BAB V PENUTUP
5.2. Saran
Melalui penelitian ini, peneliti melihat bahwa para informan merupakan orang-orang yang telah memahami makna tekstual dan kontekstual terhadap jargon Hubbul Wathan Minal Iman, melihat apa motif pemahaman jargon Hubbul Wathan Minal Iman, makna jargon hubbul wathan minal serta pengalaman para informan dalam memahami dan mengaplikasikan jargon Hubbul Wathan Minal Iman, sehingga masih terekesan tabu bagi sebagian kalangan yang bukan merupakan bagian dari Nahdlatul Ulama dan juga Gerakan Pemuda Ansor, maka dari itu perlu dilakukan penelitain yang lebih mendalam lagi kepada seluruh kalangan bagaimana mana mereka menerima dan memahami jargon Hubbul Wathan Minal Iman tersebut baik di jajawan struktural badan otonom nahdlatul
ulama dan juga yang bukan dari bagian struktural Nahdlatul Ulama atau yang sering di sebut dengan warga kultural Nahdlatul Ulama.
Selain itu penelitian ini sangat terbatas pada pemahaman jargon Hubbul Wathan Minal Iman Nahdatul Ulama oleh PC Ansor Kota Tangerang saja, untuk itu perlu dilakukan penelitian lainnya yang lebih mendalam terkait bagaimana pemahan jargon hubbul wathan minal iman dalam ruang lingkup yang lebih besar lagi sehingga kita dapat mengetahui bagaimana makna yang lebih menyeluruh dan juga lebih mendalam lagi.
Selanjutnya, diaharapkan pula penelitian seperti ini untuk dapat lebih dikaji lagi dengan teori-teori demokasi dan multikulturalisme serta pandangan nasionalis religius. Hal demikian karena indoensia merupakan negara yang demokrasi nantinya dapat diketahui bagaimana rasa nasionalisme bekerja dan di wujudkan dalam sebuah negara yang demokrasi, selain itu pula perlunya kajian lebih jauh menggunakan teori multikulturalisme agar dapat makna nasionalime dalam kondisi yang multikultural namun tetap sama-sama mengatakan bhineka tunggal ika dan juga nasionalime religius untuk melihat bagaimana kondisi masyarakat yang mayoritas islam namun memiliki mazhab berbeda dapat sama-sama menjaga nilai-nilai kesatuan dan nasionalisme.
Selain itu saran praktis yang diberikan oleh peneliti terhadap seluruh organisasi dan institusi yang konsen terhadap isu-isu dan gerakan nasionalisme agar lebih menamkan nilai-nilai nasionalisme meski dengan branding dan cara yang berbeda namun memiliki substansi yang sama dengan jargon Hubbul
Wathan Minal Iman yakni dalam rangka membentuk sebuah rasa kecintaan terhadap tanah air.
Daftar Pustaka
Sumber Buku :
Ardianto, Elvinaro & Bambang Q. Anees. 2007. Filsafat Ilmu Komunikasi.Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Buku TIM PBNU. Benturan NU-PKI. 2013. Jakarta.
AD ART PBNU
PD PRT GP ANSOR
Fiske John. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Guba, E.G &Denzin. 2010. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial (terjemahan) oleh Agus Salim. Jakarta: Salemba Humanika
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001)
Kriyantono, Rakhmat. 2007. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.
Kuswarno, Engkus. 2009. Fenomenologi (fenomena pengemis kota bandung).
Bandung: Widya Padjadjaran.
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.
Littlejohn, Stephen W & Karen A.Foss. 2009. Teori Komunikasi (Theories of
Human Communication). Jakarta: Salemba Humanika.
Mulyana, Deddy. 2003. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2010. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Manafe, Yeremia Djefri. 2010. Dasar-Dasar Teori Komunikasi (Edisi Revisi). Kupang: Undana Press.
Patton. Michael Quinn. 2002. Qualitative Evaluation Methods. Beverly Hills: Sage Publications.
Peirce, Charles Sanders. 1940. Logic as Semiotic: The Theory of Sigus. In J. Buchler (ed.) Philosophical Writings of Peirce: Seleetid Writings. London: Routledge & Kegan Paul.
Pawito, dan C Sardjono. Teori-Teori Komunikasi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 1994.
Schutz, Alfred dalam John Wild dkk. 1967. The Phenomenology of the Social
World. Illinois: Northon University Press
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R &D. Bandung: Alafbeta.
Setianto, Y. P. (2011). Modul Penelitian Komunikasi (Modul III). Jakarta: Universitas Mercu Buana.
Suprapto, Tommy. Pengantar Teori Komunikasi. Cetakan Ke-1. Yogyakarta: Media Pressindo, 2006
Vardiansyah, Dani. Pengantar Ilmu Komunikasi. Cetakan Ke-1. Bogor: Ghalia Indonesia, 2004.
Sumber Internet :
Jabatan : Ketua GP Ansor Kota Tangrang
HASIL WAWANCARA
Pertanyaan: Apa motif jargon hubbul wathan iman bagi Kang Ato sebagai ketua GP Ansor Kota Tangerang?
Jawaban: Jadi, hubbul wathan minal iman harus dipastikan bukanlah sebuah hadis. Karena selama ini ada orang yang menganggap “Hubbul wathan minal iman” –cinta tanah air sebagian daripada iman- merupakan sebuah hadis. Padahal hubul wathan minal iman adalah sebuah ucapan ulama dimana kalau kita kembali ke masa lalu, disitu bung Karno mengutus bung Tomo untuk bertemu K.H. Hasyim Asy’ari terkait kemerdekaan Republik Indonesia. Disitu, K.H. Hasyim Asy’ari menyatakan “Hubbul Wathan Minal Iman”, cinta tanah air sebagian dari iman, sehingga itulah yang memotivasi santri, masyarakat Indonesia untuk mau melawan penjajah Indonesia, karena ketika mereka melawan penajajah sama dengan jihad. Mujahid yang meninggal pada medan perang itu mati syahid, itu yang memotivasi masyarakat dan kaum santri untuk melakukan jihad. Sehingga hubbul wathan minal iman yaitu bagian daripada iman. Sebagian disini bukan berarti separuh yang berarti nisfu.
menurut Kang Ato?
Jawaban: untuk saat ini di tengah kompleks nya kehidupan masyarakat, di tengah banyaknya aliran aliran dan juga di tengah banyaknya paham paham trans nasional ini sangat penting sekali. NU disini yang terlahir sebelum kemerdekaan tepatnya 31 Januari 1926, NU berjuang sebelum kemerdekaan, setelah kemerdekan dan hingga saat ini tentunya menganggap ini sangat penting. Karena disini lah tokoh-tokoh NU, guru-guru dan para ulama NU turut berjuang dalam kemerdekaan Indonesia. Sehingga, ketika saat ini ada ormas, organisasi yang ingin mengubah landasan Negara dengan paham paham yang sekiranya trans nasional, tentu disinalah NU turut serta. Oleh karena itu, dengan jargon hubbul wathan minal iman ini, membentengi Indonesia dari perubahan asas Negara. Sehingga rasa nasionalisme begitu tinggi. Beda halnya dengan organisasi yang notabane nya bukan lahir pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia atau bahkan bukan lahir di Indonesia yang tidak memiliki rasa nasionalisme. Tapi NU dengan jargon ini sangat memiliki Indonesia. Sehingga ketika ada yang ingin merusak Indonesia, NU pasti akan ikut turut.
Jawaban: yang pertama, untuk mencintai dan memperkenalkan kepada diri sendiri juga keluarga belajar mengenai sejarah perjuangan bangsa. Oleh karena itu, di NU bukan hanya ada istilah “Jas Merah” –jangan sekali kali melupakan sejarah- tetapi ada juga “Jas Hijau” –jangan sekali kali hilangkan jasa ulama-. Untuk saat ini, diperlukan adanya pembelajaran mengenai sejarah. Karena ketika mempelajari sejarah, tentu kita tidak akan lupa darimana kita lahir dan darimana kita dibesarkan. Ketika membicarakan sejarah, ketika itu juga kita tidak bisa lepas dari perjuangan para ulama untuk menanamkan hubbul wathan minal iman kepada keturunan kita. Atau minimal kita mengenalkan simbol-simbol Negara kepada keluarga untuk membangkitkan rasa nasionalisme kita dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya agar Indonesia tidak terlupakan di tengah tantangan zaman yang begitu hebat.
Pertanyaan: dimana Kang Ato mendapatkan jargon hubbul wathan minal iman?
Jawaban : pertama kali saya mengenal hubbul wathan minal iman dari pesantren. Pada awalnya saya mengira hubbul wathan minal iman ini merupakan
persaudaraan antar kaum muslim- . Dan juga ada istilah ukhuwah watoniyah -persaudaraan kebangsaaan- yang menyatukan masyarakat Indonesia dari berbagai latar belakang sehingga kita menjadi kuat. Dan yang ketiga ada ukhuwah insaniyah –persaudaraan sesama manusia- yang membuat kita saling membantu sesama individu tanpa pandang bulu.
Pertanyaan: apakah dari pengalaman tersebut menginspirasi Kang Ato dalam beraktivitas?
Jawaban: dari terjun ke organisasi ini menginspirasi kita untuk tahu perjuangan para guru dan ulama yang telah mengorbankan bukan hanya tenaga tapi bahkan nyawa demi kemerdekaan. Sehingga ketika kita menjadi generasi penerus bangsa, kita tidak meremehkan perjuangan mereka. Karena perjuangan ini diraih dalam waktu yang cukup panjang. Hal ini lah yang membangkitkan rasa nasionalisme dan menanamkan cinta tanah air.
sikap cinta tanah air. Banyak Negara di timur tengah dengan penduduk mayoritas muslim tetapi telah terjadi peperangan di Negara tersebut. Sehingga cinta tanah air perlu ditanamkan melalui konsep ukhuwah islamiyah, ukhuwah watoniyah dan ukhuwah insaniyah supaya ketika diguncang masalah keagamaan kita memiliki ukhuwah islamiyah. Ketika diguncang masalah nasionalisme kita punya ukhuwah watoniyah. Ketika kita diguncang masalah kemanusiaan kita punya ukhuwah insaniyah. Ketika terjadi konflik antar individu maupun kelompok, dengan ukhuwah ini akhirnya meredam semuanya. Kita berharap agar Indonesia tetap aman dan kita mengapresiasi dengan banyaknya Negara timur tengah yang mempelajari ukhuwah dari Indonesia. Walaupun Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa tetapi ketika terjadi konflik tidak membesar, tidak seperti contohnya Afganistan yang hanya memiliki 4 atau 5 suku tetapi konflik yang berlangsung sekitar 40 tahun tidak kunjung selesai yang akhirnya mereka belajar dengan Indonesia terutama ke NU bagaimana mempersatukan umat tanpa masalah yang berlebihan.
paham baru yang ingin merubah dasar Negara. Ketika telah tertanam, saya yakin sampai kapan pun Indonesia tetap Indonesia dan Pancasila tetap Pancasila. Walaupun ada yang mengatakan ini bertentangan dengan syariat Islam atau sebagainya, karena mereka belum membaca sejarah. Dari yang kita ketahui, perumusan dasar Negara melibatkan tokoh-tokoh nasionalis dan tokoh-tokoh agamis, mereka memadukan pikirannya untuk kemaslahatan umat untuk mempersatukan masyarakat dari berbagai latar belakang. Contohnya sila pertama Pancasila pada Piagam Jakarta yang berbunyi Ketuhanan yang maha esa berdasarkan syariat agama islam. Tetapi karena rakyat Indonesia bukan hanya pemeluk agama Islam akhirnya diubah dengan “Ketuhanan yang maha esa” sehingga dapat diterima oleh agama agama lain. Menurut saya, itu merupakan suatu konsep yang begitu hebat sehingga Indonesia menjadi seperti sekarang ini, Bhinneka Tunggal Ika.
Jawaban: untuk saat ini, memang yang memakai jargon hubbul wathan minal iman ini adalah NU. Tetapi silahkan saja untuk kedepannya jika ada organisasi atau ormas lain yang menggunakan istilah hubbul wathan minal iman ini sebagai rasa nasionalisme nya terhadap bangsa Indonesia.
Pertanyaan: bagaimana jargon hubbul wathan minal iman dimaknai Kang Ato dalam kehidupan sehari hari?
Jawaban: seperti kata ulama…… mengambil hal hal yang baik dari ulama terdahulu dan menerima hal hal yang baru dari sekarang. Sehingga, ketika terjadi perubahan jaman yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam dan falsafah Negara, saya kira itu bisa kita terima selama tidak merubah rasa nasionalisme kita kepada bangsa Indonesia.
Jabatan : Komandan Banser Kota Tangerang 3 Periode 2005-2017
HASIL WAWANCARA
Pertanyaan : Apa motif jargon hubbul wathan minal iman, secara umum dan khusus bagi sodara sebagai pengurus gerakan pemuda ansor kota tangerang ?
Jawaban : Umum, Dari Pahlawan Kita Dulu, Di Kiyai2 Nu Memberikan Jargon Hubbul Wathan Minal Iman Sebagai Semangat Membela Negara Dari Penjajah. Khusus, Hubbul Wathan Minal Iman Perlu Bagi Saya, Saya Punya Kewajiban Membela Bangsa Dan Mempertahankan Kemerdekan Republik Indonesia, Secara Pribadi. Karena Kiyai Dan Para Santri Pada Saat Melawan Penjajah, Para Santri Menggunakan Hubbul Wathan Minal Iman Dari KH Hasyim Asyari Untuk Membakar Semangat Nasionalisme Melawan Penjajah. Bagi Saya Jargon Hubbul Wathan Minal Iman Digunakan Untuk Memepertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia Dari Penjajahan Baik Penjajahan Ideologi Maupun Penjajahan Melalui Penguasaan Tanah Pribumi Oleh Asing. Negara ini memiliki sejarah perjuangan yang panjang maka dari itu harus di pertahankan kemerdekaannya.
Pertanyaan : Bagaimana Relevansi Atau Urgensi Jargon Hubbul Wathan Minal Iman Tersebut, Dalam Kehidupan Sosial Politik Agama Dan Budaya
Manajemen Dengan Baik Maka Mereka Akan Memiliki Ego Masing2, Konteks Engara Banyak Macam Suku Agama Ras Adat Istiadat, Hal Ini Tangungjawab Bersama Untuk Menjaga Nkri. Dalam Islam Sendiri Ada Ukuwah Wathaniah, Ukuwah Insaniah, Ukuwah Basyariah, warga nu menggunakan konsep ukuah ini untuk menjaga kerukunan di NKRI dan menanamkan HUBBUL WATHAN MINAL IMAN dalam diri mereka. Maka Dengan Itu Jargon Hubbul Wathan Minal Iman Berkaitan Dengan 3 Ukuwah Itu Untuk Menjaga Keamanan Sosial Politik Agama Dan Budaya Saat Ini, karena ukuwah wathaniah merupakan cara untuk bersilaturahmi atar bangsa. Ukuwah insaniah merupakan cara menjalin persaudaraan secara pribadi dengan orang lain. Ukuwah ini lah yang menjadikan jargon HUBBUL WATHAN MINAL IMAN masih relevan dengan keadaan saat ini bahkan sampai akhir hayat, arena jargon ini merupakan jargon semangat, dan dipondok pesantren anak saya di jawa, itu aja materi pengajian yang membahas cinta tanah air.
Pertanyaan : Bagaimana Pengalaman Ketka Memaknai Jargon Hubbul Wathan Minal Iman Tersebut ?
Jawaban : Saya pernah ke daerahpalembang, disana sangat terasa di mana konglomerat seennaknya nyaplok tanah negara,mereka memanfaatkan tanah tsb untuk kepentingan pribadi, sampai saya danmasyarakat di sana sampai demo utuk memperjuangka hak rakyat,karena tanahitu harusdi kelokasepenuhnya oleh rakyat bukan oleh konglomerat, jangan sampai tanah rakyat di gunakan untuk
tapi di gunakannoleh segelintir orang dimana kita harus melawan kejadian seperti ini, di jogja juga gunung2 banyak yg di ambil batunya, hal ini ga adil buat rakyat kecilm, karena rakyat kecil gaberdaya jadi pasrah tanamanmati, tanah longsor, pas di telusuri banyak permainan dari aparat setempat, kalo ga kritis kita bakjalan kehabisan semua kekayaan alam, hal ini akan merugikan masyarakat, bukan dalam waktu ssekarang, tapi nanti waktuanak cucu kita yang sudah tidak bisa merasaksan kekayaan alam, dan saya memasukan penayadaran ini di kegiatan diklat banser ansor, di jelaskan pentingnya HUBBUL WATHAN MINAL IMAN ya di sini,mengkritisi apa ketidak adilan yang merugikan, membela negara skrang bukanmelwan penjajah pake senjata, tapi melawan penjajah, kongomerat yang mau merusak kekayaan alam dengan berbagai cara dan kita harus kritis dengan itu semua, jangan hanya diam ketika penjajahan secara tidak langsung itu terjadi.
Pertanyaan : Dimana anda mendapatkan jargon hubul wathan minal iman tersebut ?
Jawaban : Saya Mendapatkan Jargon Ini Di Diklat Banser Tahun 1992, Kamu Belom Lahir Saya Dah Jadi Banser,Saya Di Ajarkan Juga Oleh Kiyai2 Saya Di Kampung, Hubbul Wathan Minal Iman Semangat Untuk Menjalawan Penjajah. Mengenal Hubbul Wathan Minal Imandi Kenali Lebih Dalam Ketika Diklat, Dan Ketika Saya Pensantren Juga Di Ajarkan Cinta Tanah Air. Karena pada saat saya
Jawaban : Sangat menginspirasi, apa yang kita temuin tentang alam, apapun yg bisa kita perbuat mau sedikit atau banyak harus kita lakukan, yang berkaitan dengan lingkungan, siapa perusak bangsa pun saya sejak dulu sudah jadi intel di banser, semua yang ada di negara ini, tanah maupun air harus di lindungi dari para perusak2nya kekayaan alam negeri ini harus di lindungi. Menjaga tradisi dari ulama2 jaman dahulu harus di lindung, tradisi 40 harian, tradisi di jawa ingkung ayam sebagai penganti makan darah manusia sebagai pada saat dahulu, itu semua kebiasan hindu dan di ubah oleh walisongo dengan tahlilan 40 hari dan selametan dengan ingkung ayam, itu semua tradisi dari walisogo. Menjaga tradisi para pahlawan kita harus di lestarikan. Dulu jelas perang melawan sama penjajahan, sekarang kita perang sama siapa ? sama yang mau perusak kebudayaan yang ada di indonesia, kita takzim dengan para pendahulu kita dengan memeprtahankan kemerdekaan dan melestarikan budaya dari para pahlawan kita, kita tingal melesratikan saja, hal itu yang bisa kita peruat saat ini, cinta tanah air itu ya jelas dengan hal2 kecil seperti itu Pertanyaan : Apa makna dari jargon hubul wathan minal iman bagi sodara sebagai
pengurus gp ansor kota tangerang ?
Jawaban : Secara sempit, hubbul wathan minal iman adalah cinta tanah air sebagian dari iman, secara luas ketika kita mengimani sang pencipta, harus kita rawat karena kita khalifah di bumi, khalifah ga Cuma mimpin manusia, tapi melestarikan alam. Termasuk di dalam nya kita
memahami jargon hubul wathan minal iman ?
Jawaban : Intinya Yang Penting Berbuat, Dengan Segala Hal Baik Biaya Tenaga Dan Apapaun Yang Kita Bisa, Apa Yang Bisa Kita Perbuat Untuk Negara Dan Alam Ini. Yang Penting Berbuat Ga Diem Aja Pertanyaan : Apakah jargon hubbul wathan minal iman hanya punya nu saja? Jawaban : Tidak lah, di waktu itu yang merebut kemerdekaan bukan cuma nu
tapi seluruhnya, seluruh rakyat indonesia, cuma yang memeperkasai dari pendiri nu, tapi bukan hanya punya nu, karena kita kompak penjajah harus hilang dari indoneisa. Itu sebagai bentuk rasa cita terhadap indonesia, saat ini pun sangat relevan jargon ini milik kita semua. Cuma secara akebetulan, kita yang masih paling setia sama keutuhan nkri, dulu kan banyak pni makar,nii makar. Dan seharusnya elemen masyaraklat harus punya ghiroh seperti itu cintatanah air, kalo mau sukses aman nyaman, cinta tanah ir harus di gelorakan. Pertanyaan : Bagaimana jargon hubul wathan minal iman di maknai oleh sodara
dalam kehidupan sehari hari ?
Jawaban : Aktivitas Saya Di Pabrik Saya Kerja Sebagai Bawahan, Nah Ada Hak Dan Kewajiban, Kita Memiliki Kewajiban Kerja Dan Pabrik Punya Hak Untuk Memakmurkan Perekonomian Pegawai, Dan Secara Luas Pabrik Harus Memakmurkan Ekonomi Negara. Dimasyarakat Saya Jadi Dkm Dan Juga Tokoh Masyarakat, Saya Selalu Menanamkan Hal2 Untuk Persatsatuan Untuk Masyrakat
Diklat Untuk Membela Tanah Air Wajib Hubul Wathan Minal Iman Itu Wajib.
Jabatan : Wakil Sekretaris 8 GP Ansor Kota Tangerang 2017 - 2021
HASIL WAWANCARA
Pertanyaan : Apa Motif Jargon Hubbul Wathan Minal Iman, Secara Umum Dan Khusus Bagi Sodara Sebagai Pengurus Gerakan Pemuda Ansor Kota Tangerang ?
Jawaban : Umum, dulu saya di ajarkan oleh guru saya di majelis taklim di kampung soal bela negara dan mencintai negara, dulu sih saya belum paham banget soal cinta negara sebagian dari iman, saya kira itu hadis loh, karena guru saya yg bilang itu dipengajian, sampe sampe guru saya bercerita bahwa gurunya guru saya Memberikan sebuah istilah Hubbul Wathan Minal Iman cintah tanah air sebagian dari iman , karena pada saat itu sedang lawan penjajah, sebagai Sebagai Semangat Membela Negara Dari Penjajah. Pas saya bergabung di GP Ansor saya belajar banyak soal hubbul wathanminal iman bahwa cinta tanah air itu sebagian dari iman. Dan itu bukan hadist melainkan ucapan semanagat serta kebaikan dari ulama di indonesia terutamna penggagasnya adalah KH Hasyim Asy’ary yang merupakan pendiri organisasi islam nahdlatul ulama. Khusus, Hubbul Wathan Minal Iman Perlu Bagi Saya, Saya Punya Kewajiban Membela Bangsa Dan Mempertahankan Kemerdekan Republik Indonesia, Secara Pribadi. Karena kata guru saya dulu Kiyai Dan Para Santri, termasuk guru saya Pada Saat itu memang
Digunakan Untuk Memepertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia Dari Penjajahan Baik Penjajahan Ideologi Maupun Penjajahan Melalui Penguasaan Tanah kita oleh Asing. Negara Ini Memiliki Sejarah Perjuangan Yang Panjang Maka Dari Itu Harus Di Pertahankan Kemerdekaannya.
Pertanyaan : Bagaimana Relevansi Atau Urgensi Jargon Hubbul Wathan Minal Iman Tersebut, Dalam Kehidupan Sosial Politik Agama Dan Budaya Saat ini ?
Jawaban : Kehidupan Ini beragam banyak macamnya baik macam suku aga ras, Visi Misi Untuk Menyatukan Elemen Bangsa, sudah di tanamka dan di gaungkan oleh para pendahulu kita baik yang nasionalis maupun yang agamis. Konteks nengara Banyak Macam Suku Agama Ras Adat Istiadat, Hal Ini Tangungjawab Bersama Untuk Menjaga Nkri. Dalam Islam Sendiri Ada Ukuwah Wathaniah, Ukuwah Insaniah, Ukuwah Basyariah, Warga Nu Menggunakan Konsep Ukuwah Ini Untuk Menjaga Kerukunan Di Nkri Dan Menanamkan Hubbul Wathan Minal Iman Dalam Diri Mereka. Maka Dengan Itu Jargon Hubbul Wathan Minal Iman Berkaitan Dengan 3 Ukuwah Itu Untuk Menjaga Keamanan Sosial Politik Agama Dan Budaya Saat Ini, Karena Ukuwah Wathaniah Merupakan Cara Untuk Bersilaturahmi Atar Bangsa. Ukuwah Insaniah Merupakan Cara Menjalin Persaudaraan Secara Pribadi Dengan Orang Lain. Ukuwah Ini Lah Yang Menjadikan Jargon
hubul wathan minal iman berkaitan dengan kehidupan berpolitik bersosial beragama karena ukuwah di atas memang di ajarkan di pengajian saya waktu saya kecil
pertanyaan : Bagaimana Pengalaman Ketka Memaknai Jargon Hubbul Wathan Minal Iman Tersebut ?
Jawaban : Pengalaman saya ketika memaknai hubul wathan minal iman tidak hanya cara kita memandang kecintaan terhadap negara, tapi bagaimana kita dalam menjaga kerukunan bermasyarakat, menjaga lingkungan sekitar agar tetap pada keadaan yang aman nyaman dan tentram, karena kalo kita rukun dengan tetangga wilayah kita aman, itu sebagian dari iman, bila alam kita bersih dan terjaga maka kehidupan kita aman. Saya pernah di lingkungan saya menjadi pengurus rt, pernah di hadapkan kepada warga yang berbeda agama