• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Polimorfisme Gen Angiotensin-Converting Enzyme Insersi/Delesi dengan Hipertensi pada Penduduk Mlati, Sleman, Yogyakarta, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Polimorfisme Gen Angiotensin-Converting Enzyme Insersi/Delesi dengan Hipertensi pada Penduduk Mlati, Sleman, Yogyakarta, Indonesia"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan Polimorfisme Gen

Angiotensin-Converting Enzyme Insersi/Delesi

dengan Hipertensi pada Penduduk Mlati,

Sleman, Yogyakarta, Indonesia

Lucky Aziza,* Mochammad Sja’bani,** Sofia Mubarika Haryana,***

Marsetyawan HNE Soesatyo,*** Ahmad Hamim Sadewa**** *Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta **Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta ***Departemen Histologi dan Biologi Sel, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

****Departemen Biokimia, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, Yogyakatya

Abstrak: Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia. Masalah hipertensi

menjadi kompleks dan diperberat dengan tingkat terkontrolnya tekanan darah (TD) yang masih rendah. Sistem renin-angiotensin (RAS) memiliki peran penting dalam mengontrol tekanan darah dan homeostasis natrium. Polimorfisme RAS dikatakan sebagai penentu hipertensi esensial dan kerusakan organ target. Salah satu enzim yang bekerja dalam RAS dan berperan dalam patogenesis hipertensi adalah angiotensin converting enzyme (ACE). ACE mengkonversi an-giotensin I menjadi anan-giotensin II. Kerja ACE dipengaruhi oleh gen ACE. Di dunia barat, telah banyak penelitian tentang peran polimorfisme gen ACE I/D terhadap hipertensi. Penelitian tersebut memberikan hasil yang kontroversial. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan polimorfisme gen ACE I/D dengan hipertensi pada populasi penduduk di Yogyakarta. Metode penelitian ini adalah cross sectional. Sampel diambil secara acak ganda dari populasi hipertensi, prehipertensi dan normotensi, didapatkan 125 subjek, 97 subjek dan 108 subjek, secara berurutan. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan bermakna antara ketiga kelompok pada usia, IMT, riwayat keluarga hipertensi dan kadar kolesterol total dalam darah, yaitu memiliki nilai lebih tinggi pada kelompok hipertensi. Frekuensi genotip II, ID, DD adalah 85 (68%), 39 (31,2%), dan 1(0,8%) pada hipertensi, 66 (61,1%), 38 (35,2%), 4 (3,7%) pada normotensi serta 56 (57,7%), 37 (38,1%), 4 (4,1%) pada prehipertensi. Frekuensi alel I dan alel D adalah 209(83,6%) dan 41(16,4%) pada hipertensi, 170(78,7%) dan 46(21,3%) pada normotensi serta 149(76,8%) dan 45(23,2%) pada prehipertensi, secara berurutan. Uji chi-square menunjukkan hubungan bermakna genotip ID+DD vs. II dengan hipertensi. Analisis regresi logistik multivarian menunjukkan empat variabel yang berpengaruh bermakna terhadap hipertensi yaitu usia, riwayat keluarga hipertensi, IMT dan polimorfisme gen ACE. Kesimpulan penelitian ini adalah genotip ACE ID+DD memiliki hubungan bermakna dengan hipertensi pada penduduk Mlati, Sleman, Yogyakarta, Indonesia.

(2)

The Relationship of Angiotensin-Converting Enzyme Gene Polymorphism Insertion/Deletion and Hypertension in Yogyakarta Population, Indonesia

Lucky Aziza,* Mochammad Sja’bani,** Sofia Mubarika Haryana,*** Marsetyawan HNE Soesatyo,*** Ahmad Hamim Sadewa****

*Department of Internal Medicine, Faculty of Medicine, University of Indonesia, Jakarta **Department of Internal Medicine, Faculty of Medicine, University of Gadjah Mada, Yogyakarta

***Departement of Histology and Biology of Cell, Faculty of Medicine, University of Gadjah Mada, Yogyakarta

****Department of Biochemistry, Faculty of Medicine, University of Gadjah Mada, Yogyakarta

Abstract: Hypertension is one of major health problem in the world. It becomes complicated since

the blood pressure (BP) still uncontrollable, including in Yogyakarta, Indonesia. The renin-angiotensin system (RAS) has a central role in controlling BP and sodium homeostasis. RAS polymorphism was defined as genetic determinants of essential hypertension and end-organ damage. One of enzyme that work in RAS, which have a role on hypertension pathogenesis is angiotensin converting enzyme (ACE). ACE convert angiotensin I to angiotensin II. The act of

ACE is influenced by ACE gene. In the world, there are many study about the role of ACE gene polymorphism I/D to hypertension. That studies show controversial result. The objective of this study is to evaluate the association between ACE gene polymorphism I/D and hypertension in Yogyakarta population. The method of this study is cross sectional. Sample was taken by double random sampling method from hypertension, prehypertension and normotension, was obtained 125 subjects, 97 subjects dan 108 subjects, consecutively. ACE gene polymorphism I/D was examined by PCR. This study shows significant differences of three groups (ages, body mass index (BMI), and family history of hypertension) and total cholesterol level in blood, which is tend to have greater value in the hypertension group. Frequency of genotype II, ID, DD are 85 (68%), 39(31,2%), 1(0,8%) in hypertension, 66 (61,1%), 38(35,2%), 4(3,7%) in normo-tension and 56(57,7%), 37 (38,1%), 4 (4,1%) in pre-hypertension subject, consecutively. The result of Chi-Square analysis shows statistically significant association between ID+DD vs. II genotype and hypertension. Multiple logistic regression analysis shows four variables that significantly influent to hypertension, namely ages, family history of hypertension, BMI, and ACE gene polymorphism. The conclusion of this study is ACE ID+DD genotype has significant relationship with hyperten-sion in Mlati population, Sleman, Yogyakarta, Indonesia.

Key words: hypertension, genetic, ACE, polymorphism, insertion/deletion.

Pendahuluan

Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia. Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment on High Blood Pressure VII (JNC-VII) melaporkan bahwa hampir satu milyar orang menderita hipertensi di dunia. National Health and Nutrition Exami-nation Survey (NHANES) III 1999-2000 di Amerika Serikat melaporkan bahwa dari 69% pasien yang kesadaran (aware-ness) terhadap hipertensinya cukup baik dan sebanyak 58% pasien menerima terapi, hanya 31% tekanan darah (TD) yang terkontrol.1

Banyak faktor yang berpengaruh terhadap tekanan darah. Sistem renin-angiotensin (RAS) merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam mengontrol tekanan darah dan homeostasis natrium. Polimorfisme RAS telah banyak dilaporkan sebagai faktor risiko hipertensi esensial

dan faktor risiko kerusakan organ target.2 Angiotensin con-verting enzyme (ACE) dilaporkan sebagai enzim yang berperan dalam patogenesis hipertensi.

Hubungan polimorfisme gen ACE insersi/delesi (I/D) dengan hipertensi maupun dengan respons OAH golongan ACE inhibitor (ACEI) telah banyak dilaporkan di dunia. Rigat et al.3 melaporkan bahwa polimorfisme tipe insersi/delesi dari

gen ACE mempengaruhi konsentrasi ACE dalam darah dan mempengaruhi tekanan darah. Perubahan tekanan darah dipengaruhi perubahan angiotensin II, aldosteron atau zat vasoaktif lain. Orang dengan genotip DD mempunyai kadar ACE dua kali lebih tinggi dibandingkan orang dengan genotip II, sedangkan genotip ID mempunyai kadar ACE plasma in-termediate atau sedang. RAS memiliki peran yang kuat dalam homeostasis kardiovaskular pada orang dengan genotip DD atau alel D.3

(3)

a

b

dan normotensi telah banyak diteliti, namun pada prehipertensi belum pernah diteliti. Padahal dalam masa empat tahun, 40% prehipertensi akan menjadi hipertensi yang serius. Hubungan polimorfisme gen ACE dan hipertensi memberikan hasil yang masih kontroversial.4 Keragaman genetik dan

lingkungan di antara kelompok etnis yang berbeda dapat menyebabkan hasil menjadi tidak konsisten, sehingga polimorfisme gen seharusnya diperiksa dalam populasi homogen skala besar.5 Di Indonesia, penelitian polimorfisme

gen ACE belum pernah dilakukan pada populasi komunitas baik pada normotensi, prehipertensi dan hipertensi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan pada populasi komunitas skala besar di Yogyakarta untuk menghindari hasil yang tidak konsisten. Penelitian ini mengkaji perbedaan genotip gen ACE pada subyek hipertensi, prehipertensi dan normotensi, serta mengkaji hubungan antara polimorfisme gen ACE dengan hipertensi, prehipertensi dan normotensi.

Metode

Rancangan penelitian ini adalah cross sectional. Besar sampel minimal yang dibutuhkan adalah 98 orang per kelompok. Masing-masing kelompok yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diambil sebanyak 150 orang secara acak, kemudian diacak kembali untuk mendapatkan urutan. Kriteria inklusi: umur 30-59 tahun, bersedia mengikuti penelitian ini dengan menandatangani informed consent, riwayat hipertensi yang minum kaptopril lebih dari 2 bulan (bagi subyek hipertensi). Kriteria eksklusi: obesitas (IMT >30), penyakit ginjal kronis (kreatinin >1,5 mg/dl), glukosa darah puasa >160 mg/dl, kolesterol darah >240 mg/dl dan EKG iskemi.

Data diperoleh dari 36 dusun yang termasuk dalam daerah penelitian. Sebanyak 12083 subyek berusia > 17 tahun yang diukur tekanan darahnya dan mengisi kuesioner. Kuesioner mencakup riwayat hipertensi, terapi antihipertensi yang digunakan, dan riwayat hipertensi pada keluarga. Sesuai kriteria inklusi, subyek berusia 30-59 tahun diperoleh sebanyak 7695 orang.

Pada saat pengambilan sampel, diperoleh total 330 subyek penelitian. Sebanyak 125 merupakan subyek hipertensi, 97 subyek prehipertensi dan 108 subyek normotensi karena ada subyek yang tidak dapat hadir.

Sebanyak 10 ml darah diambil dari vena kubiti anterior dan dimasukkan ke dalam tabung asam natrium etilen diamin tetraasetat (Na2EDTA). Sebelum 2 jam, darah disentrifugasi dengan kecepatan 3000 g selama 15 menit, kemudian plasma dipisahkan dari sel darah. Plasma disimpan pada suhu -20oC

sedangkan eritrosit disimpan pada suhu 4-8oC sampai

dilakukan analisis. Plasma digunakan untuk analisis kadar glukosa, ureum dan kreatinin, sedangkan sel darah digunakan untuk analisis genotip ACE. Urin disimpan pada suhu -20oC dan digunakan untuk analisis albumin urin.

Analisis Genotip II, ID, DD Gen ACE dilakukan menurut

gen ACE diidentifikasi dengan PCR konvensional. Identifikasi fragmen dari intron 16 gen ACE tersebut menghasilkan produk PCR 490 bp untuk alel insersi atau 190 bp untuk alel delesi. Visualisasi dilakukan setelah pewarnaan dengan etidium bromida. Genotip subyek diklasifikasikan sebagai II, DD atau ID. Klasifikasi dilakukan berdasarkan ada atau tidaknya alel insersi.5 Klasifikasi tersebut menghasilkan produk 84 bp untuk

alel ACE D dan 65 bp untuk alel ACE I. Analisis Statistik

Pada penelitian ini, frekuensi alel dan genotip pada subyek hipertensi, prehipertensi dan normotensi dianalisis dengan uji chi-square. Hubungan variabel lain seperti jenis kelamin, usia, kebiasaan merokok dan riwayat keluarga dengan hipertensi juga diuji dengan chi square. Semua variabel yang disebutkan di atas memenuhi syarat untuk dilakukan uji chi square karena tidak ada nilai expected yang kurang dari 5. Variabel dengan skala numerik seperti gula darah sewaktu, kolesterol, kreatinin, ditentukan terlebih dahulu distribusinya. Untuk mengetahui distribusi data normal atau tidak, dilakukan pengujian secara analitis dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov (karena sampel lebih dari 50) dan diperoleh nilai p <0,05 sehingga diambil kesimpulan bahwa distribusi umur tidak normal. Setelah dilakukan uji ini pada setiap subyek didapatkan hasil p < 0,05 sehingga uji hipotesis yang dipakai adalah Kruskal Wallis.

Sebelum dilakukan uji hipotesis pada alel dan gen, terlebih dahulu dilakukan penggabungan sel antara alel ID dengan DD. Hal tersebut dilakukan karena jumlah subjek yang termasuk ke dalam kelompok DD sedikit.

Efek kuantitatif kovariabel dinilai dengan regresi logistik multipel. OR dihitung sebagai ukuran hubungan genotip dominan D (dengan angka 1 untuk II dan 2 untuk ID + DD) dengan hipertensi. Nilai p<0,05 dipertimbangkan bermakna secara statistik. Semua analisis statistik dilakukan dengan SPSS versi 16.0.

Hasil

Karakteristik Populasi Penelitian

Dari data (Tabel 1) didapatkan perbedaan usia yang bermakna secara statistik, kelompok normotensi rerata usianya lebih muda yaitu 41.3 ± 7.6 tahun (p = 0.001). Pada kisaran usia 41-60 tahun, lebih banyak subyek yang mengalami hipertensi dibandingkan subyek prehipertensi dan normotensi. Perbedaan yang bermakna antara ketiga kelompok didapatkan pada IMT, riwayat keluarga hipertensi dan kadar kolesterol total dalam darah, yaitu memiliki nilai lebih tinggi pada kelompok hipertensi. Subyek yang hipertensi memiliki riwayat keluarga hipertensi lebih banyak dari subyek yang normotensi dan prehipertensi. Sebagian besar subyek penelitian tidak memiliki riwayat keluarga dengan darah tinggi, yaitu sebanyak 197 orang (59,7%).

(4)

Pada kelompok hipertensi, jumlah subyek overweight dua kali lebih besar dibandingkan dengan kelompok prehipertensi dan normotensi. Meskipun demikian, seluruh subjek penelitian tidak ada yang mengalami obesitas. Kadar kolesterol darah pada subjek hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok prehipertensi, begitu pula prehipertensi lebih tinggi daripada kelompok normotensi.

Frekuensi Alel dan Genotip Gen ACE

Hasil genotyping gen ACE yang dilakukan dengan metode PCR dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Hasil Genotyping Gen ACE yang Dilakukan de-ngan Metode PCR. M=marker

Distribusi genotip (II, ID, DD) dan alel (I, D) gen ACE pada subyek hipertensi, prehipertensi dan normotensi ditunjukkan pada tabel 2.

Tabel 1. Karakteristik Subjek Hipertensi, Prehipertensi dan Normotensi

Variabel Hipertensi Prehipertensi Normotensi p

Jenis kelamin 0,636

Laki-laki (%) 43,2 46,4 39,8

Perempuan (%) 56,8 53,6 60,2

Usia (tahun) (rerata -+ SD) 45,22 ± 7,453 44,03 ± 7,753 41,26 ± 7,5 0,001

30-39 tahun (%) 25,6 30,9 49,1 40-49 tahun (%) 42,4 39,2 35,2 50-59 tahun (%) 32 29,9 15,7 Merokok 0,722 Ya (%) 22,4 22,7 19,4 Sudah berhenti (%) 8 12,4 13 Tidak (%) 69,6 64,9 67,6 Riwayat Keluarga HT 0,000 Ada (%) 55,2 27,8 34,3 Tidak ada (%) 44,8 72,2 65,7 IMT(kg/m2) (rerata+SD) 23,0 + 3,3 21,4 ± 3,2 21,7 ± 2,9 0,002 <20 (%) 16,8 36,1 33,3 20-<25 (%) 53,6 46,4 52,8 25-30 (%) 29,6 17,5 13,9 Sistolik (mmHg) (rerata+SD) 149,8 + 19,2 121,0 ± 6,9 105,6 ± 6.5 0,000* Diastolik (mmHg) (rerata+SD) 95,1 + 9,8 78,5 ± 4,6 68,2 ± 7,1 0,000* GDS (mg/dl) (rerata+SD) 90,0 + 8,9 89,5 ± 10,6 87,6 ± 9,7 0,108*

Kreatinin darah (mg/dl) (rerata+SD) 0,8 + 0,2 0,8 ± 0,2 0,8 ± 0,2 0,197*

Kolesterol total (mg/dl) (rerata+SD) 192,3 + 35,9 186,5 ± 34,5 180,3 ± 28,8 0,001*

Genotip gen ACE

II (%) 68 61,1 57,7 0,338

ID+DD (%) 32 38,9 42,2

Keterangan: Cetak tebal atinya secara statistik bermakna (p<0,05)

*Analisis dengan uji Kruskal-Wallis karena data tidak terdistribusi normal

Tabel 2. Distribusi Genotip (II, ID, DD) Gen ACE pada Subjek Hipertensi, Prehipertensi, dan Normotensi

Stadium hipertensi Total Hipertensi Normotensi Prehipertensi

Genotip II 85 66 5 6 207

Gen ACE ID 39 38 3 7 114

DD 1 4 4 9

Total 125 1 0 8 9 7 330

Tabel 3. Distribusi Alel (I, D) Gen ACE pada Subjek Hipertensi, Prehipertensi, dan Normotensi

Stadium hipertensi Total

Hipertensi Normotensi Prehipertensi

Alel I 209 170 149 528

Gen ACE D 41 46 45 132

Total 250 2 1 6 1 9 4 6 6 0

Frekuensi dari genotip II, ID, DD adalah 85(68%), 39(31,2%), dan 1(0,8%) pada hipertensi, 66(61,1%), 38(35,2%), 4(3,7%) pada normotensi serta 56(57,7%), 37(38,1%), 4(4,1%) pada prehipertensi, secara berurutan. Hasil analisis chi-square menunjukkan bahwa genotip gen ACE tersebut pada subyek hipertensi, prehipertensi dan normotensi secara statistik tidak

(5)

41(16,4%) pada hipertensi, 170(78,7%) dan 46(21,3%) pada normotensi serta 149(76,8%) dan 45(23,2%) pada pre-hipertensi, secara berurutan.

Hubungan Genotip Gen ACE dengan Hipertensi

Hubungan polimorfisme gen ACE dan hipertensi dianalisis dengan asumsi alel D memiliki efek dominan atau resesif. Untuk menguji efek dominan dari alel D, prevalensi hipertensi dibandingkan pada subyek dengan kombinasi genotip ID+DD dan subyek dengan genotip II. Hasil analisis Chi Square 2x2 untuk efek dominan dari alel D terhadap hipertensi menunjukkan hubungan yang signifikan secara statistik. Hasil analisis genotip II vs. ID vs. DD dan efek resesif dari alel D (II+ID vs. DD) tidak menunjukkan hubungan bermakna antara polimorfisme gen ACE dengan hipertensi. Oleh karena rasio prevalens untuk DD+ID vs. II adalah 0,75, OR adalah 0,64, dengan interval kepercayaan 95% 0,373 sampai 0,967, maka alel D merupakan faktor protektif terjadinya hipertensi.

Tabel 4. Distribusi Genotip (II, ID+DD) Gen ACE pada Subjek Hipertensi dan Nonhipertensi

Stadium hipertensi Total p Hipertensi

Non-hipertensi

Genotip ID+DD 3 8 83 121 0,042

Gen ACE II 8 7 122 209

Total 125 20 5 3 30

Tabel 5. Distribusi Genotip (II, ID+DD) Gen ACE pada Subjek Prehipertensi dan Normotensi

Stadium hipertensi Total p prehipertensi normotensi

Genotip ID+DD 7 0 63 133 0,027

Gen ACE II 2 7 45 72

Total 9 7 108 205

Analisis regresi logistik multivarian dilakukan untuk melihat faktor yang paling berpengaruh pada hipertensi. Dilakukan analisis terhadap beberapa faktor yang

ber-Tabel 6. Hasil Analisis Regresi Logistik terhadap Hipertensi

Variabel B SE Wald Df S i g . Exp (B)/ 95% Confidence

OR Interval for Exp (B)

Batas Batas

bawah atas

Usia 0,056 0,016 11.518 1 0,001 1,057 1,024 1,092

I M T 0,139 0,040 12.277 1 0,000 1,149 1,063 1,241

Riwayat keluarga hipertensi -1,081 0,253 18.259 1 0,000 0,339 0,207 0,557

Kadar kolesterol darah 0,007 0,004 3.169 1 0,075 1,007 0,999 1,014

Polimorfisme gen ACE -0,510 0,243 4.402 1 0,036 0,600 0,373 0,967

kolesterol total dalam darah. Analisis regresi logistik multivarian menunjukkan empat variabel yang berpengaruh bermakna terhadap hipertensi yaitu usia, riwayat keluarga hipertensi, IMT dan polimorfisme gen ACE (tabel 6).

Spesifisitas Jenis Kelamin Terkait Hipertensi

Kami membandingkan distribusi genotip berdasarkan jenis kelamin. Pembandingan tersebut dilakukan untuk menguji spesifisitas hubungan jenis kelamin dengan hipertensi. Hasil menunjukkan bahwa pada wanita, dan tidak pada laki-laki, genotip ACE DD+ID berhubungan bermakna dengan hipertensi

Tabel 7. Gambaran Genotip ACE pada Laki-laki dan Wanita, Hubungannya dengan Hipertensi

Jenis Kelamin Genotip Total

II ID+DD

Pria Kelompok Nonhipertensi 54 3 4 88

(p 0,325) Hipertensi 36 1 8 54

Total 90 5 2 142

Wanita Kelompok Nonhipertensi 68 4 9 117

(p 0,041) Hipertensi 51 2 0 71

Total 119 6 9 188

Diskusi

Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan usia yang bermakna secara statistik, subjek berusia lebih dari 40 tahun lebih banyak yang mengalami hipertensi. Hasil tersebut sesuai dengan banyak penelitian di dunia yang melaporkan bahwa peningkatan usia sejalan dengan peningkatan prevalensi hipertensi, seperti penelitian yang dilakukan oleh Gunnar.8 Penelitian yang dilakukan oleh Chobanian et al.1

dan Llyod-Jones et al.9 membandingkan kejadian hipertensi

dengan pembagian usia yg berbeda dengan penelitian ini, yaitu dengan kriteria inklusi usia di atas 60 tahun, kesim-pulannya tetap sama yaitu semakin tinggi usia semakin tinggi pula kejadian hipertensi.

Pada penelitian ini, riwayat keluarga hipertensi ber-hubungan bermakna dengan hipertensi (55,2%). Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Lu et al.10 dan Al-Safia et al.11

Meskipun demikian, ada beberapa penelitian membuktikan bahwa tekanan darah lebih dipengaruhi faktor lingkungan

(6)

dibandingkan faktor hereditas.12,13

Pada penelitian ini, hasil dilaporkan bahwa ada hubungan bermakna antara IMT dengan hipertensi. Hasil tersebut serupa dengan laporan Lu et al.10 danPerry et al.13,

sedangkan Hilmanti et al.14 melaporkan bahwa IMT hanya

berpengaruh meningkatkan prevalensi tekanan darah pada subyek laki-laki.

Sposito15 menerangkan hubungan bermakna antara

hiperkolesterolemia dengan hipertensi. Hubungan tersebut dipengaruhi berbagai mekanisme, di antaranya penurunan bioavailabilitas Nitric Oxide, peningkatan aktivitas vaso-konstriktor (angiotensin II dan endothelin-1), penurunan sensitivitas garam, peningkatan stress oksidatif dan lain sebagainya.15 Hasil penelitian ini dilaporkan bahwa kadar

kolesterol darah pada subyek hipertensi lebih tinggi di-bandingkan dengan kelompok prehipertensi, begitu pula kadar kolesterol darah pada prehipertensi lebih tinggi dibandingkan kelompok normotensi. Nasri16 melaporkan

bahwa tidak ada hubungan antara kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah dengan tekanan darah diastolik rata-rata, tetapi ada hubungan bermakna antara kolesterol LDL dengan tekanan darah sistolik rata-rata.

Frekuensi genotip II, ID dan DD untuk keseluruhan subyek penelitian ini adalah 207 (62,7%), 114 (34,6%), 9 (2,7%), sedangkan frekuensi alel I dan D adalah 528 (80%) dan 132 (20%). Frekuensi genotip DD sangat rendah dibandingkan genotip ID dan II, baik pada kelompok hipertensi, normotensi maupun prehipertensi. Frekuensi alel I lebih besar dari alel D. Hal tersebut serupa dengan frekuensi alel D pada penelitian di populasi Malaysia (35%)17, Cina (37%)18, Taiwan (36%)19,

Singapura (31%)20 dan terutama pada populasi

Aborigin-Australia (3%).21 Hasil tersebut berbeda dengan penelitian

lain yang melaporkan bahwa frekuensi alel D lebih besar dari alel I, seperti pada populasi Arab (61-73%)22,23 dan

Afrika-Amerika (59%).24

Pada penelitian ini, alel D menunjukkan hubungan yang signifikan secara statistik terhadap hipertensi. Hasil analisis genotip II vs. ID vs. DD dan efek resesif dari alel D (II+ID vs. DD) tidak menunjukkan hubungan bermakna antara polimorfisme gen ACE dengan hipertensi. Penelitian lain yang menunjukkan hubungan positif antara alel D dan hipertensi yaitu Markus et al.25, Zee et al.26, Niu et al.27, dan lainnya. 28-30Sebaliknya, beberapa penelitian melaporkan tidak adanya

hubungan antara polimorfisme gen ACE I/D dengan hipertensi, seperti pada penelitian Fuentes et al.31,

Jeunemaitre et al.32, Castellano33 dan penelitian lainnya.34-35

Metaanalisis oleh Staessen et al.36 dari 23 penelitian

menyimpulkan bahwa ada hubungan bermakna antara alel D dengan hipertensi pada wanita dan orang Asia. Pada kelompok yang lain, tidak ditemukan adanya hubungan. Sebaliknya, pada metaanalisis lain oleh Agerholm-Larsen et al.37 yang terbatas pada orang Kaukasia mengindikasikan

bahwa tekanan darah tidak dipengaruhi oleh genotip DD dibandingkan II. Dalam sebuah kajian mengenai genetik

hipertensi manusia tahun 2005, Agarwal et al.38 mendata 26

penelitian lengkap yang terdiri dari 12 penelitian melaporkan hubungan positif dan 14 penelitian melaporkan negatif. Berbagai penelitian tentang hubungan polimorfisme gen ACE I/D dengan hipertensi menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Terdapat beberapa penelitian yang melaporkan hubungan antara alel D dan hipertensi, sedangkan penelitian lain tidak menemukan hubungan tersebut.

Berdasarkan hubungan perbandingan distribusi genotip terhadap jenis kelamin dengan hipertensi, didapatkan bahwa pada wanita dan tidak pada laki-laki, genotip ACE DD berhubungan bermakna dengan hipertensi. Temuan tersebut sama dengan hasil metaanalisis oleh Staessen et al.36 Kesimpulan

Penelitian skala besar ini menunjukkan adanya hubungan bermakna antara polimorfisme gen ACE I/D dan hipertensi di Yogyakarta, Indonesia. Berdasarkan hasil analisis genotip ACE, dapat dibuat simpulan bahwa frekuensi alel D dari gen ACE pada penduduk Yogyakarta, Indonesia sangat rendah.

Penelitian lanjutan tentang polimorfisme gen ACE yang meliputi seluruh wilayah Indonesia perlu dilakukan untuk mengetahui distribusi alel D dari gen ACE pada populasi Indonesia. Perlu juga penelitian lebih lanjut terkait hubungan polimorfisme gen ACE dengan respon pasien hipertensi terhadap obat antihipertensi ACE inhibitor di Indonesia.

Rekomendasi bagi orang normal dan prehipertensi agar menjaga berat-badannya dalam batas normal karena IMT berhubungan bermakna dengan hipertensi. Individu yang memiliki keluarga kandung atau sedarah dengan riwayat hipertensi sebaiknya menerapkan pola hidup yang sehat seperti olahraga teratur dan cukup waktunya, pola makan yang baik, menghindari alkohol, obesitas, makanan tinggi kolesterol dan rokok untuk mencegah hipertensi.

Daftar Pustaka

1. Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, Cushman WC, Green LA, Izzo JL, et al.. The seventh report of joint national committee on prevention, detection, evaluation, and treatment of hyper-tension. The JNC 7 report. JAMA 2003;289:2560-72. 2. Giner V, Poch E, Bragulat E, Oriola J, Gonzalez D, Coca A, et al.

Renin-angiotensin system genetic polymorphism and salt sensi-tivity in essential hypertension. Hypertension. 2000;35:512-7. 3. Rigat B, Hubert C, Alhenc-Gelas F, Cambien F, Corvol P, Soubrier F. An insertion/deletion polymorphism in the angiotensin I-con-verting enzyme gene accounting for half the variance of serum enzyme levels. J Clin Invest. 1990;86:1343-6.

4. Crisan D, Carr J. Angiotensin I-converting enzyme, genotype and disease associations. Journal of Molecular Diagnostics. 2000;2(3):105-15.

5. Al-Hinai AT, Hassan MO, Simsek M, Al-Barwani H, Bayoumi R. Genotypes and allele frequencies of angiotensin converting en-zyme (ACE) insertion/ deletion polymorphism among Omanis. SQU Journal for Scientific Research: Medical Sciences. 2002;4(1-2):25-7.

6. Rigat B, Hubert C, Corvol P, Soubrier F. PCR detection of the insertion/deletion polymorphism of the human angiotensin

(7)

con-Nucleic Acids Res. 1992;20:1433.

7. Shanmugam W, Sell KW, Saha BK. Mistyping ACE

heterozy-gotes. PCR Meth Appl 1993;3:120-1.

8. Gunnar A. Effect of age on hypertension: analysis of over 4800 referred hypertensive patients. Saudi Journal of Kidney Disease Transplantation. 1999;10:268-97.

9. Llyod-Jones DM, Evans JC, Levy D. Hypertension in adults across the age spectrum: current outcomes and control in com-munity. JAMA. 2005;294:466-72.

10. Lu FH, Tang SJ, Yang YC, Chang CJ. Hypertension in elderly persons : its prevalence and associated cardiovascular risk factors in Tainan city, southern Taiwan. J of gerontology. 2000; 55A(8):M463-8.

11. Al-Safia SA, Aboul-Eneinb FH, Aboul-Eneinc BH, Manuelb B. Influence of Family history and lifestyle on bloodpressure and heart rate in young adults in Jordan. Public Health Elseviert. 2006;120(11):1027-32.

12. Daniel T, Keil LE, Keil JE. Epidemiology of hypertension in African Americans. Semin Nephrol 1996;16:63–70.

13. Perry IJ, Whincup PH, Shaper AG. Environmental factors in the development of essential hypertension. Brit Med Bull. 1994;50:246-59.

14. Hilmanti D, Djais JTB, Marina H. Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh dan Peningkatan Tekanan Darah Pada Anak Remaja Obes Dengan Hipertensi. Bionatura. 2008;10(1):93-7.

15. Sposito AC. Emerging insights into hypertension and dislipidaemia synergies. European heart journal supplements 2004;6:G8-12 16. Nasri H. the influence of serum LDL-cholesterol and

HDL-cho-lesterol on systolic blood pressure of type II diabetic patient with various kidneys function not yet on dialysis. Pak J Physiol. 2006;2(1):p1-4

17. Jayapalan JJ, Muniandy S, Chan SP. Angiotensin-1 converting enzyme I/D gene polymorphism: scenario in Malaysia. South-east Asian J Trop Med Public Health. 2008;39(5):917-21. 18. Young RP, Sanderson JE, Tomlinson B, Woo KS, Critchley JAJH.

Angiotensin converting enzyme insertion-deletion polymor-phism in Chinese. J Hypertens. 1995;13:1479-83.

19. Chuang LM, Chiu KC, Chiang FT, Lee KC, Wu HP, Lin B J, et al. Insertion/ deletion polymorphism of the angiotensin I-convert-ing enzyme gene in patients with hypertension, non-insulin-dependent diabetes mellitus, and coronary heart disease in Tai-wan. Metabolism. 1997;46:1211-4.

20. Lau YK, Woo KT, Choong HL, Zhao Y, Tan HB, Cheung W, et

al. ACE gene polymorphism and disease progression of IgA neph-ropathy in Asians in Singapore. Nephron. 2002;91:499-503. 21. Lester S, Heatley S, Bardy P, Bahnisch J, Bannister K, Faull R, et

al. The DD genotype of the angiotensin-converting enzyme gene occurs in very low frequency in Australian Aborigines. Nephrol Dial Transplant. 1999;14:887-90.

22. Bayoumi RA, Simsek M, Yahya TM, Bendict S, Hinai A, Al-Barwani H, et al. Insertion-deletion polymorphism in the angio-tensin-converting enzyme (ACE) gene among Sudanese, Soma-lis, Emiratis, and Omanis. Hum Biol. 2006;78:103-8.

23. Al-Hinai AT, Hassan MO, Simsek M, Al-Barwani H, Bayoumi R. Genotypes and allele frequencies of angiotensin converting en-zyme (ACE) insertion/ deletion polymorphism among Omanis. SQU J Sci Res Med Sci. 2002;4:25-7.

24. Barley J, Blackwood A, Carter ND, Crews DE, Cruickshank JK, Jeffery S, et al. Angiotensin-converting enzyme

insertion/dele-1994;12:955-7.

25. Markus HS, Barley J, Lunt R, Bland JM, Jeffery S, Carter ND, et

al. Angiotensin-converting enzyme gene deletion polymorphism: a new risk factor for lacunar stroke but not carotid atheroma. Stroke. 1995;26:1329-33.

26. Zee RY, Lou YK, Griffiths LR, Morris BJ. Association of a poly-morphism of the angiotensin I-converting enzyme gene with essential hypertension. Biochem Biophys Res Commun. 1992;1(84):9-15.

27. Niu W, Qi Y, Hou S, Zhai X, Zhou W, Qiu C. Haplotype-based association of the renin-angiotensin-aldosterone system genes polymorphisms with essential hypertension among Han Chi-nese: the Fangshan study. J Hypertens. 2009;27:165-71. 28. Giner V, Poch E, Bragulat E, Oriola J, Gonzalez D, Coca A, et al.

Renin-angiotensin system genetic polymorphism and salt sensi-tivity in essential hypertension. Hypertension. 2000;35:512-7. 29. Agachan B, Isbir T, Yilmaz H, Akoglu E. Angiotensin converting enzyme I/D, angiotensinogen T174M-M235T and angiotensin II type 1 receptor A1166C gene polymorphisms in Turkish hy-pertensive patients. Exp Mol Med. 2003;35:545-9.

30. Kario K, Hoshide S, Umeda Y, Sato Y, Ikeda U, Nishiuma S, et al. Angiotensinogen and angiotensin-converting enzyme genotypes, and day and night blood pressures in elderly Japanese hypertensives. Hypertens Res. 1999;22:95-103.

31. Fuentes RM, Perola M, Nissinen A, Tuomilehto J. ACE gene and physical activity, blood pressure, and hypertension: a population study in Finland. J Appl Physio. 2002;92:2508-12.

32. Jeunemaitre X, Lifton RP, Hunt SC, Williams RR, Lalouel JM. Absence of linkage between the angiotensin converting enzyme locus and human essential hypertension. Nat Genet 1992;1:72-5.

33. Castellano M, Glorioso N, Cusi D, Sarzani R, Fabris B, Opocher G, et al. Genetic polymorphism of the renin-angiotensin-aldos-terone system and arterial hypertension in the Italian popula-tion: the GENIPER Project. J Hypertens. 2003;21:1853-60. 34. Vasku A, Soucek M, Znojil V, Rihacek I, Tschoplova S, Strelcova

L, et al. Angiotensin I-converting enzyme and angiotensinogen gene interaction and prediction of essential hypertension. Kid-ney Int. 1998;53:1479-82.

35. Tiret L, Blanc H, Ruidavets JB, Arveiler D, Luc G, Jeunemaitre X,

et al. Gene polymorphisms of the renin-angiotensin system in relation to hypertension and parental history of myocardial in-farction and stroke: the PEGASE study. Projet d’Etude des Genes de l’Hypertension Arterielle Severe a moderee Essentielle. J Hypertens. 1998;16:37-44.

36. Staessen JA, Wang JG, Ginocchio G, Petrov V, Saavedra AP, Soubrier F, et al. The deletion/insertion polymorphism of the angiotensin converting enzyme gene and cardiovascular-renal risk. J Hypertens. 1997;15:1579-92.

37. Agerholm-Larsen B, Nordestgaard BG, Tybjaerg-Hansen A. ACE gene polymorphism in cardiovascular disease: meta-analyses of small and large studies in whites. Arterioscler Thromb Vasc Biol. 2000;20:484-92.

38. Agarwal A, Williams GH, Fisher ND. Genetics of human hyper-tension. Trends Endocrinol Metab. 2005;16:127-33.

Gambar

Gambar 1. Hasil Genotyping Gen  ACE  yang  Dilakukan  de- de-ngan Metode PCR. M=marker
Tabel 7. Gambaran Genotip ACE pada Laki-laki dan Wanita, Hubungannya dengan Hipertensi

Referensi

Dokumen terkait

J.Co merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang restaurant yang menawarkan produk olahan kopi (Coffee), donat, dan yoghurt beku. Kata Kunci: kualitas pelayanan,

penyandang disabilitas sudah diatur dalam Undang-undang terbaru yaitu Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 yang mengatur bahwa setiap penyandang disabilitas mempunyai hak

Dari analisa kenyamanan menggunakan grafik ISO 2631, didapatkan bahwa tingkat kenyamanan suspensi hasil perancangan ulang pada frekuensi diatas 3,2 Hz lebih baik

Penyelesaian Sengketa dengan Menggunakan Hukum Nasional, apabila para pihak yang bersengketa tidak bisa menyelesaikan permasalahan menggunakan perantara fetor, maka

Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah mencoba mengembangkan data dari hasil foto udara dengan memanfaatkan data Digital Surface Model (DSM) yang di olah menjadi

Kedua software tersebut sama-sama memiliki kemampuan untuk mengolah data foto digital menjadi orthophoto , akan tetapi metode yang digunakan dari kedua software tersebut

Dampak sosial adalah hubungan yang terjadi dan saling mempengaruhi sehingga menimbulkan pengaruh dampak sosial baik positif maupun negatif; dampak sosial positifnya adalah