• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAKTERI PENGHASIL ANTIBIOTIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAKTERI PENGHASIL ANTIBIOTIK"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAKTERI PENGHASIL ANTIBIOTIK

MAKALAH

Dalam Mata Dasar Biomedik II DOSEN PENGAJAR

Dr. OksfrianiJufriSumampouw, S.Pi, M.Kes

OLEH KELOMPOK VII RENALDY.J.C.LAHIWU (16111101218) APRILIA.TAMALUMU (16111101187) CHRISTY C. KUDATO (16111101237) GLORIA J. RUMONDOR (16111101219) WINLY Y. ASSA (16111101225) DARELL J. N. MAWITJERE (16111101296)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

(2)

BAKTERI PENGHASIL ANTIBIOTIK

OLEH KELOMPOK VII RENALDY.J.C.LAHIWU (16111101218) APRILIA.TAMALUMU (16111101187) CHRISTY C. KUDATO (16111101237) GLORIA J. RUMONDOR (16111101219) WINLY Y. ASSA (16111101225) DARELL J. N. MAWITJERE (16111101296)

Di susun sebagai tugas kelompok dalam MK. BIOMEDIK II

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Pada tanggal 14 maret 2017

Dan telah disetujui oleh :

(3)

1 KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini, dengan sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada Dosen mata kuliah “Dasar Biomedik II” yang telah memberikan

tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta informasi pengetahuan kita mengenai bakteri penghasil antibiotik. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa kritik yang

bersifat membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Manado, 14 Maret 2017 Kelompok VII

(4)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...1 DAFTAR ISI...2 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang...3 B. Rumusan Masalah...4 C. Tujuan Penulisan...4

BAB II. PEMBAHASAN A. Sejarah bakteri penghasil antibiotic………...5

B. Ciri-ciri bakteri...6

C. Reproduksi bakteri...7

D. Ukuran dan betuk Bakteri...7

E. Karakteristik Bakteri………...8

F. Jumlah dan letak flagella Bakteri………8

G. Cara hidup Bakteri………..9

H. Peranan Bakteri………...9

BAB III. PENUTUP 3.1 Kesimpulan. ...10

3.2 Saran ...10

DAFTAR PUSTAKA………...11

(5)

3 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bakteri adalah suatu organisme yang jumlahnya paling banyak dan tersebar luas dibandingkan dengan organisme lainnya di bumi. Bakteri umumnya merupakan organisme uniseluler (bersel tunggal), prokariota/ tidak mengandung klorofil serta berukuran mikroskopik (sangat kecil). Bakteri berasal dai bahasa latin yaitu bacterium. Bakteri memiliki jumlah spesies mencapai ratusan ribu atau bahkan lebih. Mereka ada di mana-mana mulai dari tanah, di air, di organisme lain, dan juga berada di lingkungan yang ramah maupun yang ekstrim.

Dalam tumbuh kembang bakteri baik melalui peningkatan jumlah maupun penambahan jumlah sel sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni seperti pH, suhu temperatur, kandungan garam, sumber nutrisi, zat kimia dan zat sisa metabolisme.

(6)

B. RUMUSAN MASALAH

a. Bagaimana sejarah bakteri penghasil antibiotic Bakteri subtilis & Bakteri Streptomyces Griseus ?

b. Apa saja ciri-ciri bakteri?

c. Bagaimana reproduksi Bakteri Subtilis & bakteri streptomyces Griseus?

d. Bagaimana Ukuran dan betuk Bakteri Subtilis & bakteri streptomyces Griseus?

e. Bagaimana karakteristik Bakteri Subtilis & bakteri streptomyces Griseus?

f. Berapa Jumlah dan letak flagella Bakteri Subtilis & bakteri streptomyces Griseus?

g. Bagaimana cara hidup Bakteri Subtilis & bakteri streptomyces Griseus?

h. Bagaimana peranan Bakteri Subtilis & bakteri streptomyces Griseus?

C. TUJUAN PENULISAN

a. Untuk mengetahui sejarah bakteri penghasil antibiotic Bakteri subtilis & Bakteri Streptomyces Griseus ?

b. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri bakteri?

c. Untuk mengetahui reproduksi Bakteri Subtilis & bakteri streptomyces Griseus?

d. Untuk mengetahui Ukuran dan betuk Bakteri Subtilis & bakteri streptomyces Griseus?

e. Untuk mengetahui karakteristik Bakteri Subtilis & bakteri streptomyces Griseus?

f. Untuk mengetahui Jumlah dan letak flagella Bakteri Subtilis & bakteri streptomyces Griseus?

g. Untuk mengetahui cara hidup Bakteri Subtilis & bakteri streptomyces Griseus?

h. Untuk mengetahui peranan Bakteri Subtilis & bakteri streptomyces Griseus?

(7)

5 BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH BAKTERI PENGHASIL ANTIBIOTIK 1. Sejarah Bakteri subtilis

Pada awalnya bernama Vibrio subtilis oleh Christian Gottfried Ehrenberg, dan berganti nama Bacillus subtilis oleh Ferdinand Cohn pada tahun 1872 (subtilis menjadi Latin untuk 'baik').

2. Sejarah Bakteri Streptomyces Griseus

Sejarah taksonomi S. griseus dan strain yang terkait filogenetis telah bergolak. S. griseus pertama kali dijelaskan pada tahun 1914 oleh Krainsky, yang disebut spesies Actinomyces griseus. Nama itu diubah pada tahun 1948 oleh Waksman dan Henrici ke S. griseus. Kepentingan dalam strain tersebut berasal dari kemampuan mereka untuk menghasilkan streptomisin, senyawa yang menunjukkan aktivitas bakterisida signifikan terhadap organisme seperti Yersinia pestis (agen penyebab wabah) dan Mycobacterium tuberculosis (agen penyebab tuberkulosis). Streptomisin ditemukan di laboratorium Selman Waksman, meskipun mahasiswa PhD Albert Schatz tidak mungkin melakukan sebagian besar pekerjaan pada strain bakteri dan antibiotik yang mereka hasilkan.

(8)

B. CIRI-CIRI BAKTERI PENGHASIL ANTIBIOTIK 1. Ciri-ciri Bakteri Bacillus subtilis:

Sebagian motil dan adapula yang non motil. Semua membentuk endospora yang berbentuk bulat dan oval. Baccillus

subtlis merupakan jenis kelompok bakteri termofilik yang dapat

tumbuh pada kisaran suhu 45 °C – 55 °C dan mempunyai pertumbuhan suhu optimum pada suhu 60 °C – 80 °

Klasifikasi Bacillus subtilis: Kingdom: Bacteria

Class: Bacilli

Family: Bacillaceae Genus: Bacillus

Species: Bacillus subtilis 2. Ciri-ciri Streptomyces Griseus

S. griseus dan strain terkait baru-baru ini terbukti alkaliphilic, yaitu, mereka tumbuh terbaik pada pH basa. Meskipun organisme ini tumbuh pada kisaran pH yang luas (5-11), mereka menunjukkan optimum pertumbuhan pada pH 9. Mereka menghasilkan massa spora berwarna abu-abu dan pigmen terbalik abu-kuning ketika mereka tumbuh sebagai koloni. Spora memiliki permukaan yang halus dan disusun sebagai rantai lurus.

Klasifikasi Streptomyces Griseus : Domain : Bakteri Phylum : Actinobacteria Orde : Actinomycetales Famili : Streptomycetaseae Genus : Streptomyces Spesies : S.Griseus

(9)

7 C. REPRODUKSI

1. Bacillus subtilis

Dapat membagi simetris untuk membuat dua sel anak (pembelahan biner), atau asimetris, menghasilkan endospora tunggal yang dapat bertahan hidup selama puluhan tahun dan tahan terhadap kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan seperti kekeringan, salinitas, pH ekstrim, radiasi, dan pelarut. endospora terbentuk pada waktu stres gizi, yang memungkinkan organisme untuk bertahan di lingkungan sampai kondisi menjadi baik. Sebelum proses sporulasi sel mungkin menjadi motil dengan memproduksi flagella, mengambil DNA dari lingkungan, atau menghasilkan antibiotik. tanggapan ini dipandang sebagai upaya untuk mencari nutrisi dengan mencari lingkungan yang lebih menguntungkan, memungkinkan sel untuk menggunakan materi genetik yang menguntungkan baru atau hanya dengan membunuh kompetisi.

2. Streptomyces Griseus

Siklus hidup Streptomyces Griseus ialah dengan membentuj rantai spora yang di sebut arthospore ketika kekurangan nutrisi di lingkungan bakteri tersebut tumbuh. Di samping itu cara reproduksi lain dari Streptomyces Griseus ialah dengan cara membelah diri (Acker,et all.1954).

D. UKURAN DAN BENTUK

1. Bacillus subtilis : ukuran 0,7 – 3,0 mikrometer dengan

bentuk elipsodeal atau batang.

2. Streptomyces Griseus : ukuran 0,2- 10 mikrometer berbentuk bulat,bercabang atau benang rapuh.

(10)

E. KARAKTERISTIK BAKTERI PENGHASIL ANTIBIOTIK

1. Karakteristik dinding sel Bacillus subtilis:

Gram-positif . Tebal (15-80 nm) , Berlapis tuggal (mono), Kandungan lipid rendah (1-4%), Peptidoglikan ada sebagai lapisan tunggal, komponen utama merupakan lebih dari 50% berat kering pada beberapa sel bakteri, Ada asam tekoat, Lebih rentan, Pertumbuhan dihambat dengan nyata, Relatif rumit pada banyak spesies, lebih resisten.

2. Karakteristik diding sel Streptomyces Griseus :

Streptomyces griseus adalah bakteri gram positif, bersifat aerobik, dan berserabut. Bakteri ini bersifat mesofil dengan suhu optimal untuk pertumbuhannya sekitar 25-35’C. Genus Streptomyces termasuk Streptomyces griseus pada tanah berfungsi untuk menjaga bau tanah dan kesuburan tanah. Streptomyces griseus menghasilkan banyak metabolit sekunder yang berguna seperti inhibitor enzim dan berkontribusi 70% dari antibiotik terjadi secara alamiah. Disamping itu memiliki 'geome sequencing’ yang mampu memberikan kontribusi untuk memproduksi metabolit sekunder antikanker. Oleh karena itu fungsi dari Streptomyces griseus dapat menghasilkan streptomisin dan menghasilkan grisein (Waksman, et all. 1948).

F. JUMLAH DAN LETAK FLAGELLA 1. Bacillus subtilis

Monotrik : bakteri yang mempunyai flagella yang berjumlah satu pada salah satu ujung selnya.

2. Streptomyces Griseus : Tidak di ketahui

(11)

9 G. CARA HIDUP BAKTERI PENGHASIL ANTIBIOTIK Bacillus subtilis : Dapat membentuk endospora, untuk bertahan hidup kondisi lingkungan yang ekstrim dari suhu dan pengeringan.

Streptomyces griseus : Siklus hidup streptomyces griseus ialah dengan membentuk rantai spora yang disebut arthospore ketika kekurangan nutrisi di lingkungan bakteri tersebut tumbuh.

H. PERANAN

Bacillus subtilis: Berperan dalam pembuatan antibiotik basitrasin.

Streptomyces Griseus: Bakteri penghasil antibiotik streptomycin.

(12)

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:

Bakteri tersusun atas dinding sel dan isi sel. Disebelah luar dinding sel terdapat selubung atau kapsul. Di dalam sel bakteri tidak terdapat membrane dalam (endomembran) dan organel bermembran seperti kloroplas dan mitkondria. Struktur tubuh bakteri dari lapisan luar hingga bagian dalam sel yaitu flagela, dinding sel, membrane sel, mesosom, lembaran fotosintetik, sitoplasma, DNA, plasmid, ribosom, dan endospora.

Bakteri merupakan salah satu jenis mikroorganisme yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang. Bakteri memiliki bentuk bermacam-macam yaitu, bulat, batang dan spiral.

Bakteri bereproduksi secara vegetatif dengan membelah diri secara biner. Pada lingkungan yang baik bakteri dapat membelah diri tiap 20 menit. Pembuahan seksual tidak dijumpaipada bakteri, tetapi terjadi pemindahan materi genetik dari satu bakteri ke bakteri lain tanpa menghasilkan zigot. Peristiwa ini disebut proses paraseksual.

B. SARAN

Karena keterbatasan informasi dan pengetahuan tentang bakteri dan pemanfaatannya, ditambah lagi dengan kurangnya pemahaman tentang pembuatan makalah ini. Mengakibatkan terdapat sedikit kesulitan dalam pembuatan makalah ini. Tetapi, karena keterbatasan itulah penulis termotivasi untuk menjadi lebih baik.

Maka dari itu penulis berharap agar lebih memahami tentang pembuatan makalah, begitupun waktu yang dibutuhkan agar lebih diperpanjang lagi sehingga dihasilkan makalah yang lebih baik lagi.

(13)

11 Daftar Pustaka

Setiowati, T, Furqonita, D. 2007. Biologi Interaktif untuk SMA/MA. Jakarta: Aska Press

Vasanthakumari, R. 2009. Practical Microbiology. BI Publications Pvt Ltd., New Delhi : 159 hlm.)

Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan.1989.Bakteriologi Klinik.Jakarta:Depkes RI

Katzung, E.G, (1997), Obat-Obat Kemoterapeutika, dalam Farmakologi Dasar & Klinik,EGC: Jakarta

Rosen, E.J., Quinn, F.B., (2000), Microbiology,Infection, and antibiotic therapy

Madigan MT, Martinko JM. 2006. Brock Biology of Microorganisms. Paustian T.2008.Microbiology an bacteriology.

http://www.bact.wisc.edu/microtextbook/Index.php?module=boo k&func=displayarticle&art_id=93 http://www.bact.wisc.edu/microtextbook/Index.php?module=book&func =displayarticle&art_id=93 http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/11/02/optimalisasi-peran-lactobacillus-bulgaricus-dalam-proses-produksi-yogurt/ (diunduh 13 Desember 2011) http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/13/peranan-rhizopus- oryzae-pada-industri-tempe-dalam-peranan-peningkatan-gizi-pangan/ (diunduh 4 Desember 2011)

http://books.google.co.id/books?id=OzMMylYcf0IC&pg=PA35&lpg=P A35&dq=metabolisme+saccharomyces+cerevisiae+menjadi+roti &source=bl&ots=n-6oIJDhrF&sig=Kiuek79MBOwv0ZeyddVHD5xBhww&hl=id& ei=EVPITrXDAeuNmQXV54QE&sa=X&oi=book_result&ct=re sult&resnum=4&ved=0CC0Q6AEwAw#v=onepage&q&f=false (diunduh 27 Oktober 2011) http://gugusimam.wordpress.com/2010/10/17/proses-produksi-keju/ (diunduh 28 Oktober 2011) Sumber http://semuaitubermanfaat.blogspot.com/2012/01/manfaat-bakteri-untuk-kehidupan-mausia.html#ixzz2MGu7tHe6

(14)

Lampiran

Bakteri Bacillus Subtilis

Referensi

Dokumen terkait

Apabila perawat anestesi tidak memiliki sikap mental yang kuat maka dia akan panik dan gugup sehingga prosedur tindakan penyelamatan pasien tidak

Dari hasil uji statistik didapatkan data terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan suami terhadap motivasi ibu memberi ASI pada bayi 0-6 bulan, maka

Selain kandungan protein yang tinggi dedak juga mudah diperoleh dibandingkan dengan kotoran ayam, karena produksi dedak padi di Indonesia cukup besar dan hanya

Alasan penting pada sekelompok tandem digambarkan sebagai suatu lingkaran, dimana fragmen A dan B mengandung unit berulang, dan fragmen C merupakan akhir dari

Pekerja mebel dapat mencegah penurunan Hb dalam darah yang dapat mengakibatkan gangguan anemia dengan mengontrol sumber paparan bahan kimia (benzena) dan logam berat

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Bogor mempunyai tugas pokok membantu Walikota dalam melaksanakan fungsi penunjang di Bidang Pengelolaan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan tepung limbah udang sampai taraf 9% dari total ransum berpengaruh terhadap warna kuning telur tetapi

Sungai ini mengalirnya tidak mengikuti batuan atau lereng, tetapi mengalir dengan arah yan tidak tentu, sehingga terjadi pola aliran yang dendritik (menyebar). 5) Sungai resekuen,