• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sat Narkoba Polres Purworejo Tes Urine Pegawai PN Purworejo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sat Narkoba Polres Purworejo Tes Urine Pegawai PN Purworejo"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Sat Narkoba Polres Purworejo

Tes

Urine

Pegawai

PN

Purworejo

PURWOREJO, FP – Satuan Narkoba Polres Purworejo Polda Jateng bersama Ur Kesehatan Polres Purworejo menggelar tes urin dadakan di Pengadilan Negeri (PN) Purworejo, Selasa (10/10). Sebanyak 44 pegawai Pengadilan Negeri Purworejo satu persatu melakukan tes urine langsung diawasi oleh Wakapolres Purworejo Kompol Sumaryono, pemeriksaan yang dilakukan sejak pagi hari, sebanyak 44 pegawai terlebih dahulu mendaftar kemudian menyerahkan urine nya.

Menurut Kasat Narkoba Polres Purworejo, AKP Suwardi, tes tersebut dilakukan dengan sasaran khusus PN Purworejo bertujuan untuk mencegah pengunaan narkotika psikotropika dan zat aditif lainnya (napza) di kalangan Karyawan PN Purworejo. “Dengan dilakukan tes urine dadakan ini, harapan kami adalah PN Purworejo tidak akan berani macam-macam dengan narkoba, karena sangsinya akan sangat berat,”kata Kasat Narkoba.

Menurut Paur Kesehatan Polres Purworejo, Bripka Priswanto, ada 6 komponen zat yang akan diperiksa dimana salah satu zat biasa ditemukan dalam obat-obat yang umum dijual di pasaran.

“Dari pemeriksaan yang dilakukan di PN Purworejo tidak ditemukan karyawan yang mengkonsumsi narkoba” pungkas Kasat Narkoba.

(2)

Kasus Fitri Ashari, DPRD Akan

Panggil Direktur RSUD Dr.

Tjitrowardoyo

PURWOREJO, FP – Tindakan diskriminasi yang diduga dilakukan oleh petugas RSUD Dr Tjitrowardoyo terhadap pasien pemegang Kartu Indonesia Sehat (KIS), Fitri Ashari (23), warga Desa Kerangka, Kecamatan Purwodadi, ditanggapi serius oleh Wakil Ketua DPRD Purworejo, Yophi Prabowo, SH, Senin (9/10).

Yophi yang juga Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Purworejo itu bahkan berencana memanggil Direktur RSUD Dr Tjitrowardojo untuk diminta klarifikasi atas kasus tersebut.

“Kasus yang dialami oleh Fitri Ashari jadi masukan DPRD. Insyaallah kami akan segera memanggil Direktur RSUD untuk klarifikasi,”katanya, Senin (9/10).

Menurut Yophi, RSUD tidak boleh membedakan pasien kaya dan miskin, atau pemilik KIS dan bukan. Pelayanan kesehatan harus diberikan sama kepada semua orang.

Dijelaskan, setiap institusi kesehatan termasuk RSUD harus mengutamakan penyelamatan nyawa dibanding prosedur. Bahkan jika pasien yang ditangani orang yang tidak punya uang pun, RSUD wajib menanganinya.

Menurut Yophi, kasus yang menimpa Fitri Ashari harus dijadikan pelajaran bagi semua pihak dan tidak boleh terulang kembali. Bahkan Yophi menghimbau kepada masyarakat agar tidak sungkan-sungkan melaporkan ke DPRD jika menerima pelayanan buruk dari institusi pemerintah. (Nas)

Terkait KTP Pasien Ditahan

Karena Tak Mampu Bayar

(3)

Persalinan, Ini Jawaban Pihak

RSUD

PURWOREJO, FP – Pihak RSUD Tjitrowardoyo Purworejo akhirnya memanggil keluarga pasien yang KTP nya ditahan karena belum bisa bayar biaya persalinan, Senin (9/10). Pemanggilan untuk klarifikasi dan penyelesaian persoalan. Heri Supriyanto, keluarga pasien datang didampingi Kepala Desa Ketangi Ambyah Panggung, sementara pihak RSUD diwakili Sri Raharjo (Penyusun Anggaran dan Mobilisasi Dana ), Dr. Eko Siswanto (Kabid Pelayanan), Lely Dewi Pramudya (Kasubbag Hubmas)

Dalam kesempatan itu pihak RSUD mengungkapkan jika persoalan tersebut hanya misi komunikasi saja. Secara medis tidak ada yang salah dalam prosedur penanganan terhadap pasien atas nama Fitri Ashari saat proses persalinan. “Secara prosedur untuk pacu persalinan membutuhkan proses, namun karena pihak keluarga pasien tidak sabar maka atas permintaan sendiri minta dioperasi, “kata dr. Eko Siswanto.

Padahal, dengan pengajuan operasi atas permintaan sendiri tidak ada jaminan dari BPJS karena yang ditanggung oleh BPJS hanya operasi atau tindakan medis yang rekomendasi dari pihak rumah sakit. “Namun demikian persoalan sudah selesai dan keputusannya pasien dibebaskan dari biaya, “ungkapnya.

Sementara Sri Rahardjo membantah pihak rumah sakit menahan KTP pasien untuk jaminan, “penahanan KTP pasien hanya Untuk memudahkan komunikasi karena yang bersangkutan masih mempunyai hutang dengan dengan pihak RSUD, “kata Sri Rahardjo.

Sedangkan Heri Supriyanto, istri Fitri Ashari mengaku bisa menerima keputusan tersebut. “Ya, saya bisa menerima, saya

(4)

dibebaskan dari biaya, “tutur Heri Supriyanto usai pertemuan dengan pihak RSUD.

Menanggapi persoalan tersebut, Sekda Purworejo Drs. Said Romadhon mengatakan akan menegur pihak RSUD Purworejo.

RS Aisyiyah dan PT Sido

Muncul Gelar Operasi Katarak

Gratis

PURWOREJO, FP – Rumah Sakit Aisyiyah Purworejo bekerjasama dengan Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami) cabang Yogyakarta dan PT. Sido Muncul menggelar bakti sosial operasi katarak gratis, Minggu (8/10). Operasi katarak gratis diikuti 48 peserta yang berasal dari masyarakat Purworejo dan sekitarnya.

Kegiatan operasi katarak gratis dihadiri perwakilan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo, Ditektur Rumah Sakit Aisyiyah Purworejo, dr. HM. Maimun, MPH, Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah, Frin Erma Nurhayati, S.Pd, M.Si, Ketua Perdami Cabang Yogyakarta Prof. dr. Suhardjo, SU, SpM, Publik Relations Staff PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul tbk, Hendrik, dan sejumlah pejabat terkait lainnya.

Dikatakan Hendrik, pelaksanaan operasi katarak gratis Tolak Angin Sido Muncul tersebut merupakan kelanjutan dari kerjasama yang dilakukan dengan Perdami cabang Yogyakarta pada 7 Mei 2017 lalu untuk 350 mata. “Operasi katarak gratis ini dilakukan secara bertahap

(5)

dibeberapa daerah dan sebelumnya telah dilakukan di RS Bethesda Yogyakarta dan Balai Mudita Cilacap, ” katanya.

Dijelaskan, operasi katarak gratis Tolak Angin Sido Muncul sudah dilaksanakan sejak tahun 2011 di 27 provinsi, 211 kota/kabupaten di 236 rumah sakit/klinik mata di seluruh Indonesia. “Hingga saat ini jumlah mata yang telah dioperasi atas kerjasama PT Sido Muncul dengan Perdami berjumlah 50.710 mata, “ucapnya.

Sedang Prof. dr. Suhardjo, SU, SpM mengatakan, operasi katarak gratis sangat positif sekali mengingat angka kebutaan di Jawa Tengah khususnya Kabupaten Purworejo masih lumayan tinggi. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan tahun 2013 masih sekitar 4 persen. “Masih cukup tinggi, dan itu bukan menjadi tanggung jawab Kementerian Kesehatan saja, tapi juga pihak-pihak terkait seperti Perdamai, “katanya.

Karena itu, kata Prof. dr. Suhardjo, dirinya tetap membutuhkan bantuan dan dukungan seperti yang sudah dilakukan oleh PT Sido Muncul. Namun demikian dirinya juga berharap jangan hanya sebatas katarak saja, melainkan juga bantuan berupa pembagian kaca mata bagi penderita mata yang disebabkan oleh penyakit diabetes. “Yang penting lagi adalah pencegahan dini bagi penderita penyakit mata, “katanya.

(6)

Sementara itu, Pimpinan Daerah Aisyiyah Purworejo Frin Erma Nurhayati, S.Pd, M.Si mengungkapkan sangat menyambut baik kegiatan operasi katarak gratis karena hal tersebut sejalan dengan kegiatan yang ada di RS Aiysiyah, yakni membantu pelayanan di bidang kesehatan kepada masyarakat. “Kegiatan pelayanan bidang kesehatan kepada masyarakat merupakan salah satu kegiatan yang sangat menjadi perhatian RS Aisyiyah Purworejo, “katanya.

Misnatun (59) warga Desa Aglik Kecamatan Grabag mengaku sangat senang dengan operasi katarak gratis karena sangat terbantu sekali dalam hal biaya. “Operasinya juga cepat dan tidak sakit, “ucap Misnatun usai dioperasi.

Jaring Calon Anggota Polri,

Polres Purworejo Manfaatkan

Car Free Day

PURWOREJO, FP – Untuk menjaring minat pelajar, pemuda dan pemudi Kabupaten Purworejo, Polres Purworejo Polda Jateng mensosialisasikan pembinaan latihan calon Polri di halaman Satlantas. Minggu (08/10).

Sosialisasi dilakukan di Satlantas Polres Purworejo bertujuan untuk menjaring masyarakat yang pagi hari Minggu menikmati car free day, tidak hanya undangan dari pelajar bahkan masyarakat yang sedang menikmati car free day mendekati sosialisasi ini. Sedikitnya ada sekitar 300 pemuda dan pemudi Kabupaten Purworejo yang hadir dan mencoba mendaftar dalam pembinaan latihan calon Polri ini. Kabag Sumda Polres Purworejo Kompol Sriwigiyanti mengatakan, sengaja memanfaatkan momen Car Free Day Untuk menjaring masyarakat yang berminat untuk menjadi

(7)

anggota Polri.

Sementara Wakapolres Purworejo yang membuka acara mengatakan tujuan dari sosialisasi untuk menarik minat dari pemuda-pemudi masyarakat kabupaten Purworejo untuk menjadi Anggota Polri. Dikatakan, pada tahun 2018 Polri akan membuka kesempatan putra dan putri terbaik untuk menjadi pesonel Polri, namun sebelum masuk tahap pendaftaran akan didahului dengan pembinaan dan pelatihan.

“Rekrutmen penerimaan Polri tahun 2018 dengan prinsip seleksi bersih, transparan, akuntabel dan humanis dimana dalam pelaksanaannya melibatkan pengawas eksternal dan internal yang bersifat independen dalam setiap tahab seleksi,”kata Wakapolres Purworejo.

SMKN 4 Purworejo Tanamkan

Disiplin dan Cinta Lingkungan

PURWOREJO, FP – Memperingati Hari Ulang Tahun ke-13, SMK Negeri 4 Purworejo menggelar berbagai kegiatan lomba dan bhakti sosial, Selasa (3/10). Kegiatan lomba meliputi masak ikan, sepak bola sarung, bola voli buta, baca puisi, pembuatan mural, make up putri dan lomba voli antar SMA/SMK/MA se-Kabupaten Purworejo. Sementara bhakti sosial dikemas dalam kegiatan jalan santai sambil memungut sampah disepanjang rute yang dilewati. Bhakti sosial berhadiah dimenangkan oleh 3 peserta yang paling banyak mengumpulkan sampah.

Kepala SMK Negeri 4 Purworejo Wahyono, M.Pd didampingi Ketua Panitia HUT Edi Mardiyanto mengatakan, SMK Negeri 4 Purworejo identik dengan sekolah yg menamamkan kedisiplinan, namun demikian penanaman cinta lingkungan juga menjadi ciri SMKN 4. “Gerakan bersama jalan santai sambil memungut sampah adalah

(8)

salah satu wujud cinta kami terhadap lingkungan, “kata Wahyono.

M e n u r u t W a h y o n o , d a l a m menciptakan sekolah yang rindang, hijau dan nyaman juga mendapat dukungan oleh seluruh warga sekolah. Mulai dari guru, karyawan dan siswa sangat semangat dalam mendukung pengelolaan Sekolah yang rindang, hijau dan nyaman. “Mereka semua bergotong royong dalm pembuatan taman, taman yang sudah di kapling akan menjadi tanggung jawab per kelas dibawah bimbingan Wali kelas,”katanya.

Momentum tersebut, kata Wahyono, akan digunakan untuk persiapan Visitasi SMK 4 Purworejo sebagai Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional.

Sementara itu, Edi Mardiyanto mengungkapkan, lomba voly antar SMK, SMA, dan MA sekalgus untuk mencari bibit pemain Bola Voly. Dijelaskan, dalam lomba tersebut keluar sebagai juara 1 putri dari SMK Negeri 3 Purworejo, sedang juara putra 1 SMK Negeri 4 Purworejo.

Selain penyerahaan hadiah lomba, dalam kesempatan itu juga ada pemberian anugerah bagi karayawan paling rajin dan terinovatif. Hal tersebut dimaksudkan untuk memancing para guru agar selalu memberikan pelayanan yang terbaik. “Sedangkan siswa atau Taruna Taruni juga kita berikan Anugerah berupa King dan Queen.Semua pemilihan dilakukan dgn Polling, sehingga lebih terbuka, ”

(9)

pungkas Wahyono.

Puncak kegiatan berupa Siraman Rohani oleh Ustd Sugito, M.Pd.I. yg dihadiri oleh seluruh warga sekolah, Komite Sekolah, Kepala Desa Briyan dan Jombang serta Dan Lanal pos Keburuhan beserta stafnya.

Belum Mampu Lunasi Biaya

Persalinan, KTP Suami Istri

Ini Ditahan Pihak RSUD

PURWOREJO, FP – Apa yang dialami oleh Fitri Ashari (23), warga RT 02/ RW 06, Desa Ketangi, Kecamatan Purwodadi ini bisa menjadi contoh salah satu diantara sekian banyak potret buram pilih kasihnya pelayanan kesehatan yang diterima masyarakat Kabupaten Purworejo. Fitri nyaris saja mengalami masa kritis dalam proses persalinannya karena hampir terlambat mendapatkan layanan kesehatan. Ironisnya, keterlambatan penanganan tersebut harus dialami karena Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang dimiliki Fitri membuatnya tak bisa mendapatkan pelayanan secepatnya dengan berbagai alasan.

Istri dari Heri Supriyanto (25) ini sendiri telah melahirkan anak pertamanya di RSUD Tjitrowardjojo pada Sabtu (30/9) lalu. Namun hingga saat ini, Kartu Tanda Penduduk (KTP) milik sepasang suami istri ini masih ditahan pihak rumah sakit lantaran mereka belum mampu melunasi biaya persalinan sebesar Rp. 4.225.000,’.

Dikatakan, bahwa dirinya sebenarnya tidak tahu persis tentang biaya yang harus ditanggung dari persalinannya itu. Sedari awal, ia menganggap bahwa semuanya akan gratis dengan menggunakan KIS yang ia miliki.

Sementara itu, Heri, sang suami menjelaskan permasalahan itu muncul, awalnya, ketika si istri hendak melahirkan, ia telah mencari tahu seputar pembiayaan KIS. Dan ternyata informasi yang didapat, bahwa biaya persalinan menggunakan KIS ditanggung oleh pemerintah alias gratis.

(10)

Dikisahkan, fitri masuk rumah sakit hari Jumat (29/09) lalu dan sebelumnya juga telah ditanyakan tentang penggunaan KIS, ternyata memang diketahui gratis. Setelah di RSUD , fitri dikasih obat pacu agar lebih lancar melahirkan, tapi sampai hari Sabtu malam belum melahirkan juga.

Heri yang tidak tega melihat istrinya sekarat tak berdaya akhirnya meminta pihak rumah sakit untuk segera melakukan operasi. Namun, pihak rumah sakit memberikan persyaratan yang di luar dugaan. Pasien menggunakan KIS tidak bisa mendapatkan pelayanan secara cepat. Pasien harus menunggu sampai hari senin agar bisa ditangani, pasalnya dokter KIS saat itu sedang libur.

Namun ketika pasien sanggup membayar biaya persalinan itu, tiba-tiba dokternya ada dan fitri bisa dioperasi.

Heri pun menyesalkan tindakan rumah sakit yang seolah-olah mengabaikan pasien dengan jaminan KIS. “Sebagai seorang kepala keluarga yang hanya bekerja sebagai karyawan di sebuah percetakan dengan upah yang pas-pasan, saya sangat keberatan dengan biaya yang harus kami tanggung,”kata Heri.

Sementara pihak RSUD Tjitrowardojo saat dihubungi melalui humasnya menyatakan pihaknya akan segera memanggil keluarga pasien untuk diajak duduk bersama menyelesaikan persoalan itu.

Peringati HUT TNI ke 72,

Yonmek 412 Kostrad Gelar

(11)

Pameran Alutsista

PURWOREJO, FP – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun TNI ke- 72 tahun 2017, Bataliyon Mekanis (Yonmek) 412/6/2 Kostrad Purworejo bekerjasa dengan Dinas Sosial serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Purworejo menggelar pameran Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) di Area Taman Cerdas Komplek Kolam Renang Artha Tirta, Sabtu (7/10). Kegiatan juga diisi dengan bhakti sosial pembuatan saluran air, pasar murah Untuk anggota dan masyarakat, lomba Poco-poco, dan mewarnai.

Komandan Bataliyon Mekanis 412 Kostrad Letkol Infantri Fendri Nafyanto R mengatakan, Alutsista meliputi jenis senjata Senja K 7 Daiwo, MP 5 K Montir 81 Tapela, Japlin, AWS, SO Minimi, SS 2 V 4, Pistol G 2, Tank M 113 2 Unit, 1 PJD 1 butir. “Kegiatan melibatkan 50 personil Bataliyon Mekanis 412 Kostrad,” katanya.

Dijelaskan, tujuan pameran Alutsista untuk memperlihatkan kepada masyarakat tentang persenjataan terbaru yang dimiliki TNI. “Anggaran Alutsista dari rakyat, jadi kita harus tunjukkan inilah Alutsista yang dibiayai rakyat, “kata Letkol Infantri Fendri Navyanto disela-sela kegiatan Sabtu (7/10).

Diungkapkan, keberadaan TNI Untuk masyarakat, apapun yang terjadi TNI senantiasa tetap bersama masyarakat”Ekonomi masyarakat lancar, hidupnya tenang, negara akan kokoh dan semakin maju,”ungkapnya.

(12)

Persemki

Sosialisasi

Permenkes No. 80 dan Inpers

No. 9 Tahun 2017

PURWOREJO, FP – Untuk memperjelas status kelulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) khususnya lulusan keperawatan, Persatuan SMK Kesehatan Indonesia (Persemki) menggelar sosialisasi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Asisten Tenaga Kesehatan dan Inpers No. 9 Tahun 2017. Sosialisasi dilaksanakan di Kampus SMK Kesehatan Purworejo Rabu (4/10). Sosialisasi diikuti 25 perwakilan SMK / SMA yang memiliki program keahlian kesehatan se wilayah Kedu. Hadir dalam kesempatan itu perwakilan dari Balai Pengendalian Pendidikan Menengah dan Khusus (BP2MK) Semarang, Dr Sudarmi, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo, dan Puskesmas Cangkrep sebagai perwakilan dari DUDI (Dunia Usaha Dunia Industri). Sementara sebaga pembicara, Hendratno Ketua Persemki.

Kepala SMK Kesehatan Purworejo Nuryadin, S.Sos mengatakan, selama ini lulusan sekolah yang memiliki program keahlian Kesehatan khususnya keperawatan memang masih berpolemik dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). ” Sosialisasi ini akan mempertegas bahwa posisi lulusan SMK Kesehatan sebagai asisten tenaga kesehatan dibawah bimbingan S1 atau D3,” kata Nuryadin yang juga selaku Korwil Persemki.

Dengan adanya sosialisasi perubahan tersebut, lanjut Nuryadin, sekarang polemik dengan PPNI sudah selesai dan lulusan SMK Kesehatan tidak perlu bimbang lagi. Dan bagi DUDI seperti rumah sakit, puskesmas sudah tidak ada alasan lagi untuk menolak lulusan SMK Kesehatan PKL ditempat itu. Menurutnya, sebelum terbit Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 80 tahun 2016 memang terjadi kesimpang siuran nasib lulusan SMK Kesehatan. Lulusan dianggap tidak sah, PKL ditolak dan bahkan muncul wacana SMK Kesehatan akan dibubarkan. Namun setelah sosialisasi tersebut semua jurusan sudah tidak ada masalah dan tidak boleh ada penolakan lagi.

(13)

Kata Nuryadin, dalam Inpers diperintahkan pada Depkes Untuk menampung PKL dan menggunakan tenaga lulusan SMK Kesehatan pada instansi terkait dan mendorong untuk memanfaatkan tenaga kesehatan baik yang berstatus honorer maupun PNS. Bahwa lulusan SMK Kesehatan harus lulus Ujian Kompetensi (ukom) yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Di SMK Kesehatan Purworejo, kata Nuryadin, hal tersebut sudah diterapkan. Lulusan SMK Kesehatan Purworejo akan menerima dua ijasah, pertama dari sekolah atau negara dan yang kedua sertifikat Uji Kompetensi berlogo Garuda dengan dua bahasa, Indonesia dan Inggris sehingga sertifikat tersebut bisa digunakan di luar negeri.

Diungkapkan, program keahlian bidang kesehatan yang boleh dibuka ada 5, Keperawatan Gigi, Keperawatan Kesehatan, Farmasi, Analisis Kesehatan, dan Keperawatan Sosial. “Namun rata-rata yang dibuka bidang keperawatan dan farmasi, hal itu berkaitan dengan SDM serta mahalnya laboraturium untuk 3 jurusan lainnya, “ungkapnya.

Nuryadin berharap, dengan adanya sosialisasi tersebut mampu menyatukan presepsi, visi misi dalam rangka menyiapkan tenaga kesehatan yang profesional untuk menghadapi era globalisasi. “Semoga dengan sosialisasi ini dapat memperjelas dan menyatukan presepsi bersama di level penentu kebijakan sehingga masyarakat tidak dibuat bingung dengan informasi-informasi yang ada selama ini, “pungkasnya.

(14)

Ratusan Tukang Becak Bermotor

Unjuk Rasa di Gedung DPRD

Purworejo

PURWOREJO, FP – Ratusan tukang becak bermotor (bentor) mendatangi gedung DPRD Purworejo untuk menyampaikan aspirasi, Jumat (6/10). Unjuk rasa dilakukan menyusul rencana akan dilarangnya bentor beroperasi di wilayah Kabupaten Purworejo. Mereka datang ke gedung DPRD sambil membawa becak yang dihiasi bermacam-macam tulisan seperti becakku kehidupanku, jangan buang kami, dan hidup kami dari mbecak.

Sebelum mendatangi gedung DRPD, mereke berkumpul di SMA Negeri 7 Purworejo kemudian bergerak ke arah utara jalan Mayjend Sutoyo, Jalan Setia Budi, (depan pendopo), jalan Urip Sumiharjo dan menuju gedung DPRD Purworejo.

Rumino Bagong, selaku koordinator aksi mengatakan, tujuan unjuk rasa untuk menuntut agar bentor diijinkan beroperasi dan sanggup mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku. “Kami juga menuntut agar anggota DPRD Purworejo memberikan payung hukum atau perda tentang becak motor, “kata Rumino.

Rumino Bagong

Menurut Rumino, rencana pelarangan bentor beroperasi muncul setelah beberapa waktu lalu para tukang becak bermotor di undang ke Satlantas Polres Purworejo untuk diberi sosialisasi. Dari sosialisasi tersebut agar para tukang becak bermotor mengembalikan fungsinya seperti semula. “Intinya becak

(15)

bermotor dilarang beroperasi,”ucap Rumino.

Setelah berorasi, 11 perwakilan tukang becak bermotor kemudian masuk ke gedung DPRD untuk menyampaikan tuntutan. Dalam audensi tersebut mereka diterima anggota DPRD dari Komisi A, diantaranya, Munawir, Hudoyo, Yanuar, dan Toha Mahasin. Audensi juga dihadiri Kasat Lantas Polres Purworejo, AKP Himawan Aji Angga dan Kepala Dinas Perhubungan Budi Agus.

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat praktikum material cetak silikon percobaan dilakukan dengan dua cara yaitu hand mixing dan static automixing. Penggunaan alat static automixing memberikan hasil

Penelitian ini dilatar belakangi oleh cara pembelajaran atau metode yang kurang bervariasi sehingga menyebabkan siswa kurang aktif atau kreatif dalam pembelajaran, salah

Hulu Sungai Tengah (Batang Alai Utara/ Ilung, SMPKBatang Alai Utara, Hantakan, Batang Alai Selatan/ Kapar, Batu Benawa/ Pagat, Limpasu/ Pauh, Labuan Amas Utara/

Berdasarkan pemikiran tersebut penulis akan mengadakan Penelitian Tindakan Kelas sebagai upaya untuk meningkatkan kerjasama pada anak didik melalui kegiatan bermain

Pertambahan bobot badan harian, konversi ransum, efisiensi ransum, dan nilai IOFC untuk perlakuan konsentrat lebih baik dibandingkan dengan sapi silangan yang

Sementara istri yang berjalan dibelakang akan memikul beban yang sangat berat (ia harus keku tolfafak 12 , rege fodo 13 yang berisi penuh barang bawaan atau hasil

mendeteksi TSH pada kadar yang sangat rendah sehingga dapat digunakan sebagai pemeriksaan  pemeriksaan tunggal dalam menentukan status tiroid dan dilanjutkan dengan tes FT4 hanya

Dalam dunia dewasa ini tanggung jawab keluarga dalam mendidik anak tidak mudah. Ada yang banyak tantangan yang harus dihadapi oleh keluarga Katolik. Kesibukan ker- ja sering