• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan Code Blue (Sudah Print)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Panduan Code Blue (Sudah Print)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN CODE BLUE

RUMAH SAKIT ISLAM JEMURSARI

Disusun oleh :

Bidang Pelayanan Medis

Jl. Jemursari No. 51-57, Surabaya 60237

Telp. (031) 8471877-78, Fax. (031) 8414877

(2)

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM JEMURSARI Nomor : JS.A.SKR.310.09.15

Tentang

PANDUAN CODE BLUE

DI RUMAH SAKIT ISLAM JEMURSARI

Bismillahirrohmaanirrohiim Direktur Rumah Sakit Islam Jemursari

Menimbang : a. Bahwa code blue merupakan salah satu prosedur emergensi yang harus segera diaktifkan jika ditemukan seseorang dalam kondisi cardiaerespiratory arrest di dalam area rumah sakit. b. Bahwa untuk meningkatkan dan mempercepat respon seluruh

petugas di Rumah Sakit Islam Jemursari pada pelayanan kesehatan dalam keadaan gawat darurat untuk menghindari kematian dan kecacatan diperlukan Panduan Code Blue. c. Bahwa agar panduan skrinning mempunyai kekuatan hukum,

perlu ditetapkan melalui Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Jemursari.

Mengingat : a. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.

b. Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

c. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN : Menetapkan :

Pertama : KEPUTUSAN PANDUAN CODE BLUE DI RUMAH SAKIT ISLAM

JEMURSARI

Kedua : Surat Keputusan ini agar disosialisasikan kepada pelaksana untuk diketahui dan dilaksanakan.

Ketiga : Panduan akan dilakukan review setiap dua tahun atau waktu tertentu apabila diperlukan.

Keempat : Surat Keputusan ini berlaku tanggal 1 September 2015 dan akan dilakukan perbaikan apabila ditemukan ketidaksesuaian dalam penetapannya.

Ditetapkan di : Surabaya

Surabaya : 1 September 2015 Direktur,

Prof. Dr. dr. Rochmad Romdoni, Sp.PD, Sp.JP (K)

Tembusan :

1. Yth. Yayasan RS Islam Surabaya 2. Yth. Pejabat terkait

(3)

Visi

Rumah Sakit Islam Berstandar Internasional.

Misi

a. Memberikan pelayanan jasa rumah sakit secara prima dan Islami menuju Standar Mutu Pelayanan Internasional dengan dilandasi prinsip kemitraan

b. Melaksanakan Manajemen Rumah Sakit berdasarkan Manajemen Syariah yang berstandar Internasional

c. Membangun SDM Rumah Sakit yang profesional sesuai standar Internasional yang Islami dengan diiringi integritas yang tinggi dalam pelayanan

d. Menyediakan sarana prasarana rumah sakit untuk mewujudkan implementasi pelayanan Islami dan berstandar Internasional.

Direktur

RS Islam Jemursari

(4)

Keputusan Direktur Nomor JS.A.SKR.310.09.15

Tentang Panduan Code Blue Rumah Sakit Islam Jemursari

Disusun oleh : Bidang Pelayanan Medis

dr. Nurul Imaniati

Disetujui oleh : Wakil Direktur Medis

dr. Sri Dharmawati

Ditetapkan oleh :

Direktur Utama RS Islam Jemursari

Prof. Dr. dr. Rochmad Romdoni, Sp.PD, Sp.JP (K)

(5)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohiim Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan ridhoNya Panduan Code Blue di RS Islam Jemursari dapat dibuat. Panduan ini akan dijadikan panduan dalam segenap Struktural maupun pegawai RS Islam Jemursari dalam memberikan pelayanan yang aman dan bermutu pada pasien.

Pada Kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan Panduan Code Blue di RS Islam Jemursari, sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit khususnya akses pelayanan dan kontiunitas sesuai standar.

Panduan ini akan terus mengalami perbaikan kedepan seiring dengan peningkatan pengetahuan Rumah Sakit terhadap kesehatan yang ada, sehingga kedepan masih perlu adanya perbaikan.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Panduan

Code Blue di RS Islam Jemursari ini, kami sampaikan terima kasih dan penghargaan

yang tinggi. Semoga amal kebaikan diterima oleh Allah SWT. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Surabaya, 1 September 2015 Bidang Pelayanan Medis

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Cover

Surat Keputusan

Visi dan Misi i

Halaman persetujuan ii

Kata Pengantar iii

Daftar Isi iv

BAB I DEFINISI 1

BAB II RUANG LINGKUP 3

BAB III TATA LAKSANA 4

BAB IV DOKUMENTASI 9

(7)

BAB I

DEFINISI

A. DEFINISI

Code blue merupakan salah satu kode prosedur emergensi yang harus segera

diaktifkan jika ditemukan seseorang dalam kondisi cardiaerespiratory arrest di dalam area rumah sakit.

Code blue response team atau tim code blue adalah suatu tim yang dibentuk

oleh rumah sakit yang bertugas merespon kondisi code blue didalam area rumah sakit. Tim ini terdiri dari dokter dan perawat yang sudah terlatih dalam penanganan kondisi cardiac respiratory arrest.

Resusitasi jantung paru merupakan serangkaian tindakan untuk meningkatkan daya tahan hidup setelah terjadinya henti jantung. Meskipun pencapaian optimal dari resusitasi jantung paru ini dapat bervariasi, tergantung kepada kemampuan penolong, kondisi korban, dan sumber daya yang tersedia, tantangan mendasar tetap pada bagaimana melakukan resusitasi jantung paru sedini mungkin dan efektif.

Bantuan hidup dasar menekankan pada pentingnya mempertahankan sirkulasi dengan segera melakukan kompresi sebelum membuka jalan napas dan memberikan napas bantuan. Perubahan pada siklus bantuan hidup dasar menjadi C-A-B (compression — airway — breathing) ini dengan pertimbangan segera mengembalikan sirkulasi jantung sehingga perfusi jaringan dapat terjaga.

Rantai pertama pada rantai kelangsungan hidup (the chain of survival) adalah mendeteksi segera kondisi korban dan meminta pertolongan (early access), rantai kedua adalah resusitasi jantung paru (RJP) segera (early cardiopulmonary

resuscitation), rantai ketiga adalah defibrilasi segera (early defibrillation), rantai

keempat adalah tindakan bantuan hidup lanjut segera (early advanced cardiovascular

life support) dan rantai kelima adalah perawatan paska henti jantung (post cardiac-arrest care).

Figure 1

ANA ECC Adult Chain of Survival

The inks n the neo., AHA ECG

Adult Chain of SuruiveA areas folluw5.

1. Immediate recognition of cardiac arrest and

activation of the emergency

response system 2. Early CPA with an

emphasis on chest compressions

3. Rapid dellbrialtdion 1. Effective advanced life

(8)

support

4.Integrated post-cardiac arrest care

B. TUJUAN

Tujuan dari panduan ini adalah :

1. Untuk memberikan panduan baku bagi tim code blue dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai tim reaksi cepat jika code blue diaktifkan.

2. Membangun respon seluruh petugas di RS Islam Jemursari pada pelayanan kesehatan dalam keadaan gawat darurat.

3. Mempercepat respon time kegawatdaruratan di rumah sakit untuk menghindari kematian dan kecacatan yang seharusnya tidak perlu terjadi.

(9)

BAB II

RUANG LINGKUP

Sistem respon cepat code blue dibentuk untuk memastikan bahwa semua kondisi

cardiac respiratory arrest tertangani dengan resusitasi dan stabilisasi sesegera

mungkin. Sistem respon terbagi dalam 2 tahap, yaitu:

1. Respon awal (responder pertama) berasal dari petugas rumah sakit baik medis ataupun non medis yang berada di sekitar korban.

2. Respon kedua (responder kedua) berasal dari tim code blue.

Adapun area penanganan cardiac respiratory arrest di RS Islam Jemursari terbagi atas:

1. Area satu yaitu area lantai satu dan lantai dua di RS Islam Jemursari, yaitu: a. Area kantor

b. Instalasi Gawat Darurat dan area sekitarnya c. Instalasi Rawat Jalan lantai I dan area sekitarnya 2. Area dua yaitu area lantai satu di RS Islam Jemursari, yaitu:

a. Ruang Mawar dan area sekitarnya b. Ruang Neonatus dan area sekitarnya c. Ruang Azzara 1 dan area sekitarnya

d. Instalasi Perawatan Intensif dan area sekitarnya e. Hemodialisa dan area sekitarnya

f. Ruang Zahira dan area sekitarnya g. Instalasi Radiologi dan area sekitarnya h. Instalasi Laboratorium dan area sekitarnya i. Unit Logistik dan area sekitarnya

j. Gizi dan area sekitarnya k. Unit K3 dan area sekitarnya

l. Kamar Jenasah dan area sekitarnya m. Laundry dan area sekitarnya

n. Gudang Farmasi dan area sekitarnya o. Pengadaan dan area sekitarnya

3. Area tiga yaitu area lantai dua di RS Islam Jemursari, yaitu: a. Instalasi Rawat Jalan lantai II dan area sekitarnya b. Ruang Melati dan area sekitarnya

c. Ruang Azzara II dan area sekitarnya d. Ruang Dahlia dan area sekitarnya e. Ruang Teratai dan area sekitarnya

f. Instalasi Bedah Sentral dan area sekitarnya

4. Area empat yaitu diluar area satu, dua, dan tiga, yaitu meliputi: a. Area parkir RS Islam Jemursari

b. Pujasera RS Islam Jemursari c. Masjid RS Islam Jemursari d. IPS

(10)

BAB III

TATA LAKSANA

A. PROSEDUR CODE BLUE

1. Jika didapatkan seseorang atau pasien dalam kondisi cardiac respiratory arrest

maka perawat ruangan (I) atau first responder berperan dalam tahap pertolongan, yaitu:

a. Segera melakukan penilaian dini kesadaran korban.

b. Pastikan lingkungan penderita aman untuk dilakukan pertolongan.

c. Lakukan cek respon penderita dengan memanggil nama atau menepuk bahu.

d. Meminta bantuan pertolongan perawat lain (II) atau petugas yang ditemui di lokasi untuk mengaktifkan code blue.

e. Lakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP) sampai dengan tim code blue datang.

2. Perawat ruangan yang lain (II) atau penolong kedua, segera menghubungi operator telepon "8600" untuk mengaktifkan code blue, dengan prosedur sebagai berikut:

a. Perkenalkan diri.

b. Sampaikan informasi untuk mengaktifkan code blue.

c. Sebutkan nama lokasi terjadinya cardiac respiratory arrest dengan lengkap dan jelas, yaitu: area ... (area satu/dua/tiga/empat), nama lokasi atau ruangan.

d. Jika lokasi kejadian di ruangan rawat inap maka informasikan : “ nama ruangan ... nomor kamar... “.

e. Waktu respon operator menerima telepon "8600" adalah harus secepatnya diterima, kurang dari 3 kali deringan telepon.

3. Jika lokasi kejadian berada di area ruang rawat inap ataupun rawat jalan, setelah menghubungi operator, perawat ruangan II segera membawa troli emergensi (emergency trolley) ke lokasi dan membantu perawat ruangan I melakukan resusitasi sampai dengan tim Code Blue datang. Operator menggunakan alat telekomunikasi Handy Talky (HT) atau pengeras suara mengatakan code blue dengan prosedur sebagai berikut:

a. “Code Blue, Code Blue, Code Blue, di area ...(satu/dua/tiga/empat), nama lokasi atau ruangan...”.

b. Jika lokasi kejadian diruangan rawat inap maka informasikan: “Code Blue,

Code Blue, Code Blue, nama ruangan ... nomor kamar ...”.

4. Setelah tim code blue menerima informasi tentang aktivasi code blue, mereka

segera menghentikan tugasnya masing-masing, mengambil resusitasi kit dan menuju lokasi terjadinya cardiac respiratory arrest. Waktu respon dari aktivasi

code blue sampai dengan kedatangan tim code blue di lokasi terjadinya cardiac respiratory arrest adalah 5 menit.

5. Sekitar 5 menit kemudian, operator menghubungi tim code blue untuk

memastikan bahwa tim code blue sudah menuju lokasi terjadinya cardiac

respiratory arrest tersebut.

6. Jika lokasi terjadinya cardiac respiratory arrest adalah lokasi yang padat

manusia (public area) maka petugas keamanan (security) segera menuju lokasi terjadinya untuk mengamankan lokasi tersebut sehingga tim code blue dapat melaksanakan tugasnya dengan aman dan sesuai prosedur.

7. Tim code blue melakukan tugasnya sampai dengan diputuskannya bahwa

resusitasi dihentikan oleh ketua tim code blue.

(11)

8. Untuk pelaksanaan code blue di area empat, Tim code blue memberikan bantuan

hidup dasar kepada pasien kemudian segera ditransfer ke Instalasi Gawat Darurat.

9. Ketua tim code blue memutuskan tindak lanjut pasca resusitasi, yaitu:

a. Jika resusitasi berhasil dan pasien stabil maka dipindahkan secepatnya ke Instalasi Perawatan Intensif untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut jika keluarga pasien setuju.

b. Jika keluarga pasien tidak setuju atau jika Instalasi Perawatan Intensif penuh maka pasien di rujuk ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas

c. Jika keluarga pasien menolak dirujuk dan meminta dirawat di ruang perawatan biasa, maka keluarga pasien menandatangani surat penolakan. d. Jika resusitasi tidak berhasil dan pasien meninggal, maka lakukan koordinasi

dengan bagian bina rohani, kemudian pasien dipindahkan ke kamar jenazah. 10. Ketua tim code blue melakukan koordinasi dengan DPJP.

11. Ketua tim code blue memberikan informasi dan edukasi kepada keluarga pasien. 12. Perawat ruangan mendokumentasikan semua kegiatan dalam rekam medis pasien

dan melakukan koordinasi dengan ruangan pasca resusitasi.

B. PENGORGANISASIAN TIM CODE BLUE

Tim code blue di RS Islam Jemursari terbagi atas:

1. Tim code blue satu yaitu tim Code Blue yang bertanggung jawab terhadap area satu.

2. Tim code blue dua yaitu tim Code Blue yang bertanggung jawab terhadap area dua.

3. Tim code blue tiga yaitu tim Code Blue yang bertanggung jawab terhadap area tiga.

Tim code blue terdiri dari:

1. Ketua tim code blue yaitu satu orang dokter umum.

2. Anggota tim code blue yang terdiri dari satu orang perawat senior (supervisi) dan satu orang perawat.

Struktur tim code blue di RS Islam Jemursari adalah sebagai berikut: 1. Ketua Tim Code Blue

a. Ketua tim code blue adalah dokter umum ( jaga ruangan / jaga IGD ) b. Kualifikasi:

1) Memiliki SIP yang masih berlaku. 2) Memiliki ATLS atau ACLS.

3) Memiliki kewenangan klinis dalam hal kegawatdaruratan medis. 2. Anggota Tim Code Blue

Anggota tim code blue terdiri dari: a. Supervisi

Kualifikasi:

1) Memiliki SIP yang masih berlaku. 2) Memiliki sertifikat PPGD.

3) Memiliki kewenangan klinis dalam hal kegawatdaruratan medis.

b. Perawat IGD/Resusitasi/IPI/IBS dan perawat ruangan terkait (Katim dan anggota tim) yang bertanggung jawab saat itu.

1) Memiliki SIP yang masih berlaku. 2) Memiliki sertifikat PPGD.

3) Memiliki kewenangan klinis dalam hal kegawatdaruratan medis. c. Petugas Binroh

(12)

e. Farmasi

C. URAIAN TUGAS TIM CODE BLUE

1. Ketua Tim Code Blue

a. Memimpin pelaksanaan code blue di area RS Islam Jemursari, meliputi: 1) Shift pagi (jam 07.00 — 14.30 WIB):

a) Ketua tim code blue di area satu adalah dokter jaga IGD. b) Ketua tim code blue di area dua adalah dokter jaga ruangan. c) Ketua tim code blue di area tiga adalah dokter jaga ruangan. d) Ketua tim code blue di area empat adalah dokter jaga IGD. 2) Shift sore (jam 14.30 — 22.00 WIB):

a) Ketua tim code blue di area satu adalah dokter jaga IGD. b) Ketua tim code blue di area dua adalah dokter jaga ruangan. c) Ketua tim code blue di area tiga adalah dokter jaga ruangan. d) Ketua tim code blue di area empat adalah dokter jaga IGD. 3) Shift malam (jam 22.00 — 07.00 WIB):

Ketua tim code blue di semua area adalah dokter jaga IGD yang bertugas jaga pada shift malam.

b. Memimpin pelaksanaan Resusitasi Jantung Paru (RJP). c. Menentukan tindak lanjut pasca resusitasi.

d. Melakukan koordinasi dengan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP). e. Sebagai pengambil keputusan dalam kondisi emergensi atau kondisi jika DPJP

tidak ada di tempat atau sulit dihubungi. f. Melakukan edukasi dengan keluarga pasien.

g. Melakukan koordinasi dengan bagian pelayanan medis dan keperawatan terkait jadwal jaga tim code blue.

h. Melakukan koordinasi dengan bagian/unit yang lain untuk pelaksanaan code

blue, misalnya dengan bagian farmasi untuk pengadaan obat dan alat

kesehatan (alkes) emergensi.

i. Bekerja sama dengan diklat RS Islam Jemursari dalam meningkatkan kualitas tim code blue.

2. Anggota Tim Code Blue

a. Supervisi

1) Shift pagi (jam 07.00 — 14.30 W1B) : Pelaksana code blue di semua area. 2) Shift sore (jam 14.30 — 22.00 WIB) : Pelaksana code blue di semua area. 3) Shift malam (jam 22.00 — 07.00 WIB) : Pelaksana code blue di semua

area. b. Perawat

1) Shift pagi (jam 07.00 — 14.30 W1B) :

a) Perawat pelaksana code blue di area satu adalah perawat jaga Res/IGD shift pagi.

b) Perawat pelaksana code blue di area dua adalah perawat IPI dan Res/IGD shift pagi.

c) Perawat pelaksana code blue di area tiga adalah perawat jaga IBS dan Res/IGD shift pagi.

2) Shift sore (jam 14.30 — 22.00 WIB) :

a) Perawat pelaksana code blue di area satu adalah perawat jaga Res/IGD shift sore.

b) Perawat pelaksana code blue di area dua adalah perawat IPI dan Res/IGD shift sore.

c) Perawat pelaksana code blue di area tiga adalah perawat jaga IBS dan Res/IGD shift sore.

(13)

d) Perawat pelaksana code blue di area empat adalah perawat jaga Res/IGD shift sore.

3) Shift malam (jam 22.00 — 07.00 WIB) :

a) Perawat pelaksana code blue di area satu adalah perawat jaga Res/IGD shift malam.

b) Perawat pelaksana code blue di area dua adalah IPI dan Res/IGD shift malam.

c) Perawat pelaksana code blue di area tiga adalah perawat jaga IBS dan Res/IGD shift malam.

d) Perawat pelaksana code blue di area empat adalah perawat jaga Res/IGD shift malam.

c. Binroh : Pelaksana code blue di semua area. d. Security : Pelaksana code blue di semua area. e. Farmasi : Pelaksana code blue di semua area.

f. Anggota tim code blue segera mengambil alih tindakan resusitasi yang sedang berjalan dan melanjutkan tahapan resusitasi jantung paru, meliputi:

1) Dokter pelaksana code blue bertugas:

Berkoordinasi dengan perawat ruangan (I) atau .first responder dalam hal:

a) Mempertahankan kepatenan jalan nafas (Airway):

(1) Tekan dahi angkat dagu (head tilt -- chin lift) bila tidak ada trauma.

(2) Mendorong rahang bawah (jaw thrust) bila ada trauma. (3) Pemasangan Oropharyngeal airway.

(4) Persiapan pemasangan LMA.

b) Bertanggung jawab terhadap keadequatan pemafasan pasien (Breathing).

(1) Memberikan bantuan pernafasan melalui Bag-Valve-Mask. (2) Memberikan oksigen sesuai kebutuhan pasien.

2) Perawat pelaksana code blue bertugas :

a) Bertanggung jawab terhadap sirkulasi (circulation) pasien (1) Memasang monitor EKG/Defibrilator.

(2) Monitoring Tekanan Darah dan Nadi. b) Bertanggung jawab membawa "resusitasi kit".

c) Bertanggung jawab dalam persiapan pemasangan defibrilator. d) Bertanggung jawab dalam penggunaan obat-obatan emergensi. e) Bertanggung jawab terhadap penggunaan peralatan emergensi

termasuk defibrilator.

f) Bertanggung jawab terhadap dokumentasi.

Semua ketua dan anggota tim code blue memiliki alat komunikasi (HT) yang harus selalu dinyalakan dan standbye.

(14)

ALGORITME CODE BLUE

8 Bila ada kondisi “ code blue ” pasien dengan henti nafas / henti jantung

First resporder / penemu pertama memanggil bantuan

First resporder melakukan BHD awal

Penolong kedua mengaktifkan Code Blue melalui nomer telepon darurat dengan ext.00

Operator menerima telepon “00” ( << 3 dering harus segera diangkat, kemudian: 1. Operator mengumumkan melalui handy talky atau pengeras suara

2. Selang 5 menit operator menghubungi tim Code Blue memastikan tim sudah berada di tempat kejadian

Tim Code Blue segera menuju lokasi yang ditentukan untuk melanjutkan resusitasi yang telah dilakukan oleh First Responder

Meninggal Rawat IPI, Transfer IGD, Rujuk ke

RS lain, DNR

(15)

BAB IV

DOKUMENTASI

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil perhitungan indeks keanekaragaman dan kemerataan jenis serangga dan jumlah individu serangga pada komunitas mangrove Pulau Hoga Kabupaten Wakatobi Provinsi

Tujuan penelitian (1) mendeskripsikan peningkatan keterampilan membaca pemahaman dalam menemukan informasi pada wacana melalui kegiata merangkum dengan pendekatan

Pengikut dalam konteks organisasi administratif terdiri para Pengikut dalam konteks organisasi administratif terdiri para PNS, yang bekerja dengan imbalan penghasilan dari negara..

Simpulan dari penelitian tentang hubungan status gizi dengan kejadian anemia pada siswi kelas XI di tiga SMA kota Yogyakarta adalah : status gizi siswi kelas XI di tiga SMA

dan/atau urnal ilmiah dan kemudian buat suatu tabel yang memuat ikhtisar perbandingan teknologi proses  pembuatan parasetamol dari p-aminofenol dengan dari.. fenol atau fenil

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Sistem Pelayanan Donor Darah di PMI Tasikmalaya, karena saat ini PMI Tasikmalaya dalam pelayanan donor darahnya masih

Sedangkan proses pengeringan (drying) dilakukan untuk menurunkan temperatur udara karena terjadi perpindahan panas dari udara ke bahan yang akan dikeringkan (udara

Sistem yang diusulkan dapat membantu SMPK Lemuel dalam mengirimkan informasi proses belajar mengajar dan informasi pengabsenan secara cepat kepada orang tua murid.. Sistem