• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSERVASI BANGUNAN TUA CANDRA NAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONSERVASI BANGUNAN TUA CANDRA NAYA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

KONSERVASI BANGUNAN TUA CANDRA NAYA

Disusun Oleh :

Rina Widayanti

UNIVERSITAS GUNADARMA

JAKARTA

2020

(2)

KONSERVASI BANGUNAN TUA CANDRA NAYA

Rina Widayanti

ABSTRAKSI

Bangunan atau kawasan yang pernah manjadi lokasi peristiwa bersejarah bagi kota atau negara, dilestarikan sebagai ikatan simbolis antara peristiwa masa lalu dengan sekarang. Dengan kata lain, adanya kaitan antara bangunan dengan peristiwa bersejarah atau terkait dengan seorang tokoh, sebagai alasan dilestarikannya obyek tersebut sebagai catatan sejarah.

Salah satu peninggalan bangunan Cina yang terletak diluar kota Batavia lama adalah gedung Candra Naya. Gedung Candra Naya dulunya bernama “Landhuis Kroet“. Landhuis Kroet dibangun sebagai tempat tinggal kapten Cina yang diangkat Belanda.

Gedung Candra Naya merupakan bukti sejarah dari jaman kolonial. Karena bangunan Candra Naya merupakan bangunan kuno dan memiliki nilai sejarah, maka bangunan tersebut termasuk bangunan yang dilindungi sejak jaman kolonial Belanda

(3)

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada saat ini bangunan bersejarah di Jakarta yang semakin langka kini terancam punah oleh pesatnya pembangunan. Sejak tahun 1972-1991 sebanyak 94 bangunan bersejarah telah dibongkar untuk perkantoran, pertokoan dan sebagainya. Ancaman tergusurnya bangunan bersejarah, diantaranya bangunan Cina yang mempunyai nilai nilai sejarah dan sebagian memilliki nilai Arsitektur yang bagus ini, jauh hari sebelumnya telah mendapat peringatan, pada saat pihak pemda melakukan berbagai pemugaran bangunan bersejarah. Untuk menjaga keseimbangan antara peninggalan lama dan pembangunan baru, perlu diadakan pengamanan agar pembangunan baru tersebut tidak saling merusak, tetapi sebaliknya merupakan kaitan yang saling mendorong untuk maju. Usaha pengamanan itu adalah dengan pemugaran-pemugaran, dimana pemugaran merupakan bagian dari perencanaan kota.

Salah satu peninggalan bangunan Cina yang terletak diluar kota Batavia lama adalah gedung Candra Naya. Gedung Candra Naya dulunya bernama “Landhuis Kroet“. Landhuis Kroet dibangun sebagai tempat tinggal kapten Cina yang diangkat Belanda.

1.2 Masalah

Perkembangan kota khususnya daerah Glodok pada saat ini tumbuh sangat pesat sebagai pusat kegiatan komersial. Hal ini menyebabkan lokasi Gedung Candra Naya terasing dari lingkungannya, sehingga perlu dicarikan pemecahannya dengan membuat fungsi baru bagi bangunan sehingga tercipta bangunan yang serasi dengan lingkungannnya. Selain itu juga harus diperhatikan sejauh mana perubahan yang dilakukan pada bangunan Candra Naya, bagian bangunan yang dirubah dan dipertahankan agar terjadi keseimbangan antara peninggalan lama dan pembangunan baru sehingga tidak saling merusak.

(4)

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji fungsi bangunan Candra Naya agar dapat serasi dengan lingkungan sekitarnya, kondisi bangunan tetap terawat dan terpelihara dan akan terjadi keseimbangan dan keserasian antara bangunan lama, bangunan baru dan lingkungannya. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk menggali kembali nilai sejarah budaya gedung Candra Naya, agar tidak tenggelam dan hilang oleh lingkungan sentral perdagangan dan jasa.

1.4 Metode Penulisan

Metode pembahasan terbagi atas beberapa tahapan sebagai berikut: 1. Studi literatur dari berbagai sumber yang mendukung kasus penelitian

terutama mengenai masalah konservasi bangunan dan tipologi arsitektur Cina.

2. Survei lapangan, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : a. Metode pencarian data

b. Metode pengolahan data

c. Metode analisa yang dikaitkan dengan konservasi bangunan terutama revitalisasi bangunan.

2. Tinjauan Pustaka

2.1 Konservasi

2.1.1 Pengertian Konservasi

Konservasi dalam kerangka pelestarian lingkungan binaan merupakan tindak penghormatan terhadap masa lampau, serta kebudayaan sebelumnya , juga merupakan catatan pembentuk tautan antar masa dari

(5)

satu masa ke masa berikutnya. Obyek konservasi, sebagai lingkungan binaan tinggalan masa lalu dapat mempertahankan keberadaan fisik dan maknanya hingga masa yang akan datang. Konservasi merupakan istilah yang telah lam dikenal di negara-negara Eropa, berkaitan dengan upaya pelestarian dan pemanfaatan bangunan atau kawasan lama untuk fungsi yang berkembang kemudian. Konservasi merupakan yang masih bertahan hingga sekarang, memerlukan kajian pelestarian agar landasan dari semua kegiatan pelestarian sesuai dengan kesepakatan internasional yang telah dirumuskan dalam Piagam Burra 1981.

Konservasi merupakan proses pengelolaan suatu tempat agar makna kultural didalamnya terpelihara dengan baik, meliputi seluruh kegiatan pemeliharaan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. Kegiatan Konservasi terdiri dari kegiatan preservasi, restorasi, rekonstruksi,adaptasi dan revitalisasi.

2.1.2 Jenis Konservasi

Secara teori para ahli pelestarian memilah jenis pelestarian berdasarkan tingkat intervensi yang dilakukan, sehingga konservasi dibedakan menjadi beberapa bentuk sesuai dengan tujuan dan kondisi awal obyek, yaitu meliputi preservasi, restorasi atau rehabilitasi, rekonstruksi, adaptasi atau revitalisasi, demolisi (Dobby, 1978; Fitch, 1982; Attoe, 1978; Danisworo; 1986) mejadi :

a. Preservasi

Preservasi adalah pelestarian suatu tempat persis seperti keadaan aslinya tanpa ada perubahan termasuk upaya pencegahan terhadap penghancuran. Penanganan obyek peninggalan sebagaimana saat diterima tanpa ada penambahan ataupun pengurangan elemen estetikanya. Penambahan hanya bersifat perlindungan fisik ( terhadap api, intrusi, kelembaban dan sebagainya ).

b. Restorasi atau Rehabilitasi

Restorasi merupakan kegiatan pengembalian suatu tempat pada keadaan semula dengan menghilangkan tambahn-tambahn dan

(6)

memasang komponen semula tanpa menggunakan bahan baru atau pengganti. Pada intinya, suatu obyek dikembalikan ke bentuk yang dianggap kondisi orisinilnya.

c. Rekonstruksi

Rekonstruksi adalah upaya pengembalian suatu tempat pada keadaan semirip mungkin dengan keadaan semula dengan menggunakan bahan lama maupun bahan baru

d. Adaptasi atau Revitalisasi

Adaptasi atau revitalisasi adalah merupakan upaya merubah suatu tempat agar dapat digunakan untuk fungsi yang lebih sesuai dengan kebutuhan sekarang, tidak menuntut perubahan fisik yang mencolok sehingga kondisi awal tetap dominan.

e. Demolisi

Demolisi adalah tindakan menghancurkan atau merobohkan suatu obyek dengan alasan kondisi yang telah membahayakan.

2.1.3 Sasaran Konservasi

Kegiatan konservasi berkaitan dengan perlindungan dan penataan kawasan kota baik secara fisik maupun non fisik, dengan demikian konservasi memiliki sasaran yang jelas yaitu mengembalikan wajah obyek pelestarian pada citra semula, memanfaatkan peninggalan obyek pelestarian untuk menunjang kehidupan dan kebutuhan sekarang, dan mengarahkan perkembangan masa kini agar selaras dengan masa lalu yang tercermin dalam obyek pelestarian tersebut.

Keberadaan suatu bangunan bersejarah sebagai pengai antar masa akan memberikan ( Danisworo, 1986; Attoe, 1979 ) :

- Identitas dan karakter tertentu pada bagian kota - Variasi bentuk kota ( Urban form and image )

(7)

- Keuntungan ekonomos ( baik berupa biaya konstruksi maupun sebagai aset wisata )

- Simbol keberadaan suatu kelompok tertentu

Konsekuensi dari suatu tindak pengembangan tentu saja akan berakibat adanya perubahan pada aspek tata fisik, yang mungkin berupa penambahan, pengurangan, pengalihan fungsi dan lain sebagainya. Untuk itu perlu dikaji alternatif-alternatif tindak pelestarian yang dimungkinkan.

2.1.4 Kriteria Konservasi

Dalam pelaksanaan konservasi diperlukan suatu alat kendali atau tolok ukur sebagai dasar kriteria menentukan apakah suatu obyek layak dikenakan tindakan konervasi. Kelayakan tindak preservasi memiliki kriteria tertentu seperti yang dikemukakan ( Attoe, 1988 ) :

a. Estetika

Suatu peninggalan dilestarikan karena alasan kualitas estetikanya, utamanya jika obyek tersebut merupakan wakil dari periode sejarah tertentu. Bangunan-bangunan atau bagian kota yang dilestarikan karena mewakili prestasi khusus dalam gaya sejarah tertentu. Tolok ukur estetika dikaitkan dengan nilai estetis dan arsitektur yang tinggi dalam bentuk, struktur, tata ruang dan ornamen.

b. Tipikal

Bangunan atau bagian dari kota yang dilestarikan karena mewakili satu kelas atau jenis khusus yang cukup berperan. Tolok ukur kejamakan ditekankan pada seberap jauh karya arsitektur tersebut mewakili satu ragam atau jenis khusus yang khas. Suatu peninggalan yang pada masanya terdapat dalam jumlah yang besar, sehingga mewakili tipologi bangunan, maka dapat dilestarikan sebagai wakil dari masanya.

(8)

Peninggalan bersejarah tersebut merupakan satu-satunya dari suatu gaya bangunan tertentu, sehingga alasan pelestarian obyek tersebut agar peninggalan bersejarah tersebut tidak punah.

d. Peran Sejarah

Bangunan atau kawasan yang pernah manjadi lokasi peristiwa bersejarah bagi kota atau negara, dilestarikan sebagai ikatan simbolis antara peristiwa masa lalu dengan sekarang. Dengan kata lain, adanya kaitan antara bangunan dengan peristiwa bersejarah atau terkait dengan seorang tokoh, sebagai alasan dilestarikannya obyek tersebut sebagai catatan sejarah.

e. Memperkuat suatu kawasan

Bangunan atau bagian kota yang karena investasi didalamnya akan mempengaruhi kawasan didekatnya, atau kehairannya sangat bermakna untuk meningkatkan kualitas dan citra lingkungan disekitarnya. Pelestarian suatu bangunan tersebut dengan tujuan agar berdampak positif pada sskala kawasannya.

f. Superlatif

Suatu banngunan dilestarikan karena memiliki urutan predikat nomor satu, mungkin yang terbesar, tertua, tertinggi dan sebagainya, disuatu kawasan.

2.1.5 Prinsip Konservasi

Beberapa prinsip konservasi yang perlu dipahami sebagai satu landasan dalam pelaksanaannya adalah :

- Konservasi dilandasi atas penghargaan terhadap keadaan semula dari suatu tempat dan sesedikit mungkin melakukan intervensifisik bangunan supaya tidak merubah bukti sejarah yang terkandung.

(9)

- Maksud konservasi adalah untuk menangkap kembali makna kultural suatu tempat dan harus dapat menjamin keamanan dan pemeliharaannya di masa mendatang.

- Konservasi suatu tempat harus dipertimbangkan terhadap segenap aspek yang berkaitan dengan makna kultural tanpa menekankan pada satu aspek dengan mengorbankan aspek lainnya.

- Suatu bangunan atau hasil karya sejarah harus tetap pada lokasi historisnya. Pemindahan seluruh atau sebagian bangunan tidak diperkenankan kecuali bila hal tersebut merupakan satu-satunya cara untuk menjamin kelestariannya.

- Konservasi menjaga terpeliharanya latar visual yang cocok seperti bentuk, warna, skala, tekstur dan bahan bangunan. Setiap perubahan baru yang akan berakobat negatif terhadap latar visual harus dicegah. - Kebujaksanaan konservasi yang sesuai untuk suatu tempat harus didasarkan pada pemahaman terhadap makna kultural dan kondisi fisik bangunannya.

3. Tinjauan Umum

3.1. Sejarah Candra Naya

Bangunan Candra Naya ini adalah milik tuan tanah orang Cina, yang dibangun pada abad 18. Dari pemilik tuan tanah ini akhirnya dijual kepada pemerintah Belanda. Setelah berakhirnya masa pemerintahan Kolonial atau setelah Indonesia merdeka gedung candra Naya yang semula adalah rumah tinggal diubah fungsinya oleh perkumpulan orang-orang Cina “ Sin Min Hui “, Gedung Candra Naya digunakan sebagai sarana pendidikan, sosial dan olah raga. Kegiatan yang menonjol antara lain fotografi, bulu tangkis dan bina raga (angkat besi).

(10)

3.2. Peranan Candra Naya

Sebagaimana telah kita ketahui seperti yang telah diuraikan diatas bahwa bangunan di Jalan Gajah Mada No. 188 yaitu Candra Naya pada masa penjajahan berfungsi sebagai tempat tinggal. Akhirnya dari pemilik tuan tanah orang Cina dijual kepada pemerintah Belanda.

Setelah Kemerdekaan Gedung Candra Naya peranannya cukup beraneka ragam. Pada tanggal 26 Januari 1946 didirikan perkumpulan yang bernama “Sin Min Hui“ yang berarti “ perkumpulan sinar baru “ dengan pengurus pertamanya Khoe Woen Sioe. Gedung Candra Naya ini milik mendiang Mayor Khow Kim An yang meninggal dalam tawanan perang. Gedung tersebut disewa oleh perkumpulan “ Sin Min Hui “. Perkumpulan tersebut bertujuan mengabdi kepada masyarakat yaitu mempererat persaudaraan serta mempertinggi derajat manusia.

Selain itu Gedung Candra Naya juga turut berperan dalam bidang olah raga. Turnamen Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia ( PBSI ) yang pertama pada tahun 1955 mengambil tempat di gedung ini dan tokoh-tokoh dunia juga tampil pada saat itu. Selain bulu tangkis gedung Candra Naya juga menyediakan gedung untuk olah raga bola sodok.

Gedung Candra Naya juga berperan dalam bidang kesehatan dengan menyediakan balai pengobatan bagi masyarakat sekitar. Fasilitas kesehatan ini menyediakan pengobatan tradisional Cina dan pengobatan modern barat.

Peran Candra Naya juga dapat kita lihat dalam bidang pendidikan dengan dibukanya sekolah Candra Naya. Tetapi sekolah ini sudah tidak berada dilokasi ini lagi karena telah dipindahkan ke lokasi lain.

Gedung Candra Naya merupakan bukti sejarah dari jaman kolonial. Karena bangunan Candra Naya merupakan bangunan kuno dan memiliki nilai sejarah, maka bangunan tersebut termasuk bangunan yang dilindungi sejak jaman kolonial Belanda dengan :

(11)

- SK Gubernur DKI No. 6 B-11 / 1 / 12 /1972 tanggal 10 Januari 1972 / Lembaran daerah No. 60/1972

- SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0128 / m / 1988 tentang delapan belas bangunan di Jakarta yang termasuk cagar budaya dimana Candra Naya termasuk urutan ketiga setelah Gedung Juang 45 dan Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dengan kriteria golongan preservasi A.

3.3. Kondisi gedung Candra Naya

Bangunan Candra Naya termasuk bangunan yang dilindungi karena bangunan tersebut dianggap kuno dan bersejarah sesuai dengan kriteria pelestarian bangunan bersejarah yaitu :

a. Estetika

Bangunan Candra Naya baik eksterior maupun interiornya memiliki bentuk arsitektur Cina yang terbaik dan memiliki tipologi arsitektur Cina yang orisinil pada jaman kolonial

b. Kejamakan

Bangunan Candra Naya merupakan bangunan arsitektur Cina yang orisinil tipologi arsitekturnya dan yang pertama kali berdiri disekitar Jalan Gajah Mada, Glodok.

c. Kelangkaan

Merupakan satu-satunya bangunan rumah tinggal berarsitektur Cina yang ada dan masih orisinil serta merupakan contoh terakhir yang tersisa.

d. Peran Sejarah

Bangunan Candra Naya memiliki peran sejarah adalah sebagai rumah tinggal Kapten Phoa Bingan seorang warga negara asing yang telah ikut berjasa dalam pengembalian kota Jakarta.

(12)

3.4 Kondisi Fisik Bangunan

• Luas Tapak : 10000 m² • Luas Bangunan : 5000 m² • Skyline bangunan

Perbedaan ketinggian atap menentukan kedudukan fungsi ruang, atap paling tinggi untuk tempat berdoa. Dari tampak bangunan utama terlihat fasade bangunan bergaya arsitektur Cina.

• Batas-batas

Timur : Jl. Gajah Mada Barat : Jl. Kemurnian 7, 8, 9 Utara : Jl. Kemurnian 6 Selatan : Jl. Keadilan Raya

4. Analisa dan Pembahasan

4.1 Fungsi Bangunan

Analisa fungsi bangunan komersial yang ideal

 Berdasarkan bangunan komersial yang telah tersedia pada pusat kegiatan perdagangan disekitar tapak

Tabel 4.1

Bangunan Komersil yang ada di Tapak Pemugaran

Bangunan Komersil 1 2 3 4 5 6 Total

Perkantoran V V V V V V 6

(13)

Hotel V V - V V - 4

Restauran V V V V V V 6

Apartemen V - - V - - 2

Keterangan :

1. Pusat perdagangan Mangga Dua 2. Pusat perdagangan Glodok 3. Pusat perdagangan Pasar Grogol 4. Pusat perdagangan Pasar Glodok 5. Pusat perdagangan Pasar Senen 6. Pusat perdagangan Tanah Abang

Dari tabel 4.1 terlihat bahwa fasilitas bangunan komersil yang kurang dikawasan ini adalah hotel dan apartemen.

 Berdasarkan bangunan komersil yang terdapat disekitar tapak

Tabel 4.2

Bangunan Komersil Yang Terdapat di Sekitar Tapak

Bangunan Komersil 1 2 3 4 Total

Perkantoran v vv vv - 5

Pusat Perbelanjaan vv v v v 5

Hotel v - v - 2

(14)

Apartemen - - - - - Hiburan v v v vv 5 Keterangan : 1. Daerah Glodok 2. Jl. Gajah Mada 3. Jl. Hayam Wuruk 4. Daerah Mangga Besar

Dari tabel 4.2 tersebut diatas terlihat bahwa fasilitas yang perlu disediakan adalah hotel dan apartemen.

Dari tabel-tabel diatas diketahui bahwa didaerah sekitar tapak fungsi komersil yang dibutuhkan adalah apartemen, hotel dan pusat perbelanjaan.

Bangunan baru berupa apartemen ini memiliki potensi yang cukup baik karena belum adanya bangunan aprtemen disekitar tapak, selain itu juga terletak dipusat kota, didaerah dengan nilai komersil yang tinggi serta secara kontinue dapat memberikan pemasukkan. Masyarakat didaerah ini tergolong dalam masyarakat yang berpenghasilan menengah keatas, sehingga apartemen ini juga diperuntukkan bagi golongan menengah keatas.

Berdasarkan waktu kegiatan terlihat bahwa kegiatan dari fasilitas-fasilitas yang terdapat disekitar tapak tersebut rata-rata berlangsung dari jam 09.00 WIB sampai dengan jam 21.00 WIB. Dari pukul 21.00 WIB – 09.00 WIB kegiatan dilingkungan tersebut hampir semuanya istirahat, berarti letak yang strategis tidak dipergunakan secara maksimal. Agar kegiatan malam tetap hidup dan tetap semarak dengan kegiatan komersil maka dibuat sebuah pusat perbelanjaan didalam tapak gedung Candra Naya ini.

(15)

Berdasarkan ketinggian bangunan apartemen ini yang memiliki ketinggian bangunan mencapai dua puluh lantai maka apartemen ini masuk kedalam high rise apartemen.

Bentuk massa bangunan apartemen adalah tower dimana massa bangunan memusat, bentuk sirkulasi berupa hall atau ruang perantara. Aula gedung Candra Naya merupakan bangunan yang dipertahankan sehingga perencanaan bangunan baru perlu memperhatikan keberadaannya, sedangkan bangunan gedung sekolah Candra Naya mengalami relokasi, yaitu kegiatan sekolah Candra Naya tersebut dipindahkan ke lokasi baru yang terletak di Jalan Jembatan Besi.

4.2 Bentuk Bangunan

Sepanjang Jl. Gajah Mada berdiri gedung-Gedung tinggi deedngan bentuk dominan tower tanpa podium. Perancangan tapak yang berkaitan dengan lingkungan akan diterapkan seperti :

- Menciptakan bangunan deengan bentuk gabungan antara tower dedngan podium, hal ini untuk mendapatkan permainan tinggi rendah peil lantai, dimana makin kebelakang peil lantai semakin tinggi.

- Penampilan bangunan diciptakan sedemikian rupa sehingga dapat menyajikan suasana China Town.

- Menciptakan suatu interaksi antara kegiatan dalam tapak dengan lingkungan sekitarnya, namun keamanan, kenyamanan dan privacy penghuni apartemen tetap terjaga.

Pemilihan bentuk dasar bangunan baru dipertimbangkan terhadap : - Bentuk dasar Candra Naya

- Bentuk dasar bangunan disekitar tapak - Bentuk dasar tapak

(16)

Bentuk dasar yang dipilih adalah bentuk geometris segi empat. Hal ini sesuai dengan filosofo bentuk arsitektur Cina, yaitu segi empat yang merupakan simbol manusia.

4.3 Orientasi Bangunan

Orientasi bangunan mempertimbangkan beberapa hal seperti terhadap sumbu as melintang bangunan Candra Naya , terbitnya matahari dalam kaitannya dengan penerangan secara maksimal dan kesehatan penghuni, dan terhadap Jl. Gajah Mada sebagai jalan arteri. Secara keseluruhan bangunan baru ini semuanya berorientasi ke bangunan Candra Naya, berorientasi kedalam tapak , dengan tujuan untuk menghormati bangunan lama Candra Naya dan sesuai dengan konsep arsitektur Cina

Matahari merupakan bagian yang penting dalam orientasi bangunan Cina. Bagian depan sedapat mungkin menghadap matahari terbit yang merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup. Sebaliknya sisi sebelah utara merupakan bagian yang mendatangkan kerugian bagi bangsa Cina. Arah selatan hingga tenggara merupakan arah orientasi yang baik bagi bangunan, kuburan serta kota Cina. Untuk kasus di Indonesia maka arah yang baik adalah arah timur hingga timur laut. Dalam kasus Candra Naya posisi bangunan adalah diantara arah timur dan timur laut yang merupakan arah yanng baik bagi orientasi bangunan. Orientasi bangunan ini diteruskan pada bangunan apartemen untuk mendapatkan posisi yang baik.

Unsur lain yang sering dipakai dalam mencari posisi yang baik dalam bangunan, kuburan maupun kota di Cina adalah bagian depan sebaiknya menghadap kesungai dan bagian belakang terdapat gunung untuk melindungi bangunan terhadap bahaya dari belakang. Yang saecara teknis adalah konsep meninggi ke belakang. Konsep ini pada bangunan Candra Naya tetap diikuti dengan bangunan depan yang menghadap ke sungai Ciliwung dan massa bangunan meninggi ke belakang. Dalam

(17)

perencanaan bangunan apartemen konsep ini tetap dipakai, konsep meninggi kebelakang tetap diikuti dan bagian depan bangunan tetap menghadap kearah sungai Ciliwung.

Mengingat adanya Gedung Candra Naya, maka perencanaan gedung apartemen harus memperhatikan bangunan yang sudah ada ( konteks dengan bangunan lama ). Penampilan bangunan yang mampu mengekspresikan unsur Cina serta berkonteks dengan lingkunganyang memiliki kepadatan lingkungan yang tinggi, keragaman tampak serta lingkungan hunian yang saling berhimpit. Untuk menyesuaikan dedngan bangunan lama maka bangunan apartemen ini juga mengambil bentuk unsur Cina pada bagian tampak atau fasade apartemen ini.

5. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Ada beberapa kesimpulan yang penulisan dari penelitian ini. Adanya beberapa faktor yang dapat mendukung fungsi baru bangunan Candra Naya sebagai apartemen dan pusat perbelanjaan. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah kondisi lingkungan yang merupakan kawasan perdagangan dan jasa maka hal ini menuntut bangunan untuk berkembang kearah yang lebih komersil. Selain itu pembangunan pusat perbelanjaan juga ditujukan untuk menghidupkan kawasan ini pada malam hari dimana hampir seluruh kegiatan dikawasan ini sedang istirahat.

Pembangunan baru yang dilakukan tetap berpegang pada bangunan lama dengan tujuan untuk menghormati bangunan lama sebagai peninggalan yang bernilai sejarah dan supaya terjadi kesesuaian/konteks antara bangunan lama dengan bangunan baru sehingga tidak saling merusak melainkan dapt saling mendukung untuk menciptakan keserasian dengan lingkungan sekitarnya.

(18)

5.2 Saran

Untuk kegiatan pusat perbelanjaan sebaiknya dibuat sebuah pusat perbelanjaan yang dibuka selama 24 jam sehingga dapat mengidupkan kegiatan komersil dikawasan ini dan juga dapat memenuhi kebutuhan penghuni apartemen.

Kawasan Glodok ini merupakan kawasan dengan kepadatan tinggi dengan bangunan yang saling berhimpitan. Sehingga ruang terbuka dikawasan ini sangat kurang. Untuk itu perlu dilakukan penataan ruang luar untuk Candra Naya ini yang ditujukan untuk menciptakan hubungan yang dekat antara manusia dengan alam selain itu penataan ruang luar juga bertujuan untuk membantu meredam kebisingan suara kendaraan, polusi udara dan sebagai peneduh.

6. DAFTAR PUSTAKA

Daryanto, Tro Joko. Teknis Konservasi Cagar Budaya Keraton Melalui Penataan

Disain Arsitektural. Surakarta : Fakultas Teknik Sebelas Maret, 1999.

Dinas Museum dan Pemugaran. Gedung Bersejarah di Jakarta. DKI Jakarta: 1999/2000

Gondomono. Makalah Seminar Candra Naya : Masyarakat Cina di Jakarta. Jakarta : t. p., 1994

Lan, Fung Yu (terj.). Sejarah Ringkas Filsafat Cina. Yogyakarta : Liberty, 1990. Ratih. Pengembangan Baru di Lahan Candra Naya. Konstruksi, Juni 1994

Widayati, Naniek. Studi Intensif Bangunan Pemugaran. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada, 1993.

Referensi

Dokumen terkait

Mallory- Weiss Tear muncul pada bagian distal esophagus di bagian gastroesophageal junction. Perdarahan muncul ketika luka sobekan telah melibatkan esophageal

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir ini yang berjudul “ Pengaruh

1) Merupakan perusahaan pemula berbasis teknologi (PPBT) yang berusia maksimal 3 tahun dan berasal dari mahasiswa, alumni PTN atau PTS (dosen Non PNS).. 3) Produk

Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi ( self limiting disease) yang sering diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala dimana gejala

Walaupun tidak mampu menjawab hujjah-hujjah yang mantap dari pemuda-pemuda beriman ini, raja yang kufur dan zalim itu tetap berkeras mahu mereka murtad dari

Penggunaan metode perlu dukungan Fasilitas. Fasilitas yang dipilih harus sesuaidengan karakteristik metode mengajar yang akan dipergunakan. Ada metode mengajar tertentu

HP menyarankan agar Anda membuat cakram pemulihan untuk memastikan bahwa Anda dapat mengembalikan komputer ke kondisi standar pabrik apabila terjadi kegagalan fungsi kandar keras,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar LDL kuning telur pada puyuh Jepang ( Coturnix coturnix japonica L.) setelah pemberian suplemen serbuk kunyit pada