• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perusahaan pada umumnya mempunyai keinginan untuk tumbuh dan berkembang. Berkembangnya suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh manajemen perusahaan itu sendiri. Tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan yang baik dan dengan hati-hati serta tentunya dapat mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya yang berdampak pada perusahaan.

Fungsi manajemen keuangan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu memutuskan alternatif pendanaan, menetapkan pengalokasian dana (investasi) dan memutuskan kebijakan pembagian deviden. Ketiga fungsi manajemen di atas bertujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya (Wright & Ferris 1997 dalam Hasnawati 2005). Harga saham digunakan sebagai proyeksi nilai perusahaan karena harga saham adalah harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila investor ingin memiliki suatu bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Masih menurut (Wright & Ferris, 1997), return merupakan pencerminan kemampuan unit bisnis menghasilkan keuntungan dengan menggunakan sumberdaya perusahaan secara efisien untuk meningkatkan kesejahteraan. Dengan demikian semakin tinggi keuntungan perusahaan, maka kemakmuran security holders juga semakin meningkat.

Jika ketiga keputusan keuangan tersebut dilakukan dengan hati-hati dan tepat, maka tujuan perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan dapat tercapai, mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi setiap keputusan keuangan lainnya yang berdampak terhadap nilai perusahaan dan tentunya demi kelangsungan perusahaan dimasa yang akan datang.

Optimalisasi nilai perusahaan yang merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dimana suatu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan

(2)

lainnya yang berdampak pada nilai perusahaan. Penelitian tentang keputusan keuangan pernah juga dilakukan oleh Hasnawati (2005) yang menemukan bahwa keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakn deviden secara parsial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Kebijakan deviden secara langsung mempengaruhi nilai perusahaan dan secara tidak langsung keputusan investasi mempengaruhi nilai perusahaan melalui kebijakan deviden dan keputusan pendanaan. Keputusan-keputusan tersebut saling berkaitan dengan yang lainnya sehingga kita harus memperhatikan dampak bersama dari ketiganya terhadap harga pasar saham perusahaan yang beredar.

Untuk mendanai berbagai alternatif investasi, maka perusahaan harus menentukan sumber dana yang optimal agar dapat memaksimalkan nilai perusahaan. Sumber pendanaan perusahaan tersebut dapat berasal dari internal financing (berupa saham laba ditahan dan depresiasi) serta external financing (utang dan ekuitas). Ketersediaan dana tersebut dapat dilihat dari struktur modal perusahaan diketahui dengan cara mengamati neraca perusahaan pada sisi pasiva.

Dalam teori pecking order menyatakan bahwa permasalahan utama dalam struktur modal perusahaan adalah informasi yang tidak simetris (asymmetric information) di antara manajer dan investor mengenai kondisi internal perusahaan serta argumentasi bahwa manajer berpihak pada pemegang saham yang lama. Kedua permasalahan tersebut menyebabkan perusahaan memiliki hirarki pendanaan yang dimulai dari arus kas internal, hutang kemudian penerbitan saham yang baru.

Sedangkan teori trade-of menyatakan bahwa setiap perusahaan memiliki tingkat hutang yang optimal di dalam struktur modalnya disebabkan oleh keuntungan dan biaya dari hutang.keuntungan sumber pendanaan dari hutang adalah adanya pengurangan pajak (tax deductibility). Di sisi lain, tingkat hutang yang terlalu tinggi menyebabkan perusahaan memiliki risiko gagal bayar (default) yang lebih tinggi.

Untuk meningkatkan nilai perusahaan, maka perusahaan dituntut untuk tumbuh. Pertumbuhan dapat di wujudkan dengan menggunakan kesempatan investasi sebaik-baiknya. Keputusan berinvestasi dapat dilakukan melalui

(3)

investasi pada mesin dan bangunan (real asset) ataupun pada hak paten (intangible asset). Setelah investasi yang dipilih, manager keuangan harus mengetahui apakah return dari investasi lebih besar dari modal yang diperlukan. Hal ini dapat dilakukan dengan menghitung Net Present Value (NPV) dari investasi yang dilakukan. Kemudian apabila telah diketahui bahwa investasi layak untuk dilakukan, maka manajer keuangan harus memutuskan sumber pendanaan.

Jika sumber pendanaan sebagian besar dari laba ditahan (internal financing), maka akan mempengaruhi kebijakan deviden perusahaan. Semakin besar investasi, maka deviden yang dibagikan akan semakin berkurang. Pengumuman pembayaran deviden ini mengandung informasi yang dapat digunakan para investor untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi dan memprediksi prospek perusahaan di masa mendatang. Akibat dari perubahan deviden yang diumumkan, maka harga saham akan mengalami penyesuaian. Deviden seringkali digunakan sebagai indikator atau sinyal prospek suatu perusahaan. Perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi, seringkali tidak membagikan deviden. Mereka menggunakan uang yang merupakan deviden shareholders untuk mendanai pertumbuhan perusahaan yang tinggi tersebut. Sebaliknya perusahaan yang tidak memiliki pertumbuhan yang tinggi, sehingga mereka harus mendukung peningkatan nilai perusahaan dengan menawarkan sejumlah besar deviden dan dibayarkan secara konsisten.

Perkembangan pasar modal Indonesia telah melaju cukup pesat selama beberapa tahun terakhir ini. Pada tahun 2003 terdapat 287 perusahaan yang listing di BEI, sampai akhir tahun 2010 perusahaan yang listing sebanyak 354 perusahaan, memasuki awal tahun 2012 perusahaan yang masuk daftar listing pada BEI sebanyak 451 perusahaan. (Sumber : Indonesian Directory Exchange, 2012)

Perkembangan tersebut menunjukkan betapa pentingnya pasar modal bagi perusahaan untuk mencari sumber pendanaan eksternal. Pada saat yang sama dimana investasi dan pendaaan meningkat. IHSG sebagai acuan nilai pasar secara signifikan bergerak kearah yang sama. Pasar modal telah menjadi sumber pendanaan yang menarik bagi perusahaan di Indonesia. Perkembangan ini tampak

(4)

pada besarnya minat perusahaan untuk melakukan IPO dan penawaran umun terbatas (right issue).

Pendanaan melalui right issue lebih besar nilainya dibandingkan IPO. Yang mengindikasikan bahwa perusahaan yang sudah go public lebih mudah melakukan right issue dibandingkan dengan perusahaan yang belum go public karena adanya berbagai persyaratan administrasi yang harus dipenuhi oleh perusahaan apabila akan menjual saham di pasar modal untuk pertama kali lebih ketat dan membutuhkan waktu lama.

Pendanaan perusahaan selain penjualan saham dapat juga dilakukan melalui penjualan surat hutang jangka panjang (obligasi). Penerbitan obligasi di pasar modal memiliki persyaratan yang tidak jauh berbeda dengan penerbitan saham. Namun perusahaan yang menerbitkan obligasi memiliki kewajiban untuk membayar tingkat bunga tertentu kepada pemegang obligasi sementara saham tidak memiliki kewajiban bunga, yang ada dividen apabila perusahaan memperoleh keuntungan.

Pada penelitian ini penulis memilih salah satu industri perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu Industri Otomotif. Dimana pemilihan industri Otomotif ini karena Sektor otomotif memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia.

Saat krisis global melanda pada 2008-2009, industri otomotif dan komponennya tumbuh positif di saat beberapa industri manufaktur melambat.Sejak semester II 2009 industri otomotif nasional mulai bergairah setelah terkena dampak krisis ekonomi global 2008 yang membuat penjualan 2009 turun 20%.Penjualan otomotif 2010 dapat dipastikan akan mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah. Sampai dengan Oktober 2010 saja, penjualan mobil telah mencapai 625.000 unit, melewati rekor sebelumnya di 2008 yang mencapai 603.000 unit. Perkembangan dan kemajuan industri otomotif Indonesia dalam beberapa tahun ke depan bakal menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Di tingkat Asean, penjualan domestik Indonesia pada 2011 berada pada posisi ke-2, dengan market share 30,6%, berbeda sedikit dengan Thailand yang berada di posisi pertama dengan 32%, sedangkan Malaysia berada di urutan ke-3 dengan

(5)

market share sebesar 24,2%. Selama 2005-2009, investasi di sektor otomotif telah mencapai Rp 6 triliun. Ke depannya, sektor ini masih menarik minat para produsen otomotif untuk ekspansi dan investasi. Dalam dua tahun terakhir, beberapa produsen otomotif di antaranya PT Hino Motor Manufacturing, PT Garuda Mataram Motor (ATPM Volkswagen), PT Astra Daihatsu Motor, dan PT Geely Mobil Indonesia, meningkatkan kapasitas produksinya. (Sumber : Bisnis.com, 2011)

Berdasarkan latar belakang dan fenomena di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai apakah keputusan pendaaan, keputusan investasi, dan kebijakan deviden berpengaruh terhadap nilai perusahaan publik di Indonesia yang dituangkan dalam judul :

“Pengaruh Keputusan Pendanaan, Keputusan Investasi, dan Kebijakan Deviden terhadap Nilai Perusahaan pada Industri Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010”

1.2 Identifikasi Masalah

Mengacu kepada hal-hal yang diatas yang melatarbelakangi penelitian ini, maka penulis mengidentifikasi permasalahan yang ada pada penelitian kali ini kepada hal-hal sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi dalam keputusan pendaaan (Debt Equity Ratio), keputusan investasi (Capital addition to asset book value Ratio), dan kebijakan deviden (Deviden Payout Ratio), dan nilai perusahaan disektor Industri Otomotif.

2. Bagaimana pengaruh keputusan pendanaan, keputusan investasi, dan kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan industry otomotif di Bursa Efek Indonesia baik secara parsial maupun simultan.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis dan mengetahui kondisi perkembangan keputusan pendaaan (Debt Equity Ratio), keputusan investasi (Capital addition to

(6)

asset book value Ratio), dan kebijakan deviden (Deviden Payout Ratio), dan nilai perusahaan disektor industri otomotif.

2. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh keputusan pendanaan, keputusan investasi, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan-perusahaan Otomotif yang tercatat di Bursa Efek Indonesia baik secara parsial maupun simultan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis berharap agar hasil penelitian yang dilakukan dapat berguna bagi pihak-pihak sebagai berikut :

1. Emiten

Penelitian ini diharapkan akan dapat bermanfaat bagi pihak perusahaan sebagai bahan masukan dan pertimbangan yang berarti dalam peningkatan kinerja perusahaan.

2. Penulis

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dimana penulis dapat memperoleh gambaran nyata serta dapat menerapkan pengetahuan secara teoritis yang di peroleh dibangku kuliah.

3. Civitas akademik

Diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya di bidang menejemen keuangan, serta menjadi bahan referensi bagi penelitian-penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan keputusan pendanaan, keputusan investasi, dan kebijakan deviden.

1.5 Kerangka Pemikiran

Laporan keuangan merupakan suatu media yang dapat menggambarkan kondisi keuangan perusahaan. Namun dalam menginterpresentasikan laporan keuangan dibutuhkan suatu tindak lanjut analisa agar laporan keuangan tersebut dapat menjadi informasi yang lebih tepat dan akurat. Dengan adanya analisis laporan keuangan, pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dapat menjadikan laporan keuangan tersebuat sebagai dasar pengambilan keputusan.

(7)

Analisis laporan keuangan seringkali memasuki aktivitas untuk membuat berbagai transformasi atas laporan keuangan. Teknik analisis tersebut memungkinkan untuk dilakukan indentifikasi, pengkajian dan perangkuman hubungan-hubungan yang signifikan dari data keuangan perusahaan. Teknik yang biasa digunakan dalam hal seperti ini adalah analisis rasio keuangan.

Menurut S. Munawir (2007:65) analisis rasio keuangan adalah:

“Suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.”

Manajemen keuangan memiliki ruang lingkup yang luas dan dinamis. Keuangan dapat berpengaruh secara langsung terhadap kehidupan manusia dan organisasi. Untuk memperoleh laba dalam melakukan suatu usaha diperlukan keungan yang optimal untuk dapat berjalan dengan baik sehingga untuk dapat mengoptimalkan keuangan perusahaan maka diperlukan manajemen yang baik. Oleh karena itu, keuangan mempunyai hubungan yang erat hubungan terhadap ilmu manajerial.

Seiring dengan perkembangan zaman, manajemen keuangan tidak hanya mencatat, membuat laporan, mengendalikan posisi kas, membayar tagihan-tagihan, dan mencari dana. Akan tetapi, manajemen keuangan juga mengatur dalam penginvestasian dana, menagtur kombinasi dana yang optimal, serta mengatur pendistribusian keuntungan (Pembagian deviden).

Menurut Sutrisno (2003:3) bahwa Manajemen Keuangan adalah :

“Sebagai semua aktifitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana perusaha-usahaan dengan biaya yang murah serta usaha-usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien.”

Fungsi manajemen keuangan dapat dibagi menjadi tiga tugas penting, yaitu (1) memutuskan alternatif pembiayaan. Fungsi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan dalam memilih alternatif pembiayaan terbaik dari berbagia alternatif sumber dana yang ada, sehingga diperoleh suatu kombinasi pembiayaan. (2) menetapkan pengalokasian dana. Fungsi ini mencakup keputusan yang harus dilakukan oleh manajer keuangan dalam menetapkan kombinasi dari

(8)

pengalokasian dana yang paling baik bagi perusahaan. (3) kebijakan pembagian deviden. Kewajiban manajer keuangan di dalam menetapkan kebijakan pembagian dividen, karena fungsi ini akan mempengaruhi nilai dari perusahaan tersebut, yang akan memberikan gambaran atas keuntungan para pemilik deviden.

Ketiga fungsi pokok dari manajer keuangan tersebut pada akhirnya hanya mengarah pada satu tujuan yaitu untuk memaksimalkan nilai dari perusahaan bagi pemiliknya. Dapat dikatakan bahwa nilai perusahaan di tentukan oleh kebijakan keuangan yang menggambarkan kompisisi pembiayaan dalam struktur keuangan perusahaan dan juga besarnya deviden yang dibagikan sebagai gambaran keuntungan kepemilikan. Ketiga variable manajemen keuangan tersebut saling terkait dan bersifat saling mempengaruhi.

Optimalisasi nilai perusahaan yang merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dimana salah satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat diukur dari harga pasar. Harga pasar (Market Value) menunjukkan harga yang bersedia dibayar investor. Harga pasar dapat lebih tinggi maupun lebih rendah dibanding nilai bukunya. Perbandingan nilai pasar terhadap nilai buku saham yang semakin tinggi menunjukkan penilaian investor terhadap perusahaan semakin baik.

Struktur modal suatu perusahaan pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua bagian pokok yaitu modal dari para pemilik atau pengambil saham (modal sendiri) dan modal berasal dari para kreditur (modal asing).

Menurut Harjito (2007:240) :

“Struktur modal (capital structure) adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang di tunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri.”

Menurut Dr. Darsono (2006:153) :

“Struktur modal adalah jumlah permanen perusahaan yang tersumber dari utang jangka panjang dan modal sendiri.”

Berdasarkan kedua pengertian diatas dilihat dari laporan keuangan neraca perusahaan maka yang dimaksud dengan struktur permodalan disini adalah pada

(9)

bagian kredit yang tercermin pada perkiraan hutang jangka panjang dengan unsur modal sendiri, dimana kedua golongan tersebut merupakan dana permanen atau dana jangka panjang.

Debt Equity Ratio (DER) menunjukan hubungan antara hutang jangka panjang yang diberikan kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan dalam rangka mengukur resiko, fokus perhatian kreditur jangka panjang ditujukan pada prospek laba dan perkiraan arus kas perusahaan. Meskipun demikian, mereka tidak dapat mengabaikan pentingnya tetap dalam mempertahankan keseimbangan antara proporsi aktiva yang didanai oleh kreditor dengan yang didanai oleh pemilik perusahaan. Pengukuran tersebut dilakukan dengan rasio debt to equity. Dimana rasio ini merupakan perbandingan antara hutang-hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Rasio debt to equity dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan sehingga dapat dilihat resiko tak tertagihnya hutang. Semakin besar proporsi hutang relatif terhadap equitas maka semakin besar pula resiko perusahaan.

Mengalokasikan dana secara efisien merupakan tugas perusahaan di dalam menginvestasikan dananya pada aktiva yang dapat memberikan keuntungan yang maksimal. Menurut Tendi Haruman (2008:8) bahwa :

“Investasi adalah pertumbuhan total asset perusahaan dari tahun ke tahun yang menunjukkan perkembangan investasi perusahaan.”

Kegiatan investasi yang dilakukan perusahaan akan menentukan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dan kinerja perusahaan dimasa yang akan datang. Apabila tingkat investasi di suatu perusahaan tinggi, maka akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan tersebut karena pertumbuhan investasi dapat dipresepsikan sebagai good news bagi investor. Selain itu, peningkatan investasi ini akan dianggap sebagai pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang dan penentu nilai perusahaan itu sendiri.

Rasio dividend payout merupakan perbandingan jumlah deviden yang dibayarkan per lembar saham terhadap EPS perusahaan. Semakin tinggi rasio ini

(10)

akan menguntungkan para investor tetapi akan memperlemah internal financial perusahaan karena memperkecil laba ditahan. Sebaliknya rasio yang semakin kecil akan merugikan para pemegang saham (investor) tetapi internal financial perusahaan akan semakin kuat.

Kebijakan deviden ini merupakan corporate action yang penting harus dilakukan perusahaan. Semakin besar deviden yang dibagikan kepada investor, maka perusahaan akan dianggap semakin baik. Perusahaan yang baik di anggap menguntungkan dan tentunya penilaian terhadap perusahaan akan semakin baik pula, biasanya tercermin melalui peningkatan harga saham perusahaan. Apabila perusahaan meningkatkan pembayaran dividen, mungkin diartikan sebagai sinyal positif membaiknya kinerja perusahaan dimasa yang akan datang. Sehingga kebijakan dividen memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.

Dalam beberapa jurnal penelitian menjelaskan pengaruh-pengaruh fungsi-fungsi manajemen terhadap nilai perusahaan seperti : menurut Hasnawati (2005) keputusan pendanaan, keputusan investasi dan kebijakan dividen mempengaruhi nilai perusahaan. Dalam penelitiannnya menemukan bahwa secara bersama-sama, keputusan pendanaan, keputusan investasi dan kebijakan dividen mempengaruhi nilai perusahaan dengan nilai R2 sebesar 78%.

Menurut Sri Hasnawati (2005:117-126) dalam jurnalnya. Keputusan investasi terdapat tiga indikator dalam pengukuran nilai perusahaan yakni spread value over cost to book of assets (SVOC), excess return to market, dan market value, namun hanya svoc dan excess return to market lebih tepat sebagai ukuran nilai perusahaan dimana menunjukkan pengaruh yang positif. Sehingga keputusan investasi lebih kuat dibentuk dimasa yang akan datang dibadingkan dengan komposisi asset dalam perusahaan.

Studi yang dilakukan oleh Wahyudi dan Pawestri (2006), keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan terhadap perusahaan publik di Indonesia. menyimpulkan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, tetapi keputusan investasi dan kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

(11)

Menurut Muhammad Umar Mai (2008) dalam jurnalnya, peningkatan pembayaran deviden berpengaruh terhadap kenaikan nilai perusahaan. Dan kedua variabel tersebut sangat ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Adapun, kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba tersebut adalah sangat ditentukan oleh pilihan investasi yang beresiko sebagai konsekuensi melakukan investasi pada proyek-proyek yang mempunyai net present value positif.

Gambar 1.1 Kerangka pemikiran

1.6 Hipotesis

Terdapat pengaruh antara keputusan pendanaan, keputusan investasi, dan kebijakan deviden terhadap perusahaan baik secara simultan maupun secara parsial.

Keputusan Investasi Kebijakan Dividen Keputusan Keuangan Nilai Perusahaan Keputusan Pendanaan

DER Total Asset

Growth

DPR

Harga saham

(12)

1.7 Metedologi penelitian

Penulis menganalisis laporan keuangan perusahaan pada sektor Otomotif yang go public di Bursa Efek Indonesia dengan terlebih dahulu melakukan pengumpulan data dan fenomena-fenomena yang terkait dengan penelitian melalui studi pustaka dan studi literature. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif.

Menurut M. Nazir (2003:54) :

“Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran, ataupun suatau kelas peristiwa pada masa sekarang.”

Sedangkan metode veifikatif (inferensi) menurut Rasdihan Rasyad (2003:6) : “Metode yang digunakan untuk melakukan perkiraan (estimasi) dan pengujian hipotesis.”

Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sitematis, faktual dan akurat menganai fakta-fakta serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Bentuk atau jenis penelitian ini dalam pelaksanaannya adalah deskriptif-verifikatif dengan metode penelitian explanatory survey, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menafsirkan hubungan antara variabel dengan cara menginterpresentasikan terlebih dahulu kesimpulan yang akan diperoleh malalui pengujian hipotesis.

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut:

a. Studi pustaka

Merupakan suatau penelitian dengan cara mempelajari literature-literatur, bukau-buku dan sumber lainnnya. Seperti majalah, jurnal, internet, dan Koran-koran yang berhubungan dengan penelitian. Untuk memperoleh data sekunder, dan selanjutnya akan dijadikan landasan teori.

b. Penelitian lapangan

Penelitian lapangan merupakan suatu penelitian untuk memperoleh data dari perusahaan dengan cara observasi yaitu mengunjungi secara langsung perusahaan yang diteliti melalui :

(13)

 Pojok Bursa Efek Indonesia

Data primer ini selanjutnya akan diolah, dianalisis, lalau diambil kesimpulan.

 www.idx.co.id

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil sampel pada perusahaan sektor industri yang Go Public di Bursa Efek Indonesia. Pengambilan sumber data berupa laporan keuangan diperoleh dari internet malalui situs www.idx.co.id, Indonesia Capital Market Directory (ICMD), dan Pojok Bursa Universitas Widyatama. Dalam rangka memperoleh data yang diperlukan guna penyusunan skripsi, maka penelitian ini dimulai bulan Februari 2012.

Gambar

Gambar 1.1  Kerangka pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan perbedaan bermakna antara ketiga kelompok pada usia, IMT, riwayat keluarga hipertensi dan kadar kolesterol total dalam darah, yaitu memiliki nilai

belajar) Materi Pembelajaran (pustaka) Bobot Penilaian (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis secara umum dan khusus

cross check terhadap data yang tertera pada Formulir Aplikasi Pembiayaan dan dokumen calon nasabah serta memastikan dokumen belum berakhir masa aktifnya. 5) Bila

Hasil analisis menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa yang diajar menggunakan STAD dengan pendekatan PBM lebih tinggi dibandingkan dengan STAD dengan

Hasil wawancara, Musdalifah, Manager ZIS/ Kabag.. hal manajemen ataupun yang lain. Apabila dengan manajemen yang kurang baik maka semuanya tidak akan berjalan dengan

Pengujian dilakukan dengan Structural Equation Modeling (SEM) untuk mengetahui kebenaran konsep teori mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan e- learning

Admin yang telah melakukan proses login dapat langsung menuju proses tambah template, hapus template atau ubah template Pada proses tambah template (proses 3.1.1) aliran

Secara ekonomis, dalam perhitungan biaya operasional pabrik es, komponen biaya yang cukup menentukan adalah komponen biaya untuk tenaga listrik (PLN atau Generator