• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rangkuman Audit Chapter 17

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rangkuman Audit Chapter 17"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Introduction to Fraud

Pengertian fraud menurut ISA 240 – Tanggungjawab audit terkait fraud dalam mengaudit laporan keuangan:

Perilaku yang disengaja oleh satu atau lebih individu baik itu manajemen, orang yang bertanggungjawab terhadap tata kelola perusahaan, karyawan atau pihak ketiga, yang melakukan penipuan untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau keuntungan ilegal.

Dari definisi tersebut dapat dilihat bahwa fraud dapat terjadi dalam berbagai tingkatan di dalam suatu perusahaan mulai dari tingkatan karyawan, manajemen, hingga pihak-pihak yang bertanggungjawab terhadap tata kelola perusahaan. Dapat dikatakan bahwa auditor lebih sulit untuk mendeteksi fraud yang terjadi pada level manajemen dan level tata kelola perusahaan dibandingkan dengan level karyawan. Selain itu dari definisi tersebut kita dapat melihat bahwa fraud yang terjadi di dalam suatu perusahaan juga dapat melibatkan pihak ketiga. Contohnya, fraud yang dilakukan antara customer dengan employee. Customer memasukkan invoice yang salah atau tidak akurat kepada perusahaan, kemudian invoice tersebut diotorisasi oleh employee perusahaan tersebut.

Importance of Fraud

Berikut ini adalah beberapa contoh fraud yang telah terjadi beberapa tahun terakhir:

1. Laporan dari KPMG yang mengestimasi bahwa terdapat sekitar 1.1 juta fraud terjadi pada tahun 2008. Fraud tersebut dilakukan oleh manajer, karyawan dan pelanggan, tiga kali lipat dari tahun sebelumnya.

2. Survey yang dilakukan oleh PWC dengan jumlah responden sebanyak 5000 responden, dari hasil survey tersebut dilaporkan bahwa 75% dari responden menyatakan bahwa mereka merupakan korban dari economic crime dalam 12 bulan terakhir. Dari survey tersebut juga ditemukan bahwa jenis economic fraud yang paling banyak terjadi di UK adalah penyalahgunaan aset yang diikuti oleh kecurangan dalam pembukuan serta fraud dalam bentuk pencucian uang.

3. Survey yang dilakukan oleh Ernst&Young di tahun 2007 dan 2008 pada 33 negara. Ditemukan bahwa 25% dari responden telah mengalami penyuapan atau korupsi dalam 2 tahun terakhir.

(2)

Dari contoh-contoh di atas kita dapat melihat bahwa sudah banyak sekali fraud yang telah terjadi dan berkontribusi menjadi penyebab kerugian bagi perusahaan, sehingga penting untuk mendeteksi fraud sebelum menyebabkan kerugian yang lebih besar pada peusahaaan. Responsibility for Fraud Detection

Jika melihat ISA 210, manajemen bertanggungjawab atas internal kontrol yang diperlukan dalam menyusun laporan keuangan yang bebas dari salah saji material baik karena kesalahan atau adanya kecurangan. Menurut ISA 240, tujuan auditor adalah mendeteksi dan menilai risiko dari salah saji material pada laporan keuangan dari kecurangan dan mendapatkan bukti audit yang cukup dan tepat terkait risiko salah saji material akibat adanya kecurangan, dengan mendesain dan mengimplementasikan respon yang cocok.

Timbulnya fraud merupakan bagian dari audit, dimana auditor memperhatikan dengan mengelola risiko untuk meyakinkan audit risiko yang sudah direncanakan ada pada tingkat yang dapat diterima. Standar audit menekankan pada pentingnya auditor dalam mengestimasi risiko salah saji material karena kecurangan. Auditor juga wajib menentukan prosedur untuk mengidentifikasi adanya fraud, cara auditor merespon risiko atas fraud, dan gaya yang mereka tentukan terkait dengan fraud.

Walaupun auditor tidak menerima pendeteksian fraud sebagai tujuan utama audit, sebaliknya mereka akan melakukan pengujian untuk membatasi kemungkinan fraud yang bersifat material yang tidak terdeteksi.

Auditor tidak pernah menjamin kalau mereka mendeteksi semua fraud, hal ini dikarenakan:  Pembatasan bawaan dalam teknik dan pengujian yang dilakukan oleh auditor,

mengingat auditor menggunakan teknik sampling dalam memandang suatu populasi dari transaksi dan saldo-saldo.

 Adanya penipuan, kolusi dan hal lain untuk menutup-nutupi kecurangan yang menyebabkan deteksi menjadi sulit

 Fakta bahwa auditor hanya memberikan opini, tidak memberikan jaminan dalam laporan keuangan.

(3)

Perlu diketahui juga bahwa sekuat apapun sistem pengendalian internal kontrol, akan selalu ada celah dimana sistem tersebut tidak terdeteksi. Jika manjemen atau TCWG dalam kelompok yang melakukan fraud, fraud akan lebih sulit terdeteksi karena mempunyai wewenang untuk menyembunyikan fraud. Ketika fraud terencana dan tereksekusi dengan baik, fraud tersebut dapat tidak terdeteksi dalam beberapa periode waktu. Oleh karena itu, beberapa KAP menawarkan bentuk audit lain, yaitu audit forensik. Jika auditor yakin bahwa terdapat risiko yang tinggi dari risiko salah saji material pada tingkat laporan keuangan, mereka harus meyakinkan bahwa mereka mempunyai tim audit yang ahli dan berpengalaman, serta fokus pada usaha audit yang cukup pada cakupan yang rentan akan manipulasi.

Adapun Kecurangan dalam pelaporan keuangan yang dapat terjadi adalah dengan: 1. Manipulasi atau pemalsuan laporan keuangan

2. Kesalahan merepresentasi suatu transaksi atau informasi keuangan 3. Salah pengaplikasian prinsip-prinsip akuntansi

4. Klasifikasi tidak tepat.

Selain itu, menurut FRS 5, pelaporan transaksi substansi adalah suatu standar akuntansi yang secara khusus membahas transaksi yang tidak nyata. Seperti misalnya motif fraud yang melibatkan keuntungan financial individu seperti kekeliruan dalam penerimaan informasi keuangan, yang menyebabkan direksi mendapatkan bonus yang tinggi akibat adanya perubahan nilai shares yang tidak tepat. Karena banyaknya motif-motif fraud tersebut menyebabkan auditor harus melakukan tahap identifikasi terkait motif yang terjadi. Hal ini pun termasuk step yang penting bagi auditor dalam mengembangkan indikator yang berpotensi mengidentifikasi fraud yang signifikan. Adapun Kondisi-kondisi yang dapat menjadi tekanan bagi manajemen untuk menyalahgunakan laporan keuangan adalah:

1. Ketika perusahaan telah perform tidak memuaskan, atau saat menimbulkan kerugian 2. Ketika perusahaan dibawah tekanan profit pada pasar industri sejenis

3. Ketika perusahaan telah menunjukkan pertumbuhan profit bertahun-tahun, direksi menginginkan pertumbuhan itu terus menerus.

4. Ketika perusahaan melakukan ekspansi dengan mengakuisisi

5. Ketika perusahaan mengalami kesulitan liquiditas dan direktur tidak menginginkan hal ini diketahui oleh stakeholders.

(4)

1. Insentif/Tekanan 2. Peluang

3. Perilaku/Rasionalisasi

Pentingnya penilaian risiko oleh auditor ditekankan dalam ISA 240 yang menekankan pada beberapa faktor, termasuk:

1. Auditor berdiskusi dengan manajemen dan TCWG terkait proses yang telah dikerjakan untuk dapat memenuhi tanggung jawab terkait deteksi kecurangan.

2. Auditor harus memastikan dari manajemen dan internal auditor kalau mereka mengetahui bahwa fraud telah terjadi.

3. Auditor akan ingin untuk memastikan jika fungsi internal audit telah melaksanakan tugas yang terkait dengan pendeteksian fraud.

4. Auditor harus menanyakan TCWG cara mereka menentukan proses dan prosedur yang telah digunakan oleh manajemen untuk mengidentifikasi risiko dari terjadinya fraud. 5. Auditor ketika melaksanakan prosedur penilaian risiko, harus mempertimbangkan adanya

risiko dari fraud.

Setelah melakukan identifikasi risiko salah saji material dalam laporan keuangan dari kecurangan, auditor harus menyesuaikan auditor prosedur, diantaranya:

1. Menambahkan cakupan ragam jenis pengujian yang dilakukan 2. Mempekerjakan staff yang memiliki kualifikasi dalam audit.

3. Mengadaptasi pengujian audit untuk memastikan terdapat elemen yang tidak dapat diprediksi.

4. Berkonsentrasi pada area yang subjective, yang dapat melibatkan pertimbangan manajemen atau dimana manajemen dapat menggunakan dampak yang dipertimbangkan. 5. Memberikan perhatian yang cukup pada area yang subjek pada mengesampingkan pada

internal kontrol oleh manajemen senior.

Kelemahan kontrol internal dan sistem akuntansi dapat menyebabkan fraud, hal ini karena: 1. Auditors bergantung pada informasi yang diturunkan dari akuntansi dan sistem kontrol

internal. Ketika ada defisiensi dalam sistem, kebergantungan pada informasi akuntansi dapat dikurangi.

2. Spesifik defisiensi membuka kesempatan bagi pegawai utuk melakukan fraud

(5)

Alasan pemerolehan bukti yang cukup dan tepat yang bermasalah menambah risiko fraud dan error:

1. Ketika bukti dari external atau bukti yang diciptakan oleh auditor tidak tersedia, hal ini menyebabkan beberapa masalah dalam menilai keandalan bukti.

2. Bukti yang kurang pada transaksi yang material

3. Bukti yang urang dari transasi yang tidak biasa dan kompleks

4. Kurangnya bukti akibat tindakan manajemen yang menarik perhatian auditor. Reporting Fraud and Error

Ketika auditor yakin bahwa terdapat kemungkinan terjadinya fraud, mereka harus menentukan langkah yang tepat. Pertama, auditor harus memastikan bahwa mereka menyadari semua fakta dan memahami situasi yang ada dengan benar. Kedua, mereka harus menentukan sejauh mana pengujian audit yang dilakukan dapat menguak informasi tambahan mengenai fraud. Setelah memperoleh semua informasi yang dibutuhkan, auditor perlu berdiskusi dengan manajemen senior, direktur atau komite audit. Jika auditor menemukan kesalahan material di dalam laporan keuangan, maka auditor dapat meminta manajemen senior atau direksi untuk mempertimbangkan perubahan laporan keuangan sebagai cerminan dari dampak fraud tersebut.

Sedangkan, jika auditor menemukan fraud yang terjadi karena kontrol internal yang diterapkan kurang baik, maka auditor harus menilai kembali risiko dan keandalan dari kontrol internal di perusahaan tersebut. Apabila saat menemukan fraud dan manajemen tidak melakukan investigasi lebih lanjut, padahal fraud tersebut berdampak material dan dapat berpengaruh pada hasil audit, maka auditor dapat menarik diri.

Kemudian, Auditor harus meyakini bahwa mereka telah mendokumentasikan keseluruhan proses audit dengan baik. Dokumentasi tersebut mencakup: alasan awal mengenai kecurigaan auditor; detail mengenai apa, kapan dan kepada siapa auditor melaporkan kecurigaannya; respon manajemen terhadap kecurigaan yang dinyatakan auditor; tindakan yang diambil oleh manajemen; implikasi untuk pekerjaan audit dan perubahan penilaian risiko serta kesmpulan akhir. Dan jika, auditor percaya bahwa fraud yang terjadi melibatkan dokumen palsu, maka mereka harus dapat memperoleh salinan dari dokumen tersebut.

(6)

Menurut ISA 240, menyatakan bahwa tanggung jawab auditor adalah untuk merancang, mengimplementasikan, dan memelihara pengendalian internal guna mencegah dan mendeteksi kecurangan. Beberapa hal yang harus dilakukan oleh pihak direktur dan managemen senior dalam mencegah dan mendeteksi kecurangan adalah:

1. Mengembangkan lingkungan pengendalian yang tepat, dengan cara melihat seberapa serius karyawan melihat prosedur pengendalian

2. Dengan mendirikan sistem pengendalian internal yang kuat dan efektif, dengan cara memilikki sistem internal control yang sesuai, termasuk fungsi audit internalnya

3. Mendorong lingkungan etika yang kuat dan mengembangkan peraturan tentang kode etik 4. Pembentukan komite audit, agar auditor dapat melaporkan kejadian apapun terhadap

dugaan penipuan / fraud. Reporting to third parties

Menurut ISA 240, dalam keadaan tertentu mungkin perlu bagi auditor untuk melaporkan kepada pihak ketiga bahwa mereka menemukan fraud, dalam perusahaan klien. Hal ini dilakukan, karena auditor menganggap tindakan atas pelaporan fraud atau dugaan fraud ini adalah hal yang diharuskan oleh legislasi tertentu. Dan salah satu alasan kenapa auditor menganggap pelaporan atas fraud ini serius adalah karena auditor diwajibkan untuk menjaga kerahasiaan dari klien mereka. Kewajiban ini akan selesai ketika mereka berhasil meraih kesimpulan bahwa itu semua adalah tugas mereka untuk melaporkan hal tersebut dibawah peraturan undang-undang. Contohya adalah kegiatan pencucian uang yang dapat memberikan beberapa keuntungan.walaupun kegiatan tersebut telah dideteksi oleh auditor dan telah dilakukan oleh kliennya, serta undang-undang juga telah mencakup situasi dimana auditor sadar bahwa tindakan pencucian uang tersebut juga dilakukan oleh pihak ketiga.

Recent Debates Relating to Fraud

The Audit Agenda: Next Step memberikan beberapa rekomendasi atau saran terkait dengan fraud, yaitu:

 Auditor harus melaporkan hasil pengamatan mereka terkait dengan ketepatan dan kecukupan sistem kontrol perusahaan kepada dewan dan komite perusahaan untuk mengurangi risiko terjadinya fraud

(7)

 Memberikan training dan edukasi kepada auditor untuk meningkatkan pemahaman mereka terkait fraud

 Badan-badan profesional harus melakukan seminar untuk mendiskusikan pengalaman sehubungan denga fraud

Forensic Audit

The Audit Agenda: Next Steps juga mengemukakan bahwa sulit bagi auditor untuk mendeteksi fraud yang telah direncanakan dengan baik, yang dilakukan dengan cara kolusi, atau fraud yang dilakukan oleh top management. Namun auditor dapat berkontribusi untuk mencegah terjadinya fraud dengan menginformasikan manajemen kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam sistem kontrol perusahaan, sehingga risiko terjadinya fraud dapat dikurangi, manajemen bersama dengan auditor dapat mengambil tindakan untuk memperbaiki sistem kontrol perusahaan.

ICEAW Audit and Assurance Faculty melalui publikasi Taking Fraud Seriously merekomendasikan auditor untuk berperan lebih aktif dalam mendeteksi fraud, dan memberikan saran bahwa auditor harus memiliki pengetahuan terkait:

 Definisi fraud sesungguhnya

Karakteristik dan metode-metode yang biasa digunakan oleh manajemen dan employee ketika melakukan fraud

 Risiko-risiko yang terdapat dalam industri  Kemampuan forensik

The Audit and Assurance Faculty melalui sebuah publikasi pada tahun 2003, Fraud: Meeting the Challenge through External Audit memberikan 10 plan yang dianggap akan meningkatkan praktirkdan prosedur audit

APB mengungkapkan bahwa sulit bagi auditor untuk mendeteksi fraud yang dilakukan pada lvel manajemen, namun APB juga memberikan beberapa rekomendasi cara untuk mendeteksi fraud yang terjadi pada level manajemen dengan lebih efektif yaitu dengan me-review dan meng-update standar audit, memperluas peran audit, perubahan corporate law. APB juga mengusulkan radical change untuk mendeteksi management fraud seperti, meningkatkan professional scepticism, melaporkan material matters pada laporan keuangan,dan lain-lain. APB mengemukakan bahwa peran audit dapat diperluas dengan melaporkan sistem kontrol

(8)

perusahaan kepada dewan dan komite audit untuk mencegah dan mendeteksi fraud, forensic fraud review, dan lebih banyak melaporkan dugaan penipuan.

Rekomendasi-rekomendasi yang diberikan di atas dapat membantu auditor dalam mengurangi atau mencegah terjadinya fraud, namun dengan catatan bahwa manajemen perusahaan juga harus ikut terlibat dan membntu auditor dalam mengurangi dan mencegah fraud.

Earning Manipulation Sheanigans

Investor sangat bergantung pada informasi yang mereka terima dari eksekutif perusahaan dalam pengambilan keputusan. Namun sayangnya terdapat eksekutif perusahaan yang tidak jujur pada investornya dengan menyajikan performa perusahaan yag tidak sebenarnya dan memanipulasi pendapatan perusahaan. Manajemen menggunakan berbagai teknik untuk melakukan manipulasi earning yang dibagi menjadi dua (2) kategori yaitu:

1. Inflating Current-Period Earnings

Teknik ini dilakukan dengan menarik lebih banyak pendapatan atau laba pada periode sekarang atau mengakui beban pada periode yang akan dating untuk meningkatkan current-period earning.

2. Inflating Future-Period Earning

Teknik ini dilakukan berkebalkikan dengan inflating current-period earnings yaitu dengan menahan pendapatan atau laba saat ini dan mengakui beban atau rugi pada periode sekarang agar earning operasi pada periode selanjutnya menjadi meningkat. Earning dapat berupa improperly inflated dengan memasukkan pendapatan atau laba yang tidak tepat dan mengeluarkan beban atau rugi yang tepat pada periode tersebut. Sebaliknya, earning juga dapat berupa properly deflated dengan mengeluarkan pendapatan atau laba yang tidak tepat dan memasukkan beban atau rugi yang berkenaan dengan periode yang lain.

Dari kedua kategori tersebut, dibagi lagi menjadi tujuh (7) identifikasi Earnings Manipulation Shenanigans untuk mengubah earning, lima (5) yang pertama meningkatkan earning sedangkan dua (2) lainnya menurunkan earning.

Earning Manipulation Shenanigans No. 1 : Recording Revenue Too Soon Terdapat empat (4) teknik untuk mencatat pendapatan lebih awal yaitu :

(9)

1. Mencatat pendapatan sebelum memenuhi kewajiban dalam kontrak. Beberapa perusahaan memiliki waktu yang dianggap baik untuk melakukan pencatatan atas penjualan sebelum tengah malam pada hari terakhir kuartal. Terkadang perusahaan menandai akhir kuartal dengan sangat kreatif dan mendorong penjualan periode yang akan dating masuk ke penjualan periode saat ini.

2. Mencatat pendapatan jauh melampaui pekerjaan yang diselesaikan berdasarkan kontrak. 3. Mencatat pendapatan sebelum pembeli menerima produk yang dibeli. Dalam teknik ini

terdapat tiga (3) cara yang digunakan manajemen untuk mengakui pendapatan sebelum barang akhirnya diterima oleh pembeli yaitu dengan mencatat pendapatan sebelum pengiriman barang kepada pembeli atau setelah pengiriman namun untuk orang lain atau bisa pula setelah pengiriman namun ketika pembeli masih dapat membatalkan pembelian. 4. Mencatat pendapatan ketika pembayaran oleh pembeli belum pasti atau tidak diperlukan.

Manajemen perusahaan dapat mempercepat pengakuan pendapatan apabila pencatatan atas penjualan yang dilakukan oleh perusahaan ketika pembeli memiliki kemampuan untuk membayar yang rendah atau ketika penjual membuat penjualan dengan tidak mengharuskan pembeli untuk membayar penjualan tersebut secepatnya atau sesuai perjanjian.

Tanda bahwa pencatatan pendapatan terlalu cepat :

a. Pencatatan pendapatan sebelum memenuhi kewajiban yang tertera pada kontrak; b. Pencatatan pendapatan jauh melebihi pekerjaan yang dilakukan dalam kontrak; c. Pengakuan pendapatan up-front dalam konrak jangka panjang;

d. Menggunakan asumsi agresif dalam long-term leases atau percentage-of-completion accounting;

e. Pencatatan pendapatan sebelum pembeli menerima produk yang dibeli;

f. Pencatatan pendapatan ketika pembayaran yang dilakukan oleh pembeli belum pasti atau tidak diperlukan.

g. Arus kas dari operasi tertinggal pada net income;

h. Receivables berkembang lebih cepat dibandingkan penjualan;

i. Mempercepat penjualan dengan mengubah peraturan pengakuan pendapatan; j. Menggunakan metode akuntansi yang tepat untuk tujuan yang tidak diinginkan; k. Penggunaan mark-to-market atau bill-and-hold yang tidak tepat;

l. Perubahan pada asumsi pengakuan pendapatan atau memperpanjang customer collection terms;

m. Penjual menawaran perpanjangan masa pembayaran yang tidak wajar. Earning Manipulation Shenanigans No. 2 : Recording Bogus Revenue

(10)

Terdapat empat (4) teknik untuk mencatat pendapatan palsu (fiktif) yaitu :

1. Mencatat pendapatan dari transaksi yang memiliki tingkat ekonomi substance yang rendah. Pada teknik ini perusahaan membuat skema yang memiliki “look and feel” seperti penjualan yang sah namun sebenarnya kurang economic substance. Pada transaksi yang dilakukan dalam teknik ini, pembeli tidak memiliki kewajibn untuk membayar produk atau tidak ada benda yang benar-benar dikirim.

2. Mencatat pendapatan dari transaksi yang kurang memiliki proses Arm’s-Length yang masuk akal. Transaksi jenis ini terkadang sesuai namun investor yang bijak sebaiknya menentang hal ini.

3. Mencatat pendapatan berdasarkan tanda terima dari transaksi yang tidak menghasilkan pendapatan.

4. Mencatat pendapatan dari transaksi yang sesuai namun meningkatkan besar jumlahnya. Pendapatan yang berlebih atau tidak sesuai dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti menggunakan metodologi yang tidak sesuai untuk mengakui pendapatan; mencatat pendapatan dengan jumlah gross revenue agar membuat perusahaan nampak lebih besar. Tanda bahwa pencatatan pendapatan palsu (fiktif)

a. Mencatat pendapatan dari yang berasal dari transaki yang kurang memiliki economic substance;

b. Mencatat pendapatan dari transaksi yang kurang memiliki proses arm’s-length yang masuk akal;

c. Kurangnya risiko transfer dari penjual kepada pembeli;

d. Transaksi yang melibatkan penjualan kepada related party, affiliated party, atau joint venture partner;

e. Transaksi boomerang (dua cara) kepada pembeli yang nontraditional;

f. Pencatatan pendapatan berdasarkan tanda terima dari transaksi yang tidak menghasilkan pendapatan;

g. Pencatatan kas yang diterima dari peminjam, partner bisnis, atau vendor sebagai pendapatan;

h. Peenggunaan pendekatan pengakuan pendapatan yang tidak sesuai atau tidak biasa; i. Penggunaan metode gross daripada net dalam pengakuan pendapatan;

j. Pendapatan meningkat lebih cepat dibandingkan penjualan;

k. Peningkatan atau penurunan kewajiban yang tidak biasa yang ada pada akun.

Earning Manipulation Shenanigans No. 3 : Boosting Income Using One-Time or Unsustainable Activities

(11)

Terdapat dua (2) teknik untuk mendorong income menggunakan one-time atau aktivitas yang tidak berkelanjutan yaitu :

1. Mendorong income menggunakan One-Time Events 2. Mendorong income melalui Misleading Classifications

Tanda bahwa pencatatan mendorong income menggunakam one-time atau aktifitas yang tidak berkelanjutan :

a. Mendorong income menggunakam one-time event;

b. Membelokkan arah dari bisnis penjualan menjadi arus pedapatan yang berulang; c. Penjualan produk masa depan dengan membeli sebuah bisnis

d. Pergeseran biaya operasional dibawah garis normal e. Secara rutin mencatat biaya restrukturisasi

f. Pergeseran kerugian ke discontinued operations g. Laba usaha tumbuh lebih cepat dari penjualan

h. Penggunaan joint venture yang mencurigakan atau tidak beralasan i. Kesalahan klasifikasi pendapatan dari usaha patungan

j. Menggunakan kebijaksanaan mengenai klasifikasi Neraca untuk meningkatkan laba usaha Earning Manipulation Shenanigans No. 4 : Pergeseran Beban Saat Ini untuk Periode Selanjutnya

Terdapat empat (4) teknik untuk pergesaran beban saat ini untuk periode selanjutnya yaitu : 1. Memanfaatkan normal beban operasi secara tidak sesuai.

2. Mengamortisasi biaya terlalu lambat.

3. Gagal untuk mencatat asset dan nilai. Pada teknik ini, akan dibahas mengenai penyalahgunaan yang ketiga yaitu freezing antara memanfaatkan normal beban operasi secara tidak sesuai dan mengamortisasi biaya terlalu lambatdimana gagal untuk mencatat biaya beban yang telah terkapitalisasi namun nilainya berkurang sebelum manfaat yang diharapkan diterima.

4. Gagal untuk mencatat beban untuk uncollectible receivable dan devaluated investment. Tidak semua perusahaan beruntung memiliki pelanggan yang selalu membayar tagihan mereka. Dalam peraturan akuntansi dibutuhkan asset tertentu yang harus tertulis menurut net realizable value-nya. Account receivable harus tercatat tiap periode berdasarkan estimasi beban yang mungkin tidak tertagih. Sehingga investasi yang terus mengalami penurunan nilai harus dicatat sebagai impairment expense. Gagal dalam melakukan hal tersebut akan menghasilkan laba yang overstated.

(12)

Tanda bahwa pergeseran beban saat ini untuk periode selanjutnya terjadi: a. Secara tidak benar mengkapitalisasi beban operasional normal

b. Perubahan dalam kebijakan kapitalisasi atau biaya akselarasi kapitalisasi c. Akun aset baru atau yang tidak biasa

d. Peningkatan soft assets relatif terhadap penjualan e. Kenaikan tidak terduga dalam pengeluaran modal f. Amortisasi atau depresiasi biaya terlalu lambat g. Memperpanjang umur depresiasi aset

h. Amortisasi yang tidak tepat atas biaya yang berkaitan dengan pinjaman i. Gagal mencatat biaya atas aset yang diimpair

j. Peningkatan persediaan relatif terhadap harga pokok penjualan

k. Kegagalan pemberi pinjaman untuk menyimpan cadangan yang memadai untuk kerugian kredit

l. Penurunan hilangnya cadangan pinjaman relatif terhadap pinjaman yang buruk m. Penurunan dalam BDE atau beban yang usang

n. Penurunan cadangan yang terkait utang yang buruk atau persediaan yang usang

Earning Manipulation Shenanigans No. 5 : Employing Other Techniques to Hide Expenses or Losses

Identifikasi Earning Manipulation Shenanigans No. 5 menunjukkan ketika manajemen memutuskan untuk tidak mencatat beban pada akun manapun. Trik ini berhubungan dengan manfaat jangka pendek yang diputuskan oleh manajemen untuk bersembunyi dari investor. Banyak manajemen yang menggunakan trik ini dan lolos. Terdapat empat (4) teknik untuk melakukan teknik lainnya untuk menyembunyikan beban atau kerugian yaitu :

1. Gagal untuk mencatat beban dari transaksi saat ini.

2. Gagal untuk mencatat beban untuk necessary accrual atau reversing a past expense.

3. Gagal untuk mencatat atau mengurangi beban dengan menggunakan asumsi akuntansi yang agresif.

4. Mengurangi beban dengan mengeluarkan cadangan palsu (fiktif) dari biaya sebelumnya. Tanda bahwa adanya kasus melakukan teknik lainnya untuk menyembunyikan beban atau kerugian yaitu :

a. Kredit atau rabat penjual yang tidak biasa ;

b. Transaksi yang tidak biasa di mana vendor mengirimkan uang tunai;

c. Gagal mencatat beban akrual yang diperlukan atau pembalikkan beban masa lalu; d. Penurunan yang tidak biasa pada cadangan atas garansi atau beban garansi; e. Penurunan akrual, cadangan, atau akun soft liability;

(13)

g. Waktu penerbitan opsi saham menguntungkan yang tidak biasa; h. Gagal mengakui kerugian pada cadangan;

i. Gagal menyoroti kewajiban off-balance-sheet;

j. Mengubah asumsi pensiun, sewa, atau asuransi diri untuk mengurangi biaya; k. Outsized pendapatan pension.

Earning Manipulation Shenanigans No. 6 : Shifting Current Income to a Later Period Investor menyukai pertumbuhan accrual-based earning yang lancer sehingga terkadang manajemen membohongi investor agar mereka terkesan. Untuk memenuhi ekspektasi investor yang tinggi tersebut sedikit tidak mungkin sehingga kemudian manajemen menggunakan empat (4) teknik. Teknik yang dapat digunakan yaitu:

1. Membuat cadangan dan meletakkannya pada income di periode selanjutnya.

2. Akuntansi yang tidak sesuai untuk derivatives agar memperoleh income yang lancar (smooth).

3. Membuat cadangan pada conjuction dengan akuisisi dan meletakkannya pada income di periode selanjutnya.

4. Mencatat penjualan periode sekarang pada periode selanjutnya.

Tanda bahwa adanya pergeseran income saat ini ke periode selanjutnya yaitu :

a. Menciptakan cadangan dan melepasnya sebagai pendapatan dalam periode selanjutnya; b. Akuntansi yang tidak benar atas derivatif dalam hal smooth income;

c. Menahan pendapatan sebelum penutupan akuisisi; d. Mencatat penjualan saat ini pada periode selanjutnya;

e. Penurunan mendadak dan tidak dapat dijelaskan dalam pendapatan tangguhan; f. Perubahan kebijakan pengakuan pendapatan;

g. Laba konsisten yang tidak disangka selama waktu yang volatile; h. Tanda pendapatan yang ditahan oleh target sebelum akuisisi ditutup.

Earning Manipulation Shenanigans No. 7 : Shifting Future Expenses to an Earlier Period Terdapat peraturan dasar dalam Earning Manipulation Shenanigans yaitu daripada menahan biaya terlalu lama di Balance Sheet, lekaslah membuatnya menjadi beban dan daripada berusaha untuk menyembunyikan beban dengan gagal untuk mencatat invoice, catat semua beban tersebut sekarang dan kemudian sisanya. Dalam melakukan pergeseran beban dimasa depan ke periode sebelumnya, manajer melakukannya dengan dua (2) teknik, yaitu :

1. Menghapus asset dengan tidak sesuai pada periode sekrang untuk menghindari beban di periode selanjutnya.

(14)

2. Mencatat biaya dengan tidak sesuai untuk membuat cadangan untuk mengurangi beban di masa depan.

Tanda bahwa adanya pergeseran income saat ini ke periode selanjutnya yaitu :

a. Secara tidak benar menghapus aset di masa sekarang untuk menghindari beban di periode masa depan;

b. Secara tidak benar mencatat biaya untuk membuat cadangan yaang akan digunakan untuk mengurangi beban masa depan;

c. Penghapusan yang besar bersamaan dengan kedatangan CEO baru; d. Merestrukturisasi biaya sebelum terjadinya akuisisi;

e. Ekspansi marjin kotor setelah penghapusan persediaan;

f. Pengulangan biaya restrukturisasi yang mengkonversi beban biasa pada one-time expense; g. Earnings yang tidak biasa selama waktu yang volatile.

Cash Flow Shenanigans

Terdapat empat (4) teknik yang dilakukan manajemen untu meningkatkan cash flow from operation (CFFO) yang dilaporkan terutama metric penting yang dipercayai oleh investor untuk menilai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dan kualitas earning perusahaan tersebut. Empat (4) teknik tersebut yaitu :

1. Menggeser Financing Cash Inflows ke Operating Section.

2. Menggerser Operating Cash Outflow yang normal ke Investing Section. 3. Meningkatan Operating Cash Flow menggunakan akuisisi atau disposal.

4. Mendorong Operating Cash Flow menggunakan aktivitas yang tidak berkelanjutan. Tanda bahwa adanya Cash Flow Shenanigans yaitu :

Mencatat Bogus CFFO dari normal bank borrowing;

 Meningkatkan CFFO dengan menjual piutang sebelum tanggal pengumpulan;  Pengungkapan tentang menjual piutang dengan recourse;

 Meningkatkan CFFO dengan membuat penjualan piutang palsu;  Perubahan susunan kata kunci dalam pengungkan laporan keuangan;

 Pengungkapan laporan keuangan yang kurang dari pada periode sebelumnya;  Margin yang besar setelah persediaan dihapuskan.

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 14 menunjukkan orbit 2D dari 3 pengkondisian yang diberikan pada sistem, terlihat dari gambar bahwa kondisi unbalance dan low-balancing memiliki diameter orbit

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang perawatan kulit pada bayi usia 0-12 bulan dengan kejadian miliaria pada bayi.. Tujuan

Jika dilihat dari beberapa teori hukum pidana dan juga dipandang dari perspektif Hak Asasi Manusia, ketentuan sanksi bagi korporasi yang melakukan dumping limbah tanpa

Tujuan penelitian ini untuk membuktikan adanya perbedaan kualitas soal Ujian Nasional (UN) Kimia SMA pada tahun 2011/2012 dan 2012/2013 ditinjau dari proporsi

didapatkan 93.3% untuk konversi sistem bilangan, 96.7% untuk konversi sistem kode, 95% penyederhanaan persamaan logika K-Map, dan 93.3% untuk pengunduhan materi belajar

membutuhkan sebuah pulsa. Menurut Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia atau yang disingkat BRTI pulsa adalah media penghubung untuk komunikasi,baik komunikasi

Sedangkan sistem kontrol mobil robot menggunakan sebuah mikrokontroler ATMega16 sebagai master, sistem sensor menggunakan 8 buah fotodioda yang berfungsi sebagai pembaca garis,

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh komitmen organisasi (X1), job insecurity (X2), dan kepuasan kerja (X3) berpengaruh terhadap turnover intention (Y)