DIREKTORAT PEMBIAYAAN SYARIAH
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN
Sebagai instrumen keuangan syariah, sukuk
harus sesuai dengan prinsip-prinsip syariah
yang melandasi penerbitannya.
Istilah yang berasal dari Bahasa Arab:
Singular
“Sakk” (
ٌكَّص
)
Plural
“Sukuk” (
كْوُكُص
)
Dokumen, Sertifikat, Bukti Kepemilikan
Sertifikat yang merepresentasikan bukti bagian kepemilikan
yang tak terbagi atas suatu aset berwujud, nilai manfaat
(usufruct), jasa (services), atau kepemilikan aset dari suatu
proyek atau kegiatan investasi tertentu.” (AAOIFI Sharia
Standards No.17)
Gharar (ketidakpastian)
Maysir (spekulasi
)
Haram
Akad/Transaksi syariah
Riba (bunga)
Merupakan salah satu instrumen pembiayaan APBN:
berbentuk Surat Berharga Negara.
penerbitannya didasarkan pada UU No. 19/2008.
Perikatannya menggunakan prinsip syariah:
ada
underlying asset
berupa BMN atau proyek APBN.
menggunakan akad Ijarah, isthisna, dll.
ada fatwa dan opini syariah dari DSN-MUI.
Dapat menjadi instrumen investasi bagi masyarakat:
aman, karena default risk tidak ada.
memberikan Imbalan tetap (fixed return) yang dibayarkan
secara periodik.
dapat diperjualbelikan di pasar sekunder.
Penerbitannya dengan cara private placement, lelang, atau
bookbuilding.
“ Sukuk Negara atau Surat Berharga Syariah
Negara adalah Surat berharga negara yang
diterbitkan berdasarkan prinsip syariah,
sebagai bukti atas bagian penyertaan
terhadap Aset SBSN, baik dalam mata uang
Undang-Undang Nomor 19 tahun 2008
tentang Surat Berharga Syariah Negara
Disahkan pada 7 Mei 2008
Mengatur tentang Sukuk yang diterbitkan
oleh Pemerintah Pusat
Memberikan koridor hukum bagi
pengelolaan Sukuk Negara yang
transparan, dan akuntabel, serta
memberikan kepastian hukum bagi
investor
Aturan pelaksanaan UU SBSN diatur lebih
lanjut melalui Peraturan Pemerintah dan
Peraturan Menteri Keuangan.
Peraturan Pelaksanaan UU SBSN:
PP terkait Perusahaan Penerbit SBSN
PMK terkait Penerbitan SBSN di Pasar Dalam & Luar Negeri.
SBSN diterbitkan oleh Pemerintah atau SPV (
Special Purpose Vehicle
);
Sesuai prinsip syariah;
Tradable atau non tradable,
tergantung pada jenis akad dan
term and
conditions;
Fixed coupon atau variable coupon;
Pembayaran imbalan dan jatuh tempo dijamin oleh UU No. 19 Tahun
2008 dan UU APBN;
Pembayaran imbalan dilakukan secara bulanan atau semesteran;
Dijual pada harga par, premium atau diskon;
Investor SBSN:
Investor syariah dan konvensional;
Individual dan institusi.
Diterbitkan dalam Rupiah atau dalam mata uang asing;
Pada saat jatuh tempo, pelunasan dibayarkan secara penuh
.
6
Deskripsi Sukuk Obligasi
Penerbit Pemerintah, Korporasi, SPV Pemerintah, Korporasi Obligor Pemerintah, Korporasi Pemerintah, Korporasi Sifat instrumen Penyertaan atas suatu aset Instrumen utang Imbal hasil Imbalan, Bagi Hasil, Marjin Bunga/Kupon Jangka Waktu Pendek, Menengah, Panjang Pendek, Menengah,
Panjang
Underlying Asset Perlu Tidak Perlu
Harga Market price (tergantung kondisi pasar)
Market price Syariah
Endorsement
5
KEUNGGULAN
MANFAAT
Memiliki dasar hukum yang kuat
Aman
Sesuai dengan prinsip syariah
Memiliki basis investor yang luas
Terdapat insentif pajak
Memberikan imbalan kompetitif
Dapat diperdagangkan
• Diterbitkan dengan bantuan Agen Penjual atau Joint Lead Managers. Digunakan untuk Penerbitan SBSN seri 001, IFR-002, Sukuk Negara Ritel & Global Sukuk.
Bookbuilding
• Diterbitkan dengan melibatkan Bank Indonesia sebagai Agen lelang dan Peserta lelang. Digunakan untuk penerbitan Sukuk Domestik mulai seri IFR0003, seri PBS, dan SPN-S.
Lelang
• Digunakan untuk Penerbitan Sukuk hanya kepada pihak tertentu dengan terms & conditions yang disepakati. Digunakan untuk penerbitan Sukuk Dana Haji Indonesia (SDHI).
Private
Placement
8JENIS
Setiap penerbitan Sukuk
Negara telah mendapat Opini
Syariah dari Dewan Syariah
Nasional – Majelis Ulama
Indonesia
8
Fatwa DSN-MUI terkait Sukuk Negara:
Fatwa No.69/DSN-MUI/VI/2008 tentang SBSN
Fatwa No.70/DSN-MUI/VI/2008 tentang
Metode Penerbitan SBSN
Fatwa No.71/DSN-MUI/VI/2008 tentang
Sale
and Lease Back
Fatwa No.72/DSN-MUI/VI/2008 tentang SBSN
Ijarah Sale and Lease Back
Fatwa No.76/DSN-MUI/VI/2010 tentang SBSN
Ijarah Asset to be Leased
Untuk menjamin kesesuaian Sukuk Negara
dengan prinsip syariah, penerbitan Sukuk
Negara memerlukan Fatwa dan Pernyataan
Kesesuaian Syariah (Opini Syariah) dari Dewan
Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia.
“Fatwa adalah suatu ketetapan hukum yang dikeluarkan oleh
pihak yang memiliki keahlian di bidang
syariah.”
“Pernyataan kesesuaian syariah yang dikeluarkan oleh pihak yang memiliki kewenangan dan keahlian di bidang syariah, yang menyatakan bahwa sukuk yang diterbitkan tidak
bertentangan dengan prinsip syariah.”
Barang Milik Negara
Proyek-Proyek Pemerintah
Jasa Layanan Haji
Jenis
Underlying
Asset
SBSN
Underlying asset
adalah aset yang dijadikan sebagai objek
atau dasar transaksi dalam penerbitan sukuk. Ini merupakan
salah satu aspek utama yang menjadi pembeda antara sukuk
dengan obligasi konvensional.
Underlying Asset bukan merupakan jaminan/kolateral
• Tanah dan Bangunan
• Barang Milik Negara lainnya yang dibeli dengan menggunakan APBN
• Penggunaan BMN harus mendapat persetujuan dari DPR Kegiatan Pemerintah yang dialokasikan dalam APBN yang dibiayai dengan Sukuk, yang meliputi:
- Proyek Infrastruktur - Pengadaan Barang - Jasa
• Transportasi Darat dan Udara
• Akomodasi • Logistik
Barang Milik
Negara
Jasa Layanan
Haji
Proyek
Pemerintah
Ijarah Sale and Lease Back
Ijarah Al - Khadamat
Ijarah Asset to be Leased
10 1. Pemesanan obyek ijarah
3. Penerbitan SBSN 4. Proce eds Pembangunan Proyek 5. Proceeds 8. P em baya ran Imb alan SBSN 10. Pembelian Aset SBSN 12. Pelunasan SBSN 9. BAST Proyek 7. Pembayaran Ujrah PP SBSN A. Pen erbit B. Wali aman at C. Pemberi Ku asa D. Pemberi Sewa INVEST OR
6. Akad IjarahAsset to be Leased
11. Pembayaran Aset SBSN : Akad/perjanjian : Cash flow GoI - Penyewa - Pembeli GoI Wakil/ Penerima Kuasa 2a. Akad Wakalah untuk
membangun Proyek 2b. Akad Bai’ atas Barang Milik
Sukuk Negara Ritel
adalah Sukuk Negara (SBSN) yang dijual kepada individu
atau orang perseorangan Warga Negara Indonesia melalui Agen Penjual.
10
Diversifikasi sumber pembiayaan APBN.
Memperluas basis investor Surat Berharga Negara di pasar domestik.
Memberikan alternatif instrumen ritel yang berbasis syariah bagi
investor.
Memberikan kesempatan kepada investor kecil untuk berinvestasi dalam
instrumen pasar modal yang amanah dan menguntungkan.
Memperkuat pasar modal Indonesia dengan mendorong transformasi
dari
savings-oriented society
menjadi
investment-oriented society.
Akad
Ijarah
Jangka Waktu
3 – 5 tahun
Nominal / Unit
Rp1.000.000,-
Imbalan
Bersifat Tetap
,
dibayarkan bulanan
Nominal pelunasan
100%.
Ketentuan Perdagangan
Dapat
diperdagangkan pada harga pasar.
13
Perbandingan Sukuk Negara Ritel
Saham Reksadana Deposito
Return Imbalan/sewa Dividen Kenaikan Nilai Aktiva Bersih
Bunga
Pasar sekunder dan potensi
capital gain
Ada Ada Tidak dapat
diperdagangkan
Tidak ada
Masa jatuh tempo
Ada Tidak ada Ada Ada
Jaminan Pemerintah
Ada Tidak ada Tidak ada Ada, jumlah terbatas
Penerbitannya sesuai dengan prinsip syariah dan telah
mendapat fatwa serta opini syariah dari DSN-MUI
Memberikan imbalan tetap (
fixed return
)
Aman (Pembayaran Nominal and Imbalan dijamin oleh
Negara)
Dapat diperjualbelikan di pasar sekunder
pada harga pasar
Berpotensi memperoleh
capital gain
Pajak terhadap SBSN lebih kecil (15%) dibandingkan
terhadap deposito (20%)
yaitu risiko tidak terpenuhinya pembayaran imbalan dan nilai
nominal pada saat jatuh tempo.
Risiko ini sangat kecil karena
berdasarkan undang-undang investasi pada Sukuk Negara Ritel
dijamin pembayarannya oleh Pemerintah
DEFAULT RISK
(risiko gagal
bayar)
yaitu risiko terjadinya
capital loss
akibat harga jual di pasar
sekunder lebih rendah dari harga beli.
Risiko ini dapat
dihindari dengan cara memegang Sukuk Negara Ritel sampai
jatuh tempo
MARKET RISK
(risiko pasar)
yaitu risiko terjadinya kendala untuk menjual di pasar
sekunder.
Risiko ini dapat diatasi dengan menghubungi dan
meminta bantuan Agen Penjual Sukuk Negara Ritel
LIQUIDITY RISK
(risiko likuiditas)
• Imbalan dibayarkan dengan cara transfer dana ke rekening investor pada tanggal yang telah ditentukan.
• Nilai nominal dibayarkan secara penuh dengan cara mentransfer dana ke rekening investor pada tanggal jatuh tempo.
Mekanisme Pembayaran Imbalan dan Nilai
Nominal
• Diatur dalam PP No. 25 tahun 2009, pajak yang dikenakan terhadap Sukuk Negara Ritel adalah Pajak Penghasilan (PPh) final terhadap imbalan dan
capital gain sebesar 15%.
Pajak atas
Sukuk Negara
Ritel
•Kegiatan Penatausahaan mencakup pencatatan kepemilikan, kliring dan setelmen, serta agen pembayar imbalan dan nilai nominal Sukuk Negara Ritel dilaksanakan oleh Bank Indonesia. Selanjutnya Bank Indonesia telah menunjuk sub-registry untuk membantu pelaksanaan penatausahaan tersebut.
•Biaya atas kegiatan penatausahaan yang dibebankan pada investor tergantung pada kebijakan masing-masing sub-registry.
Penatausahaan
12
CATATAN PENTING
Individu atau perseorangan WNI yang dibuktikan dengan
KTP
Minimum investasi adalah Rp 5 juta dan kelipatannya maksimum adalah Rp 5
Miliar (mulai SR-004)
Mempunyai rekening tabungan di salah satu bank
umum (bank umum syariah/bank umum konvensional) dan rekening surat berharga di salah satu
sub-registry
Menghubungi Agen Penjual yang ditunjuk Pemerintah untuk membuka rekening tabungan dan rekening
surat berharga
Mengisi formulir pemesanan dengan melampirkan fotokopi KTP
Menyetor dana tunai ke rekening khusus Agen Penjual dan menyampaikan
bukti setoran dana kepada Agen Penjual
Memperoleh hasil penjatahan Pemerintah
Menerima bukti kepemilikan Sukuk Ritel
dari Agen Penjual
SYARAT BERINVESTASI
TATA CARA BERINVESTASI DI PASAR PERDANA
• Pembelian dilakukan melalui Perusahaan Efek di Bursa
Mekanisme Bursa
• Pembelian dilakukan melalui Bank Umum (Syariah/Konvensional) dan Perusahaan Efek
Over The Counter
Penerbit Pemerintah melalui Perusahaan Penerbitan SBSN
Akad Ijarah Asset To Be Leased Seri Sukuk Negara Ritel seri SR-005
Underlying Asset Barang Milik Negara dan Proyek Pemerintah
Tenor 3 Tahun
Harga Nominal Per
Unit Rp 1.000.000
Minimal Pembelian Rp 5.000.000 dan kelipatannya Maksimal Pembelian
Rp 5 miliar Perdagangan di
Pasar Sekunder Bursa Efek Indonesia
Imbalan Fixed Coupon, dan dibayarkan setiap bulan Kustodian Anggota Sub-Registry
Target Investor Individu / Perseorangan / WNI (di pasar perdana) Agen Penjual Bank:
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk; PT Bank Muamalat Indonesia Tbk; PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk; PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk; Standard Chartered Bank; PT Bank BRISyariah; PT Bank Central Asia Tbk; PT Bank Syariah Mandiri; PT Bank CIMB Niaga Tbk;
PT Bank UOB Indonesia; PT Bank Permata Tbk; Citibank N.A; The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd; PT Bank ANZ Indonesia; PT Bank Danamon Indonesia Tbk; PT Bank Internasional Indonesia Tbk.
Perusahaan Efek:
PT Danareksa Sekuritas; PT Mega Capital Indonesia; PT Bahana Securities; PT Reliances Securities Tbk; PT Sucorinvest Central Gani; PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas; PT Kresna Graha Sekurindo; PT Valbury Asia Securities; PT Lautandhana Securindo.
17
BERDASARKAN PROFESI
BERDASARKAN WILAYAH
Jumlah Investor
Volume
Jumlah Investor
15
Keterangan
SR-003
SR-004
SR-005
Tenor
3 Tahun
3,5 Tahun
3 Tahun
Imbalan
8,15%
6,25%
6%
Tanggal
Penerbitan
23 Februari
2011
21 Maret 2012
27 Februari 2013
Tanggal Jatuh
Tempo
23 Februari
2014
21 September
2015
27 Februari 2016
Jumlah Agen
Penjual
20 Agen
Penjual:
•11 Bank
•9 Perusahaan
Efek
24 Agen Penjual:
•13 Bank
•11 Perusahaan
Efek
25 Agen Penjual:
•16 Bank
•9 Perusahaan
Efek
Maksimum
Pembelian
Tidak Ada
Ada (Rp5 M)
Ada (Rp5 M)
Total Penjualan
Rp7,3 Triliun
Rp13,6 Triliun
Rp14,9 Triliun
Jumlah
Investor
15.847 orang
17.606 orang
17.783 orang
Total pemesanan setiap penerbitan Sukuk Negara Ritel selalu
melampaui target penerbitan Pemerintah, hal ini menunjukan
minat masyarakat yang sangat tinggi terhadap Sukuk Negara Ritel
Investor A membeli Sukuk Negara Ritel di pasar perdana sebesar Rp70 juta dengan tingkat imbalan 7% per tahun dan tidak dijual sampai dengan jatuh tempo, maka hasil yang diperoleh adalah:
Imbalan = Rp70.000.000 x 7% x 1/12
= Rp408.333 diterima setiap bulan sampai dengan jatuh tempo Pada saat jatuh tempo, nominal yang diterima adalah Rp70 juta
Investor A membeli Sukuk Negara Ritel di pasar perdana sebesar Rp70 juta dengan tingkat imbalan 7% per tahun dan dijual di pasar sekunder dengan harga 105%, maka hasil yang diperoleh adalah:
Imbalan = Rp70.000.000 x 7% x 1/12
= Rp408.333 diterima setiap bulan sampai dengan saat dijual
Capital gain = Rp70.000.000 x (105-100)% = Rp3.500.000
Pada saat dijual, nominal yang diterima adalah Rp73.500.000, yang berasal dari pokok Sukuk Negara Ritel ditambah dengan capital gain.
Investor A membeli Sukuk Negara Ritel di pasar perdana sebesar Rp70 juta dengan tingkat imbalan 7% per tahun dan dijual di pasar sekunder dengan harga 95%, maka hasil yang diperoleh adalah:
Imbalan = Rp70.000.000 x 7% x 1/12
=Rp408.333 diterima setiap bulan sampai dengan saat dijual
Capital loss = Rp70.000.000 x (95-100)% = - Rp3.500.000
Pada saat dijual, nominal yang diterima adalah Rp66.500.000, yang berasal dari pokok Sukuk Negara Ritel dikurangi dengan capital loss. (Perhitungan di atas hanya merupakan contoh simulasi, belum memperhitungkan pembayaran pajak atas imbalan dan capital gain serta biaya transaksi di pasar sekunder)
Apabila terjadi gejolak di pasar keuangan, investor Sukuk Negara Ritel dapat
menerapkan tips-tips berikut untuk menjaga agar investasinya tetap aman dan
menguntungkan:
1. Tetap tenang dan memegang Sukuk Negara Ritel hingga jatuh tempo.
2. Tidak menjualnya di bawah harga
par
(100%).
17