjual atau Joint Lead Managers. Digunakan untuk Penerbitan SBSN seri 001, IFR-002, Sukuk Negara Ritel & Global Sukuk.

Bookbuilding

• Diterbitkan dengan melibatkan Bank Indonesia sebagai Agen lelang dan Peserta lelang. Digunakan untuk penerbitan Sukuk Domestik mulai seri IFR0003, seri PBS, dan SPN-S.

Lelang

• Digunakan untuk Penerbitan Sukuk hanya kepada pihak tertentu dengan terms & conditions yang disepakati. Digunakan untuk penerbitan Sukuk Dana Haji Indonesia (SDHI).

Private

Placement

8

JENIS

(8)

Setiap penerbitan Sukuk

Negara telah mendapat Opini

Syariah dari Dewan Syariah

Nasional – Majelis Ulama

Indonesia

8

Fatwa DSN-MUI terkait Sukuk Negara:

Fatwa No.69/DSN-MUI/VI/2008 tentang SBSN

Fatwa No.70/DSN-MUI/VI/2008 tentang

Metode Penerbitan SBSN

Fatwa No.71/DSN-MUI/VI/2008 tentang

Sale

and Lease Back

Fatwa No.72/DSN-MUI/VI/2008 tentang SBSN

Ijarah Sale and Lease Back

Fatwa No.76/DSN-MUI/VI/2010 tentang SBSN

Ijarah Asset to be Leased

Untuk menjamin kesesuaian Sukuk Negara

dengan prinsip syariah, penerbitan Sukuk

Negara memerlukan Fatwa dan Pernyataan

Kesesuaian Syariah (Opini Syariah) dari Dewan

Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia.

“Fatwa adalah suatu ketetapan hukum yang dikeluarkan oleh

pihak yang memiliki keahlian di bidang

syariah.”

“Pernyataan kesesuaian syariah yang dikeluarkan oleh pihak yang memiliki kewenangan dan keahlian di bidang syariah, yang menyatakan bahwa sukuk yang diterbitkan tidak

bertentangan dengan prinsip syariah.”

(9)

Barang Milik Negara

Proyek-Proyek Pemerintah

Jasa Layanan Haji

Jenis

Underlying

Asset

SBSN

Underlying asset

adalah aset yang dijadikan sebagai objek

atau dasar transaksi dalam penerbitan sukuk. Ini merupakan

salah satu aspek utama yang menjadi pembeda antara sukuk

dengan obligasi konvensional.

Underlying Asset bukan merupakan jaminan/kolateral

• Tanah dan Bangunan

• Barang Milik Negara lainnya yang dibeli dengan menggunakan APBN

• Penggunaan BMN harus mendapat persetujuan dari DPR Kegiatan Pemerintah yang dialokasikan dalam APBN yang dibiayai dengan Sukuk, yang meliputi:

- Proyek Infrastruktur - Pengadaan Barang - Jasa

• Transportasi Darat dan Udara

• Akomodasi • Logistik

Barang Milik

Negara

Jasa Layanan

Haji

Proyek

Pemerintah

(10)

Ijarah Sale and Lease Back

Ijarah Al - Khadamat

Ijarah Asset to be Leased

10 1. Pemesanan obyek ijarah

3. Penerbitan SBSN 4. Proce eds Pembangunan Proyek 5. Proceeds 8. P em baya ran Imb alan SBSN 10. Pembelian Aset SBSN 12. Pelunasan SBSN 9. BAST Proyek 7. Pembayaran Ujrah PP SBSN A. Pen erbit B. Wali aman at C. Pemberi Ku asa D. Pemberi Sewa INVEST OR

6. Akad IjarahAsset to be Leased

11. Pembayaran Aset SBSN : Akad/perjanjian : Cash flow GoI - Penyewa - Pembeli GoI Wakil/ Penerima Kuasa 2a. Akad Wakalah untuk

membangun Proyek 2b. Akad Bai’ atas Barang Milik

(11)
(12)

Sukuk Negara Ritel

adalah Sukuk Negara (SBSN) yang dijual kepada individu

atau orang perseorangan Warga Negara Indonesia melalui Agen Penjual.

10

Diversifikasi sumber pembiayaan APBN.

Memperluas basis investor Surat Berharga Negara di pasar domestik.

Memberikan alternatif instrumen ritel yang berbasis syariah bagi

investor.

Memberikan kesempatan kepada investor kecil untuk berinvestasi dalam

instrumen pasar modal yang amanah dan menguntungkan.

Memperkuat pasar modal Indonesia dengan mendorong transformasi

dari

savings-oriented society

menjadi

investment-oriented society.

Akad

Ijarah

Jangka Waktu

3 – 5 tahun

Nominal / Unit

Rp1.000.000,-

Imbalan

Bersifat Tetap

,

dibayarkan bulanan

Nominal pelunasan

100%.

Ketentuan Perdagangan

Dapat

diperdagangkan pada harga pasar.

(13)

13

Perbandingan Sukuk Negara Ritel

Saham Reksadana Deposito

Return Imbalan/sewa Dividen Kenaikan Nilai Aktiva Bersih

Bunga

Pasar sekunder dan potensi

capital gain

Ada Ada Tidak dapat

diperdagangkan

Tidak ada

Masa jatuh tempo

Ada Tidak ada Ada Ada

Jaminan Pemerintah

Ada Tidak ada Tidak ada Ada, jumlah terbatas

Penerbitannya sesuai dengan prinsip syariah dan telah

mendapat fatwa serta opini syariah dari DSN-MUI

Memberikan imbalan tetap (

fixed return

)

Aman (Pembayaran Nominal and Imbalan dijamin oleh

Negara)

Dapat diperjualbelikan di pasar sekunder

pada harga pasar

Berpotensi memperoleh

capital gain

Pajak terhadap SBSN lebih kecil (15%) dibandingkan

terhadap deposito (20%)

(14)

yaitu risiko tidak terpenuhinya pembayaran imbalan dan nilai

nominal pada saat jatuh tempo.

Risiko ini sangat kecil karena

berdasarkan undang-undang investasi pada Sukuk Negara Ritel

dijamin pembayarannya oleh Pemerintah

DEFAULT RISK

(risiko gagal

bayar)

yaitu risiko terjadinya

capital loss

akibat harga jual di pasar

sekunder lebih rendah dari harga beli.

Risiko ini dapat

dihindari dengan cara memegang Sukuk Negara Ritel sampai

jatuh tempo

MARKET RISK

(risiko pasar)

yaitu risiko terjadinya kendala untuk menjual di pasar

sekunder.

Risiko ini dapat diatasi dengan menghubungi dan

meminta bantuan Agen Penjual Sukuk Negara Ritel

LIQUIDITY RISK

(risiko likuiditas)

• Imbalan dibayarkan dengan cara transfer dana ke rekening investor pada tanggal yang telah ditentukan.

• Nilai nominal dibayarkan secara penuh dengan cara mentransfer dana ke rekening investor pada tanggal jatuh tempo.

Mekanisme Pembayaran Imbalan dan Nilai

Nominal

• Diatur dalam PP No. 25 tahun 2009, pajak yang dikenakan terhadap Sukuk Negara Ritel adalah Pajak Penghasilan (PPh) final terhadap imbalan dan

capital gain sebesar 15%.

Pajak atas

Sukuk Negara

Ritel

•Kegiatan Penatausahaan mencakup pencatatan kepemilikan, kliring dan setelmen, serta agen pembayar imbalan dan nilai nominal Sukuk Negara Ritel dilaksanakan oleh Bank Indonesia. Selanjutnya Bank Indonesia telah menunjuk sub-registry untuk membantu pelaksanaan penatausahaan tersebut.

•Biaya atas kegiatan penatausahaan yang dibebankan pada investor tergantung pada kebijakan masing-masing sub-registry.

Penatausahaan

12

CATATAN PENTING

(15)

Individu atau perseorangan WNI yang dibuktikan dengan

KTP

Minimum investasi adalah Rp 5 juta dan kelipatannya maksimum adalah Rp 5

Miliar (mulai SR-004)

Mempunyai rekening tabungan di salah satu bank

umum (bank umum syariah/bank umum konvensional) dan rekening surat berharga di salah satu

sub-registry

Menghubungi Agen Penjual yang ditunjuk Pemerintah untuk membuka rekening tabungan dan rekening

surat berharga

Mengisi formulir pemesanan dengan melampirkan fotokopi KTP

Menyetor dana tunai ke rekening khusus Agen Penjual dan menyampaikan

bukti setoran dana kepada Agen Penjual

Memperoleh hasil penjatahan Pemerintah

Menerima bukti kepemilikan Sukuk Ritel

dari Agen Penjual

SYARAT BERINVESTASI

TATA CARA BERINVESTASI DI PASAR PERDANA

• Pembelian dilakukan melalui Perusahaan Efek di Bursa

Mekanisme Bursa

• Pembelian dilakukan melalui Bank Umum (Syariah/Konvensional) dan Perusahaan Efek

Over The Counter

(16)

Penerbit Pemerintah melalui Perusahaan Penerbitan SBSN

Akad Ijarah Asset To Be Leased Seri Sukuk Negara Ritel seri SR-005

Underlying Asset Barang Milik Negara dan Proyek Pemerintah

Tenor 3 Tahun

Harga Nominal Per

Unit Rp 1.000.000

Minimal Pembelian Rp 5.000.000 dan kelipatannya Maksimal Pembelian

Rp 5 miliar Perdagangan di

Pasar Sekunder Bursa Efek Indonesia

Imbalan Fixed Coupon, dan dibayarkan setiap bulan Kustodian Anggota Sub-Registry

Target Investor Individu / Perseorangan / WNI (di pasar perdana) Agen Penjual Bank:

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk; PT Bank Muamalat Indonesia Tbk; PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk; PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk; Standard Chartered Bank; PT Bank BRISyariah; PT Bank Central Asia Tbk; PT Bank Syariah Mandiri; PT Bank CIMB Niaga Tbk;

PT Bank UOB Indonesia; PT Bank Permata Tbk; Citibank N.A; The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd; PT Bank ANZ Indonesia; PT Bank Danamon Indonesia Tbk; PT Bank Internasional Indonesia Tbk.

Perusahaan Efek:

PT Danareksa Sekuritas; PT Mega Capital Indonesia; PT Bahana Securities; PT Reliances Securities Tbk; PT Sucorinvest Central Gani; PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas; PT Kresna Graha Sekurindo; PT Valbury Asia Securities; PT Lautandhana Securindo.

(17)

17

BERDASARKAN PROFESI

BERDASARKAN WILAYAH

Jumlah Investor

Volume

Jumlah Investor

(18)

15

Keterangan

SR-003

SR-004

SR-005

Tenor

3 Tahun

3,5 Tahun

3 Tahun

Imbalan

8,15%

6,25%

6%

Tanggal

Penerbitan

23 Februari

2011

21 Maret 2012

27 Februari 2013

Tanggal Jatuh

Tempo

23 Februari

2014

21 September

2015

27 Februari 2016

Jumlah Agen

Penjual

20 Agen

Penjual:

11 Bank

9 Perusahaan

Efek

24 Agen Penjual:

13 Bank

11 Perusahaan

Efek

25 Agen Penjual:

16 Bank

9 Perusahaan

Efek

Maksimum

Pembelian

Tidak Ada

Ada (Rp5 M)

Ada (Rp5 M)

Total Penjualan

Rp7,3 Triliun

Rp13,6 Triliun

Rp14,9 Triliun

Jumlah

Investor

15.847 orang

17.606 orang

17.783 orang

Total pemesanan setiap penerbitan Sukuk Negara Ritel selalu

melampaui target penerbitan Pemerintah, hal ini menunjukan

minat masyarakat yang sangat tinggi terhadap Sukuk Negara Ritel

(19)

Investor A membeli Sukuk Negara Ritel di pasar perdana sebesar Rp70 juta dengan tingkat imbalan 7% per tahun dan tidak dijual sampai dengan jatuh tempo, maka hasil yang diperoleh adalah:

Imbalan = Rp70.000.000 x 7% x 1/12

= Rp408.333  diterima setiap bulan sampai dengan jatuh tempo Pada saat jatuh tempo, nominal yang diterima adalah Rp70 juta

Investor A membeli Sukuk Negara Ritel di pasar perdana sebesar Rp70 juta dengan tingkat imbalan 7% per tahun dan dijual di pasar sekunder dengan harga 105%, maka hasil yang diperoleh adalah:

Imbalan = Rp70.000.000 x 7% x 1/12

= Rp408.333  diterima setiap bulan sampai dengan saat dijual

Capital gain = Rp70.000.000 x (105-100)% = Rp3.500.000

Pada saat dijual, nominal yang diterima adalah Rp73.500.000, yang berasal dari pokok Sukuk Negara Ritel ditambah dengan capital gain.

Investor A membeli Sukuk Negara Ritel di pasar perdana sebesar Rp70 juta dengan tingkat imbalan 7% per tahun dan dijual di pasar sekunder dengan harga 95%, maka hasil yang diperoleh adalah:

Imbalan = Rp70.000.000 x 7% x 1/12

=Rp408.333 diterima setiap bulan sampai dengan saat dijual

Capital loss = Rp70.000.000 x (95-100)% = - Rp3.500.000

Pada saat dijual, nominal yang diterima adalah Rp66.500.000, yang berasal dari pokok Sukuk Negara Ritel dikurangi dengan capital loss. (Perhitungan di atas hanya merupakan contoh simulasi, belum memperhitungkan pembayaran pajak atas imbalan dan capital gain serta biaya transaksi di pasar sekunder)

Apabila terjadi gejolak di pasar keuangan, investor Sukuk Negara Ritel dapat

menerapkan tips-tips berikut untuk menjaga agar investasinya tetap aman dan

menguntungkan:

1. Tetap tenang dan memegang Sukuk Negara Ritel hingga jatuh tempo.

2. Tidak menjualnya di bawah harga

par

(100%).

17

TIPS BERINVESTASI

Referensi

Dokumen terkait

Secara berkelompok, peserta didik melakukan diskusi dalam kelompok kecil dengan cara daring untuk mengumpulkan informasi berkaitan dengan bagaimana cara melihat

Makalah yang dipresentasikan dalam seminar nasional ini dikelompokkan menjadi 11 sub tema yaitu Sumber Daya Lahan dan Air, Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan, Sumber Daya

Konstruksi “ mengelola “ ( Beheerdaad ) dapat saja bermakna melalui jalan atau mekanisme korporasi, yaitu dengan status Pemegang saham yang diwakili oleh Meneg

Langkah III : Merincikan kegiatan dari pengembangan teknologi untuk setiap devisi yang berhubungan pentinh, membuat analisa input dan output yang

Penelitian ini menemukan bahwa dalam Fatwa MUI NO: 04 / DSN-MUI / IV /2000 tentang Transaksi Murabahah, Ketentuan Murabahah kepada Nasabah: (i) Nasabah mengajukan

Adanya produk atau jasa pengganti akan membatasi jumlah laba potensial yang akan didapat dari suatu industri. Semakin lengkap layanan yang dimiliki produk atau jasa pengganti

Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Indramayu sebagaimana telah mengalami perubahan, terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 38 Tahun 2001, serta

Hal tersebut terjadi karena hasil dari turnover yang mengalami penurunan mengindikasikan bahwa perusahaan mempunyai aset yang tidak digunakan secara optimal