• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNOLOGI BERORIENTASI MODEL PENGUKURAN PRODUKTIVITAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TEKNOLOGI BERORIENTASI MODEL PENGUKURAN PRODUKTIVITAS"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

TEKNOLOGI BERORIENTASI MODEL

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS

Abdurrozzaq Hasibuan

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, UISU

Jln. Sisingamangaraja Telp. 7869920 Teladan – Medan

Abstrak

Dimasa ledakan teknologi, para manajer disiapkan dengan tantangan tentang bagaimana memelihara pusat teknologi dan menyediakan teknologi yang paling tepat untuk konsumen. Makalah ini memaparkan sebuah pendekatan yang mudah untuk mengukur produktivitas teknologi dalam pengembangan produk. Pendekatan ini mengambil keuntungan dari pengembangan produk. Pendekatan ini mengambil keuntungan dari pengembangan produk. Pendekatan ini mengambil keuntungan dari pengembangan fungsi kualitas (Quality Function Deployment/QFD) dan total produktivitas dari Edosomwan (Integrating Productivity and Quality Management, Marcel Dekker, New York, 1987) untuk menyimbangkan pengaruh penjualan dan tekanan teknologi. Efisiensi dan efektifitas dari pengembangan teknologi akan dihitung. Informasi ini mungkin dapat mendukung para manajer untuk memilih investasiteknologi selanjutnya dan sumber alokasi bagian.

Kata-kata Kunci : Manajemen Teknologi, Produktivitas, Pengembangan Teknologi, QFD

Pendahuluan

Memasuki abad 21, diramalkan bahwa strategi teknologi akan lebih penting dari sebelumnya. Untuk mencapai daya saing yang baik, kebutuhan untuk penggabungan strategi teknologi kedalam strategi bisnis. Dalam edisi,

Cooper menggambarkan kebutuhan untuk

menyeimbangkan tekanan teknologi dan pengaruh penjualan dalam pengembangan produk baru dan teknologi baru. Hal ini penting untuk konsumen berorientasikan manajeme, yang mana berpusat pada daya saing kualitas, menjadi makin bertambah banyak pada pasar global saat ini.

Sebagai hasilnya, dua kesimpulan diambil : 1) untuk menguji dan memilih teknologi kunci adalah kegiatan yang dimiliki sebelumnya untuk merumskan teknologi strategi. 2) menghitung efisiensi dan pengembangan teknologi baru adalah kegiatan yang penting dan dibutuhkan dalam manajemen teknologi.

Sumanth menguraikan bahwa kualitas dan

produktivitas adalah petunjuk yang biasa digunakan untuk kinerja bisnis. Bagaimanapun juga, pengembangan teknologi untuk menilai produktivitas. Hal ini juga tak memiliki model untuk menilai efektivitas seperti efisiensi untuk pengembangan produk baru bersamaan. Untuk alasan itu penelitian ini mencoba untuk mengembangkan teknologi yang berorientasikan model pengukuran produktivitas, tidak hanya

mempertimbangkan tekanan teknologi dan pengaruh pusar dalam mengevaluasi teknologi kunci. Tapi juga menghitung produktivitas untuk setiap teknologi kunci dalam priode pengembangannya.

Penelitian yang Berkaitan

Sesuai dengan Granstrand dan Sjolanders, bahwa teknologi kunci adalah teknologi yang ditegaskan secara langsung akan berpengaruh terhadap kinerja produk dan/atau kualitas, Teknologi kunci juga dapat memikat konsumen untuk mau membayar lebih terhadap produk tersebut atau atas perbedaan produk dari kebanyakan pesaing.

Quality Function Deployment (QFD =

Pengembangan Fungsi Kualitas) dapat mewujudkan definisi ini sebaik-baiknya, dalam edisi, both Lyman A Wasserman memaparkan sebuah metode perubahan nomal untuk menghitung hubungan nilai untuk matrik hubungan QFD. Penggabungan metode ini mengusulkan pendekatan untuk memilih teknologi kunci dan memberi sebuah nilai yang tepat dan relatif penting untuk setiap teknologi kunci.

Edosomman memaparkan sebuah teknologi – beroreintasi model pengukuran total produktivitas (TOTPM) untuk mempelajari pengaruh dari teknologi baru terhadap pertumbuhan produk, ini adalah model yang

(2)

komplit, Empat Indeks (i untuk tipe teknologi j untuk fase perputaran kehidupan teknologi, k untuk pengembangan teknologi – pabrikasi – tempat pelayanan, t untuk masa pembelajaran) semuanya digunakan mengestimasikan total produktivitas dari teknologi untuk tipe i dan fase j dalam tempat k dan dalam waktu t.

Walaupun TOTPM bisa mengukur produktivitas, hal ini memberikan perhitungan dalam situasi yang nyata. Pengaruh teknologi mungkin pada kebanyakan produk dan pekerjaan pengembangan teknologi mungkin juga dalam banyak devisi, sebab itu kita berusaha untuk mempersiapkan indeks waktu pembelajaran dan untuk menyederhanakan TOTPM dengan mempertimbangkan tipe teknologi kunci tersebut berhimpunan dengan devisi yang berhubungan.

Mandakovic dan Souder, mengembangkan sebuah model R & D produktivitas. Hal ini juga memaparkan sebuah model perhitungan pengeluaran R & D keseluruhannya. Kuo memaparkan sebuah kerangka untuk menghitung sumber untuk pengembangan teknologi. Metode ini digunakan untuk pendekatan yang diusulkan dalam pengumpulan data input dan output.

Model yang Disarankan

Produktivitas dari pengembangan teknologi yang diukur, pendekatan ini disebut teknologi yang beroreintasi model pengukuran produktivitas (TOPM).

Notasi dalam TOPMM di gambarkan seperti di bawah :

C = kebutuhan konsumen (C = 1,2,3,…..n) d = kebutuhan teknologi

(d = 1,2,3,……n)

Dj = kepentingan relatif dari devisi yang berhubungan penting,j

E = kebutuhan teknologi (e = 1,2,3…….m)

Hi = Derajat kepentingan dari teknologi kunci

I = teknologi kunci (i = 1,2,3,…….., m) J = pengembangan teknologi kunci devisi

yang berhubungan penting (j = 1,2,3,…….., p)

Yd,e = Hubungan antara kebutuhan teknologi d dan e

RT

c,d = Pengukuran tradisional hubungan antara kebutuhan konsumen, c , dan kebutuhan teknologi, d.

RT

I,K = Pengukuran tradisional hubungan antara teknologi kunci, I dan devisi yang berhubungan, K

RC,d = Pengukuran normal hubungan antara kebutuhan konsumen C dan kebutuhan teknologi, d

RIK = pengukuran normal hubungan antara teknologi kunci,I dan devisi yang berhubungan K.

RIi = kepentingan relatif dari teknologi kunci,I,

T = waktu pembelajaran ( t = 1,2,3,…, 9) Titijt = total input yang digunakan untuk

pembentukan teknologi kunci, dalam devisi yang berhubungan j, dalam waktu t.

ToTijt = total output dari teknologi kunci I, dibentuk dalam devisi yang berhubungaan penting j, dalam waktu t.

Uc = derajat kepentingan dari kebutuhan konsumen, c.

Wd = mutlak, tingkat kepentingan untuk teknologi kunci, i.

Wj = mutlak, tingkat kepentingan untuk devisi yang berhubungan penting, j. Wk = mutlak, tingkat kepentingan untuk

devisi yang berhubungan, k. Metode Pelaksanaan

Pada bagian ini, metodologi pelaksanaan untuk TOPMM telah diusulkan. Hal ini bisa dibagi dalam empat bagian. Pertama, keinginan konsumen terhadap produk dievaluasi untuk menguji teknologi kunci perusahaan, Kedua, nilai yang relatif penting untuk teknologi kunci untuk setiap devisi yang berhubungan dihitung.

Ketiga, data input dan output dihitung. Empat

produktifitas telah dihitung.

Gambaran langkah metodologi ini dijelaskan dibawah, selanjutnya. Pendekatan team work, diantara devisi, manager, teknisi dan ahli teknologi berusaha keras memberikan kemudahan untuk memperoleh hasil terbaik. Langkah 1 : Gunakan QFD untuk membangun rumah kualitas, kemudian gunakan metode pengubah normal untuk menguji teknologi kunci.

Langkah II : Buat hubungan antara matrix teknologi kunci dan devisi yang berhubungan kemudian gunakan metode pengubahan normal untuk menghitung nilai yang mutlak penting untuk setiap devisi yang berhubungan dengan mempertimbangkan nilai-nilai ini dan memberikan nilai awal para manajer dapat membagi devisi yang bersangkutan ini kedalam kumpulan devisi yang berhubungan penting dan

(3)

kumpulan devisi yang berhubungan kurang penting.

Langkah III : Merincikan kegiatan dari pengembangan teknologi untuk setiap devisi yang berhubungan pentinh, membuat analisa input dan output yang berhubungan dengan teknologi kunci untuk setiap waktu devisi yang berhubungan penting dengan waktu. Mengidentifikasikan semua kebutuhan peneliti untuk membuat output.

Langkah IV : Kumpulkan data input dan output untuk pengembangan teknologi waktu tertentu dan kemudian hitung TPTijt.

Menguji Teknologi Kunci

Teknologi diuji untuk menyesuaikan kepuasan konsumen disambung dengan rumah kualitas dari QFD. Metode perubahan normal dari Wasserman digunakan untuk menghitung nilai yang mutlak penting untuk setiap teknologi. Anggota dari setiap devisi membuat “Has” untuk menentukan nilai awal (TV) berdasarkan atas strategi teknologi dari perusahaan. Teknologi kunci dipilih meskipun nilai yang dimiliki mutlak penting dari pada TV. Dengan cara ini pengaruh penjualan (permintaan konsumen) tekanan teknologi (permintaan teknologi) dan strategi teknologi bisnis dipertimbangkan secara serempak dalam perubahan normal dan aturan keputusan menggambarkan seperti dibawah:

)

(

/

)

(

, , 1 , , 1 1 , ed c e tt m e m d m e d e c e tt d c

R

Y

R

Y

R

 

  

(1)

n c e cd

R

U

Wd

1 ,

)

(

(2)

Untuk setiap d, bila Wd  TV, bisa diuji sebagai teknologi kunci, i. Mutlak, penelitian kepentingannya untuk teknologi kunci i bisa digambarkan sebagai Wi.

Berdasarkan hasil diatas, kepentingan relatif teknologi kunci, RIi, bisa dihitung dengan rumus berikut:

m i i

Wi

RI

1 i

W

(3)

Jadi, derajat kepentingan untuk setiap teknologi kunci, Hi, sama dengan RIi 100. Nilai ini akan digunakan pada langkah selanjutnya.

Pengelompokan Devisi yang Berhubungan

Setelah teknologi kunci ditentukan, hubungan matrik dari teknologi kunci dan devisi yang berhubungan dibuat untuk menghitung nilai yang mutlak penting untuk setiap devisi yang berhubungan. Matriks tersebut dikembangkan dari gagasan QFD. Untuk lebih sederhana, kita umpamakan hubungan antara setiap devisi yang berkaitan adalah sama dengan nol. Jadi, metode perubahan normal dari Lyman digunakan untuk menghitung nilai yang mutlak penting untuk setiap devisi yang berkaitan. Perbandingan antara nilai yang mutlak penting dengan nilai awal yang berkaitan (DTV) serta devisi yang berkaitan disortir kedalam dua kelompok; devisi yang berkaitan penting () dan devisi yang berhubungan kurang penting ().

DTV ditentukan tim ahli berdasarkan struktur dan strategi organisasi. Biasanya, para manajer akan memberikan perhatian yang lebih penting dan menampilkan analisa yang lebih detail untuk devisi yang berhubungan penting ini.

Metode perubahan normal dan aturan keputusan menggambarkan seperti dibawah ini :

  p k T k i T k i k i R R R 1 , , , / (4)

m i k i i

R

H

Wk

1 , (5)

Untuk setiap k, bila Wk. ≥ DTV, bisa dikelompokkan sebagai devisi yang berhubungan penting, j bisa di perjelas sebagai Wj

Dengan mempertimbangkan hasil diatas. Kepentingan relatif untuk setiap devisi yang berhubungan penting, Dj, bisa dihitung dengan rumus di bawah. Dalam langkah berikutnya nilai ini digunakan untuk mengalokasikan nilai penjualan yang diharapkan dari teknologi kunci kedalam devisi yang berhubungan penting.

Dj = Wj/

p j Wj 1 (6) Pembuatan Analisa Input dan Output

Kegiatan pengenmbangan untuk setiap teknologi kunci dipandang sebagai sebuah proyek. Untuk setiap kegiatan pengawasan, para manajer harus merencanakan sumber input dan kenerja output yang diharapkan untuk setiap devisi yang berhubungan penting selama masa pengembangan siklus hidup proyek. Tabel 1 dan 2 menunjukkan beberapa contoh faktor pengukuran untuk TOPMM.

(4)

Tabel 1. Pengukuran Input dari TOPMM

1. Biaya Pengembangan 2. Biaya tenaga kerja 3. Biaya material 4. Biaya Modal 5. Biaya Energi 6. Biaya Komputer 7. Biaya Robotok 8. Biaya Teknologi lain 9. Biaya percobaan

10. Biaya administrasi lainnya

Tabel 2. Pengukuran Output dari TOPMM

Divisi Komponen Output

R dan D

Engineer

Manufacturing

Ide baru, melengkapi sebagian atau menyelesaikan model dan prototype, publikasi dan jumlah penghargaan, hak paten dan pembaharuan, penawaran laporan ekspriment

Nomor patent teknologi dan inovasi, para meter kinerja teknologi, melengkapi sebagian atau menyelesaikan model dan prototype, melengkapi sebagian atau menyeluruh chart dan grafik Pembagian unit, menyelesaikan unit, penggabungan output yang lain dengan unit produk

Marketing Nomor dari laporan peninjauan pasar, pendapatan penjualan Finance

HRM

Nomor dari analisa financial atau laporan evaluasi

Nomor dari khusus percobaan, karyawan dan waktu

Seperti yang dapat dilihat, unit dari faktor pengukuran pada tabel adalah kuantitas. Dengan alasan perhitungan nomor priodik output mudah bagi para manajer. Untuk menghitung pruduktivitas priodik, setiap periode perubahan kinerja output disamakan dengan nilai penjualan. Perhitungan tersebut memberatkan dalam pelaksanaannya. Untuk memperkirakan nilai priodic output, dua asumsi diusulkan. Asumsi 1. cara biasanya, devisi yang terpenting

adalah devisi yang membutuhkan input terbanyak

Asumsi 2. seperti asumsi 1, devisi yang mendapatkan kebutuhan input terbanyak adalah yang menghasilkan output terbanyak juga.

Dari asumsi 1, manajer bisa memperkirakan kebutuhan input untuk setiap devisi yang berhubungan penting dalam penyelesaian proyek berdasarkan derajat kepentingan untuk setiap devisi yang berhubungan penting (Dj). Dari asumsi 2, nilai output yang diterima dari setiap devisi yang berhubungan penting harus mengandalkan derajat kepentingan dari setiap devisi yang berhubungan penting (Dj). Sementara itu, tingkat prestasai output

digunakan untuk mengatur waktu penerimaan output priodik perolehan dengan asumsi sebelumnya. Rata-rata prestasi menggambarkan rasio antara output efektif (nyata) dan rencana ouput. Nilai output diestimasikan sebaga nilai penjualan yang diterima dari produk dan rata-rata prestasi.

Langkah yang selengkapnya adalah sebagai berikut :

1. Langkah 1: Gunakan WBS untuk membangun langkah pengerjaan manajer memberikan derajat kepentingan untuk setiap devisi yang berhubungan (Dj) untuk mengestimasikan kebutuhan dasar input untuk setiap devisi yang berhubungan penting dalam setiap periode

2. Langkah 2 : Dalam permulaan setiap produk, para manajer harus mengestimasikan setiap devisi yang berhubungan penting memperoleh kinerja output selama masa ini, mereka dapat menyusun nomor penerimaan ditabel 2. 3. Langkah 3 : Akhir dari setiap periode,

manajer mengumpulkan data sebenarnya dari setiap devisi yang berhubungan penting berdasarkan dari items dalam tabel 1.

4. Langkah 4 : Pada akhir setiap periode, manajer mengumpulkan kinerja output sebenarnya setiap devisi yang berhubungan penting. Sehingga mereka dapat menghitung kinerja prestasi output (Aijt) seperti rumus dibawah ini :

(7) ... ... POT AOT A ijt ijt ijt 

Dimana AOTijt adalah nomor output sebenarnya untuk teknologi kunci i, dan POTijt nomor perencanaan output untuk teknologi kunci i, dalam devisi yang berhubungan penting j, dalam waktu t. 5. Langkah 5 : pada akhir setiap periode,

gabungkan data input sebenarnya dalam waktu sekarang dan mengestimasikan data input dalam waktu berikutnya, manajer bisa menghitung bagian input untuk waktu sekarang. Sementara itu, manajer butuh mengestimasikan nilai penjualan total dari setiap proyek (bila setiap proyek yang dimulai bisa berhasil) sehingga memberikan derajat kepentingan untuk setiap devisi yang berhubungan penting (Dj) untuk mengestimasikan kontribusi nilai pasar dari setiap devisi yang berhubungan penting. Selesai rumus

(5)

dibawah, manajer bisa memperoleh nilai output priodic yang diinginkan (EOVijt)

(8) .... A POP D EMV

EOVijtit j ijt ijt

Dimana EMVit adalah estimasi nilai pemasaran total dari teknologi kunci, dalam waktu t, dan POPijt adalah bagian input dari teknologi kunci i, dalam devisi yang berhubungan penting j, dalam waktu t. 6. Langkah 6 : Setelah semua data input

dan output telah dikumpulkan dengan baik, teknologi periodic berorientasi produktivitas dihitung dengan rumus.

(9) ... ... TIT TOT TPT ijt ijt ijt 

Dengan cara algoritma diatas manajer bisa menampilkan analisa prodical input/output dan menghitung produktivitas untuk setiap teknologi kunci, dalam setiap devisi yang berhubungan penting dan dalam setiap periode, bila manajer ingin menghitung produktivitas untuk setiap teknologi kunci, dalam semua devisi yang berhubungan penting dan dalam setiap periode, mereka bisa menggunakan rumus berikut :

...(10)

...

)

(

)

(

TPT

1 1 it

 

p j ijt p j ijt

TIT

TOT

Manajer bisa menggunakan rumus (11) untuk menghitung produktivitas dari setiap teknologi kunci, nilai TOPMM akan menjadi besar dengan derajat kepentingan setiap teknologi kunci (Hi)

(11)

...

)

TIT

(

(

)

TOT

(

(

TPT

1 1 ijt 1 1 ijt t

    m i p j m i p j

Hi

Hi

Contoh

Hipotesa kasus bertujuan untuk mendemostrasikan persaingan proses dari pengukuran algoritma teknologi berorientasikan produktivitas.

1. Langkah 1 : Perencanaan matrik produk dari hipotesa alaram sensor infrared (IR) diilustrasikan dalam Gambar 1. berdasarkan atas hasil dari survey pasar, kebutuhan terpenting konsumen, jarak terjauh sensor, jarak terluas sensor, waktu respon tercepat, terdaftar disebelah kiri-tangan dari matrik.

Sebagai contoh, untuk setiap kebutuhan konsumen, seperti luas jarak dari sensor team design harus merespon kebutuhan ini dengan mengidentifikasikan kebutuhan teknologi terpenting seperti material sensor dan design outline. Bila syaratnya terpenuhi maka kebutuhannya pun terpenuhi.

Setelah metode pengukuran tradisional, kita bisa menggunakan skala 1-3-9 untuk menunjukkan kelemahan, kekuatan dan kekuatan hubungan terbesar antara konsumen dan kebutuhan teknologi yang dipasang. Skala 0.1-0.3-0.9 juga digunakan untuk menunjukkan kelemahan, kekuatan, dan hubungan terkuat antara setiap kebutuhan teknologi kunci yang dipasang. Selesai rumus (1) dan (2) tingkat terpenting untuk kebutuhan teknologi. Material sensor, efek dilapangan. Penanggulangan terbaik terhadap hambatan, perancangan kontak, dan perancangan outline berturut-turut : 25.7, 16.95, 17.8, 7.05, dan 32.5. bila team memutuskan memberikan 20 pada TV, maka terbukti bahwa material sensor dan rancangan outline adalah pasar dari teknologi kunci untuk pengambilan keputusan.

Berdasarkan informasi diatas, manajer bisa menggunakan rumus (3) untuk menghitung tingkat kepentingan relatif dari teknologi kunci material sensor dan perancangan outline, dimana nilainya berturut-turut adalah 0.44 dan 0.56. jadi derajat kepentingan kedua teknologi kunci Hi adalah sama dengan 44 dan 56.

2. Langkah 2 : Kita mengembangkan ide QFD untuk membangun hubungan antara matriks teknologi kunci dan devisi yang berhubungan dalam Gambar 2. maka metode pengubahan normal digunakan untuk menghitung nilai terpenting untuk setiap devisi yang berhubungan. Seperti yang terlihat pada Gambar 2, setelah metode pengukuran tradisional, dengan skala 1-3-9 digunakan menunjukkan kelemahan, kekuatan dan hubungan terkuat antara teknologi kunci dan devisi yang saling berhubungan. Untuk lebih sederhana, kita asumsikan hubungan antara seluruh devisi yang berhubungan adalah sama dengan nol. Setelah rumus (4) dan (5) tingkat terpenting untuk devisi yang berhubungan R dan D, teknik, pengolahan, pemasaran, keuangan, bagian SDM berturut-turut adalah 24.6, 38.04, 12.83, 12.83, 5.83 dan 5.83. Bila team memutuskan nilai awal (DTV) adalah 10, maka R dan D, teknik, pengolahan, bagian pemasaran, bisa dikelompokkan sebagai devisi yang

(6)

berhubungan penting berdasarkan atas pengambilan keputusan.

Berdasarkan informasi diatas manajer dapat menggunakan rumus (6) untuk menghitung tingkat kepentingan relatif dari keempat devisi yang berhubungan, berturut-turut adalah 0.27, 0.43, 0.15 dan 0.15.

3. Langkah 3 : Untuk memudahkan, jadwal pengembangan untuk kedua material sensor, (teknologi kunci 1, proyek 1) dan rancangan outline (teknologi kunci 2, proyek 2) adalah 2 periode waktu, sementara itu diasumsikan bahwa kedua proyek dimulai pada saat yang bersamaan.

Pertama, manajer menggunakan metode WBS untuk memulai langkah pengerjaan untuk kedua proyek. Diasumsikan nilai penjualan total untuk teknologi kunci 1 dan 2 diharapkan hingga $1000 dan $1050. Dari keempat devisi yang berhubungan penting manajer bisa mempertimbangkan kepentingan relatif dari setiap devisi yang berhubungan penting untuk mengestimasikan pemakaian sumber untuk setiap pengembangan teknologi kunci. Periode 1 langkah pengerjaan dari 2 proyek dilihatkan pada Tabel 3 dan 4.

Berdasarkan rumus (7), manajer menghitung tingkat prestasi output untuk teknologi kunci, dalam setiap devisi yang berhubungan penting, dalam periode 1 diasumsikan tingkat prestasi output 1 adalah 0.95, 0.9, 0 (bagian pengolahan tidak mempunyai data input/output pada periode 1), 0.9. Tingkat prestasi output untuk teknologu kunci 2, dalam setiap devisi yang berhubungan penting, dalam periode 1 adalah 1, 0.9, 0 (bagian pengolahan tidak mempunyai data input/output pada periode 1), 0.94.

Jadi, berdasarkan rumus (8) nilai output yang diharapkan dari teknologi kunci 1, untuk setiap devisi yang berhubungan penting, dalam periode 1 diestimasikan berturut-turut adalah $256.5 ($1000 x 0.27 x 1 x 0.95), $112.23 ($1000 x 0.43 x 0.29 x 0.9), $0 ($1000 x 0.15 x 0 x 0) dan $67.5 ($1000 x 0.15 x 0.5 x 0.9). Berdasarkan pola ini, nilai yang diharapkan dari teknologi kunci 2, dalam periode 1 diestimasikan adalah $212.63 ($1050 x 0.27 x 0.57 x 1), $117.84 ($1050 x 0.43 x 0.29 x 0.9), $0 (1050 x 0.15 x 0 x 0) dan $74.03 ($1050 x 0.15 x 0.5 x 0.94).

Akhirnya, semua data priode input dan output dikumpulkan dengan baik. Produktivitas dari setiap teknologi kunci, dalam setiap devisi yang berhubungan penting, dalam periode 1 dihitung

dengan rumus (9). Hasilnya dilihatkan pada Tabel 5 dan 6. Informasi ini bisa memberikan manajer bagaimana mengatur pengalokasian dari sumber input untuk priode berikutnya untuk setiap devisi yang berhubungan penting. Bila manajer ingin mengetahui produktivitas dari setiap teknologi kunci, dalam seluruh devisi yang berhubungan penting di priode, mereka bisa menggunakan rumus (10). Untuk mencapai pekerjaan ini. Hasilnya diperlihatkan pada Tabel 7. informasi ini bisa memberikan manajer evaluasi dari setiap pengembangan kinerja teknologi kunci.

Bila manajer ingin mengerti produktivitas dari seluruh teknologi kunci dalam setiap devisi yang penting, di priode, maka mereka dapat menggunakan rumus (11) untuk mencapai pekerjaan ini. Hasilnya diperlihatkan pada Tabel 8. imformasi ini bisa memberikan manajer evaluasi dari seluruh bisnis pengembangan teknologi kunci. Dengan langkah yang sama, nilai TOPMM untuk priode 2 bisa dihitung.

Tabel 3. Teknologi kunci 1 untuk masukan periode 1 dan masukan perencanaan untuk periode 2

R & D (j -= 1) Eng (j = 2) Manfg (j = 3) Markg (j = 3) t = 1 30(100%) 10(29%) - 5(50%) t = 2 - 25(71%) 20(100%) 5(50%) Total 30 35 20 10 Dj 27% 43% 15% 15%

Tabel 4. Teknologi kunci 2 untuk masukan periode 1 dan masukan perencanaan untuk periode 2

R & D (j -= 1) Eng (j = 2) Manfg (j = 3) Markg (j = 3) t = 1 15(75%) 10(29%) - 5(50%) t = 2 5(25%) 25(71%) 15(100%) 5(50%) Total 20 35 15 10 Dj 27% 43% 15% 15%

Kesimpulan

Makalah ini memaparkan pendekatan yang mudah untuk mengukur produktivitas teknologi kunci perusahaan. Pendekatan ini menguji teknologi kunci, mengestimasikan nilai relatif penting untuk devisi yang berhubungan penting, dan perhitungan produktivitas untuk teknologi kunci dan devisi yang berhubungan penting. Selama pendekatan pengaruh pasar dan tekanan teknologi dievaluasi, pengukuran produktivitas lebih mudah untuk manajemen.

Model TOPMM adalah model yang kuat dengan potensi yang besar untuk diaplikasikan dengan bermacam produk, group, tugas dan proyek dalam pabrikasi dan pelayanan untuk setiap masalah yang mungkin di implementasikan, modifikasikan kecil mungkin harus dilakukan dalam pengumpulan data artikel dan peralatan.

(7)

Walaupun pekerjaan ini telah disederhanakan Edosomwan s metode perhitungan asli, perhitungan untuk TOPMM masih komplek, hal ini tampak mudah, bila TOPMM dilaksanakan dengan sistem imformasi perusahaan.

Daftar Pustaka

B.A. Bayrakter, On the concepts of tecnology

and mangement of technology, vol. II,

Industrial Engineering and Management Pres, Atlanta, GA, 1990

Donald J. Bowersox, A. Hasyim Ali, Integrasi

Sistem-Sistem Manajemen Distribusi Fisik dan Manajemen Material (Manajemen Logistik 1 dan 2), Bumi

Aksara, 1996

E.B, Roberts, Benchmarking the Strategic

Management of Technology – II,

Research Technology Management 1995 H. Indriyo Gitosudarmo, Manajemen Bisnis

Logistik, Edisi Pertama, BPFE, 1998

J.A. Edosomwan, Integrating Productivity and

Quality Management, Marcel Dekker,

Inc, New York, 1987

L. Cohen, Quality Function Deploment : How

to Make QFD work for you,

Addison-Wesley, New York 1995

T. Mandakovic, M.E Souder, A model fpr

measuring R&D Productivity, in : D.J

Sumanth (Ed), Productivity Management

Frontiers Vol.I, Elsevier, Amsterdam,

1987.

Tabel 5 Produktivitas teknologi kunci 1, dalam setiap devisi yang berhubungan penting, dalam periode 1

R & D

(j -= 1) (j = 2)Eng Manfg(j = 3) Markg(j = 4)

TPT1jt 30 8.55 256.5  11.22 10 112.23  0 13.5 5 67.5 

Tabel 6 Produktivitas teknologi kunci 2, dalam setiap devisi yang berhubungan penting, dalam periode 1

R & D

(j -= 1) (j = 2)Eng Manfg(j = 3) Markg(j = 4)

TPT2jt 15 14.2 212.63  11.8 10 117.84  0 14.8 5 74.03 

Tabel 7. Produktivitas teknologi kunci 1, dan Produktivitas teknologi kunci 2 dalam semua devisi yang berhubungan penting, dalam periode 1

Teknologi kunci 1 (i = 1) Teknologi kunci 2 (i = 2)

TPTi1 (30 10 5) 9.7 67.5) 112.23 (256.5      13.5 5) 10 15 ( 74.03) 117.84 (212.63     

Tabel 8. Produktivitas keseluruhan teknologi kunci, dalam semua devisi yang berhubungan penting, dalam periode 1

Periode 1 (t = 1) TPTi1 11.43 0.56) x (30 0.44) x 45 ( 0.56) x (404.5 0.44) x (436.23   

Gambar

Tabel 1. Pengukuran Input dari TOPMM
Tabel 4. Teknologi kunci 2 untuk masukan periode 1 dan masukan perencanaan untuk periode 2
Tabel 7. Produktivitas teknologi kunci 1, dan Produktivitas teknologi kunci 2 dalam semua devisi yang berhubungan penting, dalam periode 1

Referensi

Dokumen terkait

Termasuk dapat memberikan kemudahan antara lain : kasih sayang, pengertian, dan perhatian atau kepedulian (misalnya “menyertai anaknya belajar”, dan tersedianya tempat belajar

Tujuan penelitian untuk mengetahui karakteristik Batu Sungai Lamasi Desa Padang Kalua Kecamatan Lamasi Kabupaten Luwu melalui pengujian karakteristik agregat, mengetahui

Karena pada dasarnya, pendidikan Amerika mengikuti konsep desentralisasi pendidikan, sebagaimana yang terjadi di Indonesia sekarang ini, yang memberikan kewenangan

Perubahan di bidang pendidikan dapat menjadi langkah yang sangat strategis, karena menyentuh pada pelaku perubahan dan pembangunan bangsa menuju Indonesia baru..

Untuk mendapatkan pemeriksa baru dengan tingkat employee engagement yang tinggi maka perlu dilakukan pembenahan pada proses seleksi pegawai pemeriksa, baik seleksi

Tingkat Kabtqxaen diverifikasi dan disahkan oleh Bupati/

Akan tetapi variasi pada hasil panen suatu produksi pertanian tidak hanya dijelaskan oleh faktor di luar kendali petani seperti harga input dan output , tetapi juga

Ketidakinginan suatu Negara mengadili suatu kejahatan yang merupakan yurisdiksi Mahkamah Pidana Internasional yang terjadi di wilayah teritorialnya berakibat Mahkamah