• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V STRATEGI DAN REKOMENDASI. 5.1 Strategi Pengembangan Pariwisata di Kecamatan Badau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V STRATEGI DAN REKOMENDASI. 5.1 Strategi Pengembangan Pariwisata di Kecamatan Badau"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

5.1 Strategi Pengembangan Pariwisata di Kecamatan Badau

Secara garis besar, konsep wisata di Kecamatan Badau yaitu gabungan antara wisata alam dan wisata budaya. Wisata ini juga disesign oleh wisata keluarga. Selain itu, pengembangan kawasan ini juga harus tetap mempertahankan kelestarian alam. Sehingga nuansanya akan lebih kuat terasa oleh pengunjung. Berdasarkan hasil analisis SWOT, strategi yang digunakan dalam upaya dalam pengembangan kawasan wisata Kecamatan Badau adalah strategi WO (mengatasi kelemahan dan meningkatkan peluang). Adapun strategi WO yang telah dihasilkan adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan atraksi wisata pada kawasan wisata yang telah ada

2. Menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap untuk menunjang kegiatan pariwisata

3. Membangun pusat-pusat informasi pada pintu masuk Kabupaten Belitung seperti, pelabuhan dan bandara serta lokasi strategis lainnya

4. Membentuk image sebagai kawasan wisata dengan konsep melayu 5.1.1 Meningkatkan Atraksi Wisata Pada Kawasan Wisata Yang Ada

Atraksi saat ini yang telah tersedia yaitu kegiatan yang terkait dengan wisata seperti rekreasi, berenang, tempat konservasi satwa dan flora endemic, yang merupakan cirri khas dari Pulau Belitung (Seperti rusa dan Pelanduk, serta tanaman Tarsius SP, atau tanaman kantung Semar), wisata Ziarah, dan menyusuri sungai dengan kano sambil menyaksikan pemandangan alam pegunungan yang menyegarkan. Kemudian haiking, flyingfog suatu jenis olahraga yang penuh tantangan mungkin perlu anda dicoba disini. Apabila ingin merasakan suasana malam di hutan, juga bisa menyedikan tempat menginap berupa “Indosafaritent” dan beberapa rumah pohon yang presentatif.

Slain berupa kegiatan air, atraksi wisata juga dapat berupa atraksi budaya setempat dalam hal ini atraksi budaya melayu. Atraksi budaya yang saat ini telah tersedia yaitu adanya perayaan maulid Nabi Muhammad. Atraksi budaya yang dapat dikembangkan yaitu pengadaan panggung terbuka, gedung kesenian, dan teater

(2)

sebagai wadah dalam menampilkan kesenian kampong. Pengembangan atraksi kebudayaan juga untuk mendukung Desa wisata sehingga lebih terintegrasi. Untuk lebih jelaskan dapat dilihat pada Gambar 5.1 sebagai berikut :

Gambar 5.1

Model Atraksi Wisata Yang Akan Di Kembangkan Sumber : internet 2015

5.1.2 Menyediakan Sarana dan Prasarana yang Lengkap Untuk Menunjang Kegiatan Pariwisata

Keterbatasan sarana dan prasarana dalam suatu kawasan wisata dapat mengurangi daya tarik bagi wisatawan dalam mengunjungi kawasan tersebut. Untuk itu kawasan wisata perlu menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap dalam menunjang kegiatan pariwisata.

Sarana yang umumnya terdapat di sebuah objek wisata berupa sarana penginapan, restoran, took souvenir, sarana pribadatan, areal parker, dan sarana

(3)

MCK. Sarana tersebut diatas dapat disesuaikan dengan tema dari objek wisata itu sendiri. Kelengkapan sarana di kawasan wisata Kecamatan Badau masi belum memadai. Dengan mengadakan sarana tersebut diatas, maka akan mampu meningkatkan minat wisatawan dalam berkunjung. Karena berkembangnya suatu objek wisata tidak hanya karena daya tarik dan atraksi wisatanya yang tinggi tetapi juga didukung oleh fasilitas yang lengkap sehingga mampu memberikan kenyamanan terhadap para pengunjung/wisatawan.

Agar terintegrasi dengan Kecamatan Badau, maka konsep melayu dipilih sebagai pengembangan fasilitas di kawasan Kecamtan Badau. Selain itu,pemilihan konsep melayu dipilih untuk menjadikan ciri khas dari kawasan wisata di Kecamatan Badau ini. Sehingga menjadi satu-satunya objek wisata yang dengan konsep melayu. Konsep melayu ini teraplikasikan dengan bangunan panggung, serta ukiran pada dinding bangunan. Penggunaan material alam kayu juga akan menjadi material utama dalam pengembangan bangunan.

Adapun fasilitas yang akan disediakan dalam kawasan wisata ini adalah cottage, restoran, toko souvenir, sarana pribadatan, toilet/ruang ganti, taman bermain anak-anak, serta ruang parker. Menyediakan cottage pada kawasan ini di bangun dengan konsep melayu pada bangunan. Hal ini juga dilakukan agar cottage-cottage ini dapat menyatu dengan kondisi lingkungan setempat. Sehingga dapat mempertahankan kealamian kawasan wisata alam. Untuk lebih jelaskan dapat dilihat pada Gambar 5.2 sebagai berikut :

(4)

Gambar 5.2

Model Rumah Dan Restoran Yang Akan Di Kembangkan Sumber : internet 2015

Souvenir adalah benda/barang khas yang berasal dari kawasan objek wisata. Dengan adanya souvenir, wisatawan dapat memiliki kenangan atau bukti atas kunjungan ke sebuah lokasi wisata. Souvenir juga seringkali digunakan sebagai buah tangan bagi kerabat dari para wisatawan. Peningkatan kesejahtraan masyarakat sekitar juga dapat dilakukan jika para pembuat cindramata adalah masyarakat setempat. Intuk itu, pengembangan toko souvenir pada kawasan wisata Kecamatan Badau akan dapat menunjang kebutuhan wisatawan akan hal ini. Untuk melengkapi konsep melayu pada wisata ini, maka bangunan pada toko souvenir ini juga akan dibuat seperti layaknya bangunan-bangunan bertema melayu. Nantinya toko souvenir ini diletakkan dekat dengan entrance kawasan ini, sehingga mudah terlihat oleh wisatawan. Untuk lebih jelaskan dapat dilihat pada Gambar 5.3 sebagai berikut :

(5)

Gambar 5.3

Model Toko Souvenir Yang Akan Di Kembangkan Sumber : internet 2015

Sebagai wisata keluarga, maka penyediaan sarana bermain untuk anak-anak akan melengkapi wisata ini. Selain bermain di air terjun, anak-anak akan senang bermain di taman yang disediakan. Taman bermain dibuat dengan warna warni cerah, terbagi dengan kategori umur yang berbeda serta dilengkapi dengan pengaman untuk menghindari kecelakaan.

Untuk sarana transportasi,fasalitas yang perlu di kembangkan berupa ruang parker. Ruang parker di kembang kan untuk dapat memenuhi ke butuhan terhadap pengunjung yang menggunakan kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat. Sedangkan untuk prasarana, berupa pelebaran jalan yang di lengkapi dengan system drainase,trotoar serta penerangan jalan. Untuk lebih jelaskan dapat dilihat pada Gambar 5.4 dan Gambar 5.5 sebagai berikut :

Gambar 5.4

Model Taman Bermain Anak-Anak Yang Akan Di Kembangkan Sumber : internet 2015

(6)

Gambar 5.5

Model Ruang Parkir Yang Akan Di Kembangkan Sumber : internet 2015

5.1.3 Membangun Pusat-Pusat Informasi Pada Pintu Masuk Kabupaten Belitung Seperti Pelabuhan Dan Bandara Serta Lokasi Strategis Lainnya

Pengembangan pusat-pusat informasi pada pintu masuk kabupaten Belitung dapat mempermudah wisatawan dalam mengunjungi objek wisata. Pengadan pusat-pusat informasi perlu dilakukan di bandara Hananjudin Belitung, pelabuhan induk tanjung pandan Belitung serta pelabuhan induk pegantungan dan suge. Informasi yang tersedia berupa alat transportasi yang dapat di gunakan menuju kawasan wisata, lokasi objek-objek wisata, lokasi hotel dan lokasi umum yang lainnya. Serta di lengkapi dengan peta sehingga mempermudah wisatawan dalam menemukan informasi yang di perlukan.

5.1.4 Membentuk Image Sebagai Kawasan Wisata Dengan Konsep Melayu Pembentukan image sebagai kawasan wisata yakni membangun pintu gerbang sebagai ciri khas kawasan. Gerbang tersebut nantinya juga akan menjadi pentunjuk bagi wisatawan terhadap keberadaan objek wisata ini. Pintu gerbang akan di desain dengan unik agar mampu menarik perhatian. Dengan menggunanakan konsep melayu sebagai desain dari pintu gerbang tersebut. Untuk lebih jelaskan dapat dilihat pada Gambar 5.6 sebagai berikut :

(7)

Gambar 5.6

Model Pintu Gerbang Khas Melayu (Atas) Dan Model Information Center (Bawah) Yang Akan Di Kembangkan

Sumber : internet 2015

5.1.5 Menjadikan Iklim Wisata Yang Baik Dikawasan Wisata

Menciptakan iklim wisata perlu dilakukan agar wisatawan merasa nyaman sehingga tidak ragu datang kembali. Iklim wisata yang dimaksud berupa keramah tamahan penduduk kebersihan lingukan dan keamanan linkungan. Menciptakan iklim wisata ini dapat di lakukan dengan cara memberikan penyuluhan pada masyarakat setempat, sehingga masyarakat punya andil dalam pengembangan kawasan ini yang nantinya juga dapat memberikan manfaat pada masyarakat itu sendiri.

(8)

5.1.6 Strategi Alternative

Pengembangan sektor pariwisata tidak terlepas dari peran serta para stake holders yaitu pemerintah,masyarakat serta pihak swasta. Namun, pada kenyataannya hanya pemerintah dan pihak swasta yang lebih banyak turut serta dalam pengembangan pariwisata. Pada hal masyarakat memiliki peran yang cukup besar untuk mengembangkan pariwisata. Jika ke tiga stake holders ini dapat bekerja sama dengan baik maka akan dapat menguntungkan banyak pihak.

Ada pun peran serta stake holders dalam pengembangan pariwisata di kecamatan badau adalah sebagai berikut:

A. Pemerintah

• Menyusun peraturan yang mempermudah proses dan prosedur dalam penanaman modal bagi para investor. Sehingga mampu mendorong minat infestor dalam menanamkan modal di kecamatan badau.

• Menciptakan iklim infestasi yang baik agar menarik investor

• Memberikan penyuluhan mengenai sadar wisata terhadap masyarakat serta meningkatkan penerapan sapta pesona terhadap pelaku wisata seperti supir angkot, pedagang di kawasan wisata dan tenaga kerja di tiap sektor wisata • Membarikan ke mudahan memperoleh modal bagi para masyarakat setempat

yang ingin membuka usaha di kawasan pariwisata/sektor pariwisata

• Perlunya peningkatan anggaran biaya di sektor pariwisata agar dapat meningkatkan kualitas sarana dan prasarana penunjang pariwisata.

B. Masyarakat

• Turut serta dalam upaya melestarikan budaya melayu

• Melibatkan diri sebagai tenaga kerja dalam kegiatan kepariwisataan

• Mengembangkan makanan daerah atau kreasi seni dan cendra mata dari sebuah kawan pariwisata

• Masyarakat dapat memberikan lahan mereka yang berada di kawasan pariwisata untuk pengembangan pariwisata. Sehingga akan mempermudah dalam proses penggantian lahan

C. Swasta (investor)

Pihak swasta dapat berupa badan usaha atau perseorangan yang memiliki permodalan yang kuat dan ingin menanamkan modal dalam usaha

(9)

mengembangkan kawasan pariwisata. Pihak swasta yang dimaksut dapat berasal dari dalam negri maupun infestor asing. Adapun bentuk kemitraan yang dapat dilakukan oleh pihak swasta adalah sebagai berikut:

• penyediaan dan pengelolaan penginapan hotel maupun cottage • penyediaan rumah makan atau restoran

• penyediaan dan pengelolaan sarana olahraga air • penyedian toko-toko cendra mata

• pemberdayaan masyarakat setempat sebagai tenaga kerja dalam usaha pariwisata

• penyedian angkutan umum khusus wisata • penyedian jasa parkir

• penyedian taman bermain anak 5.2 Rekomendasi

Dengan adanya strategi pengembangan pariwisata kawasan wisata kecamatan badau ini diharapkan dapat mengembangkan kawansan wisata tersebut dengan semaksimal mungkin sehingga dapat memperoleh yang maksimal pula. Adanya strategi pengembangan ini juga diharapkan akan mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di kawasan wisata tersebut.

Namun strategi pengembangan ini masih memiliki kelemahan-kelemahan berupa strategi pengembangan yang dibuat tidak bersifat menyeluruh. Artinya terdapat beberapa aspek yang membutuhkan penelitian lebih lanjut. Sehingga diperlukan studi lanjut yang lebih representatif, adapun contoh-contoh studi lanjutan itu adalah sebagai berikut:

1. studi lanjutan mengenai kesenian lokal budaya melayu yang terdapat di kecamatan badau

2. studi mengenai cendra mata yang memanfaat kan sumber daya setempat 3. studi mengenai dampak kegiatan pariwisata terhadap aktifitas masyarakat

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun setiap saat pendidikan kesehatan tentang pembatasan asupan cairan terus diberikan akan tetapi klien kurang mampu mengontrol pembatasan asupan cairan sehingga

8/11/DPbs tanggal 7 Maret 2006 perihal Laporan Tahunan, Laporan Keuangan Publikasi Triwulan dan Bulanan serta Laporan tertentu dari Bank yang disampaikan kepada Bank

Of Imagery, Critical Thinking, And Asthma Education On Symptoms And Mood State In Adult Asthma Patients 3 , Nature-Based Guided Imagery as an Intervention for

Perancangan interior Daycare dan preschool Bunda Ganesha di Bandung bertujuan untuk mewadahi seluruh kegiatan anak-anak balita baik yang normal maupun anak dengan kebutuhan

Hasil penelitian dapat di ketahui bahwa strategi pengembangan pariwisata pantai di Kecamatan Wabula yang dikembangkan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Buton dan masyarkatat

Judul Tesis : PEMBUATAN FURFURAL DARI SEMBUNG RAMBAT ( Mikania micrantha ) DENGAN MENGGUNAKAN ASAM ORGANIK DARI BELIMBING WULUH ( Averrhoa blimbi ).. Nama Mahasiswa :

Dalam situasi pasca bencana, keterpisahan dari orangtua, atau orangtua yang kehilangan kontrol efektif terhadap anak-anak mereka, orangtua yang kehilangan kemampuan

Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 mengatur bahwa pesawat udara yang didaftarkan di Indonesia dapat dibebankan dengan kepentingan internasional berdasarkan perjanjian hak