• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pertumbuhan, penanggulangan kemiskinan, perubahan atau transformasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. yaitu pertumbuhan, penanggulangan kemiskinan, perubahan atau transformasi"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada dasarnya pembangunan ekonomi mempunyai empat dimensi pokok yaitu pertumbuhan, penanggulangan kemiskinan, perubahan atau transformasi ekonomi dan keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masayarakat industri. Transformasi struktural merupakan prasyarat dari peningkatan dan kesinambungan pertumbuhan serta penanggulangan kemiskinan, sekaligus pendukung bagi keberlanjutan pembangunan itu sendiri (Todaro, 1999).

Proses perubahan struktur perekonomian ditandai dengan menurunnya pangsa sektor primer (pertanian), meningkatnya pangsa sektor sekunder (industri), dan pangsa sektor tersier (jasa) juga memberikan kontribusi yang meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi (Todaro, 1999). Pada kenyataannya pertumbuhan ekonomi di Kota Medan tidak disertai dengan perubahan struktur tenaga kerja yang berimbang. Artinya laju pergeseran ekonomi sektoral relatif cepat dibandingkan dengan laju pergeseran tenaga kerja, sehingga titik balik untuk aktivitas ekonomi tercapai lebih dahulu dibanding dengan titik balik penggunaan tenaga kerja (Supriyati dan Sumedi, 2001). Masalah yang sering diperdebatkan adalah apakah penurunan pangsa pangan sebanding dengan penurunan pangsa penyerapan tenaga kerja sektoral dan industri berkembang cepat. Jika transformasi kurang seimbang maka dikuatirkan akan terjadi proses

(2)

kemiskinan dan eksploitasi sumber daya manusia pada sektor primer (Supriyati dan Sumedi, 2001).

Sejarah pertumbuhan ekonomi negara-negara maju menunjukkan pentingnya pengaruh tingkat perkembangan struktural dan sektoral yang tinggi dalam proses pertumbuhan ekonomi. Beberapa komponen yang utama dari proses perubahan struktural tersebut antara lain mencakup pergeseran bertahap dari aktivitas sektor pertanian ke sektor non pertanian. Pertumbuhan ekonomi telah mengakibatkan perubahan struktur perekonomian. Transformasi struktural sendiri merupakan proses perubahan struktur perekonomian dari sektor pertanian ke sektor industri, perdagangan dan jasa, di mana masing-masing perekonomian akan mengalami transformasi yang berbeda-beda. Pada umumnya transformasi yang terjadi di negara sedang berkembang adalah transformasi dari sektor pertanian ke sektor industri.

Perubahan struktur atau transformasi ekonomi dari tradisional menjadi modern secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan dalam ekonomi yang berkaitan dengan komposisi penyerapan tenaga kerja, produksi, perdagangan, dan faktor-faktor lain yang diperlukan secara terus menerus untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan sosial melalui peningkatan pendapatan perkapita (Chenery 1986).

Pertumbuhan ekonomi nasional mempunyai pengaruh atas stuktur ekonomi daerah karena pertumbuhan nasional mempunyai pengaruh atas pertumbuhan daerah, sebab daerah merupakan bagian internal dari suatu negara. Indonesia merupakan negara kesatuan, dimana rencana pembangunan meliputi

(3)

rencana nasional maupun rencana regional. Pembangunan ekonomi yang berorientasi pada sektor pertanian, industri, perdagangan dan jasa yang menyebabkan prestasi baik di tingkat nasional maupun di tingkat daerah menjadi lebih meningkat. Hal ini dapat dilihat pada variabel seperti pendapatan daerah, penyerapan tenaga kerja, dan nilai tambah sebagai proporsi sebelumnya dalam struktur perekonomian negara maupun struktur perekonomian daerah selama kurun waktu tertentu.

Struktur ekonomi daerah berdampak pada peningkatan sektor-sektor perekonomian lainnya yang saling berkaitan. Suatu daerah dapat dikatakan maju apabila ditunjang dari segi pengetahuan masyarakat yang tinggi, adanya sumber daya alam yang cukup memadai yang dikelola oleh sumber daya manusia yang mempunyai potensi besar guna tercapainya kemajuan pembangunan daerah.

Aspek penting lain dari perubahan struktural adalah sisi ketenagakerjaan bahwa pertumbuhan ekonomi melalui 2 proses transformasi dapat dicapai melalui peningkatan produktivitas tenaga kerja di setiap sektor dan transfer tenaga kerja dari sektor yang produktivitas tenaga kerjanya rendah ke sektor yang produktivitas tenaga kerjanya lebih tinggi (Clark dalam Ketut, 2001).

Peningkatan kegiatan ekonomi di berbagai sektor akan memberikan dampak baik langsung maupun tidak langsung terhadap penciptaan lapangan kerja. Tanggung jawab ideal dari dunia kerja adalah bagaimana dapat menyerap sebesar-besarnya tambahan angkatan kerja yang terjadi setiap tahun, dengan tetap memperhatikan peningkatan produktivitas pekerja secara keseluruhan. Sebab dengan meningkatnya produktivitas, diharapkan upah juga meningkat sekaligus

(4)

kesejahteraan pekerja dapat diperbaiki. Perubahan struktural tersebut juga memberikan dampak tidak langsung terhadap perubahan struktur ketenagakerjaannya. Ketidakserasian antara perkembangan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, secara umum akan menimbulkan kelemahan pada sistem penawaran dan permintaan tenaga kerja. Untuk mengetahui secara lebih mendalam masalah-masalah ketenagakerjaan ini, perlu dikaji hubungan dan keterkaitan antara perkembangan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja dengan implikasinya pada perubahan struktur ekonomi. Kecenderungan wilayah yang berkembang dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakatnya adalah dengan pembangunan disektor industri, pertanian, perdagangan dan jasa karena dianggap lebih mampu meningkatkan perekonomian dan menumbuhkan berbagai kegiatan yang saling berkaitan sehingga mampu berfungsi sebagai pendorong pembangunan.

Pada prinsipnya struktur perekonomian seperti di wilayah Kota Medan masih didominasi oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa Kota Medan merupakan daerah yang maju dimana perekonomian didominasi oleh kegiatan ekonomi modern, seperti konsep struktur ekonomi negara maju yang memiliki sektor industri, perdagangan, dan jasa yang kuat diharapkan dapat mencapai lompatan pembangunan struktur ekonomi yang lebih berarti atau berkembang dengan cepat. Wilayah di Kota Medan tidak cuma mengandalkan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran saja tetapi Kota Medan juga maju di sektor industri.

(5)

Proses industrialisasi ini diharapkan dapat menanggulangi permasalahan peningkatan kebutuhan lapangan pekerjaan. Pembangunan industrialisasi di Kota Medan pada saat ini diprioritaskan pada pembangunan industri yang berorientasi pada pembangunan industri pengolah bahan-bahan pertanian serta pengembangan industri perdagangan dan jasa yang dapat berorientasi pada penyerapan tenaga kerja yang banyak.

Proses pertumbuhan ekonomi ini pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya transformasi struktural, yaitu proses pergeseran pertumbuhan sektor produksi dari yang semula mengandalkan sektor primer menuju sektor sekunder. Pergeseran pertumbuhan sektor produksi ini secara langsung juga akan berpengaruh pada perubahan komposisi tenaga kerja dari yang semula bermata pencaharian utama pada sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran , bergeser ke sektor industri dan jasa.

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Kota Medan 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Lapangan Usaha Utama Tahun 2006-2010

No Lapangan Usaha 2006 2007 2008 2009 2010 1. Pertanian 38.096 33.299 37.141 33.271 27.255 2. Pertambangan 2.948 594 0 566 1.287 3. Industri 113.760 98.046 103.151 120.008 116.682 4. Listrk,Gas & Air 5.367 3.014 2.292 636 4.004

5. Bangunan 63.872 50.725 59.532 61.131 60.290 6. Perdagangan 270.152 246.031 318.805 312.625 335.846 7. Pengangkutan 132.960 82.417 95.945 92.896 92.362 8. Keuangan 36.585 36.621 25.782 25.478 30.789 9. Jasa 92.142 179.145 191.184 177.639 218.291 Jumlah 755.882 729.892 883.832 824.250 886.815 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan 2011(data diolah).

(6)

Tabel 1.1 dapat memberi gambaran mengenai ketenagakerjaan Kota Medan, jumlah tenaga kerja per sektor di Kota Medan mampu memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian daerah tersebut. Sektor - sektor tersebut masing-masing memberikan kontribusi dengan proporsi berbeda terhadap penyerapan jumlah tenaga kerja di Kota Medan. Menurut data di atas sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran merupakan penyerap tenaga kerja terbesar. Pada tahun 2010 sektor Perdagangan mampu menyerap tenaga kerja sekitar 37,87% jiwa dari jumlah tenaga kerja di Kota Medan. Kemudian diikuti oleh sektor keuangan yang mampu menyerap sekitar 24,62% jiwa dari jumlah tenaga kerja. Kemudian juga diikuti oleh sektor industri yang mampu menyerap sekitar 13,16% jiwa dari jumlah tenaga kerja. Serta yang terakhir adalah sektor Pertambangan dan Penggalian mampu menyerap tenaga kerja sekitar 0,15% jiwa dari jumlah tenaga kerja.

Dari Tabel 1.1 terlihat bahwa sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran mampu menyerap tenaga kerja yang banyak pada tahun 2006 sebesar 35,74% jiwa menjadi sebesar 37,87% juta jiwa pada tahun 2010 menunjukkan tiap tahunnya sektor Perdagangan ini mengalami peningkatan yang paling banyak dibanding sektor lain. Untuk itu perlu kita ketahui sektor-sektor perekonomian yang menunjukkan prestasi positif sesuai dengan sektor-sektor yang sama di tingkat nasional, dan mengintrospeksi kembali perencanaan dan strategi pembangunan yang utamanya berkaitan dengan penyerapan tenaga kerja setiap sektor perekonomian. Gejala pergeseran tenaga kerja yang disebabkan oleh industrialisasi yang dialami oleh Kota Medan, sebagai salah satu wilayah maju

(7)

yang menitikberatkan pembangunan ekonominya pada perdagangan. Hal ini ditunjukkan oleh salah satu realitas ketenagakerjaan di Indonesia, yaitu mulai berkurangnya minat angkatan kerja muda untuk bekerja di sektor pertanian. Sektor pertanian dianggap kurang mampu memberikan pendapatan yang memadai untuk hidup layak.

Tabel 1.2 Nilai Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku di Kota Medan tahun 2006-2010 (Rp millyar) No Lapangan Usaha 2006 2007 2008 2009 2010 1. Pertanian 1.427,43 1.577,84 1.837,81 2.023,06 2.225,32 2. Pertambangan 3,28 3,09 2,89 2,98 2,95 3. Industri 7.960,59 9.029,33 10.420,82 10.860,50 12.475,52 4. Listrk,Gas & Air 1.102,66 1.040,73 1.142,92 1.244,80 1.415,44 5. Bangunan 4.795,79 5.420,08 6.233,09 6.927,19 8.149,94 6. Perdagangan 12.692,84 14.106,17 16.917,47 19.502,96 22.431,93 7. Pengangkutan 9.164,62 10.548,09 12.456,64 14.55,72 15.786,83 8. Keuangan 6.550,50 7.833,87 9.547,46 10.062,91 11.893,13 9. Jasa 5.152,23 5.893,30 6.718,76 7.750,09 8.933,95 Jumlah 48.849,95 55.452,50 65.277,87 72.630,21 83.315,02 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan.

Dalam tabel 1.2 dapat di lihat bahwa perekonomian di Kota Medan pada tahun 2010 sangat bervariatif. Sektor-sektor yang dominan seperti sektor Perdagangan sebesar 26,92%, industri sebesar 14,97%, keuangan sebesar 14,27% dan jasa sebesar 10,72% cukup besar pengaruhnya apalagi sektor industri yang tiap tahunnya mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Maka dari itu sektor perdagangan yang paling banyak memberikan konstribusinya untuk

(8)

Mengingat bahwa sektor Perdagangan sebagai sektor unggulan dalam pembangunan ekonomi di Kota Medan, tentunya dibutuhkan kondisi atau iklim usaha yang sehat dan kondusif, serta sumber daya manusia yang berkualitas di wilayah Kota Medan. Oleh karena itu, perlu adanya kebijakan terhadap tenaga kerja sektor Perdagangan di Kota Medan. Maka dari itu pemerintah daerah harus mengetahui bagaimana pengaruh terjadinya perubahan struktur ekonomi pada pertumbuhan ekonomi daerah. Untuk mengetahuinya pemerintah harus melakukan analisis terhadap perubahan struktur ekonomi yang terjadi didaerah dengan membandingkannya dengan daerah yang lebih besar. Beberapa riset terdahulu yang pernah dilakukan diantaranya oleh Hasani (2010), Purwaningsih (2009) dan Dault et al (2009) yang dilakukan untuk mengukur struktur ekonomi suatu wilayah dengan metode dan lokasi penelitian yang berbeda dengan penelitian ini. Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka perlu pengkajian “Analisis Struktur Ekonomi dengan Metode Shift Share dan

Location Quotient Serta Dampaknya Terhadap Pengembangan Wilayah Kota Medan”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uaraian di atas, maka yang menjadi permasalahan pada penelitian ini adalah :

(9)

2. Sektor mana yang memiliki daya saing yang kuat pada tiap Kecamatan di Kota Medan dengan metode shift share dan LQ untuk penyerapan tenaga kerja?

3. Sektor mana yang memiliki daya saing yang kuat pada tiap Kecamatan di Kota Medan dengan metode shift share dan LQ untuk konstribusi PDRB? 4. Apakah terjadi pergeseran struktur ekonomi di Kota Medan ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah penelitian di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk melihat struktur ekonomi Kota Medan dalam kurun waktu 2006-2010. 2. Melihat sektor yang memiliki daya saing yang kuat pada tiap Kecamatan di

Kota Medan dalam penyerapan tenaga kerja dengan metode shift share dan LQ.

3. Melihat sektor yang memiliki daya saing yang kuat pada tiap Kecamatan yang memberikan kontribusi terhadap PDRB Kota Medan dengan metode shift share dan LQ.

4. Untuk mengetahui tingkat terjadinya pergeseran struktur ekonomi di Kota Medan.

(10)

1.4. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi :

1. Bagi ilmu pengetahuan sebagai bahan masukan bagi penelitian lain yang lebih lanjut, terutama yang menyangkut tentang Struktur Ekonomi dengan Metode Shift Share dan Location Quotient Serta Dampaknya Terhadap Pengembangan Wilayah Kota Medan.

2. Bagi Pemerintah Kota Medan, sebagai masukan bagaimana struktur ekonomi kota Medan dewasa ini dan arah pembangunan yang ideal terkait dengan perubahan struktur ekonomi sehingga dapat menentukan keputusan yang tepat atas pengembangan wilayah yang dilakukan.

Referensi

Dokumen terkait

(2) Pemindahbukuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling tinggi sejumlah pagu dana cadangan yang akan digunakan untuk mendanai pelaksanaan kegiatan dalam tahun anggaran

312 JAMBI KOTA SUNGAI PENUH SUNGAI PENUH SUNGAI JERNIH 2012 1- IDB Audit Wajar tanpa syarat Tidak Memadai Sangat Baik 313 SUMATERA SELATAN KOTA LUBUKLINGGAU LUBUK LINGGAU UTARA 1

Meskipun dimungkinkan bahwa reformasi organisasi yang direncanakan dapat meningkatkan efektivitas ETI di masa depan, kinerja ETI saat ini tidak dapat dijadikan dasar penolakan

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah respon jawaban IST dari peserta yang mengikuti tes di Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (P3M) Universitas

Function tersebut berguna untuk mengambil data, menampilkan data yang telah diambil dan membandingkan produk yang telah dipilih oleh user.. Function Product

Target khusus Penelitian ini bertujuan mengekstraksi senyawa pigmen yang terkandung dalam beberapa jenis rumput laut yang tumbuh banyak diperairan Indonesia

Skenario yang dapat digambarkan adalah ketika sebuah sistem hanya memberikan beberapa layanan pada port tertentu, sedangkan akses yang masuk dari jaringan eksternal melalui port

Berdasarkan kondisi permasalahan diatas dan betapa pentingnya peran auditor internal di sebuah organisasi guna menjaga keberlanjutan organisasi itu sendiri dalam