• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: Yessi Kurniasari Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya ABSTRACT ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh: Yessi Kurniasari Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya ABSTRACT ABSTRAK"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK ( SAK ETAP ) PADA

LAPORAN KEUANGAN KOPERASI

(Studi Kasus pada Koperasi Kesejahteraan Lingkungan Hikmat Pelita Manonjaya Tasikmalaya)

Oleh:

Yessi Kurniasari

Yessi.kurniasari16@gmail.com

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the financial statements and application of SAK ETAP in the cooperative Kesejahteraan Lingkungan Hikmat Pelita. Data was collected through documentation, interview and literature study. Analysis of the data used in this research is descriptive qualitative analysis. The data obtained by the financial statement employees cooperative Kesejahteraan Lingkungan Hikmat Pelita balance sheet and results of operation report calculations. Results of the research that has been done to conclude that in the preparation of the financial statements, the cooperative has not fully present financial statement in SAK ETAP.

Keywords : SAK ETAP, Financial Statement

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui laporan keuangan dan SAK ETAP pada Koperasi Kesejahteraan Lingkungan Hikmat Pelita. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh adalah laporan keuangan Koperasi Kesejahteraan Lingkungan Hikmat Pelita yang berupa neraca dan laporan hasil usaha. Hasil penelitian yang telah dilakukan menyimpulkan bahwa dalam penyusunan laporan keuangan, koperasi belum sepenuhnya menyajikan penyusunan laporan keuangan sesuai SAK ETAP.

Kata kunci : SAK ETAP, Laporan Keuangan

PENDAHULUAN

Bangsa Indonesia memiliki cita-cita yang luhur untuk menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera. Salah satu cara untuk mewujudkannya adalah melalui pembangunan ekonomi yang melibatkan peran koperasi. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan

(2)

prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.

Untuk kelancaran perkembangan koperasi dibutuhkan suatu sistem pertanggungjawaban yang berupa laporan keuangan dengan berdasarkan pada pedoman yang distandarkan untuk koperasi yaitu standar akuntansi keuangan (SAK). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) sendiri dijadikan sebagai acuan dalam penilaian pelaksanaan kinerja koperasi. Pedoman pelaporan kinerja koperasi dimaksudkan agar koperasi dalam menyusun laporan keuangan mampu menganalisis kinerjanya.

Seiring dengan pesatnya perkembangan usaha di Indonesia, tanggal 23 Oktober 2010 telah disahkan oleh dewan standar akuntansi keuangan tentang pencabutan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 tentang akuntansi perkoperasian. Pencabutan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no. 27 ini dilandasi alasan sebagai dampak dari konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) yang mengakibatkan standar akuntansi keuangan berbasis industri harus dicabut karena sudah diatur dalam standar akuntansi keuangan yang lain. Sebagai pengganti PSAK no. 27, telah diterbitkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) yang digunakan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik. SAK ETAP diterapkan untuk penyusunan laporan keuangan yang berlaku efektif mulai tanggal 1 januari 2011. Selain itu diterbitkannya SAK ETAP sendiri bertujuan untuk memudahkan pengusaha kecil atau menengah untuk menyusun laporan keuangan sendiri sehingga dapat berguna bagi intern atau untuk mendapatkan dana. Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal.

Permasalahan yang muncul di lapangan dalam penyusunan laporan keuangan koperasi adalah masih minimnya kompetensi dari penyusunan laporan keuangan koperasi. Hal ini diakibatkan dari kurang mengertinya sumber daya manusia pengelola koperasi dalam menyusun laporan keuangan yang berdasarkan SAK ETAP .Selain itu dalam penerapan SAK ETAP terdapat permasalahan tentang penerapan SAK ETAP pada koperasi dikarenakan pada SAK ETAP tidak mengatur secara khusus terhadap laporan keuangan koperasi. Dimana fenomena tersebut bisa dilihat dari beberapa penelitian mengenai penerapan SAK ETAP pada laporan keuangan koperasi simpan pinjam yang menyebutkan bahwa ada beberapa koperasi yang sudah menerapkan SAK ETAP, adapula yang belum menerapkan SAK ETAP dan juga

(3)

ada koperasi yang sudah menerapkan namun belum sepenuhnya menerapkan SAK ETAP. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan SAK ETAP pada koperasi ini bisa dikatakan minim karena ada koperasi belum sama sekali dan belum sepenuhnya menerapkan SAK ETAP.

Dalam penyajian laporan keuangan, koperasi seharusnya sudah mulai menerapkan laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku saat ini yaitu Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik ( SAK ETAP ) .

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Dimana metode kualitatif tidak berorientasi pada pengukuran statistik tetapi melalui pengumpulan data yang kemudian di analisis. Dengan pendekatan Studi Kasus. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah SAK ETAP dan Laporan Keuangan Koperasi. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari laporan keuangan koperasi Kesejahteraan Lingkungan Hikmat Pelita. Analisis data yang Peneliti gunakan untuk menganalisis data –data yang didapat dari penelitian ini adalah menggunakan Analisa Deskriptif Kualitatif.

PEMBAHASAN

Kebijakan akuntansi merupakan prinsip, dasar, aturan dan praktik yang diterapkan oleh suatu entitas dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan. dimana terdapat 3 hal penting yang terkait dengan unsur-unsur penyajian laporan keuangan, yaitu pengakuan, pengukuran dan pengungkapan. Dari hasil wawancara penulis bahwa kebijakan akuntansi yang terdapat dalam Koperasi Kesejahteraan Lingkungan Hikmat Pelita Manonjaya yaitu : 1. Pengakuan

Dalam neraca yang telah dibuat oleh Koperasi Kesejahteraan Lingkungan Hikmat Pelita menggunakan dasar akrual basis yaitu mencatat transaksi-transaksi atau mengakui pendapatan dan beban pada saat terjadinya bukan pada saat pendapatan tersebut diterima ataupun biaya dibayarkan. Akuntansi berbasis akrual mencatat transaksi pengeluaran dan penerimaan kas, dan juga mencatat hutang dan piutang perusahaan. Oleh karena itu, akrual basis memberikan gambaran yang lebih akurat atas kondisi keuangan perusahaan. dimana pengakuan berdasarkan SAK ETAP adalah menggunakan dasar akrual basis. 2. Pengukuran

(4)

Kas diukur dari saldo tunai yang dimiliki koperasi per 31 Desember. aset tetap koperasi dinyatakan sebesar harga perolehan dan dikurangi akumulasi penyusutan tanpa memperhitungkan nilai residu. Hal ini sesuai dengan SAK ETAP karena SAK ETAP tidak mengatur tentang adanya nilai residu.

3. Penyajian

Aset tetap Koperasi Kesejahteraan Lingkungan Hikmat Pelita melakukan penyusutan dengan metode garis lurus. Penyajian laporan keuangan disusun atas dasar akrual dengan menggunakan konsep biaya historis. Dimana penyajian laporan keuangan dengan konsep biaya historis sesuai dengan SAK ETAP.

Dalam neraca menyajikan informasi mengenai aktiva dan pasiva. Untuk aktiva sendiri terdiri dari aset lancar, tidak lancar, dan aset lain-lain. Untuk pasiva terdiri dari kewajiban dan modal. Dimana menurut SAK ETAP laporan neraca harus menyajikan pos minimal mencakup kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain, persediaan, properti inventasi, aset tetap, aset tidak berwujud, utang usaha dan utang lainnya, aset dan kewajiban pajak, kewajiban diestimasi dan ekuitas.

1. Aset

Pada Koperasi Kesejahteraan Lingkungan Hikmat Pelita belum mengelompokkan aset menjadi aset lancar, tidak lancar, dan aset lain-lain. Dalam neraca Koperasi Kesejahteraan Lingkungan Hikmat Pelita hanya menyajikan aset yang mencakup kas dan bank, piutang anggota, gedung, perlengkapan dan inventaris. Dimana dalam neraca koperasi tidak menyajikan piutang usaha, persediaan, properti investasi dan aset tidak berwujud. Tidak adanya pos piutang usaha dan persediaan karena koperasi tidak bergerak dibidang unit usaha dan tidak memiliki aset tidak berwujud juga tidak adanya properti investasi karena koperasi tidak melakukan sewa gedung untuk kegiatan operasionalnya.

2. Kewajiban

Pada Koperasi Kesejahteraan Lingkungan Hikmat Pelita belum mengelompokkan kewajiban yang ada pada sisi pasiva. Namun untuk pos pasiva sendiri yang termasuk kewajiban adalah utang bunga, jasa anggota, dana pengurus, dana-dana SHU, simpanan sukarela, utang bank. Untuk simpanan anggota koperasi tidak membedakan antara tabungan anggota dan non anggota dikarenakan pemberian jasa anggota dan non anggota disamakan. Selain itu, pada kewajiban disisi pasiva terdapat utang dana-dana SHU yang tidak termasuk hak dari koperasi.

(5)

Pada Koperasi Kesejahteraan Lingkungan Hikmat Pelita belum mengelompokkan ekuitas yang ada pada sisi pasiva. Namun yang termasuk ekuitas pada laporan neraca koperasi adalah simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan dan SHU.

a. Simpanan pokok pada koperasi Kesejahteraan Lingkungan Hikmat Pelita sebesar Rp 80.000/orang yang harus dibayar oleh anggota ketika pertama kali masuk menjadi anggota koperasi.

b. Simpanan wajib pada Kesejahteraan Lingkungan Hikmat Pelita sistem pembayarannya dapat dilakukan secara berjangka sesuai dengan aturan yang ditetapkan pada anggaran koperasi. Dimana setiap anggota koperasi harus membayar Rp 25.000/orang setiap bulannya.

c. Cadangan yang ada pada koperasi Kesejahteraan Lingkungan Hikmat Pelita diperoleh dari sisa hasil usaha stiap tahun dengan persentase 30%.

d. Sisa Hasil usaha yang diperoleh dalam tahun berjalan yang dibagi sesuai dengan ketentuan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi.

Dalam SAK ETAP laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos sebagai yang terdiri dari pendapatan, beban keuangan, bagian laba rugi dari investasi yang menggunakan metode ekuitas, beban pajak dan laba rugi neto. Dalam laporan hasil usaha koperasi Kesejahteraan Lingkungan Hikmat Pelita telah menyajikan informasi pendapatan dan beban koperasi.

1. Pendapatan

Pada laporan hasil usaha Koperasi Kesejahteraan Lingkungan Hikmat Pelita pendapatan yang diterima adalah dari jasa pinjaman dan propisi. Dimana koperasi belum memisahkan antara pendapatan anggota dan non anggota, sedangkan koperasi ini tidak hanya melayani anggota saja tetapi juga melayani non anggota.

2. Beban

Pada laporan hasil usaha Koperasi Kesejahteraan Lingkungan Hikmat Pelita terdiri dari beban-beban yang dikeluarkan untuk koperasi. Dimana pada koperasi ini beban disajikan secara keseluruhan dan tidak dikelompokkan berdasarkan jenisnya. Selain itu dalam penyajian pos beban tidak terdapat beban pajak yang menunjukkan bahwa koperasi ini belum memenuhi kewajiban membayar pajak sebagaimana yang telah ditetapkan dalam SAK ETAP.

(6)

Tabel 4.2.2.1

Perbedaan Sistem Laporan Keuangan Koperasi Kesejahteraan Lingkungan Hikmat Pelita dan SAK ETAP

No Konsep Koperasi KL Hikmat Pelita

SAK ETAP Penjelasan

1 Laporan keuangan

1. Neraca

2. Laporan hasil usaha

1. Neraca

2. Laporan laba rugi 3. Laporan arus kas 4. Laporan perubahan

ekuitas

5. Catatan atas laporan keuangan

Dalam penyajian laporan keuangan koperasi belum sesuai dengan ETAP karena koperasi hanya menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan laporan hasil usaha saja, sedangkan menurut SAK ETAP bahwa entitas tanpa akuntabilitas publik harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, catatan atas laporan keuangan

2 Aset 1. Kas dan bank 2. Piutang anggota 3. Gedung 4. Perlengkapan 5. Inventaris

1. Aset lancar - Kas dan bank - Surat berharga - Piutang usaha - Piutang pinjaman anggota - Piutang pinjaman non anggota - Peny. Piutang tak

tertagih

- Beban bayar dimuka 2. Aset tidak lancar

- Investasi - Aset tetap yang

meliputi tanah / hak atas tanah, bangunan, mesin / kendaraan, inventaris, ak.penyusutan - Aset tidak berwujud

meliputi hak paten, hak cipta, hak pengusaha

hutan,kuota ekspor / impor, waralaba - Aset tidak lancar

lainnya

Dalam konsep aset Koperasi KL Hikmat Pelita belum sesuai dengan SAK ETAP karena koperasi tidak mengelompokkan aset ke dalam aset lancar dan tidak lancar. Seharusnya koperasi menggelompokan aset yang sesuai dengan SAK ETAP. Untuk aset lancar pada koperasi terdiri dari kas dan bank, dan piutang anggota, sedangkan untuk aset tidak lancar terdiri dari aset tetap yang berupa gedung, perlengkapan, dan inventaris.

Selain itu dalam aset lancarnya koperasi tidak menyajikan piutang yang terpisah antara anggota dan non anggota. Seharusnya koperasi membedakan piutang anggota dan non anggota sehingga anggota mengetahui seberapa besar masing-masing piutang dan anggota bisa mengetahui kondisi keuangan koperasi.

3 Kewajiban 1. Utang bunga 2. Jasa anggota 3. Dana pengurus 4. Dakem 5. Simpanan sukarela 6. Utang bank 1. Kewajiban jangka pendek, meliputi simpanan anggota, shu bagian anggota utang usaha, utang bank/lembaga lainnya, beban yang masih harus dibayar, dan pendapatan diterima di muka

2. Kewajiban jangka panjang meliputi utang bank/lembaga lainnya, kewajiban imbalan pasca kerja, kewajiban

Koperasi KL Hikmat Pelita tidak mengelompokkan kewajiban kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Untuk simpanan anggota koperasi tidak membedakan antara tabungan anggota dan non anggota dikarenakan pemberian jasa anggota dan non anggota disamakan.

(7)

jangka panjang lainnya 4 Ekuitas 1. Simpanan pokok

2. Simpanan wajib 3. Cadangan 4. Shu 1. Simpanan pokok 2. Simpanan wajib 3. Modal penyertaan 4. Modal sumbangan 5. Cadangan

6. Shu yang belum dibagikan

Dalam Permen Koperasi dan UMKM

Republik Indonesia

No.4/PER/M.KUKM/VII/2012 tentang pedoman akuntansi koperasi menyebutkan bahwa modal anggota terdiri dari simpanan pokok dan wajib. Dimana simpanan pokok pada koperasi kesejahteraan lingkungan hikmat pelita sebesar Rp 80.000/orang dan simpanan wajib Rp 25.000/orang setiap bulannya.

Dalam SAK ETAP modal penyertaan diakui sebagai dimana pada koperasi ini tidak memasukkan pos modal penyertaan. Selain itu dalam SAK ETAP modal sumbangan dapat menutup resiko kerugian yang diakui sebagai ekuitas, namun pada koperasi ini tidak mengambil sumbangan yang diberikan oleh pemerintah.

Untuk cadangan sendiri dalam SAK ETAP bahwa cadangan bisa ditujukan untuk pengembangan usaha koperasi, menutup resiko kerugian, dan pembagian kepada anggota yang keluar dari keanggotaan koperasi. Pada Koperasi KL Hikmat Pelita ini membentuk cadangan dari hasil sisa usaha yang diperoleh setiap tahun dengan persentase 30%.

Pada SAK ETAP, disebutkan bahwa SHU tahun berjalan dibagikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada koperasi. Dimana keharusan pembagian SHU tersebut juga dinyatakan dalam Undang-Undang perkoperasian. Penggunaan SHU yang dibagikan diantaranya untuk anggota, dana pendidikan,dan untuk koperasi sendiri. Dilihat dari pos-pos ekuitas yang ada pada SAK ETAP, konsep ekuitas sendiri koperasi tidak menyajikan pos modal penyertaan dan modal sumbangan Karena koperasi tidak menerima sumbangan dari pemerintah dan tidak mengakui kelebihan simpanan anggota kedalam modal penyertaan.

5 Pendapatan 1. Jasa pinjaman 2. Provisi

1. Pelayanan anggota 2. Pendapatan non

anggota

3. Pendapatan lainnya

Seperti yang dijelaskan pada pos kewajiban bahwa pendapatan koperasi berasal dari anggota dan non anggota. Dimana koperasi ini belum sesuai dengan SAK ETAP karena koperasi belum memisahkan antara pendapatan anggota dan non anggota, 6 Beban 1. Biaya bunga

2. Biaya pengelola adm dan kantor 3. Biaya pengurus dan

bp

4. Biaya perlengkapan 5. Biaya listrik dan

telepon

6. Biaya inventaris 7. Biaya gedung 8. Biaya lain lain

1. Beban operasional - Beban usaha - Beban perkoperasian - Beban lain-lain 2. Beban pajak

Dalam Permen Koperasi dan UMKM

Republik Indonesia

No.4/PER/M.KUKM/VII/2012 bahwa konsep beban operasional dalam laporan perhitungan hasil usaha merupakan gabungan antara beban usaha dan beban perkoperasian. Selain itu dalam SAK ETAP terdapat beban pajak. Untuk Koperasi KL Hikmat Pelita ini tidak sesuai dengan SAK ETAP karena koperasi tidak mengelompokan pos-pos beban yang ada,

(8)

4.2.3 Laporan Keuangan Koperasi Kesejahteraan Lingkungan Hikmat Pelita berdasarkan SAK ETAP

Dari ketidak sesuaian penyajian lapopran keuangan Koperasi Kesejahteraan Lingkungan Hikmat Pelita. Maka berikut ini akan disajikan laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP.

1. Penyajian Laporan neraca sesuai SAK ETAP

Tabel 4.2.3.1

Koperasi KL Hikmat Pelita Necara

Per 31 Desember 2013 dan Per 31 Desember 2014 (dalam rupiah)

Penyesuaian sesuai SAK ETAP

dan tidak adanya beban pajak. Dimana seharusnya koperasi sudah memiliki kewajiban untuk membayar pajak.

URAIAN TAHUN 2014 TAHUN 2013

AKTIVA LANCAR Kas dan bank Piutang anggota Piutang non anggota

54.035.600 42.120.000 53.420.100 19.485.600 49.600.000 56.120.800 JUMLAH 149.575.700 125.206.400 AKTIVA TETAP Gedung Perlengkapan Inventaris kantor Akum penyusutan 26.102.500 3.200.000 9.256.000 (9.255.250) 26.102.500 3.300.000 9.256.000 (6.000.250) JUMLAH 29.303.250 26.058.250 178.878.950 151.264.650 KEWAJIBAN JK PENDEK Jasa anggota Dana pengurus Dana-dana SHU Simpanan sukarela Utang bunga Biaya ymh dibayar

4.145.200 2.763.500 4.708.550 8.060.100 3.357.600 - 3.389.200 2.259.500 4.707.350 6.590.100 1.882.800 JUMLAH 23.028.950 18.828.950 KEWAJIBAN JK PANJANG Utang bank 52.500.000 60.209.500 JUMLAH 52.500.000 60.209.500 EKUITAS Simpanan pokok Simpanan wajib Cadangan SHU 15.502.500 28.938.000 20.630.500 38.279.000 14.983.500 27.969.000 19.937.000 37.000.500 JUMLAH 103.350.000 99.890.000 178.878.950 151.264.650

(9)

2. Penyajian Laporan Hasil Usaha sesuai SAK ETAP

Tabel 4.2.3.2

Koperasi KL Hikmat Pelita Laporan Laba Rugi Per 31 Desember 2014

(dalam rupiah)

Penyesuaian SAK ETAP

3. Penyajian Laporan Arus Kas sesuai SAK ETAP

Tabel 4.2.3.1

Koperasi KL Hikmat Pelita Laporan Arus Kas Per 31 Desember 2014

(dalam rupiah) SHU sebelum pajak

Penyesuaian

Penyusutan aktiva tetap

Arus kas dari aktivitas operasi : Perubahan piutang

Perubahan pembagian dana SHU Perubahan kewajiban jk pendek

(10.180.700) 1.200 4.200.000 38.279.000 3.255.000 I PENDAPATAN

1 Jasa Pinjaman anggota 29.142.000 2 Jasa Pinjaman non anggota 35.172.000

3 Provisi 9.362.000

Total Pendapatan 73.676.000

II BEBAN-BEBAN A Beban Operasional

1 Biaya bunga 10.735.000

2 Biaya pengelola adm dan kantor 7.500.000 3 Biaya pengurus dan BP 6.000.000

4 Biaya perlengkapan 835.000

5 Biaya listrik dan telepon 2.595.000 6 Biaya inventaris dan gedung 6.567.000

7 Biaya lain lain 2.362.000

Total biaya 35.397.500

SHU sebelum pajak 38.279.000

B Beban pajak -

(10)

Jumlah kas dari aktivitas operasi

Arus kas dari aktivitas investasi : Perubahan aktiva tetap

Aruskas dari aktivitas pendanaan : Perubahan kewajiban jk panjang Perubahan simpanan pokok Perubahan simpanan wajib Perubahan cadangan Perubahan SHU

Jumlah kas dari aktivitas pendanaan

Kenaikan kas atau setara kas Saldo kas awal tahun Saldo kas akhir tahun

3.245.000 (7.709.500) 519.000 969.000 693.500 1.278.500 (5.979.500) 35.554.500 3.245.000 (4.249.500) 34.550.000 19.485.600 54.035.600 Sumber : Data diolah

4. Penyajian Laporan Perubahan Ekuitas sesuai SAK ETAP

Tabel 4.2.3.4

Koperasi KL Hikmat Pelita Laporan Perubahan Ekuitas

Per 31 Desember 2014 (dalam rupiah) Modal Awal : Simpanan pokok Simpanan wajib Cadangan SHU

Ekuitas akhir tahun 2013

Ditambah perubahan pada : Simpanan pokok Simpanan wajib Cadangan SHU Perubahan modal Modal akhir 14.983.500 27.969.000 19.937.000 37.000.500 519.000 969.000 693.500 1.278.500 99.890.000 3.460.000 103.350.000 Sumber : data diolah

(11)

5. Penyajian Catatan atas Laporan keuangan

Koperasi KL Hikmat Pelita Catatan atas Laporan keuangan

31 desember 2014 A. Informasi Umum

Koperasi Kesejahteraan Lingkungan Hikmat Pelita beralamat di Jalan Pasar Kulon RT 03/RW 03 Manonjaya Tasikmalaya, dengan jumlah anggota 180 orang pada saat ini. Prinsip dasar koperasi ini adalah prinsip dasar yaitu untuk menciptakan lingkungan yang terbuka, jujur dan memberikan penghargaan, saling mempercayai dan menghargai kepercayaan orang lain, mendengar dengan sepenuh hati kepada rekan kerja dan anggota, dan menghargai & menjunjung nilai-nilai (orang, perbedaan dan peran serta).

Kegiatan usaha Koperasi Kesejahteraan Lingkungan HIKMAT PELITA Manonjaya adalah pelayanan simpan pinjam.

Susunan kepengurusan Koperasi Kesejahteraan Lingkungan HIKMAT PELITA adalah

Ketua : Drs. Nana Sugina Bendahara : Ny. Yetti Junaedi Sekretaris : Ny. Yayah Ajid. Wk. Sekretaris : N. Dewi KL, SE Badan Pemeriksa : H. Hudori Badan Pemerksa : Ny. Eli Herawati Karyawan/Penagih : Ny. Elah Yati

B. Penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi koperasi

1. Koperasi telah menerapkan SAK ETAP dalam laporannya. dalam neraca telah menyajikan akun-akun yang termasuk kedalam aset lancar, aset tetap, kewajiban jangka panjang, kewajiban jangka pendek dan ekuitas. Penyajian Laba Rugi koperasi telah menyajikan besarnya pendapatan yang dikurangi dengan beban-beban pada koperasi. Laporan arus kas menyajikan perubahan historis atas kas dan setara kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Laporan perubahan ekuitas menyajikan perubahan modal yang terjadi. laporan keuangan disusun atas dasar akrual dengan menggunakan konsep biaya historis.

(12)

2. Dalam neraca yang telah dibuat oleh Koperasi Kesejahteraan Lingkungan Hikmat Pelita menggunakan dasar akrual basis yaitu mencatat transaksi-transaksi atau mengakui pendapatan dan beban

pada saat terjadinya.

3. Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan tanpa memperhitungkan nilai residu. penyusutan aset tetap dengan menggunakan metode garis lurus.

4. Piutang diakui pada saat terjadinya transaksi pinjaman uang oleh anggota koperasi.

5. Kas dan setara kas mencakup kas dan simpanan di bank yang sewaktu-waktu dapat dicairkan.

Keterangan :

1. Dalam neraca menurut SAK ETAP adanya pemisahan piutang anggota dan non anggota dimana piutang anggota sebesar Rp 42.120.000,00 sedangkan piutang non anggota sebesar Rp 53.420.100,00

2. Dalam laporan laba rugi menurut SAK ETAP adanya pemisahan antara Jasa Pinjaman anggota dan non anggota dimana jasa pinjaman anggota sebesar Rp 29.142.000,00 dan jasa pinjaman nonanggota sebesar Rp 35.172.000,00

3. Penyesuaian terhadap pembayaran pajak dilakukan dengan memunculkan akun biaya yang masih harus dibayar pada neraca dengan perhitungan yang telah tersaji dalam laporan laba rugi.

4. Penyajian laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan diharuskan dalam SAK ETAP.

5. Penyajian laporan arus kas dilihat dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan yang berpengaruh terhadap kas yang terdapat dalam laporan neraca.

6. Penyajian laporan perubahan ekuitas dilihat dari perubahan modal pada pos ekuitas dalam neraca.

7. Penyajian catatan atas laporan keuangan dilihat dari informasi mengenai koperasi yang diperoleh penulis, dan dari hasil wawancara mengenai kebijakan akuntansi koperasi yang bersangkutan.

(13)

PENUTUP KESIMPULAN

1. Koperasi Kesejahteraan Lingkungan Hikmat Pelita sudah mulai menerapkan SAK ETAP

dilihat dari pengakuan dalam laporan keuangan neraca koperasi menggunakan dasar

akrual basis, Pengukuran aset tetap tanpa memperhitungkan nilai residu dan penggunaan

metode garis lurus dalam penyusutan aset tetap, dan penyusunan laporan keuangan

dengan menggunakan biaya historis telah sesuai SAK ETAP. Hal ini bisa juga terjadi

karena ketidaksengajaan dimana koperasi belum mengetahui secara dalam mengenai

SAK ETAP, namun kebijakan akuntansi yang dipakai koperasi secara tidak sadar telah

sesuai dengan SK ETAP.

2. Koperasi Kesejahteraan Lingkungan Hikmat Pelita menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan laporan hasil sisa usaha.

3. Analisis penerapan SAK ETAP pada Koperasi Kesejahteraan Lingkungan Hikmat Pelita dilihat dari laporan keuangan neraca belum mengelompokkan pos-pos dalam neraca dan belum memisahkan piutang anggota dan non anggota. Selain itu pada penyajian laporan hasil sisa usaha Koperasi Kesejahteraan Lingkungan Hikmat Pelita tidak memisahkan jasa pinjaman anggota dan non anggota dan tidak memasukkan adanya beban pajak, kerena koperasi belum melakukan pembayaran pajak. Untuk penyajian laporan keuangan, Koperasi Kesejahteraan Lingkungan Hikmat Pelita hanya menyajikan dua laporan keuangan yaitu neraca dan laporan hasil sisa usaha, sedangkan untuk menerapkan SAK ETAP Koperasi Kesejahteraan Lingkungan Hikmat Pelita harus membuat laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan.

SARAN

1. Sebaiknya Koperasi Kesejahteraan Lingkungan Hikmat Pelita menerapkan SAK ETAP secara penuh, dimana untuk menerapkannya harus diadakan pelatihan terlebih dulu mengenai SAK ETAP.

2. Dalam penyajian laporan keuangan Koperasi Kesejahteraan Lingkungan Hikmat Pelita seharusnya disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan.

(14)

3. Adanya SAK ETAP ini Koperasi Kesejahteraan Lingkungan Hikmat Pelita harus mengelompokkan akun-akun dalam setiap penyajian laporan keuangan koperasi dan Koperasi Kesejahteraan Lingkungan Hikmat Pelita diharuskan untuk melakukan kewajiban pajak. Selain itu, Koperasi Kesejahteraan Lingkungan Hikmat Pelita diharapkan untuk menyajikan transaksi anggota dan non anggota secara terpisah agar anggota mengetahui seberapa besar masing-masing piutang dan pendapatan yang diperoleh dari anggota dan non anggota. Sehingga anggota bisa mengetahui kondisi keuangan koperasi.

DAFTAR PUSTAKA

Ariantini, Ni Luh Gede. 2014.Penerapan SAK ETAP Dalam Penyusunan Laporan Keuangan

Pada Koperasi Simpan Pinjam(online).Tersedia:

http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPE/article/view/3348/2745, diakses 29 Maret 2015 Pukul 9:39 WIB

Afrizal.M.A. 2014. Metodologi Penelitian: Sebuah Upaya Mendukung Penelitian Kualitatif

Dalam Berbagai Disiplin Ilmu.Jakarta: Rajagrafindo Persada

Arikunto.2002.Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal.Jakarta:PT Rineka Cipta

Benhard Limbong.2012. Pengusaha Koperasi Memperkokoh Fondasi Ekonomi Rakyat. Jakarta: Magaretha Pusaka

Fithri Awaliah.2014. Analisis Penerapan Standar Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

Publik (SAK ETAP) Pada Penyajian Laporan Keuangan Koperasi Simpan Pinjam.

Skripsi Perpustakaan Universitas Siliwangi Tasikmalaya

Fitria Fauziah.2008.Evaluasi Atas Kinerja Keuangan.Jurnal Fakultas Ekonomi Universita Indonesia

Fraser M.Lyn dan Ormistom Alien.2004.Memahami Laporan Keuangan Dialih Bahasakan

Oleh Sam Setyautama.Jakarta:Indeks

Hendar.2010.Manajemen Perusahaan Koperasi. Jakarta: Eirlangga

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Tanpa Entitas Akuntabilitas

(15)

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2010. Exposure Draft Pernyataan Pencabutan Standar

Akuntansi Keuangan No 27 tentang Akuntansi Perkoperasian. Dewan Standar

Akuntansi Keuangan

Martani, Dwi. 2011 . Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP).Tersedia:http://staff.blog.ui.ac.id/martini/files/2011/03/Standar-Akuntansi-Keuangan-Entitas-Tanpa-Akuntabilitas-Publik-SAK ETAP.pdf ( diakses pada 20 Mei 2015 )

Moleong, Lexy J.2010.Metode Penelitian Kualitatif.Bandung:Remaja Rosdakarya

Munawir,S.2010.Analisis Laporan Keuangan Edisi Empat.Yogyakarta:Liberty

Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm/Vii/2012.Pedoman Umum Akuntansi Koperasi Kementrian

Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia.Tersedia:

www.djpp.depkumham.go.id

Robert K.Yin.2002. Studi Kasus Desain Dan Metode.jakarta : PT raja grafindo Persada

Rudianto.2010. Akuntansi Koperasi Edisi Kedua. Jakarta: Eirlangga

Sigit Amy Ariyono Putro ( 2013 ) Penerapan SAK ETAP Pada Perkoperasian Dalam

Penyajian Laporan Keuangan Pada Koperasi Karyawan Yodium Farma PT. Kimia Farma Tbk. Plant Watudakon. Skripsi Perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas17

agustus 1945 Surabaya

Subagyo, Ahmad. 2014. Manajemen Koperasi Simpan Pinjam.Jakarta: Mitra Wacana Media

Subramanyam dan John J. Wild. 2011.Analisis Laporan Keuangan.Bandung : Penerbit Salemba Dua

Sudarwanto, Adenk. 2013. Akuntansi Koperasi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Tanugraha, Jevon.2012.Evaluasi SAK ETAP pada PT.TDMN.Berkala ilmiah mahasiswa

akuntansi-Vol.1 no.3 Mei 2012. Unika Widya Mandala Surabaya

(16)

Undang-Undang No 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian.2012.Tersedia pada:perpustakaan.dpr.go.id (diakses 28 Maret 2015)

Undang-Undang Republik Indonesia No 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian. Sekretariat Negara Republik Indonesia

Warren,Et Al.2005.Pengantar Akuntansi Edisi 21.Jakarta:Salemba Empat

Yulinartati.2013. Analisis Penerapan Standar Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Pada Entitas Koperasi Unit Desa Tri Karsa Jaya(online).Tersedia: http:// library.unej.ac.id, diakses 21 Mei 2015 Pukul 16.00 WIB

Referensi

Dokumen terkait

  5ika sudah tiba 0aktunya$ ikan betina akan mengeluarkan telur dan pada saat yang sama pe"antan akan membuahi dengan mengeluarkan sp6ermanya$ kemudian

Sebaliknya, untuk mengadaptasi aktivitas ber- karakter music maka penurunan baffle di plafon dan penyingkapan drapery di dinding serta penambahan 10% bahan reflektif pada

Dengan Life Style/ gaya hidup yang beragam dijaman seperti sekarang ini banyak pemanfaaatan dan penggunaan media sosial yang memberikan fasilitas kepada penggunanya

 Anak dapat berlatih fisik motorik kasar untuk ketangkasan  Anak dapat berlatih fisik motorik halis untuk koordinasi mata dan tangan (G1) Memiliki keterampilan hidup

“Setiap orang yang dengan sengaja memiliki, menguasai, membawa, dan/atau menggunakan alat penangkap ikan dan/atau alat bantu penangkapan ikan yang mengganggu dan

(1) Penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan umum dalam trayek tetap dan teratur serta tidak dalam trayek di wilayah Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, wajib

Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah : (1) Menggunakan lembar observasi untuk memperoleh data tentang peran aktif mahasiswa, (2)

Sehubungan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 3/POJK.05/2013 tanggal 12 September 2013 tentang Laporan Bulanan Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank (Lembaran Negara