• Tidak ada hasil yang ditemukan

GERAKAN PEMUDA ANSOR KOTA TANGERANG DALAM MEMAKNAI JARGON HUBBUL WATHAN MINAL IMAN NAHDLATUL ULAMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GERAKAN PEMUDA ANSOR KOTA TANGERANG DALAM MEMAKNAI JARGON HUBBUL WATHAN MINAL IMAN NAHDLATUL ULAMA"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

(1)

Memaknai Jargon “Hubbul Wathan Minal Iman” Nahdlatul Ulama)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat Program Studi Ilmu Komunikasi

Disusun Oleh : Muhammad Aliazmi

NIM 6662131382

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

(2)
(3)
(4)
(5)

“Ketika Kita Berzikir, Kita Akan Mendapatkan Jiwa Yang

Tenang.

Jiwa Yang Tenang Membuat Kita Mudah Untuk Berfikir

Hingga Menghasilkan Sesuatu.

Hasil Dari Berfikir Kita Semoga Menjadi Amal Yang Soleh Di

Suatu Hari Nanti”

.

-Muhammad Aliazmi-

Skripsi Ini Saya Persembahkan

Untuk Kedua Orangtua Saya, Adik, Keluarga

Dan Sahabat-Sahabat Seperjuangan Dalam Menuntun Ilmu Dan

Berproses

(6)

ABSTRAK

Muhammad Aliazmi. NIM. 6662131382. SKRIPSI. Gerakan Pemuda Ansor Kota Tangerang Dalam Memaknai “Jargon Hubbul Wathan Minal Iman” Nahdlatul Ulama. Pembimbing I : Prof. Dr. H. Ahmad Sihabudin, M.Si dan Pembimbing II : Dr. Yoki Yusanto, S.Sos., M.Ikom.

GP Ansor Kota Tangerang merupakan organisasi Badan Otonom Nahdlatul Ulama cabang daerah Kota Tangerang yang menggunakan jargon Hubbul wathon minal iman. Jargon Hubbul Wathan Minal Iman merupakan sebuah jargon yang memiliki arti “cinta tanah air sebagian dari iman. Slogan Cinta Tanah Air Sebagian Dari Iman (Hubbul Wathon Minal Iman) merupakan Jargon dari KH Hasyim Asy'Ari pendiri organisasi Nahdlatul Ulama. Jargon hubbul wathan minal iman dilatar belakangi keinginan KH. Hasyim Asy‟Ari untuk menyatukan islam dan nasionalisme pada tahun 1914 untuk merebut kemerdekaan dari penjajah. Namun meskipun Indonesia telah merdeka tetapi jargon ini masih digunakan oleh salah satu organisasi badan otonom Nahdlatul Ulama yaitu GP Ansor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan motif, makna dan pengalaman GP Ansor Kota Tangerang dalam memaknai jargon Hubbul Wathan Minal Iman Nahdlatul Ulama. Penelitian ini mengguakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan fenomenologi. Teori yang digunakan adalah teori fenomenologi Stanley Deetz. Hasil penelitian ini adalah motif penggunannya yaitu mengamalkan konsep nasionalisme dari KH. Hasyim Asy‟Ari, kemudian pengalaman dalam memaknai jargon Hubbul Wathan Minal Iman sebagai bentuk patriotisme, semenetara jargon Hubbul Wathan Minal Iman dimaknai secara umum sebagai cinta tanah air sebagian dari iman.

(7)

ABSTRACT

Muhammad Aliazmi. NIM. 6662131382. SKRIPSI. Gerakan Pemuda Ansor The City Of Tangerang In Interpreting Jargon “Hubbul Wathan Minal Iman” Nahdlatul Ulama. Advisor I : Prof. Dr. H. Ahmad Sihabudin, M.Si and Advisor II : Dr. Yoki Yusanto, S.Sos., M.Ikom.

GP Ansor of Tangerang City is the organization of the Tangerang branch of the Nahdlatul Ulama Autonomous Agency that uses jargon Hubbul Wathon Minal Iman. Jargon Hubbul Wathan Minal Iman is a jargon that means "love the homeland in part from Iman. The Love of the Motherland Slogan Part of Iman (Hubbul Wathon Minal Iman) is a Jargon from KH Hasyim Asy'Ari as the founder of the Nahdlatul Ulama organization. The jargon of hubbul wathan minal Iman is motivated by the desire of KH. Hasyim Asy'ri to combine Islamic thought and nationalism in 1914 to seize independence from invaders. But even though Indonesia has been independent but this jargon is still used by one of the organizations of the Nahdlatul Ulama autonomous that is GP Ansor. The purpose of this study was to find out and explain the motives, meanings and experiences of the GP Ansor Tangerang City in interpreting jargon Hubbul Wathan Minal Iman Nahdlatul Ulama. This research uses the descriptive qualitative method with phenomenology approach. The theory used in this research is the phenomenology by Stanley Deetz. The results of this study are the motives for its use, namely to practice the concept of nationalism from KH. Hasyim Asy'ri, then experience in interpreting jargon of Hubbul Wathan Minal Iman as a form of patriotism, while the jargon of Hubbul Wathan Minal Iman is generally interpreted as the love of the homeland in part of faith.

(8)

KATA PENGATAR

Puji syukur saya ucapkan atas nikmat Tuhan Yang Maha Esa (YME). Sehingga penulis bisa menyelesaikan proposal penelitian yang GERAKAN PEMUDA ANSOR KOTA TANGERANG DALAM “MEMAKNAI JARGON HUBBUL WATHAN MINAL IMAN” NAHDLATUL ULAMA.

Tidak lupa saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan proposal penelitian ini. Kelancaran penulisan skripsi ini selain atas atas kehendak Tuhan, juga berkat dukungan pembimbing, orang tua dan kawan-kawan.

Untuk itulah saya ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kesempatan besar dan kekuatan kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd. selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos.,M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Ibu Dr. Rahmi Winangsih, M.Si. selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 5. Bapak Darwis Sagita, M.I.Kom. selaku Sekretaris Prodi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 6. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Sihabudin, M.Si selaku Dosen Pembimbing 1

Skripsi yang dengan sabar memberikan waktu untuk membimbing serta memberi masukan untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Dr. Yoki Yusanto, M.Ikom selaku Dosen Pembimbing 2 Skripsi yang dengan sabar memberikan waktu untuk membimbing serta memberi masukan untuk menyelesaikan skripsi ini.

(9)

8. Ibu Dr. Naniek Afrilla, M.Si selaku dosen penguji 1 pada sidang skripsi ini, yang memberikan banyak masukan untuk skripsi ini.

9. Seluruh Dosen Prodi Ilmu Komunikasi yang telah membimbing dan memberikan ilmunya selama bangku perkuliahan

10. Sahabat Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor kota Tangerang, yang telah mendukung penuh akan penelitian saya

11. Kedua orang tua saya serta kedua adik saya yang selalu memberikan semangat kepada saya.

12. Kepada orang tercinta yang selalu menyemangati saya

13. Kepada seluruh sahabat PMII UNTIRTA yang memeberikan semangat kepada saya agar cepat lulus

14. Buat semua warga kosan pelangi terutama bapak kosan yang selalu nemenin setiap sore hari sambil ngopi

15. Teman seperjuangan kuliah. Rihat, Imam, Briliandi, yono, terimakasi atas pengalaman yang sejak kuliah kita jalani bersama dan semangat yang di berikan dalam pengerjaan skripsi.

Demikianlah ucapan terima kasih saya ucapkan. Mohon maaf apabila proposal peneltian ini masih jauh dari kata sempurna.

Wallahulmuafieq illa aqwamittharieq Wassalamu‟alaikum Wr. Wb

Serang, 24 Oktober 2018

(10)

DAFTAR ISI PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PERSETUJUAN ... MOTTO ... ABSTRAK ... i ABSTRACT ... ii

KATA PENGATAR ... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2 Identifikasi Masalah ... 10 1.3 Rumusan Masalah ... 11 1.4 Tujuan Penelitian ... 11 1.5 Kegunaan Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN TEORI ... 16

2.1 Tanda Dan Makna Dalam Jargon... 16

2.2. Komunikasi ... 17

2.3 Fenomenologi ... 20

2.4. Jargon Organisasi Dalam Komunikasi ... 25

2.4.1 Jargon Hubbul Wathan Minal Iman ... 26

2.5. Hubbul Wathan Minal Iman ... 27

2.6. Nahdlatul Ulama (NU) ... 29

(11)

2.8. Kerangka Berfikir ... 35

2.9 Penelitian Terdahulu ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

1.1. Sifat Penelitian ... 39

3.2 Metodologi Penelitian ... 40

3.3 Fokus Penelitian ... 42

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.5 Subyek, Obyek, Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ... 45

3.6 Instrumen Penelitian ... 45 3.7 Informan Penelitian ... 47 3.7.1 Kriteria Informan ... 47 3.7.2. Informan Penelitian ... 50 3.8. Sumber Data... 51 3.8.1 Data Primer ... 51 3.8.2 Data Skunder ... 52

3.9. Teknik Analisis Data ... 53

3.10 Metode Keabsahan Data ... 55

3.11 Jadwal Penelitian ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 58

BAB V PENUTUP ... 107

5.1. Kesimpulan ... 107

5.2. Saran ... 108

Daftar Pustaka ... 111

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu…...33 Tabel 3.1 Informan Penelitian...46 Tabel 3.1 Jadwal Penelitian…...53

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lambang Nahdlatul Ulama...26 Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ...32 Gambar 4.1 Syair Subhanul Wathan...55

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hubbul wathan minal iman merupakan sebuah kata yang memiliki arti “cinta tanah air sebagian dari iman. Sebenarnya Slogan Cinta Tanah Air Sebagian Dari Iman “Hubbul Wathan Minal Iman” merupakan fatwa dan Jargon dari KH Hasyim Asy'Ari pendiri organisasi Nahdlatul Ulama atau yang sering di sebut dengan organisasi NU. Seperti yang disampaikan oleh Ketua Umum PBNU Prof. Dr. KH Said Aqil Sirodj dalam menghadiri peringan 1 Abad Madrasah dan 191 pesantren Bahrul ulum Tambakberas, Sabtu (4/6/2016)

“Hubbul Wathon Minal Iman bukan hadist, itu asli jargon Kiai Hasyim, dan Ulama NU seperti KH Wahab Hasbullah meski pakai sarungan, pakai sorban, beliau menggelorakan cinta tanah air dengan lagunya Ya Ahlal Waton. Kiai Hasyim di Timur Tengah selama 13 tahun, tidak pernah mendengar ulama yang paling alim pun mengatakan kata kata Hubbul Wathon minal Iman. Hubbul Wathon Minal Iman itu bentuk Nasionalis Religius Islam Nusantara. Negara Indonesia berdiri dengan semangat Nasional. Kiai Said menjamin tidak ada Kiai NU di Indonesia mengajarkan radikalisme dan membuat bom, Ulama NU di kampung, di desa, membentuk karakter bangsa. Kalau semangat Nasional, keluar dari hati yang beriman, silakan era globalisasi, pasar bebas asia, masuk melalui peradaban media sosial, kita masih punya jati diri, yakin kepribadian bangsa

(16)

Indonesia di era seperti apapun tidak akan hancur. Tidak seperti di timur tengah yang kini hancur peradabannya,karena tidak punya ukhuwah wathoniyah, (Cinta tanah air). Nasionalisme Indonesia yang digelorakan KH Hasyim Asy'ari, KH Wahab Hasbullah, bukan nasionalis sekuler, tapi benar benar keluar dari hati yang beriman. Sehingga yang muncul nasionalisme religious- religius nasionalis. "Di Timur Tengah Tidak ada nasionalis ulama, karena Ulama disana pasti Khilafah”1.

Berawal Ketika KH. Hasyim Asy‟ari mencari ilmu di tanah haramain (arab), KH. Hasyim Asy‟ari selalu berdoa agar Indonesia segera diberikan kemerdekaan dari penjajah. Pada tahun 1914 Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy‟ari pulang ke Indonesia hal pertama yang dipikirkan oleh beliau adalah menyatukan islam dengan nasionalisme. Sehinnga lahirlah sebuah Jargon Hubbul Wathon Minal Iman, yang mulai didengungkan oleh KH. Hasyim Asy‟ari pada tahun 1914 dengan diabadikan dalam sebuah mars berjudul syubhanul wathan dan termuat dalam AD/ART Nahdlatul Ulama.

Kehadiran jargon Hubbul wathon minal iman, dirasakan pada saat

peristiwa 22 oktober 1945 dimana pada tanggal tersebut keluarlah Resolusi Jihad

Fii Sabililah. Pada tanggal 21 Oktober 1945 di kantor PB ANO (Ansor Nahdlatul

Oelama) pada saat ini bernama Gerakan Pemuda Ansor. Bertempat di Jalan

Bubutan VI/2 Surabaya, hal ini berdasar pada pokok-pokok kaidah tentang

kewajiban umat Islam dalam jihad mempertahankan tanah air dan bangsanya

1 Dikutip dari

(17)

Isi dari “Resolusi Jihad Fii Sabilillah”, ialah “Berperang menolak dan

melawan pendjadjah itoe Fardloe „ain (jang haroes dikerdjakan oleh tiap-tiap orang Islam, laki-laki, perempoean, anak-anak, bersendjata ataoe tidak) bagi jang berada dalam djarak lingkaran 94 km dari tempat masoek dan kedoedoekan moesoeh. Bagi orang-orang jang berada di loear djarak lingkaran tadi, kewadjiban itu djadi fardloe kifajah (jang tjoekoep, kalaoe dikerdjakan sebagian sadja).”2

Pada saat ini anak muda Nahdlatul Ulama tergabung dalam organisasi Gerakan Pemuda Ansor, sejarahnya terlahir dalam suasana keterpaduan antara kepeloporan pemuda pasca-Sumpah Pemuda, semangat kebangsaan, kerakyatan, dan sekaligus spirit keagamaan. Karenanya, kisah Laskar Hizbullah, Barisan Kepanduan Ansor, dan Banser (Barisan Serbaguna) sebagai bentuk perjuangan Ansor sudah melegenda. Terutama, saat perjuangan fisik melawan penjajahan, sejarah mencatat bahwa pertempuran selama melawan penjajah santri sangat memiliki jasa yang besar. Pada saat itu santri tergabung dalam laskar hizbullah untuk melawan penjajah. Sampai pada akhirnya keluar fatwa “Resolusi Jihad Fii Sabilillah” untuk melawan penjajah, hingga kondisi memanas sampai pada pertempuran Surabaya 10 november 1945.

2 Dbersumbe dari : bizawie zainul milal. Laskar ulama-santri dan resolusi jihad hal 207 Pada

(18)

Hal ini merupakan semangat yang terjadi pada masa lalu bagi sejarah Gerakan Pemuda Ansor dari masa lalu. Pada saat ini GP Ansor dalam menjalankan roda organisasi selalu menjaga hubungan baik dengan semua elemen masyarakat. Salah satunya menjaga gejera pada saat hari natal, menjaga gereja saat natal pada awalnya di perintahkan oleh KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang merupkan cucu dari KH Hasyim Asy‟ari dan pada saat itu menjabat sebagari presiden RI ke 4, hal ini di menunjukkan bahwa betapa luasnya pemikiran Gus Dur. Bukan sekadar mengamankan gereja atas nama kemanusiaan dan keindonesiaan, tapi secara tidak langsung ingin menitipkan keselamatan umat Islam minoritas di berbagai pelosok Indonesia, khususnya di luar Jawa.

Sampai pada tangal 24 Desember tahun 2000 silam. Bersama empat sahabat lainnya, Riyanto mendapatkan tugas menjaga Gereja Eben Haezar Mojokerto. Riyanto bukanlah anggota polisi atau tentara, tapi ia adalah anggota Banser satuan koordinasi cabang Kabupaten Mojokerto. Saat itu pukul 20.30 WIB. Perjalanan ibadah baru separuhnya berjalan. Tiba-tiba ada yang menyampaikan kabar bahwa di depan pintu gereja ada bungkusan hitam yang mencurigakan. Mendengar hal itu, Banser Riyanto membuka bungkusan tersebut. Ternyata isinya kabel yang terhubung dengan rangkaian yang memercikkan api. Rianto berteriak "tiaraaaap" sambil lari mendekap bungkusan tersebut untuk menjauh dari gereja yang di dalamnya terdapat ratusan jemaat yang sedang beribadah.

(19)

“Dluuuuaaar…“ sesuatu meledak di dekapan Riyanto. Tubuhnya terpental hingga seratusan meter. Kuatnya daya ledak, merobohkan pagar beton gereja. Jari tangan dan muka Riyanto hancur. Ia meninggal dunia untuk menyelamatkan banyak nyawa. Pada saat kejadian, Riyanto baru berusia 25 tahun, tetapi keberaniannya patut diacungi jempol. Ia rela berkorban untuk orang banyak, meski berbeda agama. Atas pengorbanan Riyanto, Gus Dur berujar, "Riyanto telah menunjukkan diri sebagai umat beragama yang kaya nilai kemanusiaan. Semoga dia mendapatkan imbalan sesuai pengorbanannya."3

Dalam menjalankan roda organisasi GP Ansor mengedepankan semangat cinta tanah air dari sisi kemanusiaan dan kerukunan umat bergama. Penulis sendiri merupakan anggota pemuda ansor kota tangerang, kata peneliti selanjutnya akan di ganti dengan kata „saya‟. Saya bergabung pada tanggal 3 desember 2016 atas perintah KH Abdul Aziz Yahya yang merupakan paman saya sekaligus syuriah pengurus cabang nahdlatul ulama kota tangerang. Atas perintah itu saya mengikuti pendudikan latihan dasar (diklatsar) ansor banser kota tangerang.

Pada tanggal 3 desember 2016 saya mengikuti diklatsar, ketika diklatsar saya mengikuti kegiatan baris berbaris pada pagi hari, bagi saya ini metupakan hal yang biasa saja. Ternyata ketika proses saya mengikuti baris berbaris saya di ajarkan akan sebuah makna kedislipinan, kerapihan dan kesiapan sebagai kader gerakan pemuda ansor. Gerakan pemuda ansor selanjutnya akan di singkat dengan kata (GP Ansor). Dalam fikirian saya terfikir apa maksud dari kesiapan yang di

3

(20)

maksudkan oleh instruktur gp ansor. Berjalannya waktu selesai lah materi baris berbaris.

Selanjutnya masuk pada sesi ke banser-an dan ke ansor-an, di ceritakan sejarah GP Ansor ada masa lalu sampai terbentuknya banser yang merupakan barisan serbaguna ansor, di jelaskan juga soal sejarah benturan antara ansor dan pki pada masa lalu yang menyebabkan banyaknya korban nyawa di antara kedua belah pihak . Sampai saya teringat akan sebuah kata dari pemateri. Sebenarnya yang membuat masalalu ansor dan pki berbenturan karena perbedaan cara pandang melihat negara. Nu yang memiliki paham nasionalisme yang tinggi dengan semangat hubbul wathan minal iman pada saat penjajahan melwan penjajah memiliki pemahaman bahwa mencintai negara sebagian dari iman. Karena bila negara aman masyarakat bisa fokus mengaji dan bebas melakukan belajar mengajar ilmu agama. Bila negara tidak aman mau gimana cara kita ngaji. Kapan ngajinya. Negara ga aman, bom meledak di sana sini sehingga meresahkan. Peperangan terus berlanjut kapan bisa belajarnya. Sehingga pada saat negara merdeka, para pendiri nu beserta pemerintah memikirkan konsep kenegaraan sehingga lahirlah pancasila dan uud 1945. Sehinggal hal ini yg membuat nu selalu konsisten menjaga pancasila dan uud 1945 yang sudah di rumuskan oleh pendiri negara .

.

Saya pada saat mengikuti diklatsar ansor banser merasakan betul getaran semangat nasionalisme ketika di suruh menghapal syair syubbanul wathan Karya KH. Abdul Wahab Chasbullah (1934) dengan lirik sebagai berikut

(21)

Ya Lal Wathon Ya Lal Wathon Ya Lal Wathon

Hubbul Wathon minal Iman

Wala Takun minal Hirman

Inhadlu Alal Wathon

Indonesia Biladi

Anta „Unwanul Fakhoma

Kullu May Ya‟tika Yauma

Thomihay Yalqo Himama

Pusaka Hati Wahai Tanah Airku Cintamu dalam Imanku

Jangan Halangkan Nasibmu Bangkitlah Hai Bangsaku

(22)

Pusaka Hati Wahai Tanah Airku Cintamu dalam Imanku

Jangan Halangkan Nasibmu Bangkitlah Hai Bangsaku

Indonesia Negeriku Engkau Panji Martabatku Siapa Datang Mengancammu Kan Binasa di bawah durimu

Sangat terasa semangat nasionalisme saya ketika mengikuti diklatsar banser ansor tahun 2016. Berjalannya waktu, saya sendiri pada tahun 2017 di delegasi untuk mengikuti kegiatan kaderisasi lanjutan GP Ansor yaitu PKL(Pelatihan Kepemimpinan Lanjutan). Pada saat acara berlangsung serta materi yang di sampaikan. Teringat ketika sebuah materi yang membahas soal nasionalisme anggota gp ansor. Pada saat itu di awali dari sejarah pada saat santri di surabaya, dengan keluarnya maklumat dari KH hasyim asy'ari tentang resolusi jihad nahdlatul ulama, membakar semangat nasionalisme santri di tanah surabaya untuk menghancurkan penjajahan. Sampai pada akhirnya sebuah statmen ketua umum pengurus besar nahdlatul ulama KH Said Aqil Sirad mengatakan bahwa "yang membunuh jendral malaby adalah santri yang bernama harun. Harun menaro bom di dekat jendral malaby. Akan tetapu harun meninggal karena pada

(23)

saat melempar bom karena penasaran harun ngintip untuk melihat apakah meledak atau tidak bom tersebut, sampai pada akhirnya harun nengok melihat keadaan bom tersebut meledak, jendral malaby mati harun pun ikut meninggal dan meninggal nya insyaalah syahid karena berperang melawan penjajah". Begitu lah nasionalisne nu di masa lalu yang saat ini terlambangkan pasa sebuah jargon hubbul wathan minal iman dengan syair lagu syubbanul wathan.

Pengalaman pembekalan materi selama diklatsar dan pkl jelas sekali terasa sebuah penjelasan bela negara dari masa lalu sampai masa sekarang. Sehingga memang kader gerakan pemuda ansor dari zaman dulu sudah di tanamkan cinta terhadap negara indonesia dan terbukti perjuangan perjuangan nya dari masa lalu, saya sendiri merasakan hal ini.

Begitulah seputar pengalaman saya ketika bergabung menjadi anggota gp ansor dikecamatan priuk kota tangerang. Dari hal di atas yang saya rasakan saya melihat sebuah fenomena menarik dari GP Ansor terkait hubbul wathan minal iman, karena pemahaman jargon ini memiliki sebuah arti bagi GP Ansor di seluruh indonesia khususnya Kota Tangerang. Melihat latar belakang diatas, saya akan meneliti dengan judul "gerakan pemuda ansor kota tangerang dalam memaknai jargon 'hubbul wathan minal iman' nahdlatul ulama.

Hal seperti berita diatas terjadi karena nasionalis agamis yang di ajarkan oleh para pendiri bangsa dan guru guru di Nahdlatul Ulama yang mengatakan Hubbul

Wathan Minal Iman (cinta negara sebagia dari iman) sehingga di resapi sekali

(24)

khususnya di Kota Tangerang dalam menentang paham yang tidak sesuai dengan ideologi pancasila yang sudah di rumuskan oleh para pendiri bangsa .

Dengan fenomena demikian, maka penulis menilai perlu kiranya melakukan kajian bagaimana konsepsi permaknaan jargon hubbul wathan minal iman dilakuakan dan sejauh mana pola komunikasi pemaknaan hubbul wathan minal iman ini diterima dan dijalankan dengan focus kajian yakni pemaknaan hubbul wathan minal iman dalam organisasi Gerakan Pemuda Ansor (GP-Ansor) Kota Tangerang.

Maka berdasarkan latar belakang yang telah di jelaskan diatas, maka penulis melakukan penelitian Mengenai “GP Ansor Kota Tangerang Dalam Memaknai jargon Hubbul Wathan Minal Iman” (Fenomenologi GP Ansor Kota Tangerang Dalam Memaknai jargon Hubbul Wathan Minal Iman). Penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metodologi penelitian Fenemenologi. Untuk melihat semangat nasionalisme melalui konsepsi jargon hubbul wathon minal

iman di Kota Tangerang.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar Belakang dan Rumusan Masalah yang telah di sampaikan diatas maka Identifikasi Masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Motif anggota GP ANSOR Kota Tangerang mengaplikasikan jargon Hubbul Wathan Minal Iman dalam kehidupan sehari hari?

2. Bagaimana pengalaman anggota GP Ansor Kota Tangerang dalam memahami Hubbul Wathan Minal Iman?

(25)

3. Bagaimana anggota GP ANSOR Kota Tangerang memaknai jargon Hubbul

Wathan Minal Iman?

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :

“Bagaimana PC GP ANSOR Kota Tangerang memaknai jargon Hubbul

Wathan Minal Iman ?”

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui Motif anggota GP ANSOR Kota Tangerang

mengaplikasikan jargon Hubbul Wathan Minal Iman dalam kehidupan sehari hari.

2. Untuk mengetahui pengalaman anggota GP Ansor Kota Tangerang dalam memahami Hubbul Wathan Minal Iman.

3. Untuk mengetahui bagaimana anggota GP ANSOR Kota Tangerang memaknai jargon Hubbul Wathan Minal Iman.

1.5 Kegunaan Penelitian 1. Manfaat teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu membawa manfaat teoritis, dan memberikan kontribusi dalam dunia akademik terkhusus dalam bidang

(26)

kajian fenomenologi dalam memaknai sebuah tanda dan simbol dalam sebuah jargon.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis

Menambah wawasan penulis tentang pemaknaan jargon hubbul wathan minal iman di lingkungan GP Ansor Kota Tangerang.

b. Bagi lembaga pendidikan

- Sebagai penambah rujuakan untuk mengkaji hal yang sama berkaitan dengan fenomenologi.

- Sebagai salah satu referensi dalam kajian Hubbul Wathan Minal Iman.

c. Bagi Ilmu Pengetahuan

- Menambah khazanah keilmuan tentang jargon hubbul wathan minal Iman dan pemaknaannya.

- Sebagai bahan referensi dalam ilmu komunikasi sehingga dapat memperkaya dan menambah wawasan terhadap tanda dan makna dalam jargon.

d. Bagi peneliti berikutnya

- Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk dikembangkan lebih lanjut atau untuk dilanjutkan pada penelitian yang sejenis.

(27)

16 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam penelitian penulis yang berjudul “Pemaknaan Jargon Hubbul

Wathan Minal Iman Nahdlatul Ulama Oleh Gerakan Pemuda Ansor Kota

Tangerang” penulis akan membahas tanda dan makna dalam jargon, karena nanti penulis membahas sebuah tanda dan makna dalam sebuah jargon dalam sudut pandang ilmu komunikasi. Kedua penulis membahas terkait jargon organisasi dalam komunikasi, nantinya akan di bahas bagaimana sebuah jargon organisasi menjadi acuan organisasi dalam berkomunukasi. Ketiga penulis membahas teori yang di gunakan dalam penelitian ini. Keempat akan menerangkan kerangka berfikir dan kelima, akan di lampirkan contoh penelitian terdahulu sebagai acuan berfikir dari penulis.

2.1 Tanda Dan Makna Dalam Jargon

Pesan-pesan sangat penting dalam mengimrikan informasi dan tentu sangat berpengaruh untuk manusia. Lebih jauh daripada itu sebagai mahluk sosial pesan-pesan sangat penting dalam melakukan komunikasi. Dalam komunikasi teori semiotika menggunakan tanda-tanda dan simbol-simbol sebagai cara kita menggambarkan realitas. selain itu pula pentingnya komunikasi juga bukan hanya karena kita menggunakan bahasa untuk menyusun makna akan tetapi john stewart mengemukakan bahwa komunikasi merupakan hubungan artikulasi yang mendasar.

(28)

Makna sebuah pesan-makna dan pengaruhnya-sebagian dientukan oleh tada-tanda, simbol, kata-kata, dan tindakan yang ada dalam pesan tersebut, serta sebagai proses penafsiran yang dilakukan oleh penerima pesan tersebut. sehingga memahami sebuah pesan adalah memahami sebuah makna.

Kunci utama makna struktural adalah peraturan atau garis pedoman mengenai susunan simbol-simbo tertentu yang harus diartikan. Atau aturan-aturan tata bahasa yang misalnya sesuatu yang dilakuka oleh beberapa orang (pluralitas), keterangan waktu dan subyek yang mengalami (bentuk). Sehingga dalam konteks tersebut kita dapat mengetahui apa yang dimaksud oleh pembicara meskipun pembericara menyambaikan pesan tidak seara verbal.

2.2. Komunikasi

Mengingat bahwa sebagai mahluk sosial, dimana manusia tidak mungkin lepas dari interaksi sosial sehingga komunikasi menjadi suatu kebutuhan yang hakiki. Komunikasi sendiri dapat berupa lisan non lisan. Komunikasi tentu erat kaitannya dengan aktivitas pertukaran informasi, gagasan, ide, pemikiran, kehendak, harapan dan lain- lain.

Maka secara umum komunikasi komunikasi adalah aktivitas bicara, perbincangan bahasa verbal dan semacamnya. Karena itu, untuk komunikasi, setiap kita mesti mampu berbicara dan berbahasa. Pawito dan C Sardjono (1994 : 12) mencoba mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses dengan mana suatu pesan dipindahkan atau dioperkan (lewat suatu saluran) dari suatu sumber kepada penerima dengan maksud mengubah perilaku, perubahan dalam pengetahuan,

(29)

sikap dan atau perilaku overt lainnya. Sekurang-kurangnya didapati empat unsur utama dalam model komunikasi yaitu sumber (the source), pesan (the message), saluran (the channel) dan penerima (the receiver)4.

Wilbur Schramm menyatakan komunikasi sebagai suatu proses berbagi (sharing process). Schramm menguraikannya sebagai berikut :

“Komunikasi sendiri berasal dari kata-kata (bahasa) Latin communis yang berarti umum (common) atau bersama. Apabila kita berkomunikasi, sebenarnya kita sedang berusaha menumbuhkan suatu kebersamaan (commonnes) dengan seseorang. Yaitu kita berusaha berbagai informasi, ide atau sikap. Seperti dalam uraian ini, misalnya saya sedang berusaha berkomunikasi dengan para pembaca untuk menyampaikan ide bahwa hakikat sebuah komunikasi sebenarnya adalah usaha membuat penerima atau pemberi komunikasi memiliki pengertian (pemahaman) yang sama terhadap pesan tertentu”.5

Dari uraian tersebut, definisi komunikasi menurut Schramm lebih cenderung mengarah pada sejauh mana keefektifan proses berbagi antar pelaku komunikasi. Schramm melihat sebuah komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang berhasil melahirkan kebersamaan (commonness), kesepahaman antara sumber (source) dengan penerima (audience)-nya. Menurutnya, sebuah komunikasi akan benar-benar efektif apabila audience menerima pesan, pengertian dan lain-lain persis sama seperti apa yang dikehendaki oleh penyampai.

4 Dikutip dari : Pawito, dan C Sardjono. Teori-Teori Komunikasi. Surakarta: Universitas

Sebelas Maret, 1994. Pada tanggal 10 Agustus 2017, pukul 14.33

5 Dikutip dari : Suprapto, Tommy. Pengantar Teori Komunikasi. Cetakan Ke-1. Yogyakarta: Media

(30)

Berbeda dengan konsep komunikasi dari Joseph A Devito yang cenderung mengarah kepada proses suatu komunikasi dilihat dari komponen-komponennya saling terkait dan komunikatornya saling memiliki umpan balik komunikasi sebagai suatu kesatuan dan keseluruhan dalam proses komunikasinya.

Sementara itu, Dance dan Larson setidaknya telah mengumpulkan 126 definisi komunikasi yang berlainan. Namun, Dance dan Larson mengidentifikasi hanya ada tiga dimensi konseptual penting yang mendasari perbedaan dari ke-126 definisi temuannya itu, antara lain :

1. Tingkat observasi atau derajat keabstrakannya. (a) Definisi bersifat umum, misalnya definisi yang menyatakan komunikasi adalah proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan. (b) Definisi bersifat khusus, misalnya definisi yang menyatakan bahwa komunikasi adalah alat untuk mengirimkan pesan militer, perintah dan sebagainya melalui telepon, telegraf, radio, kurir dan sebagainya.

2. Tingkat kesengajaan. (a) Definisi yang mensyaratkan kesengajaan, misalnya definisi yang menyatakan bahwa komunikasi adalah situasi-situasi yang memungkinkan suatu sumber mentransmisikan suatu pesan kepada seorang penerima dengan disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. (b) Definisi yang mengabaikan kesengajaan, misalnya dari Gode (1959) yang menyatakan komunikasi sebagai proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang atau monopoli seseorang menjadi dimiliki dua orang atau lebih.

(31)

3. Tingkat keberhasilan dan diterimanya pesan. (a) Definisi yang menekankan keberhasilan dan diterimanya pesan, misalnya definisi yang menyatakan bahwa komunikasi adalah proses pertukaran informasi untuk mendapatkan saling pengertian. (b) Definisi yang tidak menekankan keberhasilan dan tidak diterimanya pesan, misalnya definisi yang menyatakan komunikasi adalah proses transmisi informasi6.

2.3 Fenomenologi

Istilah fenomenologi diperkenalkan oleh Johan Heirinckh. Pelopor aliran fenomenologi adalah Edmund Husserl, Istilah fenomenologi berasal dari bahasa Yunani yaitu phainomai yang berarti “menampak”. Fenomena tidak lain adalah fakta yang disadari dan masuk ke dalam pengindraan manusia. Istilah fenomenologi sendiri tidak dikenal setidaknya sampai menjelang abad ke-20. Dewasa ini fenomenologi dikenal sebagai aliran filsafat sekaligus metode berpikir, yang mempelajari fenomena manusiawi (human phenomena) tanpa mempertanyakan penyebab dari fenomena itu, realitas objektifnya, dan penampakkannya. (Kuswarno,2009:2)

Tradisi fenomenologi menurut Creswell adalah “whereas a biography reports the life a single individual, a phenomenological study describes the phenomenon” (Creswell,1998:51). Studi dengan pendekatan fenomenologi dengan demikian berusaha menjelaskan makna dan pengalaman hidup sejumlah orang tentang suatu konsep atau gejala. sedangkan menurut Moleong dalam Mulyana dan Solatun,

6 Dikutip dari : Vardiansyah, Dani. Pengantar Ilmu Komunikasi. Cetakan Ke-1. Bogor: Ghalia

(32)

fenomenologi tidak berasumsi bahwa peneliti mengetahui arti sesuatu bagi orang orang yang sedang di teliti oleh mereka, sedangkan menurut Litlejhon, fenomenologi menjadikan pengalaman hidup yang sesungguhnya sebagai data dasar dari realitas (Mulyana & Solatun, 2008:91)

Dalam pemikiran fenomenologis, proses interpretasi sangatlah penting, venomenologi dalam bahasa jerman dikenal dengan istilah Verstchen (pengalaman) merupakan sebuah penetuan makna melalui pengalaman. Intrepretasi merupakan proses aktif pikiran dan tindakan dalam mengklarifikasikan pengalam pribadi. Intepretasi dapat terjadi beberapa secara berlang-ulang, bergerak dari yang khusus ke yang umum dan kembali lagi ke yang khusus heurmenetic circle.

Menurut Stanley Deetz, Istilah phainomenon mengacu pada kemunculan sejumlah benda, kejadian, atau kondisi yang terjadi. Oleh karena itu fenomenologi merupakan suatu cara yang digunakan manusia untuk memahami dunia melalui pemahaman langsung. Maurice Merleau-Ponty pakar dalam tradisi menuliskan bahwa semua pengetahuan akan dunia diperoleh oleh pengalaman akan dunia. Sementara itu, Stanley Deetz menyimpulkan tiga prinsip dasar fenomenologi,

pertama pengalaman ditemukan langsung dalam pengalaman sadar. Kedua makna

(33)

bahasa merupakan kendaraan makna, hal karena kita mengalami dunia melalui bahasa yang digunakan untuk mendefinisikan dan mengekspresikan dunia itu7.

Stanley Deetz, mengidentifikasi tiga prinsip dasar yang menjadi pilar dari gerakan fenomenologi sebagai berikut :

a) Bahwa pengetahuan (knowledge) diperoleh secara langsung melalui pengalaman yang sadar atau disengaja. Hal ini memiliki arti bahwa pengetahuan tidak diperoleh dari (is nit inferred from) pengalaman (experience), tetapi ditemukan (is found) secara langsung dari pengalaman secara sadar (conscious experience).

b) Bahwa makna tentang sesuatu bagi seseorang sebenarnya terdiri dari atau terbangun oleh potensi pengalaman seseorang berkenaan dengan objek bersangkutan. Artinya, bagaimana seseorang memiliki hubungan dengan objek akan menentukan makna objek yang bersangkutan bagi seseorang.

c) Bahwa bahasa merupakan kendaraan yang mengangkut makna-makna. Orang memperoleh pengalaman-pengalaman melalui bahasa yang kita gunakan untuk mendefinisikan dan mengekspresikan pengalaman.

Tujuan utama dari fenomenologi adalah mempelajari bagaimana fenomena dialami dalam kesadaran, pikiran dan dalam tindakan, seperti bagaimana fenomena tersebut bernilai atau diterima secara estetis. Fenomenologi mencoba mencari pemahaman bagaimana manusia mengkonstruksi makna dan

7 Dikuip dari : Littlejohn Stephen, 2017. TEORI KOMUNIKASI (Theories of Human Communication).

(34)

konsep penting dalam kerangka intersubjektivitas. Intersubjektif karna pemahaman kita mengenai dunia dibentuk oleh hubungan kita dengan orang lain. Walaupun makna yang kita ciptakan dapat ditelusuri dalam tindakan, karya dan aktivitas yang kita lakukan, tetap saja ada peran orang lain didalamnya. (Kuswarno,2009:2)

Pendapat Alfred Schutz mengenai fenomenologi, merupakan pengembangan secara mendalam dari pemikiran pemikiran Husserl sebagai pendiri dan tokoh utama dari aliran filsafat fenomenologi tersebut. Bagi Schutz tugas fenomenologi adalah menghubungkan antara pengetahuan ilmiah dengan pengalaman sehari hari, dan dari kegiatan dimana pengalaman dan pengetahuan itu berasal dengan kata lain mendasarkan tindakan sosial pada pengalaman makna dan kesadaran. (Kuswarno,2009:17)

Menurut Schutz, manusia mengkontruksi makna di luar arus utama pengalaman melalui proses “tipikasi”. Hubungan antar makna pun di organisasi melalui proses ini, atau biasa di sebut stock of knowledge. Jadi kumpulan pengetahuan memiliki kegunaan praktis dari dunia itu sendiri, bukan sekedar pengetahuan tentang dunia (Kuswarno,2009:18).

Dalam pandangan Schutz, manusia adalah makhluk sosial sehingga kesadaraan akan dunia kehidupan adalah sebuah kesadaran sosial. Dunia individu merupakan intersubjectif dengan makna beragam, dan perasaan sebagai bagian kelompok. Manusia di tuntut untuk saling memahami satu sama lain, dan bertindak dalam kenyataan yang sama. Dengan demikian ada penerimaan timbal balik.Pemahaman

(35)

atas dasar pengalaman bersama, dan tipikasi atas dunia bersama. Melalui tipikasi inilah manusia belajar meyesuaikan diri ke dalam dunia yang lebih luas, dengan juga melihat diri kita sendiri sebagai orang yang memainkan peran dalam situasi tipikal (Kuswarno,2009:18).

Inti dari pemikiran Schutz adalah bagaimana memahami tindakan sosial melalui penafsiran. Dimana, tindakan sosial merupakan tindakan yang berorientasi pada perilaku orang atau orang lain pada masa lalu, sekarang, dan akan datang

Untuk menggambarkan keseluruhan tindakan seseorang Schutz mengelompokan dalam 2 fase, yaitu:

(1) Because motives (Weil-Motiv) yaitu tindakan yang merujuk pada masa lalu. Dimana, tindakan yang akan dilakukan oleh seseorang pasti memiliki alasan dari masa lalu ketika ia melakukannya.

(2) In order to motive (Um-zu-motiv) yaitu motif yang merujuk pada tindakan dimasa yang akan datang. Dimana, tindakan yang dilakukan oleh sesorang pasti memiliki tujuan yang telah di tetapkan (Kuswarno, 2009: 111)

(36)

2.4. Jargon Organisasi Dalam Komunikasi

Jargon adalah istilah khusus yang dipergunakan di bidang kehidupan (lingkungan) tertentu. Jargon merupakan sebuah kata yang khusus di gunakan oleh sebuah golongan tertentu sebagai kata sandi, ataupun kata semangat atau kata kata yang mengandung arti yang hanya di pahami oleh individu yang berada dalam suatu golongan tersebut. Jargon biasanya susah di pahami oleh orang lain yang bukan bagian dari suatu golongan pemilik jargon.

Jargon sendiri sebenarnya sebuah kata singkat yang memiliki banyak makna yang digunakan oleh sebagian orang dalam sebuah golongan dan hanya mereka saja lah yang mengerti arti dan maknanya. Kata Jargon sendiri merupakan kata-kata teknis yang digunakan secara terbatas dalam bidang ilmu, profesi,atau kelompok tertentu. Kata-kata tersebut sering merupakan kata sandi atau kode rahasia untuk kalangan tertentu (dokter, militer, perkumpulan rahasia) dll. Jargon juga merupakan istilah khusus yang diciptakan dan dipakai dalam bidang keilmuan, profesi, kegiatan atau kelompok tertentu. Tiap profesi dan bidang keilmuan (kedokteran, ekonomi, geologi dan sebagainya) memiliki jargon sendiri yang hanya dipahami pelaku profesi dan pengkaji ilmu bersangkutan. Jargon berfungsi untuk mempermudah penuturnya mengungkapkan keterangan yang panjang dan berbelit-belit atau dikenal dengan bahasa percakapan. Dapat pula disimpulkan bahwa jargon dalam organisasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan dari komunikator kepada komunikan yang berada dalam suatu sistem yang berhubungan dan jargon sebagai salah satu media komunikasi. Dalam

(37)

penelitian ini jargon yang di gunakan merupakan jargon Hubbul Wathan Minal Iman dari organisasi Nahdlatul Ulama.

2.4.1 Jargon Hubbul Wathan Minal Iman

Hubbul Wathon Minal Iman memiliki arti cinta negara adalah sebagian dari iman. Pada sejarahnya ulama di seluruh Nusantara sejak tahun 1914 sudah punya komitmen tinggi terhadap keutuhan bangsanya. Nasionalisme ini sudah lahir sejak negara ini hidup dalam penjajahan yang begitu panjang dan melelahkan yang mengakibatkan penderitaan rakyat di dalam negerinya sendiri sehingga timbulnya rasa nasionalisme yang tinggi di kalangan masyarakat.

Ulama NU di bawah komando Rais Akbar KH Hasyim Asy'ari bersama para ulama NU yang lain menggerakkan dan membangkitkan sifat nasionalis pada seluruh elemen masyarakat yang dimulai dari para kiai dan santri. Salah satunya yang dilakukannya adalah saat menerima utusan presiden Soekarno berkaitan hukum membela dan mempertahankan bangsa dan negara bagi warga oleh penjajah. KH Hasyim Asy'ari pun mengatakan wajib ain tanpa pengecualian untuk mempertahankannya. Maka mulai saat itulah dia mengeluarkan fatwa jargon hubbul wathon minal iman.

Jargon terkenal dari Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy‟ari Rais Akbar NU yaitu hubbul wathin minal iman (cinta negara sebagian dari iman) memiliki sebuah cerita yang panjang. Ketika mencari ilmu di tanah arab, Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy‟ari selalu berdoa agar Indonesia segera diberikan kemerdekaan.

(38)

“Setiap berada ditempat mustajab (Multazam) Mbah Hasyim selalu berdoa agar Indonesia diberikan kemerdekaan dari penjajah. Sampai-sampai ada penulis Arab Sayyid Mohammad Hasan Syihab yang menyebutkan bahwa Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy‟ari adalah peletak dasar kemerdekaan Indonesia,” kata Kiai Said Agil Siraj Ketua Umum PBNU8.

Pada tahun 1914 Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy‟ari pulang ke Indonesia, hal pertama yang dipikirkan olehnya adalah menyatukan islam dengan nasionalisme. Karena yang beliau lihat ketika berada di negara Timur Tengah bergejolak karena tidak memiliki konsep islam dan nasionalisme sehinga tidak tercapainya sebuah kesatuan untuk memperjuangkan kemerdekaan. Sehingga Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy‟ari membuat jargon hubbul wathon minal iman (cinta tanah air sebagian dari iman) sebagai spirit nasionalisme untuk seluruh kiyai di Indonesia dan kaum santri untuk sama sama berjuang memerdekakan Indonesia dan melepaskan Indonesia dari penjajahan.

2.5. Hubbul Wathan Minal Iman

Hubbul Wathon Minal Iman memiliki arti cinta negara adalah sebagian dari iman. Pada sejarahnya ulama di seluruh Nusantara sejak tahun 1914 sudah punya komitmen tinggi terhadap keutuhan bangsanya. Nasionalisme ini sudah lahir sejak negara ini hidup dalam penjajahan yang begitu panjang dan melelahkan yang

8 Dikutip dari :

(39)

mengakibatkan penderitaan rakyat di dalam negerinya sendiri sehingga timbulnya rasa nasionalisme yang tinggi di kalangan masyarakat.

Ulama NU di bawah komando Rais Akbar KH Hasyim Asy'ari bersama para ulama NU yang lain menggerakkan dan membangkitkan sifat nasionalis pada seluruh elemen masyarakat yang dimulai dari para kiai dan santri. Salah satunya yang dilakukannya adalah saat menerima utusan presiden Soekarno berkaitan hukum membela dan mempertahankan bangsa dan negara bagi warga oleh penjajah. KH Hasyim Asy'ari pun mengatakan wajib ain tanpa pengecualian untuk mempertahankannya. Mulai saat itulah dia mengeluarkan fatwa jargon

hubbul wathon minal iman9.

“Ketika Mbah Hasyim menerima ajudan presiden Soekarno mengenai hukum warga membela bangsanya, beliau menjawab dengan tegas, fardlu ain (tidak boleh tidak) dan saat itulah Mbah Hasyim berfatwa atau mengeluarkan jargon

hubbul wathon minal iman. Ini bukan hadis tapi fatwa Mbah Hasyim,” Kata KH

Said Aqil Siroj ketua umum PBNU.

Dalam sikap kenegaraan ada menarik yang dimiliki Ulama NU, yaitu ulama memiliki jiwa nasionalis yang tinggi sehingga menjadikan Negara Kesatuan Republik Indonesia sulit diganggu dari pengacau bangsa. Dapat di lihat negara di kawasan Timur Tengah yang berantakan karena para ulamanya tidak mempunyai sifat nasionalis yang tinggi dan pemerintahan yang berjalan cenderung mengutamakan kelompoknya.

9 Dikutip dari :

(40)

Jargon terkenal dari Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy‟ari Rais Akbar NU yaitu hubbul wathin minal iman (cinta negara sebagian dari iman) memiliki sebuah cerita yang panjang. Ketika mencari ilmu di tanah arab, Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy‟ari selalu berdoa agar Indonesia segera diberikan kemerdekaan.

Pada tahun 1914 Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy‟ari pulang ke Indonesia, hal pertama yang dipikirkan olehnya adalah menyatukan islam dengan nasionalisme. Karena yang beliau lihat ketika berada di negara Timur Tengah bergejolak karena tidak memiliki konsep islam dan nasionalisme sehinga tidak tercapainya sebuah kesatuan untuk memperjuangkan kemerdekaan. Sehingga Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy‟ari membuat jargon hubbul wathon minal iman (cinta tanah air sebagian dari iman) sebagai spirit nasionalisme untuk seluruh kiyai di Indonesia dan kaum santri untuk sama sama berjuang memerdekakan Indonesia dan melepaskan Indonesia dari penjajahan.

2.6. Nahdlatul Ulama (NU)

Nahdlatul Ulama adalah perkumpulan/ jam‟iyyah diniyyah islamiyyah

ijtima‟iyyah (organisasi sosial keagamaan Islam) untuk menciptakan

kemaslahatan masyarakat, kemajuan bangsa, dan ketinggian harkat dan martabat manusia. Nahdlatul Ulama didirikan oleh ulama pondok pesantren di Surabaya pada tanggal 16 Rajab 1344 H bertepatan dengan tanggal 31 Januari 1926 M untuk waktu yang tak terbatas, beraqidah Islam menurut faham Ahlusunnah wal Jama‟ah dalam bidang aqidah mengikuti madzhab Imam Abu Hasan Al-Asy‟ari dan Imam Abu Mansur al-Maturidi dalam bidang fiqh mengikuti salah satu dari

(41)

Madzhab Empat (Hanafi, Maliki, Syafi‟i, dan Hanbali) dan dalam bidang tasawuf mengikuti madzhab Imam al-Junaid al-Bagdadi dan Abu Hamid al-Ghazali.

Tujuan Nahdlatul Ulama adalah berlakunya ajaran Islam yang menganut faham Ahlusunnah wal Jama‟ah untuk terwujudnya tatanan masyarakat yang berkeadilan demi kemaslahatan, kesejahteraan umat dan demi terciptanya rahmat bagi semesta. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara diIndonesia, Nahdlatul Ulama berasas kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 194510.

Gambar 2.1

Lambang Nahdaltul Ulama

Lambang Nahdlatul Ulama

Sebagai organisasi kemasyarakatan, Nahdlatul Ulama \menjadi bagian tak terpisahkan dari keseluruhan bangsa Indonesia, Nahdlatul Ulama senantiasa menyatukan diri dengan perjuangan Nasional Bangsa Indonesia. Nahdlatul Ulama secara sadar mengambil posisi aktif dalam proses perjuangan mencapai dan memperjuangkan kemerdekaan, serta ikut aktif dalam penyusunan UUD 1945.

10

(42)

Keberadaan Nahdlatul Ulama yang senantiasa menyatukan diri dengan perjuangan bangsa, menempatkan Nahdlatul Ulama dan segenap warganya selalu aktif mengambil bagian dalam pembangunan bangsa menuju masyarakat adil dan makmur yang diridlai Allah SWT. Oleh karenanya, setiap warga Nahdlatul Ulama harus menjadi warga Negara yang senantiasa menjunjung tinggi Pancasila dan UUD 194511.

Sebagai organisasi keagamaan, Nahdlatul Ulama juga merupakan bagian tak terpisahkan dari umat Islam Indonesia yang senantiasa berusaha memegang teguh prinsip persaudaraan (ukhuwwah), toleransi (at-tasamuh), kebersamaan dan hidup berdampingan dengan sesama warga Negara yang mempunyai keyakinan/agama lain untuk bersama-sama mewujudkan cita-cita persatuan dan kesatuan bangsa yang kokoh dan dinamis.

Nahdlatul Ulama, Sebagai organisasi yang mempunyai fungsi pendidikan berusaha secara sadar untuk menciptakan warga Negara yang menyadari akan hak dan kewajibannya terhadap bangsa dan Negara. Nahdlatul Ulama sebagai jam‟iyyah secara organisatoris tidak terikat dengan organisasi politik dan organisasi kemasyarakatan manapun juga. Setiap warga Nahdlatul Ulama adalah warga Negara yang mempunyai hak-hak politik yang dilindungi oleh undang-undang. Didalam hal warga Nahdlatul Ulama menggunakan hak-hak politiknya harus melakukan secara bertanggung jawab, sehingga dengan demikian dapat ditumbuhkan sikap hidup yang demokratis, konstitusional, taat hokum dan

11

(43)

mampu mengembangkan mekanisme musyawarah, dan mufakat dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi bersama.

2.7. Gerakan Pemuda Ansor (GP ANSOR)

Gerakan pemuda Ansor adalah organisasi kepemudaan untuk anak muda Nahdlatul ulama Gerakan Pemuda Ansor bersifat kepemudaan, kemasyarakatan, kebangsaan dan keagamaan yang berwatak kerakyatan, Organisasi ini pada awalnya bernama Gerakan Pemuda Ansor disingkat GP Ansor sebagai kelanjutan dari Ansoru Nahdlatil Oelama (ANO), dalam AD/ART NU diubah menjadi Gerakan Pemuda Ansor Nahdlatul Ulama yang selanjutnya disebut GP Ansor, didirikan pada 10 Muharram 1353 Hijriyah ataubertepatan dengan 24 April 1934 di Banyuwangi, Jawa Timur untuk waktu yang tidak terbatas. Gerakan Pemuda Ansor beraqidah Islam Ahlusunnah wal Jama‟ah yang dalam bidang aqidah mengikuti madzhab Imam Abu Hasan Al-Asy‟ari dan Imam Abu Mansur al-Maturidi dalam bidang fiqih mengikuti salah satu dari Madzhab Empat (Hanafi , Maliki, Syafi ‟i dan Hambali); dan dalam bidang tasawuf mengikuti madzhab Imam al-Junaid al-Bagdadi dan Abu Hamid al-Ghazali12.

Kelahiran Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) diwarnai oleh semangat perjuangan, nasionalisme, pembebasan, dan semangat kepahlawanan. GP Ansor terlahir dalam suasana keterpaduan antara kepeloporan pemuda pasca-Sumpah Pemuda, semangat kebangsaan, kerakyatan, dan sekaligus spirit keagamaan.

12

(44)

Karenanya, kisah Laskar Hizbullah, Barisan Kepanduan Ansor, dan Banser (Barisan Serbaguna) sebagai bentuk perjuangan Ansor nyaris melegenda. Terutama, saat perjuangan fisik melawan penjajahan dan penumpasan G 30 S/PKI, peran Ansor sangat menonjol.

Ansor dilahirkan dari rahim Nahdlatul Ulama (NU) dari situasi ”konflik” internal dan tuntutan kebutuhan alamiah. Berawal dari perbedaan antara tokoh tradisional dan tokoh modernis yang muncul di tubuh Nahdlatul Wathan, organisasi keagamaan yang bergerak di bidang pendidikan Islam, pembinaan mubaligh, dan pembinaan kader. KH Abdul Wahab Hasbullah, tokoh tradisional dan KH Mas Mansyur yang berhaluan modernis, akhirnya menempuh arus gerakan yang berbeda justru saat tengah tumbuhnya semangat untuk mendirikan organisasi kepemudaan Islam.

Pada 1924 para pemuda yang mendukung KH Abdul Wahab Hasbullah yang kemudian menjadi pendiri NU membentuk wadah organisasi kepemudaan dengan nama Syubbanul Wathan (Pemuda Tanah Air). Organisasi inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya Gerakan Pemuda Ansor setelah sebelumnya mengalami perubahan nama seperti Persatuan Pemuda NU (PPNU), Pemuda NU (PNU), dan Anshoru Nahdlatul Oelama (ANO).

Nama Ansor ini merupakan saran KH. Abdul Wahab, “ulama besar” sekaligus guru besar kaum muda saat itu, yang diambil dari nama kehormatan yang diberikan Nabi Muhammad SAW kepada penduduk Madinah yang telah berjasa dalam perjuangan membela dan menegakkan agama Allah. Dengan demikian ANO dimaksudkan dapat mengambil hikmah serta tauladan terhadap

(45)

sikap, perilaku dan semangat perjuangan para sahabat Nabi yang mendapat predikat Ansor tersebut. Gerakan ANO (yang kelak disebut GP Ansor) harus senantiasa mengacu pada nilai-nilai dasar Sahabat Ansor, yakni sebagi penolong, pejuang dan bahkan pelopor dalam menyiarkan, menegakkan dan membentengi ajaran Islam. Inilah komitmen awal yang harus dipegang teguh setiap anggota ANO (GP Ansor).

GP Ansor hingga saat ini telah berkembang sedemikan rupa menjadi organisasi kemasyarakatan pemuda di Indonesia yang memiliki watak kepemudaan, kerakyatan, keislaman dan kebangsaan. GP Ansor hingga saat ini telah berkembang memiliki 433 Cabang (Tingkat Kabupaten/Kota) di bawah koordinasi 32 Pengurus Wilayah (Tingkat Provinsi) hingga ke tingkat desa. Ditambah dengan kemampuannya mengelola keanggotaan khusus BANSER (Barisan Ansor Serbaguna) yang memiliki kualitas dan kekuatan tersendiri di tengah masyarakat.

Di sepanjang sejarah perjalanan bangsa, dengan kemampuan dan kekuatan tersebut GP Ansor memiliki peran strategis dan signifikan dalam perkembangan masyarakat Indonesia. GP Ansor mampu mempertahankan eksistensi dirinya, mampu mendorong percepatan mobilitas sosial, politik dan kebudayaan bagi anggotanya, serta mampu menunjukkan kualitas peran maupun kualitas keanggotaannya. GP Ansor tetap eksis dalam setiap episode sejarah perjalan bangsa dan tetap menempati posisi dan peran yang stategis dalm setiap pergantian kepemimpinan nasional.

(46)

2.8. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan suatu hal yang penting, untuk memberikan arah bagi peneliti dalam proses penelitiannya, maksud dari kerangka berfikir adalah upaya terbentuknya suatu alur penelitian yang jelas dan di terima secara akal. Kerangka berfikir penulis dalam penelitian ini bermulai dari sebuah kalimat yang sangat populer yakni Hubuul Wathan Minal Iman yang memiliki arti Cinta Tanah Air Sebagian Dari Iman, kalimat tersebut banyak dijadikan sebagai sebuah jargon dan bahkan menjadi suatu ciri khas suatu organisasi. Dalam penelitian ini penulis ingin melihat pemaknaan jargon hubbul wathan minal iman dalam suatu organisasi yakni GP Ansor Kota Tangerang. Selanjutnya, berdasarkan teori yang penulis gunakan diatas, yaitu Jargon dalam organisasi dimana dalam hal ini penulis ingin mengetahi bagaimana pengaplikasian Jargon Hubbul Wathan Minal dalam kehidupan sehari-hari anggota GP Ansor Kota Tangerang. Kemudian makna jargon dalam organisasi dimana penulis ingin mengetahui bagaimana anggota GP Ansor Kota Tangerang dalam memaknai jarhon Hubbul Wathan Minal Iman. Dan yang terakhir terkait dengan tanda jargon dalam sebuah organisasi dimana dalam hal ini penulis ingin mengetahui pengalaman anggota GP Ansor Kota Tangerang dalam memahami jargon Hubbul Wathan Minal Iman. Berikut alur merupakan alur kerangka berfikir penulis dalam penelitian ini.

(47)

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir

Pengalaman Pengalaman apa saja yang dialami anggota GP Ansor Kota Tangerang ketika memaknai Hubbul Wathan Minal Iman

Pemaknaan Jargon Hubbul Wathan Minal Iman Oleh Anggota

GP Ansor Kota Tangerang

Hubbul Wathan Minal Iman

Jargon Hubbul Wathan Minal Iman

Jargon Hubbul Wathan Minal Iman oleh Anggota GP Ansor Kota Tangerang

Motif

Apa yang menjadi motif anggota GP Ansor Kota Tangerang dalam memaknai Jargon Hubbul Wathan Minal Iman Makna Jargon Hubbul Wathan Minal Iman dimaknai apa Oleh anggota GP Ansor Kota Tangerang

(48)

2.9 Penelitian Terdahulu

Item

Penelitian terdahulu Penulis

Anggy Aprily Dwi Poetri Conitatus Zulaichah Muhammad Aliazmi 1 2 3 4

Judul Makna Mengajar

(Studi

Fenomenologi Pada Pengajar Dalam Komunitas Save Street Child Surabaya) Makna Kemiskinan (Study Fenomenologi Pada Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidik Misi Universitas Airlangga) Gerakan Pemuda Ansor Kota Tangerang Dalam Memaknai Jargon “Hubbul Wathan Minal Iman” Nahdlatul Ulama (Studi Fenomenologi Anggota Gerakan Pemuda Ansor Kota Tangerang Dalam Memaknai Jargon “Hubbul Wathan Minal Iman” Nahdlatul Ulama)

(49)

Tahun 2013 2015 2017 Penerbit Universitas Airlangga Universitas Airlangga Unversitas Sultan Ageng Tirtayasa

Paradigma Konstruktivis Konstruktivis Konstruktivis

Metodologi teori fenomenologi Alfred Schutz Fenomenologi, teori konstruksi sosial berger luckman teori fenomenologi Stanley Deetz Mengetahui makna mengajar anak jalanan dalam komunitas Save Street Child Surabaya Mengetahui apa makna dari kemiskinan dan indikator miskin Mengetahui bagaimana pemaknaan dalam jargon Hubbul wathan minal iman oleh GP Ansor Kota Tangerang

(50)

39 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1.1. Sifat Penelitian

Dalam sebuah penelitian kualitatif ada beberapa jenis atau tipe jika digolongkan berdasarkan tataran atau cara menganalisis data diantaranya yaitu jenis eksploratif, deskriptif, eksplanatif, evaluatif, basic research, dan applied

research.13 Penelitian ini tergolong dalam jenis deskriptif, dimana penelitian berangkat dengan konsep dan desain yang sudah disusun sebelum peneliti terjun ke lapangan. Penelitian ini juga ingin melihat sebuah fenomena dengan memfokuskan pada pertanyaan “bagaimana” (bagaimana fenomena ini terjadi) dan “siapa” (siapa yang terlibat dalam fenomena ini).14

Fenomena yang ingin diamati dalam penelitian ini adalah tentang fenomena jargon Hubbul Wathan Minal Iman (cinta negara sebagian dari iman) dari oganisasi nahdlatul ulama di maknai dalam pergerakan organisasi GP Ansor Kota Tangerang sebagai organisasi kemasyarakatan dalam menjaga kerukunan dan kedamaian antar masyarakat dan keamanan bernegara.

Penelitian ini nantinya akan memberikan gambaran spesifik mengenai sebuah kondisi atau situasi organisasi GP Ansor Kota Tangerang dalam

13

Dikutip dari : Setianto, Y. P. (2011). Modul Penelitian Komunikasi (Modul III). Jakarta: Universitas Mercu Buana hal 13 pada taggal 3 januari 2018 pukul 20.00

14 Dikutip dari : Setianto, Y. P. (2011). Modul Penelitian Komunikasi (Modul III). Jakarta:

(51)

menangapi keadaan dan situasi nasional pasca pembubaran ormas HTI (hizbuttahrir Indonesia) oleh pemerintah yang di kabarkan mengancam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hasil dari penelitian deskriptif adalah gambaran yang detil dari suatu fenomena yang akan diteliti oleh seorang peneliti supaya dapat di ketahui hasil dari penelitian.

3.2 Metodologi Penelitian

Metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati problem (masalah) mencari jawabanya15.Metode penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Data yang dihasilkan dari proses penelitian adalah data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid.16 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metodologi fenomenologi Stanley Deetz dan fenomenologi dari Alfred Schutz yang terdiri dari pengalaman dan makna untuk fenomenologi Stanley Deetz, motiv untuk fenomenologi Alfred Schutz dengan pendekatan kualitatif. Metodologi fenomenologi Stanley Deetz dan fenomenologi dari Alfred Schutz dalam penelitian ini di gunakan untuk mengkaji makna dari jargon Hubbul Wathan Minal Iman yang di maknai oleh organisasi Gerakan Pemuda Ansor Kota Tangerang.

15

Dikutip dari : Deddy Mulyana.metodologi penelitian kualitatif.Bandung: Remaja Rosdakarya. 2010 Hal 145 pada tanggal 15 september 2017, pukul 13.05

16 Dikutip dari : Sugiyono, P. D. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

(52)

Penelitian deskriptif tidak memerlukan administrasi dan pengontrolan terhadap suatu perlakuan, disamping tidak untuk menguji hipotesis tertentu. Metode deskriptif mencari teori bukan menguji teori17. Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan untuk mengeksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang diuji.

Tujuan dari penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambaran akurat tentang sebuah kelompok, menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan, memberikan gambaran lengkap baik dalam bentuk verbal atau numerikal, menyajikan informasi dasar akan suatu hubungan, menciptakan seperangkat kategori dan mengklasifikasikan subjek penelitian, menjelaskan seperangkat tahapan atau proses, serta untuk menyimpan informasi yang bersifat kontradiktif mengenai subjek penelitian. Alasan peneliti menggunakan metode ini adalah karena penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan proses daripada hasil. Hal ini disebabkan oleh hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas diamati dalam proses18. Begitu juga dalam penelitian ini dimana peneliti melakukan penelitian Fenomenologi dalam pemaknaan jargon Hubbul Wathan Minal Iman, peneliti mengamatinya dalam pola dan prilaku anggota

17

Dikutip dari : Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001), hlm. 2 pada tanggal 15 september 2017, pukul 13.35

18 Dikutip dari : Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja

(53)

organisasi GP Ansor Kota Tangerang dalam berkomunikasi dalam bermasyarakat maupun berorganisai dan membuat keputusan organisasi, kemudian menjelaskan tentang sikap yang diteliti. Dengan kata lain, peranan proses penelitian kualitatif ini sangat cocok digunakan dalam penelitian ini.

Hakekat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian.Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu suatu penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan penelitian.Studi kasus disesuaikan dengan permasalahan dan tujuan penelitian.

3.3 Fokus Penelitian

Dalam Penelitian ini, peneliti mempunyai fokus penelitian terhadap pemaknaan jargon Hubbul wathan Minal Iman GP Ansor Kota Tangerang . Langkah awal dalam penelitian ini dengan mengetahui kajian dan mencari materi tentang jargon Hubbul wathan Minal Iman, sehingga dapat di cari tujuan penelitian yang ingin mengetahui pemaknaan jargon Hubbul wathan Minal Iman oleh GP Ansor Kota Tangerang, selanjutnya membuat pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan pemaknaan Hubbul wathan Minal Iman oleh GP Ansor Kota Tangerang sehingga nanti penelitian ini memiliki hasil yang sebenarnya. Dari

(54)

ketiga hal tersebut akan dengan mudah untuk menentukan fokus penelitian dicari, sehingga pembahasan dalam penelitian ini memiliki arah pembahsan yang jelas.

Pencarian data tentang kajian dan mencari materi tentang Hubbul wathan Minal Iman melalui buku dan data terkait yang di dapatkan dari Nahdlatul ulama sebagai pencetus jargon Hubbul wathan Minal Iman. Sehingga nantinya tujuan dari penelitian ini yang ingin mengetahui Pemaknaan Hubbul wathan Minal Iman oleh GP Ansor Kota Tangerang dapat di cari hasilnya dari pertanyaan yang peneliti buat untuk dilakukan wawancara langsung dengan pengurus GP Ansor Kota Tangerang sehingga penelitian ini memiliki tujuan yang jelas.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data wawancara mendalam dan dokumentasi studi kepustakaan. Kedua teknik tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam. Jenis wawancara ini akan mendorong subjek penelitian untuk mendefinisikan dirinya sendiri dan lingkungannya, untuk menggunakan istilah-istilah mereka sendiri mengenai objek penelitian. Dalam wawancara mendalam peneliti berupaya mengabil peran subjek penelitian (taking the role of the other), secara intim meyelam ke dalam dunia psikologis dan sosial mereka19. Tipe wawancara yang digunakan dalam penelitian ini bersifat semi terstruktur

19 Dikutip dari : Mulyana, Deddy. 2003. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

(55)

(semi structure interview). Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya20.

Wawancara akan dilakukan pada orang-orang yang bersangkutan dengan Hubbul Wathan Minal Iman yaitu anggota GP Ansor Kota Tangerang dan tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama karena mereka yang lebih mengetahui tentang Hubbul Wathan Minal Iman serta maknanya. Selain itu Juga peneliti akan mewaancarai orang yang kredibel dalam bidang keagamaan yang berkaitan dengan nasionalisme dari Nahdlatul Ulama untuk membuat triangulasi data. Hasil dari wawancara tersebut kemudian akan dianalisis dan dicocokan dengan temuan yang sebenarnya dilapangan juga akan dihubungkan dengan teori yang dipakai dalam penelitian ini unntuk mencari kesesuaiannya.

2. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Analiisis dokumen dalam penelitian kualitatif, sama halnya dengan mencoba menemukan gambaran mengenai pengalaman hidup atau peristiwa yang teradi, beserta penafsarn subjek penelitian terhadapnya.

Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa. Dokumen yang berbentuk karya, misalnya karya seni, yang dapat berupa

20 Dikutip dari : Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R &D. Bandung:

(56)

gambar, patung, film21. Dokumentasi yang digunakan bisa berupa data-data, gambar, foto yang berkaitan dengan penelitian ini, baik dari sumber dokumen maupun buku-buku, koran, majalah dan tulisantulisan pada situs internet.

3.5 Subyek, Obyek, Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini subyek yang diangkat menjadi informan ialah pengurus GP Ansor Kota Tangerang. informan yang peneliti akan teliti yaitu Ketua GP Ansor Kota Tangerang, Sekretaris Jendaral GP Ansor Kota Tangerang, Komandan Barisan Ansor Serbaguna Kota Tangerang, dan beberapa anggota GP Ansor Kota Tangerang.

Obyeknya adalah ilmu komunikasi terkait proses pemaknaan jargon Hubbul Wathan Minal Iman Oleh GP ansor Kota Tangerang. Penetapan lokasi penelitian yaitu di kantor sekretariat PC GP Ansor Kota Tangerang, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah atau melancarkan objek yang menjadi sasaran dalam peneliian, sehingga penelitian tersebut akan terfokuskan pada pokok permasalahanya. Waktu penelitian ini dimulai sejak disahkannya proposal penelitian serta surat ijin penelitian.

3.6 Instrumen Penelitian

Dalam Penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai Instrumen juga harus

21

Gambar

Gambar 2.2  Kerangka Berfikir
Tabel 3.1   Informan Penelitian
Foto  ini  merupakan  bekas  peninggalan  banser  riyanto  yang  memeluk  bom  saat malam natal

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang bersifat lintas sektor harus dilaksanakan secara terkoordinasi oleh para pembina beserta para pemangku kepentingan

BPD dalam merumuskan Peraturan De- sa bersama-sama dengan pemerintah Desa (Kepala Desa dan Perangkat Desa), melalui beberapa proses antara lain sebagai berikut: a)

Dalam tulisan ini dipaparkan analisis perhitungan untuk menentukan koreksi penunjukkan dan analisis ketidakpastian dalam kalibrasi timbangan non-otomatis.Metoda yang

Namun santri akan dilepas kembali, di beri kebebasan untuk memilih bidang yang sesuai dengan keinginan santri Dalam implementasinya pondok pesantren Aswaja Lintang Songo

Keberadaan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dalam sistem perbankan Indonesia merupakan bank umum yang berlandaskan pada prinsip syariah, prinsip syariah

Lalu guru memberi instruksi dan mendemonstrasikan untuk anak melakukan kegiatan kirigami dengan tahapan dari melipat kertas lipat dengan 4 lipatan, membuat pola

Selain kurang dipengaruhi oleh kondisi pertumbuhan tanaman seperti karakter kuantitatif, kelebihan lain dari marka ini adalah pelaksanaannya relatif murah dan cepat dan materi

Dalam penelitian pada film Tabula Rasa karya sutradara Adriyanto Dewo ini, penulis berfokus untuk mengungkap nilai lokalitas yang terkandung pada kuliner Minangkabau di film